Anda di halaman 1dari 6

Simbol gambar bintang

Simbol gambar bintang berwarna kuning yang bersudut lima dengan latar belakang warna hitam terletak
di bagian tengah perisai dijadikan sebagai dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hal ini mengandung maksud bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius yaitu bangsa yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.

Simbol gambar bintang dijadikan sebagai lambang sila pertama dalam Pancasila yang berbunyi
Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Simbol gambar rantai

Gambar rantai dengan latar belakang warna merah dijadikan sebagai dasar Kemanusiaan yang Adil dan
beradab.

Simbol gambar rantai ini dijadikan sebagai lambang sila kedua dari Pancasila. Rantai yang berjumlah 17
dan saling sambung menyambung tidak terputus, ini melambangkan generasi penerus yang turun
temurun.

3. Simbol gambar pohon beringin

Simbol ini terletak di bagian atas sebelah kiri gambar bintang dijadikan sebagai dasar Persatuan
Indonesia.

Simbol gambar pohon beringin ini dijadikan sebagai lambang untuk sila ketiga Pancasila. Pohon beringin
melambangkan sebagai tempat berteduh atau berlindung.

4. Simbol gambar kepala banteng

Simbol gambar kepala banteng terletak di sebelah atas gambar bintang. Gambar Kepala Banteng
dijadikan sebagai dasar Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan.

Kepala banteng diartikan sebagai tenaga rakyat dijadikan sebagai lambang sila keempat Pancasila.

5. Simbol gambar padi dan kapas


Simbol gambar padi dan kapas melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. Simbol gambar padi dan
kapas dijadikan sebagai dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Simbol gambar padi dan kapas ini terletak di sebelah kanan bawah dari gambar bintang dan dijadikan
sebagai lambang sila kelima Pancasila

Disebut sebagai ideologi terbuka, Pancasila bisa menyesuaikan diri menghadapi berbagai zaman tanpa
harus mengubah nilai fundamentalnya. Lantas, apa arti sebenarnya dari Pancasila sebagai ideologi
terbuka?

Melalui artikel “Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Era Reformasi” dalam Jurnal Office
(Vol.2, No.2, 2016), A. Aco Agus mengungkapkan, ideologi Pancasila tidak kaku dan tidak tertutup, akan
tetapi reformatif, dinamis, dan terbuka.

Dengan kata lain, Pancasila bisa hidup di berbagai zaman dan mampu mengatur kondisi dinamika
masyarakat yang sering mengalami perubahan. Akan tetapi, keterbukaan ideologi Pancasila bukan
berarti mengubah nilai yang ada di dalamnya.

Namun, hanya mengembangkan konsep penerapan dari nilai tersebut agar bisa memecahkan masalah
yang berkembang dan terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia.

Kaelan dalam Negara Kebangsaan Pancasila : Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis dan Aktualisasinya
(2013) menjelaskan mengenai beberapa nilai yang terkandung di Pancasila sebagai ideologi terbuka.

Pertama, nilai dasar yang mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Kelima hal ini adalah pedoman fundamental yang sifatnya universal, mengandung cita-cita negara, dan
tujuan yang baik dan benar.

Kedua, nilai instrumental yang mencakup arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan lembaga yang
melaksanakannya.
Konsep ini merupakan perkembangan dari yang sebelumnya dasar. Berkatnya, penyesuaian pelaksanaan
dari sesuatu yang dasar akan lebih jelas untuk bisa menyelesaikan masalah yang terjadi.

Ketiga, nilai praksis, meliputi realisasi dari instrumental yang sifatnya nyata dan bisa digunakan utuk
kehidupan bernegara. Dengan nilai terakhir ini, Pancasila bisa melakukan pengembangan serta
perubahan agar bisa sesuai jika diterapkan dalam kondisi masyarakat Indonesia yang berubah.

antar umat beragama,

B. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik

1. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Pancasila sebagai paradigma pembangunan


bidang politik, realisasinya apabila:

a. Keputusan-keputusan dan kebijaksanaan pemerintah lebih mengedepankan kepentingan masyarakat,


berorientasi untuk memajukan kesejahteraan umum/masyarakat

b. Para wakil-wakil rakyat benar-benar menyampaikan aspirasi masyarakat, sehingga mereka lebih
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi dan golongan.

c. Hasil keputusan dan kebijakan politik harus dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan, demi kesejahteraan bersama.

Secara lebih lengkap tentang Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang politik dapat dilihat
pada Bab IV A, 2 tentang Etika Politik dan Pemerintahan

Paradigma Baru Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa


2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Ekonomi Menurut Ketetapan MPRRI
No.VI/MPR/2001, bahwa:

a. Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip-prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik oleh
perseorangan, institusi, maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi
dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya
etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi, dan kemampuan saing, dan terciptanya suasana kondusif
untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara
berkesinambungan;

b. Etika ini mencegah terjadinya praktik-praktik monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah
kepada perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak negatif terhadap
efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan, serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam
memperoleh keuntungan.

Husodo (2006: 6) menyatakan bahwa dalam kaitan dengan prinsip “Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia”, masyarakat ideal dari ideologi Pancasila adalah ”Kebersamaan hidup yang berkeadilan
sosial, yang diselenggarakan melalui interaksi saling memberi antar segenap warganya. Sehingga dalam
bidang ekonomi, ideologi Pancasila menghendaki "kebersamaan” (kekeluargaan-demokrasi ekonomi-
pasal 33 UUD 1945) yang diwujudkan melalui nilai instrumental “negara kesejahteraan”.

Tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan niat dan kehendak untuk
mewujudkan negara kesejahteraan. Negara kesejahteraan juga tercermin dalam pasal 27 ayat (2) UUD
1945, yang menjamin hak warga negara untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Begitu pula yang •}' UUD 1945.

Mubyarto (1991: 240-241) aerinci penerapan ideologi Pancasila dalam bidang ekonomi sebagai berikut

a 'Ketuhanan Yang Maha Esa, toda perekonomian digerakkan oleh rangsangan-rangsangan ekonomi,
sosial dan moral. Kemanusiaan yang adil dan beradab, ada kehendak kuat dari seluruh Inasyarakat untuk
mewujudkan kemerataan sosial (egalitaran), sesuai asas-asas kemanusiaan w
um

c. Persatuan Indonesia, prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang
tangguh. Ini berarti nasionalisme menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, bahwa
koperasi merupakan sakaguru perekonomian dari usaha bersama.

dan merupakan bentuk paling kongkrit e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adanya
imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dalam
pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi untuk mencapai keadilan ekonomi dan keadilan sosial.

D. Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan Kampus

Nilai-nilai Pancasila harus tercermin dalam kehidupan kampus seperti: 1. Di kampus tersedianya sarana
dan prasarana untuk beribadah bagi siy akademika, serta adanya kesempatan bagi sivitas akademika un
beribadah sesuai dengan agama masing-masing. Semua mahasis memperoleh hak mereka untuk
mendapatkan pendidikan agama sesu dengan agama yang dipeluknya guna mempertebal keimanan di
ketakwaan mereka.

BAB 7 - Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

2. Dikembangkannya rasa persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap sivitas
akademika tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial dan
sebagainya.

3. Dikembangkannya rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, rasa bangga sebagai bangsa Indonesia,
rasa persatuan Indonesia, dan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara.

4. Dikembangkannya nilai-nilai demokrasi di kampus, seperti tidak adanya pemaksaan kehendak, anti
kekerasan, konstitusional, perkuliahan yang demokratis, kebebasan mimbar akademik dan sebagainya.
5. Dikembangkannya kewirausahaan bagi mahasiswa, suka bekerja keras, menghargai hasil karya orang
lain yang bermanfaat untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, suka menolong orang lain, dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai