Setiap
manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya.
Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat
bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa, baik lisan maupun tulisan
adalah ekspresi atas apa yang dirasakan, dialami pemakainya. Banyak cara yang dipilih
pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Bahkan pilihan cara komunikasi tidak hanya
makin beragam tapi juga semakin canggih. Salah satu fenomena komunikasi yang paling
pesat saat ini adalah penggunaan bahasa yang didukung oleh perangkat teknologi
mutakhir, khususnya bahasa yang digunakan pada dunia maya dan jejaring sosial, seperti
internet, facebook, twitter, whatsapp, chatting, email, sms, dan sebagainya. Penggunaan
bahasa di dunia maya dan jejaring sosial inilah yang patut mendapat perhatian para
praktisi dan pemerhati bahasa. Apalagi di tengah kemunculan fenomena “bahasa alay”
yang makin merasuk di kalangan remaja. Dukungan kecanggihan teknologi telah
menjadikan bahasa dalam segala bentuknya mengalami kemajuan varian yang sangat
pesat. Fakta bahwa pengguna internet di Indonesia hingga tahun 2018 ini telah mencapai
140 juta orang atau naik 300% dalam 5 tahun terakhir. Bahkan 60 juta orang
diantaranya, meng-akses internet secara mobile. Hal ini menjadi tanda tingkat
produktivitas pemakaian bahasa yang luar biasa. Di sisi lain, data Kominfo April 2012
menyebutkan jumlah pengguna jejaring sosial di Indonesia juga sangat besar. Setidaknya
tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna Facebook dan di tahun 2016 lalu sudah mencapai
80 juta orang. Belum lagi para pengguna media sosial lainnya, pasti terus bertambah
pesat dari waktu ke waktu. Kondisi ini bertolak belakang dengan realitas adanya 15
bahasa daerah yang sudah punah dan 139 bahasa daerah yang terancam punah dari sekitar
726 bahasa daerah yang ada di Indonesia. Perkembangan teknologi begitu cepat dan
dahsyat, manusia selalu mencari cara berkomunikasi yang cepat, murah dan praktis.
Hanya dalam hitungan detik, kita dapat terhubung ke seluruh penjuru dunia tanpa batas
ruang dan waktu. Inilah yang dinamakan dunia maya. Kita dapat dengan mudah
beranjang sana kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun asalkan memiliki dukungan
teknologi yang dibutuhkan dan terkoneksi ke berbagai penjuru dunia tersebut. Jika saja
teknologi mampu “bergerak cepat”, Namun Bahasa Indonesia hari ini menghadapi
tantangan yang berat seiring intervensidan realitas penggunaan bahasa pada dunia maya
atau jejaring sosial yang bertolak belakang dengan prinsip penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
2. Menurut saya penyebab perbedaan bunyi tersebut dikarenakan perbedaan Bahasa dan
juga perbedaan pengucapan pada setiap negara.