Anda di halaman 1dari 3
KEMENTERIAN AGAMA R.I. KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1a No. 6 Telp. (0370) 633040 Fax, (0370) 622375 Mataram Nomor — : B.4187/kw.19.05/02/B1.00/VII/2021 Materam, 15 Juli 2021 Lampiran (satu) berkas Perinal : Penyelenggaraan Malam Takbiran, Shalat dul Adha Dan Pelaksanaan Qurban 1442 H/2021 M Kepada Yth: 4. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota 2. Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan; 3, Penyuluh Agama Pegawal Negeri Sip dan Non-Pegawai Negeri Sipil; 4, Pimpinen Organisasi Masyarakat Islam; 5, Pengurus dan Pengelola Masjid dan Mushala dan 6. Masyarakat Muslim Se- Nusa Tenggara Barat ‘Assalamu ‘alakxum warahmatullaahi wabarakaatuh Dalam rangka mencegah dan memutus rantai penyeberan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang saat ini mengalami peringkatan dengan muncuinya varian baru yeng lebih berbahaya dan menuiar serta Untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam penyelenggaraan Malam Takbiran, Shalat Idul ‘Adha, dan Pelaksanaan Quiban Tahun 1442 H2021 M, maka berdaserkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2021 dan Nomor 16 Tahun 2021 maka dharapkan kepada Saudara untuk melaksanaken ketentuan -ketentuan sebagai berkut 4, Malam Tekbiran Malam Takbiran diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berkut ‘2. Jamaeh malam takbiran wajib delam kondisi seat (suhu baden di bawah 37 derajatceleus) . Malam takbiran hanya boleh dikuti oleh jamaah dengan usia 18 (delapan beles) 8.4. 59 (lima puluh sembilan) tahun; (& Malem takbiran hanya dapat ciselenggareken pada masiimushalia dengan status zona risiko ppenyebaran Covid-18 zona hijau dan zona kuning, d. Masjidimushalla yang menyelenggarakan malam tekbiran wai menyediakan alet pengukur suhu tubuh (thermogun), hand sanitizer, serena mencuci tangan menggunekan sabun dengan air mmengalr, masker medis, menerapkan pembatasan jarek dan memastikan tidak ada Kerumunan, serta melakukan disinfeksi di tempat penyelenggaraan sebelum dan setelah penyelenggaraan mala takbiren; . Malam tekbiran hanya dapat dikuti oleh jemaah masid/mustalla dari warga setempat dengan ketentuan maksimal 10 (sepuluh) persen dari kapasitas ruangan, dengan pengaturan bergantian maksimal§ (lima) jamaah; {. Takbir keliing, baik dengan arak-arakan berjalan kaki maupun dengan arek-areken kendaraan, DILARANG dilaksanakan di semua zona risiko penyeberan Covid-19, @. Pelaksanaan malam takbiran di masjidimushalla paling lama 1 (satu) jam dan harus diakhi maksimal pukul 22:00 waktu setempat; dan h Jamaah yang mengikuti takbian wai pulang ke rumahiediaman masing-masing seusai penyelenggaraan malam takbiran, 2, Shalat ldul Adha ‘Shalt Idul Adha diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut ‘a. Shalat Hari Raya Idul Adna 1442 H/2021 M DITIADAKAN pada Kabupaten/Kota dengan Zona Merah dan Zona Oranye yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan Satan Tugas Penanganan Covid-19 setempat meskipun tidak termasuk kabupaten/kota dengan level asesmen 3 dan 4 yang diterapkan Pemberiakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ,Shalat Hari Raya idul Adha 1442 H/2021 M hanya dapat diselenggarakan di luar kabupatenikota dengan level asesmen 3 dan 4 yang diterapkan Pemberiakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan termasuk daerah Zona Hijau dan Zona Kuning yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 setempat dengan acusn sebagai berikut: 1) Penyelenggaraan Shalat Idul Adha dapat dlakukan di masiid/mushalialapangen terbuks yang dikelola masyarakat,instansi pemerintah, dan perusahaan dengan jumlah jemaah 30% dar kapasitas; 2) Penyelenggara Shalat Idul Adha waiib berkoordinasi dan dengan seizin Pemerintah Daerah, SSatuan Tugas Penanganan Covid-19 setempat, dan aparat keamanan. Dipindai dengan CamScanner b o 3) Penyelenggara Shalat Idul Adha waii: 'a)-Menyediakan alat pengukur suhu tubuh (thermogun) b) Menyediakan hand sanitizerdan sarana mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, ©) Menyediakan masker medis; d) Menyediakan petugas untuk mengumumkan, menerapkan, dan mengawasi pelaksanaan protokol keschatan; ©) Jemaah dengan kondis tidak sehat dilarang untuk mengikuti Shalat dul dha ) Mengatur jarak antar shaf dan antar jamaah minimal 1 (satu) meter dengan memberikan tanda khusus; 9) Tidak menjalankardmengedarkan kotak amat/infak ke jamaah; fh) Memastikan tidak ada kerumunan sebelum dan setelah pelaksanaan Shalat Idul Adha |) Melakukan disinfoksi di tempat penyelenggaraan sobelum dan setelah Shalat Idul Agha, Khutbah Idul Adha Penyampaian Khutbah Idul Adha wajib memenuhi ketentuan: » 2) 3) Khatib memakai masker medis dan pelindung wajah (faceshield) Khatib menyampaikan khutbah Idul Adha dengan durasi maksimal 15 (ima belas) menit