Anda di halaman 1dari 224

“ MINORITAS MUSLIM DI CHINA“

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Minoritas Muslim di Negara Non-Muslim

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M.A.


Abdur Rahman, M.Hum

Disusun oleh :

Restu Maharani

03020220065

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Nama Allah SWT, Puji syukur Alhamdulillah Saya mengucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Minoritas Muslim di
Negara Non-Muslim mengenai “ Minoritas Muslim di China “

Penyusunan tugas ini digunakan untuk memenuhi tugas kuliah mata kuliah Minoritas
Muslim di Negara Non-Muslim yang dibimbing oleh Prof. Dr. H. Syaiq A. Mughni, MA. dan
Bapak Abdur Rahman, M.Hum. Saya berharap dengan adanya tugas ini saya bisa lebih
termotifasi untuk lebih dalam mempelajari lebih dalam tentang “Minoritas Muslim di
China“

Pepatah mengatakan tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu saya sadar dalam
tugas ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, saya memohon maaf dan meminta
kepada Bapak dosen, tanpa mengurangi rasa hormat sedikitpun untuk kiranya sudi
memberikan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya. Sekian dari saya semoga
tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi kita semua
untuk kedepannya.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

a. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

b. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

c. Tujuan........................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3

a. Sejarah Awal Masuknya Islam di China ...................................................................... 3

b. Periodesasi Perkembangan Islam di China .................................................................. 4

c. Tantangan – tantangan Muslim di China ................................................................... 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

Kesimpulan............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

China menjadi salah satu negara dengan pemeluk agama Islam yang minoritas. Islam
di China adalah topik menarik untuk diperbincangkan. Pasalnya banyak orang yang
beranggapan bahwa ideologi yang dianut oleh China menafikan agama bagi rakyatnya,
sedangkan Islam sebagai agama minoritas di China bisa dikatakan cukup berkembang
cukup pesat dan menyebar di seluruh daratan China.

Terdapat bebeberapa teori tentang masuknya agama Islam di China. Perbedaan


pendapat tersebut disebabkan oleh kurangnya data yang valid yang ditemukan
dilapangan tentang kapan dan dimana pertama kali Islam menyebar di negeri
itu.Menurut Jean A. Berli dalam bukunya Islam in China menjelaskan,masuknya Islam
di China berlangsung pada abad ke-8.Sedangkan apabila berdasarkan pada catatan Chen
Yuen dan catatan resmi dari Dinasti Tang menunjukkan bahwa Khalifah Utsman bin
Affan sudahmengirim utusan ke China sejak abad ke-7, tepatnya tahun 30 H/651 M.
Kedatangan Islam lebih dari 10 abad yang lalu tentu sedikit banyak memberikan
dinamika tersendiri bagi perkembangan China.

Meski sebagai minoritas, umat Islam di China selalu melibatkan diri dalam proses
dealektika sejarah berdirinya negeri tersebut. Bahkan tokoh revolusionis yang
membawa China dari pemerintahan tiran (Dinasti Manchu) menuju negara Republik
Demokratis adalah seorang tokoh Islam yang bernama Sun Yat Sen. Hadirnya Sun Yat
Sen dan tokoh-tokoh muslim penting lainya tidak lepas dari kegigihan umat Islam
dalam membangun peradaban mereka melalui kultur, sosial, budaya dan pendidikan
yang mereka perjuangkan selama berabad-abad. Di sadari atau tidak, kegigihan umat
Islam inilah yang secara tidak langsung juga ikutserta dalam menentukkan arah gerak
masa depan China yang sekarang ini.

1
II. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana awal mula masuknya agama Islam ke China ?


b. Bagaimana Periodesasi Perkembangan Islam di China ?
c. Bagaimana tantangan – tantangan yang dihadapi Umat Islam di China ?

III. TUJUAN MASALAH

a. Memahami Kapan Islam masuk ke China


b. Memahami Periodesasi perkembangan Islam di China
c. Memahami tantangan – tantangan yang dihadapi Umat Islam di China

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. SEJARAH AWAL MASUKNYA ISLAM DI CHINA

Islam pertama kali diperkenalkan di China pada 616-618 oleh salah satu sahabat Nabi
Muhammad: Sa'ad bin AbiWaqqas, Wahab bin Abu Kabcha dan sahabaat-sahabat yang
lain. Wahab binAbu Kabcha (Wahb Abi Kabcha) mungkin adalah anak dari al-Harth bin
AbdulUzza (dikenal sebagai Abu Kabsha). 1 Tercatat dalam laporan yang lain
bahwaWahab Abu Kabcha mencapai Kanton melalui laut pada 629, Sa'ad bin Abi
Waqqas, bersama dengan tiga sahabat yang lain, yaitu Suhayla Abuarja, Uwais al-
Qarani, dan Hassan ibn Thabit, pergi ke China dari Arabia pada 637 untuk kedua kalinya,
dan kembali melalui rute Yunan-Manipur-Chittagong, kemudian mencapai Arabia lewat
laut. Sebagian sumbermemberi tanggal masuknya Islam ke China pada 650, yang
merupakanperjalanan ketiga Sa'ad bin Waqqas ke China. Sa'ad bin Abi Waqqas
dikirimsebagai utusan resmi kepada Kaisar (Emperor) Gaozong dari dinasti Tang.
Iniadalah perjalanan Sa'ad yang ketiga pada masa khalifah 'Uthman, pada 651.Kaisar
Gaozong kemudian memerintahkan pembangunan masjid di Kanton,yang merupakan
masjid pertama di China.2

Sementara itu sejarawan modern cenderung menyatakan tidak adabukti yang mendukung
bahwa Sa'ad ibn Abi Waqqas sendiri yang datang ke China. Mereka percaya bahwa
diplomat dan pedagang muslim datang ke Chinapada masa Tang sejak permulaan zaman
Islam. Budaya kosmopolitan dinasti Tang dengan kontaknya yang intensif dengan
wilayah Asia Tengah dan komunitas pedagang Asia Tengah dan Barat yang tinggal di
kota-kota China,membantu mereka berkenalan dengan Islam. Pemukiman muslim yang
pertamadi China terdiri dari pedagang Arab dan Persia.Sclama dinasti Tang dan terutama
pada masa-masa Song, komunitaspedagang muslim yang tergolong mapan telah ada di
kota-kota pelabuhanGuangzhou. Quanzhou, dan Hangzhou di pantai tenggara China,
juga dipedalaman seperti Chang'an. Kaifeng, dan Yangzhou.

1
Ismail Suardi Wekke Rusdan, MINORITAS MUSLIM DI CHINA: PERKEMBANGAN, SEJARAH DAN
PENDIDIKAN, Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 10 (1) (2017).
2
Ibid
3
Setelah analisis kritis jelaslah bahwa Saad ibn Abi Waqqas dan tiga sahabat yang lain
yangmenyebarkan Islam pada 616-18 diamati oleh Kaisar Wu-De pada 618. Guangzhou
merupakan rumah bagi empat masjid, termasuk masjid Huaishengyang terkenal, yang
dipercayai dibangun oleh Sa'ad ibn Abi Waqqas. Kota itujuga memiliki pemakaman
yang dipercayai sebagai makam Abi Waqqas (ayahdari Sa'd ibn Abi Waqqas). Selama
dinasti Tang, pedagang Arab-muslim terutama melakukanperdagangan, dan tidak secara
khusus berdakwah.3 Mereka tidak berusaha untukmengajak orang-orang China masuk
Islam, mereka hanya berdagang. Inidisebabkan edik anti-Budhis pada 845 selama Great
Anti-Buddhist Persecutionsama sekali tidak berbicara tentang Islam. Tampaknya,
kegiatan perdagangansangat menyibukkan para pemukim muslim awal dari pada
penyebaran Islam.Ketika mereka melaksanakan ajaran Islam pun, mereka tidak
melakukankampanye melawan Budhisme, Confusianisme atau Taosime, atau
ajarannegara. Mereka merupakan kelompok atau unsur yang mengambang, bukanunsur
penduduk yang jelas, karena mereka datang dan pergi antara China danBarat melalui
jalur laut atau darat.4

II. PERIODESASI PERKEMBANGAN ISLAM DI CHINA


Sejarah peradaban umat Islam di China dapat ditelusuri sejak masa Dinasti Tang (618-
907 M) yang ditandai dengan semakin meningkatnya pedagang Arab dan Persia yang
singgah di pelabuhan-pelabuhan China.Sumber lain juga menyebutkan bahwa selama
kurun waktu 147 tahun dari tahun 651 M hingga 798 M, negara Arab telah mengirim
utusannya lebih dari 37 kali ke China.5 Hal itu membuktikan msyarakat China telah
mengenal atau setidaknya mereka telah melakukan interaksi dengan orang-orang Islam
sejak abad ke-7 M. Selain itu bukti sejarah ini juga menunjukkan penyebaran Islam di
China dilakukan secara damai bukan dengan cara peperangan layaknya penyebaran
Islam di wilayah Timur Tengah, Afrika dan sebagian Eropa pada masa itu.

Pada perkembangan selanjutnya, dinamika kehidupan umat Islam baik dalam segi kultur,
sosial, budaya dan pendidikan terbentuk selama beberapa generasi dibawah dinasti
penguasa China seperti Dinasti Sung (960-1279M), Dinasti Yuan (1279-1368 M),
Dinasti Ming (1368-1644 M), Dinasti Manchu (1644-1912 M), masa Republik

3
Ibid
4
Ibid
5
Ibrahim Tien Ying Ma, Perkembangan Islam Di Tiongkok (Jakarta: Bulan Bintang, 1979).

4
Nasionalis (1911-1949 M), dan masa Republik Rakyat China (1948-sekarang). Dinasati
demi dinasti mereka lalui dengan penuh tantangan dan tidak jarang mereka harus
berhadapan langsung dengan penguasa karena dianggap tidak memberikan rasa keadilan
bagi rakyat. Sebut saja Sun Yat Sen, dia adalah tokoh muslim China yang menggaungkan
semngat revolusi karena dianggap pemerintahan Dinasti Manchu bertindak sewena-
wena. Tidak hanya menggulingkan kekuasaaan yang tidak pro rakyat, revolusi yang ia
digaungkan juga membawa China menuju negara yang lebih modern dengan sistem
Republik Demokratis.
a. Masa Dinasti Tang (618-709 M)
Menurut catatan resmi dari Dinasti Tang (618-905 M), serta catatan yang sama
dalam a brief history of the introduction of Islam to China yang ditulis oleh Chen
Yuen menjelaskan bahwa utusan pertama yang dikirim oleh Utsman bin Affan
sekitar tahun kedua dari pemerintahan Kaisar Yong Hui (30 H/651 M) 6
Pada masa itu banyak armada kapal dagang dari China yang melakukan
pelayaran menuju teluk Persi, muara sungai Eufrat dan Trigis. Dinasti Sui (605-
618 M) sebagai pendahulu Dinasti Tang membenarkan pernyataan tersebut
dalam sebuah riwayat literasinya. Oleh karena itu, apabila Chen Yuen
menyatakan bahwa Islam pertama kali masuk ke China pada abad ke-7 memiliki
alasan historis yang cukup kuat. Karena antara China dan Arab telah melakukan
interaksi jauh sebelum Islam lahir di Makah.
Fakta lain juga menyebutkan, Dinasti Tang di China dibangun oleh Li Yuan yang
dipanggil dengan Kaisar Tai Tsu (618-626) M), digantikan oleh putranya yang
bernama Li Shin Min yang dipanggil dengan Kaisar Tai Tsung (627-649 M) yang
juga disebut sebagai masa perkembangan kebudayaan, kesenian dan kesusastraan
di China. Pada kurun waktu yang sama, terdapat sebuah hadits dari Nabi
Muhammad (570-632 M) yang begitu terkenal yakni: Uthulubul „ilma walau bil
shini (Tuntutlah ilmu walau ke negeri China). Penyebutan China dalam hadits
Nabi tersebut menunjukkan telah ada sebuah interaksi sebelumnya antara China
dengan Arab. Oleh karena itu ketika Nabi Muhammad SAW menggunakan
kiasan China sebagai semangat untuk menuntut ilmu, masyarakat Arab sudah
familiar dengan nama negeri tersebut.

6
Asmanidar, ‘Potret Tamaddun Islam Di Negeri Tirai Bambu: Mulai Dari Masa Dinasti Tang Hingga Republik
China’, Jurnal Ilmiah Islam Futura, 14.2 (2015), 195.
5
b. Dinasti Song (960 M - 1279 M)
Chou Kuang Yin, pendiri dari Dinasti Sung terkenal dengan sebutan Kaisar Tai
Tsu (960-796 M) berusaha untuk memulihkan kehidupan ekonomi masyarakat
pada masa itu. Sang kaisar dan para pengikutnya berjuang keras untuk dapat
menarik minat saudagar Arab dan Persi dengan menawarkan berbagai fasilitas
beserta jaminankeamanannya. Mereka sengaja untuk membentuk lembaga
khusus seperti departemen perdagangan yang bertugas untuk mengawasi
kelancaran ekspor-impor. Selain itu depertemen ini juga bertugas untuk
memasarkan produk-produk khusus yang merupakan komoditi monopoli pihak
pemerintah, sembari mengawasi keamanan para pedagang yang keluar masuk
pelabuhan.7
Pada masa dinasti Song, orang-orang muslim mulai memainkan peranpenting
dalam industri impor-ekspor. Jabatan direktur umum pengirimandijabat oleh
orang muslim selama periode ini. Pada 1070, penguasa dinastiSong Shenzong
mengundang 5,300 muslim laki-laki dari Bukhara untukmenetap di China guna
menciptakan wilayah penyangga antara China dankerajaan Liao di timur laut. Di
kemudian hari, orang-orang ini menetap diantara ibukota Song Kaifeng dan
Yenching (sekarang Beijing). Merekadipimpin oleh pangeran Amir Sayyid "So-
fei-er" (nama China-nya) yangterkenal sebagai 'bapak” komunitas muslim di
China. Islam dinamakan olehorang-orang Tang dan Song sebagai Dashi fa
("hukum orang-orang Arab). Diamengubah lagi nama menjadi Huihui
Jiao("agama Huihui").8

c. Dinasti Yuan (1279-1368 M)


Periode terakhir pemerintahan Dinasti Sung menunjukkan ketidakstabilan
pemerintahan dengan semakin merajalelanya korupsi. Ditambah dengan
hadirnya Jenghiz Khan (1162-1227 M) dengan pasukkan yang hebat
menaklukkan berbagai wilayah Asia, termasuk China. Pada tahun 1127 M
Dinasti Sung yang ada di sebelah utara tumbang di bawah tentara Jenghiz Khan.

7
Asmanidar, ‘Potret Tamaddun Islam Di Negeri Tirai Bambu: Mulai Dari Masa Dinasti Tang Hingga Republik
China’, Jurnal Ilmiah Islam Futura, 14.2 (2015), 197
8
Ismail Suardi Wekke Rusdan, MINORITAS MUSLIM DI CHINA: PERKEMBANGAN, SEJARAH DAN
PENDIDIKAN, Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam (2017) 156

6
Meski para pejuang China mencoba untuk mempertahankan serangan tentara
Mongol, namun usaha tersebut tetap tidak membuahkan hasil bahkan Dinasti
Sung Selatan juga ikut runtuh pada kisaran tahun 1127-1279 M. Dengan
berakhirnya Dinasti Sung maka terbentuklah dinasti baru di bawah kekuasaan
bangsa Mongol yang bernama Dinasti Yuan.
Dinasti Yuan sendiri memiliki corak pemerintahan yang penuh tirani dan hanya
mampu bertahan selama 89 tahun. Meski terkenal sebagai pemerintahan yang
tiran, justru pada DinastiYuan ini umat Islam mendapatkan tempat yang istimewa
dalam struktur pemerintahan. Hal ini dikarenakan oleh politik advisori yang
diterapkan oleh bangsa Mongol. Mereka terpaksa menggunakan orang-orang
yang cakap serta yang dipandang mampu dalam mengelola pemerintahan yang
mereka ambil dari wilayah taklukkanya yang mayoritas beragama Islam.
Selama periode dinasti Yuan yang didirikan oleh Mongol (1271-1368),orang
Muslim dalam jumlah besar menetap di China. Orang-orang Mongol,yang juga
merupakan minoritas di China, memberikan status lebih tinggikepada imigran
asing, seperti muslim, Kristen, Yahudi dari Asia Barat, di atasChina asli (Han)
sebagai bagian dari strategi mereka dalam memerintah.Akibatnya, dinasti Yuan
memberi orang muslim pengaruh yang besar. Ratusanribu imigran muslim
direkrut dan dipaksa direlokasi dari Asia Barat danTengah oleh Mongol untuk
membantu mereka mengurusi kerajaan yangberkembang secara pesat. Kerajaan
Mongol menggunakan administrator Persia,Arab dan Uyghur Budha, yang
umumnya dikenal sebagai semu, untukbertindak sebagai pejabat pajak dan
keuangan.

d. Masa Dinasti Ming (1368-1644 M)


Banyak sumber sejarah yang menyebutkan bahwa Islam memperoleh
perkembangan yang pesat pada masa Dinasti Ming. Tidak hanya bagi para
pendatang muslim dari semenjung Arab, akan tetapi bagi keturunan Han
(keturunan yang paling mendominasi negeri China) juga mendapatkan perhatian
besar.
Kecintaan Kaisar Chu Yuan Chang terhadap Islam terlihat sangat jelas ketika
keputusan pertamanya setelah berhasil menaklukkan Kota Nanking dengan
membangun masjid raya. Terdapat dekorasi sajak 100 huruf dalam tulisan China
yang menggambarkan Islam secara universal.
7
Pada masa ini, terdapat satu tokoh muslim yang tidak hanya dihormati oleh
masyarakat China namun beberapaa negara Asia yaitu Laksamana Cheng Ho.
Memiliki nama asli Zheng He (1371-1435), ia lebih terkenal dengan sebutan Ma
Sanbao (salah satu nama Muslim di China yang sering diguanakan). Dialah yang
sebenarnya patut untuk mendapat gelar ―The Real of Sinbad”. Laksamana Haji
Muhammad Cheng Ho lahir di daerah Kumming (wilayah Yunnan). Awalnya ia
memiliki nama Ma Ho, akan tetapi Kaisar Chu Yuan Chang menukar namanya
menjadi Cheng Ho ketika pasukan Dinasti Ming menyerang pihak Mongol baik
didalam maupun luar negeri.9

e. Masa Dinasti Manchu/Qing (1644-1912 M)


Munculnya Dinasti Manchu tak lain karena kemelut yang terjadi pada Dinasti
Ming menjelang tahun 1644 M. seorang tokoh yang bernama Li Tzu Cheng
berhasil menghimpun pasukan dari kaum bandit serta membuat kekacauan dan
kerusuhan. Pada waktu itu genderal dari Dinasti Ming yaitu Wu San Kwet tidak
mampu menghadapi kemelut yang terjadi yang memaksa ia harus meminta
bantuan pasukan Dinasti Ching dari Manchuria untuk menumpas para
pemberontak tersebut. Namun sayangnya pasukan Manchu justru ingin
menguasai Dinasti Ming setalah berhasil mengusir para bandit tersebut. Untuk
yang kedua kalinya, Jenderal Wu San Kwet tidak berdaya dan pada akhirnya
Dinasti Ming runtuh ditangan pasukan Manchu. 10
Apabila berbicara posisi umat Islam pada masa itu, sudah jelas sikap umat Islam
China mayoritas akan menentang pendudukan tentara Manchu. Legitimasi Islam
yangtelah diberikan Dinasti Ming pada masa sebelumya memaksa mereka
melakukan perlawanan untuk mengusir tentara Manchu dari wilayahnya.
Beberapa kali terjadi kontak senjata setelah gagal melakukan perundiangan
perdamaian. Ketegangan ini terus berlanjut dan memaksa dari masing-masing
pihak untuk membuat konspirasi yang saling menjatuhkan. Orang Islam
membuat jargon: ―Hancurkan kekuatan Manchu dan bangun gerakan Ming”.
Sementara di pihak Manchu juga tidak mau kalah dan membuat semboyan:
―Hancurkan para kaum perusuh Muslim.

9
Marshall Broomhall, Islam in China: A Negletged Problem (New York: Paragoon Book Reprint Corp, 1966).
167.
10
Op.cit, hal.164.

8
Dinasti Qing (1644–1911) mengalami banyak pemberontakan. KaisarQing
termasuk orang Manchu, yang merupakan minoritas di China.Pemberontakan
muslim di barat laut terjadi karena perselisihan yang tajam diantara kelompok
muslim. Gedimu, Khatiya, dan Jahriyyah. Pemberontakan diYunnan terjadi
karena penindasan oleh pejabat Qing, yang berakibat terjadinyalima
pemberontakan Hui yang berdarah. Yang terkenal ialah pemberontakanPanthay
yang terjadi di provinsi Yunnan (1855-1873), dan pemberontakan Dungan,
terjadi di Xinjiang, Shensi dan Gansu (1862-1877). Pemerintah Manchu
memerintahkan untuk membunuh pemberontak. Jutaan orangterbunuh dalam
pemberontakan Panthay, dan beberapa orang dalam peristiwapemberontakan
Dungan. Penduduk muslim Hui Beijing tidak terpengaruh oleh pemberontak
muslim selama pemberontakan Dungan.

f. Masa Republik China (1912 M-Sekarang)


Pada masa kekuasaan Dinasti Manchu/Qing, Islam mengalami masa-masa yang
paling sulit dengan kebijakan anti Islam yang diterapkan oleh kekaisaran
tersebut. Akibatnya banyak sekali pemberontakan yang terjadi, salah satu
pemberontakan yang terkenal adalah pemberontakan Yunnan Islam.
Runtuhnya Dinasti Manchu pada kisaran tahun 1911-1912 M, membuat umat
Islam mendapatkan hak-hak mereka kembali. Bahkan didalam konstitusi
nasional China, seperti halnya dengan proklamasi Kowmintang dengan jelas telah
menjamin kebebasan beragama. Umat Islam mendapat pengakuan secara resmi
didalam konstitusinya bahwa China mengakomodir dan memberikan hak kepada
wakil-wakil Muslim untuk menempati kursi Majelis Nasional yang dipilih oleh
masyarakat Muslim China.11
Meski minoritas, umat Islam pada masa ini dipandang sebagai salah satu unsur
penting yang dari terbentuknya sebuah Republik Nasionalis Cina yang dipimpin
oleh Dr. Sun Yat Sen. Oleh karena itu umat Islam berperan aktif dalam kehidupan
politik pada masa itu. Kondisi tersebut memberikan kesempatan bagi umat Islam
China untuk membangun dan mengembangkan aspek budaya, ekonomi dan
sosial. Terbukti, pada masa itu pula banyak lahir para cendekiawan muslim dan
pendidikan Islam di China juga berkembang sangat pesat.

11
Op.cit, hal. 256.
9
I. Penduduk Muslim di China
China adalah rumah bagi populasi muslim yang besar Menurut CTA
World Factbook, sekitar 1-2% dari total populasi di China adalah muslim.
Poenghitungan sensus tahun 2000 menyiratkan bahwa mungkin ada
sampai 20 juta muslim di China. Sebuah studi tahun 2009 yang dilakukan
oleh Pew Research Center, berdasarkan sensus China, menyimpulkan ada
21.667.000 muslim di China, atau 1.6% dari total populasi. Menurut
Administrasi Negara untuk Urusan Agama (State Administration of
Religious Affairs-SARA), ada lebih dari 21 juta muslim di China,
sementara perkiraan tidak resmi berkisar China paling tinggi 50 juta Ada
sekitar 36.000 tempat ibadah muslim lebih dan 45.000 imam, dan 10
sekolah Islam di negar China.
Orang-orang muslim tinggal di setiap daerah di Cina Konsentrasi
tertinggi ditemukan di provinsi barat laut Xinjiang, Gansu, dan Ningxis
Populasi muslim yang signifikan juga ditemukan di seluruh provinsi
Yunnan di barat daya Cina dan provinsi Henan di China tengah. Dari
sekitar 55 kelompok minoritas di China yang diakui secara resmi, 10
kelompok adalah mayoritas muslim. Kelompok terbesar secara berurutan
adalah Hui (9,8 juta pada sens 2000, atau 48% dari jumlah resmi muslim),
Uyghur (8,4 juta, 41%). Kazakh (1,25 juta, 6,1%), Dongxiang (514.000,
2,5%), Kyrgyz (161.000). Salir (105.000), Tajik (41.000). Uzbek, Bonan
(17.000), dan Tatar (5 .000)
Namun, individu dari kelompok etnis tradisional muslim mungkin
menganut agama lain atau tidak beragama sama sekali. Selain itu, muslim
Tibet secara resmi diklasifikasikan bersama dengan orang-orang Tibet
Orang orang muslim tinggal terutama di daerah-daerah yang berbatasan
dengan Asia Tengah, Tibet dan Mongolia, yaitu Xinjiang, Ningxia,
Gansu dan Qinghai, yang dikenal sebagai Sabuk Qor an atau "Quran
Belt".

10
II. Praktik Keagamaan
Selama dua puluh tahun terakhir pelbagai peluang pendidikan Islam telah
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk muslim China
Selain sekolah, masjid, perguruan tinggi Islam pemerintah, dan perguruan
tinggi Islam yang independen, semakin banyak siswa yang pergi ke luar
negeri untuk melanjutkan studi mereka di universitas Islam internasional
di Mesir. Surah Arab Saudi. Pakistan. Iran dan Malaysia "Qingzhen
adalah istilah China untuk lembaga-lembaga Islam tertentu Arti harfiah
dan istilah adalah kebenaran murni

Sebagian besar muslim China adalah muslim Sunni Cri penting dan
beberapa komunitas muslim di Cina adalah adanya imam perempuan
Sarjaa mustim Ma Tang mencatat 6781 500.Hui di China kebanyakan
mengikuti Islam ortodoks (58,2% adalah Gedimu, tradisi utama non-Sufi
yang menentang ajaran yang tidak ortodoks dan movast agama), terutama
mengikuti madlihab Hanal Namun. kebanyakan muslim fui adalah
anggota kelompok Sufi (21% Yabewaniyalı 10.9 Jahriyyah. 7.2%
Khuffiyah, 1,4% Qadariyyah dan 07 Kubrawiyyah)

Menurut beberapa sumber, Laksamana Zheng He (1371-1435) dan kru


muslimnya telah melakukan perjalanan ke Mekkah dan melakukan
ibadah haji selama salah satu pelayaran ke laut barat antara 1401-1433
Muslim China lainnya mungkin telah melaksanakan ibadah haji ke
Mekah pada abad-abad berikutnya. Namun, informasi tentang ini sangat
sedikit Jendral Ma Lin (panglima perang), melaksanakan haji ke Mekkah.
Jendral Ma Fuxiang bersama dengan Ma Linyi mensponsori Imam Wang
Jingzhai ketika dia pergi haji ke Mekkah pada 1921 Imam Yihewani Hu
Songshan pergi haji pada 1925 Selama Revolusi Kebudayaan, muslim
China tidak diizinkan untuk naik haji, dan hanya bisa melakukannya
melalui Pakistan.

11
Demikian pula, selama revolusi kebudayaan, masjid dan bangunan
bangunan agama lainnya dirusak, dihancurkan atau ditutup. Salinan al-
Qur'an dihancurkan bersama dengan kuil, gereja, biara-biara Buddhis dan
Taois, juga pemakaman oleh Pengawal Merah. Selama masa tersebut,
pemerintah terus menerus menuduh muslim dan kelompok agama lainnya
berpegang kepada "keyakinan takhayul" dan mempromosikan
"kecenderungan anti-sosialis." Pemerintah mulai memperlunak
kebijakannya terhadap muslim pada 1979

Muslim China sekarang melaksanakan ibadah haji dalam jumlah besar.


biasanya dalam kelompok-kelompok yang terorganisir. dengan rekor 10
700 jamaah haji muslim China dari negara itu yang malaksanakan ibadah
haji pada 2007

III. Asosiasi Islam China


Asosiasi Islam China mengklaim mewakili komunitas muslim Cina
secara nasional. Dalam pertemuan perdananya pada 11 Mei 1953, di
Beijing. perwakilan dari 10 negara dari Republik Rakyat China hadir.
Pada April 2001 pemerintah membentuk Asosiasi Islam China, yang
bertujuan untuk membantu penyebaran al-Qur'an di China dan menentang
ekstremisme agama Asosiasi ini dijalankan oleh 16 pemimpin agama
Islam ve bertugas untuk membuat interpretasi yang benar dan berwibawa
dari keyakinan dan hukum Islam Asosiasi ini mengkompilasi dan
menyebarkan pidato inspiratif dan membantu para imam meningkatkan
kualitas, serta memeriksa khutbah atau dakwah yang dibuat oleh para
ulama di seluruh China. Fungsi yang terakhir ini mungkin merupakan
pekerjaan utama, selama pemerintah berkepentingan.

12
III. TANTANGAN – TANTANGAN YANG DIHADAPI UMAT ISLAM DI CHINA
Islam memiliki catatan sejarah yang penting di Cina. Di Negeri Tirai Bambu tersebut,
Islam telah masuk dan mewarnai kehidupan masyarakat sejak abad ke-7 Masehi. Ini
berarti sudah lebih 14 abad yang lalu Islam berkembang di Cina. Tuntutlah ilmu sampai
ke negeri Cina. Itulah ungkapan petuah Arab yang sering kita dengar. Ungkapan yang
menggambarkan bahwa sebuah ilmu pengetahuan harus dikejar walau sampai ke negeri
Cina. Tak heran bila hingga kini, cukup banyak penduduk Cina yang beragama Islam.
Kendati tak sebesar Indonesia, masyarakat muslim di Cina sangat taat dalam
menjalankan ibadahnya. Bahkan, di sejumlah daerah, terdapat perkampungan muslim.
Di Cina, terdapat beberapa suku bangsa yang beragama Islam, termasuk etnik Huizu,
Uygur, Kazakh, Kirgiz, Tajik, Uzbek, Tatar dan lain-lainnya. Penduduk Islam merata
tinggal di seluruh China, terutamanya di bagian barat laut.

Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di Cina adalah para saudagar dari Arab
dan Persia. Mereka bercampur dengan orangorang Cina, mereka dijuluki sebagai orang-
orang Hui. Di Cina ada banyak kelompok. Kelompok terbesar yang biasanya kita sebut
orang Cina adalah kelompok Han. Han adalah orang-orang berperawakan Cina yang
sering kita lihat, tapi Han adalah mayoritasnya. Dan umat Muslim bercampur dengan
para Han dan mereka sekarang dikenal sebagai Hui. Masyarakat Cina muslim dikenal
dengan sebutan kelompok Hui. (Alwi, 2001:90-92). Kelompok Hui adalah warga yang
tersebar di beberapa daerah yang berpenduduk Hui baik secara fisik dan bahasa.
Kelompok ini tidak menganggap dirinya sebagai warga Cina disebabkan mereka tidak
makan daging babi, menyembah nenek moyang, tidak berjudi, tidak mengonsumsi
minuman keras, dan tidak pula mengisap ganja.

Beijing mengatakan militan-militan Muslim dari bagian Barat China, Xinjiang,


merupakan pelaku serangan-serangan tersebut. Saat ini, lebih dari enam bulan sejak
insiden tersebut, masyarakat di kota itu masih mengalami imbasnya.Jelas bahwa
serangan-serangan itu memiliki dampak yang lama di Kunming. Kehadiran polisi sangat
terasa di seluruh kota terutama di tempat-tempat perbelanjaan besar atau di lokasi-lokasi
transportasi publik. Di luar Masjid Yongning, satu dari enam rumah ibadat utama umat
Muslim di Kunming, mobil polisi terus parkir di sana. Dekat masjid, alun-alun Jinbi
dipenuhi polisi, baik berseragam maupun berpakaian preman, yang juga membuntuti
13
wartawan saat melakukan wawancara, meski tidak mengganggu. Muslim-muslim di
Kunming mengatakan meski mereka mengecam kekerasan tersebut, dan itu bukanlah
refleksi dari keyakinan iman mereka yang sebenarnya, serangan-serangan itu terus
memberikan dampak.Para Muslim di seluruh China dan bahkan beberapa bagian Asia
Selatan memenuhi aula-aula masjid Yongning Jumat sore lalu, hari yang sama
dijatuhkannya hukuman untuk pelaku penyerangan.

