1. Bagaimana pancasila sebagai nilai dasar profesi dokter ?
Jawaban : Profesi dokter dengan nilai-nilai Pancasila memiliki hubungan yang erat, dipengaruhi oleh profesi kedokteran berkedudukan di wilayah negara Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai norma dasar bernegara, dan Pancasila itu sendiri merupakan nilai universal yang sebenarnya tidak hanya diberlakukan bagi negara Indonesia saja, namun memiliki nilai universal yang bisa digunakan oleh profesi kedokteran yang ada di negara lain,dikarenakan Pancasila memiliki nilai transedental yang di aplikasikan dalam moral dan etika yang harus dimiliki oleh dokter untuk memberi pelayanan medis kepada pasien dengan sikap yang penuh hati nurani. Maka dokter baik secara personal, maupuun secara organisasi, tidak bisa melepaskan nilai- nilai Pancasila, dikarenakan nilai- nilai Pancasila memiliki kaitan dan pertanggungjawaban secara transedental kepada Allah SWT, serta dengan manusia itu sendiri sebagai wujud dari kemanusiaan yang adil dan beradab, atau dalam Islam dikenal dengan “rahmatan lilalamin” artinya kehadiran manusia di muka bumi harus memberi manfaat bagi orang lain. Yang menjadi masalah kemudian ialah dikarenakan pendidikan profesi dokter saat sekarang, hanya berkutat pada pendidikan akademis yang kosong akan nilai- nilai Pancasila, dimana pada sisi lain begitu padat pendidikan teknis medis tanpa menghubungkan dengan keadaan sosial masyarakat yang tidak merata akan pemenuhan kesehatan. 2. Apa hal yang melatarbelakangi hari lahirnya pancasila jatuh tepat pada 1 Juni? Jawaban : Sejak sidang BPUPKI menyetujui pidato Soekarno pada 1 Juni 1945, dimulailah sejarah Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia dan tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila. Sedangkan pada 18 Agustus 1945, kemudian diperingati sebagai Hari Konstitusi, sebab hari itulah PPKI mensahkan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar dan ideologi Negara. Lima prinsip dasar Negara yang diberi nama Pancasila dan dirumuskan sejak 1 Juni 1945 oleh Ir. Soekarno hingga sekarang jumlahnya tidak pernah berubah dan akhirnya mengalami perumusan final lewat proses pengesahan konstitusional pada tanggal 18 Agustus 1945. Rangkaian proses tersebut merupakan satu kesatuan proses sejarah lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara. Dengan demikian, dasar hukum ditetapkannya tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila adalah Keputusan Presiden (Keppres) No 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila yang ditandatangani tanggal 1 Juni 2016. 3. Bagaimana peran pancasila sebagai nilai etika dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Jawaban : Nilai-nilai pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupan kenegaraan. Dengan katalain bahwa nilai-nilai pancasila merupakan cita-cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan. Sehingga dapat diketahui bahwa peran pancasila sebagai system etika dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia yaitu sebagai rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Sehingga dengan adanya rambu- rambu dalam mengatur perilaku masyarakat maka etika etika yang terdapat didala pancasila akan tercapai. 4. Apakah Pancasila Sudah Berhasil Diterapkan Dalam Kehidupan Bernegara? Jawaban : Bila ditinjau dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penerapan pancasila belum berhasil diterapkan seutuhnya. Sebab, contohnya saja pada sila 1, tapi masih saja ada masyarakat Indonesia yang belum bisa menerapkan hidup bertoleransi sebagai contoh, kasus islam radikal. Begitupun dengan pelaksanaan sila 2, dimana masih saja ada kasus yang tidak menerapkan makna dari sila kedua tersebut, misalnya hukum Indonesia yang masih saja tajam kebawah, contoh kasus Nenek Asyani yang diduga mencuri 7 batang kayu jati milik Perum Perhutani, menurut Nenek Asyani kayu jati itu ditebang dari lahan milik almarhum suaminya yang kini sudah dijual. Namun, pihak Perhutani tetap mengatakan bahwa kayu tersebut berasal dari lahan milik mereka dan bersikeras tetap memperkarakan kasus pencurian tersebut. Dikarenakan hal ini, sejak bulan Juli - Desember 2014, Nenek Asyani mendekam di dalam penjara untuk menunggu proses persidangan. Pihak pengadilan memberikan ancaman maksimal 5 tahun penjara. Sedangkan para kaum elit bisa saja hukumannya kurang dari ancaman yang diberikan oleh pihak pengadilan.