Khatib mengingatkan jamaah untuk selaiu menjaga Kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan, Jernaah Shalat Idul Adha Jemaah Shalat Idul Adha wai: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7 8) 9) Borusia 18 (delapan betas) s.d. 89 (ima puluh sembilan) tahun; Dalam kondisi sehat; Tidak sedang menjalaniisolasi mandi Tidak baru kembali dari perjalanan luar kota; Disarankan tidak dalam kondisi hamil atau menyusui Berasal dari warga setempat; ‘Membawa perlengkapan shalat masing-masing (sejadah, mukena, dsb) ‘Menggunakan masker rangkap sejak keluar rumah dan selama berada di area tempat ppenyelenggaraan Shalat Idul Adha; ‘Menjaga Kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, 410) Menghindari kontak fisik seperti bersalaman, 11) Menjaga jarak antarshaf dan antarjemaah minimal 1 (satu) meter, 412) Tidak berkerumun sebelum dan setelah Shalat Idul Adha, 2. Pelaksanaan Qurban Pelaksanaan qurban wajb memenuhi ketentuan: ‘a. Penyembelinan hewan qurban dilaksanakan sesuai syariat Islam, termasuk hewan yang disembetin; Peryembelinan hewan qurban berlangsung dalam waktu tiga hari, yakni pada tanggal 11, 12 <éan 13 Dzulhijah untuk menghindari kerumunan i lokasi peiaksanaan qutban; Pemotongan hewan qurban dilakukan i Rumah Pemotongan Hewan Ruminasia (RPH-R); Dalam hal keterbatasan jumiah dan kapasitas RPH-R, pemotongan hewan qurban dapat dliakukan di luar RPH-R dengan ketentuan 41) Penerapan jaga jarakfsik (physical distancing), meliput: '2) Melaksanakan pemotongan hewan qurban di area yang luas sehingga memungkinkan diterapkannya jaga jarakfisik; b) Penyelenggara hanya membolehkan petugas dan pihak yang berkurban untuk ‘menyaksikan pemotongan hewan qurbannya; ©) Menerapkan jaga jarak fisik antarpetugas pada saat melakukan pemotongan, ppengulitan, pencacahan, dan pengemasan daging; 4) Pendistribusian daging hewan qurban dilakukan oleh petugas kepada ke tempat tinggal warga yang berhak; ) Petugas yang mendistribusikan daging qurban wajb mengenakan masker rangkap dan ‘sarung tangan untuk meminimaikan kontakfisik dengan penerima. 2) Penerapan protokol Kesehatan dan kebersihan petugas dan pihak yang berkurban: '2) Pemerksaan kesohatan awa yaitu melakukan pengukuran suhu tubuh petugas dan pihak yang berkurban di setiappintujalur masuk tempat penyembelinan dengan alat pengukur suhu tubun (thermogun); b) Petugas yang menangani penyembetian, pengultan, pencacahan di {eroan harus dibedakan; ©). Setiap petugas yang melakukan penyembelinan, penguitan, pencacahan, pengemasan, dan pendisrbusian daging hewan harus menggunakan masker, pakaian lengan panjang, dan ‘sarang tangan selama di area penyembelian; 09, tulang, seria Dipindai dengan CamScanner 4) Penyelenggara hendakiah selalu mengedukasi para polugas agar tidak menyentuh mata, hidung, mulut, dan telinga, serta sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sani €) Petugas menghindar berjabat tangan atau Kontak langsung, serta mempernatikan ctika batuk/bersinimeludah dan, 1) Peluges yang berada di area ponyembelinan harus sogera membersitkan di (mandi) sebelum bertemu anggota keluarga 3) Penerapan kebersihan alat '2). Melakukan pembersihan dan disinfoksi seluruh peralatan sebelum dan sesudah digunakan, sorta membersihkan area dan peralatan setolah seluruh prosesi penyembelinan selosal dilaksanakan; by Menerapkan sistem satu orang satu alat, Jka pada kondisitertentu seorang petugas hharus menggunakan ala ain, maka harus diakukan disinfeksi sebelum digunakan. F. TEKNIS PENGAWASAN DAN MONITORING 4. Kopala Kantor Urusan Agama (KUA), Penghulu, dan Penyulun Agama KUA melakukan pengawasan terhadap Penyelenggaraan Malam Takbiran, Shalat !dul Adha dan polaksanaan quiban; 2. Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), Penghulu, dan Penyuluh Agama KUA dalam ‘melaksanakan pengawasan dibekalli dengan lambar pemeriksaan (check lst) yang harus disi (embar pemeriksaan teriampir 3. Lembar pemeriksaan disi dan ditandatangani oleh petugas pengawas dan monitoring maksimal 3 (tiga) hari sebelum masuk 10 Dzulijah 1442 H, ‘4. Lembar pemeriksaan yang telah diisi dan ditandatangani oleh petugas pengawasan dan monitoring menjadi dasar pertimbangan penetapan penyelenggaraan Malam Takbiran, Idul Adha dan pelaksanaan urban; 5, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), Penghulu, dan Penyuluh Agama KUA yang menemukan potensi pelanggeran dan/atau pelanggaran ketentuan dalam Surat Edaran ini wajb berkoordinas! ‘dengan pimpinannya, pemerintah daerah, Satuan Tugas Penanganan Covid-19, dan aparat keamanan, G. PENUTUP Demikian untuk menjadi perhatian dan diiaksanakan sebagaimana mestinya, Semoga Allah SWT ‘mencurahkan rahmat-Nya kepada Kita semua, ‘Assalamu ‘alaikum warahmatulaahi wabarekaatun Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai