Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 2

1. Nabila Shafa Aflaha (142190038)


2. Rani Dewi Savitri (142190054)
3. Fadhilla Nurul Chasanah (142190058)
4. Sherina Tiara Dewi (142190071)
5. Rayguel Julyfer L.G. (142190075)
6. Meislinda Tito (142190088)

Resume Ch 2
Konstruksi Teori Akuntansi

Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan
sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik.
Definisi lain teori akuntansi merupakan suatu susunan konsep, definisi, dan dalil
yang menyajikan secure sistematis gambaran fenomena akuntansi serta
menjelaskan hubungan antarvariabel dalam struktur akuntansi dengan maksud
untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul.

Fungsi Teori akuntansi adalah:

 Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi


 Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang
tidak ada standar resmi
 Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan
 Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan
 Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi

Pendekatan Informal

- Non-teoritis berupa pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter,


pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan
penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat untuk
memberisaran solusi praktis, sedangkan pendekatan otoriter dalam
penyusunan teori akuntansi yangumumnya digunakan oleh organisasi profesi
terdiri dari penyajian sejumlah praktik-praktikakuntansi
- Pendekatan otoriter. Dalam metode ini yang dirumuskan teori akuntansi
adalah organisasi profesiyang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang
mengatur praktek akuntansi.
- Pendekatan teoritis. Pendekatan teoritis meliputi deduktif, induktif, etis,
sosiologis, ekonomis danelektik.

I. Teori Pragmatis
menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap
perilaku atau keputusan.

1. Pendekatan pragmatis – deskriptif


- Berdasarkan perilaku yang teramati dari akuntan
- Dikembangkan berdasarkan bagaimana para akuntan tersebut
bertindak dalam situasi tertentu
- Diuji dengan mengobservasi apakah para akuntan melakukan
seperti teori yang ada
- Merupakan pendekatan induktif.

Kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori akuntansi :

- Pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analisis


dari kualitas tindakan akuntan,tidak ada penilaian apakah akuntan
melaporkan dengan cara mereka seharusnya.
- Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang ditantang.
Misalnya, metode dan teknikakuntan dan mengajarkan mereka
metode dan teknik tersebut kepada para siswa.
- Pendekatan pragmatis deskriptif memfokuskan perhatian pada
perilaku akuntan, bukan padapengukuran atribut perusahaan,
seperti aset, kewajiban dan keuntungan.

2. Pendekatam pragmatis-psikologis
- Bergantung pada observasi dari reaksi para pengguna informasi
keuangan terhadap hasil kerja akuntan
- Reaksi tersebut akan menjadi bukti bahwa hasil kerja akuntan
berguna dan mengandung informasi yang relevan

Kritik terhadap pendekatan pragmatis-psikologis

- Beberapa pengguna mungkin bereaksi secara tidak rasional


- Beberapa pengguna mungkin memang sudah memiliki respons
yang sudah dikondisikan
- Beberapa pengguna tidak bereaksi seharusnya
- Oleh karena itu, teori-teori ini diuji dengan menggunakan sampel
yang sangat banyak.

II. Teori Sintaksis dan Semantik


- Input semantik merupakan transaksi yang dicatat di voucher, jurnal,
dan buku besar
- Input-input ini kemudian di’manipulasi’ sesuai dengan premis dan
asumsi dalam akuntansi menggunakan biaya historis
- Teori ini dikritik karena tidak adanya verifikasi independen akan
perhitungan output atau hasilnya
- Output ini dapat dikritisi karena adanya sintaks yang tidak akurat,
misalnya angka dengan ukuran moneter yang berbeda ditambah
bersama-sama.
- Output dapat saja akurat secara sintaks namun tetap tidak bernilai
karena masalah keakuratan semantik (kurangnya hubungan
dengan kejadian di dunia nyata)
- Akuntansi biaya historis mungkin menghasilkan output yang akurat
namun pada akhirnya memiliki sedikit kegunaan
- Maksudnya adalah bahwa angka dari biaya historis ini tidak
berguna dalam pengambilan keputusan kecuali untuk verifikasi entri
akuntansi
III. Evolusi Teori Akuntansi
1. Pre-theory period (1492-1800)
Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang
dirumuskan sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada
saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan
sebagai teori atau pernyataan yang sistematis.

2. General scientific period (1800-1955)


Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang
penekanannya baru berupa penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di
sini sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan
mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi dikembangkan
berdasarkan metode empiris yang mengutamakan pengamatan atas
kenyataan sehari-hari atau realitas bukan didasarkan pada logika.
Laporan AAA ”A Tentative Statement of Accounting Principles Affecting
Corporate Reports pada tahun 1938 serta laporan AICPA tentang A
Statement of Accounting Principle (Sanders, Hatfield dan Moore)
merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi berdasarkan
metode empiris atau disebut era general scientific ini.

3. Teori Normatif dan Positif


a. Teori Positif
Metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang
sedang berlaku atauditerima umum. Berdasarkan teori ini,
dirumuskan problem penelitian untuk mengamati perilakuatau
fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Kemudian
dikembangkan teoriuntuk menjelaskan fenomena tadi dan
dilakukan penelitian secara terstruktur dan peraturan yang standar
dengan melakukan perumusan masalah, penyusunan hipotesis,
pengumpulan data dan pengujian statistik ilmiah. Sehingga
diketahui apakah hipotesis yang dirumuskan diterima atau tidak.
Prinsip teori ini beranggapan bahwa tujuan dari teori
akuntansi bermaksud untuk memprediksi dan menjelaskan praktik
akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjutan dari
teori akuntansi normatif karena kegagalan dari teori normatif dalam
menjabarkan fenomena praktik yang terjadi secara real (nyata).
o Berkembang pada 1970-an
o Berdasarkan ‘pengalaman’ atau ‘fakta’ yang terjadi di dunia
nyata
o Menjelaskan alasan-alasan yang mendasari praktik yang
ada sekarang
o Memprediksi peran informasi akuntansi dalam proses
pengambilan keputusan
Terdapat tiga hipotesis oleh Watts dan Zimmerman, 1990 yang
menjadi asumsi pada teori akuntansi positif diantaranya adalah :
o Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis)
o Hipotesis hutang atau ekuitas (Debt/Equity Hypothesis)
o Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis)

b. Teori Normatif
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus
diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau
tidak. Didasarkan atas upaya pembenaran tentang apa yang
seharusnya dipraktekkan. Teori normatif disebut juga Teori Apriori
(bersifat deduktif) karena bukan hasil dari penelitian empiris, tetapi
dihasilkan dari kegiatan semi-research.
Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang
bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji
hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori akuntansi
normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan
cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi

Masa keemasan tahun 1950an dan 1960an

o adanya rekomendasi kebijakan


o apa yang seharusnya ada
o berdasarkan proposisi analitis dan empiris
o terkonsentrasi untuk menurunkan :
 Penghasilan sebenarnya (true income)
 Sistem pengukuran tunggal untuk aset
 Angka keuntungan yang tepat
 Praktik yang meningkatkan proses pengambilan keputusan
(decision usefulness)
Teori ini menganggap bahwa tujuan dasar akuntansi
adalah untuk membantu proses pengambilan
keputusan dengan menyediakan data akuntansi yang
relevan dan bermanfaat.
Proses Pengambilan Keputusan
1. Sistem akuntansi dari perusahaan X
2. Model untuk memprediksi dari pengguna
3. Model untuk pengambilan keputusan pengguna

Tujuan yang dimaksud oleh laporan keuangan harus sesuai


dengan apa yang tertera.

Pendekatan normatif dikritik karena:

1. teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.


2. teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.

Teori normatif ini didasarkan pada anggapan bahwa:

o Akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran.


o Laba dan nilai dapat diukur secara tepat.
o Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan
keputusan ekonomi.
o Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi).
o Ada beberapa pengukur laba yang unik.

Pada praktiknya teori normatif adalah pendapat subyektif


(pribadi) maka sulit untuk diterima begitu saja karena harus
dapat diuji secara empiris supaya dapat dikatakan sistem
akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal.
Perbedaan utama antara teori normatif dan teori positif
adalah:
a. Teori normatif bersifat preskriptif
b. Teori positif bersifat deksriptif, eksplanatori, atau prediktif
Para ahli bidang akuntansi telah menyatakan bahwa teori akuntansi
positif lebih diterapkan dibandingkan teori akuntansi normatif.
Teori positif berkembang karena adanya ketidak puasan
terhadap teori normative. Selain itu karena adanya ketidakmampuan
normatif untuk menguji secara empiris. Teori normatif lebih banyak
berfokus pada kemakmuran investor secara individu dari pada
kemakmuran secara luas, dan tidak mendorong atau memungkinkan
terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar
modal.

Pendekatan ilmiah

- Memiliki asumsi dasar bahwa dunia yang akan diteliti merupakan


sebuah realita objektif
- Dilakukan dengan menggunakan hipotesis incremental
- Mengimplikasikan asumsi bahwa sebuah teori yang baik berlaku
secara konstan untuk seluruh perusahaan, industri, dan juga waktu

Kritik terhadap metode ilmiah :

- Penelitian statistik yang berskala besar cenderung mengumpulkan


segala hal menjadi satu
- Dilakukan dalam lingkungan yang tidak relevan bagi akuntan

Pendekatan naturalistik

- Mengimplikasikan bahwa tidak ada asumsi atau teori yang telah


dimiliki sebelumnya
- Berfokus pada masalah dunia nyata yang spesifik dihadapi oleh
perusahaan

Riset Ilmiah Riset Naturalistik


Asumsi a. Realita itu objektif a. Realita merupakan
ontologis dan konkrit konstruksi sosial dan
b. Akuntansi merupakan produk dari imajinasi
sebuah realita manusia
objektif b. Akuntansi
merupakan sebuah
realita yang dibentuk
Pendekatan a. Kemajuan teknologi a. Bersifat holistic
epistemologi yang sedikit demi b. Kompleksitas dunia
sedikit tidak bisa
b. Bersifat simplifikasi dipecahkan dengan
c. Menguji hipotesis disimplifikasi
individu c. Hukum yang tidak
d. Hukum yang dapat bisa digeneralisasi
digeneralisasikan
Metodologi a. Terstruktur a. Tidak terstruktur
b. Berdasarkan basis b. Tidak ada teori
teori sebelumnya sebelumnya
c. Validasi empiris
Metode a. Formulasi model a. Studi kasuus
sintaksis b. Mengeskplorasi
b. Penggunaan induksi dengan fleksibilitas
empiris untuk c. Berdasarkan
membentuk hipotesis kejadian-kejadian
c. Menggunakan yang ada
metode statistik yang
tepat
Pendekatan Ilmiah diterapkan untuk Akuntansi

1. Kesalahpahaman Tujuan
Banyak kesalahpahaman tentang upaya untuk menerapkan
pendekatan ilmiah untuk akuntansi. Beberapa percaya bahwa
upaya ini adalah untuk membuat para ilmuwan keluar dari praktisi
akuntansi. Seorang ilmuwan adalah salah satu yang menggunakan
metode ilmiah, terutama peneliti. Profesi medis memberikan analogi
yang baik dari perbedaan antara peneliti dan praktisi dan
penggunaan dan efekdari metode ilmiah.
Penelitian ini adalah generalisasi, tapi praktisi dihadapkan
dengan kasus-kasus tertentu yang mungkin tidak sesuai persis dengan
kesimpulan umum. pertimbangan praktisi selalu diperlukan dalam
menerapkan alat nya atau perdagangannya.
Kesalahpahaman umum lain tentang penerapan pandangan
ilmiah dalam akuntansi adalah bahwa kebenaran mutlak‘ yang
diinginkan, yang tentu saja tidak mungkin. Oleh karena itu berpendapat
bahwa itu adalah sia-sia untuk mencari apa yang tidak mungkin.
Argumen seperti itu didasarkan pada kesalahpahaman bahwa ilmu
pengetahuan mengetahui kebenaran mutlak. Metode ilmiah yang tidak
sempurna. kebenaran ilmiah bersifat sementara. Menemukan
‘kebenaran yang hakiki.

Penerapan Pendekatan ilmiah ke Akuntansi

o Metode ilmiah tidak menerapkan jaminan untuk


menghasilkan ‘kebenaran’
o Pendekatan ilmiah berusaha untuk memberikan bukti yang
mungkin mendeskripsikan, menjelaskan, atau memprediksi

Permasalahan dalam konstruksi teori pengauditan

 Pengauditan merupakan proses verifikasi terhadap input dan


proses akuntansi
a. Auditor menghasilkan opini mengenai Apakah laporan keuangan
telah disusun berdasarkan standar pelaporan yang ada
b. Apakah laporan keuangan memberikan pandangan yang benar
dan wajar

 Era normatif dari akuntansi kebetulan berbarengan dengan


pendekatan normatif pada teori pengauditan
 Teori positif dari akuntansi telah mendorong pergerakan ke arah
pendekatan positif dari teori akuntansi

Anda mungkin juga menyukai