Di Xinjiang, yang menghadapi kerusuhan dan penggerebekan, sebagian besar Muslim


adalah dari etnis Uighurs. Namun di Kunming, sebagian besar Muslim adalah dari etnis
Hui, yang tidak menghadapi ketegangan yang sama dengan pemerintah atau dengan suku
mayoritas Han di China. Namun Muslim di sana, menurutnya, perlahan-lahan “berupaya
untuk membalikkan situasi itu, berkomunikasi dan membangun pemahaman.” Untuk
beberapa pihak, menjembatani kesenjangan itu memerlukan waktu lebih banyak.
Seorang warga Kunming mengatakan selalu ada ketegangan antara Muslim dan
kelompok lain di China.

Ia mengatakan “ada banyak Muslim di Yunnan dan pandangan mereka tentang


kehidupan dan tradisi sangat berbeda dari sebagian besar orang dan bahkan umat Kristen.
Rasanya seperti hidup di dunia yang berbeda.” Seorang warga lain yang lebih muda di
Kunming mengatakan serangan-serangan itu mengejutkan. Ia mengatakan “tidak paham
mengapa orang di China saling membunuh seperti itu.” Ia menambahkan saat ini selalu
diliputi ketakutan dan kekhawatiran jika pergi keluar untuk bersenang-senang. Yang
lainnya mengatakan situasi saat ini tidak seburuk itu. Seorang warga perempuan
mengatakan “sebagian besar Muslim di Yunan adalah etnis Hui dan Hui telah lama
berbaur dengan warga China.” Ia mengatakan hanya segelintir minoritas “dari elemen-
elemen kejahatan di masyarakat yang melakukan tindakan seperti itu.”

Kunming telah lama menjadi tempat berbaurnya berbagai agama dan Yunnan merupakan
tempat bagi lebih dari 20 suku minoritas, namun masyarakat mengatakan risiko-risiko
kekerasan meremehkan reputasi itu. Muslim-muslim di Kunming mengatakan akibat
serangan-serangan tersebut, mencari taksi saja sulit. Yang Changjiu melarikan dua
korban yang bersimbah darah ke rumah sakit dengan taksinya pada malam terjadinya
serangan, yang menurutnya telah memukul usahanya dan pariwisata di sana.

14
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN

Islam datang ke China sejak abad ke-7 Masehi dan mengalami perkembangan signifikan
tetapi dengan pasang surut hubungan antara orang-orang muslim dan penguasa dinasti-
dinasti mulai Tang, Song, Yuan, Ming,Qing sampai terbentuknya Republik China. Namun
situasi berubah drastisdengan terjadinya revolusi kebudayaan dan berkuasanya partai
komunis diChina. Terdapat pembatasan dan bahkan penghancuran tempa-tempat ibadah
muslim dan properti muslim lainnya.

Dinamika kehidupan umat Islam baik dalam segi kultur, sosial, budaya dan pendidikan terbentuk
selama beberapa generasi dibawah dinasti penguasa China seperti Dinasti Sung (960-1279M),
Dinasti Yuan (1279-1368 M), Dinasti Ming (1368-1644 M), Dinasti Manchu (1644-1912 M),
masa Republik Nasionalis (1911-1949 M), dan masa Republik Rakyat China (1948-sekarang).

Tidak dapat dipungkiri bahwa di China, Islam merupakan agama minoritas. Tentu benyak
tantangan yang harus dihadapi oleh umat Islam. Salah satunya meyakinkan pemerintah China
bahwa Islam merupakan Rahmatan Lil ‘Alamin , sehongga harapannya tantangan lainnya dapat
terselesaikan seperti terkait penegakan HAM yang dihadapi umat Islam di China.

15
Daftar Pustaka

Asmanidar, ‘Potret Tamaddun Islam Di Negeri Tirai Bambu: Mulai Dari Masa Dinasti
Tang Hingga Republik China’, Jurnal Ilmiah Islam Futura, 14.2 (2015)

Ismail Suardi Wekke Rusdan, MINORITAS MUSLIM DI CHINA: PERKEMBANGAN,


SEJARAH DAN PENDIDIKAN, Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
(2017)
Marshall Broomhall, Islam in China: A Negletged Problem (New York: Paragoon
Book Reprint Corp, 1966)
Ibrahim Tien Ying Ma, Perkembangan Islam Di Tiongkok (Jakarta: Bulan Bintang,
1979).
MINORITAS MUSLIM DI NEGARA KOREA SELATAN

Disusun oleh: Muhammad Nuri Zainur Rifqi (A92219103)

Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negari Sunan Ampel Surabaya

Abstrak

Agama Islam pertama kali masuk ke semenanjung Korea pada abad ke-9 M masa
Dinasti Silla melalui pedagang Muslim Arab dan Persia. Namun pada abad ke-15 M
masa Dinasti Joseon, agama Islam dan orang Muslim tidak bisa masuk karena
pemerintah kerajaan mengeluarkan kebijakan melarang masuknya budaya asing. Sejak
itu kontak antara Korea dengan dunia Islam terputus. Islam mulai dikenal kembali oleh
orang Korea pada saat mendapat bantuan dari pasukan tentara perdamaian dari Negara
Turki saat terjadi perang Korea tahun 1950-1953 M. Selama terjadi perang tersebut,
banyak masyarakat Korea yang begitu terkesan oleh gaya hidup Umat Muslim mereka.
Beberapa orang Korea akhirnya memeluk Islam dan menjadi unsur pertama komunitas
Muslim yang segera tumbuh jumlahnya. Jumlah mereka pertahunnya meningkat
sehingga terbentuk perkumpulan Muslim Korea dan tahun 1967 M menjadi organisasi
Korea Muslim Federation (KMF) yang statusnya diakui oleh pemerintah Korea.

Kata Kunci : Korea, Islam, Perang, Turki, KMF.

Pendahuluan

Islam adalah agama rahmatan lil a‟lamin, dimana tidak ada paksaan apapun
untuk memeluknya dan menjadi petunjuk bagi seluruh umat di bumi tak terkecuali
bagi warga Republic of Korea atau Korea Selatan. Korea Selatan, populasi Muslim
terus meningkat sejak diperkenalkannya Islam tak lama setelah Perang Korea.
Komunitas Muslim (baik orang Korea dan warga asing) ini berpusat di sekitar Seoul,
di mana masjid besar yang pertama pada abad ke-20 dibangun pada tahun 1976 dengan
menggunakan dana dari Misi Islam Malaysia dan negara-negara Islam lainnya.Selain
kurang dari 60.000 umat Muslim asli Korea, telah terjadi pertumbuhan yang lambat
tetapi jelas dari imigrasi Asia Selatan, Timur Tengah (yaitu Irak), Indonesia dan
Malaysia ke Korea Selatan, mayoritas menjadi Muslim, selama 1990-an dan 2000-an,
biasanya datang sebagai tenaga kerja ekspatriat. Secara keseluruhan ada sampai
180.000 Muslim di Korea Selatan.[1] Hal ini diyakini bahwa tidak ada kehadiran yang
signifikan dari Islam di Korea selatan di mana kegiatan keagamaan otonom secara
umum hampir tidak ada.

Sejarah Perkembangan Awal Mula Umat Islam di Korea Selatan

Sejarah awal hubungan antara Korea dengan Timur Tengah terjalin sejak masa
klasik. Agama Islam pertama kali masuk ke semenanjung Korea pada abad ke-9 M
masa Dinasti Silla melalui pedagang Muslim Arab dan Persia. Lalu kedatangan Islam
di Korea berlanjut pada abad 13-14 M, pada masa Dinasti Koryo, banyak Umat
Muslim yang datang ke Semenanjung Korea yang kemudian mereka menetap secara
permanen dan berasimilasi ke dalam masyarakat Korea. Tapi pada abad berikutnya
yaitu abad ke-15 M pada masa Dinasti Joseon, agama Islam dan umat Muslim tidak
bisa masuk ke Korea karena pemerintah kerajaan pada saat itu telah mengeluarkan
kebijakan, yaitu melarang masuknya orang asing atau orang dari luar Korea untuk
memperkenalkan budaya asing mereka, dan menyebarluaskannya. Tapi di Dinasti dan
di Abad sebelumnya Islam sudah masuk ke Korea, maka banyak umat Muslim yang
ditangkap dan dipenjarakan. Sebagian dari mereka berhasil lari dan keluar dari Korea,
sebagian lagi mereka tetap berada di Korea namun mengasingkan diri.

Pada pemerintahan selanjutnya yaitu pada Dinasti Goeryo, Hubungan


perdagangan antara dunia Islam dan semenanjung Korea dilanjutkan Akibatnya,
sejumlah pedagang Muslim dari Timur Dekat dan Asia Tengah menetap di Korea dan
mendirikan sebuah keluarga di sana. Setidaknya satu klan utama Korea,
keluarga Chang keluarga dengan tempatnya di desa Toksu, mengklaim keturunannya
dari keluarga Muslim. Beberapa Muslim Hui dari Cina juga tampaknya telah tinggal
di kerajaan Goryeo. Pada 1154, Korea termasuk dalam atlas dunia geografer
Arab Muhammad al-Idrisi, Tabula Rogeriana. Peta tertua dunia Korea, Kangnido,
menarik pengetahuan dari Kawasan Barat dari karya geografi Islam.

Perkembangan Jumlah Penganut Islam di Korea Selatan

Di Korea Selatan, agama Islam adalah agama minoritas dibandingkan dengan


agama-agama lain yang ada di sana. Komunitas Muslim berpusat di kota Seoul dan
ada beberapa masjid juga yang bisa ditemukan di seluruh negeri. Menurut Federasi
Muslim Korea, setidaknya ada sekitar 100.000 Muslim yang tinggal di Korea Selatan,
dan sekitar 70 hingga 80 persennya adalah orang asing. Seoul sendiri memiliki 40%
dari total populasi Muslim Korea Selatan. Kementerian Luar Negeri telah
menyelenggarakan makan malam buka puasa selama bulan Ramadhan setiap tahun
sejak 2004. Di antara orang Korea, masyarakat Muslim hanya terdiri dari 0,2% dari
total populasi. Namun meningkatnya imigrasi Muslim ke Korea memungkinkan
komunitas Muslim di Korea terus tumbuh dan mengambil peran penting.

Berdasarkan uraian di atas setidaknya jumlah Muslim hanya terdiri dari 0,2%
dari total populasi penduduk Korea selatan. Hal ini dengan jumlah sekitar 100.000
Muslim yang tinggal di Korea Selatan, dan sekitar 70 hingga 80 persennya adalah
orang asing atau pendatang. Meskipun demikian ada kenaikan dari jumlah penduduk
muslim ini dari waktu ke waktu.

Lembaga dan Tokoh Umat Islam di Korea Selatan

Pada tanggal 15 September 1955 M agama Islam diresmikan menjadi salah satu
agama di Korea Selatan dan diikuti oleh pemilihan imam pertama Korea, yaitu
Muhammad Yoon Doo Young. Setelah itu mereka juga membangun hubungan dengan
negara-negara Muslim di seluruh dunia dari Malaysia sampai Maroko.
Pada bulan Mei tahun 1965 kelompok kepemimpinan Umat Muslim di
Korea telah mengumpulkan semua umat Muslim yang ada di Negara Korea
Selatan untuk berkumpul di satu tempat, tempat tersebut adalah sebuah Masjid besar
yang ada di Kota Seoul. Dalam perkumpulan ini mereka membentuk sebuah
organisasi Islam yang bernama Korea Muslim Federation (KMF) dengan ketuanya
Haji Sabri Suh Jung Kil, beliau didampingi dengan sekertarisnya Abdul Aziz Kim.
Kemudian merencanakan 6 strategi khusus untuk menyebarkan gerakan keagamaan
mereka di Korea, diantaranya:
1. Muslim mengunjungi rumah teman non-Muslim untuk tujuan meyakinkan atau
mengajak mereka menjadi Muslim.
2. Al-Qur’an, hadis dan berita dari dunia Muslim akan dicetak dan dibagikan kepada
umat Muslim.
3. Buku agama Islam mengenai Kesalah pahaman Agama harus diterjemahkan ke
dalam bahasa Korea dan dibagikan/disebarkan seluas mungkin.
4. Diadakan seminar satu jam setiap hari minggu di masjid dengan diskusi yang
dipimpin oleh Muslim asing.
5. Diadakan kelas bahasa Arab setiap hari minggu di masjid.
6. Informasi tentang Islam akan dirilis ke berbagai media berita.
Pada Januari 1969 M organisasi KMF diakui sebagai badan hukum oleh
Departemen Kebudayaan dan Penerangan Korea, selain itu juga diberi ijin oleh
pemerintah Korea Selatan dengan Nomer Perijinan 114.67.3.13. Organisasi ini secara
resmi dibuka untuk mengebangkan dakwah Islam di Korea Selatan secara jelas agar
kegiatan dakwahnya menjadi meningkat. Pada bulan Juni 1969 M, KMF mulai
menerbitkan koran bulanan The Korea Islamic Herald (KIH) untuk memperkenalkan
ajaran Islam dan keadaan perkembangan agama Islam di Korea. KIH melaporkan
kegiatan dakwah Islam di Korea secara rinci dengan mengunakan bahasa Korea dan
Inggris.
Organisasi KMF adalah organisasi Islam pertama dan satu- satunya di Korea
Selatan yang berawal dari suatu komunitas masyarakat Muslim asli penduduk Korea.
Misinya adalah berusaha untuk mengubah citra Islam dari kekerasan untuk damai. Para
pemimpin Muslim Korea mencari beberapa cara untuk bisa menyebarkan Islam di
Korea dengan cara damai. Selain itu mereka juga membuka beberapa seminar
untuk Muslim dan non-Muslim Korea tentang isu-isu yang beragam dalam teologi
Islam dan toleransi beragama. KMF juga mengadakan keanggotaan kelas beberapa
kali dalam setahun, semua Muslim harus menghadiri kelas-kelas ini untuk menjaga
keanggotaan mereka. Melalui kerjasama KMF dengan negara-negara Muslim, pada
bulan Desember tahun 1976 M ada sekitar 53 pemuda Muslim Korea memperoleh
pendidikan Islam di Indonesia, Malaysia, Pakistan, Saudi Arabia, Mesir, Libia, dan
Maroko.

Kegiatan Keberagaman Umat Islam di Korea Selatan

Di Negara Korea Selatan, hampir dari 46 persen penduduk Korea Selatan


memilih untuk tidak beragama. Hal tersebut berdasarkan menurut survey dari
American Pew Research Center. Akan tetapi, masih ada sejumlah komunitas
masyarakat Muslim yang berada di pinggiran kota. Faktanya, umat islam di Korea
Selatan memang menjadi penduduk minoritas. Mereka berada di kawasan
semenanjung dengan budaya pesisir dan tradisi Islam yang kuat.

Itaewon yang merupakan salah satu Kota di Korea. Itewon adalah tuan rumah
dari sekitar 150.000 penduduk Muslim yang merupakan warga asli Korea Selatan.
Distrik ini sangat populer dan terdapat sebuah masjid terbesar yang diberi nama Masjid
Pusat Seoul. Diketahui, masjid ini juga menjadi masjid pertama di Korea yang
diresmikan pada 1976. Masyarakat Itaewon yang beragama Muslim juga banyak
mendirikan usaha seperti toko halal, restoran halal dan kebutuhan para wisatawan
muslim lainnya. Saat ini Masjid Pusat Seoul menjadi salah satu dari masjid terbesar di
Korea Selatan. Total ada sekitar 15 masjid di seluruh negeri. Selain area – area sholat
yang terdapat di berbagai fasilitas umum seperti bandara, universitas atau mall. Masjid
di Korea Selatan berfungsi sebagai tempat beribadah sekaligus tempat memperdalam
ilmu agama Islam bagi masyarakat umum, baik muslim atau non – muslim.

Wanita Korea memiliki pakaian tradisional yang disebut dengan nama Hanbok.
Busana ini sangat konservatif dan menutup aurat. Bahkan, wanita Korea Selatan juga
sebenarnya menggunakan penutup kepala dengan sepotong kain yang disebut Jang-ot
serta kaos kaki. Cara berpakaian ini sama dengan budaya Islam yang mengharuskan
wanita untuk menutupi aurat tubuhnya. Sayangnya, budaya barat yang lebih modern
juga mulai menggerus akar budaya generasi muda di Korea Selatan. Untungnya,
pariwisata Korea Selatan dari tahun ke tahun juga semakin berkibar. Di mana- mana
sangat mudah menjumpai tempat persewaan Hanbok.
Tantangan Yang di Hadapi Umat Islam di Korea Selatan

Bagi umat Islam di Korea Selatan, konflik dan permasalahan yang menyangkut
Umat Islam disana telah jarang terjadi karena mereka tidak pernah melakukan sesuatu
hal buruk yang untuk dimusuhi dalam masyarakat Korea dengan cara yang menonjol,
karena jumlah umat Muslim disana sangatlah sedikit. Di Korea Selatan, Muslim
menyumbang kurang dari 1 persen dari total populasi, sementara Protestan
menyumbang 20 persen, diikuti oleh Buddha (16 persen) dan Katolik (8 persen).
Menurut Federasi Muslim Korea, diperkirakan ada 35 ribu Muslim Korea dan sekitar
100 ribu Muslim asing. Namun, ketika melihat lebih dekat, orang Korea, yang
umumnya terpapar media dan budaya Amerika yang didominasi Kristen, masih
memiliki bias psikologis terhadap Islam yang dianut secara luas di Timur Tengah.
Gambaran paling kuat tentang Arab dan Islam bagi orang Korea adalah terorisme,
perang, konflik, dan bahaya,

Kesimpulan

Islam adalah salah satu Agama yang ada di Korea Selatan. Dan juga agama Islam
sempat tidak diterima dengan baik di sana. Seiring berjalannya waktu, zaman dan juga
pemerintahan, Islam mulai tersebar di Korea berawal dari kedatangan pasukan tentara
perdamaian Turki saat terjadi perang Korea tahun 1950-1953 M . Tahun 1950 M di
bawah perintah PBB Turki mengirimkan sejumlah besar pasukannya untuk membantu
Korea Selatan saat perang dengan Korea Utara. Dan masyarakat Korea yang beragama
Islam di sana mendirikan sebuah organisasi yang bernama Korea Muslim Federation.
Organisasi ini di bentuk Pada bulan Mei tahun 1965.
Umat Muslim yang ada di Negara Korea Selatan untuk berkumpul di satu tempat,
tempat tersebut adalah sebuah Masjid besar yang ada di Kota Seoul. Dalam
perkumpulan ini mereka membentuk sebuah organisasi Islam yang bernama Korea
Muslim Federation (KMF) dengan ketuanya Haji Sabri Suh Jung Kil, beliau
didampingi dengan sekertarisnya Abdul Aziz Kim. Bagi umat Islam di Korea Selatan,
konflik dan permasalahan yang menyangkut Umat Islam disana telah jarang terjadi
karena mereka tidak pernah melakukan sesuatu hal buruk yang untuk dimusuhi dalam
masyarakat Korea dengan cara yang menonjol, karena jumlah umat Muslim disana
sangatlah sedikit. Di Korea Selatan, Muslim menyumbang kurang dari 1 persen dari
total populasi, sementara Protestan menyumbang 20 persen, diikuti oleh Buddha (16
persen) dan Katolik (8 persen). Menurut Federasi Muslim Korea, diperkirakan ada 35
ribu Muslim Korea dan sekitar 100 ribu Muslim asing. Namun, ketika melihat lebih
dekat, orang Korea, yang umumnya terpapar media dan budaya Amerika yang
didominasi Kristen, masih memiliki bias psikologis terhadap Islam yang dianut secara
luas di Timur Tengah. Gambaran paling kuat tentang Arab dan Islam bagi orang Korea
adalah terorisme, perang, dan konflik

Referensi
Umayyatun, Siti. 2017.Masyarakat Muslim di Korea Selatan. Jurnal Vol.11 No.2.

Hadi, Nur. 2012. Sejarah Kebudayaan Islam. Erlangga:Jakatra

Haq, Abdul. 1985.Gerakan Islam di Korea dan Indonesia. Dua Dimensi: Yogyakarta.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Kore
https://dalamislam.info/berapa-persen-penganut-agama-islam-di-korea-selatan/
https://muslimahdaily.com/khazanah/art-culture/item/1885-seindah-pelangi,-inilah-
keanekaragaman-pesona-tradisi-muslim-korea.html
https://ihram.republika.co.id/berita/r0i6ql313/korea-selatan-islam-dan-tantangan-
multikultural-part5
MINORITAS MUSLIM DI NEGARA INDIA

Mohamad Nizar Rahmanto - A02219031


Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam
Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
nizarrahmanto1@gmail.com

Abstrak :

India menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki beragam agama di dalamnya. Salah
satunya adalah Islam. Di India sendiri, Islam menjadi agama mayoritas kedua setelah Hindu.
Dengan Presentase sekitar 20 sampai 30% dari total jumlah penduduknya. Tulisan ini dibuat
dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana kondisi agama Islam sekaligus
umat Muslim sebagai kaum minoritas di negara Hindu seperti India. Penulis berusaha
memaparkan secara rinci setiap aspek yang menyangkut kehidupan sosial keagamaan umat
Muslim di sana. Sebagai kaum minoritas, umat Muslim di India nyatanya mengantongi jumlah
penganut yang cukup besar. Hadirnya Islam di India sendiri ditengarai sejak abad ke-7 Masehi.
Bertepatan pada masa Rasulullah SAW masih berdakwah. Hadirnya Islam di India dibawa oleh
para pedagang Arab yang sudah memiliki jaringan atau relasi dengan pedagang India sendiri.
Dan setelah Islam masuk di sana, muncul Dinasti Mughal yang menjadi dinasti Islam pertama
sekaligus terbesar dengan puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Akbar. Namun kejayaan
Islam di India itu tidak bertahan lama, terlebih pada saat kekuasaan Imperialisme Inggris.
Sepeniggal Inggris, umat Islam di India dipaksa untuk bangkit dan terus bertahan di tengah
kepungan zaman sekaligus ancaman serta tantangan dari berbagai bidang, baik bidang
pendidikan, ekonomi, sosial, bahkan masyarakat.
Kata Kunci : India, Islam, Presentase, Minoritas, Mayoritas.
PENDAHULUAN

Dalam perkembangannya, Islam sebagai sebuah agama telah mengalami berbagai fase-
fase pertumbuhan, kemajuan, kemunduran, dan tantangan. Baik itu di di ruang lingkup kecil
(lokal) maupun di ruang lingkup besar (global). Pelbagai fase yang dialami oleh Islam tersebut
tidak lepas dari pengaruh internal maupun eksternal. Pengaruh internal berasal dari umat Islam
itu sendiri, seperti adanya perkembangan intelektualisme, perubahan kebudayaan, dan lain
sebagainya. Sedangkan pengaruh eksternal berasal dari hal-hal di luar Islam itu sendiri. Seperti
faktor lingkungan, faktor kepemimpinan yang ada, faktor geografis, dan lain sebagainya.
Di Dunia internasional, agama Islam lahir dan tumbuh secara pesat di berbagai wilayah.
Baik di Asia Tengah, Asia Barat, Asia Tenggara, maupun Asia Selatan. Dan salah satunya
adalah India. Berbicara tentang Islam di India, tentu kita akan menyadari bahwa Islam menjadi
salah satu agama minoritas di sana. Hal ini terjadi karena di India sendiri telah lebih dulu hadir
agama dan kepercayaan lain dengan pengaruh dan penganut yang jumlahnya jauh lebih besar
daripada Islam sendiri. Contohnya adalah Hindu. Walau demikian, Islam tetap mendapat
tempat yang layak di India. Sehingga agama Islam mampu menyejajarkan diri dengan agama
dan kepercayaan lain dan ikut tumbuh berkembang hingga memiliki banyak peminat di sana.
Sekilas tentang India, negara ini menjadi salah satu negara yang memiliki kekayaan yang
melimpah. Di samping itu, terdapat kebudayaan yang kuat dan hebat, sekaligus menyandang
gelar sebagai salah satu negara penghasil rempah dan menjadi pusat perdagangan di Abad 13
sampai 15. India juga memiliki cakupan wilayah yang luas dan terdiri atas banyak bangsa,
bahasa, dan agama. Dengan agama mayoritasnya adalah Hindu sedangkan Islam menjadi
agama minoritas di sana. Islam diperkenalkan di anak benua India dalam bentuk peradaban
yang telah berkembang.
Hal ini diwarnai dengan adanya budaya pertanian, urbanisasi, dan keagamaan yang
terorganisir secara mapan. Sedangkan peradaban India diwarnai dengan sistem kasta,
Hinduisme Brahmanik dan keyakinan Budha. Serta diwarnai dengan dominasi elite Rajput dan
elite politik Hindu lainnya. Kebudayaan ini memiliki pengaruh yang sangat besar. Sampai
akhirnya Islam datang menginvasi dan mulai menyebarkan ajarannya di sana. Kedudukan
Islam di wilayah ini berhasil menaklukan seluruh kekuasaan Hindu dan serta mengislamkan
sebagian masyarakatnya1.
Berkembangnya agama Islam di India tidak lepas dari kesadaran pemikir dan masyarakat
yang ada di sana. Kesadaran umat Islam di India muncul pada saat India berada di bawah

1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 147.
kekuasaan Inggris. Kesadaran ini dipicu oleh seorang tokoh bernama Sayyid Ahmad Khan. Ia
menyadari bahwa umat Islam sedang mengalami ketertinggalan dalam segala bidang
kehidupan. Dan hal itulah yang kemudian memicu kebangkitan umat Islam di India hingga
mampu membawa mereka pada perubahan besar yang telah dirasakan hingga saat ini.

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDIA

Sesuai dengan catatan sejarah yang ada, ditengarai bahwa agama Islam masuk ke India
pada Abad ke-7 Masehi, di masa Rasulullah SAW masih hidup dan berdakwah. Pada masa itu,
diketahui jika pedagang-pedagang Arab yang sudah memeluk Islam sudah mulai berdagang
dan menyebarkan agama Islam (berdakwah) lewat metode perdagangan. Hal ini didukung
dengan adanya hubungan baik yang sudah mereka jalin dengan para pedagang dari Timur. pada
masa ini, raja Cheraman Perumal, raja Kadangalur dari pantai Malabar telah memeluk Islam
dan pernah menemui Rasulullah SAW. Kemudian, nama raja tersebut diganti menjadi Tajudin.
Pada masa Umar bin Khattab, tahun 643-644 Masehi, Panglima Mugira menyerang Sind,
tetapi gagal. Pada tahun itu pula, Abdullah ibn Amar Rabbi sampai di wiayah Mekran untuk
menyiarkan Islam dan memperluas daerah kekuasaan Islam. Masa Ustman bin Affan dan Ali
bin Abi Thalib, dikirimlah utusan ke India untuk menyelidiki adat istiadat dan jalan-jalan
menuju India. Dan peristiwa ini menajdi awal mula dari persebaran agama Islam melalui jalur
darat2.
Awal kekuasaan Islam di India terjadi pada masa khalifah Al-Walid, dari Daulah
Amawiyah tahun ke 8 Masehi. Penaklukan ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah
pimpinan Muhammad bin Qasim. Lalu, muncul Dinasti Ghaznawi yang mengembangkan
kekuasaannya di India dengan Sultan Mahmud (1020 Masehi) sebagai pemimpinnya. Ia
berhasil menaklukan hampir semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan
sebagian besar masyarakatnya. Dan setelah Dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti
kecil seperti Dinasti Mamluk (1206-1290 M), Dinasti Khalji (1296-1316 M), Dinasti Thuglug
(1320-1413 M), dan dinasti-dinasti kecil lainnya. Kemudian muncul bangsa Babur di awal
Abad-16 yang menjadi cikal bakal Dinasti Mughal, kerajaan Islam yang berpengaruh besar
pada masa itu3.
Pada masa kekuasaanya, Kerajaan Mughal menjadikan Delhi sebagai Ibukotanya.
Kerajaan dan kekuasaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530), yang juga salah satu

2
Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam: dari masa Klasik hingga Modern, (Solo: LESFI, 2009) 167.
3
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985) 82.
cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, seorang penguasa di wilayah Ferghana.
Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu di India menyusun angkatan perang dengan
tujuan untuk melawan kekuasaan Babur. Namun, pasukan perang Hindu ini bisa dikalahkan
oleh Babur. Kemudian Zahiruddin Babur meninggal pada tahun 1530 Masehi setelah
memerintah selama kurang lebih 30 tahun. Dengan meninggalkan kejayaan yang cemerlang.
Dan kemudian, kekuasaan diturunkan kepada Hamayun, anak dari Zahiruddin Babur4.
Putra sulung Zahiruddin Babur, Hamayun, banyak menghadapi tantangan dalam
melaksanakan pemerintahannya. Selama masa pemerintahannya (tahun 1530-1539 Masehi),
India tidak pernah mengalami situasi yang aman. Sampai kemudian, Hamayun digantikan oleh
anaknya, Akbar. Dan pada masa Akbar inilah, kerajaan Mughal mencapai masa kejayaannya.
Kejayaan yang ditinggalkan oleh Akbar masih bisa dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya,
yaitu Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M).
Setelah itu, barulah kejaayaan Mughal tidak bisa dipertahankan lagi5.
Satu setengah abad setelah Mughal berada di puncak kejayaannya, para pemimpin yang
melanjutkan kekuasaan Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah
dibangun oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya. Hingga akhirnya pada abad ke-18, kerajaan
Mughal mulai mengalami kemundurannya. Kekuasaan politik mulai merosot, terjadi perebutan
kekuasaan pada pemerintahan pusat, dan gerakan separatis Hindu yang ada di India Tengah,
Sikh di Belahan Utara, dan islam di Bagian Timur semakin mengancam. Sementara itu, para
pedagang Inggris menanamkan modal untuk yang pertama kalinya di India, dengan didukung
oleh kekuatan bersenjata yang kemudian mampu menguasai wilayah pantai India6.
Sejak tahun 1818 Masehi, Inggris menjadi kekuatan besar yang memiliki kedudukan di
sebagian besar wilayah India, terutama daerah-daerah yang mayoritas penduduknya beragama
Islam. Seperti wilayah Bengal, daratan sekitar Sungai Gangga, dan sekitar lembah sungai Indus.
Inggris mendapatkan puncak kekuasaannya pada 1857 ketika Kerajaan Mughal jatuh. Hal ini
ditandai dengan diusirnya Bahadur Syah dari Istana ke Rangoon. Kemudian Inggris juga
menguasai Afghanistan sehingga Imperialisme telah merata di seluruh anak benua India.
Oleh sebab itu, berakhirlah kekuasaan Dinasti Mughal di India yang merupakan salah
satu kekuasaan Islam terbesar saat itu. Dan sepeninggal kerajaan Mughal, masyrakat Islam di
India harus berjuang untuk mempertahankan eksistensi mereka dari Imperialisme Barat di

4
Yatim, Op. Cit, 145-147.
5
Ibid., 148-149.
6
Abdurrahman, Op. Cit, 159.
dataran India, dan kemudian, hal inilah yang menggugah kesadaran para pemikir Islam untuk
mencari solusi mengenai permasalahan tersebut.

PERKEMBANGAN JUMLAH PENGANUT ISLAM DI INDIA

India, menjadi salah satu negara di Asia (Asia Selatan) dengan presentase jumlah
penduduk terbanyak nomor dua di dunia. Populasi penduduk India terhitung lebih dari satu
milyar jiwa, dan menjadi negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran geografisnya. India,
memiliki julukan sebagai negeri Seribu Warna. Senada dengan negeri 1001 Malam yang
menjadi julukan dari Baghdad. India, membentang di daratan seluas 3.287.590 kilometer
persegi.
Selain itu, India memiliki keberagaman etnis. Di dalamnya, terdapat 15 bahasa di luar
bahasa Hini dan Inggris. Sensus terakhir mencatat ada 1.652 bahasa Ibu di India. Etnis yang
mendominasi wilayah ini adalah Indo Aryam dengan presentase 72%. Diikuti etnis Dravida
(25%), dan sisanya adalah etnis Mongoloid dan lain sebagainya.
Umat Muslim merupakan mayoritas kedua dengan presentase 11,35%. Menyusul Hindu
sebagai mayoritas utama sebanyak 82,64%. Selebihnya, terdapat agama Kristen, Sikh, Budha
dan beberapa kepercayaan lainnya. Dengan demikian, India tercatat sebagai negara dengan
populasi Muslim terbesar ke-3 di dunia setelah Indonesia dan Pakistan, dan merupakan negara
demokrasi terbesar di Dunia.
Data terakhir yang tersedia, menyebutkan ada perkembangan jumlah penganut Islam di
India yang semakin membesar. Menurut Analisis Data jumlah pemeluk agama-agama yang ada
di India, Islam merupakan agama yang paling pesat pertumbuhannya. Menurut The Hind
Newspaper, jumlah presentase umat Islam di India mencapai 20%. Bahkan Hindutva Groups
mengklaim jika populasi Muslim sudah mencapai angka 30% di seluruh penduduknya.
Jika dipetakan lebih dalam, kawasan India Selatan merupakan wilayah dengan
perkembangan Islam paling kecil. Contohnya adalah provinsi Tamil Nadu dengan
perkembangan umat islam sebesar 13,7%. Diikuti oleh Kerala (15,9%), Andhra Pradesh (19%),
serta Karnatka (23%). Sementara itu provinsi dengan peningkatan populasi Umat Islam
terbesar adalah Assam, Meghalaya, Bengal, Bihar, Jharkhand, dan Rajastan. Dan Secara
Demografi kependudukan, pertumbuhan umat Islam usia 0-6 tahun juga cukup besar, yakni
18% dari seluruh penduduknya.
Presentase ini dinilai lebih besar daripada kaum Hindu yang mengantongi jumlah 15,6%
atau rata-rata nasional sebesar 15,9%. Pesatnya perkembangan populasi umat Islam di India ini
didukung oleh satu faktor utama. Yakni arus migrasi dari negara-negara tetangga, terutama
Bangladesh. Imigran tersebut berupaya mencari penghidupan yang lebih baik di India yang
kini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi.

TOKOH-TOKOH ISLAM BERPENGARUH DI INDIA

Terkait dengan besarnya kekuasaan Inggris yang menduduki India selepas runtuhnya
keraajaan Mughal, pada saat itu pula, mulai muncul pemikir-pemikir atau pembaharu
intelektual Islam. Mereka, para pencetus pemikiran baru ini mengeluarkan ide-ide mereka
sebagai reaksi sekaligus keinginan untuk mengembalikan kondisi Islam seperti sedia kala.
Adapun tokoh-tokoh yang menjadi penggerak utama dalam perwujudan pembaharuan dan
moderniasasi di kalangan umat Islam India, adalah :
1. Syah Waliyullah
Dengan nama Asli Kutb Al-Din. Lahir di Delhi pada 1703. Ayahnya bernama Abdul
Rahman, salah seorang ulama yang sangat disegani dan berwibawa dalam masyarakat.
Pada 1731, ia menunaikan Ibadah Haji dan sempat tinggal di Hejaz selama kurang lebih
empat puluh bulan. Di Hejaz, beliau memperdalam ilmu Hadist dan Ilmu Fiqih di bawah
seorang ulama terkenal dan di sini pula ia mendapat informasi tentang keadaan umat islam
di berbagai dunia. Setelah kembali ke tanah airnya, dia kembali menyibukkan dirinya
dengan mengajar di madrasah dan menulis sampai akhir hayatnya. Adapun ide pemikiran
Syah Waliyullah, adalah :
a. Konsep Pemerintahan. Syah Waliyullah berpendapat bahwa sistem khalifah yang
pernah dirintis di zaman al-Khulafa al-Rasyidin harus digelar kembali. Ungkapan kata
lain sistem pemerintahan absolut harus diganti dengan sistem pemerintahan yang
berwatak demokratis.
b. Perpecahan Umat Islam. Karena perbedaan aliran dan mazhab, serta pertentangan
antara golongan Syiah dan Sunni. Syah Waliyullah ingin mempertemukan beberapa
perbedaan di antara kelompok-kelompok keagamaan Islam dalam sebuah sistem
hukum yang berwatak dinamis dan moderat.
2. Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan, lahir di Delhi pada 1817 dan meninggal di tahun 1889.
Menurut keterangan yang ada, beliau adalah keturunan Husain, cucu Nabi Muhammad
SAW melalui Fatimah dan Ali. Nenek Sayyid Ahmad, Sayyid Hadi adalah pembesar di
istana zaman Alamghir II (1754-1759). Ia mendapat pendidikan tradisional dalam
pengetahuan agama. Selain itu beliau juga mempelajari bahasa Arab dan Persia.
Sayyid Ahmad Khan terkenal dengan loyalitasnya kepada penguasa Inggris di masa
itu. Pada usia 21 Tahun, beliau memasuki dinas pemerintahan Inggris. Ketika terjadi
pemberontakan melawan Inggris pada tahun 1857, ia banyak berusaha mencegah terjadi
kekerasan, sehingga banyak menolong Inggris dari pembunuhan. Pihak Iggris
menganggapnya telah berjasa, tetapi hadiah yang diberikan oleh Inggris ia tolak.
Pada perkembangannya kemudian, ide-ide pembaruan yang dicetuskan oleh Sayyid
Ahmad Khan ini terwujud dalam suatu gerakan yang disebut sebagai gerakan Aligarh.
Usaha Khan yang lain adalah membentuk lembaga pendidikan untuk mencerdaskan umat
islam. Pada 1859, ia mendirikan The Translation Society of Moradabad, untuk
menerjemahkan buku seni dan sains. Untuk meningkatkan moral dan aktivitas,
dibentuklah majalah Tazhib al-Akhlaq pada 1870. Ahmad Khan juga membangun
perguruan tinggi Mohammadan Aglo-Oriental College (M.A.O.C) pada 1876 dengan
menggunakan kurikulum barat.
Oleh karena kesuksesan dalam pembaruan di bidang pendidikan, Mohammadan
Aglo-Oriental College (MAOC) yang didirikan oleh Ahmad Khan kemudian ditingkatkan
menjadi universitas pada 1920 yang hingga sekarang dikenal sebagai Universitas Aligarh
yang tidak hanya berfungsi untuk mencetak ilmuwan Muslim India tapi juga sebagai pusta
gerakan nasionalis Islam yang mencikalbakali berdirinya negara Pakistan.
Ide-ide dan usahanya dalam pembaharuan pendidikan dilanjutkan oleh tokoh
sesudahnya, yaitu Sayyid Amir Ali, Muhammad Iqbal, dan Muhammad Ali Jinnah. Pada
masa tersebut, terlihat kemajuan Islam dan terutama dalam bidang politik dan
pemerintahan, sehingga muncullah negara Pakistan, terlepas dari India.
3. Sayyid Amir Ali
Sayyid Amir Ali, berasal dari keluarga Syiah yang kemudian pindah dari Khurasan
(Persia) menuju India. Keluarganya tersebut kemudian bekerja di istana raja Mughal.
Tahun 1869, beliau pergi ke Inggris untuk menyelesaikan studinya di sana. Dan setelahnya,
ia kembali ke india dan memulai karirnya dalam dunia hukum dan pemerintahan di India.
Tahun 1877 ia membentuk National Muhammedan Association, sebagai wadah
persatuan umat Islam dan untuk melatih mereka dalam bidang politik. Amir Ali juga
berpendapat bahwa Islam bukan agama yang membawa kepada kemunduran. Sebaliknya,
Islam adalah agama yang membawa kepada kemajuan. Dan untuk membuktikannya ia
mengajak meninjau kembali sejarah masa lampau bahwa agama bukanlah yang
menyebarkan kemunduran dan menghambat kemajuan. Ia juga mengemukakan pendapat
bahwa menggunakan akal bukan suatu dosa dan kejahatan.
Dalam usaha pembaruannya, Sayyid Amir Ali tidak bergantung dan berkiblat kepada
ketinggian dan kekuatan Barat seperti Sayyid Ahmad Khan. Sayyid Amir Ali berkiblat
pada ilmu pengetahuan yang dicapai oleh Umat islam di zaman itu. karena mereka
berpegangan pada ajaran Nabi Muhammad SAW, dan berusaha keras untuk
melaksanakannya.
4. Muhammad Iqbal
Lahir di Sialkot, Punjab India pada 1877. Ia pernah belajar di Lahore untuk
memperoleh gelar sarjana. Dan pada 1905 ia pergi ke Inggris untuk melanjutkan studinya
di Cambridge untuk mempelajari filsafat. Lalu pada 1908, ia kembali ke Lahore untuk
menjadi dosen. Lalu masuk ke dunia politik pada 1930 dan dipilih sebagai Presiden Liga
Muslim.
Muhammad Iqbal berpendapat bahwa kemunduran umat Islam selama lima abad
terakhir disebabkan oleh kebekuan dalam pemikiran. Hukum dalam Islam telah statis.
Penyebab lainnya adalah pengaruh zuhd yang terdapat pada ajaran tasawuf. Zuhd,
perhatian harus dipusatkan pada Tuhan. Hal ini akhirnya membawa kepada keadaan umat
yang kurang mementingkan soal kemasyarakatan dalam Islam. Dan berakibat membawa
runtuhnya peradaban Islam besar di dunia.
Menurutnya, hukum dalam Islam sebenarnya tidak bersifat statis, tetapi dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam pandangan keagamaan, Iqbal
membangunkan umat Islam yang sedang tertidur lelap dan menyerukan agar mereka
bersikap aktif dan dinamis dengan meninggalkan paham fatalisme dan mengambil paham
kebebasan.

DINAMIKA KEAGAMAAN DI INDIA

Masyarakat India, khususnya wilayah Utara yakni Pattan, mayoritas masyarakatnya


bodoh (buta huruf), dan hal ini tentu mempengaruhi kehidupan mereka. Masyarakat Pattan
sangat meyakini takhayul dan suka bertengkar. Wilayah tersebut memiliki reputasi sebagai
wilayah perampok. Keyakinan masyarakat di wilayah India sangat kental dengan tradisi
takhayul yang meyakini orang suci sebagai tempat berobat atau meminta berkah. Salah satu
tokoh sufi (orang suci) yang dianggap mampu memberi rahmat adalah Farid al-Din Ganj-i
Shajr. Seorang pemimpin Tariqat Chisti.
Masyarakat India menganggap bahwa orang suci mampu menyelesaikan segala urusan
duniawiyah. Sehingga banyak yang datang untuk mengunjungi tokoh-tokoh yang dianggap sufi
tersebut untuk meminta berbagai pertolongan. Kalangan sufi di India juga berperan dalam
penyebaran agama Islam. Seorang sufi dipercaya memiliki barokah, kapasitas untuk
mengetahui sesuatu yang ghaib yang menjadi barokah Allah. Sehingga masyarakat pun
menganggap makam para sufi sebagai makam keramat.
Dalam kehidupan keberagamaan, batas-batas antara Islam dan Hindu lebih fleksibel
dibanding yang terkandung dalam doktrin formalnya. Islam yang memasuki masyarakat India
pada umumnya melalui asimilasi mereka yang telah memeluk Islam menjadi identitas komunal
dan keyakinan keagamaan dan melalui bentuk-bentuk tertentu dan diubah sesuai dengan
keyakinan pribumi. Konversi ke agama Islam merupakan suatu hal yang tidak jelas di mana
unsur-unsur keislamannya ditambahkan. Tanpa mengubah keyakinan agama yang sudah lebih
dulu berkembang di sana7.

DINAMIKA KEHIDUPAN UMAT ISLAM DI INDIA

Semenjak Islam masuk ke India, pengaruh mendasar yang utama adalah masalah
penghapusan kasta yang telah mendarah daging ratusan tahun lamanya. Islam tidak mengenal
kasta, sehingga oleh sebagian masyarakat Islam di India terutama pada kasta rendah,
kedatangan islam disambut dengan senanghati. Dampaknya, terjadi transformasi sosial karena
kesetaraan penduduk dalam memperoleh akses ekonomi dan untuk bagian tertentu adalah
menjadi pegawai pemerintahan dan tentara.
Perubahan menonjol yang lain adalah masalah kesetaraan gender. Keberadaan kaum
wanita yang selama ratusan tahun menjadi kelompok kelas dua, terangkat derajatnya ketika
Islam masuk di India. namun demikian, bukan berarti upacara Sati terhapus begitu saja dari
India. Karena sampai Abad 20, upacara Sati masih dilakukan oleh sebagian masyarakat di India.
Kisah yang cukup menarik adalah munculnya empat ratu (raja perempuan) di kerajaan
Bophal yang melepaskan diri dari Moghul pada Abad 19. Salah satu dari keempat ratu tersebut
adalah Syahjihan Begum (1868-1901) yang menikah dengan seorang ulama besar Maulvi
Sayid Muhammad Shadieq Hasan Kan8.
Dalam banyak hal, masuknya Islam di India membawa banyak perubahan di tengah
kehidupan masyarakat regional. Di provinsi barat laut, sebuah wilayah di mana masyarakat

7
Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian I & II, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999) 685.
8
H. Zainal Abidin Ahmad, Ilmu Politik Islam V: Sejarah Islam dan Umatnya Sampai Sekarang
(Perkembangannya dari Zaman ke Zaman), (Jakarta: Bulan Bintang, 1979).
Jast, masyarakat pemburu dan penggembala, Islam menjadi agama bagi kaum petani baru.
demikian juga di Bengal, masuknya Islam mencerminkan perubahan dari warga gerombolan
pemburu menjadi petani ditandai dengan penggabungan ke dalam kasta masyarakat Hindu.
Sebab Hinduisme telah banyak berkuasa di wilayah Barat.
Di bawah pemerintahan Muslim, Bengal Barat dan Bengal Timur di satukan di bawah
penguasa tunggal dan lingkungan politik yang baru tersebut dimasuki oleh simbol-simbol
Islam. Di bawah kepemimpinan para sufi, tentara, dan tuan tanah Muslim, proses ekspansi
pertanian yang dilanjutkan ke Bengal Timur melahirkan sejumlah perubahan di kalangan warga
pemukiman. Beberapa komunitas baru dengan beberapa persekutuan Muslim dibentuk dengan
dukungan kalangan aristokrasi tuan tanah tersebut9.
Islam menganjurkan untuk mencari titik singgung dan titik temu, baik terhadap sesama
Muslim, maupun terhadap Non-Muslim. Sehingga Islam berhasil menarik golongan kasta
rendah dan golongan non kasta, dan Islam menjadi perhatian besar bagi masyarakat di anak
benua India yang mampu mempengaruhi keyakinan agama mereka (non-muslim), untuk
memeluk agama Islam dan mendapatkan kedudukan yang sama dengan meninggalkan sistem
kasta10.
Dari sisi ekonomi, kondisi ekonomi India yang awalnya makmur mulai berubah seiring
dengan adanya kebijakan politik Awranzeb yang berpihak pada supremasi Islam, kemudian
berakibat adanya konsolidasi umat Hindu di India. Hal ini dibuktikan dengan adanya
persaingan untuk mengeksploitasi jagir, yaitu gaji baik secara tunai atau sebidang tanah, serupa
dengan iqta’ di Timur Tengah. Jagir ini diberikan kepada pejabat-pejabat militer Kaisar,
penguasa lokal, dan kepala-kepala suku11.

TANTANGAN UMAT ISLAM DI INDIA

Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, India juga menyimpan banyak
problema di dalamnya. Dan problema tersebut tidak lepas mempengaruhi kehidupan umat
Islam di sana. Kendati menjadi agama mayoritas terbesar kedua setelah Hindu, masih banyak
tantangan besar yang dihadapi oleh Islam.
Dan salah satunya adalah Pendidikan. Kehidupan pendidikan bagi Muslim di India
terbilang relatif sulit. Banyak umat Islam di sana yang masih menganggap bahwa pendidikan

9
Lapidus, Op. Cit., 681-682.
10
L. Stoddard, Dunia baru Islam. Terjemahan Tim Penerjemah Menko Kesedjahteraan, (Jakarta: Panitia
Penerbit, 1966), 203.
11
Lapidus, Op. Cit., 696
merupakan sektor yang tidak terlalu penting. Dan karena itulah, muncul berbagai masalah baru
khususnya di wilayah kemajuan, kesejahteraan, dan pemberdayaan umat Islam.
Rendahnya tingkat pendidikan di sana membuat umat islam kehilangan banyak manfaat
dari kemakmuran di India. Hal ini yang juga menyebabkan banyaknya pengangguran,
rendahnya gaji dan taraf hidup, serta minimnya pengusaha Muslim yang sukses akibat kalah
persaingan dengan masyarakat Hindu atau yang lainnya.
Selain masalah pendidikan, umat islam di India juga terancam dengan adanya isu
genosida. Isu ini di awali dengan pencabutan status otonomi khusus Khasmir India pada tahun
2019. Selain itu adanya undang-undang amandemen kewarganegaraan di tahun yang sama,
yang memberikan kewarganegaraan kepada minoritas Agama Namun mengecualikan Islam.
Peristiwa ini seakan menjadi bukti nyata bahwasannya ancaman genosida masih sangat besar
untuk menimpa umat Islam yang ada di sana.

KESIMPULAN

Islam masuk ke India pada Abad ke-7 Masehi, di masa Rasulullah SAW masih hidup dan
berdakwah. Pada masa itu, diketahui jika pedagang-pedagang Arab yang sudah memeluk Islam
sudah mulai berdagang dan menyebarkan agama Islam (berdakwah) lewat metode perdagangan.
Awal kekuasaan Islam di India terjadi pada masa khalifah Al-Walid, dari Daulah Amawiyah
tahun ke 8 Masehi. Lalu, muncul Dinasti Ghaznawi yang mengembangkan kekuasaannya di
India dengan Sultan Mahmud (1020 Masehi) sebagai pemimpinnya. Dan setelah Dinasti
Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti kecil seperti Dinasti Mamluk (1206-1290 M), Dinasti
Khalji (1296-1316 M), Dinasti Thuglug (1320-1413 M), dan dinasti-dinasti kecil lainnya.
Kemudian muncul bangsa Babur di awal Abad-16 yang menjadi cikal bakal Dinasti Mughal,
kerajaan Islam yang berpengaruh besar pada masa itu.
Umat Muslim di India merupakan mayoritas kedua dengan presentase 11,35%. Menyusul
Hindu sebagai mayoritas utama sebanyak 82,64%. Selebihnya, terdapat agama Kristen, Sikh,
Budha dan beberapa kepercayaan lainnya. Dengan demikian, India tercatat sebagai negara
dengan populasi Muslim terbesar ke-3 di dunia setelah Indonesia dan Pakistan, dan merupakan
negara demokrasi terbesar di Dunia.
Terkait dengan besarnya kekuasaan Inggris yang menduduki India selepas runtuhnya
keraajaan Mughal, pada saat itu pula, mulai muncul pemikir-pemikir atau pembaharu
intelektual Islam. Mereka, para pencetus pemikiran baru ini mengeluarkan ide-ide mereka
sebagai reaksi sekaligus keinginan untuk mengembalikan kondisi Islam seperti sedia kala.
Adapun tokoh-tokoh yang menjadi penggerak utama dalam perwujudan pembaharuan dan
moderniasasi di kalangan umat Islam India, adalah Syaih Waliyullah, Syaid Ahmad Khan,
Sayyid Amir Ali, dan Muhammad Iqbal.
Dalam kehidupan keberagamaan, batas-batas antara Islam dan Hindu lebih fleksibel
dibanding yang terkandung dalam doktrin formalnya. Islam yang memasuki masyarakat India
pada umumnya melalui asimilasi mereka yang telah memeluk Islam menjadi identitas komunal
dan keyakinan keagamaan dan melalui bentuk-bentuk tertentu dan diubah sesuai dengan
keyakinan pribumi. Konversi ke agama Islam merupakan suatu hal yang tidak jelas di mana
unsur-unsur keislamannya ditambahkan. Tanpa mengubah keyakinan agama yang sudah lebih
dulu berkembang di sana.
Semenjak Islam masuk ke India, pengaruh mendasar yang utama adalah masalah
penghapusan kasta yang telah mendarah daging ratusan tahun lamanya. Islam tidak mengenal
kasta, sehingga oleh sebagian masyarakat Islam di India terutama pada kasta rendah,
kedatangan islam disambut dengan senanghati. Dampaknya, terjadi transformasi sosial karena
kesetaraan penduduk dalam memperoleh akses ekonomi dan untuk bagian tertentu adalah
menjadi pegawai pemerintahan dan tentara.
Dan salah satunya adalah Pendidikan. Kehidupan pendidikan bagi Muslim di India
terbilang relatif sulit. Banyak umat Islam di sana yang masih menganggap bahwa pendidikan
merupakan sektor yang tidak terlalu penting. Dan karena itulah, muncul berbagai masalah baru
khususnya di wilayah kemajuan, kesejahteraan, dan pemberdayaan umat Islam. Rendahnya
tingkat pendidikan di sana membuat umat islam kehilangan banyak manfaat dari kemakmuran
di India. Hal ini yang juga menyebabkan banyaknya pengangguran, rendahnya gaji dan taraf
hidup, serta minimnya pengusaha Muslim yang sukses akibat kalah persaingan dengan
masyarakat Hindu atau yang lainnya.
DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman, Dudung, 2009, Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern,
Solo: LESFI
Ahmad, H. Zainal Abidin, 1979, Ilmu Politik Islam V: Sejarah Islam dan Umatnya Sampai
Sekarang (Perkembangannya dari Zaman ke Zaman), Jakarta: Bulan Bintang.
Lapidus, Ira.M, 1999, Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian I &II, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Nasution, Harun, 1985, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press
Samrin, “Modernisasi Islam di India”, Jurnal Al-Munzir Vol.8, No. 1, Mei 2015. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari.
Stoddard, L., 1966, Dunia Baru Islam. Terjemahan Tim Penerjemah Menko Kesedjarahan,
Jakarta: Panitia Penerbit.
Supardi, “Perkembangan dan Peninggalan Dinasti Moghul di India 1525-1857”, Jurnal
ISTORIA Volume 5 No. 2, April 2008.
Yatim, Badri, 1993, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
MINORITAS MUSLIM DI NEGARA INGGRIS

Meiyra Nur Laili - A72219056


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
meyranurlaili@gmail.com

Abstrak

Negara inggris merupakan negara bagian britania raya. Negara inggris berbatasan dengan
scotlandia di sebelah utara dan warles di sebelah barat. Inggris/England berasal dari kata angles
merupakan nama dari suku jermanik yang menetap di Kawasan tersebut pada abad 5-6 M dan
menjadi negara bersatu pada tahun 927 M. Mayoritas penduduk inggris adalah pemeluk agama
Kristen dan islam merupakan agama nonkristen yang banyak dianut masyarakat, dengan sebagian
besar pemeluknya berasal dari asia selatan (imigran) seperti Bangladesh, Pakistan, dan india.
Diketahui agama islam pertama kali hadir atau masuk di britania raya pada abad 16 M ketika
penduduk asia tengah, afrika utara dan selatan menetap di kot London yang berkerja sebagai
penerjemah, diplomat, pedagang, dan musisi. Seiring berjalanya waktu agama islam mulai
mengalami perkembangan yang sangat pesat di abad ke 18 M tepatnya ketika pelaut inggris
memperkerjakan lascar yang berasal dari asia selatan yang umumnya beragama islam, hingga
terjadi gelombang migrasi muslim berskala besar.

Pendahuluan

Islam inggris merupakan agama non Kristen yang banyak dianut masyarakat. Dapat
dikatakan agama islam adalah agama kedua yang memiliki banyak pengikut di inggris. Islam
sendiri telah ada di negara inggris sejak pembentukan negara ini yaitu pada tahun 1707 M dan
mulai diakui pada 1812 dalam UU trinitarian inggris. Islam inggris mengalami perkembangan pada
abad ke 18 tepatnya ketika pelaut inggris memperkerjakan lascar dari asia selatan yang umumnya
beragama islam, hingga terjadi gelombang migrasi muslim berskala besar. Secara umum islam di
negara inggris memiliki hak dan kebebasan lebih dalam menjalankan praktik ibadah keagamaan
dibandingkan dengan negara eropa lain dengan minoritas agama islamnya.
Seorang peneliti mengatakan bahwa di inggris agama islam merupakan suatu komunitas
yang dapat hidup berdampingan serta saling memberi penghormatan pada orang lain. Namun
setelah islamfobia muncul dan mulai melanda masyarakat eropa, kaum muslim akhirnya menjadi
sasaran para pembenci islam. kebebasan beragama pun mulai dibatasi. Selain itu umat islam juga
mendapatkan tantangan-tantangan seperti perlakuan deskriminasi, pelecehan dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui lebih lanjut akan minoritas umat muslim inggris, penulis akan memaparkan
secara rinci mengenai sejarah dan perkembangan umat islam di inggris, Lembaga yang berhasil
didirikan di inggris, tantangan yang dihadapi umat muslim, serta kebijakan pemerintah inggris
terhadap umat islam.

Sejarah Islam Inggris

Inggris merupakan negara bagian dari britania raya yang memiliki luas wilayah sekitar
244.046 km². Negara inggris berbatasan dengan scotlandia di sebelah utara dan warles di sebelah
barat. Inggris/England berasal dari kata Angles merupakan nama dari suku Jermanik yang menetap
di Kawasan tersebut pada abad 5-6 M dan menjadi negara bersatu pada tahun 927 M. umumnya
masyarakat inggris adalah penganut agama Kristen dan agama islam merupakan agama non
Kristen atau agama kedua yang banyak dianut oleh masyarakat inggris. Islam sendiri telah ada di
negara inggris sejak pembentukan negara ini yaitu pada tahun 1707 M dan mulai diakui pada 1812
dalam UU trinitarian inggris. Proses masuknya agama islam di inggris diperkirakan terjadi pada
abad ke 18 M yang dibawa oleh para lascar dari asia selatan dan mulai menetap di Kawasan inggris.

Adapun berdasarkan temuan arkeologis, sebelum pembentukan negara inggris agama islam
telah berlabuh di inggris dengan adanya bukti temuan bros dari abad ke 9 M yang berlafadzkan
“Basmallah” tepatnya di Kawasan irlandia, serta koin yang berlafadzkan dua kalimat syahadat
diketahui digunakan pada abad 8 M. Meskipun tidak terdapat informasi kapan tepatnya sejarah
masuknya agama islam di inggris setidaknya terdapat catatan yang mengemukakan temuan bukti
arkeologi islam inggris, bahwa pada abad 9 M kaum muslim sudah menginjakkan kakinya di sini.

Di awal abad ke-18 perkembangan islam inggris mulai terlihat ketika kelompok Muslim
besar asia selatan pertama tiba di Inggris dan turut membantu dalam sector perniagaan. Hal
tersebut membuat kontak antara Inggris dan negara-negara Muslim semakin erat, khususnya ketika
kapal dagang Inggris mulai merekrut awak kapal asing (para lascar) yang dilakukan oleh East India
Company dari Yaman, Gujarat, Sind, Assam, dan Bengal. Mereka kemudian dijadikan lascar dan
Sebagian besar dari mereka pun menetap di kota-kota pelabuhan Inggris, terutama London,
Cerdiff, Liverpool, South Shields, dan Tyneside. Perkembangan islam selanjutnya juga ditandai
dengan perekrutan para pelaut yaman setelah di bukanya terusan suez yang mana lahirlah
komunitas komunitas kecil muslim di kota Pelabuhan seperti Liverpool, London dll.

Seiring berjalanya waktu, Liverpool mulai dipenuhi pemukiman yang dihuni oleh para
imigran Muslim dari Afrika Barat serta para pedagang dari luar Inggris. Dengan hadirnya
"kornunitas baru ini" di tahun 1919-an mulai bermunculan boarding-house (rumah kontrakan)
yang didirikan sekaligus dihuni oleh komunitas muslim. Bahkan masjid masjid mulai didirikan di
Kawasan tersebut.

Generasi awal Muslim Inggris tidak sepenuhnya berasal dari kaum pendatang. Shaikh
Abdullah Quilliam merupakan salah satu, mualaf yang dikenal akan kemampuan intelektual dan
beraktivisnya. Quiliam dalam tulisannya yang berjudul “The Faith Of Islam” telah membawa
pengaruh cukup luas bagi para pemeluk islam. Mayoritas dari mereka tertarik masuk islam lantaran
terpengaruh oleh tulisan Quiliam ini. Selain itu Quiliam juga turut andil dalam pembagunan
Lembaga islam seperti masjid, akademi, literary society, museum serta jurnal The Crescent.

Adapun salah satu Lembaga paling berjasa dalam perkembangan islam di inggris adalah
Pan Islamic society (PIS) yang didirikan oleh Dr. Abdullah suharawardy sebagai upaya
menghilangkan salah presepsi terhadap islam di lingkungan non muslim. Dalam upaya
memperkokoh PIS di abad 19 juga didirikan Woking Mosque yang menjadi tonggak awal hadirnya
masjid di London. Dalam mewujudkan generasi muslim modern, pengembangan akademi juga
mulai ditingkatkan. Istitusi Pendidikan pun dikembangkan sampai pada perguruan tinggi seperti
“The muslim college London”, bahkan disamping berdirinya Oxford university telah berdiri juga
Oxford centre Islamic studies (OCIS). Perkembangan selanjutnya adalah dalam konteks ekonomi
muslim yang awalnya mengalami problem di dunia per bankan dengan sisten konvensional.
Setelah lobi bertahun-tahun akhirnya HSBC mulai mengadopsi system pendanaan Syariah di tahun
2003 yang disusul dengan Islamic bank of Britain London pada 2004, dan diikiuti Lyods TSB
sebagai bank terkemuka inggris pada 2005.

Selain lembaga-lembaga berbasis lokal, terdapat pula Liga Islam Ahl al-Bait Dunia (WABIL)
merupakan sebuah oragnisasi Syi’ah internasional dengan markas besar di London dan memiliki
beberapa cabang di sejumlah Negara. Kegiatannya antara lain adalah melaksanakan dan mencatat
perkawinan dan perceraian, mendistribusikan opini otoritatif marja’al-Taqlid (sumber rujukan);
mengumumkan awal dan akhir bulan Qamariah, menyediakan guru dan pemimpin religious bagi
komunitas Syi’ah yang memerlukan; membantu orang Syi’ah korban bencana alam termasuk
pendistribusian zakat; menyediakan bantuan bagi siswa untuk belajar di madrasah di Qum, Najaf
dan tempat-tempat lain serta menanggapi prasangka dan propaganda bermusuhan baik dengan
non-Muslim maupun dengan Muslim Sunni. Di Inggris juga terdapat organisasi Muslim Bengali
yang bernama Dakwatul Islam, adapun kegiatannya antara lain :

1. Mengadakan pengajian terutama tafsir di beberapa masjid

2. Mengadakan pendidikan agama tingkat elementer untuk anak-anak

3. Mendirikan toko – toko buku yang menyediakan berbagai litelatur Islam dalam bahasa
Bengali dan Inggris
4. Membangun pusat Training Imam dan Da’i di Aldgate (Inggris Timur), dan Membangun
sebuah masjid megah dengan biaya 3 juta poundsterling.

Secara keseluruhan, Muslim di Inggris memiliki status sosial sedikit lebih tinggi dari negara
non islam lainya, yang terdiri dari para profesional, dokter, insinyur, dan pegawai Kerah Putih
lainnya. Namun, mayoritasnya terdiri dari pekerja pabrik atau karyawan perusahaan kecil. Dalam
Perkembangannya, kemajuan umat muslim inggris dapat kita ketahui dari sensus penduduk yang
dilakukan sejak 2001, yang mana jumlah Muslim di negara ini meningkat sekitar 74 persen. Hal
tersebut merupakan perkembangan signifikan mengingat 2001 adalah kali pertama didengungkan
sloga Islam sebagai teroris buah dari peristiwa pemboman dua menara kembar di New York,
Amerika.

Diperkirakan saat ini ada sekitar 2.869.000 Muslim di Inggris atau 4,6 persen dari total
populasi. Angka ini melonjak jauh dari sensus 2001 yang hanya mencatat ada1.647.000 pemeluk
Islam di negeri itu. Meningkatnya jumlah Muslim di Inggris juga diiringi dengan banyaknya
pembangungan lebih dari 1.500 masjid.

Tantangan umat islam


Umat muslim inggris yang dikenal dengan mayoritas penganutnya berasal dari kelompok
imigran dan hidup berdampingan dengan masyarakat non islam. Disisi lain hal ini juga
mengejutkan umat islam inggris terhadab budaya barat yang berbanding terbalik dengan budaya
islam pada umumnya. Adapun tiga kelompok muslim yang dapat diketahui berdasarkan
pemikiranya; pertama kelompok fanatic, kelompok ini dipengaruhi oleh semangat kebangkitan
islam dunia yang ikut mempengaruhi pemikiran Sebagian muslim inggris. Kedua kelompok yang
masih toleran dengan kultur barat. Mereka cenderung longgar terhadap kultur barat namun sangat
anti dengan hal lain (dalam beribadah). Ketiga kelompok muslim kebaratan yang jumlahnya
sangat kecil.

Bagi kelompok fanatic problematika yang sering terjadi adalah a), mengenai Pendidikan
gaya barat yang tidak memiliki aturan atau Batasan dalam berhubungan lawan jenis (cenderung
bebas). Hal ini kemudian mendorong semangat mereka untuk mewujudkan institusi islam sendiri.
b), dunia masa atau hiburan terlalu vulgar yang dapat menyebabkan penyimpangan tingkah laku.
c), aturan hukum legal formal belum mampu mengakomodasi Syariah umat islam, d), umat islam
sering dihadapkan dengan larangan pelaksanaan sholat (sholat jumat dan hari besar) di jam kantor,
sekolah, pabrik dan lainya, e) fasilitas umum sulit dimanfaatkan kaum Muslimah tanpa melanggar
kultur agama.

Ditengah konsolidasi ini, umat muslim juga menghadapi masalah internal sebagai akibat
dari faksionalisme dalam keagamaan seperti; 1) isu pemurnian agama barelvi dengan wahabi, 2)
isu politik seperti pengikut jamaah tablig yang anti politik dengan jamaah Islamiyah dan ikhwanul
muslimin yang kental akan politik, 3) isu latar belakang bahasa, kultur dan lainya, 4) Getto
(komunitas muslim yang tinggal berkelompok).

Meskipun persepsi islam di dunia barat termasuk inggris telah terbentuk lama, namun
realitas konflik sering terjadi pada umat muslim. Dalam hal ini media masa seperti berita
memegang kendali dalam realitas ini serta bertanggung jawab atas terbangunya “The Elite
Racism” dimana islam sering terkonotasi sebagai teroris gila dan hal negative lainya. Media
inggris yang memiliki ideologi anti muslim menjadi sangat agresif sejak revolusi iran tahun 1979.
Yang mana sejak saat itu fundamentalis sering disejajarkan dengan islam dalam makna negative.

Sikap media masa juga terlihat semakin tidak terkendalikan dan kian parah seiring dengan
adanya polemic buku The satanic verses (merupakan buku karya Salman Rushdi). Demonstrasi
dengan membakar buku tersebut merupakan sebuah symbol kebencian dan penghinaan oleh media
yang diliput dengan komentar penilaian karakter agama islam yang dapat membahayakan
peradaban barat. Komentar penuh dengan istilah “Mad Mullahs, Iranian Terrorist dan lainya
membangun image negative terhadap umat muslim. Umat muslim pun tidak memiliki tempat
untuk menyuarakan keberatan terhadab komunitas inggris mengenai yang diberitakan di media
sebab tidak memiliki platform. Problem ini pun semakin panas terutama setelah adanya tragedy
WTC 2001 yang diikuti dengan tragedy bom London tahun 2005, dengan menjadikan muslim
sebagai sasaran utama peristima tersebut.

Kebijakan Terhadap Islam

Sejak awal, Inggris Raya (Great Britain) terdiri dari masyarakat dalam kebangsaan yang
berbeda, yakni Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia dan Mereka menjadi sebuah negara
"multinasional” yang bersatu dalam satu identitas politik, dengan budaya yang berbeda, dengan
selogan Multikultural yang dikembangkannya.

Konsep kewarganegaraan Inggris sebagai identitas politik yang menerima perbedaan


berbagai bangsa tersebut, menyebabkan para imigran dari bekas witayah jajahan Inggns yang
datang diperlakukan dengan baik dan diterima dalam sistem politik yang ada, Mereka
diperlakukan sebagaimana bangsa Wales, Irlandia, maupun Skotlandia. Kondisi tersebut mampu
menciptakan bangsa Inggris dengan kultur masing-masing. Akan tetapi, ketika banyaknya kaum
imigran berdatangan ke sana, mulailah ada kebijakan yang membatasinya. Dari sini kemudian
berkernbang pula apa yang disebut dengan sebutan 'Vatrial". Istilah itu rnengacu kepada orang
Inggris (British) asli, yaitu yang berasal dari Inggris (England), Wales, Skotlandia, dan Irlandia,
serta keturunan mereka. Istilah tersebut akhirnya menimbulkan konotasi diskriminasi, Warga yang
bukan "patrial" diperlakukan tidak sama dengan warga “patrial”.

Walaupun secara formal, Inggris tidak menerapkan kebijakan yang mendiskriminasi, akan
tetapi pada kenyataannya istilah tersebut telah menimbulkan sikap yang diskriminatif. Dalam
kehidupan sehari-hari, para "patriaJ" memperoleh hak istimewa, sedangkan nonpatrial menjadi
warga negara "kelas dua". Sikap tersebut juga muncul terhadap umat muslim Inggris yang
mayoritasnya berasal dari kaum imigran yang dianggap nonpatrial dan tidak diutamakan dalam
kehidupan di Inggris. Mereka juga mengalami diskriminasi yang berkaitan dengan pengamalan
agama Islam.
Paling tidak terdapat dua aturan hukum Inggris yang mempunyai dampak signifikan
terhadap kehidupan Muslim di sana. Pertama, The Race Relations Act. Undang-undang tersebut
melarang adanya diskriminasi berdasarkan ras dan etnis, dalarn berberbagai kegiatan, tetapi hak
beragama tidak termasuk dalam undang-undang tersebut. Dengan demikian„ Muslim di Inggris
tidak mempunyai pijakan hukum untuk mempertahankan haknya sebagai Muslim, bila ada pihak
lain yang melarang mereka ketika tengah menjalankan kehidupan keberagamaannya. Misalnya
pada hari Jumat, laki-laki Muslim dilarang untuk melakukan salat Jumat atau Muslimah yang
dilarang untuk mengenakan hijab.

Kedua, the Public Order Act yang dibuat pada tahun 1986. Undang-undang ini mencegah
adanya dorongan kebencian rasial. Selain itu, The Crime and Disorder Act yang dibuat pada tahun
1998. Undang-undang ini menciptakan kategori baru dalam tindakan rasial yang tidak
menyenangkan, termasuk penyerangan, perusakan, dan pelecehan. Akan tetapi berbagai tindakan
kebencian keagamaan yang ditujukan kepada para Muslim, belum tercakup dalam aturan-aturan
tersebut. Kondisi itu melahirkan perasaan diskriminatif dan menyudutkan kaum Muslim di sana.
Akibatnya„ mereka tidak dapat menjalani kehidupan secara "normal" dalam bermasyarakat.

Sebenarnya, masyarakat Muslim di Inggris menginginkan pengakuan dan perlakuan yang


sama dengan warga negara lain. Mereka ingin dianggap sebagai bagian masyarakat dari negara
tersebut tanpa diskriminasi. Hal itu berkaitan dengan hak asasi warga negara yang semestinya
diperlakukan sama. Hak asasi yang harusnya diterapkan kepada siapa pun, tanpa melihat latar
belakang, warna kulit, maupun keyakinan yang dianutnya. Praktik keagamaan juga semestinya
dapat dilakukan oleh penganut Yahudi, Kristen, maupun Islam.

Dari sisi kebijakan resmi, penguasa inggris sendiri memang sering menyatakan bahwa
semua warga negara , atas nama demokrasi dan hak asasi manusi berhak mendapatkan perlakuan
yang sama, apapun agama yang dianut oleh warga negaranya. Namun kebijakan itu tidak
menjamin kesetaraan hak asasi. Dalam pelaksanaannya tidak jarang umat muslim masih
mengalami perlakuan diskriminatif dalam pelaksanaan kegiatan ibadah dalan lainya.

Meskipun di antara Muslim Inggris ada yang berkiprah dálam dunia politik, mereka belum
memiliki kendali penuh untuk menuntut kesetaraan hak asasi. Diketahui Ada dua warga Muslim
Inggris yang menjadi anggota parlemen (Majelis Rendah); Ada empat orang Muslim yang menjadi
peers; Ada satu orang Muslim yang menjadi anggota Parlemen Eropa. Di tingkat lokal, partisipasi
Muslim Inggris mengalarni peningkatan yang cukup signifikan. Pada pemilihan tahun 1996, 160
Muslim menjadi anggota Dewan Rota (Councillors). Pada tahun 2001, jumlah anggota Dewan
Kota yang Muslim berjumlah 217 orang. Para anggota Dewan Kota tersebut mewakili daerah-
daerah yang memiliki penduduk Muslim cukup besar, seperti London, Birmingham, dan Bradford.
Keikutsertaan Muslim Inggris dalam kancah politik tersebut diharapkan dapat memberikan
harapan yang lebih baik bagi kehidupan Muslim Inggris.

Kesimpulan

Islam merupakan agaman non Kristen atau agama kedua yang banyak dianut oleh
masyarakat inggris. Islam sendiri telah ada di negara inggris sejak pembentukan negara ini yaitu
pada tahun 1707 M dan mulai diakui pada 1812 dalam UU trinitarian inggris. Adapun berdasarkan
temuan arkeologis, Umat islam telah ada sebelum pembentukan negara inggris yaitu sekitar abad
9 M dan mengalami perkembangan pada abad ke 18 tepatnya ketika pelaut inggris
memperkerjakan lascar dari asia selatan yang umumnya beragama islam, hingga terjadi gelombang
migrasi muslim berskala besar. Mayoritas umat islam inggris adalah kaum imigran yang berasal
dari asia selatan. Adapun salah satu Lembaga paling berjasa dalam perkembangan islam di inggris
adalah Pan Islamic society (PIS) yang didirikan oleh Dr. Abdullah suharawardy sebagai upaya
menghilangkan salah presepsi terhadap islam di lingkungan non muslim.

Umat islam inggris yang hidup di negara dengan mayoritas penganut Kristen ini tidak lepas
dengan tantangan-tantangan. Adapun tantangan yang dihadapi oleh umat islam adalah kultur barat
yang cenderung bebas seperti kebebasan dalam hubungan lawan jenis yang dapat menyebabkan
penyimpangan perilaku generasi muslim dan bertolak belakang dengan budaya islam pada
umunya.

Selain itu umat islam juga mengalami diskriminasi atas kebijakan yang diterapkan inggris.
Dengan Adanya istilah “patrial” (inggris asli) dan non patrial. Walaupun secara formal, Inggris
tidak menerapkan kebijakan yang mendiskriminasi, akan tetapi pada kenyataannya istilah tersebut
telah menimbulkan sikap yang diskriminatif. Kaum “patrial” mendapatkan hak istimewa
sedangkan “non patrial” di anak duakan. Paling tidak terdapat dua aturan hukum Inggris yang
mempunyai dampak signifikan terhadap kehidupan Muslim di sana. Pertama, The Race Relations
Act. Undang-undang tersebut melarang adanya diskriminasi berdasarkan ras dan etnis, dalarn
berberbagai kegiatan, tetapi hak beragama tidak termasuk dalam undang-undang tersebut. Kedua,
the Public Order Act yang dibuat pada tahun 1986. Undang-undang ini mencegah adanya
dorongan kebencian rasial. Selain itu, The Crime and Disorder Act yang dibuat pada tahun 1998.
Dalam undang-undang ini tindakan kebencian keagamaan yang ditujukan kepada para Muslim,
belum tercakup dalam aturan-aturan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Yatim, badri. Sejarah peradaban islam. cet. IX. Jakarta: raja grafindo persada, 1998.
Kettani, M. Ali. Minoritas muslim di dunia dewasa ini. Terj. Zarkowi soejoeti. Jakarta: raja
grafindo persada, 2005.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/ diakses pada 12 april 2022.
MINORITAS MUSLIM DI PRANCIS

M. Ilyas Fariqi (A92219096)

Jurusan Sejarah Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

ABSTRAK

Tulisan ini membahas tentang dinamika dan eksistensi umat Muslim sebagai agama
minoritas di negara Prancis. Dalam tulisan ini juga dijelaskan secara rinci mengenai awal
masuknya Islam di negara Prancis atau Islamisasi di Prancis serta bagaimana metode
masuknya Islam di Prancis. Tidak lain dari hal itu, perkembangan agama Islam di Prancis
juga akan dijelaskan dalam artikel ini. Perkembangan agama Islam di Prancis dijelaskan
mulai dari keadaan umat Muslim di Prancis sampai jumlah total umat Islam di Prancis. Di
akhir sub-bab membahas tentang problematika dan eksistensi umat Muslim di Prancis.
Menyinggung tentang problem-problem yang dihadapi oleh umat Muslim di Prancis serta
perjuangan umat Muslim di Prancis dalam menegakkan agamanya.

Kata kunci: Muslim di Prancis, Perkembangan, Eksistensi dan Problematika.

Pendahuluan

Agama Islam merupakan agama yang memiliki banyak penganutnya dan terbesar kedua di
dunia. Namun agama Islam termasuk agama yang paling cepat perkembangnya di dunia. Sehingga
agama Islam di masa selanjutnya akan menjadi agama mayoritas di dunia. Agama Islam telah
menjadi agama Mayoritas di berbagai negara termasuk Indonesia. Namun agama Islam juga
menjadi agama minoritas di negara lain termasuk di negara Prancis.

1
Negara Prancis yang beribukotakan Paris merupakan Negara Republik dengan sistem
pemerintahan parlementer konstitusional. Negara ini memiliki luas wilayah 47.030 KM, bahasa
nasionalnya adalah bahasa Prancis, dan kurs mata uangnya adalah Franc. Prancis merupakan
wilayah terbesar di Eropa Barat, yang luasnya hampir seperlima luas seluruh wilayah Eropa.
Penduduknya berjumlah 59. 551.227 jiwa yang terdiri dari berbagai etnik diantaranya Celtik dan
Latin.

Muslim menjadi agama minoritas di negara Prancis dikarenakan jumlah penganut agama
Islam di negara tersebut sangatlah minim. Mayoritas agama di negara Prancis adalah agama
Katolik atau Nasrani. Hanya karena agama Islam minim di negara Prancis, namun umat Muslim
di negara tersebut tidak kalah semangat dalam hal ibadahnya. Segala perjuangan dilakukan oleh
umat Muslim di negara Prancis dalam melaksanakan peribadatan, mulai dari mendirikan masjid,
membuat majelis, melaksanakan sholat berjamaah serta kegiatan rohani lainnya. Sama halnya
dengan umat yang minoritas negara lain, umat Muslim di Prancis juga terkadang mendapatkan
tekanan dari mayoritas dan terkadang juga mendapatkan penghormatan dari mayoritas agama di
negara tersebut. Namun perjuangan umat Muslim di Prancis dalam meneguhkan Imannya dan
melaksanakan ibadah patut diapresiasi.

Kemudian untuk penjelasan lebih lanjut mengenai minoritas Muslim di negara Prancis akan
dijelaskan dalam uraian di bawah ini dengan rumusan masalah. 1) bagaimana masuknya agama
Islam di Prancis? 2) bagaimana perkembangan agama Islam di Prancis? 3) bagaimana
problematika dan eksistensi umat muslim di Prancis?

Masuknya Agama Islam di Prancis

Masuknya Islam di Prancis diperkirakan terjadi sejak abad ke 8 M. Islam masuk ke kota-
kota selatan Prancis melalui Spanyol ke Toulouse, Narbonne dan sekitarnya hingga Bourgogne
yang berada di tengah-tengah Prancis. Namun baru pada abad 12 hingga abad 15 orang-orang
Islam mulai menempati kota-kota selatan Prancis yang terdapat di provinsi Roussillon, Languedoc,
Provence, Pay Basque Prancis termasuk Bearn. Hal ini berlangsung secara bertahap dan
puncaknya adalah ketika terjadi pengusiran besar-besaran terhadap muslim Spanyol pada peristiwa
Reconquista di bawah Raja Ferdinand II dan istrinya ratu Isabel pada tahun 1492 M.

2
Dari sumber lain dinyatakan bahwa Proses Islamisasi di Prancis diperkirakan bermula sejak
terjadinya perang salib, yakni sekitar abad ke 11 sampai ke 13 M, kemudian proses Islamisasi
tersebut terjadi pada tahun 1830, yakni ketika imigran muslim berdatangan membawa barang
dagangan mereka ke Prancis. Pertama, disebut proses Islamisasi melalui jalur peperangan dan yang
kedua di sebut Islamisasi melalui jalur perdagangan. Pada masa-masa berikutnya proses Islamisasi
di Prancis melalui jalur dakwah dan perkawinan.1

Tahap Islamisasi berikutnya terjadi setelah Perang Dunia I dan II. Pada saat ini, sebagian
muslim yang masuk ke Prancis adalah para korban perang dari Palestina, Turki, Tunisia dan lain-
lain. Sementara sebagian besar lagi datang dari AL-Jazair sekitar tahun 1960-an karena Prancis
membutuhkan sejumlah besar tenaga dalam rangka membangun negaranya yang hancur karena
perang.

Kehadiran warga muslim di Prancis tidak lepas dari sejarah kolonial di negeri itu. Di Afrika
Utara, antara lain Tunisia dan Maroko, dan juga adanya hubungan khusus antara Prancis dan Al-
Jazair (Al-Jazair sampai tahun 1962 tidak dianggap sebagai negara koloni tetapi sebagai bagian
dari Prancis). Pada periode tersebut Prancis merekrut warga Al-Jazair untuk menjadi tentara
diangkatan persenjataannya maupun di kalangan buruh.2

Masyarakat Prancis, sudah lama mengalami kontak dengan Islam. Tepatnya sejak Islam
masuk pada abad ke-8 di bagian Selatan Prancis, yakni di saat transisi kekuasaan dari Dinasti Bani
Ummayyah ke Dinasti bani Abbasiyah. Islam berkuasa selama kurang lebih 40 tahun. Demikian
pula pada abad ke sepuluh Islam mencoba memperluas kekuasaan daerah kekuasaannya, tetapi
gagal sebab di abad pertengahan ini, Islam menghadapi perang salib dan akhirnya mereka
meninggalkan Prancis. Selanjutnya, bangsa Prancis pernah menginjakan kakinya di Mesir di saat
Napoleon menaklukkan Mesir pada tahun 1878. 3 Penaklukan ini, sebenarnya sudah lama
diinginkan oleh Raja Louis XIV untuk memudahkan jalur perdagangan melalui laut merah dan
laut tengah menuju ke timur dan ke India. Prancis telah mengenal dunia Islam sejalan dengan

1
Faridah dan Herawati Syamsul dan Asriadi, “Analisis Perkembangan Islam di Prancis”, Jurnal Retorika Kajian
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol. 3 No. 1 (Mei 2021). 34.
2
Surayah Rasyid, Peradaban Islam dan Pengaruhnya terhadap Barat, (Makassar: Alauddin University Press, 2014),
201.
3
Sayyed Hosen Nasr, A. Young Moslem’s Guide to Modern World. Di terjemahkan oleh Hasti Tariakat dengan judul
Menjelajah Dunia Moden (Bandung: Mizan, 1994), 126.

3
penjajahan yang dilakukannya terhadap wilayah-wilayah yang berpenduduk mayoritas Muslim di
Al-Jazair, Maroko, Tunisia, Senegal, Mali, Libanon, Mesir dan selainnya. Seperti Negara Industri
lainnya, Prancis juga membuka kesempatan kepada just arbeiders yaitu buruh tamu dari Tunisia,
Maroko, Al-Jazair, Turki, dan sebagainya untuk bermukim di Prancis.

Kehadiran Islam di Prancis bersamaan dengan colonialisasi Afrika utara yang dimulai pada
tahun 1830 M. Pada pedagang yang dikenal dengan istilah Turcos datang dari Al-Jazair setelah
tahun 1850 M, menyusul kemudian imigran Maroko yang bekerja di dermaga Marseiiles, di
kotruksi bagian selatan selama perang dunia I, para migran yang berjumlah lebih dari 132.000
orang Afrika Utara, berdomisili di Prancis sebagai pekerja sawah dan buruh di pabrik senjata, serta
lebih dari 1500 orang diminta untuk terlibat dalam peperangan.

Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah orang Islam di Prancis bertambah dan semakin
plural. Hal ini ditandai dengan hadirnya pedagang Turki, Afrika (Senegal, Mali, Mauritania),
Timur Tengah (Iran, Afganistan, Pakistan).

Berdasar pada keterangan-keterangan di atas, maka dapat dipahami bahwa proses Islamisasi
di Prancis, telah dimulai sejak terjadinya perang salib dan secara eksplisit proses islamisasi di
Prancis dimulai pada tahun 1830, yakni ketika imigran muslim berdatangan membawa barang
dagangan mereka ke Prancis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa prosess islamisasi di
Prancis pada awalnya melalui jalur peperangan dan proses selanjutnya adalah jalur perdagangan.
Dalam masa-masa perkembangannya, proses Islamisasi di Prancis tetap berjalan, namun yang
terakhir ini proses proses Islamisasi melalui jalur dakwah dan perkawinan, karena di sana sudah
banyak umat Islam menetap.

Perkembangan Agama Islam di Prancis

Masyarakat muslim Eropa tersebar di tiga negara, termasuk di antaranya di negara Prancis.
Umat Islam yang tinggal di negara Prancis jumlahnya terbesar dibandingkan dengan yang ada di
negara Eropa lainnya, seperti Jerman dan Inggris. Jumlah angka muslim mencapai angka lima juta
jiwa.4 Saat ini Agama Islam menduduki posisi ke-tiga agama yang dianut oleh masyarakat Prancis

4
Surayah Rasyid, Peradaban Islam dan Pengaruhnya terhadap Barat, 200.

4
menyusul Yahudi di urutan ke-dua dan Katolik di urutan ke-tiga, bahkan diprediksi Agama Islam
di Prancis akan menempati urutan ke-dua setelah Katolik di tahun 2040.

Populasi muslim di Prancis agak sulit untuk ditentukan jumlahnya secara pasti namun hal
itu bisa dilakukan dengan mempekirakannya berdasarkan rujukan dari berbagai sumber. Tindakan
ini dapat membantu dalam memprediksi secara akurat populasi muslim Negara Prancis. Berkaitan
dengan ini, maka penulis akan mengungkapkan beberapa data yang diberikan oleh Jhon L.
Esposito yang menyatakan bahwa:

1. Terdapat Imigrasi muslim yang telah menetap lama di Prancis berjumlah 1.593.907 jiwa yang
terdiri dari Al-Jazair 614.707 jiwa, Tunisia 206.336 jiwa.dan sebanyak 197.712 dari Turki.27
2. Penduduk hasil Imigrasi yakni orang Al-Jazair yang berkebangsaan Prancis, mereka
memperoleh kemerdekaanya dari Prancis, mereka berjumlah sekitar 500.00 jiwa. Pada tahun
1920 Al-Jazair dan Maroko bermigrasi ke Prancis karena pada saat itu Prancis membutuhkan
tenaga buruh untuk rekonstruksi pasca perang dunia I sekitar 140.000 jiwa.
3. Penduduk yang berjuluk Prancis Baru yakni muslim yang mendapatkan kewarganegaran akibat
kelahiran atau melalui naturalisasi.
4. Komunitas Prancis yang memeluk Islam. Komunitas ini memiliki peran penting dalam
memberikan mediasi antara masyarakat muslim dengan masyarakat Prancis pada umumnya.5

Secara nasional dan natural, penduduk yang diuraikan dalam kategori tersebut di atas
dianggap sebagai penduduk asli Prancis, merekalah yang dianggap mengetahui seluk budaya dan
pradaban masyarakat Prancis. Mengingat bahwa umat Islam terus mengalami perkembangan dari
tahun ke tahun, terutama melalui jalur dakwah dan pernikahan, maka diperkirakan bahwa untuk
tahun-tahun berikutnya, populasi umat Islam di Prancis memiliki pertambahan yang signifikan.

Jumlah warga muslim di Prancis sudah mencapai 4-5 juta orang dengan sekitar 2.500 masjid
yang sudah berdiri. Terkait dengan data ini dan sensus tahun 1990 di Prancis, Esposito menyatakan
bahwa jumlah laki-laki muslim 60% dibandingkan dengan perempuan yang mencapai 40%. Akan
tetapi, lebih lanjut menurut Esposito bahwa angka ini kemungkinan besar akan berubah mengingat
banyaknya imigran perempuan Turki yang masuk ke Prancis. Dengan demikian, populasi umat
Islam di Prancis yang jumlahnya kurang lebih 5 juta pada tahun 2005, sebanding antara laki-laki

5
Ibid., 200.

5
dan perempuan. Mengingat bahwa umat Islam terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun,
terutama melalui jalur dakwah dan pernikahan, maka diperkirakan bahwa untuk tahun-tahun
berikutnya, populasi umat Islam di sana memiliki pertambahan yang signifikan. Hanya saja,
menurut Esposito, irama dan ritme kehidupan sehari-hari masyarakat Prancis tampak semakin
kompetitif dan terkadang diisi dengan konflik di dalam masyarakat yang tidak begitu ramah
menyambut keberadaan umat Islam. Di samping itu, norma dan nilai kehidupan di Prancis begitu
sulit dimengerti di dalam populasi yang begitu plural semacam ini. Identitas muslim sebagai
sebuah sarana identitas budaya merupakan salah satu di antara tumbuhnya sentimen tersebut.
Walaupun demikian, kelihatan bahwa perkembangan Islam secara kuantitas di Prancis akan terus
meningkat, mengingat Islam akan terus dianut oleh mereka yang terlahir dari keturunan muslim
yang secara konsisten memegang teguh ajaran agamanya.

Problematika dan Eksistensi Umat Muslim di Prancis

Meskipun Islam telah berkembang pesat di Prancis dan mereka hidup secara damai sesama
intern umat Islam, bukan berarti bahwa umat Islam di sana hidup damai secara eksteren. Pluralisme
masyarakat ekstern (non-muslim), adalah salah satu faktor utama memicu terjadinya konflik di
tengah-tengah masyarakat, sekaligus merupakan problematika yang dihadapi oleh umat Islam
Prancis dewasa ini. Bermula dari peristiwa 11 September 2001 sebagai tragedi terdahsyat dunia di
awal abad ke 21, maka seketika itu pula dua orang muslim Prancis bernama David dan Jerome
yang barusan masuk Islam, ditahan karena tuduhan terlibat dalam jaringan terorisme internasional.
Kasus dua pemuda mu’allaf tersebut diangkat sebagai bukti bahwa pemerintahan Prancis
kelihatannya memiliki citra (prasangka) negatif terhadap umat Islam yang menetap negara Prancis.

Lebih dari itu, tantangan berat yang dihadapi umat Islam Prancis adalah adanya pelarangan
penggunaan Jilbab di sana. Program anti jilbab telah meluas hingga pengusiran muslimah berjilbab
di Prancis benar-benar telah diberlakukan. Larangan berjilbab ini, dalam bentuk lain, juga
diberlakukan di berbagai kawasan Eropa lainnya dan di Amerika. Fenomena seperti ini,
merupakan indikasi bahwa bangsa Eropa, termasuk Prancis memandang Islam sebagai makhātir
(sesuatu yang bahaya).

6
Di sisi lain, masalah utama dibalik keluarnya undang-undang “pelarangan berjilbab” ialah
ketakutan pemerintah negara-negara Barat terhadap semakin berkembangnya Islam negara-negara
tersebut. Negara-negara Barat (termasuk Prancis) senantiasa berusaha untuk memburukkan citra
Islam, di antaranya dengan menggambarkan bahwa Islam mengekang kaum Muslimah dengan
aturan-aturan agama yang ketat. Selanjutnya, Samuneh Fur, seorang wanita Prancis berusia 65
tahun yang memeluk Islam pada tahun 1964 mengatakan, “Undangundang larangan berjilbab
ditetapkan untuk menghalangi meluasnya pengaruh Islam di Prancis. Akan tetapi, anak muda
Muslim di Eropa kini menyambut jilbab dengan lebih baik dibandingkan dari waktuwaktu yang
lampau dan hal ini menimbulkan ketakutan pada msyarakat Eropa.” Hal yang sama, Abu Athrus
yang telah tinggal selama 40 tahun di Prancis dan mempunyai anak-anak yang
berkewarganegaraan Prancis, berkata, “Anak saya pergi ke sekolah dengan menggunakan jilbab
karena itulah yang diperintahkan oleh Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada undang-undang yang bisa
menolak pakaian ini dan kami akan tetap melaksanakan aturan Tuhan ini.”6

Berdasar pada pernyataan kedua muslim Prancis di atas, maka dipahami bahwa kaum
muslim di Prancis dewasa ini, tetap tampil membuktikan kepatuhannya terhadap ajaran agamanya.
Walaupun di sisi lain, berimplikasi pada ada kenyataannya bahwa mereka (umat Islam) di sana
mengalami berbagai hambatan dan problematika yang pelik.

Berdasarkan pada kenyataan di atas, maka dapat dipahami bahwa pelarangan berjilbab di
Prancis merupakan usaha Barat untuk memaksa umat Islam agar melanggar hukum agama mereka
sendiri. Oleh karena itu, pelarangan berjilbab di Prancis merupakan sebuah ujian bagi umat Islam
di Prancis secara khusus, dan sekaligus ujian bagi umat Islam di senatero penjuru dunia secara
umum. Implikasi lain yang ditimbulkan terhadap pengamalan ajaran Islam di Prancis menurut
Abdul Salam Banesh, seorang warga Prancis asal Maroko yang merupakan imam masjid,
mengatakan, “Islam selama ini telah diperkenalkan sebagai musuh Barat, namun kini
perkembangan Islam di Barat malah semakin meluas karena Islam merupakan agama yang
komprehensif dan mampu menjawab berbagai persoalan kehidupan. Perkembangan Islam inilah
yang membuat Barat ketakutan.” Lalu, timbul pertanyaan yang sangat mendasar: ada apa dengan
Prancis? Negeri yang dipandang memiliki tradisi intelektual luar biasa dan tradisi demokrasi yang

6
Suparto Iribaram, “Proses Islamisasi, Perkembangan, dan Eksistensi Islam di Prancis”, Jurnal Studi Islam Tasamuh,
Vol. 10 No. 2 (September 2018), 317.

7
menyejarah ini, tiba-tiba takut akan eksistensi Islam. Padahal, Islam di Prancis telah eksis berabad-
abad silam dan penganut agama ini yang multikultural dan multibangsa hidup secara toleran
dengan masyarakat non-muslim Prancis.

Prancis harus ingat, bahwa terhadap sejarah kaum muslimin yang telah berjasa
membebaskan Raja Prancis I dari tangkapan musuhnya pada pertempuran Pavia tahun 1525.30
Namun, Azyumardi Azra menyatakan, “Kalau orang Prancis bertingkah sinis, itu memang sudah
menjadi bagian sejarah mereka, tetapi kalau Yahudi berlaku sinis, barulah berita.”7 Berdasarkan
pada pernyataan ini, kiranya sangat tidak bijak dan tidak arif, bilamana masyarakat dan apalagi
pemerintah Prancis dewasa ini, tetap menganggap Islam sebagai musuh, serta menjadikan Islam
sebagai agama yang termarginalkan.

Walaupun dalam kenyataannya pemerintah Prancis dan seba gian masyarakat non-Muslim
Prancis tetap menganggap Islam sebagai sesuatu yang negatif, tentu di balik itu semua memiliki
nilai-nilai positif bagi citra Islam. Kenyataannya, Islam di Prancis dewasa ini tetap eksis, bahkan
terus berkembang walaupun mereka harus berlawanan dengan masyarakat non-muslim yang
fanatik. Dalam praktik keagamaan sehari-hari, Aslam Timur, Sekjen Dewan Muslim, menyatakan
bahwa aliran Islam di Prancis juga banyak mulai dari Wahabi, Salafi, Ikhwanul Muslimin, Jama’ah
Tabligh, dan lain-lain yang hidup dengan rukun. Namun, dalam pandangan penulis bahwa praktik
keagamaan sehari-hari umat Islam Prancis tampak pada pola keberagamaan yang mayoritas
menggunakan mażhab Sunni karena mayoritas mereka berasal dari Afrika Utara yang kental
dengan mażhab Sunni.

Terbangunnya masjid-masjid di Prancis yang jumlahnya sampai 2.500 buah, juga


merupakan salah satu indikasikan bahwa kaum Muslim Prancis dewasa ini antusias dalam
menjalankan ibadah-ibadah secara rutin, terutama shalat berjamaah. Praktis bahwa ajaran Islam
yang lain, semisal puasa dan zakat juga terlaksana dengan baik.

7
Ibid., 318.

8
Kesimpulan

Agama Islam masuk di negara Prancis diperkirakan terjadi sejak abad ke 8 M. Islam masuk
ke kota-kota selatan Prancis melalui Spanyol ke Toulouse, Narbonne dan sekitarnya hingga
Bourgogne yang berada di tengah-tengah Prancis. Dari sumber lain dinyatakan bahwa Proses
Islamisasi di Prancis diperkirakan bermula sejak terjadinya perang salib, yakni sekitar abad ke 11
sampai ke 13 M, kemudian proses Islamisasi tersebut terjadi pada tahun 1830, yakni ketika imigran
muslim berdatangan membawa barang dagangan mereka ke Prancis. Namun berdasarkan beberapa
pernyataan yang ada maka dapat dipahami bahwa proses Islamisasi di Prancis, telah dimulai sejak
terjadinya perang salib dan secara eksplisit proses islamisasi di Prancis dimulai pada tahun 1830,
yakni ketika imigran muslim berdatangan membawa barang dagangan mereka ke Prancis.

Agama Islam di Prancis berkembang dengan banyak perjuangan. Umat Islam di Prancis
mulai mendirikan masjid dan menyebarkan ajaran agamanya. Diperkirakan hingga jumlah warga
muslim di Prancis sudah mencapai 4-5 juta orang dengan sekitar 2.500 masjid yang sudah berdiri.
Dengan data tersebut, bisa dikatakan bahwa umat Muslim di Prancis merupakan minoritas agama
yang berkembang pesat seiring berjalannya waktu.

Umat Islam di Prancis hidup dalam beragam tantangan, beragam problematika yang cukup
pelik harus mereka hadapi seperti pelarangan penggunaan jilbab bagi kaum Muslimah dan ragam
aturan lainnya yang mengekang ekspresi beragama bagi muslim Prancis. Namun umat Islam di
Prancis dewasa ini tetap eksis, dan mereka mampu bertahan hidup melawan situasi dan kondisi
yang mengitarinya. Mereka tetap antusias dalam menjalankan ajaran agamanya seperti
pelaksanaan ibadah-ibadah secara rutin semisal shalat,puasa dan zakat, dan lain sebagainya.

9
Daftar Pustaka

Faridah dan Herawati Syamsul dan Asriadi. “Analisis Perkembangan Islam di Prancis”. Jurnal
Retorika Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam. Vol. 3 No. 1 (Mei 2021).

Iribaram, Suparto. “Proses Islamisasi, Perkembangan, dan Eksistensi Islam di Prancis”. Jurnal
Studi Islam Tasamuh. Vol. 10 No. 2 (September 2018).

Putri, Maharani Suryadi dan Firdaus Imaduddin. “Muslim di Prancis (Dinamika, Eksistensi dan
Historis)”. Jurnal Comparative Study of Religions. Vol. 2 No. 1 (September 2021).

Rasyid, Surayah. Peradaban Islam dan Pengaruhnya terhadap Barat. Makassar: Alauddin
University Press. 2014.

Nasr, Sayyed Husen. A. young Moslem’s Guide to Modern World. Diterjemahkan oleh Hasti
Tarikat dengan judul Menjelajah Dunia Modern. Bandung: Mizan, 1994.

10
MI
NORI
TASMUSLI
M DINEGARARUSI
A

Li
yaAgust
ini
ngr
um -A72219055

Uni
ver
sit
asI
slam Neger
iSunanAmpel
Sur
abay
a

l
i
yaagust
ini
ngr
um234@gmai
l
.com

Abst
rak

DiRusi
adandit
anahSi
ber
ia,sebuahwi
l
ayahy
angmemper
temukanduasenj
a,t
idak
mengenalsi
angj
ugat
idakdi
l
ewat
imal
am,
All
ahmenget
ukhat
i-
hat
ipendudukny
aunt
uk
mener
imar
isal
ahRasul
-Ny
ashal
l
all
ahu‘
al
aihiwasal
l
am.Dar
atanSi
ber
iaRusi
aini
,
adal
ahsebuahdar
atandi
ngi
nyangsuhut
ert
inggi
nyadimusi
m panassaj
ahany
ami
nus
50C.
Dal
am keadaan y
ang masi
h mi
nor
it
as umatI
slam t
etap ber
animenunj
ukkan
eksi
stensimer
eka diRusi
a,pada t
ahun 1996,Muf
tiRusi
a,Sy
aikh RawiAi
nuddi
n,
memi
ntakepadaPr
esi
denBor
isYel
tsi
nagarmengi
zi
nkanumatI
slam mengadakan
per
ayaan per
ingat
an l
ebi
h dar
i1000 t
ahun masukny
a agama t
auhi
dinike neger
i
t
ersebut
.Namunper
mint
aant
ersebutdi
tol
akol
ehYel
tsi
n,bar
ulahpadamasaVl
adi
mir
Put
hinumatI
slam di
i
zinkanmengadakanper
ayaant
ersebutdaneksi
stensiI
slam pun
ki
ankent
ara.

Kat
akunci
:Mi
nor
it
as,
Musl
i
m,Rusi
a

Pendahul
uan

Si
tuasidankondi
siumatI
slam diTat
arst
ancukupst
abi
lbai
kdi
l
ihatdar
ikondi
si
soci
al,
ekonomi
,pol
i
tikdankeagamaan.Bahkandewanf
eder
asimangangkatsal
ahsat
u
1
muf
tiTat
arst
an sebagaiwaki
ldiDuma Rusi
a. Aki
bat
nya Rusi
a mengal
amiy
ang
mendasardan besar
-besar
an pada t
ant
angan geopol
i
tik diEr
opa Ti
murbahkan
2
duni
a. Rusi
asekar
angi
nimer
upakanNegar
ayangmul
ti
kul
tur
aldanmul
ti
etni
skar
ena

1 negar
ayangdi
bent
ukpadat
anggal
13Mar
et1954dengannamal
engkapKGBSSSR(
KGBUni
sov
iet
)yangber
adadi
bawahdewanment
eri
Sov
iet
.Ser
ingj
ugadi
sebutdengan

pol
i
sir
ahasi
a.Li
hatA.Pahr
urodj
i
,Rusi
aBar
uMenuj
uDemokr
asi
,pengant
arSej
arahdanBuday
any
a(Yay
asanOborI
ndonesi
a,Jakar
ta2005)

2 AgamaI
slam Neger
i(I
AIN)RadenI
ntan,
BandarLampung,
WanJamal
uddi
n“Di
nami
kaPer
kembanganI
slam di
Rusi
aModer
n”PusatPenel
i
tianI
nst
it
ut
pendudukny
ayangber
agam buday
adansukubangsa.Ter
dapatl
ebi
hdar
iser
atussuku
bangsaasl
idiRusi
adanmer
ekamemel
ukt
igaagamabesary
ait
uagamaKr
ist
en
Or
todoks,agamaI
slam danagamaBudha.May
ori
taspendudukadal
ahsukubangsa
Rusi
ayangmemel
ukagamaKr
ist
enOr
todoksy
angj
ugadi
pel
ukol
ehsukubangsaKar
el,
Yakut
,Chuwash,Mor
dwa,Mar
idanbeber
apasukubangsal
ainny
a.Juml
ahpenduduk
Kr
ist
enOr
todoksseki
tar80% danpendudukI
slam seki
tar13% (
kir
a-ki
ra20j
uta
penduduk)
.Kur
angl
ebi
h1%adal
ahor
angBudhadansi
sany
amemel
ukagamaKat
oli
k,
Pr
otest
an,
danYahudi
.

Sej
arahI
slam diRusi
acukuppanj
ang,masukny
aIsl
am keRusi
adi
mul
aipada
abadke-
7M y
ait
ukewi
l
ayahDaghest
andanKaukasusUt
ara.Sement
aragel
ombang
per
luasanI
slam weny
usutdiEr
opaBar
at,
Isl
am membuatsej
arahdiEr
opaTi
mur
.Di
sini
I
slam meny
ebar
kankekuasaanny
aber
awalpadat
ahun753H/
1353M ket
ikaAdr
ianopel
menj
adiI
bukot
aNegar
aUt
smani
yah.Padapar
uhper
tamaabadber
ikut
nyakekuasaan
I
slam mencapaiDanube dan sebagi
an besarYunani
.Pada par
uh kedua ket
ika
Konst
ant
inopeldi
rebutdandi
namakanI
slampul
,kekuasaanmencapail
autAdr
iat
ik.
Di
bawahkekuasaansul
tanSul
aimanal
-qanuni
.Padat
ahun926H/
1520M-
974H/
1566
M Hungar
ia,Pol
andi
asel
atan,Rusi
asel
atan,KaukasusdanCr
etedir
ebut
,lautHi
tam
danAegeapunj
adit
elagaMusl
i
m.Namunker
ajaan-
ker
ajaanI
slam per
tamamuncul
di
kawasanVol
gaseki
tarabadke14.Ki
nidi
namakanHor
deEmas(
gol
denhor
de)y
ang
di
dir
ikanol
ehsukupengembar
adar
iwi
l
ayahMongol
i
adanpadaabadke-
13menj
ajah
ker
ajaan-
ker
ajaan suku bangsa Rusi
a.Masa penj
ajahan Mongol
-Tat
arat
as Rusi
a
ber
langsungki
ra-
kir
a250t
ahun.

Gel
i
atkei
slamansecar
aideol
ogi
s-pol
i
tikdi
kawasanf
eder
asiRusi
akembal
i
mendapat
kan moment
umny
a pada penghuj
ung t
ahun 1991 y
ang di
tandaidengan
per
nyat
aankemer
dekaandanpemi
sahandi
riNegar
a-negar
aIsl
am diAsi
aTengahdan
Kaukasus seper
tiTaj
i
kist
an,Tur
kmeni
stan,Uzbeki
stan,Ki
rgi
stan,Kazakhst
an dan

2004hal
139
Azer
bai
j
an.Fenomenai
nisempatmeni
mbul
kankekhawat
ir
anduni
akar
enadipr
edi
ksi
akanmeni
mbul
kanguncanganst
abi
l
itasr
egi
onaldandemokr
ati
sasigl
obaldi
kawasan
Asi
aTengah

Sej
arahI
slam Rusi
a

Masukny
aIsl
am keRusi
ahi
nggaakhi
rny
amenj
adiagamamay
ori
tast
erbesar
keduadiRusi
amel
aluipr
osesber
tahap.Adabany
akpendapatkapanpast
iny
aIsl
am
masukkeRusi
a.Namun,per
ludi
ket
ahuibahwasebel
umny
aRusi
amer
upakannegar
a
y
angwi
l
ayahny
aikutdal
am wi
l
ayahAsi
aTengahy
angnot
abenedi
diamiol
ehket
urunan
bangsaI
randanket
urunanbangsaTur
ki.PendudukAsi
aTengahket
ikai
tumenganut
ber
bagaimacam agamadankey
aki
nan,y
ait
uBudha,Shaman,Zor
oast
er,Mani
echan,
danKr
ist
en-
Nest
ori
an.

Pendapatper
tamakapanmasukny
aIsl
am keRusi
adi
j
elaskanber
dasar
kansur
at
Nabi
MuhammadSAW kepadar
aja-
raj
adankepal
anegar
ayangber
tet
anggapadat
ahun
630 M.
2 Wi
l
ayah t
ersebutt
erbent
ang dar
ibar
atl
authi
nggat
enggar
apegunungan
Kaukasusy
angt
erbagimenj
adidua,y
ait
uKaukasusbesardiut
aradanKaukasuskeci
l
disel
atan.Wi
l
ayah-
wil
ayah y
ang di
pimpi
nraj
a dan kepal
a negar
ater
sebutki
ni
mer
upakanwi
l
ayah-
wil
ayahy
angmemi
l
iki
may
ori
taspendudukmusl
i
m.

Pendapat kedua,I
slam masuk ke Rusi
a,set
elah 355 t
ahun waf
atny
a Nabi
MuhammadSAW.
3Hali
nidi
l
ihatdar
ibukt
ibahwaI
slam menar
ikpenguasaket
ikai
tu,
Panger
anAgungVl
adi
mir
.Bukt
ilai
nadal
ahdiAr
meni
atel
ahber
dir
iSy
ahper
tamat
ahun
583H.

Pendapatket
iga,menj
elaskanmasukny
aIsl
am keRusi
a,dengandi
utusny
aAl
-Wal
i
d
(
705-
715M)keneger
iBukhar
adenganj
alanper
damai
an.Set
elahmenakl
ukkanneger
i
Samar
ghand mel
aluipeper
angan,akhi
rny
aia dan t
ent
arany
a masuk ke ke t
anah
Tur
kist
anTi
ongkok.

Pendapatkeempat
,mer
upakanpendapaty
angbany
akdi
utar
akandar
iber
bagai
sumber
.Pendapatkeempatmenj
elaskanbahwaI
slam masukkeRusi
amel
aluiwi
l
ayah
Der
bent
,Dagest
anSel
atanpadaper
tengahanabadke-
7M di
bawaol
eht
ent
araI
slam
pi
mpi
nan Abdur
rahman bi
n Rabi
ah dar
i Di
nast
i Umay
yah.
5 I
slam mengal
ami
per
kembanganpesatdiKaukasusUt
ara.Mer
ekamenj
adi
kanwi
l
ayaht
ersebutmenj
adi
pusatadmi
nist
rasil
alumengenal
kandanmeny
ebar
kanagamaI
slam dengansuku-
suku
y
angadadi
Kaukasus.

Padaper
tengahanabadke7i
nipul
a,di
yaki
nimenj
adipeny
ebar
anI
slam diwi
l
ayah
Rusi
alebi
h awaldar
iagama l
ainny
a,t
ermasuk Kr
ist
en Or
todoks y
ang sekar
ang
mer
upakanagamamay
ori
tasdi
Rusi
a.6

Secar
aber
tahapI
slam ber
kembangdicekunganVol
gamel
aluiper
dagangandan
hubunganekonomidenganduni
aMusl
i
m.Ker
ajaanBul
gar
,yangt
erl
etakdiwi
l
ayah
Vol
gaTengahsej
akabadke8hi
nggai
nvasiMongolpada1236M mengakuiI
slam
sebagaiagamar
esminegar
apadat
ahun922M.
7Masy
arakatBul
gar
iadanket
urunan
mer
eka,kaum Tat
ar,adal
ahor
ang-
orangy
angmembawaI
slam sel
amaber
abadabad
meski
pun mengal
amipengani
ayaan.Diawal
idar
ipeny
erangan bangsa Mongol
t
erhadapbangsaBul
gar
iadanmenghancur
kannegar
aVol
gapadaawal
abadke-
13.
8

PadamasaTsar
,masukny
aIsl
am keRusi
aer
athubunganny
adenganper
ebut
an
domi
nasiol
ehRusi
adanor
angI
slam seper
tidinegar
aPer
sia,
Spany
ol,
Indi
adanTi
mur
Jauh.BahkanbangsaRusi
aper
nahdi
kuasaiol
ehbangsaTar
tardanbeber
apasuku
l
ainny
ayangber
agamaI
slam dar
iCr
imeahi
nggamer
ekakemudi
anl
amaber
kuasadi
Moskow.Padaabadke14,
Asi
aTengahmenj
adisuat
upusatakt
ivi
tasi
ntel
ekt
ualduni
a
Musl
i
m.Menur
utI
bnuRusy
d,masj
i
dmasj
i
ddansekol
ah-
sekol
aht
erdapatdikot
a-kot
a
dandesa-
desaker
jaaanpadaper
mul
aanabad4Hi
j
riah(
10M)
.

Padaper
tengahanabadke9,par
apenguasaRuskunomengal
amimasal
ahdal
am
pengadopsi
ansal
ahsat
udar
iber
bagaimacam agamaduni
a.Kr
ist
enOr
todoksmul
ai
di
kenal
kanpadamasaPanger
anPut
riOl
gay
ait
upadat
ahun945-
957Masehi
,hi
ngga
akhi
rny
amendapat
kanper
hat
ianmasy
arakat
.Sebel
umny
aadaper
waki
l
andar
iagama
I
slam,Kr
ist
enOr
todoksdanYahudiy
angmeny
ampai
kanpendapat
nyadal
am masal
ah
pengadopsi
ansal
ahsat
uagama.I
slam dit
olakkar
enal
aranganaj
aranny
atent
ang
penggunaanal
kohol
.Sedangkankegemar
anor
angRusi
aket
ikai
tuadal
ahber
pest
adan
memi
num al
kohol
yangdi
j
adi
kanbagi
andar
igay
ahi
dupmer
eka.

Panger
anRusi
aVl
adi
mirI
,memi
l
ihKr
ist
enOr
todoks.AgamaKr
ist
enOr
todoks
akhi
rny
a menj
adiagama nasi
onalbangsa Rusi
a set
elah pada t
ahun 988 Masehi
Vl
adi
mirmengel
uar
kanper
int
ahsupay
asemuaor
angRusi
adibapt
isunt
ukmenganut
Kr
int
es Or
todoks.
13 Rusi
a pun t
idak hany
a menol
ak I
slam ket
ika i
tu,t
etapij
uga
ber
usahaunt
ukmemat
ikanusahadakwahI
slam.Hali
nit
erl
i
hatset
elahpenakl
ukan
Kazanpadaabad16.Ter
dapatmi
siKr
ist
enr
esmidengandi
bant
upol
i
sidanapar
at
pemer
int
ahsi
pily
angkemudi
anber
hasi
lmembapt
ispendudukset
empat
.Sel
aini
tu,
Rusi
ajugameny
erangSi
ber
iay
angket
ikai
tusedanggi
atmenggal
akkandakwahI
slam.
Lal
upadaabad19,adany
aUUKr
imi
naly
angdi
kel
uar
kanger
ejaOr
todoksy
angber
isi
bahwa“
Mer
ekay
angmer
ubahagamadar
iKr
ist
enmenj
adiI
slam akandi
cabutsemua
haksi
pil
nyadandi
penj
arakandenganker
jaber
atant
ara8sampai
10t
ahun.

Namunsegal
ausahaRusi
ater
sebutt
idakmenghal
angipar
apendakwahunt
ukt
erus
meny
ebar
kanagamaI
slam.Ter
bukt
iIsl
am t
etapadadanber
kembangbahkanpar
a
pendakwahber
hasi
lmengI
slamkansel
uruhsukupedal
amant
erut
amadibagi
ant
imur
l
autRusi
a.15Mer
ekaadal
ahpar
amul
l
ayangmenj
adi
kanKot
aKazansebagaipusat
dakwahdanmener
bit
kanbukuagamaI
slam y
angdi
ter
bikanset
iapt
ahunny
a.Usaha
par
amul
l
aunt
ukpul
ang per
gidar
iuni
ver
sit
askedesadesaunt
ukber
dakwahdan
mel
ayanipengI
slamanor
ang-
orangTar
tarkr
ist
enmembuatsul
i
tper
ger
akanpej
abat
Ger
ejaOr
todoks.Sebel
um Rev
olusiBol
shev
ik,padat
ahun1905di
kel
uar
kanper
atur
an
mengenaikebebasanber
agama.
16Ant
arat
ahun1906-
1910der
dapat53.
000or
ang
y
angmemel
ukagamaI
slam.

Padat
ahun1909j
ugat
erdapat91kel
uar
gay
angmasukI
slam didesaAt
omv
a.
Juml
ahumatI
slam 13% dar
isel
uruhj
uml
ahpenduduk.Namunangkast
ati
sti
kpada
j
angkawakt
u1959-
1969menunj
ukkanbahwaumatI
slam UniSov
ietber
tambah1.
9%.
Sebagi
anbesarumatI
slam UniSov
ietmer
upakanpendudukdesay
angsangatmi
ski
n
dant
erbel
akang.Namunbeber
apasaatset
elahr
evol
usi
,mer
ekaseger
amendapat
kan
peni
ngkat
anpendi
dkandanpengembanganper
ekonomi
an.Rev
olusiBol
shev
ik1917
mendandakanker
unt
uhaner
aKekai
sar
anRusi
a.Rev
olusii
nij
ugamembawaangi
n
segarbagiper
adaban umatmusl
i
m diRusi
a.Set
elah mendapat
kan peni
ngkat
an
pendi
dikandanpengembanganper
ekonomi
an,umatmusl
i
mjugamul
aibangki
tdar
i
ket
erpur
ukanber
tahun-
tahun.

Mer
ekamul
aiber
sat
udenganmenunt
utkemer
dekaandiber
bagaidaer
ah.Pada
masaUniSov
iet
,UmatI
slam kembal
imengal
amipeni
ndasandanpembat
asanr
uang
ger
akol
ehKomuni
s.Par
aKomuni
syangber
kuasa,mel
i
hatI
slam sebagaiaj
arany
ang
t
idaksesuaidenganci
ta-
cit
aat
hei
smemi
l
itany
angmer
ekapr
opagandakan.Ter
dapat
26.
000masj
i
dpadat
ahun1917dansemuany
adi
musnahkandanber
sisa1.
000masj
i
d
y
angkemudi
andi
musnahkanpul
adit
ahun1978.Rat
usansekol
ahMusl
i
m padat
ahun
1917hany
ater
sisaduasekol
ahpadat
ahun1982.Padat
ahun1926,
pengadi
l
anSy
ari

ah
y
ang t
erdapatdiTur
kist
an dit
utup dan di
musnahkan.Madr
asah-
Madr
asah y
ang
di
bangununt
ukmempel
ajar
iagamaI
slam dial
i
hfungsi
kansebagait
empatunt
uk
mengaj
arkanpaham at
hei
sdanpembel
ajar
anant
iIsl
am.

Sej
akt
ahun 1928-
1939,sej
uml
ah ul
ama,I
mam dan pegawaiagama I
slam
di
bunuhdandi
tangkapser
tabany
akny
aAl
-Qur
’any
angdi
bakar
.Padaer
akomuni
s,
pemer
int
ah UniSov
ietj
ugamengel
uar
kankebi
j
akandi
manaj
i
kaaday
ang sedang
ber
ibadah(
agamaI
slam)
,yangt
idaksesuaidenganper
atur
anber
ibadahpemer
int
ah,
makat
idakseganakandibunuh.Per
atur
ani
tuseper
ti
,ti
dakbol
ehber
khut
bahdan
cer
amahdal
am bahasaRusi
akar
enadapatmembuator
angRusi
amenj
adit
ert
ari
k
dengan I
slam hi
ngga akhi
rny
a memel
uk agama I
slam,suar
a adzan t
idak bol
eh
t
erdengarhi
nggakel
uarmasj
i
ddandi
per
dengar
kanpadawar
gaseki
tarmasj
i
dkar
ena
khawat
irmer
ekaakant
erpanggi
lunt
ukmel
akukani
badahdi
masj
i
d.

Aki
bat
nya,umatMusl
i
m punmeny
embuny
ikankeI
slamanny
a.Hali
nidi
l
akukan
kar
enat
erdapatmat
a-mat
adi
manapundal
am mengi
ntaiakt
ivi
taskeagamaanumat
Musl
i
myai
tuKGB(
Komi
tetGosudar
stv
enoyBez
opasnost
i)y
angsangatdi
takut
i.Hi
ngga
akhi
rny
aUniSov
ietr
unt
uhpadat
ahun1991danber
dir
il
ahFeder
asiRusi
a.Feder
asi
Rusi
amembawawaj
ahbar
usebagaiRusi
ayangl
ebi
hdemokr
ati
s.Hali
nit
ent
usaj
a
ber
dampak pada kehi
dupan umatber
agama.Kehi
dupan keagamaan menunj
ukkan
per
kembangany
angmenj
elangpesat
.Kesempat
ani
nidi
gunakanwi
l
ayah-
wil
ayahy
ang
may
ori
taspendudukny
apemel
ukI
slam dal
am memper
juangkankemer
dekaanmer
eka.
Masal
ahdi
sint
egr
asipadaRusi
apunmuncul
.Sal
ahsat
uny
aadal
ahwi
l
ayahChechny
a
y
angket
ikai
tui
ngi
nmemi
sahkandi
ridanmer
dekadar
iRusi
a.Hi
nggaakhi
rny
ater
jadi
Per
angper
tamaant
araChechny
adanRusi
apadat
ahun1994.
23

Per
kembanganMi
nor
it
asMusl
im Rusi
a

Per
kembanganpendi
dikanI
slam diTat
ast
ant
idakl
epasdar
isej
arahny
ayai
tu
pendi
dikan y
ang di
sampai
kan ol
eh par
a ul
ama dan par
atar
ikat Suf
i.Set
elah
pengumumanj
ami
nankebebasam menj
adief
ekt
ifpadat
angal17Nov
ember1905dan
dii
zi
nkanny
aor
ang-
orangnonKr
ist
enunt
ukmemper
akt
ekkanagamamer
eka,begi
tu
j
ugadenganagamaI
slam,mer
ekaj
ugadi
per
bol
ehkanunt
ukmemper
kenal
kansekol
ah
sy
stem j
adedy
ait
umodelmakt
abdanmadr
asah.Padat
ahuni
tuj
ugadi
dal
am kongr
es
per
tamadankeduaAl
lRussi
anMusl
i
m Congr
essdikegubenur
anKazansudah90%
wi
l
ayahny
a mengapl
i
kasimodelmakt
ab dan madr
asah.Ber
ikuti
niadal
ah model
kur
ikul
um unt
uksekol
ah/
madr
asahdasar4t
ahun(
Ibt
idai
)yai
tu:

1.Al
phabet
,membacadanmenul
i
sbahasaTur
ki,
il
m-Ihal
(hapal
an)

2.Al
phabet
,membacadanmenul
i
sbahasaTur
ki,
il
m-Ihal
(komposi
si)

3.Membacaal
-Qur
’an,
il
m-Ihal
,gr
ammerTur
ki,
danper
kenal
ant
erhadapsej
arahI
slam

4.Al
-Qur
’an,
il
m-Ihal
,hokum i
badah,
sej
arahI
slam,
grammerTur
ki,
per
kenal
angeogr
afi
,
hokum ar
it
mat
ika(
penj
uml
ahan,pengur
angan,pembagi
andanper
kal
i
an)dant
afsi
ral
-
Qur
’an.3

3
NadirDevl
et,
TheJadidMovementandI
nst
it
uti
onsofI
slamicEducat
ioni
nTheVolgaUr
alRegi
on,
dal
am
Proceedi
ngsoftheI
nter
nat
ional
Symposi
um,Isl
amicCi
vi
lizat
ioni
ntheVol
gaUral
Sedangkanunt
uksekol
ah/
madr
asaht
ingkatt
inggi
nyadi
bagikedal
am t
igat
ingkat
an
di
ant
arany
ati
ngkatRushdi
ya,I
dadidan Al
i
ya.Unt
ukt
igat
ingkat
ant
ersebutdi
bagi
kedal
am t
igakel
assebagai
ber
ikut:

Kel
asper
tama:

1.Taj
wid,i
l
m-Ihal
,gr
ammerTur
ki,et
imol
ogi
,bahasaAr
ab,ar
it
mat
ika,geogr
afiEr
opa,
pr
akt
eki
badah,kal
i
graf
i,membacabahasaTur
ki,danmor
alI
slam (
denganmet
ode
cer
it
a)

2.Taj
wid,keper
cay
aanI
slam,nahwu,ar
it
mat
ika,mor
alI
slam,sej
arahI
slam,geomet
ri
,
sej
arahEr
opa,
kal
i
graf
i,i
l
mukesehat
andanbahasaAr
ab.

Kel
askedua:

1.Keper
cay
aanI
slam,pengej
aanbahasaAr
ab,per
kenal
anal
j
abar
,gr
ammerbahasa
Ar
ab,per
kenal
ani
l
mul
ogi
ka,per
cakapanbahasaAr
ab,geogr
afiAsi
a,sej
arahI
slam,
kal
i
graf
i,mendengar
kankosakat
abahasaAr
abbar
u,danal
-Qur
’an.

2.Keper
cay
aanI
slam,pengej
aanbahsaAr
ab,hokum l
ogi
ka,psi
kol
ogi
,geogr
afiAf
ri
ka,
sej
arah kuno,kal
i
graf
i,i
l
mu kesehat
an,per
cakapan bahasa Ar
ab,sej
arah abad
per
tengahan,
al-
Qur
’an,
kosmogr
afi
,goegr
afi
Amer
ikadanAust
ral
i
a.

Kel
asket
iga:

1.Al
-Qur
’andant
afsi
r,sej
arahI
slam,
fil
osof
iagamaal
-Bukhar
i,I
slam kont
empor
er

2.Taf
siral
-Qur
’andansej
arahI
slam

Ber
ikuti
niadal
ahsekol
ah-
sekol
ahat
aumadar
asahy
angper
nahber
dir
idi
wil
ayah
Tat
arst
any
ait
u:madr
asa-
iMuhammadi
ya,
kepal
asekol
ahny
aadal
ahAl
i
mjanBar
udidi
a
adal
ahseor
ang sar
janadanper
nah menj
abatsebagaimuf
tidiKazan.Sekol
ah i
ni
mempuny
ai400si
swadanunt
uksy
aratkel
ulusandar
imadr
asahi
nidi
adakanuj
i
anal
-

Regi
on,
KazanResear
chCent
ref
orI
slami
cHi
stor
y,Ar
tandCul
tur
e(I
RCI
CA)
,2001hal
75
Qur
’anmat
emat
ikaTur
ki,geogr
afidanbahasaRusi
a.Madr
asa-
Apanay
,di
danaiol
eh
kel
uar
gaApanayy
angmempuny
ai800si
swadanusi
asekol
ahdi
mul
aipadausi
a8
t
ahun.Madr
asa-
IMar
djani
,sekol
ahi
nidi
kenal
dengansar
janany
adansekal
i
gussebagai
pengaj
arny
ayai
tuSh.Mar
djani
.Sekol
ahi
nidi
namait
ersebutset
elahbel
i
auwaf
at.
Madr
asa-
IBay
mur
adHazr
at,kepal
asekol
ahny
aadal
ahBayMur
adbi
nMuhar
ram al
-
Kazanial
-Mangar
iyangt
erkenaldengankesar
jananny
adandi
publ
i
kasi
kanny
abuku
gr
ammerbahasa Ar
ab hasi
lkar
yany
a.Wal
aupun kur
ikul
um y
ang t
elah di
sepakat
i
ber
sama,t
etapipengapl
i
kasi
anny
a bel
um begi
tu sempur
na.Hali
nidi
kar
enakan
per
tama,or
angor
ang Musl
i
m diwi
l
ayah Rusi
ati
dak mempuny
ail
embaga at
au
kement
ri
an y
ang dapatmemaksakan at
au mengont
rolj
alanny
a si
stem kur
ikul
um
t
ersebut
.Kedua,semuaakt
if
it
aspendi
dikandapatdi
organi
sirat
audi
j
alankanhany
a
4
denganmengandal
kandanay
angdi
pungutdar
ior
angt
uasi
swadanor
ang-
orangkay
a.

