Menurut WHO Dampak Yang Dapat Ditimbukan Oleh Sunat Perempuan Diantaranya Adalah Nyeri Hebat
Menurut WHO Dampak Yang Dapat Ditimbukan Oleh Sunat Perempuan Diantaranya Adalah Nyeri Hebat
hebat, syok, perdarahan, tetanus atau sepsis (infeksi bakteri), retensi urin, luka terbuka di area
genital serta perlukaan di daerah dekat jaringan genital
masyarakat muslim yaitu masyarakat Banjar dan Madura menganggap sunat perempuan memiliki
hukum wajib untuk dilakukan walaupun sebetulnya tidak didapatkan dalil yang kuat mengenai hal
ini.
Faktor lain yang mengambil bagian dalam menyebabkan praktik sunat perempuan terus berlangsung
dan sulit untuk ditinggalkan adalah mitos yang berkembang dimasyarakat, seperti agar kelak nafsu
seksual tidak berlebihan serta tidak menjadi perempuan yang genit dan mengejar laki-laki
adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia terbaru Nomor 6 Tahun 2014 tentang
pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1636/MENKES PER/XI/2010 yang berisi mengenai
pengaturan ketentuan umum serta penyelenggaraan sunat perempuan karena sunat perempuan
hingga saat ini tidak merupakan tindakan kedokteran karena pelaksanaanya yang tidak berdasarkan
indikasi
Tenaga kesehatan dapat membuat penyuluhan kesehatan, iklan di media massa, dan pembuatan
banner/poster/leaftlet.