Anda di halaman 1dari 3

Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No.

1, Mei 2012 : 34 - 37

lalu lintas ringan digunakan Latasir klas A , atau b. Gunakan salah satu pelarut Treeclorethy-
Latasir klas B ,lalu lintas sedang digunakan Hot lene atau Methylene Cloride
Rolled Sheet-Wearing Coarse (HRS-WC), lalu c. Bila digunakan dua rangka, tempatkan
lintas berat digunakan Asphalt Concrete-Wear- rangka atas pada rangka dibawahnya
ing Coarse (AC-WC). Laston (Lapis Beton As- d. Tuangkan pelarut kedalam tabung gelas
pal) struktur perkerasan lapis pondasi untuk yang sudah berisi rangka dan benda uji,
lalulintas ringan dan sedang digunakan HRS- dengan permukaan pelarut berada dibawah
Base, lalu lintas berat digunakan Aspalt Con- ujung kerucut bawah
crete Binder Coarse ( AC-BC ) atau AC-Base. e. Letakkan tabung gelas yang sudah berisi
kerangka berlapis filter, benda uji dan pela-
3. METODE PENELITIAN rut diatas pelat pemanas listrik yang dipa-
sang kasa asbes
Standar pengujian adalah SNI 03-3640-19 f. Pasang kodensator, dan alirkan air dingin,
94 Metode pengujian kadar aspal dengan cara agar uap pelarut mengembun ( kondensasi)
ekstraksi menggunakan alat soklet / refluks. g. Atur pemanasan sehingga pelarut yang ter-
Maksud pengujian untuk mentukan kadar aspal/ kondensasi membasahi rangka yang berisi
bitumen yang terkandung dalam campuran be- benda uji, jaga jangan sampai pelarut ber-
ton aspal. lebih masuk kedalam penyaring pada ke-
Peralatan dan Bahan : rucut
a. Tabung refluks gelas lengkap dengan sys- h. Teruskan ekstraksi dengan cara refluks,
tem pendigin uap pelarut, kerangka dan ke- sampai pwlarut berwarna jernih
ranjang wadah benda uji. i. Matikan pelat pemanas listrik dan biarkan
b. Kertas saringan / filter tabung dingin, lepaskan kondensator dan
c. Pelat pemanas listrik dan kasa asbes pindahkan dri tabung
d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram j. Kerangka berisi kertas filter sisa benda uji,
e. Bahan pelarut treeclore ethylene atau me- pindah kan biarkan kering di udara,
thylene chloride. k. Kertas filter berisi sisa benda uji diangkat
dari keranjang pindahkan ke dalam talam,
Persiapan Pengujian : keringkan kedalam oven dengan suhu
a. Siapkan tabung refluks lengkap 110°C ± 5° C sampai berat tetap ( 24 jam)
b. Siapkan plat pemanas listrik, striker aliran l. Sisa benda uji setelah kering oven timbang
listrik berat (W2 ), kertas filter ditimbang terpisah
c. Berat benda uji sesuai dengan tabel: ketelitian timbangan 0,01 gram
Ukuran butir Berat benda uji m. Sisa benda uji berupa agregat dilakukan
maksimum minimum (gram) analisa saringan untuk control gradasi, su-
4,75 mm 500 sunan saringan sesuai dengan gradasi jenis
9,50 mm 1000 campuran yang diuji.
12,57 mm 1500
19,0 mm 2000 Perhitungan menggunakan rumus : Kadar
25,4 mm 3000 aspal (%) = ( W1 – W2 / W1 ) * 100%, dengan
38,5 mm 4000 W1 = berat benda uji sebelum ekstraksi (gram),
W2 = berat benda uji setelah ekstraksi (gram)
d. Panaskan benda uji pada temperatur 110°C
± 5° C. sampai berbentuk curah
e. Benda uji dibagi empat sama rata (quate-
ring ) timbang tiap bagian sebanyak 2 buah
f. Siapkan filter dan bentuk seperti kerucut se-
suai bentuk keranjang,timbang beratnya
g. Masukkan filter kedalam keranjang
h. Letakan kasa asbes diatas pelat pemanas
listrik

Langkah Pengujian
a. Masukan benda uji kedalam yang telah di-
beri filter berbentuk kerucut, bila digunakan
dua rangka, bendauji dibagi dua bagian sa-
ma. Benda uji harus terletak dibawah ujung
atas dari kertas saring ,tentukan berat dari
masing-masing rangka dan benda uji denga Gambar 1. Alat Ekstraksi Pengujian Kadar
ketelitian 0,01 gram ( W1 ) Aspal
Pengujian Kadar Aspal Campuran Beton Aspal dengan Metode Ekstraksi ………… (Surat)

4. HASIL DAN ANALISA Gambar 1. Grafik Kombinasi Gradasi agregat


gabungan hasil Ekstraksi Refluks sampel curah
Sample /contoh benda uji diambil dari AMP AMP campuran HRS - BASE
dalam kondisi curah, dilakukan pengujian Lab.
Pengjian Bahan Politeknik Negeri Banjarmasin,
data pengujian seperti diuraikan berikut ini.

