METODE PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Jenis metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
preeksperimen (pre-experiment design), rancangan One Group Pretest-
Posttest yang tidak menggunakan kelompok control (pembanding), penelitian
dengan rancangan ini yaitu dnegan memberikan pretest (pengalaman awal)
terlebih dahulu sebelum diberikan posttest (pengalaman akhir).
Penelitian dengan rancangan One Group Pretest- posttest ini dilakukan
dengan cara memberikan intervensi berupa penyuluhan tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan, dimana sebelum dan sesudah penyuluhan
responden akan diberikan berupa kuisioner untuk mengetahui tingkat
pengetahun remaja tentang pendewasaan usia perkawinan,
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
(Pengetahuan Remaja Penyuluhan (Pengetahuan Remaja
Tentang PUP) Tentang PUP)
Gambar 3.1 Rancangan Pre experiment pre-test and Post-Test griup design
Keterangan :
O1 : Pretest pengetahuan remaja tentang PUP
X : intervensi penyuluhan kelompok
O2 : Posttest pengetahuan remaja tentang PUP
C. Populasi dan Sampel Penelitian
29
30
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti
(Notoatmojo,2012). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas IX atau setara dengan kelas IX di SMPN 8
Banjarmasin yang berjumlah 246 orang.
2. Sampel
a. Penentuan Jumlah Sampel
Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoadmodjo,2012). Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung
menggunakan rumus :
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan
N = Populasi
n = Sampel
d = nilai presisi 90% atau sig. =0,1
246
n=
1+246 ¿ ¿
246
n=
1+246 (0.01)
n=¿71,09 = 72
Berdasarkan total populasi siswa siswi kelas IX sebanyak 246
siswa, dengan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 10 %,
maka jumlah sampel sampel yang digunakan adalah 246 siswa/siswi.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil tingkat keasalahan 10
%, dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 246
orang, maka dari itu boleh mengambol 10 % jika populasi lebih dari
100 orang.
N1
n 1= ×n
N
Keterangan :
n1 = Jumlah sampel pada setiap kelas
N1 = Jumlah siswa pada setiap kelas
N = Jumlah Pupulasi di SMP N 8 Banjarmasin
n = Jumlah Sampel
Besar sampel yang dibutuhkan sebanyak 72 siswa, kama sampel pada
setiap kelas didapatkan hasil pada table dibawah ini :
IX A 16 16 5 5 10
IX B 14 19 4 5 9
IX C 8 26 2 8 10
IX D 16 18 5 5 10
IX E 14 19 4 5 9
IX F 13 19 4 5 9
IX G 16 17 5 5 10
IX H 14 18 4 5 9
Jumlah Sampel 33 43 76
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Peneitian
32
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan obsevasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena ( Hidayat, 2012).
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Bebas :
Penyuluhan Merupakan suatu proses belajaru ntuk Ceramah Sebelum Ordinal
tentang mengembangkan pengertian yang benar Tanya jawab sesudah
pendewasaan dan sikap yang positif dari individu atau
usia perkawinan kelompok terhadap kesehatan yang
bersangkutan mempunyai cara hidupnya
sehari atas kesadaran dan kemauanya
sendiri tentang pendewasaan usia
perkawinan di masyarakat
Variabel Terikat :
Pengetahuan Pemahaman yang dimilliki oleh responden Kuesioner Baik : 75%- Ordinal
siswa-siswi terhadap pendewasaan usia perkawinan 100 %
terhadap yang diukur pada parameter: Pengertian, Cukup :
pendewasaan factor penyebab, resiko, pencegahan dan 56%-<75%
usia perkawinan penanganan. Kurang :
<56%
E. Pengumpulan Data
33
P = Persentase (%)
F = Jumlah jawab dengan benar
n = Jumlah soal
Hasil presentase dari pencapaian pengetahuan, kemudian
diinterpretasikan kedalam beberapa kategori sebagai berikut :
1) Baik = Hasil persentase >75%
2) Cukup = Hasil persentase 56-75%
3) Kurang= Hasil persentase <56%
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variable yang
diduga berhubungan atau berkolerasi. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penegetahuan siswa-siswi terhadap
pendewasaan usia perkawinan yang berskala ordinal maka dalam
skala pengukuran variable yang dipakai adalah variable kategorik,
sehingga uji hipotesis yang dipakai adalah uji hipotesis vaiabel
kategorik berpasangan menggunakan uji hipotesis variable kategorik
berpasangan menggunakan uji Marginal Homogenity (Rahman,
2015).
Uji hipotesis menggunakan uji marginal homogeneity yaitu uji
analisa statistic yang digunakan untuk membandingkan hasil
penelitian sebelum dan sesudah intervensi pada table 2 × >2
kategorik (Rahman, 2015). Uji ini dipilih karena sesuai dengan
kategorik yang dimiliki peneliti yaitu pre-test dan post-test merupakan
dua kategorik pertama, dan pengetahuan yang dimiliki hasil baik,
cukup dan kurang sebagai tabel 3 kategorik. Pengambila keputusan
pada marginal homogeneity diinterpretasikan sebagai berikut : jika
asymp sig >0,01 maka Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh
penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang pendewasaan usia
perkawinan. Jika asymp sig<0,01 maka Ha diterima artinya ada
pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang
pendewasaan usia perkawinan.