Anda di halaman 1dari 2

Resume tentang Hak Atas Tanah Hak Pakai dan HPL

Hak Pakai

Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari:
1. tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, yang memberi wewenang dan kewajiban
yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang
memberikannya, atau
2. tanah milik orang lain dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan
perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah,
segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan
UUPA.
 
Selain itu, hak pakai juga dapat diberikan atas tanah dengan hak pengelolaan, yang
diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan usul
pemegang hak pengelolaan.
 
Hak pengelolaan sendiri adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan
pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.

Yang dapat mempunyai hak pakai adalah :


a. warga negara Indonesia;
b. orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
c. badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia;
d. badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia.
 
Hak pakai dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 25 tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 tahun atau diberikan untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan
tertentu.
 
Hak pakai yang diberikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan selama
dipergunakan untuk keperluan tertentu diberikan kepada:
a. departemen, lembaga pemerintah non departemen, dan pemerintah daerah;
b. perwakilan negara asing dan perwakilan badan internasional;
c. badan keagamaan dan badan sosial.
 
Pemberian hak pakai tidak boleh disertai syarat-syarat yang mengandung unsur-
unsur pemerasan.
HPL

pengertian dari HPL, yaitu:


“ Hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian
dilimpahkan kepada pemegangnya”

Bagian-bagian tanah HPL yang diberikan kepada Pemerintah Daerah, Lembaga,


instansi dan atau Badan/Badan Hukum (milik) Pemerintah untuk pembangunan
wilayah pemukiman, dapat diserahkan kpd pihak ketiga dan diusulkan kepada
MENDAGRI atau Gubernur Kepala Daerah yg bersangkutan utk diberikan dengan
Hak Milik, HGB, Hak Pakai, sesuai dengan rencana peruntukan dan penggunaan
tanah yg telah dipersiapkan oleh pemegang HPL yang bersangkutan. (Pasal 2
Permendagri No.1/1977)

Setelah jangka waktu HGB atau Hak Pakai yang diberikan kepada pihak ketiga
sebagaimana dalam Pasal 2 diatas berakhir maka tanah yang bersangkutan kembali
ke dalam penguasaan sepenuhnya dari pemegang HPL yg bersangkutan.

Yuridis Formil pengauran tentang JP diatur secara jelas dalam :

Permendagri Nomor 9 Tahun 1969;

Permendagri Nomor 1 Tahun 1977.

Pemberian bidang usaha yang dapat dipergunakan untuk HPL diatur dalam Pasal 2
PERMEN Tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Penyediaan dan Pemberian
Tanah untuk keperluan Perusahaan, dimana menyatakan :

“ Dengan mengingat bidang usaha, keperluan dan persyaratannya yg ditentukan dlm


peraturan perundangan yg bersangkutan, kepada perusahaan dapat diberikan
sesuatu hak atas tanah Negara sebagai berikut:
(a) Jika perusahannya berbentuk Badan Hukum; HPL,HGU,HGB, dan Hak Pakai,
(b) Jika Perusahaannya merupakan usaha perorangan dan pengusaha
berkewarganegaraan INA ; HM, HGU, HGB, dan Hak Pakai.

Anda mungkin juga menyukai