Anda di halaman 1dari 17

Vol. 2 No.

2 (2019)

STRATEGI PENGUATAN KOMPETENSI SDM TEKNOLOGI


INFORMASI&KOMUNIKASI (TIK) DALAM MENGOPTIMALKAN
PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN
BERBASIS ELEKTRONIK (SPBE)
Ludi Awaludin
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Bandung Barat
ludiawaludin28@gmail.com

Doi:

Abstract
Governance based on the development of information technology and innovation requires
human resources who have competence in the application of Electronic Based Government
Systems (SPBE), namely the administration of government that utilizes information and
communication technology to provide services to SPBE Users. Strategy Improvement of
human resource (HR) competence in Information & Communication Technology (ICT) at
the Department of Communication and Information and Statistics of West Bandung
Regency is done through e-learning methods on computer network competence,
programming competence and Multimedia competence. Implementation through the
learning of e-learning methods, especially with the introduction of Electronic-Based
Government System (SPBE), obtained an average of 9.09 results, which shows that the
introduction of SPBE has succeeded in increasing the competence of HR in Information &
Communication Technology (ICT) at the Office of Communication and Information
Technology and Statistics of West Bandung Regency.

Keywords: HR Competency, e-learning Method, Electronic-Based Government System


(SPBE).

Abstrak
Tata kelola pemerintahan berbasis pengembangan teknologi informasi dan inovasi
diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam penerapan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yaitu penyelenggaraan pemerintahan yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada
Pengguna SPBE. Stategi Peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Teknologi
Informasi & Komunikasi (TIK) pada Dinas Kominfo dan statistik Kabupaten Bandung
Barat dilakukan melalui metode e-learning pada kompetensi jaringan komputer,
kompetensi pemograman dan kompetensi Multimedia. Implementasi melalui pembelajaran
metode e-learning yang dilakukan, khususnya dengan materi pengenalan sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) diperoleh hasil rata-rata 9,09, yang
menunjukkan bahwa pengenalan SPBE berhasil meningkatkan kompetensi SDM Teknologi
Informasi & Komunikasi (TIK) di Dinas Kominfo dan Statistik Kabupaten Bandung Barat.

118
Vol. 2 No. 2 (2019)

Kata Kunci: Kompetensi SDM, Metode e-learning, Sistem Pemerintahan Berbasis


Elektronik (SPBE).

I. Pendahuluan dinamis menuntut perluasan dan


Dalam rangka mewujudkan tata kelola pendalaman kompetensi teknis yang
pemerintahan yang baik berbasis memadai dalam mendukung penerapan
pengembangan teknologi informasi dan SPBE di Kabupaten Bandung Barat.
inovasi diperlukan sumber daya manusia Untuk memperkuat kompetensi SDM
sebagai aset yang paling penting dan pada Dinas Kominfo dan statistik dalam
berharga serta merupakan faktor yang rangka mendukung penerapan SPBE di
sangat sentral dalam organisasi. Apapun Kabupaten Bandung Barat diperlukan
bentuk dan tujuannya, organisasi dibuat Strategi Penguatan Kompetensi SDM
berdasarkan berbagai visi untuk Teknologi Informasi & Komunikasi
kepentingan manusia yang dalam (TIK) yang diharapkan dapat menjadi
pelaksanaannya dikelola dan diurus salah satu solusi untuk mengoptimalkan
oleh manusia. Dengan demikian Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis
manusia merupakan faktor yang sangat Elektronik (SPBE) di Kabupaten
strategis dalam semua kegiatan Bandung Barat.
organisasi. Dinas Komunikasi, Informatika dan
Revolusi teknologi informasi dan Statistik Kabupaten Bandung Barat
komunikasi (TIK) memberikan peluang merupakan Perangkat Daerah tipe C yang
bagi pemerintah untuk melakukan inovasi menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam rangka peningkatan SDM melalui bidang Komunikasi, Informatika, Statistik
penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis dan Persandian yang dibentuk
Elektronik (SPBE) yaitu penyelenggaraan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9
pemerintahan yang memanfaatkan Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
teknologi informasi dan komunikasi Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
untuk memberikan layanan kepada Bandung Barat.
Pengguna SPBE. Berdasarkan Peraturan Bupati
Dalam pelaksanaannya layanan Kabupaten Bandung Barat Nomor 62
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
(SPBE) di Kabupaten Bandung Barat Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
masih menghadapi berbagai Kerja Dinas Komunikasi Informatika dan
permasalahan terutama dalam tatakelola Statistik, disebutkan bahwa Dinas
manajemen SDM SPBE dimana adanya Komunikasi Informatika dan Statistik
keterbatasan jumlah pegawai ASN yang Kabupaten Bandung Barat mempunyai
memiliki kompetensi teknis teknologi tugas pokok membantu Bupati
informasi dan komunikasi (TIK) sehingga melaksanakan urusan Pemerintahan
optimalisasi pegawai non struktural Daerah bidang Komunikasi, Informatika,
khususnya pada Dinas Kominfo dan Statistik dan Persandian yang menjadi
Statistik diperlukan dalam mendukung kewenangan Daerah dan tugas
penerapan SPBE. Begitupun dengan pembantuan yang diberikan kepada
Perkembangan teknologi informasi dan daerah.
komunikasi (TIK) yang begitu cepat dan

119
Vol. 2 No. 2 (2019)

Dalam rangka membantu Bupati III. Tinjauan Pustaka


melaksanakan urusan pemerintahan 1. Manajemen Sumber Daya
bidang komunikasi dan informatika, Manusia (SDM)
bidang statistik, dan bidang persandian Manajemen sumber daya manusia
yang menjadi kewenangan daerah dan (human resouces management) adalah
tugas pembantuan yang ditugaskan pendayagunaan, pengembangan,
kepada daerah, maka strategi perumusan penilaian, pemberian balas jasa, dan
kebijakan organisasi pada bidang pengelolaan individu anggota organisasi
komunikasi dan informatika, bidang atau kelompok pekerja (Henry Simamora,
statistik dan bidang persandian diarahkan 2001 :3). Manajemen SDM pada
pada terwujudnya visi – misi Bupati dan organisasi pemerintahan memegang peran
Wakil Bupati Bandung barat Tahun 2018- penting dan strategis dalam tugas dan
2023. fungsinya terhadap pelayanan
Berdasarkan hasil Forum Grup masyarakat.
Discussion (FGD) yang menggunakan
metode Root Cause Analysis (RCA), 2. Kompetensi Sumber Daya
adanya faktor kausal dan alasan apa yang Manusia (SDM)
benar-benar menjadi dasar kemunculan TIK di Indonesia sebagai bidang yang
masalah dalam penerapan Sistem relatif belum terlalu lama dikenal pastinya
Pemerintahan Berbasis Elektronik, yaitu : perlu mengembangkan kualitas SDM nya.
1. Pemahaman pegawai terhadap Untuk itu perlu disusun Strategi
SPBE masih rendah Pengembangan SDM TIK. Penyusunan
2. Support kinerja dalam penerapan Strategi Pengembangan SDM TIK
SPBE kurang maksimal bertumpu pada keselarasan dan
3. Organisasi tidak memiliki staf PNS, kolaborasi antara pemerintah, akademik,
mayoritas tenaga non PNS dengan industri, dan masyarakat dalam
beragam latar belakang pendidikan pengembangan SDM TIK termasuk
4. Keterbatasan kompetensi terutama pemberdayaan TIK sehingga
bidang teknologi informasi dan pembangunan TIK dapat dilakukan
komunikasi (TIK) dalam secara komprehensif dan tepat sasaran.
menatakelola manajemen SPBE Jika pembangunan TIK oleh pemerintah
dilakukan secara otonomi sampai unit
II. Identifikasi masalah organisasi terendah tanpa keselarasan dan
1. Bagaimana pemahaman sumber kolaborasi dengan akademik dan industri,
daya manusia (SDM) bidang TIK hal ini dapat menyebabkan tidak
Dinas Kominfo dan Statistik dalam terintegrasinya kompetensi SDM TIK
penerapan Sistem Pemerintah secara menyeluruh. Strategi ini memiliki
Berbasis Elektronik (SPBE) 5 sasaran yang mana setiap sasaran
2. Bagaimana Strategi peningkatan memiliki beberapa indikator untuk
kompetensi sumber daya manusia pencapaiannya yaitu:
(SDM) bidang TIK Dinas Kominfo 1. Meningkatkan kapasitas SDM TIK
dan Statistik dalam rangka dari segi keahlian dan pendidikan
optimalisasi penerapan SPBE. a. Rata-rata tingkat pendidikan
SDM TIK meningkat.

120
Vol. 2 No. 2 (2019)

b. Sertifikasi dan kompetensi SDM c. Memfasilitasi dan mendukung


TIK meningkat. pengembangan dan
c. Mengembangkan pendidikan dan pemberdayaan cluster bidang
pelatihan berbasis SKKNI di keahlian TIK yang beragam di
pusat-pusat diklat dan LSP. Indonesia.
d. Meningkatkan penyediaan 5. Mengembangkan pemberdayaan
beasiswa di bidang TIK. SDM TIK dalam inovasi,
e. Menggunakan TIK dengan lebih pengembangan, dan penyediaan
produktif. produk dan jasa terkini.
2. Membentuk SDM TIK yang gesit, a. Memfasilitasi pengelolaan
fleksibel, dan berpandangan ke (termasuk men-trigger)
depan intellectual property, termasuk
a. Mengembangkan kerjasama paten, copyright, trademark, dan
dengan Centre of Excellence di desain industri di bidang TIK.
bidang TIK baik di dalam b. Memfasilitasi dan mendukung
maupun di luar negeri. (termasuk men-trigger)
b. Mengembangkan pemberdayaan kreativitas dalam berinovasi dan
Technology Centre sebagai pusat mengembangkan produk dan
inkubator bisnis TIK. jasa di bidang TIK.
3. Meningkatkan literasi TIK pada c. Aktif dalam menyelenggarakan
masyarakat umum ajang lomba dan pertunjukan
a. Mengintegrasikan TIK ke (exhibition) inovasi dan riset di
kurikulum di sekolah. bidang TIK.
b. Memfasilitasi pelatihan TIK
dasar untuk masyarakat. Kementerian Kominfo mengeluarkan
c. Meningkatkan pelatihan TIK Peraturan Menteri Komunikasi dan
untuk para pengajar di sekolah. Informatika Republik Indonesia Nomor
d. Meningkatkan akses masyarakat 24 Tahun 2015 tentang Pemberlakuan
ke fasilitas TIK, seperti Standar Kompetensi Kerja Nasional
komputer dan internet. Indonesia Bidang Komunikasi dan
e. Memanfaatkan TIK dengan lebih Informatika. Didalam pasal 5 terdapat
bijak. aturan sebagai berikut :
4. Mengembangkan kemampuan a. SKKNI Bidang Kominfo harus
teknis yang beragam pada diberlakukan terhadap tenaga
komunitas TIK di industri, kerja industri, baik tenaga kerja
pemerintah, dan akademisi Indonesia maupun Tenaga Kerja
a. Membentuk dan Asing, yang keahlian atau
mengembangkan database keterampilannya di bidang
expert bidang keahlian dari SDM komunikasi dan informatika.
TIK yang beragam di Indonesia. b. SKKNI Bidang Kominfo berlaku
b. Membentuk dan secara nasional.
mengembangkan cluster bidang c. Dalam hal SKKNI Bidang
keahlian TIK yang beragam di Kominfo tidak dilaksanakan
Indonesia. sesuai ketentuan, maka

