ABSTRAK
Dalam sebuah koperasi membutuhkan partisipasi aktif dari para anggota koperasi.
Salah satunya adalah partisipasi dalam bidang permodalan, RAT, dan berbelanja. Pada
Kopsis SMAN 8 kota jambi, partisipasi para anggota tergolong rendah, dapat dilihat dari
jumlah simpan pokok yang dibayar oleh anggota tiap tahunnya semakin meningkat . apabila
para anggota tidak berpartisipasi aktif dalam koperasi, maka koperasi tidak akan berjalan
dengan lancar.
1
2
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam menciptakan
sumberdaya manusia. Tak heran jika saat ini , pemerintah memberikan perhatian
yang lebih pada sektor pendidikan ini, mulai dari program wajib belajar sembilan
tahun, dana bantuan operasional (BOS), program sekolah gratis hingga
pembangunan-pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Tentu hal ini adalah
tujuan untuk pengembangan pendidikaan agar menjadi lebih baik dan mampu
menghasilkan generasi penerus yang bermutu.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertujuan tidak hanya
mengajarkan mata pelajaran yang telah ditetapkan sesuai kurikulum, akan tetapi
diharapkan dapat memberikan pendidikan kepada siswa tentang budaya dan tata cara
berorganisasi di masyarakat.Hal ini bertujuan untuk pembekalan terhadap siswa
dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun ke dalam kehidupan masyarakat yang
sesungguh nya.
Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah ada nya koperasi di sekolah.
Koperasi di sekolah merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses belajar
mengajar di sebuah lembaga pendidikan formal, khususnya dengan mata pelajaran
ekonomi. Pada umumnya orang beranggap koperasi adalah organisasi social, yaitu
melakukan kegiatan ekonomi dengan tidak mencari keuntungan semata.
Koperasi bertujuan memejukan kesejahteraan anggota pada khusus nya dan
pada umum nya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan
UUD 1945. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah telah bertekat memealisir pasal
33 UUD 1945, dengan menempatkan Koperasi sebagai sektor yang dominan. Sejalan
dengan itu koperasi sebagai gerakan ekonomi perlu ditopang pengembangannya
dengan mewujudkan demokrasi ekonomi.
Kopsis (Koperasi siswa) sebagai Koperasinya para siswa yang masa
pendidikanya di SMA Negeri 8 Kota Jambi disiapkan sebagai insan pembangunan
masa depan. Diharapkan dengan adanya pembangunan masa depan. Diharapkan
dengan adanya Kopsis dapat mendidik dan melatih siswa dalam bidang ekonomi dan
sosial, serta dapat menjadi manusia yang demokratis dan saling menolong.
Dengan dikeluarkannya undang-undang koperasi Nomor 25/1992 sebagai
pengganti undang-undang Nomor 12/1967, maka muncullah para digma guru
terhadap perkoperasian Indonesi. Pada undang-undang yang lama arah kegiatan
Koperasi harus lebih pada pelayanan anggota (Service Oriented),dalam undang-
undang yang baruKoperasi tidak hanya memberikan pelayanan pada anggota (service
oriented) semata tetapi juga mengarah pada tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang semaksimal mungkin (profit oriented).
3
Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa tiap tahun ,piutang atau jumlah anggota
yang tidak membayar simpanan wajib semakin bertambah. Melihat kenyataan rendah
nya partisipasi anggota ,maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Koperasi berasal dari bahasa inggris co-operationyang berarti usaha
bersama. Dengan kata lain berarti segala pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama sebenarnya dapat disebut sebagai koperasi.
Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945
dan UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam pasal 33 ayat (1) UUD
1945 antara lain dikemukakan bahwa
“perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas
kekeluargaan” dan ayat (4) dikemukakan bahwa “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan.
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan permasalah dan tujuan yang telah dikemukakan, maka jenis
penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada yaitu keadaan gejala
menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2007:234). Penelitian
ini berusaha untuk menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi anggota
Koperasi siswa di SMAN 8 Kota Jambi.
