Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan Nasional penerapan strategi dan kebijaksanaa

pembangunan yang masih cenderung konvensional ternyata masih kurang efektif

dalam mewujudkan pertimbuhan ekonomi nyata di beberapa negara sedang dalam

menanggulangi masalah kesenjangan, berbagai pihak mulai dari kalangan birokrat

serta akademisi serta praktisi dan pemerhati kebijaksanaan pembangunan telah

mencoba mempelajari Kembali secara sungguh-sungguh strategi dan

kebijakannya, yang hasilnya merupakan pemikiran bahwa pertumbuhan harus

beriringan dengan pembagian hasil-hasil pembangunan secara lebih merata.

Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Pembangunan akan berhasil dengan efektif apabila di satu pihak ada

fasilitas, kemudahan-kemudahan dan sistem pelayanan yang disediakan

pemerintah dan di lain pihak ada partisipasi aktif seluruh masyarakat. Bahwa

hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan

pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, yang akan terwujud apabila

kesejahteraan keluarga dan masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik.

Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di negeri ini. Luas

wilayah desa biasanya tidak terlalu luas dan dihuni oleh sejumlah keluarga.

Mayoritas penduduknya bekerja di bidang agraris dan tingkat pendidikannya

1
2

cenderung rendah. Karena jumlah penduduknya tidak begitu banyak, maka

biasanya hubungan kekerabatan antar masyarakatnya terjalin kuat. Para

masyarakatnya juga masih percaya dan memegang teguh adat dan tradisi yang

ditinggalkan para leluhur mereka (Gunawan 2010: 62)

Perekonomian di Desa tidak begitu maju dibandingkan dengan

perekonomian di Kota, dilihat dari tahun ketahun perekonomian di desa kurang

mengalami peningkatan, Bukankah semua sumber daya berada di Desa. Ada dua

sebab mengapa orang di desa semakin miskin, yang pertama karena sudah begitu

lama strategi kebijakan pembangunan desa memang tidak memosisikan warga

desa sebagai pemegang kedaulatan atas sumber daya yang mereka miliki. Desa

hanya dilihat sebagai objek dari kebijakan pusat. Yang kedua, karena sebab

pertama, terjadi pergeseran penguasaan atas sumber daya yang dimiliki desa.

Kepemilikan dan penguasaan pengelolaan sumber-sumber daya diambil alih oleh

segelintir elite dan pemilik modal.

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2013 yaitu “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan

dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pelaksanaan program PKK ini sangatlah

perlu di perhatikan untuk membangun dan membantu kehidupan masyarakat

dalam mengembangkan potensi yang ada dimasyarakat, bahwa hakekat

pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan

pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, yang akan terwujud apabila

kesejahteraan keluarga dan masyarakat dapat dicapai dengan baik dan bahwa

dalam rangka mewujudkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat antara lain


3

dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat dengan pemberdayaan

masyarakat melauli Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa pasal 1

menyatakan bahwa Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan

nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Gerakan PKK merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan Desa

sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga khususnya

masyarakat yang ada di Desa. Jika seluruh keluarga di Indonesia dapat mencapai

taraf kesejahteraan, bukan tidak mungkin Indonesia akan tumbuh menjadi negara

yang maju dan kuat. Kesejahteraan tersebut meliputi Kesehatan, Pendidikan, dan

perekonomian. Sebagai pilar utama dalam meningkatkan kemajuan masyarakat.

Peranan perempuan dilingkungan masyarakat masih terimajinalir, masih

banyak perempuan yang belum tersentuh kegiatan untuk meningkatkan kualitas

hidup, terbatasnya peran perempuan dengan pengembangan bakat usaha hingga

hanya mengandalkan pendapatan dari suami saja, hal tersebut bisa saja disebabkan

oleh pemahaman tentang kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan dalam

masyarakat belum banyak diketahui atau dalam kajian gender belum meluasnya

pemahaman masyarakat tentang peran berdasarkan gender. Kurangnya penekanan


4

dan motivasi bahwa setiap perempuan memiliki potensi-potensi yang dapat

dikembangkan, Perempuan bisa mengembangkan minat dan bakat selain urusan

dapur dan mengurus rumah.

Kebijakan dan program Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan

Keluarga (PKK), merupakan gerakan masyarakat yang tumbuh dari bawah,

dengan prinsip kerja partisipatif. Pemberdayaan menekankan bahwa orang

memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk

mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiannya. Kegiatan PKK mengharapkan perempuan khususnya ibu rumah

tangga lebih berperan aktif dalam pembangunan lingkup terkecil yaitu keluarga

dan lingkungan sekitarnya.

Diharapkan organisasi ini dapat berperan besar dalam masyarakat,

anggota PKK menjadi lebih aktif dapat berdayaguna dengan Program PKK yang

memiliki 10 poin utama yakni penghayatan dan pengamalan pancasila, gotong

royong, pangan, sandang, perumahan dan tatalaksana rumah tangga, pendidikan

dan keterampilan, kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian

lingkungan hidup, serta perencanaan sehat. Melalui program PKK diharapkan

perempuan memiliki wadah untuk beraktualisasi, sehingga tujuan pembangunan

bisa tercapai.

Tim Penggerak PKK berada di tingkat pusat yaitu Kementrian dalam

Negri sampai dengan Desa/kelurahan, yang dalam pengelolaannya oleh isteri

Pimpinan Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, Kepala Desa/Lurah),


5

secara fungsional. Strategi PKK dalam upaya menjangkau sebanyak mungkin

keluarga, dilaksanakan melalui “Kelompok Dasawisma”, yaitu kelompok 10 – 20

KK yang berdekatan. Ketua Kelompok Dasawisma dipilih dari dan oleh anggota

kelompok. Ketua Kelompok Dasawisma membina 10 rumah dan mempunyai

tugas menyuluh, menggerakkan dan mencatat kondisi keluarga yang ada dalam

kelompoknya, seperti adanya ibu hamil, ibu menyusui, balita, orang sakit, orang

yang buta huruf dan sebagainya. Informasi dari semuanya ini harus disampaikan

kepada kelompok PKK setingkat diatasnya, yang akhirnya sampai di Tim

Penggerak PKK Desa/Kelurahan.

Ketua
Ny. Mulyani Kustendi, S.Pd

Sekretaris Bendahara
Ny. Dewi Ny. Vini Vondrianti
Hardianti Sani

Pokja

Pokja I Pokja II Pokja III


Pokja IV
Ny. Piyah Ny. Imas Ny. Lia
Ny. Diah Sadiah
Djuariah Teti Yumiati
Struktur PKK mengalami perubahan Tahun 2020 dibentuk kepengurusan

PKK baru berdasarkan SK Kepala Desa Cibedug No. 140/I/DS/2020, diharapkan

berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

keluarga. Berdasarkan Lampiran keputusan Kepala Desa Cibedug Nomor :


6

140/I/DS/2020 Struktur Organisasi dan dibentuk enam kelompok pelaksana

(Gambar. 1).

Gambar 1 Skema Struktur Organisasi PKK

Berdasarkan perkembangan Gerakan PKK yang terjadi di Desa Cibedug

sudah mengalami kenaikan dan mulai berjalan efektif, setiap sebulan sekali tim

penggerak PKK Bersama ibu ketua PKK/ Ibu Kades mengadakan rapat PKK

untuk melihat perkembangan Program PKK di Desa Cibedug. Terlebih lagi yang

bergerak aktif bukan hanya dari kader saja melainkan sekarang para istri RW/RT

yang dipilih menjadi kader bergerak aktif dan mempunyai tanggung jawab sendiri

untuk memonitoring perkembangan program PKK di wilayah masing-masing,

selain memonitoring juga memberikan arahan agar program bisa berjalan dengan

baik. PKK sendiri memiliki program yang bertujuan untuk meningkatkan

produktifitas masyarakat, salah satunya yang sedang berjalan sekarang seperti

adanya program perencanaan usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) dan

pengembangan kreatifitas masyarakat terutama perempuan dalam bidang kreasi

anyam mengayam seperti pemanfaat limbah plastik yang dijadikan bunga hias dan

pengembangan minat dan bakat untuk membuat usaha yang nantinya bisa dijual

via online maupun offline, ada beberapa yang menjadi faktor penghambat yang

salah satunya adalah kurangnya dana untuk merealisasikan rencana tersebut.

