Anda di halaman 1dari 9

HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,

BUKAN UNTUK AWAM

Panduan Swamedikasi Alergi


Rinitis Alergi

CH-20220607-28

Supported by:

PT Bayer Indonesia
Divisi Consumer Health

Recommended by:

REDAKAN GEJALA ALERGI: PO


TEKER IN
IKATAN A

DO
NESIA

PD DKI JAKARTA
Pengurus Daerah
Ikatan Apoteker Indonesia
BERSIN- PILEK HIDUNG ALERGI
(IAI) Jakarta
BERSIN ALERGI GATAL KULIT
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM

Tim Penyusun

1. apt. Adit Taufik, S. Farm


2. apt. Sri Rachmi Firdausi, SSi. M.Farm
3. apt. Siti Nurafifah Heryanti, S.Farm
4. apt. Addy Hilman Ghilmany, S.Farm
5. apt. Sri Lusye Dewi Tipayanti, SSi
6. apt. Sondang Khairani, S.Farm, M.Farm

Tim Penyunting

1. dr. Niken Lestari Poerbonegoro, Sp. THT-KL(K)


HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM

TANDA DAN GEJALA2,7


Mata berair,
Mata gatal dan merah
Gangguan tidur
(terbangun di malam
hari, sulit tidur) Bersin-bersin*
Hidung tersumbat*
Hidung banyak
ingus/rinore*
Hidung gatal*

Telinga gatal
Telinga berdengung Tenggorok gatal
Batuk
Postnasal drip
*gejala utama rinitis alergi

KLASIFIKASI (Tabel 1)2


Berdasarkan Frekuensi Gejala Berdasarkan Derajat Keparahan Gejala

Intermitten (kadang-kadang) Persisten (menetap)


Bila gejala <4 hari per minggu Bila gejala >4 hari per minggu
ATAU DAN
berlangsung <4 minggu berturut-turut berlangsung >4 minggu berturut-turut

KENALI GEJALA ALERGI


Beberapa daftar pertanyaan yang dapat digunakan untuk kenali gejala alergi (Tabel 2)2,3,10
Pilih respons yang sesuai
Pertanyaan dengan kondisi saat ini
Ya Tidak
1. Apakah mengalami gejala berikut selama minimal > 1 jam
Hidung meleran (rinore)
Bersin-bersin
Hidung tersumbat
Konjungtivitis (mata merah dan gatal)
2. Apakah pernah didiagnosis hay fever, rinitis alergi
atau asma sebelumnya?
3. Apakah mencurigai gejala yang dialami disebabkan oleh
pemicu seperti serbuk sari, hewan peliharaan atau kontak
dengan sesuatu di rumah atau tempat kerja?
4. Apakah mengalami gangguan tidur (mudah terbangun,
tidur tidak nyenyak)?
5. Apakah sering merasa lelah atau mengantuk ketika
belajar atau bekerja?
6. Apakah mengalami gejala berikut?
Gejala hanya terjadi pada satu sisi hidung
Sekret hidung kental, berwarna hijau atau kuning
Postnasal drip (terasa di belakang tenggorokan)
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM

Pilih respons yang sesuai


Pertanyaan dengan kondisi saat ini
Ya Tidak
dengan mukosa kental dan/atau hidung meleran
Nyeri pada telinga atau wajah
Mimisan berulang
Kehilangan penciuman
Mata terasa kering dan terbakar
Fotofobia
7. Apakah mengalami sesak nafas atau wheezing (mengi)?
*) 8. Seberapa sering dan berapa lama keluhan yang dirasakan?
9. Gejala yang dirasakan apakah terus-menerus atau hilang timbul?
pertanyaan no 1-5 jika jawabannya kebanyakan “ya” kemungkinan rinitis alergi dan dapat diberikan terapi yang sesuai dengan derajat keparahan
*) pertanyaan no 6 jika jawabannya kebanyakan “ya” kemungkinan bukan rinitis alergi dan perlu dirujuk ke dokter untuk diagnosis lebih lanjut
*) pertanyaan no 7 jika jawabannya kebanyakan “ya” kemungkinan menderita asma, dan perlu dicari tau apakah pasien juga memiliki rinitis alergi
karena asma dan rinitis alergi sering ditemukan bersamaan
*) pertanyaan no 8 dan 9 untuk menilai frekuensi dan derajat keparahan penyakit

Derajat keparahan penyakit dapat diukur dengan menggunakan visual analog scale (VAS),
suatu alat sederhana yang dapat digunakan untuk keperluan diagnosis ataupun memonitor
efektivitas pengobatan rinitis alergi.10

Keluhan hidung:
• Tersumbat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 • Gatal
• Meleran
Tidak mengganggu Apa yang Anda rasakan Sangat • Bersin-bersin
sama sekali mengganggu
hari ini? Keluhan mata:
0-2 : ringan • Mata merah
3-7 : sedang • Mata berair
Pikirkan seberapa mengganggu keluhan yang • Gatal
8-10 : berat Anda rasakan dalam 24 jam terakhir

IDENTIFIKASI GEJALA RINITIS ALERGI DENGAN


COMMON COLD DAN COVID-1911,12
Gejala RA Common Cold Covid 19**
Durasi Beberapa minggu < 14 hari 7-25 hari
Demam Tidak Kadang Sering
Rasa lesu/lemas (malaise) Jarang Sering Kadang
Batuk Jarang Sering Sering
Bersin-bersin Sering Sering Sering
Hidung meleran Sering Sering Kadang
Nyeri badan/myalgia Tidak Kadang Kadang
Nyeri tenggorok Kadang Sering Kadang
Hidung tersumbat Sering Sering Sering
Hidung gatal Sering Kadang Tidak
Sesak nafas Tidak Tidak Kadang (pada kasus berat)
Kehilangan indra Tidak Kadang Kadang
penciuman/anosmia*
Konjungtivitis/mata merah Kadang Kadang Tidak
Nyeri menelan/odinofagia Tidak Tidak Sering (varian Omicron)
Gejala pencernaan (mual,
muntah & diare) Tidak Tidak Kadang
*) gangguan yang terjadi bersifat mendadak/akut **) informasi masih terus berkembang
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM

Rekomendasi Berdasarkan ARIA Guideline Untuk Apoteker

Gejala nasal (VAS “hidung”) Gejala okular (VAS “mata”)

VAS < 5 VAS ≥ 5 VAS < 2 VAS 2-5 VAS > 5

AH oral INCS IOAH atau


INCS AH oral INCS Rujuk ke
(Jika VAS IOAH dokter
Lainnya Lainnya
hidung 2-5)

EVALUASI GEJALA PASIEN SETELAH 5-10 HARI

VAS < 2 VAS 2-5 VAS ≥ 5

Naik ke tahap berikutnya


Jika dalam musim alergi lanjutkan Lanjutkan jika memungkinkan
Jika di luar musim alergi hentikan terapi ATAU
terapi pertimbangkan rujuk ke
dokter

AH - antihistamin, INCS = intranasal corticosteroid (kortikosteroid intranasal),


IOAH = intraocular antihistamine (antihistamin intraokular)
VAS hidung : “Seberapa mengganggu gejala pada hidung Anda hari ini?”
VAS mata : “Seberapa mengganggu gejala pada mataAnda hari ini?”
ARIA : Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma

TATA LAKSANA
Tata laksana RA meliputi pemberian edukasi yang tepat untuk menghindari alergen penyebab,
meningkatkan awareness pasien terhadap kondisinya serta pentingnya compliance and
adherence (kepatuhan dan ketaatan) terhadap terapi yang diberikan, farmakoterapi dan
imunoterapi.2,9,13

