Anda di halaman 1dari 1

FICO INDRA PRAPTA

A72219050

Kesusastraan B

Review

Modernisasi ekonomi Orde Baru tahun 1966-1998 yang serba cepat dan pragmatis mengubah
Jakarta menjadi kota metropolitan industri, di mana kelas-kelas kapitalis dan menengah
membengkak dan taraf hidup kaum miskin mengalami beberapa perbaikan. Industrialisasi
Jakarta terjadi tidak hanya di bidang manufaktur tetapi juga di bidang produksi budaya.
Pertumbuhan eksplosif industri budaya kota dan pasar massal nasionalnya membuatnya
menguntungkan bagi generasi baru artis untuk mengejar karir di bisnis hiburan. Menelaah
biografi Teguh Esha dan trilogi Ali Topan sebagai studi kasus dalam sejarah intelektual Orde
Baru Jakarta, mengungkapkan bahwa keduanya sangat erat kaitannya dengan keprihatinan
kontemporer utama penduduk kota. Baik Teguh maupun novel-novelnya mengartikulasikan
kembali pemahaman populer tentang masalah-masalah yang berasal dari modernisasi ekonomi
Jakarta. Mereka mengungkapkan pandangan arus utama di kalangan pemuda kota yang lahir
setelah 1945, tahun kemerdekaan Indonesia, dengan persepsi diri, pandangan sosial, dan
praktik sehari-harinya dibentuk oleh rasionalisme, anti-komunisme, budaya konsumer,
sekularisme pragmatis, budaya Barat, dan budaya konsumerisme. Banyak orang Jakarta era
Orde Baru menggunakan budaya Barat untuk menciptakan varietas modernitas yang dijinakkan.
Salah satunya melibatkan sintesis sosial, budaya konsumtif, rasionalisme dan agama yang masih
hidup sampai hari ini di Jakarta dan seluruh perkotaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai