Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BULAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


TAHUN 2016
I. PENDAHULUAN

Angka kesakitan gigi di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun


sebagai akibat belum memadainya kualitas pelayanan kesehatan gigi.
Masalah kesehatan gigi yang paling menonjol di Indonesia adalah
kehilangan gigi akibat karies. Dari laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) DEPKES RI tahun 2001 menyatakan, di antara penyakit yang
dikeluhkan dan yang tidak dikeluhkan, yang tertinggi adalah prevalensi
penyakit gigi dan mulut yaitu sebanyak 60% penduduk. Dari hasil studi ini
diperoleh prevalensi karies pada penduduk usia 10 tahun ke atas sebesar
70% yakni pada usia 12 tahun sebesar 43,9%, usia 15 tahun mencapai
37,4%, usia 18 tahun 51,1%, usia 35 - 44 tahun 80,1% dan usia 65 tahun ke
atas mencapai 96,7%.

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 2004, menyatakan prevalensi karies


di Indonesia mencapai 90,05%, berarti hampir seluruh penduduk Indonesia
menderita karies gigi dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan negara
berkembang lainnya. Karies menjadi bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan
mulut masyarakat Indonesia. Kesadaran dan perilaku masyarakat dalam
mencari pengobatan masih rendah, dapat diukur dengan rasio tindakan
penambalan dibanding pencabutan di puskesmas adalah 1:4 ( Situmorang,
N, 2005)

Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (Depkes RI, 2007) menyatakan


bahwa 72,1% penduduk mempunyai pengalaman karies dan sebanyak 46,5
% di antaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Rasio
penambalan dan pencabutan gigi masih cukup tinggi dengan perbandingan 1
: 6. Tingginya angka pencabutan gigi merupakan indikator keterbatasan
teknologi kedokteran gigi, jumlah tenaga kesehatan gigi dan alokasi dana
penanganan masalah kesehatan gigi.

Menurut Direktorat Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan sebagai Instansi


Pemerintah yang mempunyai fungsi bina tunggal dalam pelayanan
kesehatan gigi di Indonesia telah menetapkan sasaran jangka panjang
program kesehatan gigi dan mulut (tahun 2000), yakni suatu derajat
kesehatan gigi dan mulut yang optimal dengan ukuran sebagai berikut :

1. Tidak ada gigi permanen yang harus dicabut akibat penyakit gusi,
jaringan periodontal dan karies gigi pada kelompok usia 8 tahun
2. Kebersihan mulut di lingkungan anak sekolah dasar dengan angka oral
hygiene index simplified (OHIS) berkisar nilai 0.6 - 1.2
3. Decay missing teeth (DMFT) tidak melebihi angka 3 pada kelompok
usia 12 tahun diaman 50 % dari skor DMFT tersebut adalah untuk nilai
F (filled)
4. Prevalensi severe crowding tidak melebihi 50% pada kelompok usia 12
tahun
5. Kehilangan gigi atau tooth loss tidak melebihi 6 gigi pada kelompok
usia 35-44 tahun
6. Prevalensi penyakit periodontal klasifikasi parah (pada index Russel
nilai 6-8) :
a. Tidak lebih dari 1% pada kelompok usia 35-44 tahun
b. Tidak terlihat pada kelompok usia 12 tahun

Upaya pengembangan masyarakat Indonesia yang merata, adil dan makmur


tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah semata. Secara
proporsional tugas ini diemban pula oleh seluruh komponen bangsa lainnya,
termasuk di dalamnya masyarakat yang bersangkutan, maupun oleh lapisan
masyarakat lain yang secara sosial ekonomi berkemampuan relatif lebih baik.
Seluruh komponen ini mempunyai kepentingan untuk secara aktif bersinergi
dalam upaya perbaikan taraf kesejahteraan masyarakat.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sijunjung adalah melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan, edukasi,
pemeriksaan dan pengobatan gigi dengan salah satu bentuknya adalah
kegiatan Bakti Sosial.

II. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
Meningkatkan kualitas Kesehatan Gigi dan Mulut

b. TUJUAN KHUSUS
1. Memberi motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesadaran
dalam meningkatkan wawasan terutama di bidang kesehatan gigi
dan rongga mulut.
2. Mempererat hubungan kekeluargaan antara petugas kesehatan gigi
dengan masyarakat
3. Sijunjung sehat bebas karies

III. SASARAN
58% Jumlah Penduduk

IV. MANFAAT KEGIATAN

1. Untuk siswa – siswa SD Binaan diharapkan mampu menjaga kebersihan


gigi dan rongga mulut untuk peningkatan kualitas kesehatan dan
pendidikan.

2. Untuk Nagari binaan khususnya Kabupaten Sijunjung

3. Diharapkan masyarakat memiliki kemampuan mengupayakan


peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan di daerahnya secara
mandiri serta mendapatkan pelayanan pemeriksaan gigi yang akan
menunjang kualitas kesehatan gigi dan rongga mulut.

V. TEMA KEGIATAN

“ Senyum Sehat Masyarakat Sijunjung”


VI. WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan akan dilaksanakan pada :


Bulan : Maret dan September
Minggu : 3 dan 4
Hari : Senin s/d Jum’at
Pukul : 08.00 – 16.00 wib
Tempat : Wilayah kerja Masing-masing Puskesmas

VII. BENTUK KEGIATAN

1. Penyuluhan Kesehatan Gigi


2. Edukasi
3. Pemeriksaan Gigi
4. Pengobatan Gigi Gratis, di antaranya;
- Pembersihan gigi
- Penambalan gigi permanen dan desidui
- Pencabutan gigi permanen dan desidui
- Topikal fluor

VIII. BIAYA
Seluruh biaya kegiatan pelaksanaan Bulan Kesehatan Gigi dan Mulut di
bebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten
Sijunjung tahun 2016
Demikianlah kerangka acuan ini disusun, sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan ini.
Diketahui, Muaro Sijunjung, Juni 2016
KEPALA DINAS KESEHATAN Kasi KDRK
KABUPATEN SIJUNJUNG

dr.H.Edwin Suprayogi, M.Kes Quartita Evari Hamdiana, SKM


Pembina Utama Muda Penata

NIP.19690907

Anda mungkin juga menyukai