Anda di halaman 1dari 2

Mata ujian : Filsafat Hukum

Nama : Naufal Zaqwan Aziz Alghoniy

NIM : 19110050

1. Aliran positivisme hukum telah memperkuat pelajaran legisme, yaitu suatu pelajaran yang
menyatakan bahwa tidak ada hukum diluar Peundang-undangan. Hakim legisme merupakan
hakim yang dipengaruhi oleh mazhab atau aliran positivisme hukum. Legisme merupakan suatu
aliran hukum yang merupakan dasar dari pengaplikasian sistem hukum Eropa Kontinental. Aliran
hukum ini berpegang kepada asas Lex Dura Sed Tamen Scripta yang tidak mentolerir penafsiran
hukum apapun selain dari sudut pandang tekstual.

2. von Savigny (1779–1861), seorang ahli hukum Jerman mengatakan bahwa hukum tidak perlu
dibuat karena hukum tumbuh bersama masyarakat. Artinya, hukum bukanlah suatu produk by-
design. Ia tumbuh mengikuti proses yang berjalan secara diakronik. Hukum di mata Savigny
tidak mengenal kata berhenti (cessation). artinya bahawa toeri hukum yang di keluarkan oleh
von savigniy terhadap masyarakat, yang dimana masyarakat harus mematuhi sebuah peraturan
hukum sejatinya peraturan yang di buat oleh pemerintah guna untuk kesejahteraan masyarakat
tersebut di buat oleh pemerintah bersama legeslatif. ini merupakan sebuah peraturan dinegara
yang menganut positivisme hukum. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk
dan beraneka budaya, agam dan istiadat. Karenanya ada berbagai hokum yang hidup didalam
masyarakat Indonesia. Misalkan hokum adat, dan hokum islam. Jadi sebelum Indonesia
merdeka, masyarakat Indonesia telah memiliki The Living Law, bahkan telah terjadi pluralism
hokum dimana setiap masyarakat hokum telah memiliki hokum masing-masing dengan corak
dan karakteristik tersendiri.

3. Menurut Hans Kelsen :

 Hans Kelsen dalam teorinya yakni teori hukum Murni adalah keinginan untuk
membebaskan ilmu hukum dari anasir-anasir atau unsur-unsur social, ekonomi, politik,
budaya dan lain sebagainya. Hukum diwajibkan bebas nilai, dan harus terbebas dan
tidak tercemari oleh unsur-unsur yang bersifat ideologis.
 Teori Stufenbau adalah teori mengenai sistem hukum oleh Hans Kelsen yang
menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga dengan kaidah
berjenjang di mana norma hukum yang paling rendah harus berpegangan pada norma
hukum yang lebih tinggi, dan kaidah hukum yang tertinggi (seperti konstitusi) harus
berpegangan pada norma hukum yang paling mendasar (grundnorm). Menurut Kelsen
norma hukum yang paling dasar (grundnorm) bentuknya tidak konkret (abstrak)

4. Sociological Jurisprudence merupakan salah satu aliran dalam filsafat hukum. Aliran ini
memandang bahwa hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di
masyarakat. sociological jurisprudence berpegang kepada pendapat pentingnya baik akal
maupun pengalaman. Padangan ini berasal dari pada masing-masing aliran (maksudnya
positivisme hukum dan mazhab sejarah) ada kebenarannya. Hanya hukum yang sanggub
menghadapi ujian akan dapat hidup terus. Yang menjadi unsur-unsur kekal dalam hukum itu
hanyalah pernyataan-pernyataan akan yang berdiri sendiri di atas pengalaman dan diuji oleh
pengalaman. Tak ada sesuatu yang dapat bertahan sendiri di dalam sistem hukum. Hukum
adalah pengalaman yang diatur dan dikembangkan oleh akal, yang diumumkan dengan wibawa
oleh badan-badan yang membuat undang-undang atau mensahkan undang-undang dalam
masyarakat yang berorganisasi politik dan dibantu oleh kekuasaan masyarakat itu.

5. Aliran Sociological Jurisprudence mengemukakan bahwa hukum positif yang ditetapkan oleh
penguasa adalah baik jikalau sesuai dengan hukum yang lahir (tumbuh) dalam masyarakat (living
law). Oleh sebab itu, aliran ini mencanangkan inti pokok gagasannya yaitu bahwa “Hukum yang
baik adalah hukum yang sesuai dengan hokum yang hidup di masyarakat

6. Law as a tool of sosial engineering merupakan teori yang dikemukakan oleh Roscoe Pound, yang
berarti hukum sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat, dalam istilah ini hukum diharapkan
dapat berperan merubah nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Dengan cara bahwa norma-norma
hukum itu mengikat, bahwa orang harus berbuat sesuai dengan yang diharuskan oleh
normanorma hukum., bahwa orang harus mematuhi dan menerapkan norma-norma hukum.
Efektifitas hukum berarti bahwa orang benar-benar berbuat sesuai dengan norma-norma
hukum sebagaimana mereka harus berbuat, bahwa norma-norma itu benar-benar diterapkan
dan dipatuhi.

Anda mungkin juga menyukai