121
Vol. 2 No. 2 (2019)

dikenakan sanksi sesuai Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2012


ketentuan peraturan perundang- tentang Tata Cara Penetapan Standar
undangan. Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
Didalam Pasal 6 ayat 2 terdapat Saat ini masih belum tersedia aturan
kewajiban pemberlakuan SKKNI bagi pelaksanan UU Nomor 7 Tahun 2014
tenaga kerja, yang berbunyi : tentang Perdagangan terutama mengenai
Pemberlakuan SKKNI Bidang Kominfo kewajiban dan pengenaan sanksi terhadap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyedia jasa yang tidak memiliki tenaga
dilakukan secara bertahap, dengan teknis yang kompeten.
menggunakan perhitungan sebagaimana
berikut, untuk: 3. Sistem Pemerintahan Berbasis
a. tahun kesatu pemberlakuan Elektronik
wajib, 20% (dua puluh Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
perseratus) dari total tenaga kerja merupakan upaya berkesinambungan
yang menjadi obyek dalam pembangunan aparatur negara
pemberlakuan SKKNI Bidang untuk mewujudkan bangsa yang berdaya
Kominfo yang telah ditetapkan; saing. Pada akhir tahun 2025 diharapkan
b. tahun kedua pemberlakuan pemerintah sudah berhasil mencapai
wajib, 40% (empat puluh keterpaduan SPBE baik di dalam dan
perseratus) dari total tenaga kerja antar Instansi Pusat dan Pemerintah
yang menjadi obyek Daerah, dan keterhubungan SPBE antara
pemberlakuan SKKNI Bidang Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah.
Kominfo yang telah ditetapkan; Dengan SPBE yang terpadu, diharapkan
c. tahun ketiga pemberlakuan akan menciptakan proses bisnis
wajib, 60% (enam puluh pemerintahan yang terintegrasi antara
perseratus) dari total tenaga kerja Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah
yang menjadi obyek sehingga akan membentuk satu kesatuan
pemberlakuan SKKNI Bidang pemerintahan yang utuh dan menyeluruh
Kominfo yang telah ditetapkan; serta menghasilkan birokrasi
d. tahun keempat pemberlakuan pemerintahan dan pelayanan publik yang
wajib, 80% (delapan puluh berkinerja tinggi.
perseratus) dari total tenaga kerja Untuk mencapai hal tersebut, setiap
yang menjadi obyek Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah
pemberlakuan SKKNI Bidang perlu melakukan transformasi paradigma
Kominfo yang telah ditetapkan; dan proses dalam konteks
e. tahun kelima pemberlakuan penyelenggaraan pemerintahan,
wajib, 100% (seratus pelayanan publik berbasis elektronik,
perseratus) dari total tenaga dukungan TIK dan SDM.
kerja yang menjadi obyek Perkembangan TIK yang sangat
pemberlakuan SKKNI Bidang pesat memberi peluang inovasi TIK
Kominfo yang telah ditetapkan. dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Peraturan menteri ini merujuk pada Diharapkan pemanfaatan TIK yang
ketentuan Pasal 4 ayat (2) huruf c efektif dan efisien dapat dicapai melalui
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan integrasi infrastruktur, sistem aplikasi,

122
Vol. 2 No. 2 (2019)

keamanan informasi, dan layanan TIK. Dalam upaya menerapkan SPBE di


Tren TIK di masa depan dapat diadopsi Kabupaten Bandung Barat, secara
secara selektif yang disesuaikan dengan suprastruktur sebetulnya sudah sangat
kondisi lingkungan internal dan eksternal. mendukung, Organisasi telah memiliki
SDM di bidang TIK memegang regulasi terkait SPBE, yaitu RPJMD,
peranan paling penting untuk Renstra Dinas, Perda No. 4 Tahun 2019
mewujudkan SPBE yang terpadu dan tentang Penyelenggaraan Komunikasi,
berkesinambungan. Diharapkan pegawai Informatika dan Statistik, Perbup No. 9
ASN di instansi pemerintah memiliki Tahun 2017 tentang Pengembangan
kepemimpinan dan kompetensi teknis Pemerintahan Berbasis Elektronik Di
TIK memiliki tingkat literasi SPBE yang Lingkungan Pemerintah Daerah dan SK
memadai sehingga layanan SPBE dapat Bupati tentang Nomor : 188.45/Kep. 286
diselenggarakan dan dimanfaatkan – Diskominfotik/2017 Tentang
dengan optimal. Kepemimpinan SPBE Pembentukan Komite Teknologi
diharapkan memiliki karakteristik sebagai Informasi dan Komunikasi di Lingkungan
berikut: Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
a. Kolaboratif yaitu kepemimpinan Berdasarkan hasil evaluasi SPBE saat ini,
yang meninggalkan ego sektoral Kabupaten Bandung Barat mendapat
dan mendorong penggunaan predikat baik dengan nilai 2,61.
sumber daya secara bersama di Penyelenggaraan Sistem
dalam instansi pemerintah dan Pemerintahan Berbasis Elektronik diatur
antar instansi pemerintah untuk dalam Peraturan Presiden Nomor 95
mencapai tujuan bersama; dan Tahun 2018 yang mencakup ruang
b. Inovatif yaitu kepemimpinan lingkup pengaturan berikut :
yang mampu mendorong 1) Tata Kelola SPBE;
pelaksanaan spbe berorientasi 2) Manajemen SPBE;
pada efisiensi, efektivitas, dan 3) Audit Teknologi Informasi dan
manfaat yang bernilai tinggi. Komunikasi;
Kompetensi teknis SPBE diharapkan 4) Penyelenggara SPBE;
dimiliki oleh pegawai ASN yang terlibat 5) Percepatan SPBE; dan
dalam pelaksanaan SPBE antara lain 6) Pemantauan dan evaluasi SPBE.
dalam bidang perencanaan SPBE,
rekayasa proses bisnis pemerintahan, Dinas Komunikasi, Informatika dan
pengelolaan TIK yang terintegrasi, aman, Statistik Kabupaten Bandung Barat yang
dan andal, dan pengelolaan layanan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
inovatif, adaptif dan responsif. Budaya bidang Komunikasi, Informatika, Statistik
SDM dikembangkan untuk mewujudkan dan Persandian melaksanakan
SDM aparatur yang mampu berfikir pengelolaan SPBE sebagai upaya untuk
kreatif, sistemik, berwawasan global, mengembangkan penyelenggaraan
memiliki etos kerja yang tinggi, mampu kepemerintahan yang memanfaatkan TIK
mengelola perubahan lingkungan dalam rangka meningkatkan kualitas
strategis, dan memberikan pelayanan layanan publik secara efektif dan efisien.
proaktif yang sesuai dengan kebutuhan Sebagaimana Peraturan Presiden
masyarakat. Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem

123
Vol. 2 No. 2 (2019)

Pemerintahan Berbasis Elektronik dikembangkan secara bebas, dan


(SPBE) disebutkan bahwa tata Kelola anggota-anggotanya secara terus menerus
SPBE dilaksanakan sebagai kerangka belajar bagaimana organisasi itu
kerja yang memastikan terlaksananya mengembangkan belajar bersama-sama
pengaturan, pengarahan, dan (Senge,1990:3).
pengendalian dalam penerapan SPBE Marquardt mendefinisikan learning
secara terpadu. organization secara sistematis yaitu
Lebih dari pada itu, dalam Perpres suatu organisasi yang belajar secara kuat
tersebut diatur didalamnya mencakup dan kolektif dan mentransformasikan
juga tentang pengaturan manajemen secara terus menerus organisasinya
sumber daya manusia. Manajemen untuk mengoleksi, mengelola, dan
sumber daya manusia dalam penerapan menggunakan pengetahuan secara lebih
SPBE dilakukan dalam rangka baik untuk kesuksesan institusinya.
memastikan ketersediaan dan kompetensi. Learning organization memberdayakan
orang di dalam dan di luar organisasinya
4. Strategi Pemberdayaan untuk belajar seperti mereka bekerja
Organisasi Pembelajaran (1996: 234).
Penguatan kompetensi SDM bidang TIK Menurut Marquardt (2002:23-24)
dapat dilakukan dengan cara membentuk bahwa dalam membangun learning
organisasi pembelajaran di lingkungan organization tidak mungkin dapat
internal Dinas Komunikasi, Informatika dilakukan tanpa memahami dan
dan Statistik. mengembangkan lima bagian dari model
Dalam era globalisasi saat ini, sistem learning organization yang saling
organisasi harus dapat mengubah secara berhubungan. Kelima bagian dari model
terus menerus dan kreatif, mencari ide sistem learning organization yaitu:
dan kesempatan yang baru dengan cara pembelajaran (learning), organisasi
melakukan pembelajaran dalam (organization), orang (people),
institusinya, sehingga menjadi organisasi pengetahuan (knowledge), dan teknologi
pembelajaran (learning organization). (technology). Kelima bagian dari sistem
Konsep organisasi pembelajaran learning organization itu perlu
(learning organization) dibuat populer menopang secara aktif, sehingga
pada awal tahun 1990an oleh Peter Senge mengembangkan terus pembelajaran
dalam bukunya The fifth discipline. organisasional dan mencapai
Konsep ini menginformasikan bahwa keberhasilan organisasi selanjutnya.
suatu organisasi dapat bertahan dan Adapun model sistem learning
menjadi sukses, apabila organisasi organization dapat ditunjukkan pada
tersebut menjadi learning organization Gambar 1. berikut ini.
(Senge, 1990:14). Learning organization
merupakan suatu organisasi yang setiap
anggotanya secara terus menerus
meningkatkan kemampuannya untuk
menciptakan hasil yang benar-benar
diinginkan, pola pikir baru yang ekspansif
ditumbuhkan, aspirasi bersama

124
Vol. 2 No. 2 (2019)

Gambar 3.1 Model Sistem Lea rn ing Gambar 3.2


Organization Aspek Pembelajaran dalam Learning
Organization
Gambar tersebut menunjukkan
bahwa empat bagian dari model sistem IV. Metodologi
learning organization yaitu: organisasi 1. Metode Penelitian
(organization), orang (people), Metode yang digunakan adalah metode
pengetahuan (knowledge), dan teknologi Eksperimen, yaitu suatu penelitian yang
(technology) diperlukan untuk berusaha mencari pengaruh variabel
meningkatkan dan memperluas bidang tertentu terhadap variabel yang lain dalam
pembelajaran (learning), sehingga dapat kondisi yang terkontrol secara ketat.
menyerap empat bagian tersebut. Semua Variabel independennya dimanipulasi
bagian dari model sistem learning oleh peneliti
organization itu merupakan aspek-aspek
yang sangat diperlukan dalam 2. Teknik Pengumpulan data
membangun dan memelihara learning Pengumpulan Data dilakukan
organization. Kelima bagian itu saling melalui :
berhubungan dan saling melengkapi a. Observasi Partisipan
secara dinamis satu dengan yang lain. b. Wawancara dengan para
Jika ada satu bagian yang lemah, maka stakeholder terkait, yaitu
bagian lainnya dapat disesuaikan dan Stakeholder Internal
dikompromikan secara signifikan. 1) Sekretaris Dinas
Dalam bagian pembelajaran ini 2) Kepala Bidang Aplikasi
mengacu pada tiga aspek, yaitu: (1) Informatika Pemerintahan
ketrampilan pembelajaran, (2) tingkat 3) Kepala Bidang Informasi dan
pembelajaran, dan (3) jenis Komunikasi Publik
pembelajaran. Ketiga aspek ini sangat 4) Kepala Sub Bagian
penting bagi learning organization Kepegawaian dan Umum
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2 5) Kepala Seksi Informasi dan
berikut ini. Komunikasi Publik
6) Kepala Seksi Infrastruktur
dan Teknologi

125
Vol. 2 No. 2 (2019)

7) Kepala Seksi Manajemen seluruh pegawai pada Dinas


Data dan Pengembangan Kominfo dan Statistik Kabupaten
Aplikasi Bandung Barat sebagai responden,
8) Kepala Seksi Layanan E- berjumlah 41 orang.
Government 4. Teknik Analisis data
Stakeholder Eksternal Dilakukan melalui tahapan sebagai
1) Sekretaris Daerah berikut :
2) Kepala Badan Perencanaan - Melakukan Pre- test
Pembangunan, Penelitian dan - Melaksanakan KBM melalui
Pengembangan Daerah metode e-learning
3) Kepala Badan Kepegawaian - Melaksanakan Post-test
dan Pengembangan SDM - Melaksanakan Evaluasi
4) Balai Pelatihan dan pembelajaran
Pengembangan TIK Cikarang
Kemenkominfo RI V. Pembahasan
5) Balai Pengembangan Sumber 1. Pemahaman sumber daya
Daya Manusia dan Penelitian manusia (SDM) bidang TIK Dinas
Komunikasi dan Informatika Kominfo dan Statistik dalam
(BPSDMP penerapan Sistem Pemerintah Berbasis
Kominfo) Bandung Elektronik (SPBE)
Kemenkominfo RI Kondisi eksisting penerapan Sistem
6) PT. Telkom Indonesia Pemerintahan Berbasis Elektronik pada
7) LKBN ANTARA Dinas Kominfo dan Statistik Kabupaten
c. Focus Group Discussion (FGD) Bandung Barat, berdasarkan hasil forum
3. Populasi dan Sampel grup discussion yang menggunakan
Penelitian dilakukan dengan metode Root Cause Analysis (RCA)
menggunakan teknik sensus, yaitu digambarkan dalam tabel berikut :

Tabel Hasil Forum Grup Discussion dengan Menggunakan Metode RCA


NO. SEBAB AKIBAT ALASAN
YANG MEMPENGARUHI
1. Dalam upaya mengoptimalkan Dampaknya sebagai - Bidang IKP memiliki beban
pelaksanaan SPBE, masalah berikut : kerja yang terlalu tinggi
yang dihadapi kinerja - Akselerasi organisasi terkait dengan 3
organisasi berkenaan dengan menjadi lambat. penyelenggaraan
aspek kelembagaan, SDM, - Organisasi tidak akan kewenangan/urusan
sarana prasarana pendukung mampu pemerintahan
dan penganggaran. mengantisipasi Persandian(keamanan
Gejalanya : perkembangan Informasi), penyelenggaraan
- Kelembagaan dinas masih dinamika ke depan Statistik Sektoral dan Bidang
bertipe C dengan hanya IKP sendiri, sehingga
memiliki 2 bidang dan 6 akselerasinya lambat.
seksi, sehingga - Dinas hanya memiliki 13
kapasitasnya terlalu kecil PNS, 11 merupakan pejabat
untuk mengakselerasikan structural, 2 orang staf
implementasi SPBE. fungsional (hanya 2 orang

126
Vol. 2 No. 2 (2019)

- Organisasi tidak memiliki yang berbasis kompetensi IT)


staf PNS mayoritas tenaga dan 41 Non PNS PTT (hanya
PTT yang sedikit memiliki 9 orang yang berbasis
latar belakang kompetensi kompetensi IT) sehingga
teknologi informasi. kuantitas & kualitasnya
- Sarana prasarana belum memadai walaupun
pendukung organisasi sudah ditunjang 3 tenaga
kurang memadai. programer.
- Pembiayaan sudah terukur - Sarana ruang perkantoran
sesuai RPJMD dan terlalu kecil dan kurang
Renstra, namun nilainya nyaman, masih belum
masih belum sesuai memiliki ruang rapat, ruang
indikasi kebutuhan. studio/laboratorium, gudang,
ruang server yang memadai,
apalagi ketika harus
menampung perkembangan
aktivitas organisasi ke depan
seperti rencana membuat
command center.
- Alokasi penganggaran sudah
tersedia, namun pembiayaaan
untuk peralatan dan
pengembangan infrastruktur
nilai harganya selalu naik
sehingga terkadang untuk
menutupinya mengganggu
kebutuhan opersional dinas.
2. Dalam upaya menerapkan Dampaknya sebagai Kondisi di atas faktanya sebagai
SPBE, secara supra struktur berikut : berikut :
sebetulnya sudah sangat - Manajemen dan tata - Ruang lingkup
mendukung, Organisasi telah kelola SPBE belum penyelenggaraan SPBE yang
memiliki regulasi terkait optimal dilaksanakan. meliputi: Tata Kelola SPBE,
SPBE, yaitu RPJMD, Renstra - Sehingga proses Manajemen SPBE, Audit
Dinas, Perda No. 4 Tahun koordinasi menjadi Teknologi Informasi dan
2019 tentang Penyelenggaraan sulit dilakukan. Komunikasi, penyelenggara
Komunikasi, Informatika dan - Belum mendapat SPBE, percepatan SPBE dan
Statistik, Perbup No. 9 Tahun kepercayaan (trust) pemantauan dan evaluasi
2017 tentang Pengembangan yang besar dari SPBE belum dirumuskan dan
Pemerintahan Berbasis perangkat daerah lain dijelaskan dalam Perbup.
Elektronik Di Lingkungan sebagai costumer. - SK BUpati Nomor :
Pemerintah Daerah dan SK 188.45/Kep. 286 –
Bupati tentang Nomor : Diskominfotik/2017 Tentang
188.45/Kep. 286 – Pembentukan Komite
Diskominfotik/2017 Tentang Teknologi Informasi Dan
Pembentukan Komite Komunikasi Di Lingkungan
Teknologi Informasi Dan Pemerintah Kabupaten
Komunikasi Di Lingkungan Bandung Barat belum
Pemerintah Kabupaten diselaraskan dengan cakupan
Bandung Barat. yang tertuang dalam
Namun permasalahannya ketentuan SPBE.
adalah : - Pada Tahun ini tidak
- Perbup & SK Bupati diakomodir anggaran

