Anda di halaman 1dari 7

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

POLITEKNIK NEGERI PADANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
JOB SHEET PRAKTIKUM
SEMESTER IV
ELEKTRONIKA DAYA
PENYEARAH GELOMBANG
LABORATORIUM PENUH SATU FASA
Job Sheet 2
TEKNIK LISTRIK

I. Tujuan Percobaan
Setelah menyelesaikan pratikum,anda diharapkan mampu:
1. Membangun penyearah jembatan pulsa anda (gelombang penuh),
2. Mengamati dan mengatur tegangan dan arus pada daerah-daerah tertentu dalam
rangkaian,
3. Mengenal arti faktor bentuk,
4. Membedakan antara rasio arus dioda di sisi AC dan DC,
5. Membuktikan bahwa faktor denyut tegangan , (Rv) adalah kecil dibandingkan
faktor denyut tegangan yang ada pada penyearah pulsa tunggal (gelombang
setengah).

II. Teori Dasar


Penyearah pulsa ganda (penyearah gelombang penuh) tak terkendali ada dua macam,
yaitu penyearah pulsa ganda dengan menggunakan trafo titik-tengah (centre tao
transformer) dan penyearah pulsa ganda dengan sistem jembatan sumber AC fasa 1.
Penyearah tak terkendali adalah penyearah yang keluarannya tetap dan tak dapat
dikendalikan.
Penyearah jembatan pulsa ganda (gelombang penuh) merupakan penyearah yang
paling banyak digunakan di industri yang menggunakan peralatan-peralatan listrik yang
memerlukan sumber listrik arus searah. Khususnya dibidang tenaga, penyearah-penyearah
berdaya besar (yang tidak cukup dengan sumber fasa 1) juga didasarkan pada penyearah-
penyearah sistem jembatam ini.
Di samping di bidang daya (power), penyearah model ini banyak pula digunakan
dalam instrumen ukur listrik, seperti voltmeter, amperemeter. Dominasi sistem penyearah
ini cukup beralasan mengingat performansi (kinerja)-nya adalah yang terbaik.

6
Dibandingkan dengan dengan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan
trafo centre tap, penyearah ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, antara lain seperti
berikut ini:
1. Penyearah ini hanya memerlukan dua terminal tegangan sumber arus bolak-balik
(AC), sehingga cukup dengan trafo biasa (tanpa centre tap).
2. Arus pada sisi primer maupun sekunder adalah sinusoidal, sehingga untuk keluaran
yang sama, penyearah ini memerlukan trafo yang lebih kecil.
3. Tegangan balik puncak masing-masing dioda, mendekati sama dengan tegangan
puncak sekunder trafo, sehingga penyearah ini sesuai untuk aplikasi tegangan
tinggi.
4. Kekurangan penyearah ini, disamping karena ,menggunakan 4 dioda, adalah
tegangan jatuh pada dioda-dioda yang secara keseluruhan lebih besar menyebabkan
penyearah ini kurang cocok untuk penyearah tegangan rendah.

Penyearah Jembatan Pulsa Tunggal Tak Terkendali


Sebelum membahas penyearah jembatan pulsa ganda tak terkendali, perlu dilihat
kembali bahwa pada penyearah gelombang penuh dengan menggunakan trafo CT, tegagan
yang diserahkan adalah dua tegangan antara ujung dan titik tengah belitan sekunder
trafo.Berarti bahwa hanya setengah tegangan sekunder trafo yang dapat di manfaatkan
sebagai tegangan keluaran (DC). Namun satu kelebihan penyearah ini, di bandingkan
dengan penyearah pulsa tunggal, adalah kualitas penyearahnya lebih baik yang di
tunjukkan oleh faktor denyut (ripple factor) hasil penyearahnya yan lebih rendah.
Ditinjau dari sudut keluarannya, antara penyearah dengan menggunakan trafo CT
dan sistem jembatan adalah sama, namun di tinjau dari kemampuan dalam memindahkan
dayanya, sistem jembatan lebih unggul. Berikut ini akan di ulas kembali secara singkat
tentang sirkit penyearah jembatan pulsa ganda tak terkendali dan faktor denyut hasil
penyearahnya. Dengan catatan bahwa dalam pembahasan ini tidak melibatkan unsur
penyaring (filter).

