Anda di halaman 1dari 9

PERUBAHAN AKUNTANSI & ANALISIS KESALAHAN

SUMBER : INTERMEDIATE ACCOUNTING (KIESO, WEYGANDT, WARFIELD) IFRS ED


3RD

1. Perubahan Akuntansi
a. Latar Belakang
b. Perubahan Kebijakan Akuntansi
c. Ketidakpraktisan (Impracticability)
2. Perubahan Estimasi Akuntansi
a. Pelaporan Prospektif
b. Pengungkapan
3. Kesalahan Akuntansi
a. Contoh Koreksi Kesalahan
b. Ringkasan Perubahan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan
4. Analisis Kesalahan
a. Kesalahan terkait Laporan Posisi Keuangan
b. Kesalahan terkait Laporan Laba Rugi
c. Kesalahan yang terkait Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi
d. Contoh Komprehensif: Berbagai jenis kesalahan
e. Menyiapkan laporan keuangan dengan koreksi kesalahan

Latar Belakang:
Perubahan Akuntansi dan koreksi kesalahan dalam laporan keuangan
sangatlah signifikan, karena apabila hal tersebut terjadi maka entitas dituntut
mengikutinya dengan perlakuan akuntansi dan pelaporan keuangan khusus. Oleh
karena itu perlu diterbitkan standar untuk mengaturnya.
Rerangka Konseptual IASB menyampaikan bahwa salah satu ukuran mutu
informasi akuntansi adalah Daya Banding (comparability) termasuk konsistensi.
Namun entitas mengalami kesulitan ketika menjaga daya banding tersebut,
mengingat begitu banyak perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dimandatkan
oleh penetap standar (DSAK-IAI) atau IASB. Penetap standar berusaha
memperbaiki pelaporan keuangan sesuai dengan perubahan di dunia keuangan
yang dinamis.
Selain itu juga, entitas menghadapi kondisi kesalahan internal di laporan
keuangannya.

PERUBAHAN AKUNTANSI

1. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Change in accounting policy)


Adalah perubahan dari satu kebijakan akuntansi yang berterima umum
(accepted accounting policy) ke kebijakan berterima umum lainnya.
Contoh: Perubahan metode persediaan dari metode rata-rata ke
metode FIFO.

2. Perubahan Estimasi Akuntansi (Change in accounting estimate)


Adalah perubahan yang terjadi karena adanya informasi baru atau
tambahan pengalaman.
Contoh: perubahan taksiran masa manfaat suatu aset tetap karena
adanya fakta baru (teknologi baru).

Golongan ketiga yang mengharuskan perubahan akuntansi, tetapi tidak


termasuk sebagai perubahan akuntansi

3. Kesalahan dalam Laporan Keuangan

Kesalahan ini bisa berasal dari kesalahan matematis, kesalahan dalam


penerapan kebijakan akuntansi, atau kelalaian atau penyalahgunaan fakta
yang ada saat menyusun laporan keuangan. Contoh: Perusahaan salah
menggunakan metode eceran untuk menentukan nilai persediaan akhir.

PENJELASAN :
1. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Perusahaan haruslah berhati-hati untuk menentukan apakah telah terjadi
perubahan kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi baru dalam mengakui
peristiwa yang terjadi pertama kali atau yang jumlahnya tidak material, bukanlah suatu
perubahan akuntansi. Contoh: Apabila perusahaan menggunakan salah satu metode
akuntansi Rata-rata terhadap persediaan yang baru saja diperoleh,meskipun persediaan
yang ada sebelumnya memakai metode FIFO.
Apabila suatu perusahaan sebelumnya menerapkan metode yang tidak berterima
umum menjadi yang berterima umum, maka jenis perubahan itu termasuk Koreksi
Kesalahan. Contoh: perubahan dari Dasar Kas menjadi dasar Akrual.
Ada 3 pendekatan dalam melaporkan perubahan Kebijakan Akuntansi:

a. Melaporkan Perubahan itu saat terjadinya (Currently)

Dalam pendekatan ini perusahaan melaporkan efek kumulatif dari


perubahan tersebut di dalam Laporan Laba Rugi tahun berjalan. Efek Kumulatif yang
dimaksudkan adalah: perbedaan laba tahun-tahun sebelumnya antara yang belum
memakai kebijakan akuntansi baru dengan yang sudah memakai kebijakan akuntansi
baru.
Dengan pendekatan ini efek perubahan terhadap laba tahun-tahun lalu hanya nampak
di Laporan Laba Rugi tahun berjalan tanpa harus mengubah laporan keuangan tahun-
tahun sebelumnya.

b. Melaporkan Perubahan itu secara Retrospektif (Restrospectively)

Dengan pendekatan ini, laporan keuangan yang terbit sebelumnya harus


dinyatakan kembali dengan kebijakan akuntansi yang baru seolah-olah kebijakan
akuntansi yang baru telah diterapkan sebelumnya. Dengan kata lain perusahaan harus
menyesuaikan laporan keuangan yang lalu dengan kebijakan akuntansi yang baru.
Perusahaan akan menampilkan efek kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi
tersebut sebagai penyesuaian ke saldo awal Laba Yang Tidak Dibagi yang telah
diterbitkan sebelumnya.

c. Melaporkan Perubahan itu secara Prospektif (Prospectively)


Dengan pendekatan ini penggunaan kebijakan akuntansi yang baru tidak
mengubah laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya. Perubahan akuntansi
berlaku untuk laporan keuangan untuk yang akan masa yang akan datang.

IASB menuntut penggunaan Pendekatan Retrospektif.

PENDEKATAN RETROSPEKTIF

IASB mengijinkan perusahaan mengubah kebijakan akuntansinya bila:


1. Dituntut oleh IFRS
2. Menghasilkan laporan keuangan yang menampilkan informasi yang jujur dan relevan
atas laporan posisi keuangannya, kinerja keuangannya, dan arus kasnya

Bila perusahaan menggunakan pendekatan retrospektif maka perusahaan harus


melakukan:
1. Menyesuaikan Laporan Keuangan yang telah diterbitkan sebelumnya, sehingga
laporan keuangan sebelumnya akan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama
dengan laporan yang baru (konsisten).
2. Menyesuaikan nilai buku dari aset dan liabilitasnya

Contoh:

Lancer Company
1 Memulai operasinya tanggal 1 Jan 2017. Saat itu pemegang saham menginvestasikan $100,000,- dalam bentuk
bagian lembar saham yang diterimanya
2 Semua penjualan, pembelian, dan beban operasi selama tahun 2017-2019 dilakukan secara kas.
Arus kas selama periode tsb adalah sbb:
2017 2018 2019
Rp Rp Rp

Penjualan 300,000 300,000 300,000


Pembelian
90,000 110,000 125,000

Beban operasi 100,000 100,000 100,000

Arus kas operasi 110,000 90,000 75,000

3 Metode penentuan harga pokok persediaan sejak awal menggunakan metode rata-rata

4 Persediaan dengan menggunakan Metode rata-rata dan Metode FIFO untuk 2017-2019

M.Rata
2 M.FIFO Selisih
Rp Rp Rp

1-Jan-17 - - -

31-Dec-17 10,000 12,000 2,000

31-Dec-18 20,000 25,000 5,000

31-Dec-19 32,000 39,000 7,000

5 Harga Pokok Penjualan di bawah M. Rata-rata dan Metode FIFO selama 2017-2019 sbb

HPP
M.rata2 M.FIFO Selisih
Rp Rp Rp

2017 80,000 78,000 2,000

2018 100,000 97,000 3,000

2019 113,000 111,000 2,000

6 Tidak perlu ditampilkan informasi tentang Laba Per Lembar Saham


7 Efek Pajak diabaikan

Lancer Company
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir 31 Des

2017 2018 2019


Rp Rp Rp
Penjualan 300,000 300,000 300,000

HPP (rata-rata) 80,000 100,000 113,000

Beban Operasional 100,000 100,000 100,000

Laba Bersih 120,000 100,000 87,000

Lancer Company
Laporan Laba
Yang Ditahan
Untuk tahun yang berakhir 31 Des

2017 2018 2019

Laba Yg Ditahan awal - 120,000 220,000

Laba Periode ybs 120,000 100,000 87,000

Laba Yg Ditahan akhir 120,000 220,000 307,000

Lancer Company
Laporan Posisi Keuangan
per 31 Des

2017 2018 2019


Rp Rp Rp

Kas 210,000 300,000 375,000

Persediaan (rata2) 10,000 20,000 32,000

Total Aset 220,000 320,000 407,000

Modal Saham 100,000 100,000 100,000

Laba Yang Ditahan 120,000 220,000 307,000


Total Ekuitas
220,000 320,000 407,000

Lancer Company
Laporan Arus Kas
Untuk tahun yang berakhir 31 Des

2017 2018 2019


Rp Rp Rp

Arus Kas dari Keg.Operasional

Penjualan 300,000 300,000 300,000

Pembelian 90,000 110,000 125,000

Beban operasi 100,000 100,000 100,000

Kas bersih Operasional 110,000 90,000 75,000

Kas dari keg. Pendanaan 100,000 - -

Kenaikan bersih Kas 210,000 90,000 75,000

Kas awal - 210,000 300,000

Kas akhir 210,000 300,000 375,000

FIFO

Lancer Company
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir 31 Des

2017 2018 2019


Rp Rp Rp

Penjualan 300,000 300,000 300,000

HPP (FIFO) 78,000 97,000 111,000

Beban Operasional 100,000 100,000 100,000


Laba Bersih 122,000 103,000 89,000

Lancer Company
Laporan Laba
Yang Ditahan
Untuk tahun yang berakhir 31 Des

2017 2018 2019

Laba Yg Ditahan awal - 122,000 225,000

Laba Periode ybs 122,000 103,000 89,000

Laba Yg Ditahan akhir 122,000 225,000 314,000

Lancer Company
Laporan Posisi Keuangan
per 31 Des

2017 2018 2019


Rp Rp Rp

Kas 210,000 300,000 375,000

Persediaan (FIFO) 12,000 25,000 39,000

Total Aset 222,000 325,000 414,000

Modal Saham 100,000 100,000 100,000

Laba Yang Ditahan 122,000 225,000 314,000

Total Ekuitas 222,000 325,000 414,000


Lancer Company
Laporan Arus Kas
Untuk tahun yang berakhir 31 Des

2017 2018 2019


Rp Rp Rp

Arus Kas dari


Keg.Operasional

Penjualan 300,000 300,000 300,000

Pembelian 90,000 110,000 125,000

Beban operasi 100,000 100,000 100,000

Kas bersih Operasional 110,000 90,000 75,000

Kas dari keg. Pendanaan 100,000 - -


Kenaikan bersih
Kas 210,000 90,000 75,000
Kas
awal - 210,000 300,000
Kas
akhir 210,000 300,000 375,000

Akibat Perubahan Metode

Laba Bersih selisih


Rata2 FIFO

2017 120,000 122,000 2,000

2018 100,000 103,000 3,000

Total awal 2019 220,000 225,000 5,000

Total di 2019 87,000 89,000 2,000

Jurnal untuk perubahan metode ke FIFO di awal 2019


Persediaan 2,000

Laba Yang Ditahan/saldo laba 2,000

Pengaruh Kumulatif Perubahan metode


Rp

laba yg ditahan 1 Jan 2018 (FIFO) 122,000

laba yg ditahan 1 Jan 2018 (rata2) 120,000


Pengaruh
Kumulatif 2,000

2019 2018
Rp

Laba Yg Ditahan awal 120,000


Pengaruh kumulatif perub.metode

(retrospektif) 2,000

Laba Yg Ditahan awal(penyesuaian) 225,000 122,000

Laba bersih 89,000 103,000

Laba Yang Ditahan 31 Des 314,000 225,000

Anda mungkin juga menyukai