Anda di halaman 1dari 5

[RESENSI] NOVEL: HUJAN BULAN JUNI KARYA

SAPARDI DJOKO DAMONO (GPU, 2015)

Oleh : VICKO.CHAYADI.SABRI
XII MIPA 7

Judul Buku : Hujan Bulan Juni


Utama Jenis Buku : Novel/Fiksi
Penulis : Sapardi Djoko Damono
Penerbit : Gramedia Pustaka
Tahun Terbit : Juni 2015
ISBN : 978-602-03-1843-1
Tebal : vi + 138 halaman.
Harga : Rp. 50.000,-
 Sinopsis

Sarwono merupakan dosen muda yang mengajar antropologi UI yang sangat pandai
dalam membuat bait puisi. Dia mempunyai hubungan dengan Pingkan yang merupakan
dosen muda prodi jepang. Mereka pun bingung entah kapan hubungan tersebut akan
berlanjut kepernikahan. Namun mereka masih asyik dengan status pacaran.
Banyak lika liku hidup yang dihadapi Sarwono dan Pingkan. Mereka adalah sosok
yang berbeda baik kota,suku,budaya bahkan agama. Sarwono orang Solo yang pastinya
orang Jawa sedangkan Pingkan adalah campuran antara jawa dan Menado. Ibu pingkan
keturunan Jawa namun lahir di Makasar sedangkan Ayahnya berasal dari Menado.
Sebenarnya Pingkan dan Sarwono tidak pernah mempermasalahkan perbedaan mereka.
Namun perbedaan mereka selalu dipermasalahkan oleh keluarga besar Pingkan
yang berharap Pingkan tidak melanjutkan hubungannya dengan Sarwono. Harapan dari
salah satu tante Pingkan dia menikah dengan dosen muda yang baru saja menyelesaikan
studi MA di Amerika. Namun Pingkan tetap mempertahankan hubungannya dengan
Sarwono. Bahkan jika dia menikah, dia akan tinggal di Jakarta bersama Sarwono.
Hubungan Pingkan dan Sarwono juga mendapat aral. Ketika Pingkan
mendapatkan beasiswa ke Jepang Sarwono merasa kehilangan. Ketakutannya bukan
karena akan keraguan atas cinta Pingkan, namun pada kehidupan dan orang yang ada di
Jepang. Karena ada sontoloyo Katsuo. Ia merupakan dosen dari jepang yang pernah
kuliah di UI tempat Sarwono dan Pingkan mengajar. Dan selama di Indonesia Katsuo
sangat dekat dengan Pingkan. Sarwono yang dengan kuat menahan diri saat berjauhan
dan berkeyakinan bahwa Pingkan tetap setia kepadannya. Disisi lain Sarwono yang
bekerja tanpa istirahat bersamaan melawan batuk atas penyakitnya itu. Batuk yang pada
akhirnya membuat dia terkapar di rumah sakit.
Berita Sarwono sampai kepada Pingkan yang saat itu Pingkan sudah tiba di
Jakarta. Kemudian Pingkan segera terbang ke Solo untuk menemui Sarwono. Dari Ibu
Sarwono pingkan diberi koran dan dibukannya dilihat terdapat tiga bait sajak pendek
disudut halamannya.menurut saya pribadi novel ini sangat luar biasa bagus kenapa?
Yang pertama adalah pemilihan karakter tokoh. Tokoh Sarwono yang terkenal kaku dan
Pingkan yang ceria dapat menciptakan perpaduan yang simpel dan sangat indah. Hal ini
dapat diperlihatkan di cerita bagian perjalanan dari Manado ke Gorontalo. Dalam
perjalanan yang membosankan tersebut dikisahkah Sarwono yang suka musik jazz
merasa bising dengan lantunan lagu yang belum pernah Ia dengar selama ini. Mengetahui
itu, Pingkan berusaha menghibur Sarwono agar tidak merasa bosan. Walau Pingkan
sempat menyebut tentang penyakit yang Sarwono derita, tapi kondisi dimana mereka
berdua mendengarkan musik berdua dalam perjalanan seolah memperlihatkan cinta dapat
mempersatukan air dan minyak.
Lalu yang kedua adalah dialog-dialog antar tokoh yang sangat menarik. Hal
semacam ini diperlihatkan di novel halaman 39-43. Disitu menceritakan percakapan
antara Sarwono dan Pingkan yang saling bercanda. Dimulai dari penyebutan tokoh-tokoh
legenda, sampai penggunaan bahasa yang lucu seperti gundhulmu dan pengung membuat
kita seolah-olah dapat merasakan kisah antara mereka berdua.
Lalu yang ketiga adalah setiap bagian dari novel ini selalu bermakna dalam
kehidupan. Bukan Abah Sapardi kalau tidak mampu menciptakan kisah yang membuat
kita berfikir akan suatu makna dan bernilai dalam kehidupan. Hal ini dapat kita lihat di
halaman 20. Di bagian itu dikisahkan bahwa keluarga Sarwono berpenghasilan rendah,
berbeda dengan saudara-saudara yang lain yang berpenghasilan banyak dan bangga
karena mengabdi sebagai PNS. Namun disini perkataan ayahnya Sarwono kepada
Sarwono menurut saya sangat bagus dan perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkataan ayah Sarwono adalah “Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk
digarap, tetapi takdir juga harus ditandatangani diatas materai dan tidak boleh digugat
kalau terjadi apa-apa, baik atau buruk. Kata yang ada di langit sana, kalau baik ya
alhamdulillah, kalau buruk ya disyukuri saja”. Di bagian ini secara jelas bahwa kita harus
bisa menjalani kehidupan dengan baik. Walaupun hidup tidak selalu sesuai dengan
keinginan kita, disitulah letak kesabaran kita dalam menjalaninya.
Dan yang terakhir adalah penggunaan nilai-nilai daerah dalam novel ini sangat
bagus. Novel ini cenderung berlatar Sulawesi (Manado) dan Jawa (Solo). Sebagai contoh
ketika Pingkan berkunjung ke Tante Henny, dikisahkan tentang legenda Pingkan dan
Matindas. Disini secara tidak langsung kita diarahkan untuk mengetahui tentang budaya-
budaya di Indonesia. Selain agar kita tahu, hal ini juga bertujuan agar kita bisa
menghargai keberagaman yang ada di Indonesia.Membaca novel Hujan Bulan Juni
merupakan pengalaman yang cukup mengesankan. Karena aku diajak berkenalan dengan
dua dosen muda yang saling mencintai, yakni Sarwono dan Pinkan yang akan
melanjutkan studi ke Jepang. Namun, sayangnya, perjalanan kisah cinta mereka didera
kepelikan

