Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Penentuan Lokasi, Waktu dan Sasaran penelitian


1. Lokasi penelitian
Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah di SMPN 8
Banjarmasin di Kelurahan Kelayan Timur
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan penulis lakukan dibulan Januari 2018
3. Sasaran penelitian
Sasaran penelitian ini adalah murid kelas IX SMPN 8 Banjarmasin yang
berjumlah orang 246 orang.

B. Metode Penelitian
Jenis metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
preeksperimen (pre-experiment design), rancangan One Group Pretest-
Posttest yang tidak menggunakan kelompok control (pembanding), penelitian
dengan rancangan ini yaitu dnegan memberikan pretest (pengalaman awal)
terlebih dahulu sebelum diberikan posttest (pengalaman akhir).
Penelitian dengan rancangan One Group Pretest- posttest ini dilakukan
dengan cara memberikan intervensi berupa penyuluhan tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan, dimana sebelum dan sesudah penyuluhan
responden akan diberikan berupa kuisioner untuk mengetahui tingkat
pengetahun remaja tentang pendewasaan usia perkawinan,
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
(Pengetahuan Remaja Penyuluhan (Pengetahuan Remaja
Tentang PUP) Tentang PUP)
Gambar 3.1 Rancangan Pre experiment pre-test and Post-Test griup design

Keterangan :
O1 : Pretest pengetahuan remaja tentang PUP
X : intervensi penyuluhan kelompok
O2 : Posttest pengetahuan remaja tentang PUP
C. Populasi dan Sampel Penelitian

29
30

1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti
(Notoatmojo,2012). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas IX atau setara dengan kelas IX di SMPN 8
Banjarmasin yang berjumlah 246 orang.
2. Sampel
a. Penentuan Jumlah Sampel
Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoadmodjo,2012). Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung
menggunakan rumus :

N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan
N = Populasi
n = Sampel
d = nilai presisi 90% atau sig. =0,1

246
n=
1+246 ¿ ¿
246
n=
1+246 (0.01)

n=¿71,09 = 72
Berdasarkan total populasi siswa siswi kelas IX sebanyak 246
siswa, dengan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 10 %,
maka jumlah sampel sampel yang digunakan adalah 246 siswa/siswi.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil tingkat keasalahan 10
%, dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 246
orang, maka dari itu boleh mengambol 10 % jika populasi lebih dari
100 orang.

b. Teknik Pengambil Sampel


31

Penentuan metode pengambilan sampel yang digunakan dalam


penelitian ini adalah probability sampling. Prinsip metode ini adalah
setiap subyek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk
terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel penelitian. Teknik
pengambilan sampel ini adalah multistage random sampling. Yaitu
dengan membagi wilayah populasi ke dalam sub sub wilayah
kemudian tiap subwilayah dibagi kedalam bagian-bagian wilayah yang
lebih kecil, dan menetapkan sub wilayah sebagai sampel penelitian
(Notoadmodjo, 2012). Populasi siswa kelas IX terdiri dari 8 kelas.
Proporsi sampel menggunakan rumus :

N1
n 1= ×n
N
Keterangan :
n1 = Jumlah sampel pada setiap kelas
N1 = Jumlah siswa pada setiap kelas
N = Jumlah Pupulasi di SMP N 8 Banjarmasin
n = Jumlah Sampel
Besar sampel yang dibutuhkan sebanyak 72 siswa, kama sampel pada
setiap kelas didapatkan hasil pada table dibawah ini :

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Pada Setiap Kelas


Kelas Populasi Siswa Jumlah Sampel Total
L P L P

IX A 16 16 5 5 10
IX B 14 19 4 5 9
IX C 8 26 2 8 10
IX D 16 18 5 5 10
IX E 14 19 4 5 9
IX F 13 19 4 5 9
IX G 16 17 5 5 10
IX H 14 18 4 5 9

Jumlah Sampel 33 43 76
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Peneitian
32

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat


atau ukuran yang dimiliki dan didapatkan oleh suatu penelitian tentang
Sesuatu konsep pengertian tertentu. Berdasarkan hubungan fungsional
antara variabel-variabel satu dengan yang lainnya, variable dibedakan
menjadi dua yaitu variable terikat, tergantung, akibat, terpengaruh, atau
variable dependen dan variable bebas atau variable independen
( Notoadmodjo, 2012).
a. Variable Bebas ( independent)
Variabel Bebas (independent) pada penelitian ini adalah Penyuluhan
tentang pendewasaan usia perkawinan.
b. Variabel Terikat (dependent)
Variabel terikat (dependent) pada penelitian ini adalah pengetahuan
siswa siswi SMPN 8 Banjarmasin kelas IX.

2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan obsevasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena ( Hidayat, 2012).
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Bebas :
Penyuluhan Merupakan suatu proses belajaru ntuk Ceramah Sebelum Ordinal
tentang mengembangkan pengertian yang benar Tanya jawab sesudah
pendewasaan dan sikap yang positif dari individu atau
usia perkawinan kelompok terhadap kesehatan yang
bersangkutan mempunyai cara hidupnya
sehari atas kesadaran dan kemauanya
sendiri tentang pendewasaan usia
perkawinan di masyarakat
Variabel Terikat :

Pengetahuan Pemahaman yang dimilliki oleh responden Kuesioner  Baik : 75%- Ordinal
siswa-siswi terhadap pendewasaan usia perkawinan 100 %
terhadap yang diukur pada parameter: Pengertian,  Cukup :
pendewasaan factor penyebab, resiko, pencegahan dan 56%-<75%
usia perkawinan penanganan.  Kurang :
<56%

E. Pengumpulan Data
33

1. Jenis data dan sumber data


Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari
responden dengan menggnakan kuesioner baik sebelum maupun
sesudah penyuluhan sedangkan data sekunder yaitu dokumentasi hasil
dari data SMAN 8 Banjarmasin berupa nama dan jumlah siswa kelas IX.
2. Cara pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
melalui kuesioner yang diberikan langsung sebelum dan sesudah
penyuluhan kepada siswa siswi SMPN 8 Banjarmasin. Kemudian
hasilnya dibandingkan antara pretest dan posttest.
Adapun urutan pengumpulan data sebagai berikut :
a. Penjelasan kepada responden tentang tujuan penelitian
b. Penjelasan manfaat penelitian
c. Penjelasan kuesioner
d. Penjelasan pretest
e. Intervensi (Penyuluhan tentang PUP)
f. posttest
3. Instrumen/alat pengumpulan data
Instrument yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah penyuluhan. Kuesioner
diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,
sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau
dengan memberi tanda-tanda tertentu (Notoadmodjo,2012). Kuesioner
pengetahuan menggunakan tipe benar salah. Nilai 1 diberikan apabila
jawaban benar dan nilai 0 apabila jawaban salah.

F. Metode Analisa Data


Data yang dipahami dan dianalisa sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Analisa data meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
1. Penyusunan data
a. Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan.
b. Coding adalah pemberian kode yang mengubah dan berbentuk
kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. Pemberian coding
pada penelitian ini meliputi :
34

Benar diberi kode 1


Salah diberi kode 0
c. Data entry yaitu kegiatan memasukkan data ke dalam computer,
tabulasi adalah membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian yang diinginkan oleh peneliti.Peneliti menggunakan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) yang ada
dikomputer untuk melakukan pengolahan data berupa hasil penilaian
pengetahuan responden terhadap pendewasaan usia perkawinan
yang terdapat dalam lembar kuesioner dan telah di coding.
d. Cleaning disebut juga proses pembersihan data setelah semua data
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya
(Notoatmodjo,2012).
e. Tabulating yaitu menganalisa data yang telah terkumpul dan disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase dengan
menggunakan teknik komputerisasi.
2. Klasifikasi data
Klasifikasi adalah kegiatan yang mengelompokkan atau
menggolongkan data. Klasifikasi data ini didasarkan pada kategori yang
dibuat berdasarkan pertimbangan peneliti itu sendiri.
3. Pengelolaan Data
Berdasarkan data dilakukan untuk menentukan metode analisa
data yang akan digunakan dalam peneliti ini yang metode analisis
kuantitatif adalah data disajikan menggunakan statistic sebagai analisa
data.
a. Analisa Univariat
Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakter setiap variable penelitian. Data dari semua
lembar kuesioner dihitung skor total yang diperoleh oleh setiap
responden, kemudian skor total yang diperoleh oleh setiap
responden, kemudian skor total tersebut diubah dalam bentuk
presentase dengan rumus :
f
P ×100 %
n
Keterangan :
35

P = Persentase (%)
F = Jumlah jawab dengan benar
n = Jumlah soal
Hasil presentase dari pencapaian pengetahuan, kemudian
diinterpretasikan kedalam beberapa kategori sebagai berikut :
1) Baik = Hasil persentase >75%
2) Cukup = Hasil persentase 56-75%
3) Kurang= Hasil persentase <56%
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variable yang
diduga berhubungan atau berkolerasi. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penegetahuan siswa-siswi terhadap
pendewasaan usia perkawinan yang berskala ordinal maka dalam
skala pengukuran variable yang dipakai adalah variable kategorik,
sehingga uji hipotesis yang dipakai adalah uji hipotesis vaiabel
kategorik berpasangan menggunakan uji hipotesis variable kategorik
berpasangan menggunakan uji Marginal Homogenity (Rahman,
2015).
Uji hipotesis menggunakan uji marginal homogeneity yaitu uji
analisa statistic yang digunakan untuk membandingkan hasil
penelitian sebelum dan sesudah intervensi pada table 2 × >2
kategorik (Rahman, 2015). Uji ini dipilih karena sesuai dengan
kategorik yang dimiliki peneliti yaitu pre-test dan post-test merupakan
dua kategorik pertama, dan pengetahuan yang dimiliki hasil baik,
cukup dan kurang sebagai tabel 3 kategorik. Pengambila keputusan
pada marginal homogeneity diinterpretasikan sebagai berikut : jika
asymp sig >0,01 maka Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh
penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang pendewasaan usia
perkawinan. Jika asymp sig<0,01 maka Ha diterima artinya ada
pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang
pendewasaan usia perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai