Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi dapat di artikan sebagai pemberian struktur atau susunan, terutama
dalam penempatan personil yang di hubungkan dengan garis kekuasaan dan
tanggung jawabnya di dalam keseluruhan organisasi. Susunan dan garis-garis
kekuasaan serta tangung jawab itu  menentukan bentuk dan sifat dari pada
organisasi itu secara keseluruhan. Menurut stoner organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui orang-orang di bawah manajer yang mengejar
tujuan bersama.
Sebagai jabatan profesi, guru harus mempunyai wadah untuk menyatukan gerak
langkah dan mengendalikan keseluruhan profesi. Dalam hal ini organisasi profesi
sangat berperan penting dalam  meningkatkan kesadaran,sikap,mutu,dan kegiatan
profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru. Seperti yang di jelaskan dalam
undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dalam pasal 41 di
jelaskan bahwa guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independent yang
bertujuan untuk memajukan profesi, meningkatkan kopetensi, karier,wawasan
kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada
masyarakat. Dalam pasal ini di jelaskan juga tentang guru wajib menjadi anggota
organisasi tersebut.
Banyak manfaat dari organisasi profesi bagi seorang guru, maka makalah ini
sangat penting untuk dibahas sehinga kita tahu lebih banyak tentang organisasi
keprofesian guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian organisasi keprofesian guru?
2. Apa sajakah fungsi organisasi profesi guru?
3. Apakah tujuan organisasi profesi guru?
4. Bagaimanakah bentuk, corak, struktur, kedudukan, dan keanggotaan
organisasi profesi guru?
5. Apa sajakah organisasi profesi guru yang ada di Indonesia?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi keprofesian guru.
2. Untuk mengetahui fungsi organisasi profesi guru.
3. Untuk mengetahui tujuan organisasi profesi guru.
4. Untuk mengetahui bentuk, corak, struktur, kedudukan, dan keanggotaan
organisasi profesi guru.
5. Untuk mengetahui organisasi profesi guru yang ada di Indonesia.

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi Keprofesian Guru


Organisasi Keprofesian Guru terdiri dari tiga kata yaitu Organisasi,
Keprofesian, dan guru. Organisasi sendiri menurut stoner adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui orang-orang di bawah arahan manajer mengejar
tujuan bersama. Sedangkan menurut James D.Mooney organisasi adalah bentuk
setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi sendiri
bukan hanya ketua, sekertaris, dan pengurus tertentu saja tetapi semua anggota
dengan seluruh pengurus dan segala perangkat dan alat-alat perlengkapannya.
Semua angota tersebut berkewajiban untuk membina organisasi tersebut.
Profesi adalah jabatan atau pekerjaan seseorang yang menuntut keahlian yang
didapat melalui proses pendidikan. Suatu profesi erat kaitanya dengan jabatan atau
pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan, dan
ketrampilan tertentu pula.
Guru adalah pendidik dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
melatih,  dan mengevaluasi. Jabatan guru dikenal sebagai pekerjaan professional,
artinya jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus. Dari kata Organisasi Profesi
dapat di artikan sebagai organisasi yang angotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam
kapasitas mereka sebagai individu. Dapat disimpulkan, organisasi profesi guru
sendiri adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian
khusus dalam mendidik.
B. Fungsi Organisasi Profesi Guru
Seperti yang telah disebutkan dalam salah satu kriteria jabatan professional,
jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk menyatukan gerak langkah dan
mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Organisasi profesi
guru di sini mempunyai banyak fungsi yang bermanfaat bagi setiap anggotanya.
Fungsi tersebut adalah sebagai pemersatu seluruh angota profesi dan peningkatkan
kemampuan professional profesi. Kedua fungsi tersebut dapat di uraikan berikut ini.
1. Fungsi Pemersatu
3
Organisai profesi kependidikan merupakan wadah pemersatu berbagai potensi
profesi kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan
masyarakat penguna jasa kependidikan. Dengan mempersatukan potensi tersebut
diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki kewibawaan dan kekuatan
dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan bersama yaitu upaya untuk
melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi
kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat penguna jasa profesi ini.
2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesi
Fungsi yang kedua adalah peningkatan kemampuan profesi. Guru sebagai anggota
profesi harus bisa meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui organisasi
tersebut. Dengan mengikuti organisasi tersebut diharapkan guru dapat
meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan professional,
martabat dan kesejahteraan. Hal ini juga tertulis dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal
61 yang berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai
wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan
profesional, martabat dan kesejahteraan tenaga kependidikan”.
C. Tujuan Organisasi Profesi Guru
Tujuan dari organisasi profesi adalah untuk meningkatkan peran serta dirinya
dalam hal-hal yang berhubungan dengan keprofesian. Melalui organisasi profesi ini
ketajaman dapat dibina.1
Dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 di jelaskan ada lima misi dan tujuan
organisasi tersebut yaitu meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan,
kewenangan professional, martabat dan kesejahteraan seluruh tenaga kependidikan.
Sedangkan misinya adalah terwujudnya tenaga kependidikan yang professional.
1. Meningkatkan dan mengembangkan karier anggota
Tujuan yang pertama dari organisasi profesi guru adalah meningkatkan dan
mengembangkan karier angota sesuai dengan bidang pekerjaan yang di embannya.
Karier yang dimaksud adalah perwujudan diri seorang pengemban profesi secara
bermakna, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain (lingkungannya) melalui

1
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi GURU PROFESIONAL, (Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA
GROUP, 2008), hlm. 108.
4
serangkaian kegiatan. Organisasi profesi di sini berperan sebagai fasilitator dan
motifator terjadinya peningkatan karier setiap anggota.
2. Meningkatkan dan mengembangkan Kemampuan anggota
Dalam hal ini tujuan dari organisasi profesi guru untuk mewujudkan kopetensi
kependidikan yang handal. Dengan kekuatan dan kewibawaan organisasi, para
pengemban profesi akan memiliki kekuatan moral untuk senantiasa meningkatkan
kemampuannya.
3. Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan professional anggota
Hal ini bertujuan untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai dengan
kemampuannya. Organisai profesi guru bertujuan mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan kepada anggotanya melalui pendidikan dan latihan
terprogram.
4. Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota
Hal ini merupakan upaya agar angotanya terhindar dari perlakuan tidak
manusiawi dari pihak lain dan tidak melakukan praktik melecehkan nilai-nilai
kemanusiaan.
5. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan

5
D. Undang-Undang mengenai Organisasi Profesi Keguruan
Organisasi profesi keguruan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir
dan batin bagi setiap anggotanya. Dalam pasal 41 bagian kesembilan tentang
Organisasi Profesi Keguruan Kode Etik disebutkan, bahwa :
a. Guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independent.
b. Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karir, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.
c. Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
d. Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
e. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi
profesi guru dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru. 2
E. Bentuk, Corak, Struktur, Kedudukan, dan Keanggotaan Organisasi
Profesi Guru
1) Bentuk dan Corak Organisasi Profesi Guru
Bentuk dan corak organisasi profesi guru ini bermacam-macam bentuknya. Hal
ini di pandang dari segi derajat dan keterkaitan antara anggotanya. Ada empat
bentuk organisasi profesi guru ini yaitu :
a. Berbentuk Persatuan (union), antara lain di Australia, Singapura, dan
Malaysia, misalnya: Australian Education Union (AUE), National Tertiary
Education Union (NTEU).
b. Berbentuk Federasi (Federation) antara lain di India dan Bangladesh,
misalnya: All India Primary Teacher Federation.
c. Berbentuk Aliansi (alliance), antara lain di Philipina, seperti National
Alliance of Teachers and Office Workers (NATOW).
d. Berbentuk Asosiasi (association) seperti yang terdapat di kebanyakan
Negara, misalnya ALL Pakistan Government School Teacher Association
(APGSTA).

2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
(Jakarta; Sinar Grafika, 2008), hlm. 22.
6
Sedangkan ditinjau dari kategori keanggotaannya, corak corak organisasi profesi
ini dapat dibedakan berdasarkan :
a. Jenjang pendidikan dimana mereka bertugas (SD,SMP,dll)
b. Status penyelenggara kelembagaan pendidikannya (Negri,Swasta)
c. Bidang study keahliannya (bahasa,kesenian,matematika,dll)
d. Jenis kelamin (Pria,wanita)
e. Latar belakang etnis (cina,negro,dll) seperti China Education Society di
Malaysia
2) Struktur dan Kedudukan Organisasi Profesi Guru
Berdasarkan struktur dan kedudukannya, organisasi profesi guru di bagi menjadi
tiga kelompok yaitu:
a. Organisasi profesi guru yang bersifat local (kedaerahan dan kewilayahan),
misalnya Serawak Teachers Union di Malaysia
b. Organisasi Profesi Guru yang bersifat nasional seperti Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI)
c. Organisasi profesi guru yang bersifat International seperti UNESCO
(United Nations Educational,Scientific, and Culture Organization
3) Keangotaan Organisasi Profesi Guru
Dengan adanya keragaman bentuk dan corak serta struktur kedudukan organisasi
profesi guru, dengan sendirinya keangotaan organisasi ini beragam pula. Akan
tetapi pada umumnya organisasi yang bersifat asosiasi atau persatuan langsung dari
setiap pribadi pengamban profesi yang bersangkutan. Sedangkan keangotaan
organisasi profesi guru yang bersifat federasi cukup terbatas oleh pucuk organisasi
yang berserikat saja.

7
E. Organisasi Profesi Guru yang ada di Indonesia
Di samping PGRI sebagai satu-satunya organisasi profesi guru yang diakui
pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru yang disebut Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) sejenis yang didirikan atas anjuran pejabat-pejabat 
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Organisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-
masing. Kegiatan yang di lakukan dalam organisasi ini di jadwal dengan cukup
baik.Sayangnya belum ada keterkaitan dan hubungan formal antara kelompok
MGMP dengan PGRI.
Selain PGRI, ada lagi organisasi profesi yang resmi di bidang pendidikan yang
harus kita ketahui juga yakni Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan
Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), Kelompok Kerja Guru (KKG). Untuk lebih
jelasnya akan di bahas berikut ini.
a) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
PGRI sebagai organisasi profesi keguruan, memiiki peran dan tanggung jawab
untuk menjaga, memeihara, dan mengembangkan profesi keguruan. Menjaga antara
lain berupaya agar layanan pendidikan mutunya dapat dipertanggungjawabkan
secara profesional. Memelihara artinya mengupayakan profesi kependidikan dari
pencemaran. Mengembangkan berarti berupaya meningkakan kualifikasi dan
kualitas kemampuan profesional tenaga guru.3
Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945, Cikal
bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda
(PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia
(PGI) tahun 1932. Pada saat didirikannya organisasi ini disamping memiliki Misi
politis ideologi tidak lain dari upaya penanaman jiwa nasionalisme, yaitu komitmen
terhadap pernyataan bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa Indonesia juga
penanaman nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan bernegara yaitu pancasila.

3
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi GURU PROFESIONAL, (Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA
GROUP, 2008), hlm. 109.
8
Misi peraturan organisai PGRI merupakan upaya pengejawantahan
peraturan keorganisasian, terutama dalam  menyamakan persepsi terhadap visi, misi
dank ode etik kejelasan struktur organisasi.
Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan mutu guru sebagai
penegak dan pelaksana pendidikan nasional.Guru merupakan pioneer pendidikan
sehinga di tuntut oleh UUSPN tahun 1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun
1992, pasal 61 agar memasuki organisasi profesi kependidikan serta selalu
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesinya.
Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan antar anggotannya,
PGRI berbentuk persatuan (union). Sedangkan struktur dan kedudukannya bertaraf
nasional, kewilayahan serta kedaerahan. Keangotaan organisasi profesi ini bersifat
langsung dari setiap pribadi pengemban profesi kependidikan. Dengan demikian
PGRI merupakan organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan mengakar
diseluruh penjuru Indonesia. Artinya PGRI memiliki potensi besar untuk
meningkatkan hakikat dan martabat guru,masyarakat lebih jauh lagi bangsa dan
Negara. misi profesi juga ada misi lainnya, yaitu misi politis-ideologi, misi
peraturan organisasi, misi profesi dan misi kesejahteraan.4
a) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata
pelajaran yang berada di suatu sanggar atau kabupaten/kota yang berfungsi sebagai
sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran, dan pengalaman
dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi atau perilaku perubahan
reorientasi pembelajaran di kelas.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkakan mutu dan profesionalitas dari guru
dalam kelompoknya masing-masing. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini diatur
dengan jadwal yang cukup baik. Sayangnya, belum ada keterkaitan dan hubungan
formal antara kelomok guru-guru dalam MGMP ini dengan PGRI.5
Jika guru hanya berjuang secara individual, ia akan tertinggal semakin jauh dari
spectrum perkembangan ilmu dan pengetahuan. Sebaliknya, jika guru dapat bekerja

