Anda di halaman 1dari 73

LITERATUR REVIEW

Supervision and Controlling of an Internal Audit (Pengawasan dan pengendalian Audit Internal)

Dosen Pengampu : Thalita Rifda Khaerani, S.A.P., M.Si

Disusun Oleh:
Silvia Adi Ningsih (1902016081)
No.Absen : 35

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PRODI ADMINISTRASI PUBLIK (B) 2019
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
DAFTAR ISI

TERJEMAHAN JURNAL
1.PENGARUH PENGAWASAN DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP
KUALITAS KERJA AUDITOR (Studi Kasus Di Inspektorat Provinsi Jawa Timur)
2. Opini Audit dan Kecurangan di Pemerintah Daerah: Kasus Indonesia
3. LINGKUP PENGENDALIAN AUDIT TERTINGGI KANTOR DI REPUBLIK SLOVA
DAN DI EMPAT NEGARA VISEGRAD LAINNYA

Tabel Persamaan dan Perbedaan Dari Peneliti Terdahulu

Analisis Jurnal 1
Analisis Jurnal 2
Analisis Jurnal 3

Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
PEMBAHASAN

JURNAL 1 : EFFECT OF SUPERVISION AND TIME PRESSURE TO QUALITY


OF AUDITOR WORK (Case Study in Inspektorat East Java Province)

Mutimmah Rustianawati, Alwan Sri Kustono, Siti Maria Wardawati. (2017). Pengaruh
Pengawasan Dan Tekanan Waktu Terhadap Kualitas Kerja Auditor (Studi Kasus Di
Inspektorat Provinsi Jawa Timur).Jurnal Internasional Ilmu Sosial dan Bisnis. Vol.1 (2) hlm.
60-65

PENGARUH PENGAWASAN DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP


KUALITAS KERJA AUDITOR (Studi Kasus Di Inspektorat Provinsi Jawa Timur)

Mutimmah Rustianawati 1, *, Alwan Sri Kustono 2, Siti Maria Wardawati 3

1 Magister Akuntansi, Universitas


Jember, Indonesia
2 Magister Akuntansi, Universitas
Jember, Indonesia
3 Magister Akuntansi, Universitas
Jember, Indonesia

Abstrak Kata kunci:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengawasan


dan Tekanan Waktu terhadap kualitas kerja Auditor. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampel jenuh. Sampel dalam penelitian ini adalah
Syariah,
auditor Inspektorat Provinsi Jawa Timur. Data yang digunakan
Kepatuhan,
adalah data primer dengan metode survey dengan menyebarkan
Tata Kelola,
kuesioner kepada responden.
Integritas,
Kepedulian
Sosial, BPRS
pengantar

Auditor Internal di Inspektorat Pemerintah harus meningkatkan kinerjanya dalam


menjalankan tugasnya sebagai pengawas, auditor dan pengawas pengelolaan keuangan daerah
baik untuk kebutuhan saat ini maupun kebutuhan yang diantisipasi di masa mendatang
(Sumardi dan Hardiningsih, 2002). Kinerja auditor ditunjukkan dengan pencapaian hasil kerja
(output), terutama dari segi kualitas dan kuantitas. Kalbers dan Forgarty (1995) berpendapat
bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi atas pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan
kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Peningkatan kinerja auditor merupakan aspek
penting, karena keberhasilan suatu instansi atau perusahaan dapat dicapai dengan upaya dan
kualitas sumber daya yang dimilikinya. Selain Auditor Internal Pemerintah,

Performa yang baik tentu tidak terbentuk begitu saja, melainkan ditentukan oleh
banyak faktor. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat
keberhasilan individu dan kelompok (Mahsun, 2006). Keberhasilan melaksanakan tugas dan
fungsi audit, maka diperlukan kinerja auditor internal yang baik dan berkualitas. Sebagai
pengetahuan yang dimiliki auditor dalam melaksanakan tugas auditing untuk menghasilkan
audit yang berkualitas (Marganingsih dan Martani, 2002). Selain faktor pengetahuan yang
harus dimiliki oleh auditor, tindakan pengawasan merupakan faktor yang mempengaruhi
kualitas pekerjaan audit.

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas kerja adalah anggaran waktu yang tersedia,
jangka waktu yang ditetapkan idealnya bagi seorang auditor menjadi bagian penting yang
mempengaruhi kualitas audit. Anggaran waktu ini diperlukan untuk menentukan kos audit
dan mengukur efektivitas kinerja auditor (Waggoner dan Cashell, 1991).
Namun seringkali anggaran waktu tidak realistis dengan pekerjaan yang harus dilakukan,
akibatnya muncul perilaku kontraproduktif yang menyebabkan kualitas audit menjadi lebih
rendah. Tekanan anggaran waktu menyebabkan stres individu yang timbul dari tugas yang
tidak seimbang dan waktu yang tersedia dan mempengaruhi etika profesional melalui sikap,
nilai, perhatian dan perilaku auditor (Sososutikno, Christina 2003)
Inspektorat Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan urusan pemerintahan Provinsi Jawa Timur, pelaksanaan pembinaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota, dan pelaksanaan urusan
pemerintahan kabupaten/kota. Jumlah target pengawasan pelaksanaan Jawa Timur
* Penulis yang sesuai.
Alamat email: u.faruq22@yahoo.com (Mutimmah Rustianawati) alwan.sri@gmail.com
(Alwan Sri Kustono) sitimariawardayati@gmail.com (Siti Maria Wardawati)
Urusan Pemerintah Provinsi meliputi 72 unit kerja yang terdiri dari dinas dan instansi,
sedangkan jumlah pemerintah kabupaten/kota yang diawasi oleh Inspektorat Jawa Timur
adalah 38 kabupaten/kota, masing- masing kabupaten/kota memiliki 40 unit kerja.
pengawasan terhadap pelaksanaan penghitungan kabupaten/kota sebanyak 1.520 sasaran.
Tim audit yang dapat dibentuk dengan jumlah JFA sebanyak 53 orang adalah sebanyak 13
tim dengan komposisi satu technical controller, satu team leader dan dua anggota tim
Perbandingan antara tujuan supervisi dengan jumlah tim audit adalah . Kondisi tersebut
menggambarkan bahwa setiap tim audit harus menangani 116 tujuan pengawasan dalam satu
tahun anggaran. Jadi rata-rata waktu yang tersedia untuk memantau satu target audit adalah
sama dengan 2,07 hari.
Berdasarkan kondisi diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mengambil topik pengaruh supervisi dan tekanan waktu terhadap kualitas kerja Inspektorat
Provinsi Jawa Timur. Alasan peneliti memilih judul ini adalah sebagai berikut: pertama,
keberadaan Inspektorat khususnya Inspektorat Provinsi Jawa Timur adalah mutlak dan
penting dalam rangka melakukan pengawasan terhadap pemerintahan yang menjadi Provinsi
Jawa Timur. Kedua, tuntutan publik akan transparansi dan akuntabilitas kinerja aparatur
pemerintah daerah di Wilayah Jawa Timur.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut: Apakah pengawasan berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan Auditor? Dan
apakah tekanan waktu mempengaruhi kualitas pekerjaan Auditor?
Hersey & Blanchard (1977) Supervisor, dalam teori kepemimpinan, adalah kegiatan
mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan sukarela untuk tujuan kelompok.
Koontz & O'donnel mengatakan bahwa Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang
lain untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Tannebaum,
Weschler, & Massarik (1961) Kepemimpinan sebagai pengaruh interpersonal yang terjadi
dalam suatu situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi menuju pencapaian suatu
tujuan.
Pengawasan adalah pengawasan tertinggi, pengawasan atau pengawasan tertinggi (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan (2001) bahwa pengawasan
meliputi pengarahan usaha pembantuan dalam mencapai tujuan audit dan menentukan
tercapai tidaknya tujuan audit. Menurut Fadhila (2009) Pengawasan adalah tindakan
mengawasi atau mengarahkan penyelesaian pekerjaan.
Tekanan waktu merupakan perilaku organisasi dalam menentukan bagaimana perilaku
manusia mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Teori perilaku organisasi menurut
Frederick Winslow Taylor (1986) adalah penggunaan bagian perencanaan untuk menjelaskan
bagaimana pekerjaan harus dilakukan dan serangkaian pengawasan fungsional untuk
mengarahkan pekerja agar bekerja menurut metode yang benar.
Tekanan waktu adalah suatu kondisi dimana auditor mendapat tekanan dari tempatnya
bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang dianggarkan. Auditor
dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu dalam melakukan audit.

Pengembangan Hipotesis
Kualitas kerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal dalam diri
seseorang. Salah satu faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah tindakan pengawasan
yang diberikan oleh supervisor kepada bawahannya. Supervisor adalah seorang pemimpin,
dalam teori kepemimpinan mengutip pendapat beberapa ahli, Hersey & Blanchard (1977)
mengemukakan Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan sukarela. untuk tujuan kelompok. Koontz & O'donnel mengatakan
bahwa Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain untuk berpartisipasi dalam
mencapai tujuan bersama

Penelitian Nadirsyah (2013) inti dari pengawasan audit itu sendiri adalah
kepemimpinan dalam memaksimalkan pengawasan auditor senior terhadap auditor junior
yang dilakukan untuk mencapai tujuan kerja yang memuaskan. Asrini (2014) menyatakan
bahwa tindakan supervisi berpengaruh signifikan terhadap pekerjaan auditor, konsep
tindakan supervisi dijabarkan ke dalam dimensi, dimensi tersebut adalah aspek
kepemimpinan dan pendampingan, aspek penugasan dan aspek kondisi kerja. . Maka
berdasarkan teori dan peneliti sebelumnya, peneliti mengajukan hipotesis I yaitu :

H1: Pengawasan mempengaruhi kualitas pekerjaan auditor


Tekanan waktu adalah suatu kondisi dimana auditor mendapat tekanan dari tempatnya
bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang dianggarkan. Auditor
dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu dalam melakukan audit. Hal ini
menyebabkan tekanan anggaran waktu berpengaruh pada berbagai perilaku auditor yang
berujung pada penurunan kualitas pekerjaannya. Tekanan waktu dalam teori perilaku
organisasi adalah untuk menentukan bagaimana perilaku manusia mempengaruhi pencapaian
tujuan organisasi.
Penelitian Maulina (2011), menyatakan bahwa untuk penentuan waktu perlu dilakukan
dalam pelaksanaan audit agar ketidakseimbangan dapat dihindari, sehingga tekanan waktu
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dengan demikian, hipotesis dapat diajukan:
peneliti sehingga peneliti dapat mengatakan klasifikasi variabel kausal, variabel
perantara, dan variabel terikat (independen).
Objek penelitian ini adalah Inspektorat Provinsi Jawa Timur di Jl. Raya Juanda,
Sidoarjo sedangkan peneliti memilih objek ini karena masyarakat masih kurang percaya
dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh inspektorat sedangkan masyarakat menuntut
peningkatan transparansi dan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah daerah.
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data internal yang diperoleh dengan
menggunakan kuesioner atau angket. Kuesioner Teknik atau kuisioner adalah pengumpulan
data dengan memberikan atau membagikan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada
responden.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor pada Kantor
Inspektorat Provinsi Jawa Timur berjumlah 53 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah teknik yang menggunakan teknik Nonprobability yaitu sampel jenuh atau sering
disebut total sampling Sugiyono (2013) yaitu dengan mengambil jumlah sampel auditor
inspektorat provinsi jawa timur sebanyak 53 auditor
Teknik Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara survei, cara
observasi, dan prosedur dokumentasi, Sanusi (2014). Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data dengan menggunakan metode survei yang dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner atau (kuesioner) yang diisi atau dijawab oleh auditor responden pada
Kantor Inspektorat Provinsi Jawa Timur
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitas Hasil Kerja
Auditor (Y), dan variabel bebas yang merupakan variabel yang diduga berpengaruh terhadap
variabel kualitas kerja auditor meliputi: X1= Supervisi dan X2 = Tekanan Waktu . Rentang
skala likert yang digunakan untuk mengukur indikator suatu variabel menggunakan skala
likert dengan lima kategori yaitu: Sangat Setuju (5), Setuju (4), Kurang Setuju (3), Tidak
Setuju (2) dan Sangat Tidak Setuju (1) Ordinal (Ghozali, 2013).
Hasil dan Diskusi

Penjelasan Pengawasan Kualitas Kerja Auditor


Berdasarkan pengujian hipotesis pertama supervisi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas kerja auditor dapat dibuktikan dalam penelitian ini, artinya Supervisi dapat
memberikan umpan balik atau masukan bagi auditor di Inspektorat untuk melakukan
perbaikan. Pengawasan dalam setiap tahapan audit merupakan persyaratan yang disyaratkan
dalam standar audit yang berlaku guna mencapai tujuan audit dan menjaga mutu/mutu
pekerjaan audit. Penelitian ini mendukung Teori Kepemimpinan (Leadership theory), jika
dimana kepemimpinan merupakan pengaruh interpersonal yang terjadi dalam suatu situasi
dan diarahkan melalui proses komunikasi menuju pencapaian suatu tujuan, dalam mencapai
maksud dan tujuan dari tugas pemeriksaan yang telah direncanakan akan disupervisi dengan
tujuan agar tahapan audit tersebut benar-benar dapat dipercaya dan memberikan nilai tambah
bagi auditee dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, semakin baik pengawasan yang
diberikan oleh pihak yang diaudit. supervisor akan lebih meningkatkan kualitas kerja
auditor. Weschler, & Massarik (1961).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif pengawasan
terhadap kualitas kerja auditor hasil thitung = 5,620 > t tabel = 2,009 dengan koefisien
0,472 menunjukkan pengawasan memiliki
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil kerja
auditor. Penelitian ini memperkuat penelitian Nadirsyah (2013),
Prabhawa (2014), Asrini (2014) bahwa tindakan supervisi berpengaruh
signifikan terhadap pekerjaan auditor, konsep tindakan supervisi
dijabarkan ke dalam dimensi, dimensi tersebut adalah aspek
kepemimpinan dan pendampingan, aspek penugasan dan aspek kondisi
kerja. Pengawasan dalam tim auditor menjadi penting dalam
pelaksanaan fungsi pemeriksaan karena selain mematangkan
pertimbangan dalam penyusunan laporan hasil pemeriksaan, juga
penting untuk mewujudkan harapan pemerintah yang bersih dan
transparan.
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua, tekanan waktu berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas kerja auditor, artinya kinerja auditor dengan menggunakan
waktu terbaik dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu dalam melakukan audit
sehingga berpotensi menimbulkan perilaku tersebut. untuk meningkatkan kualitas kerja
auditor. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori perilaku organisasi dalam menentukan
bagaimana perilaku manusia mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi yang
menekankan pentingnya waktu: (1) Efficient time/time review. Elemen ini digunakan
untuk menentukan secara tepat berapa banyak waktu yang dibutuhkan setiap orang dalam
setiap aspek pekerjaannya.
(2) Penggunaan bagian perencanaan untuk menjelaskan bagaimana pekerjaan harus
dilakukan dan berbagai pengawasan fungsional untuk mengarahkan pekerja agar bekerja
sesuai dengan metode yang benar. Hasil uji statistik menunjukkan thitung = 2,125 > ttabel
= 2,009 dengan koefisien 0,158 menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas hasil kerja audit.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Asrini 2014), Maulina
(2010) yang mengemukakan bahwa pengaruh tekanan waktu secara signifikan terhadap
kualitas kerja auditor, dalam memberikan waktu audit harus dilaksanakan secara ketat
mulai dari waktu yang diberikan saat masuk sampai dengan penyelesaian pelaksanaan
Audit agar tidak terjadi perubahan waktu yang cepat atau mundur penyelesaian audit dan
menghindari tumpang tindih dapat diminimalisir sehingga berdampak positif terhadap
kinerja auditor.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pengaruh supervisi
dan tekanan waktu terhadap kualitas kerja auditor di Inspektorat
Provinsi Jawa Timur, disimpulkan bahwa: 1) Supervisi secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas kerja auditor di
Inspektorat Provinsi Jawa Timur . Kegiatan supervisi menunjukkan
peran supervisor dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan
bawahan 2) Tekanan waktu secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kualitas kerja auditor di Inspektorat Provinsi Jawa Timur.
Tekanan waktu sangat berpengaruh terhadap proses audit sehingga
diharapkan Inspektorat Provinsi Jawa Timur lebih realistis dalam
memberikan anggaran waktu dalam proses audit.
Pasal 1

Jurnal 2 : Audit Opinion and Fraud in Local Government: Case of Indonesia

BISNIS & BIROKRASI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi

Volume 27
Nomor 3 Jilid 27 No. 3 (September 2020)

Oktober 2020

Opini Audit dan Kecurangan di Pemerintah Daerah: Kasus Indonesia

Saeful Hikam
MBS ITB

Yunieta Yunieta
MBS ITB

Muhammad Rizkarmen

Ikuti ini dan karya tambahan di: https://scholarhub.ui.ac.id/jbb

Kutipan yang Direkomendasikan


Hikam, Saeful; Yunieta, Yunieta; dan Rizkarmen, Muhammad (2020) “Audit Opinion and
Fraud in Local Government: Case of Indonesia,”BISNIS & BIROKRASI: Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi: Jil. 27 : Nomor 3 , Pasal 1.
DOI: 10.20476/jbb.v27i3.12108
Tersedia di: https://scholarhub.ui.ac.id/jbb/vol27/iss3/1

Artikel ini dipersembahkan untuk Anda secara gratis dan akses terbuka oleh Fakultas
Ilmu Administrasi di UI Scholars Hub. Telah diterima untuk dimasukkan dalam BISNIS
& BIROKRASI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi oleh editor resmi UI Scholars
Hub
BISNIS & BIROKRASI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, September 2020 Volume 27, Nomor 3
DOI: 10.20476/jbb.v27i3.12108

Opini Audit dan Kecurangan di Pemerintah Daerah: Kasus


Indonesia

Saeful Hikam1, Yunieta Anny Nainggolan2, Muhammad Rizkarmen3


Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB1,2,3

saeful_hikam@sbm-itb.ac.id1,

yunieta@sbm-itb.ac.id2,

muhammad.rizkarmen@bpk.go.id3

Abstrak.
Tulisan ini bertujuan untuk menguji hubungan antara opini audit pemerintah dan
kecurangan pada pemerintah daerah di Indonesia. Kami menggunakan analisis regresi
logistik untuk menguji hipotesis dengan menggunakan sampel 28 pemerintah daerah di
Provinsi Jawa Barat pada periode tahun anggaran 2012 hingga 2017. Penelitian ini
menemukan bahwa opini audit berpengaruh signifikan terhadap kecurangan. Ada
hubungan yang kuat antara opini audit dan kecurangan. Apalagi, opini Wajar Tanpa
Pengecualian yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK
RI) kepada pemerintah daerah mewakili kondisi nyata pemerintah daerah dalam tata
kelola dan akuntabilitas yang baik. Temuan ini juga kuat ketika kita mengukur penipuan
dengan proxy lain yaitu penalti dan kerugian negara. Kajian ini memberikan saran yang
bermanfaat bagi lembaga pemeriksa negara yaitu BPK RI mengenai pentingnya
pemeriksaan pemerintah secara berkala. Tindak lanjut atas rekomendasi audit berperan
penting dalam meningkatkan efektivitas pengendalian internal, akuntabilitas, tata kelola,
dan transparansi. Perbaikan ini akan mengurangi tingkat kecurangan di pemerintah
daerah. Studi ini tidak hanya mengisi kesenjangan beberapa literatur tentang bagaimana
mengurangi penipuan dengan mempertimbangkan peran audit tetapi juga mengukur
peran penting audit pemerintah dalam mengurangi dan mencegah penipuan.

Kata kunci: opini audit, laporan keuangan palsu, pemerintah daerah


Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara audit opini pemerintah dan
penipuan di pemerintah daerah di Indonesia. Kami menggunakan analisis regresi
logistik untuk menguji hipotesis penggunaan sampel dari 28 pemerintah daerah di
provinsi Jawa Barat pada periode tahun fiskal 2012 hingga 2017. Kami menemukan
bahwa opini audit secara signifikan mempengaruhi kecurangan. Terdapat hubungan
yang kuat antara audit opini dan kecurangan. Selain itu, pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK RI) kepada pemerintah daerah dapat mencerminkan kondisi nyata pemerintah
daerah dalam tata kelola dan akuntabilitas yang baik. Model yang kami kembangkan
secara konsisten dapat mengukur kecurangan dengan mengganti variabel menjadi
denda dan nilai kerugian negara. Penelitian ini memberikan saran yang berguna untuk
lembaga pemeriksaan negara yaitu BPK RI tentang audit penting pemerintah yang
melakukan pemeriksaan. Tindak lanjut rekomendasikan audit memainkan peran penting
dalam meningkatkan efektivitas pengendalian internal, akuntabilitas, tata kelola, dan
transparansi. peningkatan ini akan mengurangi tingkat penipuan pemerintah daerah.
Penelitian ini tidak hanya berfokus pada beberapa literatur sebelumnya tentang
bagaimana mengurangi kecurangan dengan mempertimbangkan peran audit tetapi juga
mengukur peran audit pemerintah dalam mengurangi dan mencegah kecurangan.
akuntabilitas, tata kelola, dan transparansi. peningkatan ini akan mengurangi tingkat
penipuan pemerintah daerah. Penelitian ini tidak hanya berfokus pada beberapa
literatur sebelumnya tentang bagaimana mengurangi kecurangan dengan
mempertimbangkan peran audit tetapi juga mengukur peran audit pemerintah dalam
mengurangi dan mencegah kecurangan. akuntabilitas, tata kelola, dan transparansi.
peningkatan ini akan mengurangi tingkat penipuan pemerintah daerah. Penelitian ini tidak
hanya berfokus pada beberapa literatur sebelumnya tentang bagaimana mengurangi
kecurangan dengan mempertimbangkan peran audit tetapi juga mengukur peran audit
pemerintah dalam mengurangi dan mencegah kecurangan.

kata kunci: Audit Opini, Kecurangan Laporan Keuangan, Pemerintah Daerah


PENGANTAR penggunaan anggaran pendapatan dan
belanja daerah yang telah dilaksanakan
oleh pemerintah daerah dalam
Pemerintah daerah bertanggung jawab satu tahun anggaran. Pemerintah daerah dalam
untuk mewujudkan tujuan negara yaitu melaksanakan anggaran tidak terlepas dari
mewujudkan masyarakat adil, maju, dan risiko penyimpangan dalam berbagai bentuk
sejahtera sebagaimana diamanatkan dalam penyelewengan seperti korupsi, suap, dan
pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai penggelapan (Undang-Undang Republik
tujuan tersebut, pemerintah merencanakan Indonesia Nomor 20 Tahun 2001).
rencana kerja anggaran, menyetujui anggaran Untuk menjamin pemerintah bebas dari
pendapatan dan belanja daerah bersama kecurangan, BPK diamanatkan dalam
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006
menjalankan anggaran pendapatan dan tentang Badan Pemeriksa Keuangan untuk
belanja daerah, serta bertanggung jawab atas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah. keuangan negara yang meliputi pemeriksaan
anggaran berupa laporan keuangan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemerintah daerah. Dalam pelaksanaan pemeriksaan untuk tujuan tertentu.
anggaran pendapatan dan belanja daerah, Audit keuangan bertujuan untuk menilai
pemerintah daerah harus memperhatikan kewajaran laporan keuangan yang
prinsip keuangan daerah yang meliputi dijabarkan dalam bentuk opini audit yang
akuntabilitas, profesionalisme, ditetapkan oleh BPK RI (BPK). Dalam
proporsionalitas, keterbukaan, Laporan menentukan opini audit, BPK
keuangan pemerintah daerah menyajikan mempertimbangkan kepatuhan terhadap
standar akuntansi pemerintah,
pengungkapan yang memadai, kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan
efektivitas sistem pengendalian intern.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dilakukan bupati dengan Opini
apakah opini audit yang dikeluarkan oleh Audit BPK. Dengan demikian,
BPK dapat menentukan kecurangan di auditor harus hati-hati menentukan
pemerintah daerah. Sebagian besar studi opini audit berdasarkan
deteksi penipuan dilakukan di sektor swasta kecurangan yang ditemukan di
(Dalnial, et al. 2014; Kaminski, et al. 2004; bidang audit apakah akan
Kuncoro & Henderson, 2004; McCarten, et memodifikasi opini wajar tanpa
al. 2016; Skousen, et al. 2008; Yu & Yu , pengecualian atau tidak (Avalon et
2011). Sementara itu, sejauh pengetahuan al., 2018).
kami, ada studi terbatas tentang mendeteksi
Studi lain mengukur hubungan
penipuan dalam konteks sektor publik.
antara opini audit dan
Arifin, dkk. (2015) mempelajari apakah tata
kecurangan di lembaga pemerintah.
kelola daerah yang buruk menyebabkan
Kusuma, dkk. (2017) mempelajari
kasus ketidakpatuhan yang lebih tinggi
pengaruh penipuan berlian pada
sebagai proksi korupsi pemerintah daerah
pelaporan keuangan penipuan
di Indonesia.
sektor publik. Fraud diamond
Mereka menemukan bahwa tata kelola
terdiri dari tekanan, peluang,
pemerintah daerah yang buruk mengarah
rasionalisasi dan kapabilitas.
pada kasus-kasus ketidakpatuhan yang lebih
Variabel opini audit dalam
tinggi. Hasil ini senada dengan penelitian
penelitian ini digunakan sebagai
Ghazali, et al. (2014). Lebih spesifik, mereka
proksi rasionalisasi. Mereka
menunjukkan lebih sedikit kasus
menemukan bahwa opini audit
ketidakpatuhan di pemerintah daerah
tidak berpengaruh positif terhadap
dengan opini audit wajar tanpa
kecurangan pelaporan keuangan.
pengecualian. Selain itu, yang menarik,
Setelah itu, Astuti & Adrison,
mereka juga menemukan bahwa korupsi
(2019) mempelajari hubungan
tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
antara opini audit dan kecurangan
(Arifin et al., 2015).
yang diproksikan dengan kasus
suap.
Avalon, dkk. (2018) menganalisis
Mereka menemukan signifikansi
pengaruh korupsi yang dilakukan oleh
yang tidak terkait antara opini audit
bupati terhadap opini audit BPK. Mereka
dan kasus suap karena suap adalah
menemukan korelasi antara korupsi yang
jenis korupsi pribadi dan tidak
(Arifin dkk., 2015; Avalon dkk., 2018;
didokumentasikan.
Sutaryo, dkk. 2018). Fraud dalam penelitian
ini diproksikan dengan kasus fraud, besarnya

Studi tentang cara mengurangi kecurangan kerugian negara dan sanksi yang ditetapkan

dengan mempertimbangkan peran auditing oleh pengadilan. Kami memfokuskan

masih kurang (J. Liu & Lin, 2012). Selain penelitian ini dalam kurun waktu 6 tahun

itu, studi dalam meneliti hubungan antara anggaran dari tahun anggaran (TA) 2012

pemerintah dan audit masih terbatas dan sampai dengan TA 2017 di pemerintah

tidak satupun dari studi tersebut kabupaten, kota dan provinsi di lingkup

menjelaskan peran audit pemerintah dalam provinsi Jawa Barat.

memberantas korupsi (Blume & Voigt, Kami juga menggunakan rasio keuangan

2011; J. Liu & Lin, 2012; Olken, 2007). laporan keuangan pemerintah daerah yang

Dalam penelitian ini, kami mengukur diaudit sebagai variabel kontrol yang

efektivitas opini audit dalam menjelaskan mewakili kondisi keuangan pemerintah

kecurangan. Selain itu, kami juga mengukur daerah dalam satu tahun anggaran. Kondisi

bagaimana opini audit yang ditetapkan oleh keuangan merupakan kemampuan lembaga

BPK mampu menyajikan kondisi nyata pemerintah untuk menjaga

pemerintah daerah. keberlangsungannya dalam memberikan

Seperti yang diharapkan oleh publik bahwa pelayanan dan barang kepada masyarakat

opini wajar tanpa pengecualian pemerintah (Nollenberger, et al. 2003). Rasio keuangan

daerah berarti organisasi bebas penipuan. memegang peranan penting dalam mengukur

Kami akan memeriksa apakah opini audit kondisi keuangan lembaga pemerintah yaitu

mampu memenuhi harapan publik. Kami solvabilitas, independensi, fleksibilitas dan

akan menggunakan kasus penipuan yang efisiensinya. Sejauh pengetahuan kami, tidak

telah diputuskan oleh pengadilan yang tidak ada penelitian sebelumnya yang

dipertimbangkan dalam studi sebelumnya menggunakan kumpulan rasio kondisi


keuangan ini. Jadi dalam penelitian ini kita
akan memanfaatkan set variabel tersebut
sebagai variabel kontrol dalam menguji
hubungan antara opini audit dan kecurangan.
Kajian ini mengisi celah dalam mencegah
dan mendeteksi kecurangan dengan
mengukur kesesuaian opini audit BPK
dengan kondisi aktual di pemerintah daerah.
Untuk membuktikan kemampuan opini
audit dalam mendeteksi kecurangan, dengan ini tidak hanya mencoba untuk mengisi
memanfaatkan kecurangan yang mengikat secara kesenjangan tetapi juga menyediakan dua
hukum, kami mengevaluasi apakah opini audit aspek dalam satu penelitian.
mencerminkan tingkat kecurangan organisasi. Sebuah studi tentang pencegahan dan
Kami mengukur hubungan ini dengan deteksi penipuan
memanfaatkan rasio kondisi keuangan sebagai menjadi lebih penting dalam literatur
variabel kontrol. Kami juga menggunakan dua audit karena penipu menjadi lebih
pengukuran selain kasus penipuan seperti jumlah canggih dalam menyembunyikan
kerugian negara dan penalti untuk memastikan penipuan. Penipuan pemerintah daerah
kekokohan model yang dikembangkan. akan menyebabkan besar
Dalam beberapa tahun terakhir aspek literatur
dalam mencegah dan mendeteksi penipuan
cenderung diterbitkan secara terpisah. Kita
mungkin lebih mudah mencari kajian, penelitian,
dan publikasi terkait investigasi dan pendeteksian
penipuan daripada penelitian tentang cara
mencegahnya. Zack, (2013) memberikan saran
yang solid tentang bagaimana mengungkap skema
penipuan laporan keuangan. Petrucelli, (2012)
memiliki misi dalam bukunya untuk membuat
pembelajaran tentang penipuan menyenangkan dan
mudah melalui kartun, gambar, dan humor untuk
mengekspresikan teknik, alat, dan sumber daya
untuk mendeteksi penipuan dalam organisasi.
Selain itu, teori tersebut mencakup langkah-langkah
pendekatan proaktif dalam menanggapi risiko
penipuan dan program audit penipuan (Manning,
2011; Vona, 2008) dan memanfaatkan data menjadi
bukti digital (Marcella Jr & Guilossou, 2012).

Sebagian besar karya sastra tersebut hanya


membahas tentang tindakan penipuan daripada
pencegahannya. Namun demikian, kita masih dapat
menemukan literatur yang membahas pencegahan
dan deteksi penipuan (Biegelman & Bartow, 2012;
Kovacich, 2008; Stamler, et al. 2014). Jadi, penelitian
kerugian negara dan menurunnya Studi ini berkontribusi pada literatur
kepercayaan masyarakat terhadap pejabat akuntansi dan audit secara khusus dalam
publik pemerintah. Fraud akan mengganggu pencegahan dan deteksi penipuan,
efisiensi, produktivitas, dan inovasi yang pengendalian internal, dan tata kelola
akan membuat sumber daya tidak yang baik. Secara khusus, kami
dialokasikan secara efektif ke dalam berkontribusi pada literatur audit dalam
pelayanan publik (Ghazali et al., 2014). mengeksplorasi kemampuan opini audit
Selain itu, korupsi sebagai skema penipuan yang mencerminkan tingkat kecurangan
merupakan masalah signifikan yang dalam organisasi pemerintah. Selanjutnya,
merugikan pembangunan ekonomi, stabilitas penelitian ini berkontribusi pada literatur
sosial banyak negara (J. Liu & Lin, 2012) peran rasio kondisi keuangan dalam
dan ketidakpuasan publik terhadap mengukur hubungan antara opini audit
pemerintah (Tang, et al. 2018). dan kecurangan. Studi ini juga
Temuan menunjukkan bahwa opini audit berkontribusi pada praktik yang lebih baik
memiliki hubungan yang signifikan dengan dari lembaga audit dalam meningkatkan
fraud di lingkup Provinsi Jawa Barat. efektivitas audit pemerintah dalam
Pendapat wajar tanpa pengecualian atas mengurangi dan mencegah penipuan.
laporan keuangan pemerintah daerah secara temuan penelitian ini diharapkan dapat
signifikan mewakili membantu pembuat kebijakan apakah
organisasi yang bebas dari kecurangan dan prosedur auditnya mampu memenuhi
korupsi material. harapan penugasan dan harapan publik.
Sisa dari makalah ini disusun sebagai
berikut.
Tinjauan Pustaka dan Pengembangan
McCarten dkk. (2016) juga mempelajari
Hipotesis
hubungan antara lobi perusahaan dan
Penelitian laporan keuangan penipuan dalam deteksi penipuan. Mereka menemukan
konteks dunia terus berkembang, di mana sebagian hasil yang sama dengan Yu dan Yu (2012)
besar fokus pada kasus penipuan di sektor swasta. bahwa perusahaan pelobi mampu
Dalam konteks negara maju, Kaminski et al., menyembunyikan kesalahan dalam waktu
(2004) meneliti kemampuan rasio keuangan dalam yang lebih lama. Selain itu, McCarten
mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Mereka (2016) menemukan bahwa setelah tahun
menemukan ketidakefektifan rasio keuangan untuk 2005, lobi tidak berdampak pada durasi
mendeteksi kecurangan laporan keuangan yang lebih lama dalam mendeteksi
(Kaminski et al., 2004). Skousen dkk. (2008) tetap penipuan. Mereka berpendapat bahwa
tingkat kesalahan klasifikasi yang tinggi di penetapan aturan SOX telah efektif
Kaminski et al. (2004) menggunakan kerangka mengurangi pengaruh perusahaan lobi
Cressey (1953) yang terdiri dari tekanan, peluang dalam menyembunyikan penipuan lebih
dan rasionalisasi yang diadopsi dari SAS No. 99 lama (McCarten et al., 2016).
untuk mendeteksi kecurangan. Mereka menemukan
efektivitas kerangka Cressey (1953) dalam Dalam konteks sektor publik, J. Liu dan Lin

mendeteksi penipuan (Skousen et al., 2008). (2012) meneliti peran audit pemerintah China
dalam pengendalian korupsi. Mereka
Namun, sebuah studi di negara berkembang oleh
menemukan hubungan positif antara deteksi
Dalnial et al (2014) menunjukkan hubungan antara
penipuan dalam audit dan tingkat korupsi
rasio keuangan dan penipuan laporan keuangan di
pemerintah daerah. Selain itu, mereka
perusahaan Malaysia. Mereka menemukan bahwa
menemukan bahwa tindak lanjut hasil audit
rasio keuangan sangat membantu dalam
berhubungan negatif dengan tingkat korupsi.
pendeteksian laporan keuangan yang curang
Semakin baik pemerintah daerah
(Dalnial et al., 2014).
memperbaiki kelemahan kontrol yang
Yu dan Yu (2011) meneliti hubungan antara lobi
menyebabkan kecurangan, semakin rendah
perusahaan dan deteksi penipuan. Mereka
tingkat korupsinya (J. Liu & Lin, 2012).
menemukan bahwa regulator membutuhkan waktu
Ghazali dkk. (2014) melakukan survei
lebih lama untuk mendeteksi penipuan dalam
untuk memberikan gambaran kasus
melobi perusahaan. Penundaan tersebut membuat
penipuan pemerintah daerah dalam
perusahaan berpotensi mengalami kerugian yang
konteks pemerintah Malaysia. Mereka
lebih besar (Yu & Yu, 2011).
menemukan bahwa sebagian besar kasus
penipuan adalah penyelewengan dana dan
manipulasi rekening. Lebih lanjut,
mereka menemukan bahwa kecurangan
sebagian besar terdeteksi melalui proses audit menemukan bahwa teori segitiga
(Ghazali et al., 2014). kecurangan Cressey berpengaruh positif
Dalam konteks Indonesia, Arifin dkk. (2015) terhadap kecurangan pada pemerintah
mempelajari apakah tata kelola daerah yang buruk daerah di Indonesia.
menyebabkan kasus ketidakpatuhan yang lebih
tinggi sebagai proksi korupsi pemerintah daerah
di Indonesia. Menggunakan data untuk 446
kota/kabupaten selama periode 2008 hingga 2010
mereka menemukan bahwa tata kelola yang buruk
mengarah ke kasus-kasus ketidakpatuhan yang
lebih tinggi baik di daerah yang mengalami
kesulitan keuangan maupun daerah yang tidak
mengalami kesulitan. Lebih khusus lagi, mereka
mengungkapkan lebih sedikit kasus ketidakpatuhan
di pemerintah daerah dengan opini audit wajar
tanpa pengecualian. Tata kelola daerah yang baik
dan sistem pengendalian internal yang kuat
berkontribusi dalam meminimalkan kemungkinan
kecurangan yang
dilakukan oleh pejabat publik (Arifin et al., 2015).
Pendeteksian penipuan dengan memanfaatkan
kerangka segitiga penipuan oleh Cressey (1953)
dilakukan oleh Maria & Gudono (2017) di
pemerintah daerah di Indonesia. Mereka
memodifikasi beberapa proxy dari Skousen et al
(2008) sehingga dapat diterapkan dalam konteks
sektor publik. Tekanan diproksikan dengan rasio
kinerja anggaran dan rasio kemandirian daerah.
Peluang diproksikan dengan jumlah Satker dan
jumlah penduduk. Rasionalisasi diamati langsung
dari tanggapan auditee terhadap temuan,
kesimpulan, dan rekomendasi laporan audit.
Mereka memfokuskan penelitian pada tahun
anggaran 2013 hingga 2014 dan data kecurangan
periode 2012 hingga 2013. Menerapkan analisis
faktor dan kemudian regresi logistik mereka
Sutaryo et al (2018), dengan kesempatan, rasionalisasi dan
memanfaatkan kerangka segitiga penipuan kapabilitas. Dalam kajiannya,
Cressey (1953), mencoba mendeteksi tekanan diproksikan dengan
kecurangan di pemerintah daerah di persentase realisasi anggaran,
Indonesia. Mereka menggunakan peluang diproksikan dengan
akuntabilitas kinerja dan pendapatan transfer pendapatan dari
daerah sebagai proksi tekanan, e- pemerintah pusat dan temuan
government, dan kapabilitas audit internal audit sistem pengendalian intern,
sebagai proksi peluang, dan respons hasil rasionalisasi diproksikan dengan
audit dan upah pejabat publik sebagai proksi opini wajar tanpa pengecualian
rasionalisasi. Menerapkan regresi linier tahun sebelumnya dan kapabilitas
berganda dalam mencari pengaruh diproksikan dengan perubahan
akuntabilitas kinerja, pendapatan daerah, e- anggaran. kepala distrik.
government, kemampuan audit internal, Memanfaatkan data laporan audit
respon audit, dan upah pejabat publik BPK TA 2014 dan TA 2015,
terhadap korupsi di pemerintah daerah mereka menemukan bahwa faktor
pada tahun anggaran 2010 sampai 2013, tekanan berpengaruh negatif
mereka menemukan bahwa akuntabilitas terhadap kecurangan pelaporan
kinerja dan upah pejabat publik keuangan, sedangkan faktor
berpengaruh negatif terhadap korupsi. peluang dan kapabilitas
Selain itu, korupsi dipengaruhi secara berpengaruh positif terhadap
positif oleh respon audit. Sementara itu, kecurangan pelaporan keuangan.

Selain itu, penelitian untuk mengukur Sedangkan faktor tekanan yang

hubungan antara opini audit dan kecurangan diproksikan dengan opini non-

di instansi pemerintah masih terbatas dan wajar tanpa pengecualian tahun

dilakukan dengan beberapa pendekatan. sebelumnya tidak berpengaruh

Kusuma, dkk. (2017) memanfaatkan fraud signifikan terhadap kecurangan

diamond framework (fraud triangle + pelaporan keuangan.

Capability) untuk mengukur kecurangan Mereka berpendapat bahwa

pelaporan keuangan sektor publik yang instrumen audit lapangan seperti

diproksikan dengan opini audit BPK. Fraud wawancara dengan tersangka

diamond framework menjelaskan kondisi pelaku kecurangan adalah cara

yang menyebabkan seseorang melakukan terbaik untuk menemukan

fraud. Fraud diamond terdiri dari tekanan, rasionalisasi kecurangan (Kusuma


et al., 2017). Faktor tekanan yang
diproksikan dengan opini non- wajar tanpa dalam sistem akuntansi klien (Deangelo,
pengecualian tahun sebelumnya tidak 1981).
berpengaruh signifikan terhadap kecurangan Audit pemerintah dapat meningkatkan
pelaporan keuangan. Mereka transparansi kebijakan publik dan
berpendapat bahwa instrumen audit lapangan mengurangi pemborosan pengeluaran
seperti wawancara dengan tersangka pelaku (Blume & Voigt, 2011; Schelker &
kecurangan adalah cara terbaik untuk Eichenberger, 2010). Olken (2007)
menemukan rasionalisasi kecurangan melakukan eksperimen lapangan untuk
(Kusuma et al., 2017). Faktor tekanan yang menguji pengaruh audit pemerintah
diproksikan dengan opini non-wajar tanpa Indonesia terhadap pengurangan
pengecualian tahun sebelumnya tidak korupsi di lebih dari 600 proyek jalan
berpengaruh signifikan terhadap kecurangan desa di Indonesia. Mereka menemukan
pelaporan keuangan. Mereka berpendapat hubungan negatif antara audit
bahwa instrumen audit lapangan seperti pemerintah dan korupsi, bahwa
wawancara dengan tersangka pelaku semakin tinggi frekuensi audit akan
kecurangan adalah cara terbaik untuk menurunkan kemungkinan korupsi
menemukan rasionalisasi kecurangan (Olken, 2007). Pemeriksaan pemerintah
(Kusuma et oleh lembaga pemeriksa tertinggi
al., 2017). negara dapat mencegah pejabat
Selain itu, Astuti & Adrian (2019) pemerintah dari korupsi (Li, Miao, &
mempelajari hubungan antara opini audit Liang) Lembaga audit tertinggi
dan kecurangan yang diproksikan dengan berperan penting dalam melakukan
kasus suap yang telah dibuktikan dan audit lapangan untuk memenuhi
diputuskan oleh Komisi Pemberantasan akuntabilitas pemerintah yang efektif.
Korupsi (KPK) pada periode TA 2008 - Amanat lembaga audit tertinggi negara,
2017. Mereka menemukan signifikansi independensi, dan lingkungan
yang tidak terkait antara opini audit dan kelembagaan memberikan pengaruh
kasus suap karena suap adalah jenis korupsi yang kuat dalam efektivitasnya (Blume
pribadi dan tidak didokumentasikan. Lebih & Voigt, 2011) didukung oleh latar
lanjut, mereka menemukan bahwa belakang pendidikan, pengalaman, dan
peningkatan belanja modal berpengaruh kompetensi profesional auditor
signifikan terhadap kasus suap (Astuti & (Shuguang, 2007). Auditor memiliki
Adrison, 2019). peran penting dalam pendeteksian
Definisi kualitas audit dalam literatur teori kecurangan dan pengendalian korupsi
audit klasik adalah kemungkinan auditor akan karena mereka telah mengenal tata
menemukan dan melaporkan suatu pelanggaran kelola keuangan dan sistem akuntansi
(Gong, 2010). Pengalaman ini membantu auditor
untuk menemukan dan melaporkan pelanggaran.
Korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan
kekuasaan publik untuk kepentingan pribadi (J. Liu &
Lin, 2012). Ada model yang diusulkan terkenal dalam
mendefinisikan korupsi sedangkan Korupsi sama
dengan kekuatan monopoli ditambah kebijaksanaan
dikurangi akuntabilitas (Klitgaard, 1998). Sehingga
korupsi merupakan kombinasi dari kekuasaan pejabat
publik yang berlebihan, dengan pengawasan yang
kurang, dan akuntabilitas yang buruk. Kontrol
manajemen yang buruk merupakan faktor utama yang
berkontribusi terhadap kecurangan (Ghazali et al.,
2014). Temuan kegiatan ilegal dan ilegal dalam audit
pemerintah yang dilakukan oleh lembaga audit yang
sangat independen dan sangat teknis dan tidak
memihak, pada dasarnya merupakan cerminan yang
baik dari masalah penipuan di sektor keuangan publik
(Ferraz & Finan, 2008; J. Liu & Lin, 2012; Melo,
Pereira, & Figueiredo, 2009). Meskipun independensi
lembaga audit dapat dipengaruhi secara negatif oleh
persaingan politik dan frekuensi pergantian kekuasaan
(Melo, et al. 2009), kasus korupsi yang terungkap
melalui proses audit dapat mempengaruhi hasil
pemilihan umum (Ferraz & Finan, 2008, 2010).
Opini audit sebagai hasil audit keuangan diharapkan
dapat menggambarkan kondisi pemerintah yang
sebenarnya dalam hal kepatuhan terhadap standar
akuntansi pemerintah, kecukupan pengungkapan,
kepatuhan terhadap hukum, dan efektivitas sistem
pengendalian intern. Opini Wajar Tanpa Pengecualian
sebagai opini audit terbaik yang diberikan kepada
pemerintah daerah ketika laporan keuangannya bebas
dari
salah saji material dan kecurangan. Jadi, opini audit Ritonga (2014) mengembangkan
wajar tanpa pengecualian harus menjadi jaminan formulasi untuk mengukur dan
organisasi bebas dari kecurangan material. mengevaluasi kondisi keuangan
Sebagian besar penelitian sebelumnya yang lembaga pemerintah. Rumusan
disebutkan di atas menganalisis peran audit dalam ini tidak hanya akan menjadi
mendeteksi (Ferraz & Finan, 2008, 2010; Ghazali pedoman, tetapi juga sistem
et al., 2014; J. Liu & Lin, 2012; Maria & Gudono, peringatan dini bagi pemerintah
2017; Olken, 2007; Sutaryo et al., 2018) dan daerah dalam mengevaluasi
mencegah (Li et al., 2011) penipuan. Sejauh kebijakan keuangannya. Kondisi
pengetahuan kami, kami hanya menemukan (Arifin keuangan pemerintah daerah
et al., 2015) yang menemukan lebih sedikit terdiri dari solvabilitas jangka
kecurangan dalam opini audit wajar tanpa pendek, solvabilitas anggaran,
pengecualian pemerintah daerah. Sehingga solvabilitas jangka panjang,
penelitian yang dilakukan untuk mengukur solvabilitas tingkat layanan,
kemampuan opini audit dalam mencerminkan fleksibilitas keuangan,
tingkat kecurangan di pemerintah daerah masih kemandirian keuangan dan rasio
terbatas. Sedangkan opini audit terbaik yaitu opini efisiensi daerah (Ritonga, 2014).
wajar tanpa pengecualian (WTP) diharapkan dapat Lebih lanjut, Ritonga, 2014
memenuhi harapan publik yang mampu mendefinisikan syarat kondisi
mencerminkan organisasi pemerintah yang bebas keuangan sebagai berikut:
dari kecurangan. (a) Solvabilitas jangka pendek
Dalam penelitian ini, kami akan sebagai kemampuan pemerintah
memfokuskan penelitian kami dalam daerah usaha untuk memenuhi
mengukur peran opini audit dalam kewajiban jangka pendek; (b)
mencerminkan tingkat kecurangan Solvabilitas anggaran adalah
pemerintah daerah. Karena opini audit kemampuan pemerintah daerah
adalah hasil pemeriksaan terakhir dari data untuk memenuhi kewajiban
akuntansi laporan keuangan pemerintah operasional; (c) Solvabilitas jangka
daerah, kami akan menggunakan rasio panjang adalah kemampuan
keuangan laporan keuangan untuk pemerintah daerah untuk memenuhi
mengontrol hubungan antara opini audit kewajiban jangka panjang; (d)
dan kecurangan. Kami mengadopsi rasio Solvabilitas tingkat layanan adalah
keuangan dari studi oleh Ritonga (2014). kemampuan pemerintah daerah
untuk menyediakan jasa dan barang
kepada publik; (e) Fleksibilitas keuangan
adalah kemampuan pemerintah daerah untuk mengharapkan bahwa:
mengatasi kejadian yang tidak terduga di H1: Opini audit memiliki hubungan
masa depan; (f) Kemandirian keuangan negatif dengan fraud
adalah kemampuan pemerintah daerah
METODE PENELITIAN
untuk melaksanakan hak keuangan secara
efektif dan efisien; (g) Rasio efisiensi daerah Data dan Pengukuran
menggambarkan efisiensi biaya yang Tulisan ini memanfaatkan laporan audit
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh
asli daerah. BPK di lingkup Provinsi Jawa Barat. Kami
menganggap Provinsi Jawa Barat sebagai
Secara khusus, kami akan menggunakan objek penelitian kami tidak hanya karena
opini audit yang dinyatakan oleh Badan terbatasnya pendataan manual dari data
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia laporan keuangan pemerintah daerah yang
(BPKRI) dan menguji hubungannya dengan masif di Indonesia, tetapi juga Provinsi Jawa
kecurangan dengan menggunakan rasio Barat sebagai salah satu provinsi yang
keuangan sebagai variabel kontrol. memiliki kasus korupsi terbanyak di
Selanjutnya, penelitian ini akan mengkaji Indonesia.
kemampuan opini audit yang diberikan Indonesia (Avalon et al., 2018). Objek
oleh BPK kepada pemerintah daerah dalam penelitian ini terdiri dari 1 pemerintah
menggambarkan kondisi riil pemerintah provinsi, 9 pemerintah kota, dan 18
daerah yang seharusnya bebas dari salah saji pemerintah kabupaten. Total objek yang
material dan kecurangan. Oleh karena itu, diteliti dalam penelitian ini adalah 28
kami entitas. Kami memfokuskan penelitian ini
pada periode enam tahun anggaran (TA) dari
TA 2012 hingga TA 2017 di pemerintah
kabupaten, kota dan provinsi di Jawa Barat.
Oleh karena itu, secara total kami
mengamati 164 laporan keuangan.

