Anda di halaman 1dari 6

METODE PENELITIAN DEDUKTIF

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Peradaban)

Dosen Pengampu:

Drs. Lailatul Huda, M. Hum

Disusun Oleh:

Eva Nur Rachmawati (A72219048)

Fico Indra Prapta (A72219050)

Ahmad Abiyyu Alif Dafa (A92219072)

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Metode Penelitian Deduktif” dalam
Metodologi Penelitian Peradaban. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian Peradaban. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah ini dan semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Sidoarjo, 17 Nopember 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Meningkatnya tingkat ilmu pengetahuan, kemampuan penelitian dan daya kritis


menciptakan suatu paradigma baru dimana penelitian pendididkan telah berkembang dan
impilikasi-implikasinya bagi pelaksanaan penelitian pendidikan yang tidak hanya penelitian
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif tapi juga menggunakan
pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). Termasuk juga
menggunakan metode penelitian deduktif. Maksud dari makalah ini adalah untuk
memperkenalkan pembaca kepada tradisi penelitian yang berbeda, dan menekankan pada satu
paradigma penelitian pendidikan, konsistensi dalam masalah penelitian dengan tujuan dan
metodologi menjadi perhatian dalam menjadi perhatian dalam bab ini dan harus menjadi
prinsip di dalam pelaksanaan penelitian sehingga penelitian pendidikan menciptakan tradisi
baru yang berbeda dengan penelitian bidang yang lain. Tradisi penelitian yang berbeda
menghasilkan gaya penelitian yang berbeda; para peneliti pendidikan harus membuat banyak
pilihan dari tradisi penelitian yang dilaksanakannya, ketelitian dan kehati-hatian juga perlu
menjadi dasar utama dalam proses penelitian.1

Sudah begitu lama para peneliti terpusat pada bagaimana menghadapi lingkungan mereka
dan memahami wujud fenomena yang ada terhadap indera mereka. Makna yang mereka
bangun untuk mencapai tujuan dalam mencari kebenaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kategori besar: pengalaman, pemikiran dan penelitian. Jauh dari kebebasan dan terpisah satu
sama lain, tetapi kategori-kategori ini harus dilihat sebagai hal yang saling melengkapi dan
satu sama lain saling berkaitan. Ciri utama dari fenomena ini sebagian besar dapat diketahui
dengan mudah dari bukti adanya solusi terhadap permasalahan modern yang kompleks.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Metode Penelitian Deduktif?
2. Bagaimana karakteristik dari Metode Penelitian Deduktif?
3. Bagaimana teknik dan metode Penelitian Deduktif?
1.3. Tujuan Penulisan
1
Basrowi dan Suwardi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
1. Untuk mendeskripsikan pengertian dari metode penelitian deduktif.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik dari metode penelitian deduktif.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan teknik dan metode daru penelitian deduktif.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Metode Penelitian Deduktif

Secara historis, ada empat cara orang bisa belajar, yaitu: 1) berpegang pada sesuatu
yang sudah ada (metode kemantapan); 2) mengacu pada pendapat ahli (metode otoritas); 3)
kepatuhan terhadap intuisi (metode intuisi); 4) metode ilmiah. Cara pertama Sampai dengan
cara ketiga ini disebut cara kebanyakan orang atau orang awam cenderung tidak efektif,
kurang produktif, bahkan kadang bias dan irasional. Sedangkan metode keempat, yaitu
metode ilmiah, merupakan metode ilmiah yang diyakini lebih rasional, obyektif, efektif dan
efisien. Cara keempat adalah bagaimana ilmuwan memperoleh pengetahuan, yang dalam
praktiknya merupakan metode ilmiah untuk mengungkapkan dan mengembangkan
pengetahuan. Metode berpikir ilmiah digunakan untuk mendapatkan pengetahuan.2 Metode
berpikir ilmiah dapat diimplementasikan melalui penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Penalaran secara deduktif merupakan pola atau cara berpikir yang menyimpang dari asumsi
atau pernyataan umum, mengarah pada kesimpulan yang memiliki makna yang lebih rinci,
dapat juga diartikan dalam istilah bantu logika karena memperdalam dasar-dasar keselarasan
berpikir dengan hukum, pola. Titik acuan tertentu. Metode deduktif dalam menarik
kesimpulan mengacu pada pola berpikir yang disebut silogisme yang dimulai dengan dua
atau lebih pernyataan yang diakhiri dengan kesimpulan, dua pernyataan tersebut sering
disebut sebagai premis primer dan minor.3 Dan selalu ada kesimpulan yang diambil dari
penalaran dua premis tersebut. Namun, kesimpulan di sini hanya benar jika dua premis dan
metode yang digunakan benar dan hasilnya juga menunjukkan konsistensi data. Penalaran
deduktif adalah cara berpikir logis dan analitis yang tumbuh dan berkembang dengan
pengamatan yang meningkat, sistematis, dan kritis. Hal ini juga dibuktikan dengan
bertambahnya pengetahuan yang diperoleh masyarakat, yang pada akhirnya akan mengarah
pada upaya penyelesaian masalah secara rasional agar isinya dapat diperjelas, tentunya
mengesampingkan hal-hal yang tidak rasional. Sedangkan pemecahan masalah secara

2
Helisus Sjasuddin dan Ismaun. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT Gramedia, 1996.

3
Vansina, Jan. Tradisi Lisan Sebagai Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2014.
rasional artinya dalam memperoleh pengetahuan yang benar lebih diutamakan pada hubungan
antarmanusia.4

Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan “pemikiran yang berpangkal dari
hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus”. Pola
pikir deduktif merupakan salah satu tujuan yang besifat formal dan memberi tekanan pada
penataan nalar (Rochmad, 2007:114). Pendekatan deduktif adalah salah satu pendekatan
berdasarkan aturan-aturan yang disepakati. Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari
pernyataan yang bersifat umum menarik kesimpulan yang bersifat khusus (Busrah, 2012:5).
Sutrisman (1987) diacu dalam Samosir (1997:80) mendefinisikan pendekatan deduktif
sebagai suatu cara mengajar yang dikembangkan berdasarkan penalaran deduktif, jadi
pendekatan deduktif adalah pendekatan yang dimulai dari definisi kemudian diikuti dengan
contoh-contoh.Dari penjelasan beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwapendekatan deduktif adalah cara berfikir dari hal yang bersifat umum yaitu pemberian
penjelasan tentang pembelajaran (rumus atau teorema) ke hal-hal yang bersifat khusus yaitu
berupa penerapan rumus atau teorema tersebut (berupa contoh-contoh). Pembelajaran dengan
pendekatan deduktif terkadang sering disebut pembelajaran tradisional yaitu guru memulai
dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori (contoh). Pembelajaran dengan
pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan kepada
siswa.5

Keunggulan model ini adalah perlu secara intensif fokus pada analisis pemahaman
dari segi materi, sehingga dari aspek penggunaan waktu, dapat lebih efisien. Bahkan dari
aspek lainnya, keterampilan yang digunakan dapat diatur dengan lebih cermat, hal ini dapat
terjadi karena poin yang ingin dicapai sudah jelas. Selain itu, pendekatan ini cocok digunakan
dalam proses pembelajaran karena guru memberikan informasi sebelum pembelajaran
dimulai. Selain itu, dalam deduksi, kesimpulan adalah konsekuensi logis dari premis tersebut.
Jadi, dengan penalaran yang baik, kesimpulan bisa jadi benar bila premisnya benar.
Kelemahannya adalah dalam menarik kesimpulan yang dibatasi sampai batas tertentu. Dan
jika salah satu atau bahkan kedua premis ini salah kesimpulan atas premis itu juga akan salah.
Kelemahan lainnya adalah kesimpulan yang diambil atas dasar logika deduktif tidak bisa
lebih luas dari premis aslinya, sehingga sulit untuk mencapai kemajuan ilmiah dengan hanya
4
Basrowi dan Suwardi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

5
Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1992.
mengandalkan logika deduktif. Juga, ketika argumen diuji kebenarannya, maka yang bisa
dicek hanya bentuk atau pola penalarannya saja, tapi bukan premis materinya, sehingga bisa
dicek apakah premis tersebut benar atau tidak.6

DAPUS

Basrowi dan Suwardi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1992.

Priyadi, Sugeng. Sejarah Lokal; Konsep, Metode Dan Tantangannya, Yogyakarta: Ombak,
2012.

Helisus Sjasuddin dan Ismaun. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT Gramedia, 1996.

Vansina, Jan. Tradisi Lisan Sebagai Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2014.

Basrowi dan Suwardi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

6
Priyadi, Sugeng. Sejarah Lokal; Konsep, Metode Dan Tantangannya, Yogyakarta: Ombak, 2012.

Anda mungkin juga menyukai