127
Vol. 2 No. 2 (2019)

tersebut harus direviu kegiatan diseminasi atau


kembali sesuai Perda dan sosialisasi terkait dengan
Pedoman SPBE. ketentuan SPBE termasuk
- Ketentuan Perda No. 4 Tahun 2019
penyelenggaraan SPBE tentang Penyelenggaraan
belum banyak dipahami Komunikasi, Informatika dan
oleh pemangku tugas pada Statistik.
setiap perangkat daerah, - Manajemen & tata kelola
termasuk pada internal system informasi termasuk
organisasi Diskominfotik. pemanfaatan jaringan
- Masih banyak perangkat internet belum berjalan
daerah yang belum secara sinergis & sulit
memahami peran dan diintegrasikan, contohnya
kedudukan organisasi integrasi proses bisnis
dinas. perencanaan –
Gejalanya : penganggaran-pelaporan –
- Terdapat banyak pengawasan (audit)
ketentuan SPBE yang
belum diatur secara jelas
dalam Perbup & SK
Bupati tersebut.
- Sampai saat ini belum
dilakukan diseminasi atau
sosialisasi yang berkenaan
dengan ketentuan SPBE
termasuk Perda No. 4
Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan
Komunikasi, Informatika
dan Statistik.
- Bahkan banyak di internal
organisasi yang belum
memahaminya juga.
- Perangkat Daerah banyak
yang belum paham
mengenai tata kelola
infrastruktur IT dan
pemamfaatan aplikasi atau
system informasi lainnya.

3. Masalah yg dihadapi seksi Dampak yang dirasakan Bukti/Fakta yang berkenaan


Infrastruktur dan teknologi terhadap kinerja adalah dengan masalah tsb :
berkaitan dengan penerapan sebagai berikut : - Data Center belum terstandar
SPBE adalah bahwa SPBE - Banyaknya baik Mutu maupun Security
memerlukan Teknologi Maintenance dan - Belum terbangunnya
Informasi yang memadai, yaitu Troubleshooting pada Jaringan Fiber Optic dan
: Data Center Area Blank Spot
- Pusat Data (Data Center) - Banyaknya - Jaringan (Area Network)
yang terstandar Maintenance dan yang terpisah
- Jaringan Intra Pemerintah Troubleshooting pada - Perbedaan Platform OS
dan Stakeholder Jaringan (Linux ,Windows dsb.)
pendukung lainnya - Perbedaan Maupun Database

128
Vol. 2 No. 2 (2019)

- Sistem Infrastruktur Jaringan,Platform dan (MySQL,Windows Server


Layanan Pemerintah Security memerlukan dll)
berbasis Sharing System penyelarasan - Perangkat Security (firewall)
Masalah lainnya : Teknologi yang belum terstandar
- SDM yang mempunyai simultan
kompetensi.
- Infrastruktur Cadangan
- Diperlukannya DRC (Data
Recovery Center)
4. Masalah yang dirasakan Dampak yang dirasakan Faktanya, terdapat aplikasi yang
berkenaan dengan pemahaman banyaknya aduan terkait tidak terintegrasi dengan server
penerapan SPBE oleh layanan Diskominfotik Diskominfotik, banyaknya
pimpinan dan stakeholder di (jaringan dan aplikasi) pegawai yang tidak memahami
Pemerintah Daerah yang proses bisnis suatu aplikasi
mengakibatkan dukungan sehingga menjadi tidak efisien
melalui penerapan kebijakan dan efektif.
serta anggaran belum memadai
untuk implementasi SPBE di
Kabupaten Bandung Barat.
Salah satu gejalanya antara
lain penerapan standar ruang
server belum memadai,
Terdapat banyak Perangkat
Daerah yang
membuat/mengembangkan
aplikasi tanpa koordinasi
dengan Diskominfotik, belum
adanya backup dan
contingency plan, pemahaman
pegawai terhadap SPBE masih
rendah.
5. Masalah yang dihadapi seksi Dampak apa yang Bukti atau fakta berkenaan
persandianberkaitan dengan dirasakan dengan adanya dengan masalah tersebut
penerapan SPBE adalah masalah tersebut diantaranya pelaksanaan program
sebagai berikut : diantaranya manajemen dan kegiatan masih sangat
- Tupoksi saat ini sudah keamanan informasi yang terbatas yang dapat dilakukan
tidak relevan dengan meliputi penetapan ruang dalam penyelenggaraan seksi
regulasi terbaru dan lingkup, penetapan persandian (keamanan informasi)
tuntutan kinerja sesuai penanggung jawab,
regulasi tersebut. perencanaan, dukungan
- Sesuai regulasi terbaru pengoperasian, evaluasi
penyelenggaraan kinerja, dan perbaikan
persandian cenderung berkelanjutan terhadap
terarah pada keamanan keamanan informasi
informasi terkait dalam SPBE belum terasa
keamanan system dilaksanakan .
informasi dan jaringan
infrastruktur teknologi
informasi.
- Sehingga rumpun
persandian perlu direviu
tidak dalam Bidang IKP

129
Vol. 2 No. 2 (2019)

tetapi masuk ke Bidang


Aptika.
Gejalanya :
- Support kinerja dalam
penerapan SPBE kurang
maksimal.
- Adanya keterbatasan
kompetensi dalam
menatakelola manajemen
keamanan informasi.
- Tidak memiliki staf yang
berkompetensi keamanan
informasi
6. Masalah yang dihadapi Dampak yang dirasakan Fakta dari masalah tersebut
berkaitan dengan penerapan dengan adanya masalah akhirnya melakukan kerjasama
SPBE adalah manajemen data tersebut pembiayaan untuk dengan pihak BPS atau perguruan
yang mencakup proses setiap melaksanakan tinggi sebagai terobosan
pengelolaan arsitektur data, kegiatan proses mengoptimalkan kinerja,
data induk, data referensi, penyusunan data menjadi walaupun urusan
basis data, dan kualitas data lebih besar dan kurang penyelenggaraan statistic telah
Gejalanya : efisien. memiliki regulasi dan SOP yang
- Keterbatasan kemampuan memadai.
staf yang memiliki
kompetensi bidang
statistic terutama
kompetensi pengolahan
data & kompetensi
analisis data.
- Staf hanya mampu
melakukan pekerjaan
administrasi
7. Secara personal Kasubag Dampak yang dirasakan Berkenaan dengan hal tersebut
Penyusunan Program belum pekerjaan dilaksanakan tugas saya sebagian besar banyak
banyak memahami yang kurang optimal dan dilaksanakan oleh pemegang
berkenaan dengan kebijakan mengganggu psikologis tupoksi lain.
dan penerapan SPBE. saya secara personal, dan
Kendala utamanya karena latar ini dirasakan oleh personil
belakang bukan dari di sekretariat dinas.
kompetensi teknologi
informasi.

2. Strategi Penguatan Kompetensi langkah-langkah strategis yang


sumber daya manusia (SDM) bidang dilakukan adalah sebagai berikut :
TIK Dinas Kominfo dan Statistik a. Menyusun analisis kebutuhan strategi
dalam rangka optimalisasi penerapan penguatan kompetensi SDM TIK,
SPBE. yaitu implementasi organisasi
Dalam membentuk organisasi pembelajaran di lingkungan
pembelajaran di lingkungan Dinas Diskominfotik adalah dengan
Komunikasi, Informatika dan Statistik, mengkolaborasikan pembelajaran
online (e-learning) dan pembelajaran

130
Vol. 2 No. 2 (2019)

konvensional (laboratorium yaitu mengimplementasikan program


multimedia). dan layanan strategi penguatan
b. Membuat rancangan dan rencana kompetensi SDM TIK.
pengembangan strategi penguatan
kompetensi SDM TIK, yaitu Hasil Capaian
mendefinisikan lingkup organisasi Strategi Penguatan Kompetensi SDM
pembelajaran, membuat detail Teknologi Informasi & Komunikasi
implementasi pembelajaran (TIK) Dalam Mengoptimalkan
mencakup materi, kurikulum, waktu, Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis
tempat dan fasilitas pendukung. Elektronik (SPBE) dilaksanakan melalui
c. Mentransformasikan strategi beberapa tahapan.
penguatan kompetensi SDM TIK, Kegiatan jangka pendek untuk
yaitu membuat strategi marketing mendukung proyek perubahan Strategi
untuk mempublikasikan inovasi Penguatan Kompetensi SDM Teknologi
proyek perubahan. Informasi & Komunikasi (TIK) Dalam
d. Membuat pra implementasi, yaitu Mengoptimalkan Penerapan Sistem
menginventarisasi kesiapan Pemerintahan Berbasis Elektronik
implementasi. (SPBE), sebagaimana terlihat pada tabel
e. Mengimplementasikan strategi berikut :
penguatan kompetensi SDM TIK,

No Output Kunci Tahapan Kegiatan Waktu


A Tersusunnya hasil 1. Membentuk tim 1. Mengidentifikasi
analisis perancangan, pengembangan program, manager,
kebutuhan dan implementasi strategi anggota tim dan 26-30
strategi penguatan kompetensi SDM cakupan proyek tahap Agustus 2019
penguatan TIK awal dan batasan
kompetensi SDM waktu
TIK 2. Mengklarifikasi
peran, tanggung
jawab, komitmen dan 26-30
membangun Agustus 2019
kepaduan anggota
tim.
2. Mengidentifikasi arah 3. Pertemuan
dan strategi organisasi dan dengan stakeholders
membangun dukungan untuk mendapatkan
stakeholders pemahaman tentang
bisnis mencakup
strategi, hambatan, 2-6
tantangan, wawasan, September
peluang dan 2019
pandangan terhadap
learning organization
(LO) serta kaitannya
dengan pencapaian
sasaran organisasi
4. Memberi arahan 9 September

131
Vol. 2 No. 2 (2019)

project manager dan 2019


koordinator untuk
mengidentifikasi dan
membangun
kolaborasi serta
mengasess
infrastruktur, peran,
proses, teknologi,
program dan layanan.
2-9
5. Membangun
September
Aplikasi e-Learning
2019
3. Pemetaan Kompetensi 6. Mengidentifikasi
10-11
SDM kondisi eksisting
September
kompetensi SDM
2019
TIK
4. Melaksanakan rapat 7. Menganalisa
11-13
untuk mendefinisikan model kondisi eksisting
September
dan strategi peningkatan organisasi terkait
2019
kompetensi SDM TIK gambaran kebutuhan
8. Mendefinisikan 11-13
sasaran, model, dan September
standarisasi 2019
B Terbentuknya 5. Melakukan studi 9. Studi banding ke
rancangan dan banding Bench Marking cara organisasi yang
18 September
rencana menselaraskan business relevan untuk
2019
pengembangan needs, strategy dan goals mendapatkan
strategi gambaran detail
penguatan 10. Menganalisis 19-20
kompetensi SDM hasil dan membuat September
TIK laporan 2019
6. Membangun rencana 11. Mendefinisikan
16-17
awal strategi penguatan lingkup proyek dan
September
kompetensi SDM TIK waktu penyelesaian
2019
proyek
7. Membuat program dan 12. Membuat
kurikulum pengembangan rancangan detail 26-27
kompetensi pegawai kurikulum, peta September
kurikulum dan 2019
rencana implementasi
C Transformasi 8. Membuat rencana tahapan 13. Membuat
strategi implementasi dan change implementation dan
penguatan management strategi launch plan strategi 30 September
kompetensi SDM penguatan kompetensi SDM penguatan 2019
TIK TIK kompetensi SDM
TIK
14. Membuat
marketing &
1 Oktober
communication plan
2019
untuk program dan
layanan
D Pra Implementasi 9. Menginventarisasi 15. Inventarisasi 2-4 Oktober

132
Vol. 2 No. 2 (2019)

kesiapan implementasi kesiapan 2019


infrastruktur, sistem,
pengajar dan bahan
ajar
16. Penjadwalan 2-4 Oktober
kegiatan KBM 2019
E Implementasi 10. Mengimplementasikan 17. Melaksanakan
strategi program dan layanan pretest
penguatan strategi penguatan 18. Melaksanakan
kompetensi SDM kompetensi SDM TIK KBM 7-25 Oktober
TIK 19. Melaksanakan 2019
postest
20. Melaksanakan
evaluasi program

VI. Kesimpulan VII. Rekomendasi


1. SDM TIK merupakan bagian 1. Strategi ini dapat
terpenting dalam Mengoptimalkan diimplementasikan tidak hanya
Penerapan Sistem Pemerintahan pada bidang TIK, akan tetapi dapat
Berbasis Elektronik (SPBE), diimplemetasikan pada bidang yang
sehingga diperlukan suatu strategi lain.
yang tepat untuk dapat menguatkan 2. Strategi ini dapat lebih berkembang
kompetensi SDM TIK. jika diimplementasikan pada
2. Dari hasil evaluasi terhadap nilai BKPSDM.
pretest dan postest terdapat 3. Strategi Penguatan Kompetensi
peningkatan yang signifikan SDM Teknologi Informasi &
terhadap kompetensi SDM. Komunikasi (TIK) dalam
3. Output yang dihasilkan : Mengoptimalkan Penerapan Sistem
 Terbangunnya aplikasi e- Pemerintahan Berbasis Elektronik
learning di Dinas Komunikasi, (SPBE) menjadi rintisan
Informatika dan Statistik. pembentukan corporate university
 Terbangunnya laboratorium di tingkat Pemerintah Daerah.
multimedia di Dinas
Komunikasi, Informatika dan
Statistik. DAFTAR PUSTAKA
Outcome yang diperoleh :
Buku :
 Meningkatnya attitude,
Darmawan, D. (2014). Pengembangan E-
knowledge dan skill pegawai
Learning: Teori dan Desain.
Dinas Komunikasi, Informatika
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
dan Statistik
Henry Simamora (2001), Manajemen
 Terbangunnya knowledge Sumber Daya Manusia, Edisi
sharing dari masing-masing kedua, STIE YPKN, Yogjakarta,
pegawai di Dinas Komunikasi, Manajemen Peningkatan Kompetensi
Informatika dan Statistik Aparatur : Studi tentang
Implementasi Kebijakan Reformasi

133
Vol. 2 No. 2 (2019)

Sumber Daya Manusia pada Badan Sugiyono, (2013) Metode Penelitian


Pendidikan dan Pelatihan di Kombinasi (Mixed Methods),
Indonesia, Ratu Megalia, Sosio Alfabeta Bandung,
Humanika, Vol 4 No 2 tahun 2011 Surjono, H.D (2013) Membangun course
Muhamad Ali Prosiding Sentia, (2009) e-learning berbasis moodle.
Peningkatan Kualitas Pendidikan Yogjakarta: UNJ Press
dan Pembelajaran Melalui
Teknologi Informasi dan Dokumen :
Komunikasi di Universitas Negeri Teknologi Informasi & Komunikasi
Yogjakarta, Politeknik Negeri (TIK) di Dinas Kominfo dan
Malang Statistik Kabupaten Bandung Barat.
Rahardjo, B, (2000). Implikasi Teknologi Perpres 95 tahun 2018 tentang Sistem
Informasi dan Internet Terhadap Pemerintahan Berbasis Elektronik
Pendidikan Bisnis, dan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Pemerintahan, Informatika Republik Indonesia
http//gora.edublogs.org/2007/TIK.h Nomor 24 Tahun 2015 tentang
tml Pemberlakuan Standar Kompetensi
Rahmawati,Model Pembelajaran berbasis Kerja Nasional Indonesia Bidang
e-Learning dalam rangka Komunikasi dan Informatika
meningkatkan Kompetensi dan Perpres 95 tahun 2018 tentang Sistem
Profesionalisme Bendahara Pemerintahan Berbasis Elektronik
Pengeluaran di Lingkungan
Pemerintad daerah,

134

Anda mungkin juga menyukai