4
Prof. Soetjipto, drs. Raflis kosasi. M. sc, Profesi Keguruan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2004), Hlm. 35
5
Ibid, ..........hlm. 36
9
sama dengan sesama dalam wadah dan organisasi profesi yang fungsional, ia akan
dapat melakukan peningkatan profesionalitas secara sinergis. Cara ini tentu akan
jauh lebih efektif untuk menatap tantangan profesi guru di masa depan
dibandingkan dengan bila guru bertindak sebagai single fighter dalam memecahkan
persoalan professional yang dihadapi. Saling ketergantungan professional
merupakan ciri penting bagi kehidupan abad informasi. Oleh karena itu guru harus
bersatu padu dalam menghadapi tantangan profesi di masa mendatang agar proses
sinergi dapat terwujud untuk menegakkan citra profesi guru. 6
Tujuan MGMP secara umum adalah untuk mengembangkan kreativitas dan
inovasi dalam meningkatkan profesionalisme guru. Sedangkan tujuan khususnya
adalah :
a.   Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya
mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien.
b.   Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses
pembelajaran yang mennyenangkan,mengasikan dan, mencerdaskan.
c.  Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
c) Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya profesi kependidikan
ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi antar anggotanya.
Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama di
Jakarta 17-19 Mei 1984.Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI,
yaitu :
a. Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di
seluruh indonesia.
b. Meningkatkan sikap dan kemampuan professional para angotanya.
c. Membina serta mengembangkan ilmu , seni dan teknologi pendidikan
dalam rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa
dan Negara.

6
Suyanto dan Djihad Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia
Memasuki Milenium III (Yogyakarta : Adicita, 2000), hlm. 33-34.
10
d. Mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam
bidang ilmu seni dan teknologi pendidikan.
e. Melindungi dan memperjuangkan kepentingan professional para
anggota.
f. Meningkatkan komunikasi antar anggota dari berbagai spesialisasi
pendidikan.
g. Menyelenggarakan komunikasi antar organisasi yang relevan.
b) Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
IPBI didirikan di Malang pada tangal 17 Desember 1975. Organisasi
yang bersifat keilmuan dan professional ini berhasrat memberikan sumbangan dan
ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban dan tangung
jawab sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan para petugas
bimbingan se-Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan
bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya.
Secara rinci tujuan didirikannya IPBI adalah sebagai berikut:
1) Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah organisasi.
2) Mengidentifikasi dan menginventarisasi tenaga ahli, keahlian dan
ketrampilan,teknik alat dan fasilitas yang telah di kembangkan di Indonesia di
bidang bimbingan, dengan demikian dimungkinkan pemanfaatan tenaga ahli dan
keahlian tersebut dengan sebaik-baiknya.
3) Meningkatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan
profesi dan tenaga ahli,tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun
program layanan bimbingan (angaran Rumah Tangga IPBI, 1975).
c) Kelompok Kerja Guru (KKG)
Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru
dalam satu gugus. Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi dalam kelompok kerja
guru yang lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan
kelompok kerja guru berdasrkan jenjang kelas, dan kelompok kerja guru
berdasarkan atas mata pelajaran.
Tujuan Organisasi Kelompok Kerja Guru ini yaitu :
a. Memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan guru
berdasarkan masalah dan kesulitan yang dihadapi guru.
11
b. Memberikan bantuan professional kepada guru kelas dan mata pelajaran
di sekolah.
c. Meningkatkan pemahaman, keilmuan, ketrampilan serta pengembangan
sikap professional berdasarkan kekeluargaan dan saling mengisi (sharing).
d. Meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi profesi keguruan ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir dan batin bagi setiap anggotanya. Dalam pasal 41 bagian
kesembilan tentang Organisasi Profesi Keguruan Kode Etik disebutkan, bahwa:
 Guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independent.
Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karir, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.
 Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
 Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
 Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi
profesi guru dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Di samping PGRI sebagai satu-satunya organisasi profesi guru yang diakui
pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru yang disebut Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) sejenis yang didirikan atas anjuran pejabat-pejabat 
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu juga terdapat organisasi profesi
yang resmi di bidang pendidikan yang harus kita ketahui juga yakni Ikatan Sarjana
12
Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI),
Kelompok Kerja Guru (KKG).
B. Saran
Sebagai pendidik kita seyogyanya harus mengetahui tentang organisasi profesi
guru ini, karena kita harus meningkatkan kinerja agar menjadi seorang pendidik
atau guru yang professional, manakala dengan adanya wawasan mengenai
organisasi profesi ini kita dapat meningkatkan serta mengembangkan potensi secara
maksimal.

Daftar Pustaka

Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi GURU PROFESIONAL, (Jogjakarta : AR-


RUZZ MEDIA GROUP, 2008),

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan


Dosen, (Jakarta; Sinar Grafika, 2008)
Prof. Soetjipto, drs. Raflis kosasi. M. sc, Profesi Keguruan, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2004),

Suyanto dan Djihad Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia


Memasuki Milenium III (Yogyakarta : Adicita, 2000)

13

Anda mungkin juga menyukai