Anda di halaman 1dari 1

Di akhir abad ke 20 pada tahun 80an – 90an masyarakat dihebohkan dengan adanya isu bahwa

ada usaha untuk menurunkan kesuburan wanita dengan memberikan suntikan imunisasi disaat mereka
akan menikah yang dikenal dengan immunisasi catin dan immunisasi bagi anak wanita yang tengah
dikelas 5 dan 6 sekolah dasar. Isu ini menyebar ditengah masyarakat sehingga ada orang tua anak yang
tidak sudi anaknya diberikan imunisasi.
Padahal imunisasi yang diberikan pada calon pengantin dan anak wanita kelas 5 dan 6 SD adalah
vaksin Tetanus Toksoid yang berfungsi untuk meransang kekebalan tubuh dalam mencegah terjadinya
penyakit tetanus. Tetanus merupakan penyakit yang berbahaya dan mudah masuk melalui jaringan
yang terluka. Di Indonesia pada saat itu penyakit tetanus ini merupakan penyebab kematian paling
sering terjadi akibat persalinan yang tidak bersih. Untuk mencegah penyakit ini pada ibu hamil, maka
saat itu diambil kebijakan untuk memberikan imunisasi atau vaksin tetanus toksoid pada cati dan anak
wanita yang mesih duduk di kelas 5 dan 6 SD.
Pada saat ini kembali hal itu terjadi. Ditengah usaha untuk memberikan vaksin pada anak guna
memberikan perlindungan agar tidak mudah terinveksi covid 19 yang masih belum mereda ada isu yang
berkembang bahwa vaksin punya tujuan yang tidak baik. Ada yang menduga vaksin ini akan merusak
generasi yang tengah tumbuh. Ada isu bahwa vaksin covid adalah tujuan politik untuk merusak ummat
manusia.
Kembali kita lihat fungsi vaksin yang digunakan untuk immunisasi yang tengah digencarkan.
Vaksin merupakan kuman yang telah dilemahkan dan digunakan untuk meransang terbentuknya
antibodi atau ketahanan tubuh. Dengan masuknya vaksin, tubuh akan membentuk sel memori sehingga
nanti jika ada kuman dengan antigen yang sama masuk, tubuh cepat mengenalnya dan segera
mengeluarkan antibodi guna menangkal agar kuman yang masuk tidak menimbulkan penyakit.
Tidak berbeda dengan vaksin yang lain, vaksin cavid 19

Anda mungkin juga menyukai