Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PARTISIPASI

ANGGOTA KOPERASI SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI


Wendi, Prof. Dr. Drs. Khairinal, D.pt, BA, M.Si
dan Drs.H. Arpizal, M.Pd
FKIP Universitas Jambi
Muhammad.wendy85@yahoo.com

ABSTRAK

Wendi,2014. Faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi anggota Koperasi siswa di


SMAN 8 kota Jambi. Skripsi program studi pendidikan ekonomi. jurusan p.ips fkip
universitas Jambi. Pembimbing I, Prof. Dr. Drs. Khairinal, Dpt, BA, M.Si.
Pembimbing II Drs. H. Arprizal, M.Pd

Kata Kunci: Rendahnya partisipasi anggota

Dalam sebuah koperasi membutuhkan partisipasi aktif dari para anggota koperasi.
Salah satunya adalah partisipasi dalam bidang permodalan, RAT, dan berbelanja. Pada
Kopsis SMAN 8 kota jambi, partisipasi para anggota tergolong rendah, dapat dilihat dari
jumlah simpan pokok yang dibayar oleh anggota tiap tahunnya semakin meningkat . apabila
para anggota tidak berpartisipasi aktif dalam koperasi, maka koperasi tidak akan berjalan
dengan lancar.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk


menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi anggota koperasi SMAN 8 Kota
jambi. Penelitian ini dilakukan pada 36 orang anggota koperasi SISWA SMAN 8 Kota
jambi. Data penelitian ini diambil melalui angket, dokumentasi dan wawan cara, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriftif.

Hasil penelitian ini bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi anggota


koperasi siswa SMAN 8 kota jambi : 1) Pelaksanaan kerja pengurus kopsis SMAN 8 kota
jambi, seperti manajemen pengurus, kurangnya penyebaran informasitentang kopsis, laporan
tanggung jawaban pengurus yang tidak transparasi, pendistribusian SHU yang tidak jelas,
pengalaman masa lampaupengurus kopsis yang kurang baik, 2) Pembayaran simpan pokok
yang dibayar selama menjadi anggota dan pembayaran tiap bulan satu kali memberatkan para
anggota untuk berpartisipasikarena kurang efesien, lebih baik simpan pokok satukaili dalam
setahun, 3) Pelayanan dikopsis dirasakan oleh anggota karang memuaskan, karena kopsis
tidak memenuhi kebutuhan sekolah para anggota, seperti tidak adanya unit fotokopi, rental
komputeryang telah direncanakan pada RAT, 4) Masih kurangnya manfaat simpan pinjam
karena kurangnya informasi serta cepatnya masa tenggangpembayaran, selainituunit toko
belum memenuhi kebutuhan para anggota, 5) Bidang permodalan.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pengurus kopsis , agar lebih


meningkatkan kinerja kepengurusan. Kepada anggota kopsis, agar berpartisipasi agar aktif
dalam kopsis khususnya dalam bidang permodalan, yaitu membayar simpan wajib.untuk
penelitian lebih lanjud, disarankan agar dilakukan penelitian tentang partisipasi anggota
kopsis dan manajemen diterapkan di kopsis SMA Negeri 8 kota Jambi.

1
2

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam menciptakan
sumberdaya manusia. Tak heran jika saat ini , pemerintah memberikan perhatian
yang lebih pada sektor pendidikan ini, mulai dari program wajib belajar sembilan
tahun, dana bantuan operasional (BOS), program sekolah gratis hingga
pembangunan-pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Tentu hal ini adalah
tujuan untuk pengembangan pendidikaan agar menjadi lebih baik dan mampu
menghasilkan generasi penerus yang bermutu.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertujuan tidak hanya
mengajarkan mata pelajaran yang telah ditetapkan sesuai kurikulum, akan tetapi
diharapkan dapat memberikan pendidikan kepada siswa tentang budaya dan tata cara
berorganisasi di masyarakat.Hal ini bertujuan untuk pembekalan terhadap siswa
dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun ke dalam kehidupan masyarakat yang
sesungguh nya.
Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah ada nya koperasi di sekolah.
Koperasi di sekolah merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses belajar
mengajar di sebuah lembaga pendidikan formal, khususnya dengan mata pelajaran
ekonomi. Pada umumnya orang beranggap koperasi adalah organisasi social, yaitu
melakukan kegiatan ekonomi dengan tidak mencari keuntungan semata.
Koperasi bertujuan memejukan kesejahteraan anggota pada khusus nya dan
pada umum nya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan
UUD 1945. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah telah bertekat memealisir pasal
33 UUD 1945, dengan menempatkan Koperasi sebagai sektor yang dominan. Sejalan
dengan itu koperasi sebagai gerakan ekonomi perlu ditopang pengembangannya
dengan mewujudkan demokrasi ekonomi.
Kopsis (Koperasi siswa) sebagai Koperasinya para siswa yang masa
pendidikanya di SMA Negeri 8 Kota Jambi disiapkan sebagai insan pembangunan
masa depan. Diharapkan dengan adanya pembangunan masa depan. Diharapkan
dengan adanya Kopsis dapat mendidik dan melatih siswa dalam bidang ekonomi dan
sosial, serta dapat menjadi manusia yang demokratis dan saling menolong.
Dengan dikeluarkannya undang-undang koperasi Nomor 25/1992 sebagai
pengganti undang-undang Nomor 12/1967, maka muncullah para digma guru
terhadap perkoperasian Indonesi. Pada undang-undang yang lama arah kegiatan
Koperasi harus lebih pada pelayanan anggota (Service Oriented),dalam undang-
undang yang baruKoperasi tidak hanya memberikan pelayanan pada anggota (service
oriented) semata tetapi juga mengarah pada tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang semaksimal mungkin (profit oriented).
3

GambarperkembanganKoperasisiswa SMAN 8 Kota Jambi sejak tahun 2008-2014


secara rinci dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 1.1 Perkembangan usahaKoperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi

Tahun Jumlah Modal usaha Laba Piutang Simpanan


anggota (rupiah) (rupiah) simpanan pokok
wajib (Rupiah)
(rupiah)
2008-2009 10 300.000 150.000 200.0000 900.000
2010-2012 45 400.000 200.000 400.0000 1.000.000
2013-2014 36 600.000 300.000 1.000.000 1.200.000

Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa tiap tahun ,piutang atau jumlah anggota
yang tidak membayar simpanan wajib semakin bertambah. Melihat kenyataan rendah
nya partisipasi anggota ,maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Koperasi berasal dari bahasa inggris co-operationyang berarti usaha
bersama. Dengan kata lain berarti segala pekerjaan yang dilakukan secara bersama-
sama sebenarnya dapat disebut sebagai koperasi.
Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945
dan UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam pasal 33 ayat (1) UUD
1945 antara lain dikemukakan bahwa
“perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas
kekeluargaan” dan ayat (4) dikemukakan bahwa “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan.

Partisipasi sangat mempengaruhi kebersihan suatu organisasi suatu


organisasi koperasi, sedangkan pertisipasi pada dasarnya dipengaruhi oleh mottivasi
individu dan komunikasi. Ada juga faktor lain yang yang mempengaruhi partisipasi
yaitu pendidikan. Menurut Mutis( 1992:93) tingkat pendidikan bagi anggota koperasi
akan melahirkan kesadaran dan kerja sama kelompok, perencanaan kelompok, dan
kegiatan kelompok, tingkat pendidikan anggota koperasi menimbulkan kegiatan
dalam pengembangan partisipasinya.
Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan
untuk mempertahankan ikatan pemeratuan didalam koperasi.Dasar pemanfaatan
hasil-hasil dan pelayanan koperasi yang adil dapat juga dilihat sebagai suatu tatanan
didalam menanamkan partisipasi yang baik dari anggota sesuai kebutuhan yang
dirasakan.Cara pandang koperasi sebagai suatu system yang hidup, maka perlu
dipahami konsep partisipasi anggota sebagai suatu unsure yang paling utama.Atas
dasar itu, partisipasi anggota dalam koperasi diibaratkan darah dalam tubuh manusia.
(mutis,1992:93)
4

Dipandang dari kenyataan bahwa untuk mempertahankan diri,


pengembangan, dan pertumbuhan suatu koperasi tergantung pada kualitas dan
partisipasi anggota-anggotanya.Para anggota harus memiliki pemahaman yang jelas
mengenai visi dari organisasi, misi, tujuan umum, sasaran, kemampuan untuk
menguji kenyataan dalam memecahkan permasalahan dan perubahan-perubahan
lingkungan.
Sisi yang laian para anggota kiranya memiliki kesempatan untuk
melaksanakan kekuasaan mareka dalam memperoleh informasi yang benar untuk
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan dan mekanisme pengendalian
social di dalam masing-masing koperasi
Menurut Mutis, (1992:95) yang mempengarui partisipasi anggota dalam
beberapa koperasi dipengaruhi oleh beberapa faktor negatif, yaitu:
1. Kuranganya pendidikan anggota
2. Feodalisme dan paternalisme
3. Kurangnya tindak lanjut yang konsisten dan pengamatan dari rencana-rencana
organisasi yang telah disepakati bersama.
4. Manipulasi yang dibuat oleh bermacam-macam individu menyebabnya
timbulnya erosi rasa ikut serta memiliki dari para anggota terhadap koperasi
mereka masing-masing.
5. Kartu anggota tidak dibuat dengan baik.
6. Kurangnya manajemen yang teratur dan keterampilan manajerial dari
pengurus koperasi.
7. Kurangnya rencana pengembangan profesional untuk mengimbangi
perkembangan dinamika kebutuhan para anggota.
8. Kurangnya penyebaran informasi tentang penampilan koperasi, seperti neraca,
biaya, manfaat, dan laporan statistik lainnya.
9. Pengalaman-pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk dimasa
lampau.
10. Ketidakcakapan para pengurus koperasi untuk menata pembukuan
Menurut swasono ( 1989) terdapat beberapa Faktor yang sangat menentukan
tertarik atau tidaknya untuk berpartisipasi, faktor tersebut adalah:
(1) manajemen koperasi,
(2) hubungan koperasi dengan koperasi lain,
(3) perkembangan koperasi,
(4) skala usaha koperasi,
( 5) pelayanan koperasi kepada anggota,
(6) peran serta organisasi lain.
Swasono (1989) mengemukakan beberapa alasan mengapa anggota tidak
berpartisipasi atau partisipasinya lemah, hal ini disebabkan:
(1) kurangnya pemahaman terhadap konsep koperasi,
(2) tidak ada pendidikan anggota,
(3)kurangnya pengalaman pengalaman dalam melakukan usaha,
(4) tidak ada rangsangan atau motivasi untuk bergabung dengan koperasi,
(5) komunikasi yang tidak efektif,
(6) tingginya biaya operasional
5

(7) manajemen yang rendah.


Jadi partisipasi anggota adalah keterlibatan mental dan emosional dari
anggota koperasi dalam memberikan inisiatif dan berkreatif terhadap kegiatan yang
dilakukan koperasi dalam rangka mencapai tujuan koperasi, dengan indicator
partisipasi anggota koperasi dalam dekokrasi ekonomi, partisipasi anggota dalam
permodalan dan partisipasi anggota dalam menggunakan jasa koperasi.
Kendala yang menyebabkan kurang berkembangnya koperasi siswa (kopsis) adalah:
1) Dibuka sistem komunikasi formal maupun informal pada kopsis. Ketika
rapat anggota tahunan dibuka, sistem komunikasi formal telah berjalan,
tetapi hanya dihadirioleh sebagian tertentu siswa, maka banyak inspirasi
yang tidak tertampung.
2) Sistem pengawasan dan perencanaan. Dalam kegiatan perkoperasian ada
beberapa penyimpangan dalam pengelolaan, oleh karena itu perlu disusun
sistem pengawasan yang melibatkaan siswa secara keseluruhan. Dengan
adanya komunikasi, diharapkan akan dapat ditampung inspirasi tentang
prosedur yang baik dan sesuai untuk kopsis (Anoraga dan Widiyanti,
1998:207)