Dari hasil uji coba angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Untuk menguji
butir instrument ke pada 30 orang. Dari hasil perhitungan validitas diketahui item
pertanyaan1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20, dari kedua puluh item
pertanyaan yang diuji cobakan kepada 30 orang responden, didapatkan bahwa 3 item
pertanyaan yang tidak valid. Hasil selengkapnya dapat dihat pada lampiran 3. Jadi 17
item pertanyaan ini lah yang digunakan untuk menjaring info tentang faktor-faktotr
penyebab rendahnya partisipasi anggpta Kopsis SMAN 8 Kota Jambi.
Meneru sugiyono (2013:92) skala pengukura merupakan “kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menetukan panjang rendahnya interval yang ada
didalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif’. Berbagai skala yang dapat digunakan dalam
penelitian antara lain: 1) skala likert, 2) skala Guttman, 3)rating Scale, 4)Skala
Differential, 5) Skala Thurstone.
Faktor penyebab rendahnya partisipasi anggota, merupakan variable tunggal
diukur dengan mengunakan model skala Likert. Alasan penggunaan model skala
Likert adalah berdasarkan pendapat sugiyono (2013:93) yang menyatakan bahwa
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial”
6
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan meengunakan angket
berdasarkan indikator pelayanan melalui 1 deskriptor yaitu kepuasan yang dijaring
melalui empat pertanyaan yaitu soal nomor 1,2,3,dan 4 secara umum, dapat diketahui
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi anggota Kopsis SMA
Negeri 8 Kota Jambi, karena pelayanan adalah cukup menghambat dengan skor rata-
rata 3,66.
Pelayanan yang dimaksud dalam peneliti ini adalah pelayanan dalam
memeuaskan para anggota seperti dalam memenuhi perlengkapan sekolah anggota
Kopsis, pelayanan dalam pengurusan bidang konsumsi, dan memperoleh pelayanan
yang tertib. Dari hasil wawancara beberapa anggota Kopsis SMA Negeri 8 Kota
Jambi didapat informasi bahwa pelayanan di kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi masih
rendah, karena dalam membantu kegiatan sekolah, anggota Kopsis tidak begitu
menyediakan perlengkapan sekolah, selai itu kurangnya pelayanan seperti tidak
adanya unit foto kopi dan kebutuhan anggota bayak tidak tersedia, Pelayanan yang
tertip masih jauh dari harapan.
Berdasarkan indikator bidang usaha melalui 2 deskriptor yaitu Unit toko dan
unit usaha bidang konsumsi yang dijaring dua pertanyaan yaitu soal nomor 5 dan 6,
secara umum dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
partisipasi anggota Koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi karena bidang usaha
adalah cukup menghambat dengan skor rata-rata 3,43. Berdasarkan hasil wawancara,
manfaat Kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi Pada pelayanan unit toko Kopsis SMA
Negeri 8 Kota Jambi, belum memenuhi kebutuhan anggota, seperti buku-buku,
sipidol dan lain. Pada usaha bidang konsumsi kepada anggota masih dirasakan kurang
memuaskan, karena barang-barang yang dibutuhkan kurang tersedianya dari
pengurus, serta stok barang tidak tepat waktu dibutuhkan.
Berdasarkan indikator bidang permodalan melalui 1 deskriptor yaitu simpan
wajib yang dijaring melalui satu pertanyaan yaitu soal nomor 7, secara umum, dapat
diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi anggota
koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi karena permodalan adalah cukup
menghambat dengan skor rata-rata 3,36.
Berdasarkan indikator mematuhi AD dan RAT melalui 1 deskriptor, yaitu
membayar simpanan wajib yang terdiri dari 3 item pertanyaan yaitu nomor 8,9, dan
10, secara umum dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
partisipasi anggota Koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi adalah cukup
menghambat dengan skor 3,70. Berdasarkan hasil wawancara, bahwa anggota enggan
membayar simpanan wajib karena simpanan wajib dibayar dalam waktu tertentu,
yaitu tiap satu bulan. Lebih efisien lagi apabila simpanan wajib dibayar setiap satu
tahun sekali.
Berdasarkan indikator pelaksanaan kerja pengurus Kopsis melalui 7
deskriptor yaitu laporan keuangan dilaporkan dengan transparan, pengalaman praktek
koperasi masa lampau, tanggung jawab pengurus, kemampuan pengurus dalam
7