Padat
ahun1997diKazant
elahdi
bukasekol
ahspi
ri
tualy
angkemudi
anpada
t
ahun1998dit
arnsf
ormasimenj
adisekol
ahsemi
nar
iteol
ogi
.Set
ahunkemudi
anbar
u
mendapat
kanl
i
sensidar
iment
eripendi
dikanRusi
aunt
ukpengkhususangel
arBachel
or
ofTheol .5
ogi

Per
kembanganSosi
alkemasy
arakat
andiRussi
a

Sel
aini
tuuni
ver
sit
asdanper
gur
uant
inggipunt
elahdi
dir
kanseper
tiKazan
St
ateUni
ver
sit
y,KazanSt
ateMedi
calUni
ver
sit
y,KazanSt
ateFi
nanceandeconomi
cs
I
nst
it
utedanRussi
anSt
ateUni
ver
sit
ySebagaisebuahwi
l
ayaht
err
it
ori
al,Tat
arst
an
menj
adi
tempatduamasy
arakat
,yai
tuMusl
i
m danKr
ist
enOr
todoks,
jugamej
adi
daer
ah
uni
kyang menganutkebuday
aan Tur
kidan Sl
avoni
k.Dal
am masa per
damai
an,
masy
arakaty
ang ber
beda agama dan kebuday
aan i
nit
elah bel
ajarber
tol
eransi
,
ber
aspi
rasi
,respekt
erhadapbuday
atet
anggamer
eka.Sej
akabadke-
10,I
slam Sunni
t
elahdi
ter
imaol
ehor
ang-
orangBul
gardanmenj
adiagamar
esmiNegar
adiwi
l
ayah

4
I
bidhal
74

5
R.
aNabi
evhal
95
Vol
ga Bul
gar
ia.Per
kembangan t
radi
sidiTat
arst
an memang sangatkent
alsekal
i
,
cont
ohny
aPadat
ahun2005t
elahdi
adakanper
ingat
an1000t
ahunl
ahi
rny
akot
aKazan
danper
ingat
anSel
amaakhi
rduadekademunculmasal
ahsebuahsi
kapy
angdi
sebut

kebangki
tanI
slam”y
angmengandungduamaknay
ait
ukebebasanhakdankekuasaan
l
okal“
tradi
sional
”par
a ul
ama y
ang di
bent
uk di
wil
ayah t
err
it
ori
alMusl
i
m.Pr
oses
kebangki
tanI
slam t
erj
adidi
ber
bagaiwi
l
ayahdengani
ntensi
tasy
angber
beda.Agama
danpol
i
tikdi
j
adi
kant
ujuani
deol
ogi
syangber
bedadar
ipembahar
uandasarI
slam ke
l
andasan ot
onomibangsa at
au kemer
dekaan wi
l
ayah I
slam.Kehi
dupan sosi
al
masy
arakatTat
arst
ancukup kompl
eks,hali
nidit
andaidenganber
agamny
asuku
bangsadanagamay
angmendi
ami
wil
ayahTat
arst
an.

Kesi
mpul
an

Sej
arahmasukny
aIsl
am diRusi
ati
dakt
erl
epasdar
isej
arahmasukny
aIsl
am keAsi
a
TengahdanKaukasusUt
aray
ait
useki
tarabadke7M set
elahkel
ahi
ranny
adit
anah
Ar
ab.Pr
osespenakl
ukandanpeny
ebar
anI
slam kewi
l
ayahi
nit
erusdi
l
anj
utkanol
eh
di
nast
ibaniUmay
yahy
ait
upadamasapemer
int
ahnkhal
i
fahAbdulMal
i
kbi
nMar
wan
y
angmenj
abatsebagaiguber
nurdiKhur
asanpadat
ahun86Hdenganmeny
eber
angi
sungai
Oxus

Per
kembangankehi
dupanmi
nor
it
asMusl
i
m diRusi
akhususny
aTat
arst
anmengal
ami
kemaj
uany
angsangatpesat
.Tat
arst
anmer
upakansal
ahsat
uNegar
abagi
andar
i
f
eder
asiRusi
ayang mengal
amikehi
dupan damaiy
ang j
auh dar
iper
ti
kai
an dan
peper
angan.Hali
nidit
andaidenganadany
ahubunganbai
kdenganNegar
apusat
,
f
eder
asiRusi
a.Sel
aini
tuj
uga Tat
arst
an mer
upakan sal
ahsat
u Negar
a may
ori
tas
Musl
i
mter
besardiwi
l
ayahf
eder
asiRusi
a.Si
tuasidankondi
siumatI
slam diTat
arst
an
cukupst
abi
lbai
kdi
l
ihatdar
ikondi
sisoci
al,ekonomi
,pol
i
tikdankeagamaan.Bahkan
dewanf
eder
asi
mangangkatsal
ahsat
umuf
tiTat
arst
ansebagai
waki
ldi
DumaRusi
a.

Daf
tarPust
aka
Champer
,Mi
chael
,Mi
rIsl
ama(
Duni
aIsl
am)1.(
3)2005.PusatSt
udi
Isl
am I
nst
it
ut
Sej
arahAkademi
IlmuPenget
ahuanTat
arst
an.2005

Lapi
dus,
IraM.Sej
arahSosi
alUmatI
slam,
ji
li
d3,
PTRaj
aGr
afi
ndoPer
sada,
Jakar
ta
2000

Yat
im,
Badr
i,Sej
arahPer
adabanI
slam.Raj
awal
iPr
ees.Jakar
ta2004hal
60

_
___
___
___
___
___
,Jur St
nal udiKei
slaman,
Dinami
kaPer
kembanganI
slam diRusi
a
Moder
nPusatPenel
i
tianI
nst
it
utAgamaI
slam Neger
i(I
AIN)Raden1I
ntan,
Bandar
Lampung,
2004
MINORITAS MUSLIM DI SRI LANKA

Oleh : Moh Ainul Yaqin (A02219030)

Sejarah Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abstrak

Agama pertama di Sri Lanka adalah Budha. Islam baru masuk ke Sri Lanka pada abad ke
8 M, dibawa oleh para pedagang Arab. Kemudain pada 18 dibawa oleh orang melayu atas
perintah penjajah Belanda. Dan terakhir dibawa oleh Orang India. Sampai saat ini Islam
di Sri Lanka masih menjadi populasi terkecil dengan hanya mencapai 10 % dari populasi
di Sri Lanka. Minoritas muslim di Sri Lanka sering kali mendapat Tindakan yang tidak
adil, seperti diskriminasi, pelecehan dan lain-lain. Itulah tantangan umat muslim disana
bagaimana cara mengubah dan menunjukkan bahwa Islam adalah yang benar.

Kata kunci : Sri Lanka, Islam, Minoritas.

Pendahuluan

Minoritas muslim adalah Sebagian masyarakat penganut agama Islam yang


tinggal di suatu negara. Mereka disebut minoritas karena mereka jumlahnya paling sedikit
dari golongan lain di negara/daerah tersebut. Seperti yang akan kita bahas pada karya tulis
ini yaitu MINORITAS MUSLIM DI SRI LANKA.

Sri Lanka adalah sebuah negara yang berada di sebelah utara Samudera Hindia di
pesisir tenggara india. Sri lanka berbatasan laut dengan Inida disebelah barat laut dengan
maladewa di barat daya. Karena Kawasan Sri Lanka dekat dengan samudera Hinida yang
merupakan Kawasan yang berfungsi sebagai perdagangan, tidak heran banyak pedagang
yang singgah di Sri Lanka. Para pedagang ini tidak hanya berdagang saja namun mereka
juga menyebarkan agama Islam disana dan bermukim disana, dalam perkembanganya
Islam mulai menyebar di Sri Langka namun masih dalam lingkup yang kecil atau bisa

1
disebut minoritas. Hal ini disebabkan salah satunya karena Agama pertma yang masuk di
Sri Lanka adalah Budha mereka sudah tinggal di Sri Lanka sejak 6 M, sedangkan Islam
baru masuk di Sri Lanka pada abad 8M.

Minoritas muslim di Sri Lanka sampai saat ini masih menjadi problem bagi umat
Islam. Karena begitu banyak masalah seperti diskriminasi, pelecehan dll. Untuk karya
tulis ini akan memaparkan beberapa persoalan seperti sejarah masuknya Islam, Jumalh
Penganut, tantangan umat Islam, dan juga pristiwa penting yang berpengaruh terhadap
umat Islam.

Sejarah Perkembangan Awal Umat Islam di Sri Lanka

Pada awalnya Sri Lanak merupakan kerajaan dengan penduduk asli etnis Sinhala,
mereka menggunakan sistem kasta, yang disebabkan pengaruh Budha yang sangat kental,
yang sebelumnya sudah lebih dulu ada di tanah ini sejak abad ke-6 Masehi.

Agama islam baru masuk ke Sri Lanka pada abad ke-8 M yang dibawah oleh para
pedagang Arab, sejak saat itu Islam mulai berkembang di Sri Lanka. Golongan pertama
yang menganut agama Islam ialah para pedagang Arab dan juga Istri keturunan mereka
yang dinikihai setelah mereka memeluk agama Islam. Pada abad ke-15 para pedagang
Arab sudah banyak menguasai perdagangan di Samudra Hindia, dari situlah mereka
kemudain bermukim dan kemudian menyebarkan agama Islam. Kemudian pada abad 16
M Portugis tiba di Sri Lanka akibatnya banyak keturunan Muslim mereka (Orang Moor
Sri Lanka) ditindas lalu mereka pergi ke pegunungan tengah dan ke daerah pantai timur
Sri Lanka.

Pada abad ke 18 muslim Melayu dari Indonesia masuk ke Sri Lanka dibawa oleh
para penguasa Belanda, yang pada saat itu Indonesia, Malaysia dan Sri Lanka berada di
bawah kekuasaan penjajahan belanada. Muslim melayu yang masuk ke Sri Lanka
merupakan tentara resimen yang dibentuk oleh Belanda untuk ditempatkan di Sri Lanka
dan juga para tahanan yang dibuang disana. Muslim Indonesia terdiri dari para
bangsawan, tokoh masyarakat, ulama beserta keluarganya yang menetang penjajahan
Belanda.

2
Perkembangan Islam di Sri Lanka juga disebabkan oleh muslim India. Muslim
India pertama kali masuk ke Sri Lanka pada masa penjajahan Portugis, gelombang
berikutnya masuk pada penjajahan Inggris. Para pendatang dari India mengenalkan Islam
ala Syiah dan Madzhab Hanafi di Sri Lanka, walaupun biasanya Islam di Sri Lanka sudah
berpegang teguh pada amalan Traditional Islam Sunni.

Islam di Sri Lanka meruapakan agama yang dipraktekan oleh sekelompok


minoritas, yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : Sri Lanka Moors, Muslim India
dan Melayu. Sikap diantara mayoritas orang Sri Lanka adalah dengan menggunakan
istilah “muslim” sebagai suatu kesatuan kelompok etnis tanpa membedakan daerah
asalnya. Warna hijau pada salah satu bagian bendera Sri Lanka menunjukkan bahwa
negara Sri Lanka tersebut juga terdiri dari Muslim Sri Lanka.

Melayu di Sri Lanka mengadaptasi beberapa tradisi Moor Sri Lanka, namun
mereka tetap mempertahankan Tradisi Melayu salah satunya seperi penggunaan bahasa
melayu di lingkungan mereka sampai saat ini. Muslim di Sri Lanka juga sama dengan
Indonesia dan Malaysia yang berpegang pada madzhab Syafi’i.

Jumlah Penganut Islam

Dari sekitar 21 juta penduduk Sri Lanka, 75% adalah Suku Sinhala yang
mayoritas beragama Budha. Etnis kedua adalah Tamil, sekitar 18% dan mayoritas
beragama Hindu. Secara geografis, konsentrasi etnis Tamil adalah di provinsi Utara
(Jaffna) dan Timur (Trincomalee). Sisanya adalah muslim (7%) yaitu etnis Moor yang
keturunan Arab dan muslim keturunan Melayu, etnis Burgher yaitu keturunan Eropa (1%)
dan Wanniyala Aetto atau Vedda yaitu keturunan penduduk asli Sri Lanka yang saat ini
jumlahnya semakin langka.

Kemudian pada tahun 2021 jumlah muslim di Sri Lanka mencapai sekitar 10%
dari populasi penduduk Sri Lanka. Angka ini menunjukkan ada sekitar 1.711.000 orang
muslim. Islam di Sri Lanka terbagi Menjadi 3 kelompok yaitu Moor, India dan Melayu.
Etnis Moor merupakan etnis muslim terbesar dengan total 92% dari keseluruhan muslim
yang ada, etnis melayu 5% dan india.

Tantangan yang dihadapi

3
Tantangan terbesar di Sri Lanka adalah Diskriminasi terhadap Muslim minoritas.
Pada tahun 2021 Pemerintah Sri Lanka akan menutup lebih dari 1000 sekolah Islam dan
juga akan melarang pemakaian burkak. Mentri Keamanan Publik Sri Lanka Sarath
Weeraskera menuturkan bahwa alasan dilarangnya pmakian burkak adalah burkak
merupakan tanda ekstrimis yang muncul baru-baru ini. Pada tahun 2019 pemerintah Sri
Lanka juga sempat melarang penggunaan burkak, setelah pengeboman gereja dan hotel
oleh militan Islam. Persolan utamanya adalah Islamphobia, mereka menganggap bahwa
semua Islam itu buruk padahal jika ditelusuri lebih dalam yang termmasuk Islam Radikal
bukanlah Islam sesungguhnya yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Pristiwa-pristiwa penting

Reformasi muslim marriage And Divorce Act


muslim marriage And Divorce Act (MMDA), adalah undang-undang
perkawinan yang berlaku bagi komunitas umat muslim Sri Lanka. Undang-
undang ini berasal dari Batavia selama pemerinthan Belanda. Kemudian antara
tahun 1806-1951, kode etik ini mengalami proses kodifikasi, review dan
modifikas. Yang dilakukan oleh beberapa ahli hukum dan ulama.
Undang-undang ini lahir dilatar belakangi oleh keinginan umat muslim Sri
Lanka untuk dapat melakukan perkawinan yang sesuai dengan ajaran Islam dan
diakui oleh negara. MMDA diimplementasikan dalam sistem pengadilan yang
disebut pengadilan Quazi. Undang-undang ini bersumber pada Al-Quran, Hadist,
pendapat imam kemudian juga dipengaruji oleh nilai-nilai yang hidup di tengah
masyarakat. Pada prosesnya ada kekhaatiran bahwa MMDA ini melanggar hak-
hak Wanita muslim dan membatasi akses terhadap keadilan. Kekhawatiran ini
muncul karena berkaitan dengan ketentuan dalam UU itu sendiri dan juga masalah
prosedur pelaksanaanya melalui pengadilan Quazi.
Beberapa masalah yang berkaitan dengan pelanggaran yang serius antara
lain : menginzinkan perkawinan anak dengan tidak menetapkan usia minimum
pernikahan bagi umat Islam selama 18 tahun. (Quazi mengizinkan pernikahan
dengan anak dibawah 12 tahun). Hanya suami yang diberi hak untuk bercerai
unilateral tanpa alasan. Praktik poligami tanpa persetujuan dari istri.

4
Setiap tahun ratusan perempuan dari kelompok minoritas Islam di Sri
Lanka dipakasa kawin oleh orang tua maupun wali mereka. Perkainan di kalangan
anak muslim meningkat dari 14% menjadi 22% dalam waktu satu Tahun.
Pegiat perempuan muslim muali bergerak untuk mereformasi MMDA
walau mendapat ancaman serius dari pada ulama’ dan pemimpin komunitas yang
konservatif. Selain itu PBB dan Uni Eropa juga sudah mendesak pemerintah Sri
Lanka untuk mengubah MMDA dan Undang-Undang lain yang diskriminatif.
Akses perempuan muslim terhadap keadilan sangat dibatasi oleh
pengadilan Quazi. Perempuan yang terkena dampaknya diartikulasikan di
beberapa forum bahwa mereka didiskriminasi oleh pengadilan Quazi.
Pada tahun 2009 setelah Mentri Kehakiman Milinda Moragoda berdiskusi
dengan dengan beberapa muslim terkemuka diakui bahwa beberapa reformasi
terhadap hukum pribadi muslim sangat dibutuhkan.

KESIMPULAN

Sri lanka pada awalnya berbentuk kerajaan dengan penghuninya bernma Etnis
Sinhala, mereka berada peda pengaruh budha karena itu adalah agama yang pertama
masuk ke Sri Lanka. Islam beru masuk ke Sri Lanka pada abad ke 8 dibawa oleh para
pedagang Arab, yang mana selain berdagang para pedagang arab juga menyebarkan
agama Islam dan bermukim di Sri Lanka. Gelombang kedua Islam melayu masuk ke Sri
Lanka pada abad 18 yang dibawa oleh para penjajah belanda, orang Islam melayu ini
adalah tentara resimen dan juga para tahanan muslim. Dan yang terakhir adalah India
yang mana muslim india ini datang ke Sri lanka dalam beberapa Priode yaitu pada masa
penjajahan portugis dan Inggris.

Di Sri Lanka terdapat 3 kelompok umat Islam yaitu : kelompok Moor, India dan
Melayu. Dengan presentase moor 92% Melayu 5% dan india. Dari 21 juta penduduk Sri
lanka penganut agama Islam hanya 7%. Pada 2021 populasi muslim naik menjadi 10%.

Preistiwa penting yang terjadi di Sri Lanka salah satunya adalah Reformasi
muslim marriage And Divorce Act. Reforamsi ini sangat penting dilakukan oleh kaum
muslim di Sri Lanka khusunya kaum perempuan. Karena mereka didiskriminasi dengan

5
peraturan perundang undangan yang sama sekali tidak berperi kemanusiaan, mereka tidak
diberi hak dan diperlakukan semena mena.

DAFTAR PUSTAKA

https://kemlu.go.id/colombo/id/pages/sri-lanka/1913/etc-menu diakses pada 03.04.2022.


pukul 14.00.

https://p2k.unhamzah.ac.id/en3/2-3073-2970/Sri-Lanka_71818_uhamzah_p2k-
unhamzah.html diakses pada 03.04.2022. pukul 14.20

https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/internasional/20210314070822
-113-617169/sri-lanka-tutup-1000-sekolah-islam-dan-larang-burkak/amp diakses pada
04.04.2022. Pukul 12.00.

Dr.H. Ismardi, M.Ag. Kamiruddin, M.Ag. Dr. Zulkifli, M.Ag. Afrizal Ahmad, M.Ag.
(2018) REFORMASI MUSLIM MARRIAGE AND DIVORCE ACT (MMDA) OLEH
MUSLIM MELAYU DI SRI LANKA (Suatu Pendekatan Sosialogi Hukum) Lemabaga
Penelitian dan Pengembangan Masyarakat UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

6
MINORITAS MUSLIM DI THAILAND

Oleh : Rosita (A72219069)

Sejarah Peradapan Islam

Fakultas Adap dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abstrak

Masuknya islam di thailand diperkirakan sekitar abad ke-10 masehi, pada saat itu awal
penyebaran islam dibawa oleh para sahabat nabi muhammad saw melalui jalur perdagangan
dari jazirah arab sampai kerajaan pattani raya. Meskipun thailand sangat dikenal dengan
negara yang beragama buddha dan islam merupakan agama minoritas di thailand akan tetapi,
umat islam di thalaind juga banyak dijumpai. Sehingga agama islam menjadi mayoritas urut
nomor 2 ditailand setelah buddha. Ada empat kelompok gerakan Islam yang kuat dan aktif
yaitu: pertama, golongan tradisional yang sangat berpengaruh di selatan. Kedua, golongan
ortodoks yang menerbitkan majalah Rabbitah. Ketiga, golongan modernis yang menerbitkan
jurnal al-Jihad. Keempat, golongan Chularajamontri 66 yang disponsori oleh pemerintah.
Serta tokoh-tokoh agama islam dithailand yang juga memperjuangkan perkembangan agama
islam di thailand. Masyarakat Melayu Muslim di Thailand sering mendapatkan tindakan
diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan

Kata Kunci: Thailand, Islam, muslim,Pattani

Pendahuluan

Kerajaan Thailand adalah sebuah negara yang secara geografis terletak di antara
benua Australia dan daratan utama Tiongkok. Kondisi geografis tersebut membuat posisi
Thailand relatif strategis dan mudah dijangkau untuk kegiatan perdagangan maupun
penyebaran agama. Mayoritas penduduk Thailand beragama Budha aliran Theravada dimana
Budha juga merupakan agama resmi negara. Meskipun di Thailand Islam merupakan agama
minoritas yang populasinya kurang dari lima persen penduduk Thailand, namun Islam di
Thailand merupakan minoritas yang berkembang cepat dan merupakan agama terbesar nomor
dua di thailand. Populasi Muslim di Thailand mayoritas berada di wilayah selatan yaitu di
Provinsi Pattani, Yala dan Narathiwat ditambah dengan sebagian Satun dan Songkhla.
Wilayah tersebut berbatasan langsung dengan negara Malaysia dimana penduduknya terdiri
dari etnis Melayu.

Thailand adalah sebuah Negara di wilayah Asia Tenggara yang berbentuk Monarki
Konstitusi (suatu pemerintahan yang didirikan di bawah sistem konstitusional yang mengakui
Raja, Ratu, atau Kaisar sebagai kepala negara). Islam masuk di Thailand diperkirakan sekitar
abad ke-10 atau ke-11 dibawa oleh pedagang Arab dan India. Islam pernah berkuasa di
wilayah Pattani sejak berdirinya Kerajaan Islam Patani abad ke-14. Namun, sejak berada
dalam kekuasaan Kerajaan Siam, hingga sekarang umat Islam menjadi minoritas dan
terdiskriminasi oleh pemerintahan Thailand. Muslim Thailand sebagian besar tersebar di
empat propinsi bagian selatan, yaitu Pattani, Yala, Narathiwat dan Satun. Mereka kerap
memperoleh problem dan kekerasan oleh pemerintah. Hingga saat ini Muslim Thailand terus
berjuang untuk memperoleh hak-haknya.Namun ada beberapa tokoh yang memeperjuangkan
rakyat muslim di thailand dan juga diperkuat oleh lembanga-lembaga yang kerap kali
mengayomi serta mempertahankan budaya islam di negeri gajah putih itu.

Sejarah Perkembangan Awal Mula Umat Islam di Thailand

Masuknya islam dinegri gajah putih itu diperkirakan sekitar abad ke-10 masehi, pada
saat itu awal penyebaran islam dibawa oleh para sahabat nabi muhammad saw melalui jalur
perdagangan dari jazirah arab sampai kerajaan pattani raya. Proses penyabaran islam di
wilayah asia tenggara merupakan sebuah satu kesatuan dakwah islam yang bermula dari arab
pada masa khalifah umar bin khathtab. Dapat diketahui masuknya agama islam dan
menyebaar ke berbagai kawasan asia tenggara sudah sejak lama.

Bukti bahwa masuknya islam sebelum adanya kerajaan sukhotai terlebih dahulu yaitu
dibuktikan dengan keberhasilan bangsa arab dalam mendirikan daulah islamiyah pattani.
Pada saat ini umat muslim dibedakan menjadi dua golongan, yaitu 1). Masyarakat muslim
sebagai penduduk asli, yaitu yang ada di pattani (tahailand selatan). 2). Masyarakat muslim
pendatang yang berada dilokasi kota bangkok dan chiang mai (thailand tengah dan utara).

Proses masuknya islam di thailand dimulai sejak kerajaan siam mengakuisisi kerajaan
pattani raya (pattani berasal dari kata al-fattani yang artinya kebijaksaan). Mulanya jauh
sebelum itu, pada masa awal sejarah thailand berdiri, ditandai dengan adanya sebuah kerajaan
yang berumur pendek ini yang bernama sukhotai, lalu sejak abad ke-12 sudah ada kerajaan
pattani atau pattani darussalam diwilayah selatan kerajaan tersebut. Dibagian wilayah selatan
kerajaan thailand mayoritas penduduknya beragama islam, yang berada diwilayah yang
terkenal dengan nama pattani raya atau pattani darussalam. Yang saat ini dapat diketahui di
provinsi: pattani, yala, narathiwat, satun, dan sangkhla.

Kerajaan thailand merupakan sebuah kerajaan yang berkarakter terbuka dan


berlandasaan spriritual buddha trevada yang mempunyai karakter baik dan terbuka. Sehingga,
dapat berkompromi dan menciptakan manjemen komunikasi produktif bagi kepercayaan
agama lain. Dengan adanya hal itu memberi ruang bagi pemeluk agama lainnya termasuk
islam untuk melaksanakan ibadahnya, seta melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan
lainnya.

Dibawah naungan kementrian dalam negeri dan kementerian pendidikan yang secara
langsung bertanggung jawab kepada raja thailnad, seseorang mufti yang memperoleh gelar
chularajmontree atau syaikhul islam di thailand, yang bertanggung jawab atas masalah
keagamaan islam, didalam hal kewenangan dalam mengatur kebijakan yang terkait dengan
kehidupan masyarakat muslim.1 Orang-orang islam yang berada di thailnd pun bebas
melakukan acara-acara islam dan mendirikan pendidikan agama islam. Tak hanya itu
pemerintah thailand juga membantu menerjemahkan al-qur’an kedalam bahasa thailand,
serta mengizinkan warga muslim mendirikan masjid dan madrasah-madrasah. Seluruh
penjuru thailand terlihat kantong permukiman muslim mengembangkan pendidikan islam.
Dengan itu proses pendidikan islam di thailand mengalami perkembangan dan kemajuan,
kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh beberapa lembaga islam seperti pada umumnya di
indonesia, yaitu seperti ; 1). Pengajian muslimin dan muslimat 2). TPA/TKA ( Taman
Pendidiksn Al_Qur’an / Taman kanak-kanak Al-Qur’an) 3). Kajian mingguan mahasiswa.

Terdapat sebuah masjid bernama “Masjid Jawa” di wilayah Sathorn kota Bangkok,
yang keberadaannya turut ‘naik daun’ disebabkan karena salah seorang keturunan pendirinya
yaitu bernama Prof. Winai Dahlan, berhasil dalam perjuangan dakwah bil hal-nya sejak
tahun 1994 lalu. Sehingga kini melalui konvergensi halal dengan sains serta teknologi terkait
dengan industri di Thailand, membuat pemerintah Kerajaan Thailand dapat meningkatkan
nilai ekspor hasil industry halal tahunannya ke beragam tujuan mancanegara. Mulai sejak

1
https://www.islaminthailand.org/dp8/ diunduh pada 18 maret 2022.
tahun 1850-an, masyarakat Jawa banyak yang bermukim di ibukota Thailand, Bangkok.
Disusul dengan perkembangan Islam yang semakin pesat saat pada akhir abad ke-19.

Beberapa pekerja Muslim dari Indonesia dan Malaysia masuk ke Thailand. Mereka
datang dan sebagian lagi menetap dengan beragam alasan serta pertimbangan ke negeri Gajah
Putih itu. Sebagian datang untuk berdagang lalu ada yang menetap, sementara sebagian besar
lainnya lagi datang untuk membantu kerajaan Thailand membangun beberapa kanal dan
sistem perairan di Krung Theyp Mahanakhon (yang sekarang dikenal sebagai Propinsi
Bangkok). Serta mereka para imigran Jawa tersebut mendapatkan kepercayaan khusus untuk
mengelola taman-taman indah milik kerajaan. Sebagian besar para imigran Jawa yang tinggal
di ranah Kerajaan Thailand tersebut menganut keyakinan agama Islam walau sebagian lagi
sebagai Jawa Abangan.2

Data resmi dari Office of the National Economic and Social Development Board
Thailand (2006) menunjukkan, bahwa di kota Bangkok memiliki 160 masjid. Dan dari
masjid-masjid inilah, para Muslimin di kota Bangkok yang jumlahnya diperkirakan mencapai
sekitar 1 juta orang, melakukan beribadahnya. Mereka, pertama kali datang ke Bangkok pada
masa pemerintahan Raja Chulalong korn di pertengahan abad ke-19. Sejarah mencatat,
orang-orang Jawa ini datang ke Thailand, termasuk Bangkok, dengan alasan ekonomi.
Selama Perang Dunia II, banyak pula orang Jawa yang tiba di negeri ini. Mereka adalah
tahanan Jepang dari Jawa yang dibawa ke Thailand untuk bekerja membangun rel kereta api.
Rel ini menghubungkan Thailand dan Myanmar. Setelah Jepang kalah perang, tahanan yang
masih hidup lebih memilih menetap di Thailand ketimbang kembali ke Tanah Air.3

Perkembangan Jumlah Penganut Islam di Thailand

Agama islam tidak serta merta ada di Thailand (dahulu disebut Siam kemudian
Muangthai). Meskipun Islam merupakan agama mayoritas di Asia Tenggara dengan kantong
utama adalah negara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Akan tetapi Islam adalah
agama minoritas di daratan utama Asia Tenggara yang telah dihuni oleh penganut Hindu dan
Budha jauh sebelum Islam datang sekitar abad ke-9. Sebagaimana telah disebutkan di atas
bahwasanya Muslim di Thailand mayoritas hidup di wilayah bagian selatan terutama Provinsi
Pattani raya. Di Pattani populasi Muslim mencakup 80% dari keseluruhan Muslim di

2
https://republika.co.id/berita/dunia-islam/dunia/18/10/31/phgh0b313-jejak-komunitas-muslimjawa-di-
bangkok diunduh pada 18 maret 2022
3
Thailand PRD – กรมประชาสัมพันธ ์, https://thailand.prd.go.th/ diunduh pada 18 maret 2022
Thailand. Pattani dulunya merupakan kerajaan berdaylat yang terletak dibagian wilayah
selatan thailand dan mayoritas penduduknya ber etnis melayu yang dipimpin oleh sultan
sulaiman.

Meskipun thailand sangat dikenal dengan negara yang beragama buddha, akan tetapi,
umat islam di thalaind juga banyak dijumpai. Beberapa provinsi diwilayah selatan negeri
gajah putih itu mayoritas beragama islam, diantaranya yaitu Provinsi Pattani (80%), Yala
(68,9%), Natathiwat, Satun (67,8%), dan juga Songhotai, seluruh provinsi tersebut dulunya
menjadi merupakan wilayah dari kerajaan pattani raya pada abad ke-12, yaitu sebelum
kerajaan sukhotai berdiri.

Pemerintah thailand ikut serta berpartisipasi dalam mensupport kehidupan islam dan
penduduknya. Dalam permasalahan terkait agama islam tanggung jawab penuh akan di
emban oleh seorang mufti yang memperoleh gelar chularajmontree. Mufti bertugas buat
mengatur kebijakan-kebijakan yang bersangkut dengan kehidupan islam dithailand, seperti
menentukan awal dan akhir bulan hijriah. Dengan itu jumlah kaum muslim dithailand
menjapai 4.6% dengan statistik terbaru 4 juta dari total 65 juta penduduk thailand, dan agama
islam menjadi mayoritas urut nomor 2 ditailand setelah buddha.

Kehidupan Keberagamaan di Thailand

Ummat Islam di Thailand tidak seberuntung seperti Ummat Islam di Malaysia yang
mana hampir semua sarana da’wah seperti masjid-masjid disediakan oleh pemerintah
Malaysia. Demikian pula dengan Imam, Khotib, Bilal, dan pengurus-pengurus masjid digaji
langsung oleh pemerintah. Sarana media seperti TV maupun radio di Malaysia diberikan
waktu tiap malam untuk da’wah Islam.

Kawasan Thailand bagian selatan yang merupakan basis masyarakat melayu muslim
adalah daerah konflik agama dan persengketaan wilayah dengan latar belakang ras dan agama
yang berkepanjangan. Konflik Thailand selatan terjadi sejak diserahkannya wilayah utara
Melayu oleh pemerintah colonial Inggris kepada kerajaan Siam. Saat itu dibuatlah Traktat
Anglo-Siam yang menabut hak-hak dan martabat Muslim Pattani. Akibatnya, muncul aksi-
aksi perlawanan dan ditanggap pemerintah pusat sebagai separatisme, hingga diberlakukan
darurat militer di wilayah tersebut.

Di beberapa kota pelabuhan, Islam bukanlah agama bagi komunitas perkampungan


melainkan agama para individu yang mobil yang menyatu dalam jaringan asosiasi
internasional. Dari Singapura pembaharuan Islam menyebar ke seluruh Asia Tenggara
melalui perdagangan, haji, dan melalui gerakan pelajar, guru dan sufi. Sudah pada tempatnya
dunia Islam segera meyampaikan appeal kepada pemerintah supaya elindng, menyelamatkan
Ummat Islam dan memberikan persamaan hak di segala bidang kepada mereka, termasuk
hak-hak untuk beribadah dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam, hak yang sama dengan hak-
hak yang dmiliki penduduk yang beragama Budha.

Lembaga-Lembaga dan Tokoh Islam di Thailand

Thailand merupakan Negara yang penduduknya minoritas muslim karena mayoritas


penduduk disana merupakan beragama budha. Meskipun penduduk muslimnya minoritas
tetapi di Thailand memiliki lembaga atau kelompok yang kuat dan aktif. Empat kelompok
gerakan Islam yang kuat dan aktif yaitu: pertama, golongan tradisional yang sangat
berpengaruh di selatan. Kedua, golongan ortodoks yang menerbitkan majalah Rabbitah.
Ketiga, golongan modernis yang menerbitkan jurnal al-Jihad. Keempat, golongan
Chularajamontri 66 yang disponsori oleh pemerintah. Terdapat beberapa kelompok gerakan.
Adapun kelompok-kelompok yang beragam dari organisasi separatis mengaku beroperasi
dipropinsi-propinsi melayu, Muangthai selatan. Kelompok tertua adalah BNPP (Barisan
Nasional Pembebas Patani) yang didirikan oleh seorang aristrokat Melayu. Barisan ini adalah
kelompok Islam konservatif dan dipercaya punya hubungan yang dekat dengan PAS (Partai
Islam se Malaysia) yang berkuasa di Negara tetangga Kelantan. Secara ideologis
bertentangan dengan BNPP, BRN (Barisan Revolusi Nasional) yang didirikan oleh seorang
guru agama, punya suatu sikap yang didasarkan pada ajaran kiri. Karena diduga beraliansi
dengan CPM (Partai Komunis Malaysia), BRN Nampak kurang menerima dukungan dari
rakyaat. Kelompok sabilillah (jalan Allah) adalah kelompok berbasis kota yang muncul
selama demonstrasi besar yang dilakukan Patani di akhir tahun 1975 dan awal 1976.

Kelompok yang paling sedikit dikenal adalah Desember Hitam 1902 yang identitasnya
diambil dari peristiwa sejarah penyutuan Patani Raya kedalam kerajaaan Thai. Kelompok
yang paling terkenal adalah PULO Patani (United Liberation Organization) didirikan seorang
aristocrat dan memiliki tujuan menyatukan semua faksi-faksi politik yang aktif melawan
imperialisme Thai nampak ditujukan pada semua masyarakat melayu.

Berikut tokoh-tokoh islam terkemuka di thailand:

Haji Sulong
"Aku pamit, istriku tersayang, pertama kali untuk sekolah ke luar negeri demi
melestarikan agama dan bangsa yang kita cintai. Sekarang aku lanjut belajar di Bang
Kwang, dan karena aku belum lulus, para guru tidak mengizinkan kami untuk putuskan
pendidikan kami. Setelah kami lulus, kami dapat kembali dan mengajar anak-anak untuk
mempersiapkan masa depan".

Pesan haru diatas itumerupakan isi surat Haji Sulong bin Abdul Kadir yang juga
dikenal sebagai Haji Sulong Tomina atau Haji Sulong, seorang pemimpin spiritual dan politik
yang berpengaruh di Pattani, Thailand selatan.

Surat itu dituliskan pada Agustus 25, 1950, saat ia berada di Lapas Pusat Bang Kwang
di Nonthaburi Utara Bangkok, Thailand. Lembaran surat tua berwarna kecoklatan itu adalah
salah satu dari puluhan surat yang dia tulis untuk keluarganya selama di penjara, setelah
dituduh menghasut pemberontakan separatis pada tahun 1948-1952, menyusul pengajuan
proposal berisi tujuh poin kepada pemerintah Thailand untuk mengupayakan otonomi
terbatas dan identitas budaya Muslim Melayu Pattani.

Gerakan sosial Haji Sulong yang bertujuan untuk mengangkat kehidupan sesama
Muslim, berlangsung selama dua dekade, yakni antara tahun 1927-1954, sebelum berujung
pada bab akhir yang kejam pada 13 Agustus 1954. Pada hari itu, dia dan putra tertuanya serta
sejumlah rekannya diduga diculik dan kemudian dibunuh oleh petugas keamanan di dekat
Danau Songkhla. Warisan politik dan sosial Haji Sulong terlihat jelas bahkan hingga 66 tahun
sejak hari penghilangan paksanya. Perjuangan dan pengorbanannya yang penuh semangat
tertuang kembali di spanduk-spanduk yang menghiasi berbagai jalanan setempat dan di
lembaga-lembaga pendidikan ketika generasi muda Muslim bersatu menyerukan kepada
pihak berwenang untuk bertindak melawan penghilangan paksa dan pembunuhan di luar
hukum terhadap aktivis politik yang diduga dilakukan oleh aparat negara.

Pada tahun 1927, Haji Sulong kembali ke Thailand setelah ziarah ke Mekkah. Dia
mendapati umat Muslim di Pattani berada di bawah pengaruh spiritualisme dan menyimpang
dari ajaran Islam sehingga dia memulai berdakwah. Dia mengundang masyarakat lokal untuk
memahami dan menerima Islam melalui dialog dan teknik-teknik lainnya di Pattani dan
provinsi-propinsi terdekat lainnya, yaitu Yala dan Narathiwat. Den berkata bahwa satu-
satunya impian ayahnya saat itu adalah "membantu Muslim lokal untuk memahami Islam dan
berhenti mempraktikkan spiritualisme." Pada tahun 1929, Haji Sulong mempertimbangkan
sebuah gagasan untuk mendirikan sekolah agama Islam pertama di Thailand. Dia
memutuskan untuk tidak membangun sebuah madrasah karena dia lebih memilih sekolah
yang tidak hanya fokus pada pendidikan Islam, tetapi juga yang menawarkan pendidikan
normal yang mencakup sosial ekonomi. Membangun sekolah itu diperkirakan menelan biaya
sekitar 7.000 Baht. Sebanyak 3.000 Baht di antaranya akan berasal dari Phraya Phahon
Pholphayuhasena, pemimpin revolusi tahun 1932 yang menggulingkan Raja Rama VII dan
merupakan perdana menteri kedua Thailand di bawah pemerintahan sipil setelah kudeta.

Tidak lama setelah revolusi berakhir, dia pergi menggunakan kereta api ke Bangkok
untuk menerima sumbangan itu. Perdana Menteri itu berbaik hati dan mengikuti acara
pembukaan sekolah saat kunjungannya ke Pattani. "Sekolah Madarasah Al Maarif Al
Wataniah Fatani" menerapkan sistem yang relatif modern dan segera menjadi tempat
berkumpul yang memainkan peran penting dalam membangun rasa hormat dan keyakinan
seputar Haji Sulong di antara Muslim Melayu setempat.

Rincian usulan tentang model otonomi di empat provinsi yang dikemukakan Haji Sulong
adalah:

1. Ke-empat propinsi - Pattani, Satun, Yala, dan Narathiwat memiliki badan administrasi
lokal yang memiliki pemerintahan sendiri di mana administrator paling senior dipilih
oleh para Muslim lokal, dan kandidat haruslah Muslim dan penduduk lokal. Pejabat
terpilih ini memiliki keputusan akhir untuk semua pengangkatan resmi.
2. Setidaknya 80% pejabat pemerintah daerah harus beragama Islam
3. Thai dan Jawi (Melayu) adalah bahasa resmi di empat provinsi tersebut
4. Pengajaran bahasa Jawi adalah wajib di semua sekolah dasar
5. Pemisahan pengadilan agama dan pengadilan Thailand, dan Toh Kali memiliki
keputusan akhir atas keputusan pengadilan
6. Pendapatan pajak daerah dibelanjakan hanya untuk keuntungan daerah kantong
otonom
7. Komite Pusat Islam di setiap propinsi memiliki hak untuk mengeluarkan peraturan
tentang praktik Islam

Menanggapi proposal tersebut, Pemerintah Thawal memutuskan pada bulan Juli di tahun
yang sama untuk menginstruksikan Kementerian Dalam Negeri menentukan model
administrasi lokal yang sesuai untuk provinsi. Menurut artikel Satha-Anand, setelah diketahui
bahwa lamaran tersebut tidak diterima dengan tulus oleh negara, Haji Sulong memutuskan
untuk membentuk kelompok kerja lokal untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
guna memastikan bahwa Muslim Melayu akan memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri
mengarah pada pembentukan Negara Melayu sesuai dengan tradisi Melayu di bawah naungan
negara Thailand. Kudeta pada 8 November 1947 menempatkan warga sipil Khuang
Apbaiwong sebagai perdana menteri dan menteri dalam negeri baru. Dia bersumpah akan
mengeluarkan kebijakan yang keras untuk membebaskan negara dari "dalang separatis".
Akibatnya, Haji Sulong dan rekan-rekannya ditangkap pada Januari 1948, dengan tuduhan
"mengatur dan bersekongkol untuk mengubah tradisi penguasa yang mapan". Menurut
catatan Yayasan Haji Sulong, dia dijatuhi hukuman penjara empat tahun delapan bulan di
Penjara Pusat Bang Kwang karena tidak menghormati pemerintah. Sementara, tuduhan
pengkhianatan dibatalkan.

Haji Sulong dibebaskan pada tanggal 15 Juni 1952. Sejak saat itu, ia berada di bawah
pengawasan ketat negara yang berujung pada penghilangan paksa dua tahun kemudian. Den
menceritakan hari ketika dia bertemu ayahnya untuk terakhir kalinya 66 tahun yang lalu pada
13 Agustus 1954 ketika dia kembali dari Negara Bagian Kelantan, Malaysia, guna
mengenyam pendidikan. "Saat itu sekolah libur dan saya baru saja kembali untuk berkumpul
dengan keluarga. Polisi memintanya untuk bertemu mereka di Songkhla, jadi dia membawa
serta kakak laki-laki tertua saya sebagai penerjemah karena dia tidak bisa berbicara bahasa
Thai sepatah kata pun. Dia turun lalu pergi dengan taksi. Saya tidak sadar ini akan menjadi
yang terakhir kali saya melihatnya. " Pagi itu, Haji Sulong; putranya, Ahmad; dan dua
rekannya berangkat menemui Polisi Cabang Khusus Songkhla di distrik Muang. Den
melanjutkan, "Mereka turun dari taksi di distrik Kokpho dan mereka melanjutkan dengan
kereta api ke distrik Hatyai di mana mereka disambut oleh polisi yang menunggu. Selama
penahanan, mereka diizinkan untuk menjalankan salat lima waktu. Tak lama kemudian
mereka dibawa ke Songkhla dan secara sepintas ditanyai untuk memberikan catatan resmi.
Setelah urusan selesai, algojo mereka menunggu mereka di luar." Keluarganya dengan panik
mencari mereka dan mencari petunjuk. Berbagai pihak ditanyai, mulai dari Polisi Cabang
Khusus, Gubernur Pattani, hingga menteri dalam negeri melalui sebuah surat. Tanggapan
resmi mengatakan Haji Sulong dan ketiga pria itu telah meninggalkan Thailand. Istri Haji
Sulong dan putranya, Den, memutuskan untuk pergi ke Bangkok dan meminta untuk bertemu
dengan Perdana Menteri Marshall Plaek Phibunsongkhram di kediamannya di Chidlom.
Mereka malah diterima oleh istrinya, Dame La-iad. Dia memberi mereka jawaban yang
membuat Den sadar bahwa tidak ada harapan untuk menemukan ayahnya hidup-hidup.
"Tepat saat kami melihat Dame La-iad, semuanya telah berakhir. Dia berkata kepada kami,
'Jangan repot-repot mencarinya. Dia mati'. Itu tahun 1957 sebelum perubahan politik akan
melanda Thailand sekali lagi." Kebenaran mengenai identitas orang-orang yang berada di
balik pembunuhan Haji Sulong menjadi lebih jelas menyusul kudeta yang menggulingkan
Phibunsongkhram pada tahun yang sama. Rezim baru yang dipimpin oleh Panglima Tertinggi
Sarit Thanarat membuka penyelidikan resmi untuk mengungkap kebenaran. Kebenaran yang
diungkapkan panitia investigasi menemukan bahwa Haji Sulong, putranya, dan dua rekannya
dibunuh pada hari yang sama saat mereka bertemu dengan polisi. Menurut temuan tersebut,
"Mereka dicekik, tubuh mereka dibelah dan diikat ke tiang semen, dan kemudian dibuang di
Danau Songkhla." Catatan dalam arsip Haji Sulong Foundation juga mengindikasikan bahwa
mantan Wakil Komandan Biro Kepolisian Cabang Khusus, Kolonel Puth Buranasompob,
yang dekat dengan Kapolres Jenderal Phao Siyanond, mengungkapkan dalam bukunya, An
Iron Man of Asia bahwa ada perintah untuk membunuh Haji Sulong. 'Pemerintah Thailand
tidak pernah tidak tahu' Setelah lebih dari enam dekade setelah kepergiannya, pemerintah
Thailand tetap waspada terhadap anak-anak dari keluarga Tomina. Siklus ketidakpercayaan
terus berjalan. Pada tahun 1957, putra keduanya, Amin, terpilih menjadi anggota Parlemen,
tetapi kemudian ditangkap atas tuduhan menghasut kerusuhan, meskipun pengadilan
kemudian membatalkan tuduhan tersebut. Setelah protes besar-besaran di Masjid Pusat
Pattani pada tahun 1975 sebagai respons atas pembunuhan warga sipil Muslim dan
pembuangan jenazah mereka di atas jembatan Kortor, Amin kembali diinterogasi. Karena dia
tidak lanjut aktif dalam konstituensi politiknya, dia mengambil suaka politik pada tahun
1982. Ketika ditanya apa yang tidak dipelajari Thailand sejak masa Haji Sulong memimpin
gerakan di Pattani, Den dengan tegas menjawab, "Saya pikir pemerintah Thailand tidak
pernah tidak tahu [apa yang terjadi], persepsi mereka dibutakan oleh bias." Den, putra kedua
Haji Sulong, yang telah menjabat sebagai anggota parlemen selama delapan periode, senator,
dan menteri kabinet berkata, "Pemerintah Thailand tahu [apa yang terjadi]. Pimpinan negara
tahu segalanya, tetapi mereka tidak mengambil tindakan." Dia mengutip penyesuaian
protokol negara agar sesuai dengan praktik keagamaan Muslim yang disusun oleh SBPAC
(Pusat Administrasi Propinsi Perbatasan Selatan) sebagai tanggapan atas rekomendasi
Syaikhul Islam (Chularajmontree) selama pemerintahan Prem Tinsulanonda yang, katanya,
akhirnya tidak menghasilkan apa-apa.4

Tengku Mahmood Mahyiddeen

4
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-53831094 diakses pada 20 maret 2022
Tengku Mahmood Mahyiddeen adalah anak sultan pattani terakhir dari seorang
ibunda yang berasal dari kelatan, Tengku Mahmood Mahyidden tumbuh besar di tengah-
tengah gejolak negeri pattani yang menjadi rebutan anatar thailand dan inggris. Dilahiran 30
oktober 1908, ia pada umur 4 tahun ibundanya menggil dunia, lalu tak lama ia diasuh oleh
ibu tirinya.

Ia sangat populer pada saat itu karena mengumpulkan pemuda-pemuda melayu di luar
negeri dan membentuk pasukan gerilya khusus yang diberi nama Force 136. Pasukan itu
bermarkas di india, dan di fasilitasi oleh inggris demi kepentingannya. Setelah jepang mundur
dari wilayah jajahannya, perjuangannya lebih difokuskan untuk membebaskan pattani, dan
disinilah standar ganda pemerintah inggris tampak kentara. Saat melawan jepang fasilitas dan
kemudahan diberikan untuk menggalang perlawanan. Akan tetapi, saat melawan thailand
untuk membebaskan pattani baik secara diplomasi maupun kekuatan senjata, inggris memberi
bantuan yang berarti bagi perjuangan Tengku Mahmood Mahyiddeen untuk membebaskan
pattani. Bahkan namanya tercatat sebagai pemimpin dan pendiri GEMPAR (gerakan melayu
pattni raya) yang didirika untuk membebaskan pattani.

Ia meninggal pada usia yang sangat mudah yaitu pada 46 tahun, banyak yang
menimbulkan kecurigakan atas kematiannya. Salah satu spekulasi yang berkembang yaitu
Tengku Mahmood Mahyiddeen meninggal dunia akibat di racuni oleh para musuhnya
politiknya. Dengan kematian dua orang pejuang pattani seperti haji sulong dan Tengku
Mahmood Mahyiddeen, maka perjuangan rakyat pattani menjadi kehilangan akar
perjuangannya.

Tantangan Yang Dihadapi oleh Umat Islam di Thailand

Thailand adalah suatu negara berbentuk dengan penduduknya mayoritas beragama


Budha aliran Theravada dan sebagian kecil lainnya beragama Islam. Agama Budha
ditetapkan sebagai agama resmi negara. Islam adalah agama minoritas di negara Thailand.
Masyarakat muslim di Thailand pada umumnya tinggal diwilayah selatan Thailand
khususnya provinsi Pattani, Yala, Narathiwat, sebagian Satun dan Songkhla. Sebagaimana
kondisi masyarakat minoritas pada umumnya.

Masyarakat Melayu Muslim di Thailand sering mendapatkan tindakan diskriminasi


dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu bentuk diskriminasi terberat yang dialami oleh
minoritas Melayu Muslim di Thailand adalah kebijakan asimilasi budaya yang diterapkan
secara paksa oleh pemerintah Thailand sejak rezim Jenderal Phibul Songkhram, dimana
dalam kebijakan tersebut Thai Budha ditetapkan sebagai identitas dan budaya tunggal
Thailand. Kebijakan pemerintah Thailand tentang asimilasi budaya adalah bentuk nyata
bahwa Thailand ingin menghapus kultur melayu muslim dan digantikan dengan budaya
Thailand di seluruh wilayah Thailand. Dalam kebijakan tersebut terdapat larangan
penggunaan nama, bahasa dan Islam lainnya dalam kehidupan masyarakat.

Untuk bisa bekerja di lembaga pemerintahan, identitas dari melayu muslim sangat
didiskriminasikan. Hal itu membuat muslim di Thailand menjadi tertekan dan terbatasi
kebebasan mereka dalam bermasyarakat. Pemerintah Thailand membuat pandangan bahwa
muslim melayu merupakan kelompok kriminal yang berbahaya bagi masyarakat. Stigma itu
akhirnya membuat etnis asli Thai selalu merasa curiga dengan segala gerak laku muslim
melayu Thailand. Kebijakan asimilasi budaya juga mengharuskan melayu muslim Thailand
meninggalkan budaya melayunya dengan budaya dan identitas Budha Thailand.

Kedudukan budaya Pattani yang minoritas menjadikan posisinya selalu


tersubordinasi oleh budaya Thai yang mayoritas. Dengan kekuatan politik dan militernya,
pemerintah Thailand gencar mengeluarkan kebijakan asimilasi, baik melalui jalur pendidikan,
politik, budaya, maupun hukum. Dengan mendasarkan diri pada ideologi “nation, king, and
religion”, dikembangkanlah nation building yang bertujuan menundukkan semua komponen
warga negara ke dalam satu nasionalisme, yaitu Thai Ideologi nasionalismeini ideologi,
antara nasionalisme Thailand (Thai-Buddha) dengan nasionalisme Pattani (MelayuMuslim).
Masyarakat Pattani memaknai bahwa setiap upaya integrasi/ asimilasi pemerintah merupakan
upaya dekulturisasi atas kebudayaan Muslim-Melayu. Mempertahankan dan menjaga
identitas bagi masyakarat Pattani adalah sebuah jihad keagamaan.

Kesimpulan

Masuknya islam dinegri gajah putih itu diperkirakan sekitar abad ke-10 masehi, pada saat itu
awal penyebaran islam dibawa oleh para sahabat nabi muhammad saw melalui jalur
perdagangan dari jazirah arab sampai kerajaan pattani raya. Proses penyabaran islam di
wilayah asia tenggara merupakan sebuah satu kesatuan dakwah islam yang bermula dari arab
pada masa khalifah umar bin khathtab. Dapat diketahui masuknya agama islam dan
menyebaar ke berbagai kawasan asia tenggara sudah sejak lama. Kerajaan thailand
merupakan sebuah kerajaan yang berkarakter terbuka dan berlandasaan spriritual buddha
trevada yang mempunyai karakter baik dan terbuka. Sehingga, dapat berkompromi dan
menciptakan manjemen komunikasi produktif bagi kepercayaan agama lain. Dengan adanya
hal itu memberi ruang bagi pemeluk agama lainnya termasuk islam untuk melaksanakan
ibadahnya, seta melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Muslim di Thailand mayoritas hidup di wilayah bagian selatan terutama Provinsi Pattani
raya. Di Pattani populasi Muslim mencakup 80% dari keseluruhan Muslim di Thailand.
Meskipun thailand sangat dikenal dengan negara yang beragama buddha, akan tetapi, umat
islam di thalaind juga banyak dijumpai. Beberapa provinsi diwilayah selatan negeri gajah
putih itu mayoritas beragama islam, diantaranya yaitu Provinsi Pattani (80%), Yala (68,9%),
Natathiwat, Satun (67,8%), dan juga Songhotai.

Empat kelompok gerakan Islam yang kuat dan aktif yaitu: pertama, golongan tradisional yang
sangat berpengaruh di selatan. Kedua, golongan ortodoks yang menerbitkan majalah
Rabbitah. Ketiga, golongan modernis yang menerbitkan jurnal al-Jihad. Keempat, golongan
Chularajamontri 66 yang disponsori oleh pemerintah. Terdapat beberapa kelompok gerakan.
Adapun kelompok-kelompok yang beragam dari organisasi separatis mengaku beroperasi
dipropinsi-propinsi melayu, Muangthai selatan. Kelompok tertua adalah BNPP (Barisan
Nasional Pembebas Patani) yang didirikan oleh seorang aristrokat Melayu. Barisan ini adalah
kelompok Islam konservatif dan dipercaya punya hubungan yang dekat dengan PAS (Partai
Islam se Malaysia) yang berkuasa di Negara tetangga Kelantan.

Kelompok yang paling sedikit dikenal adalah Desember Hitam 1902 yang identitasnya
diambil dari peristiwa sejarah penyutuan Patani Raya kedalam kerajaaan Thai. Kelompok
yang paling terkenal adalah PULO Patani (United Liberation Organization) didirikan seorang
aristocrat dan memiliki tujuan menyatukan semua faksi-faksi politik yang aktif melawan
imperialisme Thai nampak ditujukan pada semua masyarakat melayu. Terdapat dua tokoh
pejuang islam yang terkenal di thailand yaitu; haji sulong dan Tengku Mahmood
Mahyiddeen.

Karena muslim di kerajaan siam merupakan agama minoritas, Masyarakat melayu muslim di
Thailand sering mendapatkan tindakan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan,
khususnya di wilayah thailand selatan. Salah satu bentuk diskriminasi terberat yang dialami
oleh minoritas Melayu Muslim di Thailand adalah kebijakan asimilasi budaya yang
diterapkan secara paksa oleh pemerintah Thailand sejak rezim Jenderal Phibul Songkhram,
dimana dalam kebijakan tersebut Thai Budha ditetapkan sebagai identitas dan budaya tunggal
Thailand.
Referensi

Haque, Marissa Grace, 2019, Nelmida dkk, Islam Datang dan Menetap di Thailand,
Didaktika: Jurnal Kependidikan, Vol. 8, No. 3,

Kusuma, Bayu Mitra Adhyatma, 2016, Masyarakat Muslim Thailand Dan Dampak Psikologis
Kebijakan Asimilasi Budaya, Jurnal Hisbah, Vol. 13, No. 1,

Mania, 2019, Perkembangan Sosial Islam di Thailand, Al Ma' Arief: Jurnal Pendidikan Sosial
Dan Budaya Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar, Vol 1 No 1

Rusli, 2017, Islam di Thailand, Khazanah: Jurnal sejarah dan kebudayaan islam universitas
islam negeri imam bonjol, Vol. VII, No. 14

Ekawati, Dian, 2019, Migrasi Dan Problematika Minoritas Muslim Thailand, HIKMAH, Vol.
XV, No. 1,

Wae-Kaji, Miss Asma, 2015, “Perjuangan Tengku Mahmood Mahyiddeen di Pattani, Thailand
Selatan 1942-1954 M”. Fakultas Adab dan Ilmu Budaya. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.

Riansir, Rachaphon, 2020, Thailand selatan: Siapa Haji Sulong, pemimpin Muslim Thailand
selatan yang dihilangkan paksa 66 tahun lalu, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-
53831094 ( diakses pada 22 Mar. 22)

Wikipedia, “Islam Thailand”, https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Thailand ( diakses pada


22 Mar. 22)
PERISTIWA SEBELAS SEPTEMBER (9/11) DAN SIKAP PEMERINTAH AMERIKA

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Minoritas Muslim di Negara Non-
Muslim)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M.A

Disusun Oleh:
Alfinnatul Himmah (A02219006)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Peristiwa Sebelas September (9/11) dan Sikap Pemerintah
Amerika’’
Sholawat dan salam semoga tetap terhaturkan kepada junjungan kita, nabi besar
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang
benderang yakni agama Islam.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Minoritas Muslim di
Negara-negara Non-Muslim yang dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M.A kami
berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu dan memotivasi untuk lebih
mengembangkan pengetahuan dan mendalami tentang minoritas Muslim di negara-negara non-
Muslim.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan baik dalam penulisan maupun penyajian oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan untuk perbaikan di masa mendatang. Sekian, kurang dan lebihnya kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lamongan, 12 Juni 2002

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minoritas Muslim adalah sebagian penduduk yang memiliki perbedaan dari penduduk lainnya dan
tinggal dalam satu wilayah. Golongan minoritas ini sering mendapatkan perlakuan berbeda dan
banyak mengalami berbagai permasalahan antara lain adalah masalah politik, sosial, dan ekonomi.
Pada awal abad ke-20 M, terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Amerika Serikat, hal
tersebut terjadi ketika hak-hak umat Islam dilanggar seperti tidak diberikan kesempatan untuk turut
aktif dalam pemilihan umum, dan hak-hak lain mereka sebagai warga negara turut dirampas.
Kejadian serangan 11 September juga turut menambah daftar kejadian yang memiliki dampak
besar terhadap keberadaan Islam baik di Amerika Serikat maupun dunia.1 Dalam tulisan ini akan
dijelaskan mengenai bagaimana peristiwa 11 September terjadi dan bagaimana sikap pemerintah
Amerika Serikat untuk menanggulangi kejadian tersebut. Peristiwa runtuhnya gedung Word Trade
Center (WTC) dan rusaknya gedung Petangon pada hari Selasa 11 September 2001 merupakan
puncak perselisihan antara Islam dengan Amerika. Hal yang paling buruk adalah pemerintah
Amerika mengklaim bahwa Islam adalah agama teroris. Presiden yang menjabat saat itu George
W. Bush kemudian membuat kebijakan-kebijakan baru untuk mengatasi hal tersebut. Doktrin yang
melekat pada Bush lantas lebih dikenal dengan sebutan “Bush Doctrine” salah satu strategi nya
adalah The USA Patriot Act of 2001 dan Homeland Security Act 2002.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Peristiwa Sebelas September 2001?


2. Bagaimana Respon Pemerintah Amerika Serikat Terhadap Peristiwa Sebelas
September 2001?

C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Peristiwa Sebelas September 2001
2. Mengetahui Bagaimana Respon Pemerintah Amerika Serikat Terhadap Peristiwa
Sebelas September 2001

1
Taufikurrahman, “Masalah Islamphobia Pasca Tragedi 11 September 2001 di Barat”, Jurnal Al-Makrifat Vol. 4, No.
2, 2019, 45
BAB II
PEMBAHASAN

1. Peristiwa 11 September 2001


Pada hari Selasa atau yang lebih dikenal dengan Black Tuesday, 11 September 2001 dunia
dikejutkan oleh adanya pesawat komersil Amerika Serikat, American Airlines menabrak gedung
kembar Word Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat. Tidak berhenti disitu, dalam
kurun waktu sekitar satu jam pesawat Boeing yang sama yakni pesawat American Airline
penerbangan 77 yang terbang dari Virginia menuju Los Angeles menghantam gedung Pentagon
yang terletak di Washington yang mengakibatkan hancurnya salah satu sisi Pertahanan Amerika
Serikat. Serangan di WTC mengakibatkan ribuan orang yang sedang berada dalam gedung tersebut
meninggal dunia dan serangan di Pentagon menyebabkan seorang Jendral Angkatan Darat
Amerika Serikat meninggal dunia. Serangan di WTC dan Pentagon diduga dilakukan oleh pelaku
yang sama, asumsi tersebut didasarkan pada pola serangan yang sama yaitu dengan cara
menabrakan pesawat ke arah gedung yang telah ditargetkan.
Kejadian tersebut mampu membuat rakyat Amerika Serikat marah, hal tersebut
dikarenakan WTC dianggap sebagai lambang supermasi ekonomi Amerika Serikat dan Pentagon
merupakan lambang supermasi pertahanan keamanan Amerika Serikat. Sebagai negara adidaya
dan setelah runtuhnya Uni Soviet yang notabenya merupakan negara pesaingnya, Amerika Serikat
menjadi satu-satunya kekuatan yang memimpin dunia. Kemarahan rakyat AS kemudian sampai
kepada Presiden Amerika Serikat, George W. Bush yang menyatakan perang terhadap teroris. Ia
berjanji kepada rakyatnya bahwa akan menumpas teroris. Bush menuduh Osama bin Laden,
Osama dituduh terlibat dalam peristiwa 11 September 2001 dan memimpin jaringan Al-Qaeda
yang diperkirakan bermukin di Afganistan dan juga didukung oleh Taliban. Alasan yang
melatarbelakangi Amerika Serikat menuduh Al-Qaeda sebagai dalang utama dalam peristiwa
tersebut karena Al-Qaeda diduga melakukan serangan dengan motif balas dendam atas sikap
Amerika Serikat yang mendukung Israel, keterlibatan Amerika Serikat di Perang Teluk serta
keterlibatan Amerika Serikat dalam militer di Timur Tengah. Amerika Serikat meminta kepada
Taliban agar menyerahkan Osama bin Laden kepada Amerika akantetapi permintaan itu ditolak
oleh Taliban karena Taliban memiliki keyakinan bahwa Osama tidak terlibat dalam tragedi 11
September tersebut. Taliban meminta bukti kepada Amerika Serikat yang telah menyatakan
Osama bin Laden memiliki keterlibatan dengan peristiwa tersebut. buntut dari penolakan yang
dilakukan oleh Taliban mendorong pemerintahan Amerika Serikat untuk menyerang Afganistan
pada tanggal 7 Oktober 2001.2
Kelompok Al-Qaeda sendiri merupakan organisasi Islam Radikal dengan tujuan tidak
hanya dikhususkan pada kebijakan anti-Barat di Afghanistan saja, akan tetapi mereka juga
memfokuskan pada kebijakan anti-Barat yang bersifat global. Al-Qaeda memiliki tujuan untuk
mengusir Amerika Serikat serta orang-orang yang dianggap “kafir” baik dari Timur Tengah
maupun negara-negara mayoritas Islam lainnya. Al-Qaeda juga memiliki keinginan untuk

2
Sri Setianingsih, “Peristiwa 11 September 2001 dan Penyerangan Amerika Serikat di Afghanistan Ditinjau dari Segi
Hukum Internasional”, Jurnal Hukum dan Pembangunan No. 1, 2002, 9
menghancurkan seluruh pemerintahan Islam di dunia yang dianggap bersekutu dengan Amerika
Serikat, serta mendirikan negara yang berbasis Islam dengan menyatukan negara-negara muslim
di dunia dalam satu naungan. Karena Al-Qaeda merupakan organisasi Islam radikal serta memiliki
tujuan untuk menciptakan negara berbasis Islam tersebut yang kemudian menimbulkan dugaan
Amerika Serikat yang memandang keliru bahwa Al-Qaeda merupakan representasi dari
masyarakat muslim di dunia. Hal tersebut yang kemudian menimbulkan stigma negatif di dalam
masyarakat internasional yang menganggap bahwa Al-Qaeda merupakan representasi dari Islam
sehingga stigma negatif mengenai Islam merupakan teroris sengat melekat pada diri semua
masyarakat yang menganut agama Islam.

