Panduan Swamedikasi Alergi Claritin
Panduan Swamedikasi Alergi Claritin
CH-20220607-28
Supported by:
PT Bayer Indonesia
Divisi Consumer Health
Recommended by:
DO
NESIA
PD DKI JAKARTA
Pengurus Daerah
Ikatan Apoteker Indonesia
BERSIN- PILEK HIDUNG ALERGI
(IAI) Jakarta
BERSIN ALERGI GATAL KULIT
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM
Tim Penyusun
Tim Penyunting
Telinga gatal
Telinga berdengung Tenggorok gatal
Batuk
Postnasal drip
*gejala utama rinitis alergi
Derajat keparahan penyakit dapat diukur dengan menggunakan visual analog scale (VAS),
suatu alat sederhana yang dapat digunakan untuk keperluan diagnosis ataupun memonitor
efektivitas pengobatan rinitis alergi.10
Keluhan hidung:
• Tersumbat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 • Gatal
• Meleran
Tidak mengganggu Apa yang Anda rasakan Sangat • Bersin-bersin
sama sekali mengganggu
hari ini? Keluhan mata:
0-2 : ringan • Mata merah
3-7 : sedang • Mata berair
Pikirkan seberapa mengganggu keluhan yang • Gatal
8-10 : berat Anda rasakan dalam 24 jam terakhir
TATA LAKSANA
Tata laksana RA meliputi pemberian edukasi yang tepat untuk menghindari alergen penyebab,
meningkatkan awareness pasien terhadap kondisinya serta pentingnya compliance and
adherence (kepatuhan dan ketaatan) terhadap terapi yang diberikan, farmakoterapi dan
imunoterapi.2,9,13
A. Non-farmakoterapi
Terapi non-farmakoterapi yang dapat dilakukan adalah dengan:
1. Menghindari kontak dengan faktor pemicu (avoidance)
2. Larutan salin �isiologis (NaCl) untuk cuci hidung
Penggunaan cuci hidung direkomendasikan secara klinis dalam
pedoman4,14 karena telah terbukti memberikan manfaat dalam
mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien rinitis
alergi. Cuci hidung juga direkomendasikan dalam pedoman sebagai
pilihan pengobatan untuk rinitis alergi intermiten ringan. Larutan cuci
hidung/salin pada pasien rinitis alergi memiliki beberapa manfaat antara
lain: mengeluarkan kotoran seperti serbuk sari dan debu sebagai faktor
pemicu, mengurangi lendir, melembabkan lubang hidung yang
kering, menurunkan terjadinya peradangan dan meningkatkan fungsi
mukosiliar di hidung.
B. Farmakoterapi
Beberapa terapi farmakologis yang sering digunakan dalam tata
laksana rinitis alergi ada di tabel:
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM
Kortiko- · Beclomethasone Menurunkan +++ +++ ++ +++ ++ C Iritasi tenggorokan, Dengan resep dokter
steroid dipropionate aliran pelepasan epistaksis, rasa
intranasal · Budesonide sel in�lamasi dan B kering, terbakar
· Fluticasone sitokin, pilihan C dan menyengat
propionate terapi RA pada hidung
· Fluticasone persisten atau C
furoate sedang- berat
· Mometasone karena adanya C
furoate efek anti
· Triamcinolone in�lamasi jangka C
acetonide panjang
(+/-): efek yang belum pasti; (++): efek kuat; (+++): efek sangat kuat
*) Kategori B: tidak ada risiko pada janin hewan, studi pada manusia belum tersedia. Kategori C: terdapat risiko pada janin hewan, dan tidak ada studi
pada manusia.
Daftar pustaka:
1. Bousquet J, Khaltaev N, Cruz AA, Denburg J, Fokkens WJ, Togias A dkk Allergic rhinitis and its impact on asthma (ARIA) 2008. Allergy. 2008;63:S8–160.
2. Emeryk A, Emeryk-Maksymiuk J, Janeczek K. New guidelines for the treatment of seasonal allergic rhinitis. Adv Dematol Allergol. 2019;36:255-60.
Loratadine sebagai salah satu antihistamin generasi kedua memiliki keuntungan dapat
digunakan pada berbagai populasi.
Sediaan Indikasi Dosis Dosis pada anak Farmakokinetik Keterangan
loratadine dewasa
• Tablet 10 mg Lini pertama 10 mg, 2-12 tahun: 5 mg, • Mula kerja (onset): 2 jam Dapat digunakan
• Sirup 1 mg/ml untuk pasien sekali sekali sehari • Waktu paruh 12-15 jam pada ibu hamil dan
dengan rhinitis sehari • Durasi kerja 24 jam menyusui
≥ 12 tahun, > 30 kg:
alergi atau
10 mg, sekali sehari
urtikaria
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM
Gejala unilateral
Hidung tersumbat tanpa
Waktu: kapan pun Waktu: umumnya pada gejala lainnya
Rinore mukopurulent
sepanjang tahun musim dingin/hujan Rinore jernih di mana
kebanyakan terjadi
unilateral dan bertambah
Hidung tersumbat parah parah ketika membungkuk
≥2 gejala berikut dan Postnasal drip dengan
sebagian besar berlangsung Rinore
mukus kental dan tidak
selama > 1 jam: Bersin-bersin ada rinore anterior
TIDAK ADA hidung atau Nyeri di wajah/telinga
Rinore mata gatal
Bersin-bersin Mimisan berulang
Gejala okular bilateral Selulitus orbital
Hidung tersumbat jarang terjadi Deman
Hidung gatal Sering kehilangan indera Anosmia
± Konjungtivitis pencium Batuk
III. Tindak-lanjut
Pantau respon pasien secara cermat pasca pilihan pengobatan, dan rujuk ke dokter spesialis jika gejala alergi
berlanjut atau memburuk
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM
DAFTAR PUSTAKA
1. Kuehl BL, Abdulnour S, O’dell M, Kyle TK. Understanding the role of the healthcare professional in
patient self-management of allergic rhinitis. SAGE Open Med 2015;3: 2050312115595822.
2. Bousquet J, Khaltaev N, Cruz AA, Denburg J, Fokkens WJ, Togias A dkk Allergic rhinitis and its
impact on asthma (ARIA) 2008. Allergy 2008;63:S8–160.
3. World Allergy Organization (WAO). Pawanker R, Canonica GW, Holgate ST, Lockey RF, Blaiss MS.
White Book on Allergy: Update 2013. Milwaukee, WI: World Allergy Organization; 2013.
4. Dykewicz MS, Wallace DV, Amrol DJ, Baroody FM, Bernstein JA. Rhinitis 2020: a practice parameter
update. J Allergy Clin Immunol. 2020;146(4): 721-67.
5. Bjermer L, Westman M, Holmstrom M, Wickman MC. The complex pathophysiology of allergic rhinitis:
scientifc rationale for the development of an alternative treatment option. Allergy Asthma Clin
Immunol 2019;15(24):1-15.
6. Price D, Scadding G, Ryan D, Bachert C, Canonica GW, Mullol J, et al. The hidden burden of adult
allergic rhinitis: UK healthcare resource utilisation survey. Clin Transl Allergy 2015;5(39):1-12.
7. Canonica GW, Bousquet J, Mullol, J, Scadding GK, Virchow JC. A survey of the burden of allergic
rhinitis in Europe. Allergy. 2007; 62(s85):17–25.
8. Abdullah B, Snidvongs K, Recto M, Poerbonegoro NL, Wang DY. Primary care management of allergic
rhinitis: a cross-sectional study in four ASEAN countries. Multidisc Resp Med. 2020;15:726.
9. Iv CFS, Montejo JM. Allergic rhinitis in children and adolescents. Pediatr Clin North Am 2019;
66(5):981-93.
10. Lourenço O, Bosnic-Anticevich S, Costa E, Fonseca JA, Mendito E, Cvetkovski B et al. Managing
allergic rhinitis in the pharmacy: an ARIA guide for implementation in practice. Pharmacy. 2020;
8(85):1-14.
11. Hagemann J, Onorato GL, Jutel M, Akdis CA, Agache I, Zuberbier T et al. Differentiation of
COVID-19 signs and symptoms from allergic rhinitis and common cold: an ARIA- EAACI-GA(2)LEN
consensus. Allergy. 2021;00:1–13.
12. Centers for Disease Control and Prevention. Similarities and differences between �lu and
COVID-19. 2022.
13. Sur DKC, Plesa ML. Treatment of allergic rhinitis. American Academy of Family Physicians. 2015;
92(11):985-92.
14. Hermelingmeier KE, Weber RK, Hellmich M, Heubach CP, Mösges R. Nasal iirigation as an adjunctive
treatment in allergic rhinitis: a systematic review and meta-analysis.
15. Klimek L, Bachet C, Pfaar O, Becker S, Bieber T, Brehler R et al. ARIA guideline 2019: treatment of
allergic rhinitis in German health system. Allergo J Int. 2019;28:225-76.
16. Mullol J. Positioning of antihistamines in the Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA)
guidelines. Clinical & Experimental Allergy Reviews 2012;12(1):17-26.
17. Abdullah B, Latiff AH, Woo K, Yap FB, Tang IP, Leong KF et al. Using patient pro�iles to guide the choice
of antihistamines in the primary care setting in Malaysia: Expert consensus and recommendations.
Ther Clin Risk Manag. 2019;15:1267-75.
HANYA UNTUK TENAGA KESEHATAN,
BUKAN UNTUK AWAM
Bebaskan Alergi,
Tanpa Kantuk!