Anda di halaman 1dari 10

KASUS KEPERAWATAN JIWA

Laki-laki dirawat di ruang akut RSJ. Saat dikaji, pasien tampak agresif, mondar-

mandir, dan berteriak-tereiak memaki istrinya, kadang membenturkan kepalanya.

Melihat perilaku pasien seperti itu, perawat memutuskan untuk mengikat/

merestrain pasien.

PERTANYAAN DAN JAWABAN

a. Apakah diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan

b. Apakah yang harus dilakukan perawat untuk mencegah malpraktik?

Sebelum melakukan tindakan kepada pasien, agar selalu dilakukan informed

consent. Pada kasus di ruang akut RSJ, perawat memutuskan untuk mengikat/

merestrain pasien, hal pertama yang dilakukan adalah informed consent

kepada keluarga pasien mengenai tujuan, manfaat, resiko tindakan yang akan

dilakukan. Kemudian perawat melakukan tindakan sesuai dengan SOP.

c. Apakah intervensi keperawatan yang harus dilakukan perawat?

1. Mengidentifikasi (penyebab, tanda dan gejala, PK yang dilakukan, akibat

risiko perilaku kekerasan). Membantu pasien cara mengontrol perilaku

kekerasan fisik 1 (tarik napas dalam). Menganjurkan memasukkan dalam

jadwal kegiatan
2. Mengevaluasi jadwal kegiatam harian pasien, Melatih pasien mengontrol

perilaku kekerasan fisik 2 (pukul bantal). Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

3. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. Melatih pasien mengontol

perilaku kekerasan dengan cara verbal. Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

4. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. Melatih pasien mengontrol

perilaku kekerasan dengan cara spiritual. Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. Menjelaskan cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat. Menganjurkan

pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.


LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN

A. Masalah Utama :

Perilaku kekerasan/ amuk

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri

sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk

mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.

2. Tanda dan Gejala :

a. Muka merah

b. Pandangan tajam

c. Otot tegang

d. Nada suara tinggi

e. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak

f. Memukul jika tidak senang

3. Penyebab Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga

diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian

diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal


diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan

negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal

mencapai keinginan.

4. Rencana respon

Rentang respon marah

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

a. Asertif

Klien mampu mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan

pengungkapan ini memberikan kelegaan serta tidak menimbulkan masalah

b. Frustasi

Klien gagal mencapai tujuan kepuasan/saat marah dan tidak dapat

menemukan alternatif

c. Pasif

Klien merasa tidak dapat mengungkapkan perasaannya,tidak berdaya dan

menyerah

d. Agresif

Klien mengepresikan secara fisik, tapi masih terkontrol, mendorong orang

lain dengan ancaman


e. Kekerasan/amuk

Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat dan hilang kontrol,disertai

amuk, merusak lingkungan

1) Tanda-tanda marah

a) Emosi : Tidak terpenuhi, tidak aman, rasa terganggu,

marah (dendam), jengkel

b) Fisik : Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek,

berkeringat, sakit fisik, penyalah gunaan zat,

tekanan darah meningkat

c) Intelektual : Mendemonasi, bawel, sarkasme, meremahkan dan

Berdebat

d) Spiritual : Merasa berkuasa, kebaikan diri, ragu-ragu, tidak

bermoral, kelakuat bejat, kreativitas terhambat

e) Sosial : Menarik diri, pengasingan, penolakan, ejekan

2) Faktor - faktor yang mempengaruhi marah

a) Frustasi

b) Hilangnya harga diri

c) Kebutuhan, status, prestasi yang tidak terpenuhi

d) Tegang, dendam dan sakit hati

e) Keperibadian
3) Faktor presdisposisi :

a) Psikologis : Frustasi, dianiaya, saksi penganiayaan

b) Perilaku : Sering melihat kekerasan di rumah atau diluar

rumah

c) Sosial budaya : Budaya tertutup, membalas secara diam – diam

(pasif agresif)

d) Bineurologis : Kerusakan secara limbik, lobus frontal, temporal

dan tidak keseimbangan neurotransmiter

4) Faktor prestisipati

Dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang

lain. Kondisi seperti kelemahan fisik (penyakit fisik). Keputusasaan,

ketidak berdayaan, percaya diri yang kurang. Situasi lingkungan yang

bising/berisik dan padat kritikan yang kearah pada penghinaan,

kehilangan orang yang dicintai, interaksi sosial yang propokatif dan

konflik dapat memicu perilaku kekerasan.


5. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan/amuk

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

6. Masalah keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

a. Masalah keperawatan :

1) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2) Perilaku kekerasan / amuk

3) Gangguan harga diri : harga diri rendah

b. Data yang perlu dikaji :

1) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

a) Data subjektif

Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain,

ingin membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak

lingkungannya

b) Data objektif

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,

melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang

disekitarnya
2) Perilaku kekerasan / amuk

a) Data Subjektif :

 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang

 Klien suka membentak dan menyerang orang yang

mengusiknya jika sedang kesal atau marah

 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya

b) Data Objektif

 Mata merah, wajah agak merah

 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai

 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan

tajam

 Merusak dan melempar barang barang

7. Diagnosa Keperawatan

Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan harga diri: harga

diri rendah

8. Rencana Tindakan

Diagnosa : Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep

diri : harga diri rendah

a. Tujuan Umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain

secara optimal

b. Tujuan khusus :

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya

2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki.

3) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

4) Klien dapat menetapkan/ merencanakan kegiatan sesuai

kemampuan yang dimiliki.

5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan

kemampuannya

6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, Ridhyalla. 2015. Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta: Goysen Publishing.

Keliat, et al. 2016. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic


Course). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai