SOSIOLOGI HUKUM
OLEH:
B012211042
PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Sejak digagasnya konsep hukum progresif oleh Alm. Prof. Dr. Satjipto
Raharjo, berbagai pemikiran untuk menggunakan hukum progresif dalam tahapan
proses hukum mulai bergulir termasuk didalamnya penemuan hukum progresif
yang dikemukakan oleh Ahmad Rifai melalui bukunya Penemuan Hukum oleh
Hakim dalam Perspektif Hukum Progresif, Penemuan hukum progresif memiliki 3
(tiga) karakteristik utama yaitu:
Penilaian ada atau tidaknya putusan hakim yang dapat dikatakan sebagai
penemuan hukum berciri progresif dapat dilihat dari pertimbangan hakim dalam
amar putusannya, dari pertimbangan dan keputusan hakim MA, Hakim
menerapkan model restorative justice, dimana restorative justice merupakan
alternatif dalam sistem peradilan pidana dengan mengedepankan pendekatan
integral antara pelaku dengan korban dan masyarakat sebagai satu kesatuan untuk
mencari solusi serta kembali pada pola hubungan baik dalam masyarakat, hakim
juga mempertimbangkan perkembangan kejiwaan anak yang menjadi korban dan
anak sebagai pelaku tindak pidana. Pertimbangan dan keputusan hakim MA inilah
yang merupakan salah satu perwujudan hukum progresif yang menorobos Pasal
82 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak demi memikirkan
kesejahteraan anak dibawah umur sebagai pelaku dan anak sebagai korbannya.
Walaupun sebenarnya peranan dan pengawasan orang tua dalam mendidik anak
sangatlah dibutuhkan bagi seorang anak sehingga perilaku anak dianggap perilaku
yang kolektif bagi hakim yaitu perilaku dari dua atau lebih individu yang
bertindak secara bersama-sama dan secara kolektif, dan untuk memahami perilaku
dengan cara ini harus mengerti semua kehidupan kelompok.