Variabel tak bebas


Kami menggunakan beberapa variabel dependen Lebih khusus lagi, kami menggunakan
untuk mengukur kecurangan seperti ada atau proksi penipuan lain yaitu kerugian negara
tidaknya kasus kecurangan, besarnya kerugian negara, dan penalti sebagai pemeriksaan kekokohan
dan besarnya denda dari putusan Mahkamah Agung temuan kami. Kerugian negara dan denda
Republik Indonesia yang tersedia di website adalah nilai nominal yang dikeluarkan dan
direktori PT. keputusan akhir ditetapkan oleh pengadilan sebagai akibat
https://putusan3.mahkamahagung. go.id/. perbuatan melawan hukum. Ukuran
Kami membatasi kasus penipuan hanya pada kasus- kerugian negara dan denda adalah jumlah
kasus yang telah terbukti di pengadilan dan telah nominal yang dihasilkan dari putusan
diputus oleh hakim pada periode TA 2012 sampai Mahkamah Agung Republik Indonesia.
dengan TA 2017. Berdasarkan putusan Mahkamah Kami mendefinisikan kerugian negara
Agung Republik Indonesia, kami mengklasifikasikan mengacu pada Undang- Undang Nomor 15
pemerintah daerah sebagai pemerintah daerah yang Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
curang dan tidak curang. Keuangan yang menyatakan “Kerugian
Pengukuran kecurangan pemerintah daerah akan Negara/Daerah adalah kekurangan uang,
diberi kode satu jika kecurangan itu ada dan terbukti, surat berharga, dan barang dalam jumlah
sebaliknya nol. Pengkodean ini berdasarkan putusan yang nyata, pasti dan substansial sebagai
hakim apakah terdakwa penipuan harus membayar akibat dari perbuatan melawan hukum
denda dan kerugian negara atau harus membayar dengan sengaja dan lalai.” Selanjutnya
denda tanpa kerugian negara. pengertian ini dijabarkan dalam penjelasan
pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 31,
Yang dimaksud dengan “sebenarnya telah
terjadi kerugian keuangan negara” adalah Variabel independen
kerugian yang dapat dihitung berdasarkan Kami mengumpulkan data opini audit
temuan instansi yang berwenang atau dan rasio keuangan dari Laporan Hasil
akuntan publik yang ditunjuk (Undang- Pemeriksaan Keuangan BPK atas Laporan
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Keuangan Pemerintah Daerah Tahun
Tahun 2001). Sedangkan sanksi adalah Anggaran 2012 sampai dengan 2017.
denda berupa nilai nominal uang yang Terdapat 8 variabel dan 24 subvariabel rasio
ditetapkan oleh hakim pengadilan karena keuangan.
melanggar peraturan atau undang-undang.
Tabel 1. Variabel Independen
Analisis rasio keuangan variabel pemerintah sebagai pengukuran penipuan
daerah akan mengadopsi model analisis rasio yang alternatif untuk variabel dependen.
diterapkan oleh Maria & Gudono (2017), Ritonga,
HASIL DAN DISKUSI
et al. (2014), dan Sutaryo, dkk. (2018). Tabel 3.2
menunjukkan variabel independen yang digunakan Statistik deskriptif
dalam penelitian ini: Tabel 2 menyajikan statistik
Untuk menguji hipotesis kami, kami deskriptif dari semua variabel yang
menjalankan regresi panel logistik (Lim, digunakan dalam penelitian ini:
Loh, & Shih, 2000) dengan model sebagai Hasil statistik deskriptif
berikut: menunjukkan bahwa total
observasi penelitian ini adalah
sebesar 168 objek. Variabel
dependen fraud merupakan
variabel dummy dengan nilai
minimum 0 dan nilai maksimum
di mana F adalah dummy satu jika ada
1. Rata-rata kasus fraud periode
kasus penipuan di pemerintah daerah dalam
TA 2012 sampai dengan TA 2017
satu tahun anggaran yang dikumpulkan
sebesar 0,47 yang menunjukkan
dari
sebanyak 47% atau 79 laporan
keuangan pemerintah daerah
Tabel 2. Statistik Deskriptif
mendapat opini selain Wajar
Tanpa Pengecualian. Sedangkan
sisanya 53% atau 89 laporan
keuangan pemda mendapat opini
wajar tanpa pengecualian. Kondisi
ini menggambarkan tingginya
risiko penyelewengan dalam
pelaksanaan dan
putusan Mahkamah Agung Republik
pertanggungjawaban keuangan
Indonesia, dan nol sebaliknya. Variabel
negara di Provinsi Jawa Barat.
independen dan kontrol lainnya didefinisikan
Besaran rugi negara periode TA
pada Tabel 1. Untuk ketahanan, kami juga
2012 sampai dengan TA 2017
menjalankan regresi panel OLS dengan
memiliki nilai rata-rata 303 juta
menggunakan kerugian negara dan penalti
dengan nilai maksimum 11.900 juta dan nilai Solvabilitas anggaran BTSA memiliki
minimum 0. Sebaran data rugi negara tinggi nilai rata-rata sebesar 1,239 artinya nilai
yang ditunjukkan oleh standar belanja operasional sebesar Rp1 tertutupi
penyimpangan yang sama dengan 1.360 oleh pendapatan sebesar Rp1,2. Nilai rata-
juta. Hal ini menunjukkan kerugian negara rata yang sama dengan median berarti
yang sangat besar sebagai akibat dari hampir semua pemerintah daerah memiliki
tindakan curang yang melawan hukum. kemampuan yang sama untuk memperoleh
Besarnya denda dalam kurun waktu 6 pendapatan untuk menutupi pengeluaran
tahun anggaran mempunyai nilai rata-rata operasionalnya didukung oleh nilai standar
59,2 juta dengan nilai maksimum sebesar deviasi yang rendah. BTSA terendah sebesar
800 juta dan nilai minimum sebesar 0. 0,089 yang menunjukkan ketidakmampuan
Standar deviasi tinggi dan sama menjadi penerimaan pemerintah daerah untuk
145 juta yang menunjukkan dispersi tinggi menutupi belanja operasional. BTSA
dalam jumlah denda pemerintah daerah tertinggi sebesar 1,677 yang relatif
selama TA 2012 hingga TA 2017. mendekati nilai rata-rata. Solvabilitas
Besarnya denda dalam kurun waktu 6 tahun anggaran
anggaran mempunyai nilai rata-rata sebesar 59,2 juta BTSA memiliki nilai rata-rata sebesar
dengan nilai maksimum sebesar 800 juta dan nilai 1,239 artinya nilai belanja operasional
minimum sebesar 0. Standar deviasi yang tinggi dan sebesar Rp1 tertutupi oleh pendapatan
sebesar 145 juta yang menunjukkan tingginya sebesar Rp1,2. Nilai rata-rata yang sama
persebaran dalam besaran denda pemerintah daerah dengan median berarti hampir semua
selama TA 2012 sampai dengan TA 2017. pemerintah daerah memiliki kemampuan
WTP adalah variabel biner opini audit yang yang sama untuk memperoleh pendapatan
mengambil nilai satu untuk pemerintah daerah untuk menutupi pengeluaran operasionalnya
dengan laporan opini wajar tanpa pengecualian, jika didukung oleh nilai standar deviasi yang
tidak nol. rendah. BTSA terendah sebesar 0,089 yang
Rata-rata, STSA sama dengan 41,828 artinya nilai 1 menunjukkan ketidakmampuan penerimaan
IDR dari kewajiban lancar dijamin dengan IDR 41,8 pemerintah daerah untuk menutupi belanja
dari aset lancar. Nilai rata-rata lebih besar dari nilai operasional.
median menunjukkan bahwa sebagian besar aset BTSA tertinggi sebesar 1,677 yang relatif
lancar pemerintah daerah mampu menjamin mendekati nilai rata-rata. LTSC memiliki
kewajiban lancarnya. STSA terendah sebesar 0,095 nilai rata-rata sama dengan 0,034
yang berarti aktiva lancar lebih rendah dari artinya hanya sedikit jumlah dari total
kewajiban lancar. STSA tertinggi sebesar 1.916,82 aset yang dibiayai oleh ekuitas investasi
yang berarti relatif lebih baik aset lancar pemerintah sendiri atau investasi jangka panjang. Nilai
daerah dalam menjamin kewajiban lancar. rata-rata ini sama dengan nilai standar
deviasi dan nilai median yang menunjukkan hampir
semua pemerintah daerah tidak memiliki ekuitas
investasi yang cukup untuk memperoleh aset.
Sebagai konsekuensi, pemerintah daerah memiliki
kemampuan yang lebih rendah untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya karena investasi jangka
panjang yang terbatas. Nilai terendah sama dengan
nol disebabkan oleh beberapa pemerintah daerah
dengan nilai nol ekuitas investasi. Sedangkan nilai
tertingginya sebesar 0,284.
SLSC memiliki nilai rata-rata sebesar 1.685.261
artinya secara rata-rata pemerintah daerah memiliki
kemampuan yang lebih dari cukup untuk
memberikan pelayanan publik dan
barang kepada orang. Dalam melayani 1 warga menunjukkan bahwa pemerintah daerah
pemerintah daerah membutuhkan biaya sebesar Rp relatif mampu menghasilkan pendapatan
1.685.261 pengeluaran baik berupa pelayanan publik secara efisien. Nilai RER terendah sebesar
maupun barang. Nilai SLSC terendah sama dengan 0,87 sedangkan nilai tertinggi sebesar 20,1.
nol disebabkan oleh Kabupaten Pangandaran adalah
` Hubungan Opini Audit dan kecurangan
otonomi baru yang mulai beroperasi pada TA 2014
Tabel 3 menunjukkan hasil regresi
sedangkan nilai SLSC tertinggi sebesar 4.713.387
untuk mengestimasi hubungan opini
FFLD memiliki nilai rata-rata sebesar 360.362
audit dan kecurangan.
artinya 1IDR dari kewajiban ditutupi oleh
Penelitian ini bertujuan untuk
pendapatan 360 IDR. Nilai ini menunjukkan
mengetahui hubungan antara opini
kemampuan yang baik dari keluwesan pemerintah
audit BPK dengan fraud di pemerintah
daerah dalam menghadapi kejadian luar biasa,
daerah. Secara khusus, kami
baik yang berasal dari internal maupun eksternal
mengevaluasi efektivitas bidang audit
organisasi pemerintah daerah. Nilai mean yang
keuangan dalam menilai laporan
lebih tinggi dari nilai median berarti sebagian
keuangan pemerintah daerah mengenai
besar pemerintah daerah memiliki fleksibilitas yang
kepatuhan terhadap standar akuntansi
baik untuk menghadapi kejadian luar biasa. Nilai
pemerintah, pengungkapan yang
FFLD terendah sebesar 1,46 sedangkan nilai
memadai, kepatuhan terhadap
tertinggi sebesar 17.841,90.
peraturan perundang- undangan, dan
Rata-rata, FIDB sama dengan 0,227 berarti bahwa 1
efektivitas sistem pengendalian
Rp dari pengeluaran ditutupi oleh Rp 0,277 dari
internal. Diharapkan apabila
pendapatannya sendiri. Nilai rata-rata ini relatif sama
pemerintah daerah mampu memenuhi
baik sebagai nilai standar deviasi maupun median.
keempat kriteria tersebut, maka akan
Nilai FIDB terendah sebesar 0,033 dan nilai tertinggi
tercapai tujuan bernegara yang tertuang
sebesar 1,149. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
dalam pembukaan Undang-Undang
pemerintah daerah memiliki kemandirian finansial
Dasar Negara Kesatuan Republik
yang lemah. Pemerintah daerah sangat bergantung
Indonesia. Pencapaian tujuan ini juga
pada sumber pendanaan di luar kendali atau
tercermin dalam tata kelola
pengaruh mereka dan memiliki ketergantungan
pemerintahan yang baik, transparansi,
keuangan yang tinggi pada pemerintah pusat.
akuntabilitas, pelayanan publik yang
Rata-rata, RER sama dengan 6,171 berarti pemerintah
prima, dan bebas dari kecurangan
daerah membutuhkan biaya sebesar Rp6 untuk
material. Terakhir, salah satu ukuran
menghasilkan pendapatan sebesar Rp1. Nilai rata-
yang merepresentasikan good
rata ini sedikit di atas median. Temuan ini
governance adalah opini audit yang dikeluarkan oleh BPK.

Tabel 3. Hubungan Opini Audit dan Fraud di Provinsi Jawa Barat dari TA 2012 sampai
dengan TA 2017

menjelaskan kasus penipuan signifikan pemerintah yang memperoleh opini audit


secara negatif pada tingkat 1 persen, wajar tanpa pengecualian diyakini bebas dari
konsisten dengan hipotesis kami. Koefisien salah saji material dan kecurangan.
WTP negatif Mendukung hipotesis kami, menggunakan
(-1,106) menunjukkan bahwa WTP penalti sebagai ukuran alternatif penipuan,
berpengaruh negatif terhadap fraud. Secara opini audit signifikan negatif dalam
khusus, kecurangan berkurang ketika opini menjelaskan penipuan pada tingkat 5%.
audit berubah menjadi opini wajar tanpa Koefisien WTP negatif (-0,969) menunjukkan
pengecualian, begitu pula sebaliknya. Odds bahwa WTP berpengaruh negatif terhadap
ratio WTP sama dengan 0,331 artinya ketika fraud. Khususnya, penalti turun Rp 0,969
WTP diubah menjadi opini wajar tanpa miliar ketika opini audit diubah menjadi opini
pengecualian, peluang terjadinya wajar tanpa pengecualian. Odds ratio WTP
kecurangan menurun sebesar 66,9% (= 1 - sama dengan 0,379 artinya ketika WTP
0,331) dibandingkan dengan opini wajar
tanpa pengecualian. Temuan ini
menunjukkan bahwa laporan keuangan
daerah
beralih ke opini wajar tanpa pengecualian, baik. Akibatnya mereka juga
kemungkinan penipuan menurun sebesar mampu mencegah kemungkinan
62,1% (1 - 0,379) dibandingkan dengan penipuan dengan pengendalian
opini wajar tanpa pengecualian. Hasil ketika internal yang efektif. Temuan ini
menggunakan kerugian negara sebagai sejalan dengan (Avalon et al.,
ukuran penipuan juga selaras dengan 2018) bahwa penentuan opini audit
hipotesis kami bahwa WTP dapat dengan mempertimbangkan kasus-
menjelaskan penipuan signifikan secara kasus fraud yang ditemukan selama
negatif pada tingkat 5%. Koefisien WTP proses audit di lapangan.
negatif (-1,129) menunjukkan bahwa WTP Berdasarkan temuan tersebut,
berpengaruh negatif terhadap fraud. Secara opini audit yang
khusus, kerugian negara berkurang sebesar dinyatakan oleh BPK mampu
Rp 1,129 miliar ketika opini audit diubah mencerminkan tingkat kecurangan
menjadi opini wajar tanpa pengecualian. pemerintah daerah. Selanjutnya,
Odds ratio WTP sama dengan 0,323 artinya audit lapangan berperan penting
ketika WTP berubah menjadi opini Wajar dalam mengungkap dan mencegah
Tanpa Pengecualian, peluang terjadinya kecurangan di pemerintah daerah
kecurangan menurun sebesar 67,7% (= 1 - (Ferraz & Finan, 2008, 2010;
0,323) dibandingkan dengan opini wajar Ghazali et al., 2014; Li et al., 2011;
tanpa pengecualian. Hasilnya, kami Olken, 2007). Secara khusus, BPK
menemukan bahwa opini audit berpengaruh telah efektif mencegah peluang
signifikan terhadap kecurangan. Hasil ini korupsi melalui pemberian
sejalan dengan Arifin et al. (2015). rekomendasi perbaikan dan sanksi
atas setiap temuan kelemahan
Diskusi pengendalian atau temuan
Penelitian ini menemukan bahwa opini ketidakpatuhan terhadap peraturan
audit berpengaruh signifikan terhadap perundang-undangan yang berlaku.
fraud. Ketika pemerintah daerah menerima Berdasarkan rekomendasi tersebut,
opini wajar tanpa pengecualian atas laporan BPK juga memantau proses
keuangannya, itu menggambarkan perbaikan yang dilakukan oleh
keberhasilan pemerintah dalam menjaga tata pemerintah daerah sehingga dapat
kelola keuangan yang baik dengan membantu pemerintah daerah
transparansi dan akuntabilitas yang lebih dalam mewujudkan tata kelola
keuangan negara yang akuntabel dan kecurangan. Seperti penelitian
transparan. Sedangkan tanggapan pihak yang sebelumnya yang mengevaluasi
diaudit atas temuan tersebut, kesimpulan dan peran audit untuk mengurangi dan
rekomendasi audit merupakan variabel mencegah kecurangan masih
penting untuk mencegah terjadinya langka (Blume & Voigt, 2011; J.
kecurangan di kemudian hari (Maria & Liu & Lin, 2012; Olken, 2007).
Gudono, 2017; Sutaryo et al., 2018). Bukti Pemeriksaan opini audit mengenai
ini juga mendukung penelitian sebelumnya kemampuannya untuk mewakili
yang menemukan hubungan positif antara tingkat kecurangan organisasi
kecurangan yang terdeteksi dalam audit dan pemerintah juga masih kurang.
tingkat korupsi pemerintah daerah (J. Liu & Selanjutnya, penelitian ini
Lin, 2012). Kepatuhan pemerintah daerah berkontribusi pada literatur dalam
dalam melaksanakan rekomendasi BPK atas memanfaatkan rasio kondisi
temuan audit dapat meningkatkan efektivitas keuangan untuk mengukur
pengendalian intern dan mencegah terjadinya hubungan antara opini audit dan
kecurangan yang material. Dengan kondisi kecurangan. Secara praktis,
ini, lokal temuan penelitian ini juga
berkontribusi pada praktik yang
pemerintah bisa mendapatkan opini
lebih baik dari proses audit yang
terbaik yaitu WTP dari BPK yang
dilakukan oleh BPK dalam
menggambarkan minimnya materi kasus
mengevaluasi efektivitasnya
korupsi. Dengan demikian, opini WTP oleh
dalam mengungkap dan
BPK sudah sesuai dengan kondisi di
mencegah kecurangan. Proses
lapangan dan sesuai dengan harapan
audit dimulai dari perencanaan
masyarakat bahwa pemerintah daerah
seperti merumuskan prosedur
bebas dari kasus korupsi materiil (Arifin
audit, melaksanakan prosedur
et al., 2015; Ferraz & Finan, 2008; J. Liu &
audit, menerapkan alternatif
Lin , 2012; Melo dkk., 2009).
prosedur audit jika diperlukan
Penelitian ini memberikan kontribusi
karena kondisi di lapangan audit,
terhadap literatur dalam mengungkap
menyusun temuan audit,
kemampuan refleksi opini audit yang
mengukur nilai materialitas
dideklarasikan oleh BPK dalam
kecurangan, dan menentukan
merepresentasikan tingkat kecurangan di
opini audit.
instansi pemerintah daerah. Dengan
Jadi, opini audit yang dideklarasikan oleh
demikian, opini audit juga dapat berperan
BPK tampaknya dapat mencerminkan
sebagai pendeteksi dan pencegahan
kondisi riil tingkat kecurangan di
pemerintah daerah. Selanjutnya, temuan penelitian
ini dapat memberikan saran dan pertimbangan dalam
menentukan strategi dan kebijakan audit BPK di
masa yang akan datang. Penelitian ini juga
menunjukkan kemampuan opini audit dalam
merepresentasikan tingkat kecurangan organisasi
pemerintah.
Pada variabel kontrol, Koefisien FIDB sama
dengan -2,850 dan rasio odds FIDB sama dengan
0,058. Temuan ini berarti bahwa ketika FIDB
meningkat, peluang terjadinya kecurangan menurun
sebesar 94,2% (1 – 0,058). Selain itu, penelitian ini
menemukan bahwa FIDB menentukan kecurangan
secara negatif pada tingkat marjinal, menunjukkan
pengaruh kemandirian finansial terhadap kecurangan
pada tingkat kepercayaan 90%. Selain itu, koefisien
RER sama dengan -0,170 dan rasio odds RER sama
dengan 0,843. Temuan ini berarti bahwa ketika RER
naik, peluang terjadinya kecurangan menurun sebesar
15,7% (= 1 – 0,843). Selanjutnya, RER berpengaruh
negatif terhadap fraud pada tingkat kepercayaan 95%.
Ini menyiratkan hubungan antara penipuan dan rasio
efisiensi regional. Temuan ini tidak sama dengan
penelitian sebelumnya oleh Maria & Gudono (2017)
yang menemukan bahwa rasio kinerja anggaran dan
rasio kemandirian daerah berpengaruh signifikan
terhadap kecurangan. Karena ada penelitian
sebelumnya yang tipis tentang pemanfaatan rasio
keuangan untuk mendeteksi penipuan di sektor
publik, temuan kami berkontribusi pada kumpulan
literatur dalam deteksi penipuan sektor publik secara
khusus dengan memanfaatkan
kondisi kinerja keuangan. Kami menemukan bahwa opini
audit pemerintah daerah secara
KESIMPULAN
signifikan mempengaruhi dan
memiliki hubungan yang kuat
Makalah ini tidak hanya mendukung
dengan penipuan. Temuan ini
literatur sebelumnya tetapi juga melengkapi
menunjukkan bahwa opini audit
penelitian sebelumnya (Arifin et al., 2015;
yang diberikan BPK kepada
Avalon et al., 2018; Blume & Voigt, 2011;
pemerintah daerah mampu
Ferraz & Finan, 2008, 2010; Ghazali et al.,
merepresentasikan kondisi nyata
2014; Li et al., 2011;
pemerintah daerah dalam
J. Liu & Lin, 2012; Maria & Gudono, 2017;
penyelenggaraan pemerintahannya
Olken, 2007; Schelker & Eichenberger, 2010;
yang baik, akuntabel dan bebas dari
Sutaryo et al., 2018) dengan mengevaluasi
kecurangan material.
hubungan antara opini audit dan kecurangan
Selain itu, proses audit yang
di pemerintah daerah. Secara khusus, kami
berkelanjutan terbukti
bertujuan untuk mengevaluasi peran audit
membantu pemerintah daerah
pemerintah dalam mendeteksi dan
dalam mengurangi peluang
mengurangi kecurangan pada pemerintah
terjadinya kasus korupsi dan
daerah di lingkup provinsi Jawa Barat.
meningkatkan transparansi dan
Penelitian ini mengkaji hubungan antara
efektivitas dengan tata kelola yang
opini audit dan kecurangan pada pemerintah
baik dan akuntabel.
daerah. Kami mengevaluasi kemampuan
Keseriusan pemerintah daerah
opini audit yang dideklarasikan oleh BPK
dalam menindaklanjuti temuan
dalam mencerminkan kondisi riil tingkat
BPK dengan melaksanakan
kecurangan di instansi pemerintah daerah.
rekomendasi BPK juga turut
Apakah opini audit terbaik mewakili
meningkatkan efektivitas
kecurangan materi bebas di lembaga
pengendalian internal dan
pemerintah daerah?
mencegah terjadinya fraud di
Untuk menjawab tujuan penelitian
masa mendatang. Terakhir,
tersebut, kami menggunakan sampel
Pemerintah Daerah dengan opini
terbatas pada semua pemerintah daerah di
Wajar Tanpa Pengecualian mampu
lingkup Provinsi Jawa Barat yang terdiri
mempertahankan pengendalian
dari 1 pemerintah provinsi, 9 pemerintah
internalnya untuk mencegah dan
kota dan 18 pemerintah kabupaten.
mengurangi kecurangan. Kajian ini
memberikan saran yang bermanfaat bagi mengeksplorasi hibrida rasio keuangan sektor
lembaga pemeriksa yaitu BPK mengenai publik dalam mendeteksi penipuan adalah
pentingnya pemeriksaan pemerintah secara agenda penelitian yang bermanfaat.
berkala. Selanjutnya kami menggarisbawahi UCAPAN TERIMA KASIH
pentingnya pemantauan tindak lanjut hasil
audit sesuai dengan rekomendasi yang Kami ingin mengucapkan terima kasih
ditetapkan oleh BPK peningkatan kepada pengulas anonim atas umpan balik
efektivitas pengendalian intern, tata kelola mereka yang berharga untuk memperbaiki
yang akuntabel dan transparansi terbukti makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
mampu menurunkan tingkat korupsi di kasih atas dukungan dana dari Lembaga
pemerintah daerah. Pengelola Dana Pendidikan Indonesia
Akhirnya, tergantung pada ketersediaan (LPDP).
data, penelitian di masa depan dapat
mempertimbangkan untuk mengeksplorasi
efektivitas opini audit dalam mengurangi
kecurangan di lebih banyak provinsi di
Indonesia. Mengingat masing-masing
pemerintah daerah di seluruh provinsi di
Indonesia memiliki karakteristik dan
budaya yang lebih beragam, penelitian
selanjutnya dapat menambahkan faktor
sosiologis dan psikologis lain yang terkait
dengan motivasi kecurangan dalam sampel
yang besar. Selain itu,
Jurnal 3 : THE SCOPE OF CONTROL OF THE SUPREME AUDIT OFFICE IN THE SLOVAK
REPUBLIC AND IN THE OTHER VISEGRAD FOUR COUNTRIES

Masyarakat dan Ekonomi


DOI: 10.1556/204.2019.006

LINGKUP PENGENDALIAN AUDIT TERTINGGI KANTOR DI REPUBLIK


SLOVA DAN DI EMPAT NEGARA VISEGRAD LAINNYA

LENKA HUDÁKOVÁ STAŠOVÁ

Departemen Keuangan, Fakultas Ekonomi, Universitas Teknik Košice, Slovakia


Email: lenka.hudakova.stasova@tuke.sk

Dalam kontribusi ini, kami mengevaluasi kinerja kegiatan audit Kantor Audit Tertinggi (SAO) di
negara- negara Visegrad Four (V4). Kami fokus pada analisis kegiatan kontrol SAO Republik Slovakia
dan kami membandingkan hasilnya dengan negara lain. Kami fokus pada fungsi kontrol SAO, sesuai
dengan jumlah kontrol yang dilakukan selama periode 2014–2016, dan mengevaluasi beban auditor
(jumlah kontrol yang dilakukan oleh satu inspektur). Kami menyatakan positif, tetapi juga risiko
memperluas area kendali atas badan-badan pemerintahan sendiri, dan kami mengajukan proposal
untuk mengurangi risiko ini. Slovakia, Republik Ceko, Hongaria dan Polandia memiliki lintasan
sejarah, nilai budaya dan intelektual yang sama atau serupa dan mereka memiliki akar tradisi agama
yang sama. Oleh karena itu kami berasumsi bahwa mereka mungkin menunjukkan kesamaan kunci
tertentu dalam pengembangan kelembagaan, termasuk di bidang kontrol keuangan publik. Kami
meninjau bagaimana negara-negara ini telah bekerja di area tersebut saat ini, dengan fokus pada
periode antara 2014 dan 2016.

Kata kunci: sistem kontrol dalam administrasi publik, ruang lingkup kontrol, Kantor Pemeriksa
Keuangan, kontrol dalam administrasi negara, kontrol dalam pemerintahan sendiri

JEL-kode: H72, H73, H83

1588-9726 © 2019 Penulis


PERKENALAN

Audit adalah sistem umpan balik yang memberikan jawaban yang jelas atas
pertanyaan apakah keadaan sebenarnya sesuai dengan situasi yang diinginkan. Audit
keuangan adalah salah satu alat untuk memverifikasi pengeluaran dana publik sesuai dengan
undang-undang dan kondisi lainnya. Berbeda dengan maknanya dalam ranah privat, lembaga
audit dalam administrasi publik memperoleh makna khusus yang diwujudkan dalam beberapa
cara. Secara khusus, pentingnya audit dalam administrasi publik memanifestasikan dirinya
dalam peraturan legislatif pelaksanaannya (dalam proses hukum penegakan hukum) dan juga
dalam pelembagaannya (dalam pembentukan formal badan kontrol di tingkat individu
administrasi publik dan perintahnya).
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk menilai pekerjaan Kantor Audit Tertinggi
(SAO) di negara-negara Visegrad Four (V4) dalam hal ruang lingkup kendali mereka. Untuk
analisis, kami memilih empat negara di kawasan Eropa Tengah, yang merupakan negara
tetangga dan sebelumnya diklasifikasikan sebagai ekonomi transisi. Slovakia, Republik Ceko,
Hongaria dan Polandia selalu menjadi bagian dari peradaban yang sama berdasarkan nilai
budaya dan intelektual yang sama dan memiliki akar tradisi agama yang sama. Oleh karena
itu, mereka memiliki kesamaan juga di bidang kontrol keuangan publik. Kami meninjau
bagaimana negara-negara ini baru-baru ini tampil di area tersebut hari ini. Tujuannya adalah
juga untuk merinci risiko di area aktivitas pengendalian SAO dan mengajukan proposal untuk
mitigasinya.
Berdasarkan hal di atas, makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama. Bagian
pertama memberikan topik tinjauan literatur, dengan fokus pada identifikasi pentingnya
kontrol dalam administrasi publik. Di bagian kedua makalah ini, kami menganalisis ruang
lingkup kontrol SAO di keempat negara V4, dan mengevaluasi jumlah entitas yang diaudit
baik secara absolut maupun persentase, serta jumlah entitas yang diaudit yang dilakukan oleh
satu auditor. (pengendali). Kami membandingkan data untuk semua negara. Analisis ini
mencakup tahun-tahun antara 2014 dan 2016. Bagian ketiga dari makalah ini merangkum
Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)

hasil analisis, menentukan risiko dan menawarkan saran untuk mitigasinya.

PENTINGNYA AUDIT DALAM ADMINISTRASI PUBLIK


Audit merupakan elemen yang tak terpisahkan dari kegiatan administrasi publik.
Administrasi publik, sama seperti setiap organisasi sosial, mengandung sumber kesalahan dan
struktur birokrasi. Dengan mengaudit administrasi publik baik secara eksternal

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


dan secara internal, kami juga berusaha untuk mencegah degenerasi kekuasaan, yang
diwujudkan dalam penyalahgunaan kekuasaan. Oleh karena itu, salah satu prasyarat dasar
untuk audit yang baik dan sukses adalah independensi auditor dari auditee (Hendrych 2009;
Redmayne et al. 2010). Audit administrasi publik adalah cara khusus untuk mengelola urusan
publik. Harus ada sistem reverse audit yang komprehensif dalam administrasi publik, yang
merupakan sistem kontrol administrasi publik. Tujuan audit adalah untuk menilai secara kritis
keadaan dan memperbaiki kekurangan yang mempengaruhi kinerja dan misi organisasi
administrasi publik (Tej 2002).
Audit, sebagai istilah hukum administrasi, berarti suatu kegiatan yang menilai dan
mengevaluasi apakah dan bagaimana kegiatan badan hukum dan perorangan yang diaudit
memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan dalam standar atau tindakan hukum
(Nikodým 1969). Istilah audit juga dianggap sebagai kata majemuk dari etimologi Perancis
yang berasal dari bahasa Latin, yang mengungkapkan suatu fenomena atau kegiatan yang
dapat kita sebut inspeksi, perbandingan, pemeriksaan, pengawasan, pengawasan, atau (istilah
internasional) tinjauan. Audit, 'contrôle' dalam bahasa Prancis, sebenarnya berarti peran
melawan peran atau, secara kiasan, tugas melawan tugas atau dokumen melawan dokumen.
Menurut hemat kami, makna paling ringkas disampaikan dengan memahami audit sebagai
(satu) keadaan versus (yang kedua, yang lain) keadaan (Králik – Kútik 2013; Klierová –
Kútik 2017).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, masih perlu mengacu pada definisi audit oleh
International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI), yang pada 9th Kongres
(1977) di Lima mengadopsi deklarasi tentang prinsip-prinsip dasar audit independen. Di
bawah Deklarasi Lima, audit bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi merupakan bagian integral
dari pengelolaan dana publik dan sistem regulasinya. Selain itu, dalam konteks Deklarasi
Lima, tugas audit adalah untuk memberi sinyal penyimpangan dari standar, pelanggaran
undang-undang atau kegagalan untuk memenuhi persyaratan ekonomi dan efektivitas
sehingga dimungkinkan untuk menerapkan tindakan korektif
Masyarakat dan dalam kasus individu,
Ekonomi 41 (2019)

kompensasi untuk kerusakan yang disebabkan atau mengambil tindakan yang diperlukan
untuk mencegah terulangnya kekurangan yang teridentifikasi di masa depan.
Deklarasi Lima penting untuk definisi dan penerapan audit. Ini mendefinisikan bahwa
audit adalah bagian alami dari manajemen keuangan publik karena manajemen keuangan
publik adalah pengelolaan sumber daya publik. Audit tidak dilakukan secara terpisah – ini
merupakan bagian integral dari sistem manajemen yang bertujuan untuk mendeteksi secara
tepat waktu penyimpangan dari standar yang diterima dan pelanggaran prinsip efisiensi dan
efektivitas biaya manajemen keuangan sehingga tindakan perbaikan dapat diambil secara
individual. kasus untuk mencegah pelanggaran tersebut, atau setidaknya mempersulitnya
untuk terjadi kembali (Oláh 2005; 2009; Nemec et al. 2010; Matějová et al. 2017). Audit
merupakan bagian integral dari manajemen dan pengambilan keputusan.

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 4
membuat proses. Ini merupakan tindakan dan proses yang melalui umpan balik memberikan
informasi tentang pencapaian tujuan. Sebagai subsistem manajemen, audit juga dapat
didefinisikan berdasarkan fungsi spesifiknya, yang kita pahami sebagai alat regulasi, negasi
dan motivasi, pendidikan dan kelembagaan (Benčo et al. 2001; Iacovino et al. 2017).
Kontrol yang dilakukan dalam administrasi publik harus memastikan bahwa semua kegiatan
yang diperlukan dilakukan pada tingkat dan waktu yang tepat. Mereka harus fokus pada
identifikasi fakta sebagai prasyarat untuk memprediksi fenomena yang dikendalikan dan
identifikasi yang benar dari tujuan masa depan. Ini harus memungkinkan mengidentifikasi
dan selanjutnya menghilangkan penyimpangan negatif yang ditemukan selama inspeksi,
umumnya menerapkan hasil dari aktivitas yang dikendalikan (Maličká 2017; Rakšnys
– Valickas 2016; Halásková 2017).
Tujuan dari kegiatan pengendalian dalam administrasi publik adalah untuk
memastikan bahwa otoritas publik telah memperhatikan langkah-langkah yang diambil, agar
tidak melanggar hukum dan standar hukum, untuk menghindari kinerja tugas yang tidak
ekonomis dan tidak efisien, serta manajemen yang tidak ekonomis. sumber daya publik dan
kekayaan negara. Tujuan dari setiap kontrol tidak diragukan lagi adalah kepentingan belajar
dari kekurangan yang ada dan mencegahnya terjadi di masa depan. Penting untuk
memastikan bahwa kontrol sehari-hari adalah bagian dari tata kelola dalam administrasi
publik, yang mengarah pada kredibilitas dan transparansi di semua tingkatan (Jankovics
2016; Meričková et al. 2015; Nemec 2015; Reddy et al. 2015).
Kontrol di sektor publik harus terus memberikan insentif untuk meningkatkan semua
proses dan berfungsi sebagai media untuk menciptakan hubungan yang lebih baik antara
warga negara, sektor publik dan administrasi publik (Bovaird – Löffler 2003). Administrasi
publik memiliki misi penting dalam kekuasaan publik dan, dalam arti tertentu, di bidang
kontrol swasta juga. Bagian terpenting dari kegiatan pengendalian administrasi publik adalah
bahwa kegiatan administrasi publik telah diperiksa tidak hanya oleh kekuasaan legislatif dan
yudikatif, tetapi juga oleh masyarakat umum (Barett 2012; Beetham – Weir 2000; Brusca
2015). Administrasi publik itu sendiri terdiri Masyarakat
dari audit sebagai
dan Ekonomi 41 (2019) bagian integral dari

kegiatannya sendiri dan tunduk pada audit oleh entitas lain.


Dalam arti kata umum, Audit sektor publik belum diperiksa secara luas sebagaimana
mestinya. Dalam banyak kasus, auditor sektor publik memiliki tanggung jawab untuk audit
nilai uang serta audit laporan keuangan (Buchanan – Simpkins 2001; Hay – Cordery 2018).
Lembaga audit tertinggi adalah lembaga nasional yang bertanggung jawab untuk mengaudit
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 5
pendapatan dan belanja pemerintah. Mandat hukum mereka, hubungan pelaporan, dan
efektivitas bervariasi, mencerminkan sistem tata kelola yang berbeda dan

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 6
peraturan Pemerintah. Tetapi tujuan utama mereka adalah untuk mengawasi pengelolaan
dana publik serta kualitas dan kredibilitas data keuangan yang dilaporkan pemerintah
(Cordery – Hay 2018; Nagy 2012; Stapenhurst – Titsworth 2001).
Dengan menghormati berbagai pendekatan teoretis untuk mendefinisikan konsep audit,
aktivitas audit atau pengendalian dapat dicirikan sebagai serangkaian aktivitas yang
menyelidiki keadaan sebenarnya dengan memeriksa fenomena, aktivitas, atau materi yang
diaudit, yang kemudian harus dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan (misalnya,
keadaan yang disyaratkan oleh undang-undang yang berlaku), dengan identifikasi selanjutnya
penyebab ketidakpatuhan antara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan, dengan
langkah-langkah yang diusulkan untuk memperbaiki ketidakpatuhan dan efek kausal dan
untuk mencegah terulangnya kekurangan ini di masa depan.
Dilihat dari pendekatan-pendekatan tersebut di atas untuk mendefinisikan pengertian audit
secara umum, dapat dikatakan bahwa kegiatan-kegiatan individual yang dilakukan dalam
proses audit merupakan suatu proses dinamis yang bersifat cross-sectional dan universal,
selalu memiliki tujuan yang sama, yaitu review. dari keadaan faktual.

METODOLOGI DAN TUJUAN


Sistem kontrol administrasi publik saat ini didasarkan pada badan kontrol yang relatif
independen yang melakukan kegiatan kontrol mereka dan memiliki dukungan hukum di
masing-masing negara V4, khususnya kontrol yang dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa
Keuangan. Kantor Pemeriksa Keuangan (SAO) adalah badan negara yang independen dalam
kegiatan kontrolnya dan melakukan apa yang disebut kontrol eksternal.
Tujuan utama makalah adalah untuk menilai pekerjaan Lembaga Pemeriksa Keuangan di
negara-negara V4 dalam hal ruang lingkup kendali mereka. Tujuannya adalah juga untuk
merinci risiko di area aktivitas pengendalian SAO dan mengajukan proposal untuk
mitigasinya.
Untuk memenuhi tujuan kontribusi yang dinyatakan, kami mengevaluasi operasi dan
aktivitas SAO di Republik Slovakia dan kami membandingkan hasilnya dengan negara-
Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)

negara V4 lainnya. Kami berfokus pada analisis jumlah entitas yang diaudit di semua negara
selama periode tiga tahun terakhir. Kami membandingkan rasio entitas yang diaudit dalam
tahun-tahun individual dengan jumlah total entitas dalam lingkup pengendalian SAO. Kami
juga mengevaluasi rasio antara jumlah entitas yang diaudit dan jumlah pengontrol di setiap
negara, yaitu kami mengevaluasi indikator jumlah entitas yang diaudit oleh satu pengontrol
SAO. Kami menyajikan hasil analisis dalam tabel yang memiliki struktur yang sama untuk
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 7
semua negara kecuali Republik Ceko. Hal ini karena Republik Ceko memiliki cakupan
kendali yang berbeda dibandingkan dengan tiga negara lain yang dianalisis. Lingkup kendali
SAO Slovakia, Hongaria dan Polandia adalah seluruh administrasi publik

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 8
sedangkan lingkup kendali SAO Republik Ceko tidak termasuk pemerintahan lokal (self-
governments). Untuk memastikan komparabilitas, kami juga melakukan analisis dengan
menghilangkan badan pemerintahan sendiri. Oleh karena itu kami mengevaluasi pada dua
tingkat – di tingkat administrasi publik secara keseluruhan dan secara terpisah di tingkat
administrasi negara.
Analisis parsial untuk masing-masing negara kemudian dievaluasi dengan
perbandingan, hasilnya dijelaskan, dan data disajikan dalam tabel dan grafik. Berdasarkan
hasil, kami mengevaluasi positif serta kemungkinan risiko. Data untuk analisis diperoleh
sebagian dari laporan tahunan badan administrasi publik dan terutama melalui wawancara
terkontrol dengan staf Lembaga Audit Tertinggi di setiap negara yang dianalisis. Data
tersebut mencakup jumlah semua badan administrasi publik di bawah lingkup kendali SAO di
setiap negara, data tentang jumlah entitas yang benar-benar diaudit di masing-masing dari
tiga tahun yang dievaluasi (dipecah menjadi entitas yang diperiksa dalam administrasi negara
dan secara terpisah yang diperiksa dalam administrasi pemerintahan sendiri lokal), dan data
tentang jumlah auditor (pengendali) SAO yang berwenang untuk melakukan audit.

AUDIT DILAKUKAN OLEH SAOS


Prasyarat penting untuk berfungsinya negara demokrasi modern dengan baik adalah
audit independen tentang bagaimana negara dikelola. Setiap negara bagian yang ingin
beroperasi secara efisien membutuhkan badan pengawas, independen dari cabang eksekutif,
untuk melindungi keuangan publik. Dalam dunia demokrasi, institusi semacam itu adalah
standar. Di semua negara di bawah penilaian kami, peran ini dipegang oleh lembaga kontrol
serupa, kantor audit tertinggi. Dalam Republik Slovakia, pembentukan Badan Pemeriksa
Keuangan (Najvyšší kontrolný rad) diatur dalam bagian kedua dari bab ketiga Konstitusi
Republik Slovakia. Sesuai dengan Pasal 63 Konstitusi Republik Slovakia, definisi status,
ruang lingkup, pembagian organisasi, serta aturan kegiatan inspeksi, akan diatur lebih lanjut
dengan undang- undang. Undang-undang ini adalah Undang-undang Nomor 39 Tahun 1993
tentang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Slovakia, yang
Masyarakat dan mendefinisikan
Ekonomi 41 (2019) SAO sebagai
otoritas negara yang independen dalam kegiatan kontrolnya dan terikat secara eksklusif oleh
hukum. Dalam menjalankan kegiatan pengendaliannya, SAO Republik Slovakia berjalan
sesuai dengan Undang-undang ini, dengan Standar Internasional Lembaga Pemeriksa
Keuangan (ISSAI) yang dikeluarkan oleh Organisasi Internasional Lembaga Pemeriksa
Keuangan (INTOSAI),
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 9

Ruang lingkup kontrol SAO di Republik Slovakia berlaku untuk pemerintah, kementerian
dan otoritas pusat lainnya dari administrasi negara dan badan- badan bawahannya, otoritas
negara serta badan hukum yang pendirinya adalah administrasi negara pusat atau otoritas
negara lainnya, khusus tujuan dana negara, badan publik yang didirikan berdasarkan undang-
undang, badan hukum dengan pemegang saham yang merupakan lembaga publik, badan
hukum yang salah satu pemegang sahamnya adalah negara, orang perseorangan, dan badan
hukum. Selain itu, SAO berwenang untuk menjalankan kewenangan pengendaliannya atas
kotamadya dan unit teritorial yang lebih tinggi, badan hukum yang didirikan oleh kotamadya,
badan hukum yang didirikan oleh unit teritorial yang lebih tinggi,
Dalam Republik Ceko, keberadaan Kantor Pemeriksa Keuangan (Nejvyšší kontrolní
ad) diabadikan dalam Konstitusi Republik Ceko dan kegiatan dan kekuasaannya diatur oleh
Undang-Undang No. 166/1993 Statuta tentang Kantor Pemeriksa Keuangan. SAO
menjalankan perannya secara independen dan independen dari legislatif, eksekutif dan
yudikatif. Kemandirian finansial yang memadai merupakan bagian integral dari pengaturan
ini. Satu-satunya otoritas yang menentukan dalam hal ini adalah Kamar Deputi Parlemen
Republik Ceko, yang juga mengontrol bagaimana SAO dikelola. SAO memeriksa
pengelolaan negara atas barang milik negara dan aset asing, tetapi seperti yang disebutkan,
SAO tidak memiliki kendali atas dana kotamadya, kota dan daerah atau perusahaan di mana
salah satu pemegang sahamnya adalah pemerintah negara bagian atau lokal.
Kantor Pemeriksa Keuangan di Hongaria (llami Számvevőszék) adalah organisasi pengendali
keuangan dan ekonomi tertinggi. Penerapan UU SAO merupakan perubahan besar, karena
memperkuat independensi SAO, yang juga berarti kemajuan signifikan dalam hal
transparansi.
Dengan demikian Hungaria mematuhi persyaratan internasional tentang kemerdekaan
SAO. Tujuan SAO sebagai badan audit publik tertinggi adalah untuk memastikan fungsi
keuangan publik yang aman, seimbang dan efektif dan untuk mendukung perkembangannya,
untuk meningkatkan transparansi proses keuangan publik
Masyarakat dan
dan Ekonomi tanggung jawab untuk
41 (2019)

mengelola keuangan publik. Peran strategisnya adalah untuk mempromosikan transparansi


keuangan publik, penggunaan dana dan aset publik secara efektif dan efisien, dengan
menggunakan metodologi dan tujuan organisasi profesional internasional INTOSAI dan
EUROSAI.
Kantor Pemeriksa Keuangan di Polandia (Najwyższa Izba Kontroli) adalah otoritas
independen tertinggi dari audit negara, yang berperan untuk melindungi pengeluaran publik.
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 10
Laporannya diproyeksikan akan terus dicari sebagai sumber informasi yang diperlukan bagi
otoritas publik dan masyarakat umum. Yang Tertinggi

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 11

Kantor Audit didirikan sebagai salah satu lembaga pertama di Polandia yang independen dan
dipulihkan. Ia melapor ke Sejm (majelis rendah Parlemen Polandia). Kantor Pemeriksa
Keuangan menyampaikan analisis pelaksanaan anggaran negara dan pedoman kebijakan
moneter kepada Sejm, bersama dengan pendapatnya tentang suara pemerintah pada
persetujuan anggaran, pernyataan hasil audit dan laporan tahunan kegiatan SAO.
Audit terpenting yang dilakukan oleh SAO adalah audit anggaran negara.
Kewajiban ini dikenakan pada SAO oleh Konstitusi Polandia dan Undang- Undang SAO.
Setiap kegiatan inspeksi dilakukan sesuai dengan standar audit SAO. Hal ini memungkinkan
SAO untuk melakukan aktivitas auditnya pada tingkat internasional yang diakui. Penerapan
standar telah menyediakan platform yang homogen untuk merencanakan dan melakukan
audit serta mengevaluasi hasilnya. Selain administrasi negara, otoritas kontrol SAO di
Polandia juga mencakup otoritas pemerintahan sendiri lokal.

ANALISIS DAN PERBANDINGAN


Tabel 1 ke 4 menunjukkan jumlah entitas publik dalam yurisdiksi pengendali SAO di
masing-masing negara yang dianalisis, jumlah entitas yang diaudit dalam tahun- tahun
individual (secara absolut dan persentase) dan perhitungan jumlah audit yang dilakukan oleh
auditor tunggal. Data untuk setiap tahun yang dipantau mengacu pada data dari bulan
Desember. Karena merupakan kompetensi SAO untuk mengaudit otoritas pemerintahan
mandiri lokal di tiga dari empat negara yang dinilai, untuk komparabilitas yang lebih baik,
kami juga telah membuat perhitungan dengan penghilangan otoritas pemerintahan mandiri
lokal (AoLSG). Ini berarti bahwa kami mengevaluasi pembukuan data untuk seluruh
administrasi publik dan secara terpisah untuk administrasi negara, dengan mengesampingkan
otoritas pemerintahan sendiri lokal.
SAO Republik Slovakia berwenang untuk memeriksa semua entitas administrasi
publik yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh ketentuan Undang-Undang SR
SAO. Dalam melaksanakan kegiatannya, Kantor ini dan
Masyarakat menggunakan
Ekonomi 41 (2019) Basis Data Badan
Administrasi Publik yang dikelola oleh Kantor Statistik Republik Slovakia. Badan
administrasi publik adalah badan hukum yang terdaftar dalam daftar statistik organisasi dan
termasuk dalam administrasi publik sesuai dengan metode Eropa ESA 2010 yang ditetapkan
oleh Peraturan Parlemen Eropa dan Dewan (UE) no. 549/2013 tanggal 21 Mei 2013 tentang
sistem akun nasional dan regional Eropa di Uni Eropa.
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 12
Pada periode yang dipantau pada tahun 2014, SAO Slovakia mengaudit 7,02% dari semua
entitas yang kompeten untuk menjalankan kendalinya. Pada 2016, hanya 4,6% entitas

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 13

Tabel 1. Lingkup kendali SAO, jumlah entitas yang diaudit dan jumlah auditor di Republik
Slovakia

2014 2015 2016


Jumlah entitas dalam lingkup 7 634 7 285 7 693
kendali SAO
Jumlah entitas yang diaudit 536 549 360
Dari mana: Dari mana: Dari mana:
246 AoLSG 306 AoLSG 134 AoLSG
290 admin243 226
negara. administrasi administrasi
negara. negara.
Jumlah entitas yang diaudit 7,02% 7,54% 4,70%
dalam %
Jumlah entitas administrasi 961 902 937
negara dalam lingkup kendali
SAO (tidak termasuk AoLSG)
Jumlah entitas administrasi 30,18% 26,94% 24,12%
negara yang diperiksa / jumlah
entitas administrasi negara
(tidak termasuk AoLSG)
Jumlah auditor 228 233 235
Jumlah total entitas yang 2.351 2.356 1.532
diaudit per auditor
Jumlah entitas yang diaudit per1.272 1.043 0,962
auditor (tidak termasuk
AoLSG) Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)

Sumber: SAO Republik Slovakia, Kantor Statistik Republik Slovakia dan perhitungan
penulis

diaudit. Satu auditor menyumbang 2,3 audit yang dilakukan per tahun (2014 dan 2015). Pada
tahun 2016, auditor tunggal menyumbang 1,5 audit yang dilakukan.
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 14
Kami melanjutkan dengan evaluasi semua data setelah menghilangkan otoritas pemerintahan
sendiri lokal, yaitu kami mengabaikan kotamadya, unit teritorial yang lebih tinggi (VÚC) dan
organisasi anggaran dan kontributor yang dibentuk oleh mereka dari penilaian kami. Ada
2.927 kotamadya dan 8 unit teritorial yang lebih tinggi di Slovakia. Organisasi penganggaran
dan kontributor yang dibentuk oleh mereka adalah 3.738 (2014), 3.448 (2015) dan 3.821
(2016). Dalam keadaan seperti itu, 24-30% entitas diaudit di setiap tahun yang dievaluasi.
Hal ini juga mengurangi beban auditor. Dalam keadaan seperti itu, seorang auditor tunggal
dapat menghabiskan satu tahun penuh untuk melaksanakan kira-kira satu audit.
SAO di Republik Ceko tidak memiliki kompetensi untuk mengaudit dana kotamadya,
kota dan wilayah, atau perusahaan dengan pemerintah negara bagian atau lokal sebagai salah
satu pemegang sahamnya. SAO mengkaji pengelolaan negara atas barang milik negara dan
aset asing. Berdasarkan data yang diperoleh, kami mencatat bahwa setiap tahun SAO
menginspeksi 27-29% dari semua entitas yang diberi wewenang untuk melakukan audit. Satu
auditor menyumbang sekitar 0,7 audit yang dilakukan setiap tahun.

Tabel 2. Lingkup kendali SAO, jumlah entitas yang diaudit dan jumlah auditor di Republik
Ceko

2014 2015 2016


Jumlah entitas dalam lingkup755 755 758
kendali
SAO
Jumlah entitas yang diaudit 211 225 208
Jumlah entitas yang diaudit dalam 27,95% 29,80% 27,44%
%
Jumlah auditor 284 285 283
Jumlah total entitas yang diaudit per 0,743 0,790 0,735
1 auditor (pengendali) Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)

Sumber: SAO Republik Ceko dan perhitungan penulis

Tabel 3. Lingkup kendali SAO, jumlah entitas yang diaudit dan jumlah auditor di Hongaria

2014 2015 2016


LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 15
Jumlah entitas dalam lingkup 7 412 7 680 7 654
kendali
SAO
Jumlah entitas yang diaudit 969 816 839
Dari mana: Dari mana: Dari mana:
495 AoLSG 281 AoLSG 339 AoLSG
474 admin535 500 admin
negara. administrasi negara.
negara.
Jumlah entitas yang diaudit 13,07% 10,62% 10,96%
dalam %
Jumlah entitas administrasi negara 1 423 1 470 1 439
dalam lingkup kendali SAO (tidak
termasuk AoLSG)
Jumlah entitas administrasi negara33,31% 36,39% 34,75%
yang diperiksa / jumlah entitas
administrasi negara (tidak
termasuk AoLSGs)
Jumlah auditor 514 519 545
Jumlah total entitas yang diaudit 1,885 1.572 1.539
per auditor
Jumlah entitas yang diaudit per0,922 1.031 0.917
auditor (tidak termasuk AoLSG)
Sumber: SAO Hongaria dan perhitungan penulis

Cakupan kendali SAO di Hungaria mirip dengan di Slovakia. Menggunakan data yang
dievaluasi, kami telah menemukan bahwa dari semua entitas di bawah yurisdiksi audit SAO,
10-13% diperiksa setiap tahun. Dengan demikian, satu auditor menyumbang1,5-1,8 audit
Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)

yang dilakukan per tahun. Jika kami mengevaluasi kegiatan audit di bidang administrasi
negara saja, kami menemukan bahwa 33–36% dari semua entitas diperiksa, dan bahwa satu
auditor melakukan sekitar satu audit setahun. Kami juga menemukan bahwa di Hungaria, dari
jumlah total audit pemerintah daerah, semuanya dilakukan hanya di kota, kotamadya, dan
organisasi anggaran dan kontributor yang didirikan oleh yang pertama. Unit teritorial yang
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 16
lebih tinggi dan organisasi anggaran dan kontributornya tidak diaudit selama seluruh periode
penilaian.

Tabel 4. Jumlah entitas yang diaudit dan jumlah auditor di Polandia

2014 2015 2016


Jumlah entitas dalam lingkup 22 473 22 132 22 398
kendali
SAO
Jumlah entitas yang diaudit 2 483 1 980 2 494
Dari mana: Dari mana: Dari mana:
924 AoLSG 904 AoLSG 967 AoSG
1 559 negara 1.076 negara1 527 negara
bagian bagian bagian
admin. admin. admin.
Jumlah entitas yang diaudit 11,05% 8,94% 11,13%
dalam %
Jumlah entitas administrasi
negara dalam lingkup kendali 4 272 4 205 4 278
SAO (tidak termasuk AoLSG)
Jumlah entitas administrasi 36,49% 25,58% 35,69%
negara yang diperiksa / jumlah
entitas administrasi negara (tidak
termasuk AoLSGs)
Jumlah auditor 1 194 1 156 1 109
Jumlah total entitas yang diaudit2.080 1.713 2.249
per auditor
Jumlah entitas yang diaudit per1.31Masyarakat dan Ekonomi
0.93 41 (2019) 1.38
auditor (tidak termasuk AoLSG)
Sumber: SAO Polandia dan perhitungan penulis

Cakupan kendali SAO di Polandia sama dengan yang terjadi di Slovakia dan Hungaria, yang
berarti bahwa SAO berkompeten untuk mengaudit semua entitas administrasi publik. Data
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 17
yang diperoleh dari negara ini menunjukkan fakta bahwa beban auditor adalah sebesar dua
audit lengkap setiap tahun. Jika kita menghilangkan area pemerintahan sendiri, ini dikurangi
menjadi 1,3 audit. Secara absolut, Polandia memiliki jumlah entitas yang diaudit tertinggi
pada tahun-tahun individual di antara negara- negara yang ditinjau, tetapi juga memiliki
jumlah auditor SAO yang jauh lebih tinggi.
Ketika kami membandingkan data Slovakia, Ceko, Polandia, dan Hongaria yang
disesuaikan untuk komparabilitas (dengan penghilangan audit dari otoritas pemerintahan
sendiri lokal), kami menemukan jumlah entitas yang diaudit terbesar di Hongaria (33–36%
dari semua entitas di yurisdiksi SAO), dan angka serupa juga ditemukan di Polandia, dengan
pengecualian tahun 2015 (25–36%). Nilai yang agak lebih rendah, tetapi masih sebanding
ditemukan di dua negara lainnya: 27–29% entitas yang diaudit di Republik Ceko, 24-30% di
Republik Slovakia. Secara absolut, sebagian besar subjek berada dalam lingkup kendali SAO
Polandia, yang tidak diragukan lagi terkait dengan ukuran negara. Yang terkecil adalah
jumlah entitas dalam lingkup kendali Republik Ceko (Gambar 1). Auditor di Republik Ceko
menghadapi beban kerja terendah, dengan satu auditor SAO mengaudit 0,7 entitas dalam satu
tahun kalender. Di Hongaria, satu auditor mengaudit satu entitas per tahun dan di Slovakia,
satu auditor menyumbang sedikit lebih dari satu audit yang dilakukan pada administrasi
negara di

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)

Gambar 1. Lingkup kendali SAO dan jumlah entitas yang diaudit


dalam administrasi negara
Sumber: Pengarang.
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 18
tahun. Yang paling terbebani, menurut jumlah audit yang dilakukan, adalah pengendali di
Polandia.
Ketika beban kerja auditor dibandingkan dalam hal seluruh lingkup otoritas kontrol SAO,
auditor SAO di Republik Ceko menghadapi beban kerja terendah (0,7). Di Slovakia, auditor
tunggal mengaudit 1,5–2,3 entitas per tahun, di Hongaria jumlah entitas yang diaudit berkisar
antara 1,5 hingga 1,8 dan jumlah tertinggi entitas yang diaudit ditemukan di Polandia – 1,7–
2,2 per satu auditor. Secara khusus, hasil ini dipengaruhi oleh fakta bahwa SAO Ceko
kompeten untuk mengaudit entitas yang lebih sedikit secara total. Ini diterjemahkan ke dalam
fakta bahwa SAO Ceko menunjukkan persentase tertinggi dari entitas yang diaudit dari antara
semua entitas di bawah yurisdiksinya, yaitu hingga hampir 30%; misalnya, hanya 7% entitas
yang diaudit oleh SAO di Slovakia.

Jadi, karena SAO di Republik Ceko tidak memiliki wewenang untuk mengaudit
semua badan administrasi publik (badan hukum publik) seperti yang terjadi di Slovakia,
persentase entitas yang diaudit lebih tinggi. Namun, secara absolut, SAO Slovakia setiap
tahun mengaudit entitas sekitar 2,5 kali lebih banyak daripada rekan Cekonya. Secara total,
758 entitas administrasi publik berada di bawah lingkup kendali SAO Ceko pada tahun 2016
(45 bab anggaran, 278 unit organisasi negara, 209 organisasi kontributor, 32 perusahaan
negara, 1 perusahaan nasional, 1 organisasi negara, 5 sisa perusahaan nasional , 175
perusahaan nasional dalam likuidasi, 7 perusahaan asuransi kesehatan dan 6 dana negara).
Pada tahun 2016, 208 entitas yang diaudit (27,44%).
Sebagaimana dibahas, SAO di Republik Ceko tidak memiliki otoritas kontrol atas badan-
badan administrasi publik lainnya.

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 19
Gambar 2. Lingkup kendali SAO dan jumlah entitas yang diaudit dalam administrasi publik
Sumber: Pengarang.

Di sisi lain, SAO di Hungaria sangat menekankan pada audit sistem internal checks
and balances dari otoritas pemerintahan sendiri lokal, yang membentuk dasar untuk
manajemen keuangan dan kebenaran operasi yang dilakukan, perlindungan terhadap korupsi
serta kontrol. keseimbangan keuangan dan bagaimana otoritas pemerintah daerah mengelola
keuangan mereka. Audit selalu fokus pada area dengan kemungkinan risiko terbesar. Pada
tahun 2016, kegiatan investasi pemerintah daerah dari pemerintahan sendiri menjadi prioritas,
dan sejak pertengahan 2015, utang pemerintah kota menjadi satu lagi. Ada juga inspeksi
intensif terhadap badan usaha yang didirikan oleh pemerintah kota, serta museum.
Pada tahun 2016, 29 audit dasar dan 33 audit lanjutan dilakukan di otoritas
pemerintahan sendiri, Dalam struktur SAO Slovakia, otoritas pemerintahan sendiri teritorial
diaudit terutama oleh auditor SAO lokal, yang berbasis di delapan unit teritorial yang lebih
tinggi di Republik Slovakia. Aktivitas dan temuan kontrol mereka menunjukkan kekurangan
jangka panjang yang serius dan terus-menerus dalam aktivitas otoritas pemerintahan sendiri.
Ini adalah masalah serupa dengan pengelolaan sumber daya publik, yang juga
memanifestasikan dirinya dalam bagaimana organisasi administrasi negara mengelola sumber
daya yang dialokasikan untuk mereka, meskipun ada masalah khusus area tertentu yang
dihadapi oleh otoritas pemerintahan sendiri. Secara khusus, kota kecil tidak mampu
mengatasi seluruh kompleks kondisi legislatif dan non-legislatif yang mengatur kegiatan
mereka. Ini termasuk, khususnya,
kurangnya kapasitas profesional manajemen dan pegawai otoritas pemerintahan sendiri dan
kekurangan dalam struktur organisasi.

HASIL, SPESIFIKASI RISIKO DAN SARAN


Di sebagian besar negara, seluruh sektor publik, termasuk otoritas pemerintahan
sendiri teritorial dan perusahaan milik negara, berada di bawah
Masyarakat kendali
dan Ekonomi 41 (2019) SAO. Pasal 18, ayat 3

Deklarasi Lima menyatakan bahwa seluruh pengelolaan dana publik harus diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan, terlepas dari apakah dan bagaimana hal ini tercermin dalam
total anggaran negara. Pengecualian dari anggaran negara tidak boleh menyebabkan
dikeluarkannya sub-bidang tersebut dari ruang lingkup kendali (misalnya, pengelolaan
keuangan negara).
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 20
Secara umum, kita dapat menyimpulkan bahwa lingkup yang lebih luas dari aktivitas kontrol
SAO, dengan dampak pada otoritas pemerintahan sendiri, adalah audit keuangan publik yang
lebih luas secara keseluruhan, yang sangat penting dalam desentralisasi fiskal dan transfer.
kompetensi kepada otoritas pemerintahan sendiri.
Namun, sumber daya manusia merupakan area berisiko ketika ruang lingkup kontrol begitu
luas.
Kelemahan aktivitas audit SAO Slovakia mencakup spesialisasi yang tidak memadai
dari auditor dalam kebijakan publik individual – auditor SAO tidak memiliki spesialisasi
dalam area kontrol tertentu, seperti pengadaan publik, penanganan aset, manajemen keuangan
publik, akuntansi, atau tenaga kerja hubungan. Seorang inspektur harus mampu mengontrol
semua area, dan tidak hanya mengkhususkan pada area kontrol tertentu. Pada tahun 2007,
kompetensi SAO sehubungan dengan mengaudit otoritas pemerintahan sendiri diperluas.
Akibatnya, jumlah pegawai bertambah 20 orang dibandingkan tahun 2006, dengan batasan
jumlah pegawai tahun 2007 yang ditetapkan undang-undang APBN sebesar 289 orang, di
mana 25 orang di antaranya disetujui bekerja untuk kepentingan umum. dan 269 orang untuk
pegawai negeri sipil. Pada periode analisis 2014–2016, jumlah auditor SAO jauh lebih rendah
(misalnya pada tahun 2016, ada 235 auditor), sedangkan kompetensi audit SAO sehubungan
dengan otoritas pemerintahan sendiri tetap tidak berubah. Di sini sekali lagi, perlu
ditunjukkan perbandingan jumlah audit yang dilakukan oleh satu auditor, dengan
mempertimbangkan fakta bahwa di Republik Ceko, di mana SAO tidak melaksanakan
auditnya atas otoritas pemerintahan sendiri, auditor tunggal menyumbang 0,7 audit per tahun,
sedangkan di negara-negara V4 lainnya, di mana yurisdiksi SAO juga mencakup otoritas
pemerintahan sendiri, jumlah ini jauh lebih tinggi (di Republik Slovakia sekitar 2,3 audit per
auditor, di Hongaria 1,5 dan di Polandia sekitar dua audit per auditor, masing-masing). Oleh
karena itu, auditor tidak memiliki ruang untuk spesialisasi, pada tahun 2016, ada 235
auditor), sedangkan kompetensi audit SAO sehubungan dengan otoritas pemerintahan sendiri
tetap tidak berubah. Di sini sekali lagi, perlu ditunjukkan perbandingan jumlah audit yang
dilakukan oleh satu auditor, dengan mempertimbangkan fakta
Masyarakat dan bahwa
Ekonomi 41 (2019) di Republik Ceko, di

mana SAO tidak melaksanakan auditnya atas otoritas pemerintahan sendiri, auditor tunggal
menyumbang 0,7 audit per tahun, sedangkan di negara V4 lainnya, di mana yurisdiksi SAO
juga mencakup otoritas pemerintahan sendiri, jumlah ini jauh lebih tinggi (di Republik
Slovakia sekitar 2,3 audit per auditor, di Hungaria 1,5 dan di Polandia sekitar dua audit per
auditor, masing-masing). Oleh karena itu, auditor tidak memiliki ruang untuk spesialisasi,
pada tahun 2016, ada 235 auditor), sedangkan kompetensi audit SAO sehubungan dengan
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 21
otoritas pemerintahan sendiri tetap tidak berubah. Di sini sekali lagi, perlu ditunjukkan
perbandingan jumlah audit yang dilakukan oleh satu auditor, dengan mempertimbangkan
fakta bahwa di Republik Ceko, di mana SAO tidak melaksanakan auditnya atas otoritas
pemerintahan sendiri, auditor tunggal menyumbang 0,7 audit per tahun, sedangkan di negara
V4 lainnya, di mana yurisdiksi SAO juga mencakup otoritas pemerintahan sendiri, jumlah ini
jauh lebih tinggi (di Republik Slovakia sekitar 2,3 audit per auditor, di Hungaria 1,5 dan di
Polandia sekitar dua audit per auditor, masing-masing). Oleh karena itu, auditor tidak
memiliki ruang untuk spesialisasi, sementara kompetensi audit SAO sehubungan dengan
otoritas pemerintahan sendiri tetap tidak berubah. Di sini sekalilagi, perlu ditunjukkan
perbandingan jumlah audit yang dilakukan oleh satu auditor, dengan mempertimbangkan
fakta bahwa di Republik Ceko, di mana SAO tidak melaksanakan auditnya atas otorit

mereka harus menguasai sepenuhnya prinsip-prinsip audit seperti yang diterapkan


dalam praktik. Oleh karena itu tepat untuk meningkatkan jumlah auditor dengan spesialisasi
dalam kebijakan publik individu dan dengan demikian untuk memperkuat kinerja kegiatan
audit dalam administrasi publik. Risiko lain termasuk otoritas pemerintahan sendiri dalam
lingkup kontrol SAO adalah potensi kurangnya koordinasi kinerja audit antara dirinya sendiri
dan otoritas pengendali lainnya yang mengaudit otoritas pemerintahan sendiri, yang
mengarah pada potensi duplikasi audit. Dalam hal ini, kami mengusulkan perampingan dan
rasionalisasi kegiatan kontrol dan kerja sama semua badan kontrol. Perlu ditemukan bentuk-
bentuk pedoman metodologis dan koordinasi kegiatan pengendalian.
Jumlah entitas pemerintah daerah yang diaudit hanya sedikit kurang dari setengah
dari semua entitas administrasi publik yang diaudit, dengan jumlah temuan audit di
pemerintah daerah jauh lebih tinggi daripada di administrasi negara. Dari sudut pandang
keuangan publik, area pemerintahan sendiri lokal terus menerus menjadi area yang berisiko
lebih tinggi dalam hal kepatuhan terhadap aturan anggaran, pembukuan, dan pengelolaan
aset. Kemampuan otoritas pemerintahan sendiri untuk mengatasi persyaratan manajemen
strategis pembangunan mereka tampaknya menimbulkan
Masyarakat dan risiko
Ekonomi 41yang
(2019) signifikan, terutama

dalam kasus kota kecil dan kecil. Semua tingkat otoritas pemerintahan sendiri telah
ditemukan kekurangan audit internal, memiliki masalah dengan pengungkapan informasi
dalam arti akses publik ke informasi.
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 22
KESIMPULAN
Keberadaan Kantor Audit Tertinggi di semua negara V4 diabadikan dalam konstitusi
negara masing-masing dan aktivitasnya diatur oleh Undang-Undang SAO. Makalah ini telah
menilai bagaimana mereka telah memecahkan kontrol keuangan publik, dan sebagai ekonomi
transisi sebelumnya mereka mulai di posisi yang sama, di atas fondasi yang sama, termasuk
bidang keuangan publik dan kontrol mereka. Sebagai hasil dari penelitian kami, negara-
negara ini tidak jauh berbeda saat ini, dan bekerja dengan prinsip yang sama.
Kami menilai aktivitas audit SAO di Republik Slovakia dan kami membandingkan
hasilnya dengan negara V4 lainnya. Kami melakukan analisis ruang lingkup pengendalian,
jumlah audit yang dilakukan, dan kami mengevaluasi beban kerja auditor. Hasil yang
diperoleh menunjukkan fakta bahwa ruang lingkup kontrol SAO di negara-negara Slovakia,
Hongaria dan Polandia mencakup entitas dari seluruh sektor publik tidak seperti di Republik
Ceko, di mana kompetensi audit SAO hanya mencakup administrasi negara. Otoritas
pemerintahan sendiri tidak
tunduk pada lingkup kendali SAO. Persentase terbesar entitas yang berada di bawah
yurisdiksi pengendali SAO yang diaudit di Republik Ceko, di mana kami juga menemukan
beban kerja terendah yang dihadapi oleh auditor sehubungan dengan jumlah audit yang
dilakukan per auditor tunggal. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa SAO di
Republik Ceko tidak mengaudit otoritas pemerintahan sendiri; oleh karena itu, tugas auditnya
berlaku untuk entitas yang lebih sedikit, yang memungkinkan spesialisasi yang lebih sempit
bagi auditor. Spesialisasi auditor yang tidak memadai dalam kebijakan publik individu telah
ditetapkan sebagai salah satu risiko kegiatan audit SAO secara umum ketika sejumlah kecil
auditor memiliki perintah penuh tentang bagaimana prinsip audit eksekutif diterapkan dalam
praktik. Kemungkinan melakukan audit duplikat ditentukan sebagai risiko tambahan yang
mungkin terjadi jika kekuatan pengendalian SAO meluas ke otoritas pemerintahan sendiri.
Risiko jangka panjang adalah wilayah pemerintahan sendiri teritorial dari sudut pandang
keuangan publik sehubungan dengan aturan anggaran, akuntansi, dan manajemen aset.
Untuk menghilangkan risiko tertentu, kami menyarankan: memperluas
Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)jumlah auditor dengan

spesialisasi kebijakan publik individu, sehingga memperkuat kinerja kegiatan kontrol dalam
administrasi publik; merampingkan dan merasionalisasi kegiatan pengendalian dan kerja
sama semua badan pengawas. Perlu ditemukan bentuk-bentuk pedoman metodologis dan
koordinasi kegiatan pengendalian; menargetkan tindakan pengendalian terutama ke wilayah
pemerintahan sendiri di semua tingkatan.
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 23

Akses terbuka. Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah ketentuan
CreativeCommons Attribution-NonCommercial 4.0 International License (https://
creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), yang mengizinkan penggunaan, distribusi, dan
reproduksi tanpa batas dalam media apa pun untuk tujuan non-komersial, asalkan penulis dan
sumber asli dicantumkan, tautan ke Lisensi CC disediakan, dan perubahan – jika ada –
ditunjukkan.

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 24

Tabel Persamaan dan Perbedaan Dari Peneliti Terdahulu

Nama penulis,tahun,judul Perbedaan Persamaan


Mutimmah Rustianawati, Alwan 1. Penelitian terdahulu dan
Sri Kustono, Siti Maria Klasifikasi menggunakan sekarang sama sama
Wardawati, (2017), Pengaruh variabel kausal, variabel menggunakan
Pengawasan Dan Tekanan perantara dan variabel pengumpulan data
Waktu Terhadap Kualitas Kerja independen dengan metode survei
Auditor (Studi Kasus Di yang dilakukan dengan
Inspektorat Provinsi Jawa menyebarkan kuesioner
Timur) atau (kuesioner)
2. Sama sama Meneliti
mengenai Pengaruh
Pengawasan dan
Tekanan waktu terhadap
kualitas Kerja Auditor.
Hikam, Saeful; Yunieta, 1. Tidak ada penelitian 1. Sama sama meneliti
Yunieta; dan Rizkarmen, sebelumnya yang tentang opini publik dan
Muhammad, (2020), Opini menggunakan korelasi korupsi dalam
Audit dan kecurangan di kumpulan rasio lingkup BPK
Pemerintah Daerah: Kasus keuangan 2. Menggunakan variabel
Indonesia 2. Menggunakan variabel independen
kontrol dalam menguji
hubungan antara opini
audit dan kecurangan.
LENKA HUDÁKOVÁ 1. Sama sama membahas
badan pemeriksa
STAŠOVÁ, (2019), LINGKUP
keuangan
PENGENDALIAN AUDIT 2. Menggunakan metode
analisis berupa analisis
TERTINGGI KANTOR DI
deskriptif
REPUBLIK SLOVA DAN DI
EMPAT NEGARA VISEGRAD
LAINNYA Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 25

Analisis Jurnal 1 :

Dalam jurnal penelitian Pengaruh Pengawasan Dan Tekanan Waktu Terhadap


Kualitas Kerja Auditor (Studi Kasus Di Inspektorat Provinsi Jawa Timur) memperlihatkan
bagaimana Pengawasan dalam tim auditor menjadi penting dalam pelaksanaan fungsi
pemeriksaan karena selain mematangkan pertimbangan dalam penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, juga penting untuk mewujudkan harapan pemerintah yang bersih dan
transparan. Masyarakat masih kurang percaya akan hasil pemeriksaan yang dilakukan
Inspektorat provinsi jawa timur sedangkan masyarakat menuntut peningkatan transparansi
dan akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah daerah, namun pada kenyataannya peran
pengawasan belum terpenuhi. Sedangkan penelitian terdahulu mnjelaskan bahwa
mengemukakan bahwa pengaruh tekanan waktu secara signifikan terhadap kualitas kerja
auditor, dalam memberikan waktu audit harus dilaksanakan secara ketat mulai dari waktu
yang diberikan saat masuk sampai dengan penyelesaian pelaksanaan Audit agar tidak terjadi
perubahan waktu yang cepat atau mundur penyelesaian audit dan menghindari tumpang
tindih dapat diminimalisir sehingga berdampak positif terhadap kinerja auditor

Analisis Jurnal 2 :
Dalam jurnal penelitian Opini Audit dan Kecurangan di Pemerintah Daerah: Kasus
Indonesia. Menjelaskan bahwa opini audit pemerintah daerah memiliki dampak signifikan
terhadap kecurangan dan terkait erat dengan kecurangan. Hal ini menunjukkan bahwa opini
audit yang disampaikan oleh BPK kepada pemerintah daerah dapat mencerminkan keadaan
pemerintah daerah yang sebenarnya dalam pelaksanaan kasus kecurangan serius yang tepat
dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, proses audit yang sedang berlangsung telah
Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)
terbukti Membantu pemerintah daerah mengurangi peluang korupsi dan meningkatkan
transparansi dan efektivitas melalui tata kelola yang baik. Dengan melaksanakan
rekomendasi BPK, keseriusan pemerintah daerah dalam menindaklanjuti temuan BPK juga
meningkatkan efektivitas pengendalian internal dan mencegah kecurangan di masa depan.
Pada akhirnya, pemerintah daerah yang tidak terikat dapat mempertahankan kontrol internal
untuk mencegah dan mengurangi penipuan.
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 26

Analisis Jurnal 3 :
Dengan cara membandingkan aktivitas audit SAO(State Audit Office) di Republik
Slovakia dengan hasil negara V4 lainnya, Menunjukkan bahwa di Slovakia, Hungaria dan
Polandia, ruang lingkup kontrol SAO mencakup seluruh sektor publik, tidak seperti Republik
Ceko, di mana kemampuan audit SAO hanya mencakup pemerintah negara bagian. Otoritas
otonom berada di luar kendali SAO. Persentase terbesar perusahaan di bawah kendali SAO
diaudit di Republik Ceko, dan kita juga dapat melihat bahwa auditor memiliki beban kerja
terendah dalam hal jumlah audit yang dilakukan oleh masing-masing auditor individu. Hal ini
terutama disebabkan oleh fakta bahwa SAO tidak mengaudit badan-badan otonom Republik
Ceko. Oleh karena itu, kewajiban audit mereka berlaku untuk sejumlah kecil perusahaan dan
auditor dapat lebih terspesialisasi. Salah satu risiko terhadap pekerjaan audit SAO secara
keseluruhan adalah keahlian auditor dalam bidang kebijakan publik tertentu, di mana
sejumlah kecil auditor memiliki kendali penuh atas bagaimana prinsip-prinsip audit bisnis
benar-benar diterapkan, yang telah diidentifikasi sebagai tidak memadai, resiko potensial
tambahan diidentifikasi sebagai kemungkinan audit ganda jika otoritas administratif SAO
diperluas untuk mencakup badan-badan otonom. Resiko jangka panjang adalah area otonomi
teritorial dari perspektif keuangan yang terkait dengan penganggaran, akuntansi, dan regulasi
manajemen aset.

KESIMPULAN

Audit keuangan adalah salah satu alat untuk memverifikasi pengeluaran dana publik
sesuai dengan undang-undang dan kondisi lainnya. Berbeda dengan maknanya dalam ranah
privat, lembaga audit dalam administrasi publik memperoleh makna khusus yang diwujudkan
dalam beberapa cara. Secara khusus, pentingnya audit dalam administrasi publik
memanifestasikan dirinya dalam peraturan legislatif pelaksanaannya
Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)(dalam proses hukum

penegakan hukum) dan juga dalam pelembagaannya (dalam pembentukan formal badan
kontrol di tingkat individu administrasi publik dan perintahnya). Untuk itu perlunya
Pengawasan dalam setiap tahapan audit merupakan persyaratan yang disyaratkan dalam
standar audit yang berlaku guna mencapai tujuan audit dan menjaga mutu/mutu pekerjaan
audit. Ini mendefinisikan bahwa audit adalah bagian alami dari manajemen keuangan publik
karena manajemen keuangan publik adalah pengelolaan sumber daya publik. Audit tidak
LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 27
dilakukan secara terpisah – ini merupakan bagian integral dari sistem manajemen yang
bertujuan untuk mendeteksi secara tepat waktu penyimpangan dari standar yang diterima dan
pelanggaran prinsip efisiensi dan efektivitas biaya manajemen keuangan sehingga tindakan
perbaikan dapat diambil secara individual. kasus untuk mencegah pelanggaran tersebut, atau
setidaknya mempersulitnya untuk terjadi kembali.
Tujuan dari kegiatan pengendalian dalam administrasi publik adalah untuk
memastikan bahwa otoritas publik telah memperhatikan langkah-langkah yang diambil, agar
tidak melanggar hukum dan standar hukum, untuk menghindari kinerja tugas yang tidak
ekonomis dan tidak efisien, serta manajemen yang tidak ekonomis. sumber daya publik dan
kekayaan negara. Tujuan dari setiap kontrol tidak diragukan lagi adalah kepentingan belajar
dari kekurangan yang ada dan mencegahnya terjadi di masa depan. Penting untuk
memastikan bahwa kontrol sehari-hari adalah bagian dari tata kelola dalam administrasi
publik, yang mengarah pada kredibilitas dan transparansi di semua tingkatan.

SARAN

Untuk mengatasi masalah audit internal dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan, perlu
ditingkatkan lagi dalam tahapan audit internal sendiri dan pentingnya pemeriksaan
pemerintah secara berkala. Selanjutnya, pentingnya pemantauan tindak lanjut hasil audit
sesuai dengan rekomendasi yang ditetapkan oleh BPK peningkatan efektivitas pengendalian
intern, tata kelola yang akuntabel dan transparansi terbukti mampu menurunkan tingkat
korupsi di pemerintah daerah.

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


LINGKUP PENGENDALIAN KANTOR AUDIT TERTINGGI DI REPUBLIK SLOVA 28
DAFTAR PUSTAKA

Rustianawati,Mutimmah , Alwan Sri Kustono dan Siti Maria Wardawati . (2017). EFFECT
OF SUPERVISION AND TIME PRESSURE TO QUALITY OF AUDITOR WORK (Case
Study in Inspektorat East Java Province). International Journal of Social Science and
Business. Vol.1 (2) pp. 60-65

Hikam, Saeful, Yunieta dan Rizkarmen, Muhammad. (2020). Audit Opinion and Fraud in
Local Government: Case of Indonesia. Volume 27 Number 3

Stasova, Lenka Hudakova .(2019). THE SCOPE OF CONTROL OF THE SUPREME


AUDIT
OFFICE IN THE SLOVAK REPUBLIC AND IN THE OTHER VISEGRAD FOUR
COUNTRIES. Department of Finance, Faculty of Economics, Technical University of
Košice, Slovakia

Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)


Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)
Masyarakat dan Ekonomi 41 (2019)

Anda mungkin juga menyukai