Mengingat begitu pentingnya Gerakan PKK di seluruh wilayah Indonesia,

dibutuhkan tim yang dapat menyalurkan sekaligus mengkoordinasi seluruh

kegiatan dan Gerakan PKK. Tim penggerak ini dibentuk bukan hanya di pusat
7

saja, tetapi juga di berbagai jenjang wilayah. Gerakan PKK pun bisa dikatakan

merupakan wujud dari pangamalan Pancasila, mulai dari sila pertama hingga

kelima. Dalam kegiatannya, seluruh kader PKK diajarkan, dilatih, dan dituntut

untuk berpartisipasi dalam pembangunan melalui kegiatannya. Oleh karena itu,

sikap gotong royong sangat ditekankan dalam kegiatan PKK, jika hal ini dapat

berjalan dengan lancar dan konsisten ketahan nasional pun akan terbentuk dan

kokoh.

Pemberdayaan masyarakat ini diperlukan sumber daya manusia yang

handal dan berkualitas yang dapat menumbuh kembangkan perilaku, kemandirian

pribadi, keluarga dan masyarakat agar tidak salah dalam menghadapi berbagai

perubahan yang terjadi saat ini. Maka dari itu ada beberapa alasan mengapa

penting untuk mengkaji lebih dalam tentang program Gerakan Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas,

penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “IMPLEMENTASI

KEBIJAKAN DAN PROGRAM TIM PENGGERAK PEMBERDAYAAN DAN

KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) DALAM PEMBANGUNAN DESA

CIBEDUG KECAMATAN RONGGA KABUPATEN BANDUNG BARAT”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut :


8

1. Bagaimanakah Implementasi Kebijakan dan Program Tim Penggerak

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Cibedug

Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan program

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa Cibedug Kecamatan

Rongga Kabupaten Bandung Barat ?

3. Bagaimna solusi Implementasi Kebijakan dan Program Tim Penggerak

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Cibedug

Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

diharapkan penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menggambarkan Implementasi Kebijakan dan Program Tim

Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa

Cibedug Kec Rongga Kab Bandung Barat ?

2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan

program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan untuk

memberikan/ menemukan solusi penyelesaian dari faktor-faktor

tersebut.

3. Memberikan solusi agar Implementasi Kebijakan dan Program Tim

Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa


9

Cibedug Kec Rongga Kab Bandung Barat bisa cepat direalisasikan dan

lebih maju lagi.

1.4 Manfaat Penelitian

Semoga hasil penelitian bisa digunakan sebagai sebuah sarana untuk

mencari apa yang menjadi penyebab adanya kegagalan dan permasalahan yang

terjadi terhadap sistem penilaian mengenai implementasi dan kebijakan program

tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Sehingga dengan begitu

proses mencari jalur alternatif agar bisa memecahkan permasalahan akan menjadi

lebih mudah dan ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh sebagai berikut.

1.5 Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini bisa menambah wawasan dan referensi dalam

bidang Administrasi Negara dan berdasarkan teori yang ada tujuan yang

terkandung dalam manfaat penelitian terkait implementasi kebijakan dan program

tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, penelitian ini menjadi

referensi tertulis untuk semua pembaca dari berbagai latar belakang, seperti

masyarakat, mahasiswa, mahasiswi, atau bahkan dosen.

1.6 Manfaat Praktis

1. Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian dapat

lebih memantapkan penguasaan disiplin ilmu pengetahuan yang

diproleh selama mengikuti program ilmu Administrasi Negara pada

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Cimahi.


10

2. Bagi Fakultas Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi CImahi, hasil

penelitian dapat menambah ragam penelitian dan menjadi dokumen

perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi materi rujukan bagi

upaya pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Bagi pihak yang diteliti atau Tim Penggerak PKK Desa Cibedug

Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat, hasil dari

penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang bermanfaat

untuk menyempurnakan pelaksanaan Program Gerakan PKK atau

sekurang-kurangnya dapat dijadikan referensi untuk evaluasi

pelaksanaan program PKK agar bisa lebih Baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai