Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL ANEMIA RINGAN DENGAN

KOMPLEMENTER MANAJEMEN NUTRISI


COMPREHENSIVE MIDWIFERY CARE IN PREGNANT WOMEN WITH MILD ANEMIA WITH
COMPLEMENTARY NUTRITION MANAGEMENT
Ellis Suriani
Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Sapta Bakti Bengkulu
Email : elissuriani99@gmail.com

Abstrak
Asuhan kebidanan Continuity Of Care (COC) merupakan asuham kebidanan secara
berkesinambungan dari hamil sampai dengan keluarga berencana sebagai upaya penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Diangnosa pada kasus Ny. “M”, umur 26
tahun, G2P0A1, hamil 26 minggu dengan anemia ringan, akan diberikan asuhan secara komprehensif
dengan komplementer manajemen nutrisi dari kehamilan sampai KB pasca salin.
Pelaksanaan asuhan yang diberikan kepada Ny. “M” telah sesuia dengan rencana yang telah
ditetapkan, ANC dilakukan sebanyak 9 kali di PBM, ibu bersalin diPBM secara APN, kunjungan nifas
dan neonatus dilakukan 4 kali kunjungan dirumah, konseling KB dilakukan dirumah Pasien.
Hasil asuhan komprehensif pada Ny. “M” selama kehamilan pada trimester III mengalami
anemia ringan dan dapat teratasi dengan asuhan yang diberikan, keadaan janin saat kehamilan
baik, persalinan berjalan dengan normal, bayi baru lahir tampak bugar dengan BB 3200 gram dan
PB 49 cm. Asuhan neonatus dan nifas berjalan normal tidak ditemukan penyulit, ibu memutuskan
menjadi akseptor Metode Amenore Laktasi (MAL).
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny.”M” selama kehamilan trimester III
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pemeriksaan yang ditetapkan yakni
dari 10T sebanyak 9T yang sudah dilakukan dan 1T belum dilalukan. Pada asuhan persalinan
ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus yaitu tidak lengkapnya APD. Pada saat nifas, bayi
baru lahir, dan keluarga berencana semua dalam batas normal. Diharapkan bagi pemilik lahan
praktik dapat melakukan pelaksanaan pemeriksaan 14T, IMD, dan APD sesui dengan standar.
Abstract
Continuity Of Care (COC) midwifery care is continuous midwifery care from pregnancy to
family as an effort to reduce Maternal Mortality Rate (MMR) and infant Mortality Rate (IMR).
Diagnosed in the case of Mrs. “M”, 26 years old, G2P0A1, 26 weeks pregnant with mild anemia, will
be given comprehensive care with complementary nutritional management from pragnency to
postpartum family planning.
The implementation of the care given to Mrs. “M” was in accordance with the
predetermined plan, ANC was carried out 9 times at PMB, mothers gave birth at PMB by APN,
postpartum and neonates visits ware carried out 4 times at home, family planning counseling was
carried out at the patient’s home.
The result of comprehensive care for Mrs. “M” during pregnancy in the third trimester
experienced mild anemia and could be resolved with the care provided the condition of the fetus
during pregnancy was good, labor went normally, the newboom looked fit with a weight of 3200
grams and a PB of 49 cm and a BMI for 30 minutes Neonatal went normally without any
complications, the mother decided to become an acceptor of the Lactational Amenorrhea Method
(MAL).
After the author carried out midwifery care for Mrs. “M” during the third trimester of
pregnancy, it was found that there was a gap between theory and case, namely the examination that
was determined from 10T as 9T had been done and 1T had not been passed. In delivery care, a gap
was found between theory and case, namely incomplete PPE. At the time of puerperium, newborns,
and family planning were all within normal limits. It is hoped that practical and owners can carry
|out inspections of 14T, IMD, and PPE according to standards.