7
IDC

Trafo D1 D2

Sumber R
V VD
AC
C

D3 D4

(a)
V

Masukan Wt

VDC Vm

Keluaran Wt

(b)

Gambar 2.1. Penyearah jembatan pulsa ganda tak terkendali


a. Sirkuit
b. Hubungan masukan keluaran (input-output)

Dengan polaritas tegangan yang masuk ke sirkit penyearah seperti yang terlihat
pada gambar di atas, maka pada setengah gelombang pertama, dioda D3 dan D2 konduksi
sehingga arus mengalir dari polaritas positif sekunder trafo melalui D3, keluar ke beban R
dan kembali ke polaritas negatif trafo setelah melalui D2; sementara D1 dan D4 dalam
keadaan tak konduksi.

8
Setelah itu, pada setengah gelombang-gelombang berikutnya, arus mengalir dari
polaritas negatif trafo keluar ke beban R melalui D4 dan kembali ke polaritas positif trafo
melalui D1. Demikian proses ini berlangsung sehingga hubungan antara masukan dan
keluaran penyearah seperti yang ditunjukkan pada gambar.1.b. Jadi jelas arus bolak-balik
selalu mengalir melalui dua dioda tergantung pada polaritas tegangan bolak-balik. Selain
itu, perlu di ingat bahwa tegangan pulsa searah selalu lebih rendah dibandingkan harga
sesaat sebersar jatuh tegangan yang dialami pada kedua dioda.

Faktor Denyut
Untuk memperoleh gambaran tentang kualitas hasil penyearah, maka berikut ini
akan ditinjau kembali persamaan-persamaan dasar dan analisis perhitungan faktor denyut.
Pada penyearah gelombang penuh berlaku persamaan-persamaan sebagai berikut :
2 Im Im
IDC = ; I= ;
 2

Dengan mengabaikan rugi – rugi pada dioda akan berlaku :


2Vm Vm
VDC = ; Vs = ; VDC = 0,9 Vs
 2
Vm = tegangan maksimum sekunder trafo
Rf = tahanan dioda pada saat konduksi

Faktor denyut hasil penyearahan adalah :


R = (harga efektif komponen bolak – balik yang terdapat pada keluaran searah) /
(harga rata – rata keluaran searah).

Dan diperoleh faktor denyut :

 I  I Im 2
Ri =  ) −1 ; = = 1,11
 Idc  Idc 2 Im p

Atau apabila persamaan menggunakan parameter tegangan dan dengan mengabaikan rugi
rugi pada dioda, maka persamaan di atas dapat dianalogikan secara langsung sebagai faktor
denyut tegangan.

9
 V  V Vm 2
Rv =   −1 = = 1,11
 Vdc  Vdc 2Vm p

Maka Rv = 1,11 − 1 = 0,482

Perbandingan antara harga efektif (rms) dan harga rata-rata disebut sebagai faktor
bentuk (form factor). Untuk gelombang sinusiodal, faktor bentuk ini adalah 1,11.
Berdasarkan kenyataan ini terbukti bahwa kualitas keluaran penyearah ini jauh lebih baik
kalau dibandingkan hasil penyearah gelombang setengah yang faktor denyutnya 1,21.
Seperti yang telah disinggung di atas bahwa 2 dioda selalu konduksi selama
setengah gelombang (T/2). Lama (periode) arus mengalir biasa dinyatakan dengan istilah
sudut aliran arus (angel of current flow) Θ. Jika T adalah 360°, maka Θ = 180°. Setelah
180°, 2 dioda yang tadinya mati, menjadi konduksi dan berganti mengalirkan arus,
sementara 2 dioda yang tadinya konduksi berganti menjadi tak konduksi. Perubahan seprti
ini, didalam teknik penyearah, diketahui sebagai komutasi. Komutasi ini, Kemudian di
kategorikan berdasarkan atas jumlah lintasan komutasi q.
Untuk penyearah ini, lintasan komutasi q = 2. sebagai contoh, karena aliran arus
berubah dari D3 ke D4 dan dari D2 ke D1 secara bersamaan, maka ini dikatakan bahwa
pada rangkaian ini terdapat 2 kelompok komutasi (S = 2).
Akibat adanya 2 lintasan komutasi, tiap-tiap dioda mengalirkan arus setengah dari
arus searah. Begitu juga dengan arus efektifnya. Dengan demikian berlaku rumusan untuk
arus yang mengalir pada tiap-tiap dioda sebagai berikut:

Idc
IfDC = dan If = 0,7851DC (beban resistif murni)
2
IfDC = harga rata –rata arus maju dioda (dioda forward current)
If = harga efektif arus maju dioda

Analisis Percobaan
Metode analisis rangkaian yang akan dilakukan dalam pratikum ini sama dengan
yang dilakukan pada pratikum penyearah satu pulsa (gelombang setengah) tak
terkendali.Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam membandingkan kedua macam
penyearah.

10
III. Alat dan Bahan.
1. Osiloskop 1 unit
2. Avometer 1 unit
3. Wattmeter Universal 1 unit
4. Alat ukur harga efektif (r.m.s. meter) 1 unit
5. Trafo isolasi, fasa 1 1 unit
6. Dioda 4 unit
7. Beban resistif, 2x100 ohm/2A 1 unit
8. Set sekring aksi super cepat 1 unit

IV. Gambar Percobaan

Gambar 2.2. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Satu Fasa

V. Langkah Percobaan.
1. Buatlah rangkaian seperti yang ditunjukkan pada diagram rangkaian. Ukur
daya pada masukan penyearah (P) dan daya pada sisi keluaran penyearah (Pm).
Munculkan tegangan DC pada beban R pada layar osiloskop dan gambarkan
osilogram tersebut pada kertas yang telah disediakan.
2. Ukur tegangan efektif V pada sisi AC dan tegangan efektif Vm pada sisi DC
(beban R) dengan menggunakan alat ukur harga efktif (besi putar). Ukur juga
tegangan DC (VDC) pada beban R dengan menggunakan alat ukur harga rata-
rata (DC) (kumparan putar yang diset pada daerah ukur DC).
3. Pindahkan fungsi alat ukur ke AC dan ukur tegangan efektif pada sisi masukan
penyearah (V).

11
V V V
4. Hitunglah perbandingan dan dimana = ff= Faktor bentuk.
Vm Vdc Vdc
5. Ukur arus beban IDC dan arus maju pada dioda I Fav dengan menggunakan alat
ukur harga rata-rata (alat ukur kumparan putar).

VI. Data Percobaan


Hasil pengukuran tegangan dan arus dicatat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1. Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus


Parameter Nilai Satuan
IDC Ampere
IFav Ampere

VII. Pertanyaan
1. Hitung daya imajiner Pi dan daya terbuang (dump power) Pd.
2. Hitung tegangan denyut Vr dan faktor denyut Rv ;
Vr = Pi − R ;
Vr
Rv =
Vdc

VIII. Keselamatan Kerja.


1. Karena anda nanti akan memindah-mindahkan amperemeter dari cabang rangkaian
yang satu ke yang lain dalam rangkaian maka perhatikan polaritas untuk AC atau
DC, dan batas ukur meter.
2. Waspadalah dengan yang di instruksikan di dalam langkah-langkah percobaan
tentang besaran yang sedang anda ukur, harga efektif (r.m.s) atau harga rata-rata
(DC).

Dibuat Diperiksa/Disahkan Disetujui


Tanggal 15 November 2012 Tanggal 15 November 2012 Tanggal 15 November 2012
Oleh Nurhatisyah & Valdi Oleh Firmansyah Oleh Ka. Jurusan Elektro
Jabatan Dosen Jabatan Ka. Laboratorium Jabatan Efrizon

Tanda Tangan Tanda Tangan Tanda Tangan

12

Anda mungkin juga menyukai