Perhitungan Hasil UJi Ekstrasi dengan Alat


Refluks dan Analisa Saringan HRS-BASE
Sampel Curah AMP

Tabel 1. Hasil Pengujian kadar Aspal Sampel


AMP Alat Refluks

SATU IN - SAMPEL
PENGUKURAN
AN DEKS I II
1. Berat Contoh
Sebelum Test Gram - 400 400
(W1)
2. Berat Kertas
Filter Sebelum Gram - 2.5 2.6
Test (W3)
3. Berat Kertas Tabel 3. Perbandingan Pengujian Kadar Aspal
Filter Sesudah Gram - 13.5 13.8
Test (W4)
di AMP dengan Kadar Aspal Rencana
4. Berat Debu di W4 – Persentase
Gram 11.0 11.2 Kadar Aspal
Kertas Filter (W5) W3 Kehilangan Kadar
Kadar Aspal
5. Berat Contoh No Hasil Pengujian
Rencana Aspal
Kering Sesudah Gram - 364.4 363.7
Test (W2)
6. Berat Contoh 1 6.3 % 6.21 % 0.09%
W2 +
Kering + Berat Gram 375.4 374.9
W5 2 6.3 % 6.15 % 0.15%
Debu (W6)
7. Berat Aspal W1 – 3 6.3 % 6.19 % 0.11%
Gram 24.6 25.1
(W7) W6
(W7/ 4 6.3 % 6.29 % 0.01%
8. % Kadar aspal
% W1)* 6.15 6.27
dalam Campuran 5 6.3 % 6.13 % 0.18%
100
Kadar Aspal 6 6.3 % 6.19 % 0.11%
% 6.213
Rata-Rata
Jumlah data yang diamati 6 (enam) buah.
Tabel 2. Analisa Saringan Hasil Ekstraksi
5. PENUTUP
Sampel AMP dengan Alat Refluks
Kesimpulan
Spesifi- Kadar aspal rencana berdasarkan dari hasil
Terta- Jumlah
No. % kasi HRS- Job Mix Formula jenis HRS-Base, kadar aspal
han Terta-
BASE sebesar 6.3% ,jika range kadar aspal pada De-
han
Saring- Terta- Lo-
(gram) (gram) % Lolos sign Mix Formula ± 0.2% ,maka kadar aspal
an han los yang diamati diperoleh hasil 6.13% s/d 6,29%
¾ 0 0 0 100 100 masih dalam batas yang memenuhi syarat.
½ 35.7 35.7 9.7 90.3 90-100 Hasil gradasi agregat dari sample benda uji
3/8 60.7 96.4 26.2 73.8 65-90 HRS-BASE pada gambar 01, memenuhi syarat
agregat gabungan menurut spesifikasi umum
No. 8 106.3 202.7 55.1 44.9 35-55 edisi 2005.
No. 30 37.0 239.7 65.1 34.9 15-35
No. Saran
119.0 358.7 97.4 2.6 2-9
200 Ketelitian hasil kadar aspal metode ekstrak-
PAN 9.4 368.1 100.0 0.0 si sangat hati-hati dalam pelaksanan dan pe-
Berat nimbangan berat benda uji, timbangan selalu
Total 368.1 seting dalam kondisi nol, kecakapan dan keju-
juran tenaga Lab. sangat penting.
Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 34 - 37

Pengendalian Mutu produksi campuran be- 4. DirJend. Prasarana Wilayah, DepKimPras


ton aspal di unit pencampur aspal atau Asphal Wil, edisi 2005, (2005), Spesifikasi Umum
Mixing Plant (AMP) dengan frekwensi pengam- Jakarta
bilan sample setiap 200 ton (min. 2 pengujian 5. DirJend. Prasarana Wilayah, DepKimPras
per hari). Wil, (2002), Manual Pekerjaan Campuran
Dalam pelaksanaan ekstraksi dengan meto- Beraspal Panas, Jakarta
de Refluks sirkulasi air kondensator harus dija- 6. Puslitbang Jalan dan Jembatan PU, (2007),
ga, kecepatan pemanasan harus seimbang, ta- Pemanfaatan Asbuton untuk Pemeliharaan
ta tertib keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan Pembangunan Jalan, Jakarta
harus dipatuhi. 7. Slamet Riyanto W, (2011),Tugas Akhir,
Politeknik Negeri Banjarmasin ,Banjarmasin
6. DAFTAR PUSTAKA

1. ………, (2010), Majalah Teknik Jalan dan


Transportasi no. 114 Juni 2010 Thn XXVII,
Jakarta
2. Badan Standarsiasi Nasional, (1994), SNI-
03-3640-1994, Metode Pengujian Kadar As-
pal dengan cara ekstraksi menggunakan
alat soklet, Jakarta
3. Dep.P.U, (1999), Pedoman Perencanaan
Campuran Beraspal Panas dengan Kepa-
datan Mutlak, PT .Mdisa, Jakarta ₪ INT © 2012 ₪

Anda mungkin juga menyukai