Anda di halaman 1dari 3

 

Pembuatan Studi Kelayakan Apotek


Studi kelayakan apotek (Feasibility Study) adalah suatu rancangan secara komprehensif
mengenai rencana pendirian apotek baru untuk melihat kelayakan usaha baik dari pengabdian
profesi maupun sisi bisnis ekonominya. Tujuannya adalah untuk menghindari penanaman modal
yang tidak efektif dan berguna untuk mengetahui apakah apotek yang akan didirikan cukup
layak atau dapat bertahan dan memberi keuntungan secara bisnis. Dalam studi kelayakan
diperlukan perhitungan yang matang sehingga apotek yang akan didirikan nanti tidak mengalami
kerugian.
Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan apotek, perlu dilakukan perencanaan terlebih
dahulu, maka setelah melakukan survei mengenai lokasi dan banyaknya sarana penunjang
(dokter, rumah sakit, poliklinik, dan lain-lain termasuk banyaknya penduduk dengan kemampuan
berbeda-beda) harus dilakukan studi kelayakan (Hartono, 2003).
Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan apotek ialah:
a.       Lokasi
Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi suatu
usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pada umumnya Pasar, sebab
merupakan masalah yang tidak boleh diabaikan, selain itu faktor pembeli harus diperitungkan
dahulu. Oleh karenanya hendaknya diperhitungkan lebih dulu :
1)      Ada tidaknya apotek lain
2)      Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir kendaraannya
3)      Jumlah penduduk
4)      Jumlah Dokter
5)      Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui
6)      Selain keadaan tersebut perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan lain seperti :
rumah sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab tempat-tempat tersebut juga memberi obat langsung
pada pasien.
b.      Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya.
c.       Pembelian.
d.      Penyimpanan barang/pergudangan.
e.       Penjualan, yang terpenting ialah kalkulasi harga atas resep Dokter.
f.       Administrasi, menyangkut pula laporan-laporan.
g.      Evaluasi apotek pada akhir tahun  (Anief, 2001).
Secara umum studi kelayakan dari suatu usaha mencakup 4 aspek penilaian,  yaitu:
1)      Aspek  Manajemen
Apotek perlu mendapat dukungan tenaga manajemen yang ahli dan berpengalaman, serta
memiliki motivasi dan dedikasi yang tinggi untuk mengembangkan apotek.  Karena itu
hendaknya disusun tugas-tugas pokok yang harus dijalankan agar apotek dapat berjalan dengan
baik. Tugas-tugas tersebut kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan tertentu dan disusun
dalam satu organisasi, dengan tersusunnya struktur organisasi lebih mudah untuk menentukan
apa yang harus dipenuhi oleh calon pegawai apotek. Aspek manajemen, meliputi :
a.       Strategi manajemen (Visi, Misi, Strategi, Program Kerja, SOP )
b.      Bentuk badan usaha
c.       Struktur organisasi
d.      Jenis pekerjaan
e.       Kebutuhan tenaga kerja
f.       Program kerja
(Anief, 2001)

2)      Aspek Teknis
Aspek teknis yang dimaksud di sini adalah kondisi fisik dan peralatan yang dibutuhkan untuk
menunjang pelayanan kefarmasian di apotek. Aspek teknis, meliputi :
a.    Peta lokasi dan lingkungan (posisi apotek terhadap sarana pelayanan    kesehatan lain)
b.   Tata letak bangunan
c.    Interior dan peralatan teknis
(Anief, 2001).

3)      Aspek Pasar
Dalam pendirian apotek, aspek pemasaran mendapat prioritas utama agar laju perkembangan
apotek sesuai dengan yang diharapkan Aspek ini diantaranya menyangkut jumlah praktek dokter
yang ada di sekitar apotek dan jumlah apotek pesaing di lokasi tersebut. Aspek pasar meliputi :
a.       Jenis produk yang akan dijual
b.      Cara (dari mana, bagaimana) mendapatkan produk yang akan dijual
c.       Bentuk pasar(Persaingan Sempurna, Monopoli, Oligopoli, Monopsoni)
d.      Potensi pasar (Q = N.P)
Potensi pasar bisa dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT (SWOT
analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang dan
ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah,
pemasok, kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan jasa
lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar, riset di internet, dan analisis tren-
tren domestik dan global yang relevan (Richard, 2010).
                Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan
dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian,
perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini. Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan (Freddy,
2009).
            Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT.
Matriks ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
e.       Target pasar (Individu, Korporasi, Reseller)
f.       Target konsumen
(Anief, 2001).

Anda mungkin juga menyukai