Anda di halaman 1dari 4

KURIKULUM 2022

APA SAJA YANG MENARIK DARI KURIKULUM 2022

Berikut ini merupakan hal-hal menarik dari kurikulum prototipe ini. Pertama,
struktur kurikulum. Profil Pelajar Pancasila (PPP) menjadi acuan dalam
pengembangan standar isi, standar proses, dan standar penilaian, atau struktur
kurikulum, capaian pembelajaran (CP), prinsip pembelajaran, dan asesmen
pembelajaran. Secara umum, struktur Kurikulum Paradigma Baru terdiri dari
kegiatan intrakurikuler, berupa pembelajaran tatap muka bersama guru dan
kegiatan proyek. Selain itu, setiap sekolah juga diberikan keleluasaan untuk
mengembangkan program kerja tambahan yang dapat mengembangkan
kompetensi peserta didik. Program itu juga dapat disesuaikan dengan visi misi
dan sumber daya yang tersedia di sekolah tersebut.

Kedua, jika pada KTSP 2013 kita mengenal istilah KI dan KD, yaitu kompetensi
yang harus dicapai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran, maka pada
Kurikulum Paradigma Baru kita akan berkenalan dengan istilah baru, yaitu
Capaian Pembelajaran (CP).CP merupakan rangkaian pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan
sehingga membangun kompetensi yang utuh. Oleh karena itu, setiap asesmen
pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru haruslah mengacu pada
capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.

Ketiga, pelaksanaan proses pembelajaran melalui pendekatan tematik yang


selama ini hanya dilakukan pada jenjang SD saja, pada kurikulum baru boleh
dilakukan pada jenjang pendidikan lainnya. Dengan demikian, jenjang SD
kelas IV, V, dan VI tidak harus menggunakan pendekatan tematik dalam
pembelajaran, atau dengan kata lain, sekolah dapat menyelenggarakan
pembelajaran berbasis mata pelajaran.

Keempat, jika dilihat dari jumlah jam pelajaran, Kurikulum Paradigma Baru tidak
menetapkan jumlah jam pelajaran per minggu, seperti yang selama ini
berlaku pada KTSP 2013. Jumlah jam pelajaran pada Kurikulum Paradigma Baru
ditetapkan per tahun. Sehingga, setiap sekolah memiliki kemudahan untuk
mengatur pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Suatu mata pelajaran bisa
saja tidak diajarkan pada semester ganjil, namun akan diajarkan pada semester
genap atau dapat juga sebaliknya, misalnya mata pelajaran IPA di kelas VIII
hanya diajarkan pada semester ganjil saja. Sepanjang jam pelajaran per tahun
terpenuhi, maka itu tidak menjadi persoalan dan dapat dibenarkan.
Kelima, sekolah diberikan keleluasaan untuk menerapkan model
pembelajaran kolaboratif antar-mata pelajaran serta membuat asesmen
lintas-mata pelajaran. Misalnya, berupa asesmen sumatif dalam bentuk proyek
atau penilaian berbasis proyek. Pada Kurikulum Paradigma Baru, siswa SD
paling sedikit dapat melakukan dua kali penilaian proyek dalam satu tahun
pelajaran. Sedangkan, siswa SMP, SMA/SMK setidaknya dapat melaksanakan
tiga kali penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran. Hal ini bertujuan sebagai
penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Keenam, pada Kurikulum Paradigma Baru, mata pelajaran Teknologi Informasi


dan Komunikasi (TIK) yang pada KTSP 2013 dihilangkan akan dikembalikan
dengan nama baru, yaitu Informatika, dan akan diajarkan mulai dari jenjang
SMP. Bagi sekolah yang belum memiliki sumber daya/guru Informatika, tidak
perlu khawatir untuk menerapkan mata pelajaran ini sebab tidak harus diajarkan
oleh guru yang berlatar belakang TIK/Informatika, dan dapat diajarkan oleh guru
umum. Sebab, pemerintah-melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi—telah mempersiapkan buku pembelajaran Informatika yang
sangat mudah digunakan dan dipahami oleh pendidik dan peserta didik.

Penjelasan yang lebih ringkas mengenai hal menarik dari Kurikulum Paradigma
Baru per jenjang sekolah dapat diterangkan seperti berikut.

Jenjang SD:

1. Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS


digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPS).
2. Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan.

Jenjang SMP:

1. Mata pelajaran Informatika menjadi pelajaran wajib.


2. Untuk mapel Informatika ini, guru yang mengampu tidak mesti guru
informatika, sebab akan ada panduan mapel Informatika yang akan
disediakan oleh Kemdikbudristek.

Jenjang SMA:

1. Program peminatan/penjurusan tidak diberlakukan lagi.


2. Menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan.
Jenjang SMK:

1. Struktur lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran, yaitu umum
dan kejuruan. Persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60 persen ke 70
persen. 2. Praktik kerja lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib minimal
enam bulan (satu semester).

Untuk semua jenjang, pembelajaran yang dilakukan berbasis project. Ada


fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan
konteks lokal. Di kurikulum baru ini, guru diberi kebebasan atau kemerdekaan
untuk mengadaptasi pembelajarannya sesuai dengan kemampuan murid dan
juga dapat menyesuaikannya dengan konteks yang ada di sekolah atau muatan
lokal—termasuk kearifan lokal yang ada di sekolahnya. Kurikulum ini tidak
kaku, dan bersifat lebih fleksibel. Hak dan kemerdekaan guru untuk
mendesain pembelajaran pun dikembalikan.

BAGAIMANA STRUKTUR KURIKULUM 2022

Struktur kurikulum yang ditetapkan pemerintah ini masih dalam bentuk minimum.
Sehingga, untuk kurikulum operasionalnya, sekolah menetapkan dan
mengembangkannya sendiri sesuai dengan visi misi dan sumber daya yang
tersedia. Ada dua bagian penting dalam Kurikulum Paradigma Baru, yakni
kegiatan intrakurikuler berupa tatap muka dalam kelas dan kegiatan proyek yang
dilakukan untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila.

20 sampai 30 persen dari jam pelajaran yang tersedia pada Kurikulum


Paradigma Baru dialokasikan untuk kegiatan proyek. Kurikulum Paradigma
Baru juga tidak menetapkan jam pelajaran per minggu seperti yang selama ini
berlaku di K-13. Jam pelajaran pada Kurikulum Paradigma Baru ditetapkan
pertahun. Dengan pembagian jam ini, satuan pendidikan diberi keleluasaan
dalam mengatur waktu pelaksanaan pelajaran. Bisa saja, satu mata pelajaran
tidak diajarkan pada satu semester, tetapi diajarkan pada semester berikutnya
atau sebaliknya. Dibenarkan semisal, mata pelajaran IPA di kelas VII diajarkan
pada semester ganjil dan tidak diajarkan lagi pada semester genap, selama jam
pelajaran per tahunnya dipenuhi. Dalam Kurikulum Paradigma Baru, mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Sekolah
Dasar Kelas tinggi (IV, V, VI) diajarkan secara bersamaan dengan nama Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS). Hal ini ditujukan untuk
membekali peserta didik sebelum mengikuti pelajaran IPA dan IPS secara
terpisah pada jenjang SMP.

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yang pada K-13 sempat
dihilangkan, pada Kurikulum Paradigma Baru dimuat kembali. Pelajaran yang
akan diajarkan pada jenjang SMP, SMA/SMK ini boleh diajarkan oleh guru yang
tidak berlatar belakang TIK dengan memenuhi persyaratan tertentu.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, satuan pendidikan tidak terbatas pada satu


pendekatan saja, seperti K-13 yang hanya menggunakan pendekatan saintifik.
Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran,
tematik, inkuiri, kolaborasi mata pelajaran ataupun paduannya sesuai dengan
peraturan menteri. Terdapat pula penggunaan istilah istilah baru dalam
Kurikulum Paradigma Baru, seperti capaian pembelajaran (CP) untuk
menggantikan istilah kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) pada K-13.

Dalam implementasi kurikulum ini, pemerintah akan menyediakan buku guru,


modul ajar, ragam asesmen formatif, dan contoh pengembangan kurikulum
satuan pendidikan untuk membantu dan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran. Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan
Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menyebut bahwa kurikulum ini dievaluasi
oleh aktor paling penting dalam perbaikan kualitas pembelajaran, yakni para
guru. Para guru mengevaluasinya dalam konteks nyata. Langkah ini melengkapi
model uji publik yang biasanya didominasi oleh akademisi dan pengamat yang
hanya melihat dokumen kurikulum saja. “Paradigma Merdeka Belajar, sekolah
perlu diberi keleluasaan, termasuk dalam memilih kurikulum yang paling
relevan, paling cocok bagi kebutuhan dan konteks sekolah masing-
masing,".

Anda mungkin juga menyukai