Anda di halaman 1dari 7

Interaksi Sosial

Bentuk umum dari sebuah proses sosial adalah interaksi sosial. Interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan
kelompok dengan kelompok. Melakukan interaksi sosial dengan lingkungan merupakan salah
satu kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial, dengan berinteraksi berarti manusia telah
menjalani suatu proses komunikasi yakni proses membagi ide, informasi, dan pesan dengan
orang lain pada tempat dan waktu yang tertentu atau proses tukar menukar pemahaman,
opini, ide, dan pesan. Komunikasi merupakan satu syarat utama dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, suatu kebutuhan manusia yang tidak bisa disangsikan.

Interaksi sosial merupakan proses komunikasi diantara orang – orang untuk saling
mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan. Interaksi sosial akan berlangsung apabila
seorang individu melakukan tindakan dan dari tindakan tersebut menimbulkan reaksi individu
yang lain. Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih saling beradapan, bekerja sama,
berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan pertikaian.

Nasdian berpendapat, interaksi sosial merupakan suatu intensitas sosial yang


mengatur bagaimana masyarakat berperilaku dan berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Interaksi sosial merupakan basis untuk menciptakan hubungan sosial yang terpola
yang disebut struktursosial. Interaksi sosial dapat pula dilihat sebagai proses sosial
dimana mengorientasikan dirinya pada orang lain dan bertindak sebagai respon terhadap
apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain.

Menurut H. Bonner interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih
individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya. Rumusan ini dengan tepat
menggambarkan kelangsungan timbal– baliknya interaksi sosial dua atau lebih manusia itu.
Sementara itu, individu yang satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis kepada individu
yang lain, dimana dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain. Individu yang satu dapat juga
menyesuaikan diri secara aloplastis dengan individu lain, dimana individu yang lain itulah
yang dipengaruhi oleh dirinya yang pertama. Dengan demikian, hubungan antara individu
yang berinteraksi senantiasa merupakan hubungan timbal-balik, saling pengaruh yang timbal
balik.
Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto interaksi sosial merupakan hubungan –
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antar
kelompok – kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Ahmadi menyatakan interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih,
dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan
antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.

Proses interaksi sosial dalam masyarakat memiliki ciri, yaitu adanya dua orang pelaku
atau lebih, adanya hubungan timbale balik antar pelaku, diawali dengan adanya kontak sosial,
baik secara langsung, mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat
yaitu: adanya kontak sosial, dan adanya komunikasi.

1. Kontak Sosial
Merupakan peristiwa terjadinya hubungan sosial antara individu satu dengan
lain. Kontak yang terjadi tidak hanya fisik tapi juga secara simbolik seperti
senyum, jabat tangan.
Kontak sosial memiliki beberapa sifat, yaitu kontak sosial positif dan kontak
sosial negative. Kontak sosial positif adalah kontak sosial yang mengarah pada
suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negative mengarah kepada suatu
pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan kontak sosial.
Selain itu kontak sosial juga memiliki sifat primer atau sekunder. Kontak
primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka, sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara.

2. Komunikasi
Komunikasi adalah menyampaikan informasi, ide, konsepsi, pengetahuan dan
perbuatan kepada sesamanya secara timbal balik sebagai penyampai atau
komunikator maupun penerima atau komunikan. Tujuan utama komunikasi adalah
menciptakan pengertian bersama dengan maksud untuk mempengaruhi pikiran
atau tingkah laku seseorang menuju ke arah positif.
Komunikasi sebagai proses sosial

Komunikasi Sebagai Proses Sosial Manusia adalah makhluk sosial, hal ini
dibuktikan dalam beberapa penelitian tentang perilaku manusia yang dikucilkan.
Pengucilan atau penjauhan salah seorang manusia dari lingkungan hidupnya menjadikan
ia tidak mampu berpikir, bersikap dan bertindak layaknya manusia normal. Karena manusia
menjadi manusia hanya apabila dia meniru perilaku manusia lainnya, dan dalam proses
peniruan tersebutlah, terjadi komunikasi, verbal maupun nonverbal.

Keseluruhan hidup manusia tidak akan terlepas dari komunikasi. Bahkan bisa
dikatakan komunikasi adalah cara manusia mengadakan dirinya dalam dunia. Oleh
karena itu, komunikasi menjadi sebuah proses yang berlangsung terus menerus dalam
masyarakat.Jika dikaitkan dengan proses sosial, yang diartikan pengaruh timbal balik
antar berbagai kehidupan masyarakat, komunikasi menjadi sebuah cara dalam
melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi menjadi solusi berbagai
deskriminasi atau pembedaan yang ada dan mampu merekatkan sistem sosial masyarakat.

Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara


dalam melakukan perubahan sosial. Komunikasi berperan menjembatani perbedaan
dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam
usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari
konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata
masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti
halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat.

Menurut Peter L. Berger, hubungan antara manusia dengan masyarakat berlangsung


secara dialektis dalam tiga momen: eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Berikut ini
adalah penjelasannya.

 Eksternalisasi
Eksternalisasi ialah proses penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai
produk manusia. Dimulai dari interaksi antara pesan iklan dengan individu pemirsa
melalui tayangan televisi. Tahap pertama ini merupakan bagian yang penting dan
mendasar dalam satu pola interaksi antara individu dengan produk-produk sosial
masyarakatnya. Yang dimaksud dalam proses ini ialah ketika suatu produk sosial
telah menjadi sebuah bagian penting dalam masyarakat yang setiap saat dibutuhkan
oleh individu, maka produk sosial itu menjadi bagian penting dalam kehidupan
seseorang untuk melihat dunia luar;
 Objektivasi
Objektivasi ialah tahap di mana interaksi sosial yang terjadi dalam dunia
intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi. Pada tahap
ini, sebuah produk sosial berada pada proses institusionalisasi, sedangkan individu
memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik
bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia
bersama. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka di mana
mereka bisa dipahami secara langsung. Dengan demikian, individu melakukan
objektivasi terhadap produk sosial, baik penciptanya maupun individu lain. Kondisi
ini berlangsung tanpa harus mereka saling bertemu. Artinya, proses ini bisa terjadi
melalui penyebaran opini sebuah produk sosial yang berkembang di masyarakat
melalui diskursus opini masyarakat tentang produk sosial, dan tanpa harus terjadi
tatap muka antarindividu dan pencipta produk sosial;
 Internalisasi
Internalisasi ialah proses di mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan
lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya.
Terdapat dua pemahaman dasar dari proses internalisasi secara umum; pertama, bagi
pemahaman mengenai ‘sesama saya’ yaitu pemahaman mengenai individu dan orang
lain; kedua, pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dari
kenyataan sosial.

Kenyataan yang berhadapan antara Masyarakat dengan manusia ada hubungan yang
saling mempengaruhi tersebut dibangun tidak lain dengan proses komunikasi. Dalam
hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan
perubahan sosial (Sosial change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam
masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya
melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya.
Dapat dikatakan bahwa ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, norma, dan pranata
masyarakatnya. Jadi antara komunikasi & masyarakat, saling mempengaruhi & saling
melengkapi, Yang jelas: Komunikasi Berperan dalam perubahan masyarakat. Disinilah
Pembahasan Komunikasi sebagai Proses Sosial terjadi.

Little john menjelaskan hal ini dalam genre interactionist theories. Dalam teori
ini, dijelaskan bahwa memahami kehidupan sosial sebagai proses interaksi.
Komunikasi (interaksi) merupakan sarana yang baik bagi indovidu untuk belajar
berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada
tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui
interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-
struktur sosial.

Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media


komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro (Nurudin, 2004) sebagai berikut:

a. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan


dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan
bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan membawa ke arah
perubahan.
b. Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan,
namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa perubahan sosial. Dengan
kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor yang menimbulkan
perubahan masyarakat.
c. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan
sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya menentukan
persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka hidup.
d. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan
penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang
mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi
mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah
perubahan sosial.

Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat.


Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarkat
memilikifungsi-fungsi sebagai berikut:
 Komunikasi menghubungkan antarberbagai komponen masyarakat.
Komponen di sini tidak hanya individu dan masyarakat saja, melainkan juga
berbagai bentuk lembaga sosial (pers, humas, universitas);
 Komunikasi membuka peradaban (civilization) baru manusia;
 Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat;
 Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan dalam sosialisasi nilai ke
masyarakat; dan
 Seseorang akan diketahui jati dirinya sebagai manusia karena
menggunakan komunikasi. Itu juga berarti komunikasi menunjukkan
identitas sosial seseorang.

Anda mungkin juga menyukai