A. Non-farmakoterapi
Terapi non-farmakoterapi yang dapat dilakukan adalah dengan:
1. Menghindari kontak dengan faktor pemicu (avoidance)
2. Larutan salin �isiologis (NaCl) untuk cuci hidung
Penggunaan cuci hidung direkomendasikan secara klinis dalam
pedoman4,14 karena telah terbukti memberikan manfaat dalam
mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien rinitis
alergi. Cuci hidung juga direkomendasikan dalam pedoman sebagai
pilihan pengobatan untuk rinitis alergi intermiten ringan. Larutan cuci
hidung/salin pada pasien rinitis alergi memiliki beberapa manfaat antara
lain: mengeluarkan kotoran seperti serbuk sari dan debu sebagai faktor
pemicu, mengurangi lendir, melembabkan lubang hidung yang
kering, menurunkan terjadinya peradangan dan meningkatkan fungsi
mukosiliar di hidung.

B. Farmakoterapi
Beberapa terapi farmakologis yang sering digunakan dalam tata
laksana rinitis alergi ada di tabel:
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM

TABEL 4. FARMAKOTERAPI UNTUK RINITIS ALERGI


Nama obat Mengatasi gejala Tingkat
generik (sesuai keamanan
Terapi dengan sediaan Mekanisme
Bersin Rinore Hidung Hidung Okular untuk Efek samping Keterangan
yang ada di kerja
Tersum- Gatal kehamilan
Indonesia) bat
Antihista- Generasi Menghambat ++ ++ +/- ++ ++ Generasi pertama: · AH generasi kedua
min (AH) · Chlorpheniramine reseptor H1 C sedasi, gangguan menjadi lini pertama
oral · Brompheniramine dan efek C mental, untuk RA dan urtikaria
· Diphenhydramine histamin B kardiotoksik, efek kronik dengan efek
· Ketotifen (konstriksi otot C samping samping minimal.
· Hydroxyzine halus, sekresi C antikolinergik · AH generasi kedua
· Terfenadin mukus, C seperti mulut (loratadine,
permeabilitas kering, mata desloratadine,
vaskular) kering, retensi urin cetirizine, dan
dan konstipasi fexofenadine) disetujui
penggunaannya pada
Generasi kedua: anak >2 tahun oleh
· Loratadine B Generasi kedua FDA.
· Cetirizine B tidak · AH generasi kedua
· Fexofenadine C menyebabkan dapat direkomendasikan
efek samping untuk lanjut usia (>65
seperti generasi tahun) khususnya
Generasi baru: pertama untuk pasien dengan
· Desloratadine C gangguan fungsi
· Levocetirizine B kognitif karena efek
sedatif yang lebih
sedikit dibandingkan
dengan generasi
pertama.
· Penyesuaian dosis
diperlukan pada
pasien dengan
gangguan fungsi hati
dan ginjal

Kortiko- · Beclomethasone Menurunkan +++ +++ ++ +++ ++ C Iritasi tenggorokan, Dengan resep dokter
steroid dipropionate aliran pelepasan epistaksis, rasa
intranasal · Budesonide sel in�lamasi dan B kering, terbakar
· Fluticasone sitokin, pilihan C dan menyengat
propionate terapi RA pada hidung
· Fluticasone persisten atau C
furoate sedang- berat
· Mometasone karena adanya C
furoate efek anti
· Triamcinolone in�lamasi jangka C
acetonide panjang

(+/-): efek yang belum pasti; (++): efek kuat; (+++): efek sangat kuat
*) Kategori B: tidak ada risiko pada janin hewan, studi pada manusia belum tersedia. Kategori C: terdapat risiko pada janin hewan, dan tidak ada studi
pada manusia.

Daftar pustaka:
1. Bousquet J, Khaltaev N, Cruz AA, Denburg J, Fokkens WJ, Togias A dkk Allergic rhinitis and its impact on asthma (ARIA) 2008. Allergy. 2008;63:S8–160.
2. Emeryk A, Emeryk-Maksymiuk J, Janeczek K. New guidelines for the treatment of seasonal allergic rhinitis. Adv Dematol Allergol. 2019;36:255-60.

Loratadine sebagai salah satu antihistamin generasi kedua memiliki keuntungan dapat
digunakan pada berbagai populasi.
Sediaan Indikasi Dosis Dosis pada anak Farmakokinetik Keterangan
loratadine dewasa
• Tablet 10 mg Lini pertama 10 mg, 2-12 tahun: 5 mg, • Mula kerja (onset): 2 jam Dapat digunakan
• Sirup 1 mg/ml untuk pasien sekali sekali sehari • Waktu paruh 12-15 jam pada ibu hamil dan
dengan rhinitis sehari • Durasi kerja 24 jam menyusui
≥ 12 tahun, > 30 kg:
alergi atau
10 mg, sekali sehari
urtikaria
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM

GAMBAR DIAGRAM DIAGNOSIS DAN TERAPI RINITIS ALERGI10


Gejala sugestif
Gejala sugestif rinitis alergi Gejala sugestif common cold
COVID-19 atau tidak
terkait RA maupun
common cold

Durasi: bervariasi Durasi: 5-10 hari

Gejala unilateral
Hidung tersumbat tanpa
Waktu: kapan pun Waktu: umumnya pada gejala lainnya
Rinore mukopurulent
sepanjang tahun musim dingin/hujan Rinore jernih di mana
kebanyakan terjadi
unilateral dan bertambah
Hidung tersumbat parah parah ketika membungkuk
≥2 gejala berikut dan Postnasal drip dengan
sebagian besar berlangsung Rinore
mukus kental dan tidak
selama > 1 jam: Bersin-bersin ada rinore anterior
TIDAK ADA hidung atau Nyeri di wajah/telinga
Rinore mata gatal
Bersin-bersin Mimisan berulang
Gejala okular bilateral Selulitus orbital
Hidung tersumbat jarang terjadi Deman
Hidung gatal Sering kehilangan indera Anosmia
± Konjungtivitis pencium Batuk

Nilai derajat Terapi sesuai protokol


Rujuk ke dokter
keparahan/dampak untuk common cold

PEMILIHAN TERAPI BERDASARKAN PROFIL PASIEN16


I. Pembuatan Pro�il Pasien
1. Tentukan
tipe pasien Anak-anak Orang Dewasa Lansia

2. Tentukan Identi�ikasi Dewasa pekerja Wanita


Karakteristik usia anak
pasien
Pekerjaan (terutama pilot, hamil, menyusui, atau
dan menjalankan berpotensi
kendaraan atau mesin) mengandung
II. Pertimbangan Spesi�ik
3. Pertimbangan untuk
setiap pro�il pasien
Hindari penggunaan anti- Hindari penggunaan Beri konseling pasien Evaluasilah komorbiditas
histamin sedatif generasi antihistamin sedatif hamil dan menyusui dan penggunaan obat
pertama pada anak usia atau yang menggangu tentang manfaat dan secara bersamaan
sekolah psikomotorik risiko pilihan pengobatan Pertimbangkan dan
Berikan dosis antihistamin Pertimbangkan anti- yang ada kesampingkan diagnosis
non-sedatif generasi kedua histamin yang banding
menurut berat badannya dikombinasikan dengan Pilih antihistamin non- Nilaikan fungsi hati dan
Gunakan terapi tambahan pseudo-efedrin atau sedatif ginjal
seperti salin topikal atau dekongestan topikal Pilih antihistamin yang
aspirator hidung untuk peredaan cepat minimal diekskresikan ke
Formulasi dan rasa obat yang gejala RA ASI Hindari antihistamin
tepat dapat meningkatkan Hindari penggunaan Antihistamin harus sedatif
kepatuhan pasien dekongestan jangka dihindari pada trimester Pilih yang dosisnya sekali
Perhatikan interaksi obat- panjang pertama kehamilan karena sehari untuk meningkatkan
makanan risiko teratogenisitas kepatuhan pengobatan

III. Tindak-lanjut

Pantau respon pasien secara cermat pasca pilihan pengobatan, dan rujuk ke dokter spesialis jika gejala alergi
berlanjut atau memburuk
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM

DAFTAR PUSTAKA
1. Kuehl BL, Abdulnour S, O’dell M, Kyle TK. Understanding the role of the healthcare professional in
patient self-management of allergic rhinitis. SAGE Open Med 2015;3: 2050312115595822.
2. Bousquet J, Khaltaev N, Cruz AA, Denburg J, Fokkens WJ, Togias A dkk Allergic rhinitis and its
impact on asthma (ARIA) 2008. Allergy 2008;63:S8–160.
3. World Allergy Organization (WAO). Pawanker R, Canonica GW, Holgate ST, Lockey RF, Blaiss MS.
White Book on Allergy: Update 2013. Milwaukee, WI: World Allergy Organization; 2013.
4. Dykewicz MS, Wallace DV, Amrol DJ, Baroody FM, Bernstein JA. Rhinitis 2020: a practice parameter
update. J Allergy Clin Immunol. 2020;146(4): 721-67.
5. Bjermer L, Westman M, Holmstrom M, Wickman MC. The complex pathophysiology of allergic rhinitis:
scientifc rationale for the development of an alternative treatment option. Allergy Asthma Clin
Immunol 2019;15(24):1-15.
6. Price D, Scadding G, Ryan D, Bachert C, Canonica GW, Mullol J, et al. The hidden burden of adult
allergic rhinitis: UK healthcare resource utilisation survey. Clin Transl Allergy 2015;5(39):1-12.
7. Canonica GW, Bousquet J, Mullol, J, Scadding GK, Virchow JC. A survey of the burden of allergic
rhinitis in Europe. Allergy. 2007; 62(s85):17–25.
8. Abdullah B, Snidvongs K, Recto M, Poerbonegoro NL, Wang DY. Primary care management of allergic
rhinitis: a cross-sectional study in four ASEAN countries. Multidisc Resp Med. 2020;15:726.
9. Iv CFS, Montejo JM. Allergic rhinitis in children and adolescents. Pediatr Clin North Am 2019;
66(5):981-93.
10. Lourenço O, Bosnic-Anticevich S, Costa E, Fonseca JA, Mendito E, Cvetkovski B et al. Managing
allergic rhinitis in the pharmacy: an ARIA guide for implementation in practice. Pharmacy. 2020;
8(85):1-14.
11. Hagemann J, Onorato GL, Jutel M, Akdis CA, Agache I, Zuberbier T et al. Differentiation of
COVID-19 signs and symptoms from allergic rhinitis and common cold: an ARIA- EAACI-GA(2)LEN
consensus. Allergy. 2021;00:1–13.
12. Centers for Disease Control and Prevention. Similarities and differences between �lu and
COVID-19. 2022.
13. Sur DKC, Plesa ML. Treatment of allergic rhinitis. American Academy of Family Physicians. 2015;
92(11):985-92.
14. Hermelingmeier KE, Weber RK, Hellmich M, Heubach CP, Mösges R. Nasal iirigation as an adjunctive
treatment in allergic rhinitis: a systematic review and meta-analysis.
15. Klimek L, Bachet C, Pfaar O, Becker S, Bieber T, Brehler R et al. ARIA guideline 2019: treatment of
allergic rhinitis in German health system. Allergo J Int. 2019;28:225-76.
16. Mullol J. Positioning of antihistamines in the Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA)
guidelines. Clinical & Experimental Allergy Reviews 2012;12(1):17-26.
17. Abdullah B, Latiff AH, Woo K, Yap FB, Tang IP, Leong KF et al. Using patient pro�iles to guide the choice
of antihistamines in the primary care setting in Malaysia: Expert consensus and recommendations.
Ther Clin Risk Manag. 2019;15:1267-75.
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM

Bebaskan Alergi,
Tanpa Kantuk!

REDAKAN GEJALA ALERGI:

BERSIN- PILEK HIDUNG ALERGI


BERSIN ALERGI GATAL KULIT

No Reg DTL.2102009810A1 LAYANAN KONSUMEN BAYER


Tiap Tablet mengandung Loratadine 10 mg apa.kabar@bayer.com
Diproduksi oleh: PT. Bayer Indonesia, Depok bebas pulsa

Anda mungkin juga menyukai