Anda di halaman 1dari 2

PELAKU PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR berinisial EDJ di Desa Wolorega,

Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah ditahan Polres Sikka. "Pelaku
(JLW), sudah ditahan pada 28 November 2020 lalu," jelas Kasat Reskrim Polres Sikka Ipda Agha Ary
Septyan, kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (13/1/2021) malam. Baca juga: Kasus
Pemerkosaan Mandek, Kejaksaan Sebut Penyidik Polres Sikka Belum Lengkapi Kekurangan Berkas
Perkara Ary menjelaskan, seluruh barang bukti dan berkas terkait kasus tersebut telah dilimpahkan
Kejaksaan Negeri Maumere. Saat ini, pihaknya masih menunggu keputusan Kejaksaan Negeri
Maumere. "Jika dari Kejaksaan masih ada yang kurang, kita lengkapi," ungkap Septyan. Sebelumnya,
sebanyak 13 advokat yang tergabung dalam Tim Advokasi Hukum Kemanusiaan (TAHK) menggugat
Kapolri dan Kapolres Sikka atas pembiaran kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa seorang
anak berinisial EDJ. Baca juga: Bupati Faida Diperiksa Kemendagri, Wabup Sebut Pemkab Jember
Sedang Gaduh Peristiwa itu terjadi pada 2016. Saat kejadian, korban masih duduk di bangku kelas 6
SD. Saat ini, ia sudah mengenyam pendidikan SMA.   Orangtua korban telah melaporkan kasus
dugaan pemerkosaan yang dilakukan seorang pria berinisial JLW ke polres setempat pada 2016.
Namun, hingga 2020, belum ada titik terang terkait kasus itu. Baca juga: Cerita Dokter Aaron, Suntik
Sendiri Vaksin Covid-19 ke Tubuhnya, Ini Alasannya... Adapun gugatan telah dimasukkan ke
Pengadilan Negeri Maumere dengan nomor register : 134/Sk/PDT/9/2020/PN.Mme, Senin
(21/9/2020).

REMAJA DIPERKOSA DAN DIJUAL ANAK ANGGOTA DPRD BEKASI Pada pertengahan April 2021,
anak anggota DPRD Bekasi berinisial AT (21) dilaporkan ke Polres Metro Bekasi Kota atas tuduhan
pemerkosaan terhadap remaja, PU (15). Tak hanya memperkosa, AT dituding telah menjual PU ke
pria hidung belang. Kepala Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Novrian
mengatakan, korban yang masih duduk di bangku kelas IX SMP itu disekap di indekost di kawasan
Kelurahan Sepanjang Jaya, Bekasi Timur. Korban, Novrian menambahkan, disekap oleh AT di kamar
indekost yang terletak di lantai 2. Kamar indekost itu disewa pelaku selama sebulan, dari Februari
hingga Maret 2021. Di lokasi itu pula PU diduga diperkosa oleh AT. Terduga pelaku juga memaksa
korban untuk melayani pria hidung belang. Baca juga: Keluarga Korban Kecewa Polisi Lamban
Tangani Anak Anggota DPRD Bekasi yang Diduga Perkosa dan Jual Remaja "Juga kita menemukan
temuan baru. Hasil wawancara kita sama korban, ternyata si anak merupakan korban trafficking,"
ujar Novrian, Senin (19/4/2021). "Selama beberapa lama, anak (PU) disekap di dalam kos-kosan dan
dia dijual pelaku," sambungnya. Terduga pelaku, Novrian membeberkan, menjual korban lewat
aplikasi online MiChat di mana akunnya dioperasikan sendiri oleh AT. Oleh AT, PU dipaksa melayani
4-5 orang laki-laki hidung belang per harinya dengan bayaran sekitar Rp 400.000 per pelanggan.
Bayaran yang AT dapat itu tak sepeser pun diberikan kepada korban. Setelah laporan pada Senin
(12/4/2021) itu, AT rupanya tak kunjung diperiksa pihak kepolisian. Baca juga: Pelaku Belum
Diperiksa, Ayah Korban Pencabulan Anak Anggota DPRD Bekasi Pertanyakan Keseriusan Polisi Hal
itu diungkapkan orang tua korban, D (43). Dia pun mengaku kecewa atas kinerja kepolisian yang
dinilainya lamban dalam menangani kasus putrinya, PU (15). "Saya mempertanyakan di mana
pemanggilan terduga pelaku ini," ujar D, Selasa (18/5/2021), dilansir dari WartaKotalive. Menurut D,
kasus ini jalan di tempat. Padahal, selama sebulan terakhir, ia telah beberapa kali diminta
mendatangi Mapolres Metro Bekasi Kota. D juga menegaskan bahwa ia telah menyerahkan bukti
dan keterangan para saksi secara lengkap. Namun, kasus tak jua mengalami perkembangan. "Saya
sendiri bingung, apa yang kurang dari saya coba? Semuanya sudah saya berikan mulai dari surat
laporan, keterangan korban, keterangan saksi-saksi, bukti visum, barang bukti pakaian sudah saya
serahkan," ucapnya. Sementara itu, Kabag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing
membenarkan bahwa AT belum diperiksa oleh pihaknya. Pasalnya, anak anggota DPRD Bekasi
berinisial IHT itu mangkir dari pemanggilan polisi. "Kami sudah panggil dia sekali, tapi belum di-BAP
(berita acara pemeriksaan)," ujar Erna ketika dihubungi, Selasa (18/5/2021). "Pertama sudah kami
panggil. Sekarang sudah panggilan kedua. Kami masih terus saja melakukan pemanggilan sama dia.
Kalau sudah (mangkir pemanggilan) tiga kali ya kami jemput paksa, kami cari dia," sambungnya

Anda mungkin juga menyukai