Tujuan (Purpose): Untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. M,
anemia ringan dengan manajemen nutrisi kehamilan
Metodologi penelitian (Research methodology) : Survey analatik, lembar kuisioner, teknik
pengumpulan data primer dan skunder.
Hasil (Results):
Limitasi (Limitations): Waktu antara kunjungan kerumah pasien, dinas BPM, kuliah.
Kontribusi (Contribution): Dimana penelitian ini dapat berguna? Beri nama area, disiplin, dan
seterusnya.
Kata kunci (Keywords): Asuhan Kebidanan, Countinuity Of Care (COC, Komplementer
1. Pendahuluan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi yaitu pertemuan inti sel telur dan
inti sel sperma dilanjutkan dengan implantasi di uterus sampai dengan lahirnya janin. Kehamilan
dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama di mulai dari konsepsi sampai dengan tiga
bulan, trimester ke dua dari empat bulan sampai enam bulan, dan trimester ke tiga dari bulan ke
tujuh sampai sembilan bulan (Marmi, 2015).
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukan
angka kematian anak dari tahun ketahun menunjukkan penurunan. Hasil SDKI tahun 2017
menunjukan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup,
AKABA 40 per 1.000 kelahiran hidup (Kamenkes, 2018).
Jumlah kematian ibu di Provinsi Bengkulu tahun 2019 terdapat 32 orang dengan distribusi
kematian ibu hamil sebanyak 10 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 11 orang dan kematian
pada masa nifas sebanyak 14 orang. Penyebab kematian ibu diantaranya 16 orang disebabkan
perdarahan, 6 orang disebabkan hipertensi dalam kehamilan, 10 orang disebabkan karena
komplikasi dan lain-lain. Jumlah kematian ibu pada tahun 2019 mengalami penurunan pada tahun
sebelumnya yaitu terdapat 39 orang yang diantaranya pada ibu hamil sebanyak 4 orang, kematian
ibu bersalin sebanyak 10 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 25 orang. Penyebabnya yaitu
perdarahan sebanyak 16 orang, hipertensi 5 orang, gangguan metabolik 3 orang, infeksi 1 orang, 14
orang dengan komplikasi dan lain-lain. Sedangkan Jumlah kematian bayi pada tahun 2019
sebanyak 263 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebanyak 249
orang (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2020).
Faktor penyabab kematian ibu disebabkan secara langsung yaitu perdarahan, hipertensi
dalam kehamilan, partus macet/lama, komplikasi abortus tidak aman, dan sebab-sebab lainnya.
Sedangkan penyebab tidak langsung yaitu pendidikan, sosial, ekonomi, empat (4) Terlalu yaitu
terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, terlalu banyak dan (3) Terlambat yaitu terlambat
mengambil keputusan, terlambat dalam merujuk, terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan.
Adapun penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR, afiksia, dan infeksi (Sarwoni, 2014)
Salah satu penyebab kematian tidak langsung adalah anemia, anemia dalam kehamilan
memebrikan pengaruh yang buruk bagi ibu, baik dalam masalah kehamilan, persalinan maupun
nifas, seperti abortus, premature, partus lama, perdarahan post partum syok, infeksi baik inpartum
ataupun post partum bahkan sampai dapat menyebabkan kematian ibu. Dimana kondisi ibu dengan
haemoglobin dibawah 11 gr/dl pada TM I dan TM II atau kadar <10,5 gr/dl pada TM II (Manuaba,
2010).
Faktor penyebab Anemia pada kehamilan yaitu kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan
darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit-penyakit kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar
hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan
zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan-perubahan dalam darah (Manuaba, 2010).
Dampak apabila tidak melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
dengan anemia yaitu terjadinya perdarahan, ketuban pecah dini, partus prematur, abortus,
gangguan pertumbuhan janin didalam rahim dan kematian intra uterine. Pada saat persalinaan
yaitu gangguan his, tenaga untuk mengedan lemah, kala I dapat berlangsung lama, kala II
berlangsung lama sehingga dapat melelahkan ibu dan sering memerlukan tindakan operasi
kebidanan, kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum dan atonia uteri.
Pada ibu nifas terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahn post partum, memudahkan
infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, pada bayi dapat terjadi BBLR, asfiksia dan cacat
bawaan. Pada keluarga berencana adalah angka kelahiran tidak terkendali, angka kematian dan
kesakitan akan meningkat, anak-anak mengalami kekurangan gizi, kesehatan anak menurun,
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) meningkat, kesejahteraan menurun karena himpitan
ekonomi (Irianto, 2014).
Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan dan pencegahan anemia pada ibu hamil ada 2
cara yaitu dengan farmakologi dan non farmakologi, farmakologi yaitu penggunaan obat seperti
tablet Fe untuk memenuhi zat besi dengan mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan, dalam 1
tablet fe mengandung MS04 320 mg, zat besi 60 mg, dan asam folat 0,25 mg dengan dosis 1x1 (60
mg) selama 1 minggu selanjutnya minum seperti biasa 1x1, 1 tablet per hari kenaikan Hb 1 gr/dl
bulan (Andin, dkk, 2017)
Menurut penelitian menyatakan bawha dengan mengkonsumsi makanan yang bernutrisi
dan pola makan yang seimbang secara rasional 3x sehari yaitu pagi, siang, malam selama 14 hari
bisa menaikan Hb 1 gr/% (Keisnawati, dkk, 2015).
Asuhan komprehensif yang diberikan bertujuan untuk memantau kemajuan kehamilan
untuk memastikan kesehtan ibu dan tumbuh kembang janin, meningkatkan dan mempe rtahankan
kesehtan fisik, mental dan soal ibu dan janin, mengendali secara dini adanya komplikasi yang
mungkin selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya dengan
trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan
pemberian ASI Ekslisif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi (Saifuddin,
dkk, 2013).

3. Metode penelitian
Desain penelitian ini menggunakan survey analitik dengan rancangan crosssectional dimana
pengukuran atau pengamatan variabel independen (pola makan pada ibu hamil) dan variabel
dependen (kejadian anemia) dilakukan dalam waktu bersamaan dan hasilnya hanya
menggambarkan situasi dan kondisi pada saat penelitian dilakukan (Alimul, 2010).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung
(dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber
yang sudah ada (Alimul, 2010). Pengumpulan data diambil dengan cara menyebarkan kuisioner
yang berisi 20 pertanyaan kepada 30 orang ibu hamil, dan hasil cek HB yang dilihat dari status
pasien di BPM “I” simpang kandis pada akhir pemeriksaan ibu hamil.

4. Hasil dan pembahasan


Data hasil penelitian terhadap ibu hamil penderita anemia, yang diperoleh dari salah satu BPM di
simpang kandis berdasarkan jumlah pasien dan obat anemia yang diresepkan. Data tersebut terdapat
pada catatan buku ANC.
a. Kehamilan
Analisa didapatkan dari pengkajian data subjektif serta objektif yang telah dilakukan. Dari
pengkajian tersebut didapati data Ny.M berusia 26 tahun G2P0A1 pemeriksaan fisik ibu
dalam batas normal kecuali konjungtiva ibu anemis (pucat), ibu pernah mengalami keluhan
pusing saat pemeriksaan Hb, maka dari itu saat melakukan pengkajian penulis melakukan
pengecekkan Hb dan mendapati hasil pemeriksaan Hb yaitu 9,6 gr%. Maka penulis
menegakan diagnosa Ny.M umur 26 tahun G2P0A1 janin tunggal hidup, intra uterin,
presentasi kepala keadaan umum ibu dan janin baik dengan anemia ringan. Hal ini
berdasarkan teori klarifikasi anemia ringan bila kadar Hb 9-10 gr/% (Manuaba, 2010). Tanda
dan gejala anemia yaitu letih (sering mengantuk), pusing, lemah, serta kulit pucat (Varney,
2007).
Setelah menegakkan diagnosa, maka penulis melakukan beberapa asuhan sesuai dengan
standar yang sesuai dengan kondisi yang di alami ibu yaitu menjelaskan kepada ibu tentang
anemia, penyebab dan dampak terjadinya anemia. Menurut Proverawati (2011), anemia
adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah sedikit, dimana
penyebabnya menurut Mochtar (2012), yaitu kurang gizi, kurang zat besi, serta penyakit
kronik seperti TBC dan paru. Akibatnya dapat terjadi perdarahan saat persalinan maupun
setelah persalinan dan asfiksia pada bayi. Menurut penulis, anemia yang terjadi pada Ny.M
disebabkan karena kurang nutrisi yang mengandung zat besi dan pola istirahat ibu yang
kurang. Sehingga penulis menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan seimbang menurut
penelitian yang dilakukan oleh Keisnawati, dkk ( 2015), menyatakan bahwa pola makan
seimbang terdiri dari beragam makanan yang diolah dari empat jenis pokok makanan, yaitu:
beras atau alternatif penggantinya, buah-buahan, sayur-mayur, kacang-kacangan dan daging
atau alternatif penggantinya. Makanan yang dikonsumsi setiap harinya haruslah terdiri dari
empat macam panganan ini.
Hal ini disebabkan karena masing-masing golongan makanan ini mengandung nutrisi yang
berbeda-beda, contohnya: daging serta alternatif penggantinya mengandung protein, namun
tidak mengandung vitamin C yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dengan jeli memilih variasi
makanan yang dibutuhkan maka kita dapat memastikan jika makanan yang kita konsumsi
mengandung nutrisi yang seimbang.
Menurut Keisnawati, ddk (2015) dengan mengatur pola makan secara rasional yaitu 3
kali sehari pagi, siang dan malam selama 14 hari dapat menaikan Hb 1 gr/% serta mencukupi
kebutuhan istirahat ibu.
Hasil pemeriksaan Hb pertama didapatkan 9,6 gr/%, hasil pemeriksaan Hb kedua
didapatkan 10,6 gr/%, hasil pemeriksaan Hb ketiga didapatkan 11,6 gr/%. Jadi dapat
disimpulkan setelah penulis memberikan asuhan dengan manajemen nutrisi pada ibu
didapatkan kenaikan Hb 1 gr/%.
Setiap kali pemeriksaan ibu diberikan suplemen tablet tambah darah serta vitamin untuk
pertumbuhan janin. Menurut Kemenkes RI (2016), ibu hamil sejak awal kehamilan minum
satu tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah dianjurkan
untuk diminum pada saat malam hari untuk mengurangi rasa mual. Calcium Lactate Kalsium
berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin yang diberikan sejak usia kehamilan 13
sampai 32 minggu. Mengonsumsi kalsium dianjurkan 500 mg/hari (tablet).
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil dikarenakan kehamilan anemia ringan
dengan memberikan asuhan manajemen nutrisi sesuai dengan penelitian yaitu bisa menaikan
Hb 1 gr/% selama 14 hari.
b. Persalinan
1. Kala I
Ny.M datang ke BPM pukul 17.00 dengan keluhan ibu sakit pinggang menjalar keperut
bagian bawah serta nyeri dan keluar lendir bercampur darah dilakukan pemeriksaan yaitu
pembukaan 7 cm, pukul 19.30 WIB pembukaan menjadi 9 cm, pukul 20.30 WIB
pembukaan lengkap. Asuhan yang diberikan penggunaan gym ball dan tidur miring kiri
menggunakan bola kacang untuk mempercepat pembukaan. Hal ini dengan menggunakan
gym ball dapat membantu proses penurunan kepala (Makvandi, 2015) dan tidur miring
kiri dengan menggunakan bola kacang seperti memeluk guling dapat membuka jalan lahir
lebih luas. Pada Ny. M kala I berlangsung selama 8 jam. Tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktek
2. Kala II
Berlangsung selama 30 menit, disini terdapat kesenjangan antara praktek dan teori
dimana IMD tidak dilakukan karena di BPM setelah bayi lahir langsung melakukan
perawatan bayi baru lahir. Solusinya pada saat anenatal care memberikan informasi
kepada ibu mengenai kelebihan melakukan IMD pada saat persalinan. Inisiasi menyusui
dini adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya dapat menyusui dalam satu jam
pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit ibu bayi dibiarkan setidaknya 30
menit sampai 1 jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri (Depkes, 2014).
3. Kala III
Berlangsung 10 menit plasenta lahir melakukan MAK III yaitu suntik oksitosin
peregangan tali pusat, masase fundus. Terdapat robekan perineum derajat 1 dikarekan
saat mengedan ibu mengangkat bokong.
4. Kala IV
Kala pengawasan, disini dilakukan pengawasan 2 jam pertama setelah plasenta lahir yang
dipantau perdarahan, TFU, TTV
c. Neonatus
Pada 6 jam pertama diberikan Hb0 untuk mencegah penyakit hepatitis B, vitamin K untuk
mencegah perdarahan, salap mata untuk mencegah infeksi. Kunjungan kedua memeberikan
asuhan perawatan tali pusat, mencegah infeksi, icterus/kuning. Kunjungan ketiga dan
keempat memantau perkembangan bayi, ASI eksklusif dan tidak ada penyulit yang
ditemukan.
d. Nifas
Pada masas nifas memantau perdarahan, TFU, TTV, loches serta memebrikan nutrisi
untuk menunjang produksi ASI.
e. Keluarga Berencana (KB)
Asuhan yang diberikan menejlaskan jenis-jenis KB, efek samping dari penggunaan KB
secara signifikan menaikan berat badan. Jadi ibu memili Kb alami yaitu metode amenore
laktasi (MAL)

5. Kesimpulan
Ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
Trimester III dI BPM “I” Simpang Kandis.
Limitasi dan studi lanjutan
Peneliti menemukan keterbatasan dalam hampir segala sesuatu yang kita lakukan. Jika
menggunakan sampel kenyamanan, sebagai lawan acak sampel, maka hasil penelitian tidak
dapat secara umum diterapkan pada populasi yang lebih besar, hanya disarankan. Jika
peneliti mencari di satu aspek, mengatakan tes prestasi, informasi tersebut hanya sebagai
baik sebagai tes itu sendiri. Keterbatasan lain adalah waktu. Sebuah studi yang dilakukan
selama selang waktu tertentu adalah tergantung pada kondisi yang terjadi waktu itu.
peneliti harus menyadari keterbatasan agar tidak untuk mempengaruhi hasil penelitian.
Ucapan terima kasih
Terima kasih atas dukungannya dari keluarga, pembimbing akademk, pembimbing lahan,
teman-teman yang sudah membantu untuk melakukan penelitian ini eskipun masih banyak
keterbatasan dan kekurangannya. Semoga untuk melakukan penelitian kedepannya bisa lebih focus
tidak ada keterbatsan waktu seperti sebelumnya.

REFERENSI

Buletin Media Informasi Kesehatan (2018). GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
ASUPAN NUTRISI. POLA MAKAN DAN NUTRISI.pdf

Sarwono Prowirohardjo. Jakarta. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Status Gizi
Selama Kehamilan. Prodi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Ratulangi.

Keisnawati., Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya Anemia pada


Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2015. STIKES Peringsewu Lampung .

Mariana, Dina, Dwi Wulandari, Padila. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil. Jurnal Keperawatan Silampari (JKS)

Irianto, K. (2014). Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (balanced nutritionin reproductive
helath). Bandung : ALFABETA.

Jenny J. S. Sondakh (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.

Kementrian Kesehatan RI, (2017). Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di
Fasilitas Kesehatan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Maryunani, Anita & Puspita Eka. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal, Jakarta :
Trans Info Media (TIM).
Mochtar, Rustam. (2012). Sinopsis Obstetri:Obstetri Fisiologi. Obstetri Patologi Jilid I. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC

Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika

Ariani, A. (2017). Ilmu Gizi.Yogayakarta: Nuha Medika


Eva, Z. (2015). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di
Puskesmas Pleret Bantul. Skripsi. Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
Kepmenkes RI. (2014) Pedoman Gizi Seimbang 2014. Gizi Net. http://gizi.depkes.go.id/pgs2014-2.
Diunduh tanggal 3 Maret 2017
Manuaba C, A, Manuaba B, G, F, Manuaba I, B, G. (2012). Ilmu Kebidanan , Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Purnamasari G, Margawati A, Widjanarko B. (2016). Pengaruh Faktor Pengetahuan dan Sikap
Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Bogor Tengah.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol. 11. No. 2. Agustus 2016

Anda mungkin juga menyukai