METODE PENELITIAN
Sesuai dengan permasalah dan tujuan yang telah dikemukakan, maka jenis
penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada yaitu keadaan gejala
menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2007:234). Penelitian
ini berusaha untuk menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi anggota
Koperasi siswa di SMAN 8 Kota Jambi.
Dari hasil uji coba angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Untuk menguji
butir instrument ke pada 30 orang. Dari hasil perhitungan validitas diketahui item
pertanyaan1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20, dari kedua puluh item
pertanyaan yang diuji cobakan kepada 30 orang responden, didapatkan bahwa 3 item
pertanyaan yang tidak valid. Hasil selengkapnya dapat dihat pada lampiran 3. Jadi 17
item pertanyaan ini lah yang digunakan untuk menjaring info tentang faktor-faktotr
penyebab rendahnya partisipasi anggpta Kopsis SMAN 8 Kota Jambi.
Meneru sugiyono (2013:92) skala pengukura merupakan “kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menetukan panjang rendahnya interval yang ada
didalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif’. Berbagai skala yang dapat digunakan dalam
penelitian antara lain: 1) skala likert, 2) skala Guttman, 3)rating Scale, 4)Skala
Differential, 5) Skala Thurstone.
Faktor penyebab rendahnya partisipasi anggota, merupakan variable tunggal
diukur dengan mengunakan model skala Likert. Alasan penggunaan model skala
Likert adalah berdasarkan pendapat sugiyono (2013:93) yang menyatakan bahwa
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial”
6

PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan meengunakan angket
berdasarkan indikator pelayanan melalui 1 deskriptor yaitu kepuasan yang dijaring
melalui empat pertanyaan yaitu soal nomor 1,2,3,dan 4 secara umum, dapat diketahui
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi anggota Kopsis SMA
Negeri 8 Kota Jambi, karena pelayanan adalah cukup menghambat dengan skor rata-
rata 3,66.
Pelayanan yang dimaksud dalam peneliti ini adalah pelayanan dalam
memeuaskan para anggota seperti dalam memenuhi perlengkapan sekolah anggota
Kopsis, pelayanan dalam pengurusan bidang konsumsi, dan memperoleh pelayanan
yang tertib. Dari hasil wawancara beberapa anggota Kopsis SMA Negeri 8 Kota
Jambi didapat informasi bahwa pelayanan di kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi masih
rendah, karena dalam membantu kegiatan sekolah, anggota Kopsis tidak begitu
menyediakan perlengkapan sekolah, selai itu kurangnya pelayanan seperti tidak
adanya unit foto kopi dan kebutuhan anggota bayak tidak tersedia, Pelayanan yang
tertip masih jauh dari harapan.
Berdasarkan indikator bidang usaha melalui 2 deskriptor yaitu Unit toko dan
unit usaha bidang konsumsi yang dijaring dua pertanyaan yaitu soal nomor 5 dan 6,
secara umum dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
partisipasi anggota Koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi karena bidang usaha
adalah cukup menghambat dengan skor rata-rata 3,43. Berdasarkan hasil wawancara,
manfaat Kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi Pada pelayanan unit toko Kopsis SMA
Negeri 8 Kota Jambi, belum memenuhi kebutuhan anggota, seperti buku-buku,
sipidol dan lain. Pada usaha bidang konsumsi kepada anggota masih dirasakan kurang
memuaskan, karena barang-barang yang dibutuhkan kurang tersedianya dari
pengurus, serta stok barang tidak tepat waktu dibutuhkan.
Berdasarkan indikator bidang permodalan melalui 1 deskriptor yaitu simpan
wajib yang dijaring melalui satu pertanyaan yaitu soal nomor 7, secara umum, dapat
diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi anggota
koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi karena permodalan adalah cukup
menghambat dengan skor rata-rata 3,36.
Berdasarkan indikator mematuhi AD dan RAT melalui 1 deskriptor, yaitu
membayar simpanan wajib yang terdiri dari 3 item pertanyaan yaitu nomor 8,9, dan
10, secara umum dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
partisipasi anggota Koperasi siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi adalah cukup
menghambat dengan skor 3,70. Berdasarkan hasil wawancara, bahwa anggota enggan
membayar simpanan wajib karena simpanan wajib dibayar dalam waktu tertentu,
yaitu tiap satu bulan. Lebih efisien lagi apabila simpanan wajib dibayar setiap satu
tahun sekali.
Berdasarkan indikator pelaksanaan kerja pengurus Kopsis melalui 7
deskriptor yaitu laporan keuangan dilaporkan dengan transparan, pengalaman praktek
koperasi masa lampau, tanggung jawab pengurus, kemampuan pengurus dalam
7

mengisi simpanan wajib, mengelola usaha Koperasi, penyebaran


informasi,perencanaan, yang dijaring melalui tujuh pertanyaan yaitu soal nomor 7,
yaitu nomor 11, 12, 13, 14, 15, 16, dan 17, secara umum, dapat diketahui bahwa
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi anggota Koperasi siswa SMA
Negeri 8 Kota Jambi karena pelaksanaan kerja pengurus Kopsis adalah menghambat
dengan skor rata-rata 4,03. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan,
bahwa kepegurusan kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi masih rendah, hal ini dapat
dilihat dari laporan keuangan yang dilaporkan pada pelaksanaan RAT masih belum
jelas, dilihat dari perhitungan modal, laba, laporan keaungan hanya dilaporkan
seadanya saja.
Pengalaman praktek kerja pengurus kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi pada
masa lampau masih mempunyai kinerja yang kurang bagus, dapat dilihat dari
perkembangan kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi yang semakin menurun, misalnya
tidak berfungsinya pelayanan foto kopi yang telah direncanakan. Pengurus Kopsis
yang tergabung dalam usaha bidang konsumsi tidak menjalani tugasnya dengan baik
yaitu kurang tersedianya kebutuhan para anggota. Usaha Kopsis SMA Negeri 8 Kota
Jambi tidak dikelola dengan baik, hal ini terbukti dari tidak adanya layan foto kopi,
rental komputer yang telah direncanakan dalam RAT. Informasi tentang Kopsis SMA
Negeri 8 Kota Jambi tidak disebarkan dengan baik oleh pengurus, padahal didepan
ruangan kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi ada papan pengumuman, penyebaran
informasi yang kurang inilah yang menyebabkan anggota tidak mengatahi kegiatan
apa saja yang dilakukan dalam Kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi. Selain itu hasil
wawancara diluar lingkup kisi-kisi , bahwa alokasi dana modal yang tidak jelas, serta
SHU yang tidak diberikan kepada anggota Kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Faktor penyebab rendahnya partisipasi anggota kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi :1)
Pelaksanaan kerja pengurus Kopsis SMA Negeri 8 Kota Jambi seperti manajemen
pengurus, kurangnya penyebaran informasi tentang kopsis, laporan pertanggung
jawaban pengurus yang tidak transaparan, pendistribusian SHU yang tidak jelas,
pengalaman masalampau pengurus Kopsis yang kurang baik, 2) Pembayaran simpan
wajib yang dibayar selama menjadi anggota dan pembayaran tiap satu bulan satu kali
memberatkan para anggota untuk berpartisipai karena kurang efisien, lebih baik
simpan wajib dibayar satu kali dalam setahun, 3) Pelayanan dikopsis dirasakan oleh
anggota kurang memuaskan , karena kopsis tidak memenuhi kebutuhan persekolah
dan para anggota, seperti tidak ada unit foto copy, rental computer yang telah
diremcanakan pada RAT, 4) Masih kurangnya ketersediaan kebutuhan atau
kepuasan anggota seperti bidang konsumsi, selain itu unit toko belum memenuhi
kebutuhan para anggota, 5) Bidang permodalan.
1. kepada pengurus koperasi siswa SMA Negeri 8 kota Jambi , agar lebih
meningkatkan kenerja kepengurusannya , serta lebih bertanggung jawab
terhadap tugas yang telah dipercayakan oleh anggota kopsis yang lainnya.
2. Untuk pengurus kopsis supaya ditunjuk yang anggota kopsis yang memiliki
kemampuan berkoperasi

Anda mungkin juga menyukai