Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah serat makanan harus dibedakan dengan istilah serat kasar yang bisa digunakan
dalam analisis proksimak bahan pangan. Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak
dapat terhidralisis oleh bahan - bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar
serat kasar yaitu asam sulfat (H2So4) dan natrium hidroksida (NaOH) contohnya glukosa,
Lignin dan sebagian besar hemiselulosa. Sedangkan serat makanan adalah bagian dari
bahan pangan yang tidak dihidrolisis oleh enzim - enzim pencernaan. Kelompok senyawa
sebagai sumber serat makanan yang larut tinggi adalah kangkung, bayam, selada, brokoli,
kacang panjang, terong bulat, dan wortel.

Penentuan kadar serat kasar adalah bahan - bahan pangan agar dapat diketahui
pemilihan proses pengolahan pangan yang tepat serta karakteristik termal bahan pangan.
Analisis serat kasar dilakukan dengan melarutkan sampel dengan tujuan membersihkan
lemak yang terkandung pada sampel yang dianalisis dan menghasilkan serat kasar.

Serat kasar sangat penting dalam penilaian kualitas bahan makanan keras, angka ini
merupakan indeks penentuan nilai gizi bahan pangan. Kandungan serat dalam makanan
juga dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu proses pengolahan misalnya proses
penggilingan dan pemisahan antara kulit dan ketiledan. Selain itu, serat dapat dipakai
untuk menentukan kemurnian bahan dan efesiensi suatu proses makanan tersebut.

Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan. Potongan komponen yang
membentuk jaringan memanjang yang utuh.

B. Maksud Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami analisi kadar serat pada bahan pangan.

C. Tujuan Percobaan
Diharapkan agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kadar analisis serat
pada bahan pangan.

Anda mungkin juga menyukai