Tangga - Pakdhe Ramto
Tangga - Pakdhe Ramto
1 Pengertian Tangga
Yang dimaksud dengan tangga beton bertulang dari suatu banguna gedung adalah
bagian dari bangunan gedung yang terbuat dari beton bertulang dan berfungsi sebagai
alat penghubung dari tingkatan-tingkatan lantai bangunan tersebut.
2 Persyaratan Tangga
Pada dasarnya suatu tangga harus memenuhi dua syarat, yaitu :
1 Mudah dipergunakan;
2 Mudah dan dapat dilihat.
Persyaratan yang pertama, yaitu mudah dieprgunakan terutama berhubungan dengan sudut
keiringan dari tangga; agar tidak perlu banyak tenaga untuk melalui tangga tersebut. Semakin
datar suatu tangga akan semakin mudah untuk dipergunakan, karena tenaga yang diperlukan
hanya sedikit (tidak melelahkan). Sebaliknya, semakin curam suatu tangga akan semakin
sulit untuk dipergunakan, karena tenaga yang diperlukan lebih banyak (sehingga mudah lelah).
Menurut Sugeng Djojowirono (1984), penentuan sudut kemiringan tangga ini tergantung dari
fungsi/keperluan tangga yang akan dibangun. Sebagai pedoman dapat diambil ketentuan
sebagai berikut :
1 Untuk tangga mobil masuk garasi, dapat diambil sudut maksimal 12,5o atau dengan
kemiringan 1 : 8;
2 Untuk tangga luar (di luar bangunan), dapat diambil sudut 20 o atau dengan kemiringan
1 : 5.
3 Untuk tangga perumahan dan bangunan gedung pada umumnya (agar tidak melelahkan)
dapat diambil sudut kemiringan 30o sampai 35o.
4 Tangga dengan sudut kemiringan sama atau lebih besar dari 40 o, disebut tangga curam.
Misalnya tangga untuk "basement" dapat diambil sudut kemiringan 45o, sedangkan
untuk menara atau tandon air dapat diambil lebih curam, misalnya 75 o sampai 90o.
Persyaratan kedua, yaitu mudah dapat dilihat terutama berhubungan dengan letak tangga di
dalam bangunan agar dengan mudah diketahui orang. Syarat ini penting sekali terutama
untuk bangunan-bangunan umum, sedangkan untuk bangunan perumahan tidak begitu perlu
karena yang menggunakan tangga hanyalah orang-orang yang sudah tertentu, yaitu dari
kalangan keluarga sendiri.
Momen lapangan diperhitungkan sebesar (1/11) qL2 dan tumpuan : (1/16) qL2
Perhitungan pembebanan :
Berat pelat = 0.1 x 24 = 2.4 kN/m2
Berat anak tangga = 0.1 x 24 = 2.4 kN/m2
(setengah tinggi)
Beban mati total (qD) = 4.8 kN/m2
Dipakai ds = 25 mm
d = h - ds
= 100 - 25
= 75 mm
K = Mu
f.b.d2
= 8640000
0.8 x 1000 x 5625
= 1.92 Mpa
< K maks
a =
=
( √
1− 1−
7.95085 mm
2.K
0,85 . f'c).d
Tulangan pokok
As = 0.85 x f'c x a x b
fy
= 0.85 x 22.5 x 7.951 x 1000
240
= 633.584 mm2
As min = 2,5 . h
= 2.5 x 100
= 250 mm2
Tulangan bagi
As.b = 20% x As,u
= 20% x 633.58
= 126.717 mm2
As min > 0,0020 . b . H
= 200 mm2
Digunakan As.b, u = 200 mm2
Dipakai ds = 25 mm
d = h - ds
= 100 - 25
= 75 mm
K = Mu
f.b.d2
= 5940000
0.8 x 1000 x 5625
= 1.32 Mpa
< K maks
a =
=
( √
1− 1−
5.37 mm
2.K
0,85 . f'c).d
Tulangan pokok
As = 0.85 x f'c x a x b
fy
= 0.85 x 22.5 x 5.369 x 1000
240
= 427.812 mm2
As min = 2,5 . h
= 2.5 x 100
= 250 mm2
Tulangan bagi
As.b = 20% x As,u
= 20% x 427.81
= 85.5623 mm2
As min > 0,0020 . b . H
= 200 mm2
Tulangan tumpuan :
D 13 - 150
f 10 - 250
Tulangan lapangan :
D 13 - 150
f 10 - 250