 Kelemahan dan kelebihan


 Kelemahan
Gaya bahasa yang digunakan penulis kurang bisa dipahami secara langsung.
Ditambah lagi akhir cerita yang masih menggantung. Karena dalam novel tersebut
tidak ada kejelasan bagaimana rencana pernikahan Sarwono dan Pingkan atau
paling tidak akhir dari hubungan mereka dan keluarga besar Pingkan.

 Kelebihan
Menambah pengetahuan pembaca mengenai kebudayaan Minahasa dan Solo
melalui tokoh Pingkan dan Sarwono. Ditambah lagi sedikit informasi mengenai
kehidupan dan hiruk pikuk yang terjadi diseputaran sebuah universitas.
Cover dari novel ini sangat menarik dengan efek tulisan yang basah karena
terkena tetesan air hujan.

 Gaya bahasa yang digunakan penulis kurang bisa dipahami secara langsung. Ditambah
lagi akhir cerita yang masih menggantung. Karena dalam novel tersebut tidak ada
kejelasan bagaimana rencana pernikahan Sarwono dan Pingkan atau paling tidak akhir
dari hubungan mereka dan keluarga besar Pingkan.

 Nilai kehidupan(moral dan sosial)


 Karakter tokoh utama yang berpendirian teguh,jujur, pekerja keras rendah hati
dan sabar
 Hiduplah dengan terus menolong orang
 Toleransi dengan sesama manusia
 Rasa empati dan kedisplinan pada tokoh
 Hubungan tokoh dengan agamanya:takhwa dan bersyukur

 Saran
Menurut saya novel ini cocok untuk masyarakat umum yang berusia 15+ karna banyak
mengandung karya sastra yang agak membingungkan bagi pembaca,Bagi kalangan
masyarakat novel ini penting untuk dipahami karena permasalahan nilai sosial yang
diusut dalam novel ini berkaitan dengan kehidupan seseorang. Dengan dibahasnya nilai
sosial dalam novel ini sehingga masyarakat mengetahui dan memahami bentuk nilai-nilai
sosial yang yang ada dalam kehidupan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis sesama masyarakat. Alasan saya memilih
buku ini, karena saya suka novel dengan tema percintaan karena alur cerita buku nii sulit
ditebak dan pada akhirnya Pingkan adalah orang yang tidak dapat diduga. Selain itu, saya
takjub pada ketabahan hati Sarwono
DAFTAR PUSTAKA
References
Aziz, N. (t.thn.). ANALISIS NASKAH KERETA KENCANA KARYA W.S RENDRA DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN STRUKTURAL.
Endraswara, S. (2003). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.
Jabrohim. (2001). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Wiya.
Nugraheny, H. (2014). KAJIAN STRUKTURALISME OBJEKTIF PADA NOVEL TRETES TINTRIM KARYA
SUPARTO BRATA. Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurgiyantoro, B. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press.
Semi, A. (1993). Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Siti Mariyam., I. D. (n.d.). ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL
ANAK RANTAU KARYA AHMAD FUADI : SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA. Universitas
Diponegoro Semarang .
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suwarno, A. K. (2012). ANALISIS STRUKTURAL PADA NOVEL SIRAH! KARYA A.Y. SUHARYONO .
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Taneko, S. (1990). Struktur dan Proses Sosial. Jakarta: Rajawali.
Tarigan, H. G. (1983). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (1984). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Waluyo, H. J. (1994). Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: UNS Press.
Widayastuti, H. (2017). TEMA, FAKTA CERITA DAN SARANA CERITA DALAM NOVEL 3 SRIKANDI
KARYA SILVARANI. Universitas Ahmad Dahlan.
Horton dan Hunt. 1996. Sosiologi. Jakarta: Erlangga
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2004 .Psikologi Remaja (PerkembanganPeserta Didik).Jakarta:Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai