Anda di halaman 1dari 3

Jawaban Filsafat nomer 1

Mengapa mempelajari filsafat itu penting? Ya penting.

Jawabannya : karena untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-
ikutan saja, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri,
dengan cita-cita mencari kebenaran.

2. - kita di arahkan untuk berfikiran secara terbuka (open mind)

- mengutamakan rasional (akal fikiran)

- bahwa filsafat itu sebagai pembuka cakrawala berfikir.

Manfaat yg di perolehan dari belajar Filsafat :

Nama : Rahmi Nurwahidah

Nim : 2121041

PAI kelas B

1. Untuk membahas gagasan Socrates mengenai Keterkaitan antara Kebahagiaan, Kebijaksanaan dan
Pengetahuan, perlu didefinisikan dahulu apa itu Kebahagiaan, Kebijaksanaan dan Pengetahuan itu
sendiri. Karena pertanyaannya "bagaimana analisis anda" maka Saya mendefinisikannya berdasarkan
pemahaman saya sendiri.

Menurut pemahaman saya bahwa kebahagiaan adalah suatu kondisi kejiwaan yang tidak hanya baik
(dalam artian universal) akan tetapi suatu kondisi kejiwaan yang selaras / sinkron dengan algoritma
kehidupan (hukum sebab akibat) yang Tuhan ciptakan dan tidak ada pertentangan antara kondisi
abstrak dan kondisi real yang terjadi.

Adapun kebijaksanaan (Wisdom) sangat erat kaitannya dengan keseimbangan yaitu keseimbangan daya
fikir dan daya rasa, sehingga jiwa yang sejatinya butuh bimbingan kebenaran, dikarenakan jiwa tidak
dapat mendefinisikan kebenaran maka jiwa memerlukan akal dan jiwa harus bisa menerima kebenaran
yang difahami akal, keselarasan (sinkron) antara jiwa dan akal inilah yang merupakan wisdom, semakin
banyak dan mendalam kebenaran yang difahami akal yang diimbangi dengan keselarasan jiwa, maka
wisdomnya semakin agung.

Pengetahuan merupakan kebenaran yang include dalam diri setelah diverifikasi oleh indera dan akal.
Inti dari diri adalah jiwa (nafs), secara dzohiriah jiwa butuh bimbingan akal untuk ketercapaian jiwa yang
baik, untuk itu dibutuhkan keselarasan jiwa dan akal dan akal harus mampu menemukan konsep
kebenaran sejati.

Akan tetapi kebahagian bukanlah tujuan melainkan sebagai hasil. Karena tujuan adalah keselarasan jiwa
dengan pencipta jiwa.

2. Socrates berargumen bahwa ada kebenaran objektif yang tidak bergantung pada saya atau pada kita

3. - Kebenaran itu absolut (mutlak).

- Socrates tidak pernah memaksakan pikirannya secara dogmatis pada orang lain.

- kebenaran bukanlah sesuatu yang disajikan, apalagi dipaksakan pada orang lain.

- Kebenaran itu sudah terkandung pada diri setiap orang.

- Menurut pendapat Socrates terdapat kebenaran obyektif, yang tidak bergantung pada apa pun

4. Yang paling menarik dari Socrates Bagi saya adalah keteguhan keyakinannya tentang kebenaran
objektif (mutlak), yang meskipun bersebrangan dengan para filsuf sejaman, politisi dan bangsawan tapi
beliau tetap teguh dengan keyakinannya tentang konsep kebebaran yang dia fahami dan yakini.

[11/3, 18:43] Abdul Malik Farid Ruslan: 2. Perbedaan JIWA dan REALITAS menurut Plato dan Aristoteles.

# Perbedaan JIWA menurut Plato dan Aristoteles :

Menurut pandangan Plato, Jiwa tidak dapat mati karena merupakan sesuatu yang berasal dari dunia ide.
Meski kelihatan bahwa jiwa dan tubuh saling bersatu, tetapi jiwa dan tubuh adalah kenyataan yang
harus dibedakan.

Sehingga Plato berpendapat bahwa Jiwa sifatnya kekal.

Sedangkan Aristoteles berpendapat bahwa tubuh bisa mati dan oleh sebab iu,maka jiwanya juga ikut
mati, dengan argumen bahwa ketika manusia mati, ia akan kehilangan kemampuan berfikir dan
berkehendak. Sehingga Aristoteles berpendapat bahwa jiwa tidak kekal.
Aristoteles bersebrangan dengan gurunya Plato tentang dualisme Jiwa dan tubuh.

[11/3, 19:26] Abdul Malik Farid Ruslan: # Perbedaan REALITAS menurut Plato dan Aristoteles.

Perbedaan REALITAS menurut Plato dan Aristoteles terlihat dari teori bentuk.

Plato berpendapat bahwa bentuk adalah objek abstrak, yang tidak terikat ruang dan waktu.
Menurutnya, bentuk hanya dapat diketahui melalui pikiran. Bukan melalui pengalaman indera. Selain
itu, karena mereka (bentuk) tidak berubah, bentuk memiliki tingkat realitas yang lebih tinggi daripada
melakukan hal-hal di dunia. Yang mana memungkinkan perubahan dan selalu masuk maupun ke luar
dari keberadaan.

Sedangkan Aristoteles berpendapat bahwa bentuk tidak ada secara independen dari segala sesuatu
menjadi bentuk secara langsung. Akan tetapi, bentuk "substansial" harus dikaitkan dengan sesuatu.
Tanpanya, jenis benda berbeda atau akan tidak ada sama sekali.

[11/3, 20:04] Abdul Malik Farid Ruslan: 3. # TELEOLOGI

Inti teleologi adalah bahwa segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu yang
didalamnya mengajarkan tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan,
akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses
perkembangan yang kesemuanya mengarah pada bukti penciptaan, bukti keberadaan Tuhan

[11/3, 20:12] Abdul Malik Farid Ruslan: # GERAK (PERUBAHAN)

Aristoteles meyakini bahwa gerak atau perubahan yang terjadi pada sesuatu adalah perubahan
bagian luar. Dengan kata lain, gerak selalu disebabkan oleh gaya (berupa tarikan atau dorongan),
gerobak bergerak karena ditarik oleh seekor kuda, kapal layar bergerak karena didorong oleh
angin. Jadi, gerak selalu disebabkan oleh gaya luar yang bekerja pada benda Jika pada benda
yang bergerak sama sekali tidak ada gaya luar yang bekerja maka suatu waktu benda akan
kembali ke keadaan alaminya, yaitu diam. Benda tidak mungkin bergerak karena dirinya sendiri.

[11/3, 20:19] Abdul Malik Farid Ruslan: # ETIKA

Menurutnya, etika mengacu pada upaya manusia untuk menemukan kebaikan terbaik yang dapat
mereka bangun. Baginya, semua manusia akan berusaha keras mencapai kebahagiaan mereka.
Aristoteles percaya bahwa kebahagiaan adalah aktivitas jiwa yang sifatnya paling mulia

[11/3, 20:36] Abdul Malik Farid Ruslan: 1. Sejujurnya belajar filsafat terasa mumet dikarenakan belum
terbiasa belajar berfikir secara mendalam, padahal Alloh sendiri dalam Al-Quran manganjurkan manusia
berfikir kritis dan mendalam. Saya pikir umat Islam akan kembali bangkit bila semua elemen umat tidak
hanya jadi pengekor tapi jadi sumber idea dengan membenahi cara berfikir.

Anda mungkin juga menyukai