Anda di halaman 1dari 4

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum wr. Wb

Alhamdulillahirobil alamin, assolatu wassalamuala asrofil ambiyaiwarmursalin sayyidina


wamaulana Muhammad Sallalahu alaihi wasallam.
Dewan hakim yang arif dan bijaksana
Hadirin sebangsa dan setanah air calon penghuni surge

Jika disuruh sholat yang lebih didahulukan adalah chatingan.


Jika disuruh mengaji yang lebih didahulukan adalah update status.
Jika disuruh belajar yang lebih didahulukan adalah saling bully di media sosial
Dan jika disuruh melakukan pencegahan terhadap firus corona, malah yang dilakukan adalah
menyebarkan hoaks tentang virus corona tersebut. Apa kata dunia?

Hadirin di era digital yang serba modern seperti sekarang ini media sosial menempati
posisi yang sangat fital di belahan dunia manapun. Komunikasi melalui media sosial
menghadirkan kemudahan yang sangat luar biasa istimewa, karena hanya dengan bermodalkan
smartphone kita dapat menjelajahi seisi dunia
Hadirin, dengan adanya media sosial, kota Jakarta yang jarAKNYA cukup jauh sekalipun
terasa sekat kalau anak muda zaman sekarang sering menyebutnya dengan “far in eyes but cluose
in heart”. Jauh dimata namun dekat di hati.
Kementrian komunikasi dan informatika mengemukakan pengguna internet di Indonesia
saat ini mencapai 171 juta jiwa. Dan penggunanya didominasi oleh anak muda. Dari angka
tersebut hadirin, 95%.nya menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Dan situs media
sosial yang sering diakses adalah FB dan IG. Bahkan Indonesia menempati peringkat keempat
setelah amerika serikat, braszil, dan india. Dari presentase sebesar itu hadirin, faktanya media
sosial belum digunakan secara baik dan benar. sebagai contoh hadirin, ditengah-tengah adanya
wabah virus corona atau covid 19 ini, media sosial bukan hanya digunakan untuk mengirim
pesan-pesan prefentif kepada khalayak ramai namun justru dijadikan juga sebagai alat untuk
menyebarkan hoaks untuk menakut-nakuti sebagian kalangan.
Hadirin, media sosial harus digunakan secarabaik dan benar karena penggunaan media
sosial yang keliru pasti akan menyebabkan terjadinya kekerasan, permusuhan, dan bahkan
pembunuhan. Oleh sebab itu hadirin pada kesempatan yang berbahagia ini kami akan
menyampaikan sharahan yang berjudul etika komunikasi di media sosial, dengan rujukan QS:
Al-Hujurat ayat 6 berikut ini :

Nَ ‫ُوا َعلَ ٰى َما فَ َع ۡلتُمۡ ٰنَ ِد ِم‬


٦ ‫ين‬ ْ ‫صبِح‬ ْ ‫صيب‬
ۡ ُ‫ُوا قَ ۡو ۢ َما بِ َج ٰهَلَ ٖة فَت‬ ُ ۢ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا ِإن َجٓا َء ُكمۡ فَا ِس‬
ِ ُ‫ق بِنَبَ ٖإ فَتَبَيَّنُ ٓو ْا َأن ت‬
Artinya:
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaiton yang terkutuk.
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
“Wahai orang-orang yang beriman jika sesorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu
berita maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
kecerobohan yang akhirnya kamu menyesali perbuatan mu itu”.

Dalam tafsir ibnu katsir juz 7 halaman 370 mengungkapkan bahwa jika pendekatan gaya
bahasa dan kosa kata sebagai keyword yang digunakan maka ayat tadi dapat kita temukan
beberapa kata kunci yang mengajarkan kepada kita tentang etika komunikasi di media sosial
yaitu :
Yang pertama untuk menjelaskan status agen informasi maka ayat tadi menggunakan
kata “faashik” yang berarti orang yang telah keluar dari koridor agama karena telah
menyebarkan informasi tanpa meneliti kebenarannya. Aib orang dibuka dengan seterang-
terangnya menggunduli setiap informasi dengan opini yang sengaja diciptakan sendiri dan
mengobarkan api amarah pada jiwa-jiwa yang suci.
Yang kedua “kataanaba” digunakan untuk mendefinisikan berita penting berbeda
dengan khobar yaitu informasi atau berita secara umum baik penting atau tidak.
Dan yang ketiga, untuk menjelaskan sikap yang seharusnya diambil oleh orang yang
beriman maka ayat tadi menggunakan kata “tabayyun” yang artinya telitilah terlebih dahulu
sebelum mengambil kesimpulan jangan sampai kita sebagai manusia yang diibaratkan seperti
kerbau dicocok hidung bahkan lebih hina dari pada kerbau karena seperti orang bodoh yang
mudah mengikuti perkataan orang lain. Oh tidak.
Hadirin sebangsa dan setanah air yang kami muliakan, menurut data kementrian
komunikasi dan informatika, terdapat sekitar 800 ribu situs di Indonesia yang telah terdeteksi
sebagai situs penyebar informasi hoaksatau palsu. Hal ini menandakan bahwa rata-rata pengguna
media sosial di Indonesia belum mampu menggunakan media sosial secara baik dan benar.
Ketauhilai wahai hadirin, hoaks dapat terjadi karena semakin banyaknya orang munafik yang
berkeliaran di permukaan bumi ini. Tanpa sifat munafik tentunya hoaks tidak akan mungkin
terjadi.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya Ciri-ciri orang munafik ada tiga yaitu: Yang
pertama, jika ia berbicara maka ia berdusta. Yang kedua, jika ia berjanji ia ingkari. Dan yang
ketiga jika dipercaya ia berkhianat.
Hadirin, lebih baik merasakan pahitnya kejujuran daripada manisnya kebohongan. Lantas
hadirin, bagaimanakah cara kita untuk menyikapi adanya hoaks dan penggunaan media sosial
yang keliru. Sebagai jawabannya mari kita dengarkan lantunkan surah ali’imron ayat 110 berikut
ini;
‫ ٗرا لَّهُمۚ ِّم ۡنهُ ُم‬N‫خَي‬ ِ َ‫ ُل ۡٱل ِك ٰت‬N‫و َءا َمنَ َأ ۡه‬Nۡ َ‫ونَ بِٱهَّلل ۗ ِ َول‬Nُ‫ر َوتُ ۡؤ ِمن‬N
ۡ َ‫ان‬N‫ب لَ َك‬ ۡ ِ ‫اس ت َۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر‬
ِ ‫ونَ َع ِن ٱل ُمن َك‬Nۡ َ‫ُوف َوت َۡنه‬ ِ َّ‫ُكنتُمۡ خ َۡي َر ُأ َّم ٍة ُأ ۡخ ِر َج ۡت لِلن‬
١١٠ َ‫ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ َوَأ ۡكثَ ُرهُ ُم ۡٱل ٰفَ ِسقُون‬

Artinya:
“Kamu ummat islam, adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu
menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah
sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang
beriman namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. Maha benar Allah atas segala
firmannya”.

Ayat tersebut menggambarkan kepada kita bahwa kriteria umat terbaik adalah umat yang
senantiasa memerintahkan kepada ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, serta
beriman kepada Allah SWT. Sehingga hadirin jika terdapat orang-orang yang suka menyebarkan
hoaks dan menggunakan media sosial yang keliru, maka cara yang harus kita lakukan adalah
dengan mencegahnya karena hal itu merupakan bagian dari perbuatan yang munkar. Lantas
hadirin, bagaimanakah caranya untuk mencegah?
Rasulullah SAW memberikan tuntunan yaitu: Yang pertama, cegahlah dengan tangan
mu. Yang kedua, jika tidak mampu dengan tangan maka cegahlah dengan lisan kita. Dan yang
ketiga, jika tidak mampu dengan lisan kita maka cegahlah dengan hati kita. Dan itulah selemah-
lemahnya iman yang dapat kita laksanakan. Demikianlah cara yang dapat kita lakukan, untuk
mengurangi bahaya penyalah gunaan media sosial.

Dewan hakim yang arif dan bijaksana,


Sebagai penutup hadirin, maka kami mengajak dan menghimbau kepada para pengguna
media sosial lakukanlah filterisasi atau penyaringan terlebih dahulu sebelum menyebarkan
informasi di media sosial . Katakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah, jangan
membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Kedepankan tabayyun sebelum menarik
kesimpulan pada sebuah informasi. Dan segera lakukan pencegahan secapat mungkin, apabila
menemukan adanya penyelahgunaan media sosial.

Pada akhirnya, jika disuruh sholat, chatingan harus ditinggalkan.


Jika disuruh mengaji, update status harus ditunda terlebih dahulu.
Jika disuruh belajar, pergunakanlah paket internet sebagai media untuk belajar.
Dan jika disuruh melakukan pencegahan terhadap virus corona, maka kirimkanlah pesan-pesan
prefentif tentang firus corona tersebut.
Niscaya dunia pun mengakuinya.

Buah durian, buah duku


Cukup sekian daaaan thank you

Wabillahitaufiq wal hidayah


Wassalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai