Berikut ini merupakan hal-hal menarik dari kurikulum prototipe ini. Pertama,
struktur kurikulum. Profil Pelajar Pancasila (PPP) menjadi acuan dalam
pengembangan standar isi, standar proses, dan standar penilaian, atau struktur
kurikulum, capaian pembelajaran (CP), prinsip pembelajaran, dan asesmen
pembelajaran. Secara umum, struktur Kurikulum Paradigma Baru terdiri dari
kegiatan intrakurikuler, berupa pembelajaran tatap muka bersama guru dan
kegiatan proyek. Selain itu, setiap sekolah juga diberikan keleluasaan untuk
mengembangkan program kerja tambahan yang dapat mengembangkan
kompetensi peserta didik. Program itu juga dapat disesuaikan dengan visi misi
dan sumber daya yang tersedia di sekolah tersebut.
Kedua, jika pada KTSP 2013 kita mengenal istilah KI dan KD, yaitu kompetensi
yang harus dicapai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran, maka pada
Kurikulum Paradigma Baru kita akan berkenalan dengan istilah baru, yaitu
Capaian Pembelajaran (CP).CP merupakan rangkaian pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan
sehingga membangun kompetensi yang utuh. Oleh karena itu, setiap asesmen
pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru haruslah mengacu pada
capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.
Keempat, jika dilihat dari jumlah jam pelajaran, Kurikulum Paradigma Baru tidak
menetapkan jumlah jam pelajaran per minggu, seperti yang selama ini
berlaku pada KTSP 2013. Jumlah jam pelajaran pada Kurikulum Paradigma Baru
ditetapkan per tahun. Sehingga, setiap sekolah memiliki kemudahan untuk
mengatur pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Suatu mata pelajaran bisa
saja tidak diajarkan pada semester ganjil, namun akan diajarkan pada semester
genap atau dapat juga sebaliknya, misalnya mata pelajaran IPA di kelas VIII
hanya diajarkan pada semester ganjil saja. Sepanjang jam pelajaran per tahun
terpenuhi, maka itu tidak menjadi persoalan dan dapat dibenarkan.
Kelima, sekolah diberikan keleluasaan untuk menerapkan model
pembelajaran kolaboratif antar-mata pelajaran serta membuat asesmen
lintas-mata pelajaran. Misalnya, berupa asesmen sumatif dalam bentuk proyek
atau penilaian berbasis proyek. Pada Kurikulum Paradigma Baru, siswa SD
paling sedikit dapat melakukan dua kali penilaian proyek dalam satu tahun
pelajaran. Sedangkan, siswa SMP, SMA/SMK setidaknya dapat melaksanakan
tiga kali penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran. Hal ini bertujuan sebagai
penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Penjelasan yang lebih ringkas mengenai hal menarik dari Kurikulum Paradigma
Baru per jenjang sekolah dapat diterangkan seperti berikut.
Jenjang SD:
Jenjang SMP:
Jenjang SMA:
1. Struktur lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran, yaitu umum
dan kejuruan. Persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60 persen ke 70
persen. 2. Praktik kerja lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib minimal
enam bulan (satu semester).
Struktur kurikulum yang ditetapkan pemerintah ini masih dalam bentuk minimum.
Sehingga, untuk kurikulum operasionalnya, sekolah menetapkan dan
mengembangkannya sendiri sesuai dengan visi misi dan sumber daya yang
tersedia. Ada dua bagian penting dalam Kurikulum Paradigma Baru, yakni
kegiatan intrakurikuler berupa tatap muka dalam kelas dan kegiatan proyek yang
dilakukan untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila.
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yang pada K-13 sempat
dihilangkan, pada Kurikulum Paradigma Baru dimuat kembali. Pelajaran yang
akan diajarkan pada jenjang SMP, SMA/SMK ini boleh diajarkan oleh guru yang
tidak berlatar belakang TIK dengan memenuhi persyaratan tertentu.