Anda di halaman 1dari 3

Dermatofitosis di LP Palembang, LP Lahat dan LP Muara Enim, Sumatera Selatan

RS Siregar, Tantawl Djauhari Laboratorium Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ RSU Palembang

PENDAHULUAN Dermatofitosis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur golongan dermatofit. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis;berhubungan dengan faktor kebersihan, kepadatan penduduk, kelembaban dan tempetatur udara. Penjara atau rumah tahanan (RT)/lembaga pemasyarakatan (LP) adalah pembatasan pada suatu tempat terhadap orangorang yang krisis identitas. Penghuni pen jara biasanya paling sedikit 20 orang dan dilengkapi dengan correctional facility. Penelitian ini dilakukan karena menurut data di RSU Palembang, banyak pasien sakit kulit berasal dari penjara. Begitu juga data dari penjara sendiri; penyakit kulit/jamur merupakan penyakit yang banyak ditemukan dan menempati urutan ke tiga menurut banyaknya penyakit yang diderita penghuni penjara. Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai bahan rujukan ilmiah dan bagi petugas yang bcrkepentingan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. BAHAN DAN CARA KERJA Penelitian dilakukan di pen jara : 1. Palembang RT Jl. Merdeka LP kclas I Irk Pakjo LP Anak dan Pemuda Irk Pakjo 2. RT Lahat 3. RT Muaracnim. Dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Maret 1990. Bahan yang diperlukan : 1. Formulir status 2. Skalpel 3. Lampu spiritus

4. Kaca objek dan penutup 5. Alkohol 70% 6. 6: KOH 20% 7. Kapas 8. Kaca, spidol dan potlot 9. Lampu Wood 10. Media Saboraud agar + glukosa + antibiotik 11. Mikroskop dan inkubator 12. CTM, AAV I II. Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pencatatan jumlah penghuni dari tiap penjara. 2. Pemeriksaan klinis dilakukan pada semua penghuni, menyangkut identifikasi, anamnesis, pemeriksaan status generalis dan status dermato-venereologikus, laboratorik KOH, kultur dan sinar Wood terkecuali penderita yang tidak ada keluhan penyakit kulit. Penderita yang telah didiagnosis klinis penderita penyakit jamur dermatofit diteruskan dengan mengisi formulir kuesioner tentang kebersihan perorangan. 3. Pencatatan kelembaban dan temperatur udara dalam kamar penjara dibandingkan dengan daerah sekitar Palembang, bekerja sama dengan lembaga Klimatologi Jl. Sako Kenten Palembang. 4. Data lain yang dianggap perlu adalah sarana air bersih dan kapasitas ruang penjara terhadap penghuninya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kegiatan di atas diolah men jadi tabel-tabel. Pada pengolahan data dapat terlihat besarnya risiko penghuni penjara tersebut untuk mendapatkan penyakit dermatofitosis ditinjau dari sudut kebersihan, kcpadatan penghuni dan pengaruh kelembaban dan temperatur udara.

16 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992

Prevalensi dermatofitosis dari total penyakit kulit di penjara di alas adalah sebesar 36,12%, dan dari seluruh penghuni penjara adalah 9,36% (tabel 1). Diagnosis klinis dari total penderita penyakit jamur dermatofitosis yang terbanyak,berturut-turut adalah (tabel 2) : 1. T. Cruris = 69,56% 2. T. Corporis = 13,76% 3. T. Cruris et corporis = 12,3, % 4. Lainnya kurang dari 1,44%. Spesies dermatofitosis yang terbanyak ditemukan adalah sebagai berikut (tabel 3) : = 45,37% 1. Trikofiton mentagrofites 2. Trikofiton rubrum = 26,89% 3. Epidermofiton flokosum = 21,84% 4. Lainnya kurang dari 5,04%. Di tiga lokasi penjara Palembang, dijumpai dari 117 penderita terdapat 98 orang (83,76%) yang mempunyai kebersihan kurang (tabel 4). Hal ini mungkin karena fasilitas air yang belum memadai. Bekerjasama dengan lembaga klimatologi Palembang, telah dilakukan pengukuran temperatur dan kelembaban udara yang ada di dalam kamar penghuni dark daerah sekitar Palembang. Ternyata temperatur dan kelembaban di kamarpenghun penjara lebih tinggi dari daerah sekitar Palembang (tabel 5). Keadaan ini disebabkan karena penghuni pen~jara yang padat dan ventilasi yang kurang, sehingga keringat meningkat lalu udara menjadi lembab dark panas. Prioritas pemecahan masalah dapat dipertimbangkan sebagai berikut : 1. Meningkatkan sarana air betsih. 2. Kapasitas ruang yang memadai untuk dihuni oleh para tahanan. 3. Perlu adanya peningkatan perhatian di bidang kesehatan oleh petugas yang berkepentingan. Dengan memperhatikan ketiga faktor di atas (correctional facility), diharapkan penyakit jamur dermatofitosis akan berkurang.
Tabel 1. Prevalensi Dermatofltosis Jumlah Sakit kulit Kapasitas Penghuni (orang) (orang) n % 249 508 139 27,36 Dermatofhosis n 35 % 6,88

Tabel 2.

Diagnosis klinis Dermatofltosis Penjara

Diagnosis

Palembang JI. Merdeka Kls I n=508 n=508 A&P n=234 17 2 4 23 9,82 Lahat Muaraenhn n=120 n=119 4 1 3 1 9 7,5 5 4 3 12 10,08

1. T. Cruris 2. T. Corporis 3. T. Crime et corporis 4. T. Pedis 5. T. Pedis et cmiii 6. T. Cruris et Capitis 7. T. Unguium Total n %

28 4 1 1 1 35 6,88

42 8 6 1 1 1 59 11,13

Tabe1 3. Spesies dennatorita Penjara Species Palembang 1. Trikofiton mentagrofites 2. Trikofiton rubrum 3. Epidennofiton flokosum 4. Mikrosporon gipsium 5. Mikrosgoron kanis TOTAL Tabel 4. 47 23 24 6 1 101 Lahat 5 3 1 9 Muaraenlm 2 6 1 9 54 32 26 6 1 119 Jumlah

Hubungan antara penderita dermatofltoels dan kebersihan di 3 lokasi pen jara. Kebersihan Tempat Penderita dertnatofltosis Cukup Kurang 35 23 59 117 (100 %) 11 24 5 18 3 56 19 98 (16,24%) (83,76%)

No. Nama Penjara RT Jl Merdeka Palembang LP Anak dan Pemuda Palembang LP Klas I Palanbang RT Lahat RT Muaraerim TOTAL

1. RT .11. Merdeka 2. LP. Anak & Pemuda 3. LP. Kls I TOTAL

1.

Tabel 5. 200 234 38 16,23 23 9,82

2.

Hubungan antara kelembaban/temperatur udara di 3 lokasl penjara dan daerah sekitar Palembang. Udara Tempat

3. 4. 5.

350 70 100

508 120 119 1489

89 40 46 382

16,57 33,33 38,65 25,65

59 9 12 138

11,13 7,5 10,08 9,36 1. RT J1. Merdeka 2. LP Anak dan Pemuda 3. LP Kis I Rata=rata 4. Daerah sekitar Palembang

Kelembaban (%) 89,75 89,35 91,70 90,26 86-87

Temperatur (C) 29,05 29,60 27,61 28,75 25-26

Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992 17

KESIMPULAN Dari penelitian terhadap beberapa lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di Sumatera Selatan, ternyata : Prevalensi penyakit jamur dermatofitosis cukup tinggi yaitu sebesar 36,12% dari seluruh penderita sakit kulit dan 9,36% dari seluruh penghuni penjara. Diagnosis klinik yang terbanyak adalah T. Cruris yaitu 69,56% dari seluruh penderita penyakit jamur dermatoftosis. Spesies dermatotitosis yang terbanyak ditemukan adalah T. Mentagrofitcs (45,37%). Sedangkan yang lainnya T. Rubrum (26,89%) dan E. Flokosum (21,84%). Di antara penderita dermatofitosis di LP dan RT di Palembang, 83,76% mempunyai tingkat kebersihan yang kurang. Temperatur dan kelembaban udara di kamar penghuni penjara lebih tinggi daripada di daerah sekitar Palembang.

2.

KEPUSTAKAAN 1. Budimulya U. Penyelidikan Derrnatofitosis di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Thesis. Universitas Indonesia Jakarta, 1980.

Conant NF, Smith DT, Baker RD, Callaway JL. Manual of Clinical Mycology. 3rd ed. Philadelphia London Toronto : WB Saunders Co. 1971. p.549557. 3. Domonkos AN. Diseases due to fungi. In : Andrew's diseases of the skin, 7th ed., Philadelphia London Toronto: W B Saunders Co. 1982.p. 341402. 4. Ehlers, VM, Stell EW. Ventilation and air conditioning in municipal and rural Sanitation 5th ed., New York Toronto Tokyo : Mc Graw Hill Book Co., 1958. p. 385406. 5. Ekawati Samsul Harun, Urip Suherman, Kasan Sengar. Dermatomikosis Superfisialis di RS Dr. Sutomo. Kumpulan naskah Simposium Dermatomikologi, Bagian llmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UNAIR/RS Dr. Sutomo, Surabaya, 1982. 6. Emmous CW, Benifard CW, Utz JP. Medical Mycology, 2nd ed., Philadelphia : Lea & Febiger, 1970. p. 109181. 7. Encyclopedia Americana, 1977. New York 10022: Americana Corporation, vol. 22, p. 619623. 8. Goodman NL, Shadomy HI. Training manual for medical mycology, Lexington, Kentucky, 1988. p. 129. 9. Kuswadji. Dermatomikosis. Simposium penyakit karena jamur, Jakarta : FKUI 1983, hal. 2534. 10. Neves H, Cavora N. The transmission of Linea cruris, Brit J. Dennatol 1964; 76 : 429436. 11. Puji S. Faktor predisposisi penyakit jamur, Simposium penyakit karena jamur, Jakarta : FKUI 1983, hal. 1619. 12. Siregar RS, Tantawi Djauhari. Dermatoftosisdi Rumah Tahanan Negara dan Lembaga Pemasyarakatan : Penelitian aspek kebersihan, kelembaban dan temperatur. Dexa Media (in press).

18 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992

Anda mungkin juga menyukai