2. Respon Pemerintah AS terhadap Islam


Pasca runtuhnya gedung WTC 11 September 2001 dan gedung Pentagon, Hampir seluruh
media massa, tidak hanya di Amerika sendiri, tetapi juga dunia menempatkan peristiwa tersebut
sebagai berita utama, mengalahkan isu-isu lokal maupun internasional lainnya dalam kurang lebih
dua pekan. Pemberitaan tersebut tidak hanya tentang dampak langsung dari kejadian tersebut
seperti kerusakan dan korban jiwa, tetapi juga dampak-dampak tidak langsung seperti dampak
psikologis serangan tersebut bagi rakyat Amerika. Tidak hanya terkait persoalan tersebut, media
massa juga secara intensif memblow-up relasi Islam dan terorisme. Sebagian dari media masa
secara serempak membuat kesimpulan tunggal dalam pemberitaannya bahwa kelompok Islam
Radikal berada dibalik serangan-serangan tersebut.3 Kendati belum terbukti keterlibatan orang
Islam dalam serangan WTC dan Pentagon, akantetapi tanggung jawabnya ditimpakan kepada
kelompok radikal Islam, Osama bin Laden.
Presiden George W. Bush merupakan presiden Amerika Serikat yang ke 43. George W
Bush dikenal memiliki doktrin yang melekat pada dirinya atau yang biasa dikenal dengan “Bush
Doctrine”. Elemen utama kebijakan Bush seperti pencegahan terjadinya perang, menentang
adanya senjata pemusnah massal dan melawan terrorisme, kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
Bush banyak diantaranya yang berisi mempromosikan demokrasi. Kebijakan yang paling terkenal
dari sosok George W. Bush adalah kebijakan “War on Terrorism” atau yang sering dikenal juga
dengan sebutan “Global War on Terrorism” dimana kebijakan tersebut dikeluarkan untuk
menanggapi adanya tragedi 9/11 tersebut.
Kebijakan “War on Terrorism” sendiri diumumkan oleh presiden George W. Bush dalam
kongres pada tanggal 20 september 2001. Dalam pidatonya, George W. Bush mengajak
masyarakat di seluruh dunia untuk bersama-sama memerangi Segala bentuk terorisme serta
menyebutkan bahwa pelaku utama dalam Serangan 9/11 adalah organisasi teroris Al-Qaeda dan
menunjuk Osama Bin Laden sebagai dalang utama dan yang bertanggungjawab atas tragedi 9/11.4

3
Ema Khotimah, “Bias Ideologis dan Prasangka Agama pada Wacana Terorisme di Media Masa”, Jurnal Mimbar,
Vol. 15, No. 4, 2003, 346
4
Asilah Amalia, ”Analisis Propaganda CNN (Cable News Network) terhadap masyarakat Amerika Serikat tentang Al-
Qaeda”, 2015
Terbentuknya kebijakan “War on Terrorism” merupakan salah satu upaya dari pemerintah
Amerika Serikat untuk memberantas isu terorisme dan menciptakan perdamaian di seluruh dunia.
Komitmen Amerika Serikat dalam memerangi terorisme baik yang berasal dari dalam maupun di
luar negeri memang tidak setengah setengah, hal tersebut dibuktikan dari adanya pembentukan
strategi untuk melawan terorisme terutama ekstrimis yang mereka anggap sebagai cikal bakal dari
adanya terorisme. Sehingga dalam perumusan strategi untuk melawan terorisme global,
pemerintah Amerika Serikat bekerjasama dengan semua departemen yang ada dalam
pemerintahannya. Hasil dari adanya perumusan strategi pertahanan Amerika Serikat yaitu National
Military Strategic Plan for the War on Terrorism (NMSP-WOT).
National Military Strategic Plan for the War on Terrorism (NMSP-WOT) merupakan
rancangan khusus mengenai strategi militer Nasional yang dibuat oleh departemen pertahanan
Amerika Serikat dengan gabungan dari seluruh kepala staff dalam pemerintahan Bush untuk
perang melawan terrorisme. Dalam rencana strategi militer nasional tersebut, pemerintah Amerika
Serikat menjelaskan bahwa musuh utama dari Global War on Terrorism adalah adanya pergerakan
transnasional organisasi Ekstremis, jaringan-jaringannya, individu-individu, serta pendukungnya
baik negara maupun non negara yang memiliki kesamaan memanfaatkan Islam dan menggunakan
terrorisme untuk mencapai tujuan ideologisnya. Dalam hal ini, ekstremis yang dimaksudkan oleh
pemerintah Amerika Serikat salah satunya adalah Al Qaeda Associated Movement (AQAM).
Selain membentuk strategi keamanan untuk melindungi Amerika Serikat dari adanya ancaman
terorisme, pemerintah Amerika Serikat juga membentuk serangkaian kebijakan “War on
Terrorism” untuk menjaga Keamanan nasional Amerika Serikat yaitu dengan membentuk The
USA Patriot Act 2001 dan Homeland Security Act 2002.
a) The USA Patriot Act 2001
The USA Patriot Act of 2001 merupakan salah satu Kebijakan yang dibentuk oleh
presiden George W. Bush guna Menanggapi adanya serangan 9/11. Tujuan utama dari
dibentuknya Kebijakan the USA Patriot Act adalah untuk mencegah adanya ancaman baik
yang berasal dari internal maupun eksternal terhadap Amerika Serikat. Pembentukan kebijakan
yang dianggap terlalu terburu-buru membuat kebijakan tersebut menjadi salah satu kebijakan
yang kontroversial. Menurut Kam C. Wong, Kepala Departemen Criminal Justice di
Universitas Xavier pembentukan kebijakan The USA Patriot Act dianggap terlalu terburu-buru
karena tidak melalui Prosedur seperti biasa. Pemerintahan Bush mendorong para Pembuat
kebijakan agar segera mengesahkan kebijakan tersebut.
Demi kepentingan keamanan negara. The USA Patriot Act berupaya untuk
meningkatkan keamanan domestik dengan membentuk kerjasama dalam upaya melawan
terorisme, meningkatkan pengawasan serta memperkuat hukum pemerintahan pusat mengenai
anti money laundering, memberikan sanksi kepada mereka yang mendukung serta membantu
segala bentuk kegiatan kelompok teroris baik individu maupun kelompok. Peraturan mengenai
keimigrasian juga diperketat seperti adanya pengawasan terhadap keluar masuknya pelamar
visa, para pelajar asing yang diwajibkan untuk memberikan informasi secara mendetail kepada
pihak imigrasi, memberikan wewenang kepada lembaga eksekutif untuk menahan imigran
yang dianggap memihak atau dicurigai terlibat dalam aksi terorisme dalam jangka waktu yang
lama bahkan tak terbatas. Karena kebijakan The USA Patriot Act dianggap kontoversional
akhirnya Goerge W. Bush kemudian memutuskan untuk membentuk kebijakan baru yang tetap
harus mempertimbangkan The USA Patriot Act yaitu Homeland Security Act.
b) Homeland Security Act 2002
Homeland Security Act atau undang-undang keamanan Negara secara resmi
diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat pada tanggal 25 November 2002, dan didukung
oleh 118 anggota kongres dan ditandatangani oleh Presiden George W. Bush. Undang-undang
ini dibentuk karena adanya kekhawatiran terhadap keamanan dalam negeri Amerika Serikat
pasca adanya serangan teroris terhadap gedung World Trade Center dan adanya serangkaian
pengiriman paket yang mencurigakan dan menimbulkan keresahan dalam masyarakat terhadap
keamanan dalam negeri Amerika Serikat. Setelah disahkannya kebijakan Homeland Security
Act, dibentuklah departemen baru lengkap dengan jabatan Menteri baru dalam kabinet
Amerika Serikat, yaitu United States Departement of Homeland Security dan Secretary of
Homeland Security. Tugas utama dari departemen tersebut adalah untuk mencegah terjadinya
kembali serangan terorisme di Amerika Serikat, mengurangi dampak kerusakan yang
ditimbulkan dari adanya serangan terorisme serta memulihkan kembali kondisi Amerika
Serikat baik kondisi psikologis warga negaranya maupun kondisi Amerika Serikat itu sendiri
sebagai negara superpower sama halnya dengan The USA Patriot Act 2001, Homeland
Security Act 2002 juga dianggap sebagai kebijakan yang Kontroversional karena dalam
penerapannya, kebijakan tersebut sama-sama memberikan diskriminasi terhadap minoritas
muslim di Amerika Serikat serta mencengkram kebebasan individu serta membatasi gerak
masyarakat muslim baik muslim yang berada di negara-negara mayoritas muslim maupun
muslim yang berada di Amerika Serikat itu sendiri dalam menjalankan kehidupan mereka.
Walaupun sebenarnya pembentukan kebijakan tersebut dimaksudkan untuk
melindungi warga negaranya serta melindungi keamanan nasional. Menurut Henry Kissinger
yang merupakan mantan menteri luar negeri Amerika Serikat menyatakan bahwa National
Interest suatu negara tidak bisa ditawar-tawar lagi Posisinya, kita bisa memahami bahwa
Homeland Security Act tahun 2002 merupakan implementasi dari keinginan Amerika Serikat
untuk melawan terorisme global.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada hari Selasa atau yang lebih dikenal dengan Black Tuesday, 11 September 2001 dunia
dikejutkan oleh adanya pesawat komersil Amerika Serikat, American Airlines menabrak gedung
kembar Word Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat. Tidak berhenti disitu, dalam
kurun waktu sekitar satu jam pesawat Boeing yang sama yakni pesawat American Airline
penerbangan 77 yang terbang dari Virginia menuju Los Angeles menghantam gedung Pentagon
yang terletak di Washington.
Kejadian tersebut mampu membuat rakyat Amerika Serikat marah, hal tersebut
dikarenakan WTC dianggap sebagai lambang supermasi ekonomi amerika Serikat dan Pentagon
merupakan lambang supermasi pertahanan keamanan Amerika Serikat. Sebagai negara adidaya
dan setelah runtuhnya Uni Soviet yang notabenya merupakan negara pesaingnya, Amerika Serikat
menjadi satu-satunya kekuatan yang memimpin dunia. Kemarahan rakyat AS kemudian sampai
kepada Presiden Amerika Serikat, George W. Bush yang menyatakan perang terhadap teroris. Ia
berjanji kepada rakyatnya bahwa akan menumpas teroris. Bush menuduh Osama bin Laden,
Osama dituduh terlibat dalam peristiwa 11 September 2001.
Presiden George W. Bush merupakan presiden Amerika Serikat yang ke 43. George W Bush
dikenal memiliki doktrin yang melekat pada dirinya atau yang biasa dikenal dengan “Bush
Doctrine”. Elemen utama kebijakan Bush seperti pencegahan terjadinya perang, menentang
adanya senjata pemusnah massal dan melawan terrorisme, kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
Bush banyak diantaranya yang berisi mempromosikan demokrasi. Kebijakan yang paling terkenal
dari sosok George W. Bush adalah kebijakan “War on Terrorism” atau yang sering dikenal juga
dengan sebutan “Global War on Terrorism” dimana kebijakan tersebut dikeluarkan untuk
menanggapi adanya tragedi 9/11 tersebut.
Selain membentuk strategi keamanan untuk melindungi Amerika Serikat dari adanya
ancaman terorisme, pemerintah Amerika Serikat juga membentuk serangkaian kebijakan “War on
Terrorism” untuk menjaga Keamanan nasional Amerika Serikat yaitu dengan membentuk The
USA Patriot Act 2001 dan Homeland Security Act 2002.
Daftar Pustaka
Amalia. Asyilah.”Analisis Propaganda CNN (Cable News Network) terhadap masyarakat
Amerika Serikat tentang Al-Qaeda”. 2015
Khotimah. Ema. “Bias Ideologis dan Prasangka Agama pada Wacana Terorisme di Media
Masa”. Jurnal Mimbar, Vol. 15, No. 4. 2003
Setianingsih. Sri. “Peristiwa 11 September 2001 dan Penyerangan Amerika Serikat di Afghanistan
Ditinjau dari Segi Hukum Internasional”. Jurnal Hukum dan Pembangunan No. 1. 2002
Taufikurrahman. “Masalah Islamphobia Pasca Tragedi 11 September 2001 di Barat”. Jurnal Al-
Makrifat Vol. 4, No. 2. 2019.
SEJARAH PERADABAN MASUKNYA ISLAM DI SINGAPURA

Oleh : Yudha Nur Akhsyah Hamid (A02219043)

Sejarah Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Email : @yudhasyubidab098@gmail.com

Abstrak

Proses Islamisasi yang terjadi di Singapura tidak bisa dilepaskan dari keberadaan etnis
Melayu yang mendiami pulau itu. Dengan adanya berbagai pihak yang singah di wiayah
singapura, selain perkembangan islam di wilayah sigapura juga terjadi berbagai kegiatan
keislaman seperti lembaga MUIS yaitu Majelis Ugama Islam Singapura, di mana dalam lembaga
islam yang ada di singapura memiliki berbagai kegiatan keagamaan. Dengan masuknya islam di
singapura tidak bisa dipungkiri jika banyak tantangan yang di hadapi dalam perjalannya, dari
berbagai hal tersebut menimbulkan sesuatu yang penting dan menjadi suatu sejarah.

Kata Kunci : Sejarah, peradaban, lembaga, singapura

Abstract

The process of Islamization that has taken place in Singapore cannot be separated from
the presence of ethnic Malays who inhabit the island. With the existence of various parties who
have visited the Singapore area, in addition to the development of Islam in the Singapore area,
various Islamic activities have also occurred such as the MUIS institution, namely the Singapore
Islamic Religious Council, where Islamic institutions in Singapore have various religious
activities. With the entry of Islam in Singapore, it is undeniable that there are many challenges
that are faced on the way, from various things that raise something important and become a
history.

Keywords: History, civilization, institutions, Singapore


Pendahuluan

Pada abad ke-19 komunitas Muslim Singapura terbagi atas dua kategori: Muslim-pribumi
dan Muslim-migran. Muslim pribumi adalah yang sejak awal sudah bertempat tingal di sana.
Muslim pribumi ini adalah orang-orang Melayu. Kelompok ini merupakan Muslim-mayoritas.
Sedang Muslim-migran antara lain adalah berasal dari migran Bugis, Jawa, Sumatera, Riau, Arab
dan Muslim-India. Sementara itu Sharon Siddique membedakan antara kelompok migran yang
berasal dari dalam wilayah, yaitu Jawa, Sumatera, Sulawesi, Riau dan Bawean; dan kelompok
yang bermigrasi dari luar wilayah, yaitu Arab dan India.

Sekalipun Muslim Arab dan India ini merupakan minoritas, tetapi mereka ini adalah
termasuk pada golongan kaya dan lebih terdidik. Mereka yang keturunan Arab telah membentuk
suatu jaringan elit komersial, pemilik-pemilik tanah dan perumahan, menamamkan modalnya
dalam bidang perkebunan dan perdagangan, serta mengendalikan perdagangan batik, tembakau
dan rempah-rempah.

Kelompok Jawi Peranakan, yang merupakan keturunan perkawinan antara orang-orang


Malabar-India dengan Wanita Melayu, adalah merupakan pemimpinpemimpin tradisional
Melayu yang berjasa dalam melestarikan bahasa dan nasionalisme Melayu. Mereka kebanyakan
bekerja sebagai da’i, penterjemah, guruguru madrasah dan sebagai pedagang. Kedudukan
mereka menempati ranking kedua setelah orang-orang Arab. Sehingga dengan demikian
tergolong sebagai golongan elit, baik dalam strata sosial maupun ekonomi.

Tercatat pada tahun 1824, orang Arab pertama yang masuk ke Singapura adalah Sayyid
Abdul Rahman Al-Sagoff, beserta puteranya yang bernama Ahmed. Pada tahun 1848 ia
mendirikan firma Al-Sagoff and Company. Puteranya, Sayyid Ahmed menikah dengan Raja Siti,
saudara dari Hj. Fatimah, Sultanah Gowa di Sulawesi. Dalam perkembangan yang kemudian,
banyak keluarga Arab yang menjadi elit ekonomi di Singapura, semisal keluarga Al-Kaff, Al-
Sagoff dan keluarga AlJaffri. Dalam pada itu, orang-orang Arab memainkan peran yang penting
dalam penerbitan dan distribusi kitab-kitab keagamaan dan penyebaran pemikiran Islam ortodok
dan reformis dari Timur Tengah di Asia Tenggara. Meraka juga memainkan peran yang penting
dalam bidang pendidikan.
Perkembangan Islam Singapura

Dalam perkembangannya islam memasuki wilayah singapura dapat di jelaskan dengan


beberapa teori yang menguatkan bagaimana proses terjadinya perkembangan islam di singapura.
Masuknya islam di singapura juga tidak jauh berbeda dengan masuknya islam di nusantara dan
masih sama bisa di jelaskan dengan teori.

sejumlah teori yang membicarakan mengenai asal-muasal Islam yang berkembang di


Nusantara. Pertama, teori Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh sejumlah sarjana Belanda, antara
lain Pijnappel, Snouck Hurgronje dan Moquette. Teori ini mengatakan bahwa asal-muasal Islam
yang berkembang di Nusantara bukan berasal dari Persia atau Arabia, melainkan berasal dari
orang-orang Arab yang telah bermigrasi dan menetap di wilayah India dan kemudian
membawanya ke Nusantara.

Teori Gujarat ini mendasarkan pendapatnya melalui teori mazhab dan teori nisan.
Menurut teori ini, ditemukan adanya persamaan mazhab yang dianut oleh umat Islam Nusantara
dengan umat Islam di Gujarat. Mazhab yang dianut oleh kedua komunitas Muslim ini adalah
mazhab Syafi’i. Pada saat yang bersamaan teori mazhab ini dikuatkan oleh teori nisan, yakni
ditemukannya model dan bentuk nisan pada makam-makam baik di Pasai, Semenanjung Malaya
dan di Gresik, yang bentuk dan modelnya sama dengan yang ada di Gujarat. Karena bukti-bukti
itu, mereka memastikan Islam yang berkembang di Nusantara pastilah berasal dari sana.

Kedua, teori Bengal. Teori ini mengatakan bahwa asal-muasal Islam Nusantara berasal
dari daerah Bengal. Teori ini dikemukakan oleh S.Q. Fatimi. Teori Bengalnya Fatimi ini juga
didasarkan pada teori nisan. Menurut Fatimi, model dan bentuk nisan Malik al-Shalih, raja Pasai,
berbeda sepenuhnya dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat. Bentuk dan model batu nisan
itu justru mirip dengan batu nisan yang ada di Bengal. Oleh karena itu, menurutnya pastilah
Islam juga berasal dari sana.

Namun demikian teori nisan Fatimi ini kemudian menjadi lemah dengan diajukannya
teori mazhab. Mengikuti teori mazhab, ternyata terdapat perbedaan mazhab yang dianut oleh
umat Islam Bengal yang bermazhab Hanafi, sementara umat Islam Nusantara menganut mazhab
Syafi’i. Dengan demikian teori Bengal ini menjadi tidak kuat.
Ketiga, teori Coromandel dan Malabar. Teori ini dikemukakan oleh Marrison dengan
mendasarkan pada pendapat yang dipegangi oleh Thomas W. Arnold. Teori Coromandel dan
Malabar yang mengatakan bahwa Islam yang berkembang di Nusantara berasal dari Coromandel
dan Malabar adalah juga dengan menggunakan penyimpulan atas dasar teori mazhab. Ada
persamaan mazhab yang dianut oleh umat Islam Nusantara dengan umat Islam Coromandel dan
Malabar yaitu mazhab Syafi’i. Dalam pada itu menurut Marrison, ketika terjadi Islamisasi Pasai
tahun 1292, Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Untuk itu tidak mungkin kalau asal
muasal penyebaran Islam berasal dari Gujarat.

Mengenai siapakah yang menyebarkan Islam ke wilayah Nusantara, Azyumardi Azra


mempertimbangkan tiga teori. Pertama, teori da’i. Penyebar Islam adalah para guru dan penyebar
professional (para da’i). Mereka secara khusus memiliki missi untuk menyebarkan agama Islam.
Kemungkinan ini didasarkan pada riwayat-riwayat yang dikemukakan historiografi Islam klasik,
seperti misalnya 6 Hikayat Raja-raja Pasai (ditulis setelah 1350), Sejarah Melayu (ditulis setelah
1500) dan Hikayat Merong Mahawangsa (ditulis setelah 1630) (Azyumardi, 1994:29).

Persoalan tentang kapan masuknya Islam ke Nusantara, dalam hal ini terbelah menjadi
dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa Islam sudah masuk ke Nusantara sejak abad
ke-7 dan 8 Masehi. Kenyataan ini di dasarkan pada adanya sejumlah komunitas Arab-Muslim di
beberapa wilayah Nusantara, di antaranya di pantai Barat Sumatera. Pendapat kedua
mengatakan, Islam datang ke Nusantara sekitar abad ke-13. Hal ini ditandai oleh adanya lembaga
politik yang merepresentasikan kekuaasaan politik Islam, yaitu kerajaan Islam-Pasai.

Dengan memperhatikan sejumlah teori di atas, mengenai Islamisasi di Singapura


diperkirakan tidak berbeda dengan proses Islamisasi yang terjadi di daerah lain. Islam yang
berkembang di Singapura adalah sama dengan Islam yang berkembang, terutama di Malaka,
yang dalam hal ini bermazhab Syafi’i. Menganut teori mazhab, kemungkinan Islam yang
berkembang di Singapura adalah berasal dari Pantai Coromandel dan Malabar, atau dari
Hadramawt. Tetapi melihat kedudukan para pedagang Hadramaut yang dominan di Singapura,
maka dimungkinan juga pada gelombang kedua, pada awal abad ke-19, Islam yang berkembang
di Singapura adalah berasal dari Hadramaut. Sedang mengenai pembawanya, karena Singapura
lebih dikenal setelah dibuka oleh Raffles dan menjadi pelabuhan perdagangan sejak 1819, maka
yang berperan di sini adalah para pedagang. Sedang kapan masuknya Islam, data yang bisa
dipegangi adalah bahwa sebelum para pedagang Hadramaut masuk ke Singapura, yaitu pada
tahun 1824, telah dibangun satu masjid yang diperkirakan dibuat tahun 1820. Dan Masjid itu
merupakan masjid tertua di Singapura. Sedang pada kurun sebelumnya, antara abad 14 sampai
18, banyak dihuni oleh para perompak dan bajak laut.

Singapura Lama (Pra-Raffles)

Tidak diketahui kapan Singapura untuk pertama kalinya ditemukan. Sebuah ceritera
Melayu Lama menyebutkan bahwa salah seorang keturunan Sang Superba dari Palembang pergi
dan tinggal di pulau Bintan, dari sana ia melihat pantai putih di pulau lain. Ketika ia menanyakan
tempat itu, ia mengetahui bahwa pulau itu adalah pulau Tumasik, dan ia minta untuk
mengunjungi pulau tersebut. Tetapi ketika baru saja berlayar menuju pulau itu, tiba-tiba datang
angin topan menerpa kapal mereka. Angin topan begitu dahsyatnya, sampai kemudian mahkota
sang pangeran jatuh ke dalam air. Tanpa diduga angin topan itupun tiba-tiba berhenti dan air
lautpun kembali tenang. Atas kejadian itu, mereka meyakini bahwa jatuhnya mahkota sang
pangeran ke dalam air yang kemudian disertai terhentinya angin topan dan tenangnya kembali air
laut, merupakan pertanda diperbolehkannya sang pangeran beserta pengikutnya untuk memasuki
pulau tersebut. Ketika memasuki pulau itu, mereka melihat seekor binatang, yang anggun
gerakannya, tangkas dan berani, dengan bulu bagian kepalanya yang hitam, putih di bagian
lehernya dan coklat di bagian badannya. Mereka terkesan dengan binatang yang belum pernah
mereka lihat sebelumnya. Kemudian seorang tua memberitahukan kepada sang pangeran, bahwa
nama binatang itu adalah “Singa”. Kemudian ia memutuskan untuk tinggal di sana dan memberi
nama tempat itu dengan Singa-pura, kota-Singa. Dari ceitera tersebut kemudian lahirlah nama
Singapura (W.S. Morgan, 1956:20).

peristiwa yang terjadi pada kira tahun 1402-1403 adalah adanya seorang pangeran dari
Palembang yang telah membunuh raja Tumasik (Singapura) dan menjadi raja di sana. Tetapi
ketika tentara Thai (Siam) menyerang, ia terpaksa melarikan diri. Pangeran Prameswara, nama
pangeran itu, lari ke pantai Barat semenanjung Malaya dan menetap di Malaka. Ia segera
membangun Malaka dan menjadikannya pelabuhan yang dikunjungi pedagang dari berbagai
negara. Untuk menghindari ancaman dari tentara Thai, ia mengadakan kerjasama dengan dinasti
Ming di Cina. Ini terjadi pada tahun 1405. Pada tahun 1416 Prameswara memeluk Islam dan
mengubah namanya menjadi Megat Iskandar Syah (James Nach, 1976:24- 25).
Setelah peristiwa tahun 1402-1403, selama 400 tahun kemudian Singapura menjadi
daerah yang tidak bertuan. Menjadi daerah yang ditinggalkan manusia. Singapura menjadi
tempat tinggal para bajak dan perompak (W.S. Morgan, 1956:21). Pada kurun sejak ceritera
ditemukannya sampai ditinggalkan penduduknya, tidak ada gambaran yang jelas mengenai
agama yang dianut oleh penduduk Singapura. Perkiraan yang mungkin dikemukakan adalah
agama Hindu dan agama pagan yang sifatnya animistis dan dinamistis, sebagai keumuman
agama-agama asli Nusantara.

Singapura Era-Raffles/Kolonial Inggris

Kemakmuran dunia Timur, disamping telah mengundang para pedagang Muslim dari
India dan Timur Tengah, ternyata juga telah membangkitkan minat yang besar bagi beberapa
negara Eropa, semisal Belanda, Inggris dan Portugis. Para pedagang Muslim India dan terutama
Timur Tengah telah melakukan petualangan dagang ke wilayah Nusantara pada kurun yang lebih
awal dari bangsa-bangsa Eropa. Diperkirakan mereka sudah melakukan hubungan dagang
dengan wilayah Nusantara sejak awal-awal perkembangan Islam, abad 7 dan 8 Masehi. Dan
kemudian dipertegas lagi setelah terlembaganya kekuasaan politik Islam di wilayah Nusantara
sejak abad ke 12 (V.I. Braginsky, 1998:2-3).

Sejak abad 12 sampai abad 16 proses Islamisasi di Nusantara mengalami proses


akselerasi. Hal ini sangat kelihatan dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam, baik di
Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Nusantara belahan Timur (H.J. De Graaf, 1974). Bersamaan
dengan itu proses Islamisasi juga telah menguat di Semenanjung Malaya dengan masuk Islamnya
Prameswara yang kemudian beralih nama menjadi Megat Iskandar Syah. Sampai abad 15 ini,
sekalipun Malaka, sebagai tetangga Singapura, telah menjadi pusat penting kekuatan politik
Islam, belum nampak pengaruhnya di Singapura. Bahkan Singapura tetap tidak terusik sampai
kemudian Stamford Raffles menetapkan Singapura sebagai pilihan untuk menjadi pos
perdagangan Inggris di belahan Timur. Suatu persetujuan ditanda-tangani dengan penguasa
Johor, Teungku Hussein, yang membawahi wilayah Singapura dan Inggris menguasai pulau itu
pada tanggal 30 Januari 1819(L.E. Williams, 1979:95).

Pada waktu Singapura beralih menjadi kekuasaan Inggris, Singapura merupakan tempat
yang sangat jarang penduduknya, berrawa-rawa dan tidak sehat. Pada tahun 1819, Singapura
dihuni oleh orang Melayu 100 orang dan Cina 50 orang. Penduduknya hanya berjumlah 150
orang. Pada lima tahun kemudian, tahun 1824, Singapura telah menjadi kota besar dengan
penduduk lebih dari 10.000 orang. Pada tahun itu juga terjadi kesepakatan antara Belanda dan
Inggris untuk menyelesaikan sengketa mengenai daerah-daerah kekuasaan ke dua belah pihak.
Belanda mengakui Malaya dan Singapura sebagai kekuasaan Inggris dan Inggris mengakui
Hindia Belanda (Indonesia) sebagai kekuasaan Belanda. Singapura tumbuh menjadi kota
perdagangan yang pesat dan jumlah penduduknya pun berkembang cepat, dan pedagang Cina
merupakan bagian terbesar penduduknya (James Nach,1976:30). Jika dibandingkan dengan
daerah-daerah lain di Asia Tenggara yang juga kebanjiran orang-orang Cina, Singapura
menunjukkan suatu keistimewaan.

Sejak tahun 1819, ketika Stamford Raffles menemukan dan menguasainya, Singapura
menjadi koloni Inggris sampai tahun 1959. Pada tahun itu Singapura diberikan kepercayaan
untuk membuat pemerintahan sendiri. Tetapi pada tahun 1963, Singapura menjadi negara bagian
dari Federasi Malaysia. Dan kemudian pada tahun 1965, Singapura terpisah dari Malaysia dan
menjadi negara merdeka dengan nama Republik Singapura (J.L. Esposito, 1995:76).

Proses Islamisasi dan Peradaban di Singapura

Proses Islamisasi yang terjadi di Singapura tidak bisa dilepaskan dari keberadaan etnis
Melayu yang mendiami pulau itu. Seperti disebutkan di atas, identifikasi Islam tidak bisa
dilepaskan dari etnis Melayu. Namun persoalan yang sejak permulaan dirasakan dalam
perkembangan komunitas Muslim Singapura adalah kurangnya pemimpin tradisional pribumi.
Hal ini kemudian berpengaruh terhadap kepentingan-kepentingan mereka ketika berhadapan
dengan pemerintah, kolonial Inggris, yang memiliki prioritas tersendiri.

Pada abad ke-19 komunitas Muslim Singapura terbagi atas dua kategori: Muslim-pribumi
dan Muslim-migran. Muslim pribumi adalah yang sejak awal sudah bertempat tingal di sana.
Muslim pribumi ini adalah orang-orang Melayu. Kelompok ini merupakan Muslim-mayoritas.
Sedang Muslim-migran antara lain adalah berasal dari migran Bugis, Jawa, Sumatera, Riau, Arab
dan Muslim-India. Sementara itu Sharon Siddique membedakan antara kelompok migran yang
berasal dari dalam wilayah, yaitu Jawa, Sumatera, Sulawesi, Riau dan Bawean; dan kelompok
yang bermigrasi dari luar wilayah, yaitu Arab dan India (Mona Abaza, 1997:63).
Sekalipun Muslim Arab dan India ini merupakan minoritas, tetapi mereka ini adalah
termasuk pada golongan kaya dan lebih terdidik. Mereka yang keturunan Arab telah membentuk
suatu jaringan elit komersial, pemilik-pemilik tanah dan perumahan, menamamkan modalnya
dalam bidang perkebunan dan perdagangan, serta mengendalikan perdagangan batik, tembakau
dan rempah-rempah.

Kelompok Jawi Peranakan, yang merupakan keturunan perkawinan antara orang-orang


Malabar-India dengan Wanita Melayu, adalah merupakan pemimpinpemimpin tradisional
Melayu yang berjasa dalam melestarikan bahasa dan nasionalisme Melayu. Mereka kebanyakan
bekerja sebagai da’i, penterjemah, guruguru madrasah dan sebagai pedagang. Kedudukan
mereka menempati ranking kedua setelah orang-orang Arab. Sehingga dengan demikian
tergolong sebagai golongan elit, baik dalam strata sosial maupun ekonomi.

Mereka inilah, terutama migran-Arab, sebagai penyandang dana utama dalam


pembangunan masjid-masjid, lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi-organisasi Islam (Ira
M. Lapidus, 1991:761). Sejak pertengahan abad ke-19, ketika Belanda melakukan tindakan
represif dan pembatasan atas calon haji Indonesia, Singapura menjadi alternatif mereka sebagai
tempat pemberangkatan. Broker-broker perjalan ibadah haji ini adalah kalangan migran-Arab.

Tercatat pada tahun 1824, orang Arab pertama yang masuk ke Singapura adalah Sayyid
Abdul Rahman Al-Sagoff, beserta puteranya yang bernama Ahmed. Pada tahun 1848 ia
mendirikan firma Al-Sagoff and Company. Puteranya, Sayyid Ahmed menikah dengan Raja Siti,
saudara dari Hj. Fatimah, Sultanah Gowa di Sulawesi. Dalam perkembangan yang kemudian,
banyak keluarga Arab yang menjadi elit ekonomi di Singapura, semisal keluarga Al-Kaff, Al-
Sagoff dan keluarga AlJaffri. Dalam pada itu, orang-orang Arab memainkan peran yang penting
dalam penerbitan dan distribusi kitab-kitab keagamaan dan penyebaran pemikiran Islam ortodok
dan reformis dari Timur Tengah di Asia Tenggara. Meraka juga memainkan peran yang penting
dalam bidang pendidikan. Diantara madrasah yang terpenting adalah Madrasah Al-Junied al-
Islamiya, Madrasah Wak Tanjong, Madrasah AlSagoff dan madrasah Al-Ma’arif al-Islamiah
(Mona Abaza, 1997:64-67).

Pada tahun 1876 orang-orang Jawi Peranakan mulai menerbitkan surat kabar dan majalah
Melayu yang digunakan sebagai pengajaran di sekolah-sekolah Melayu. Mereka mensponsori
penerbitan roman-roman dan puisi Melayu dan menterjemahkan teks-teks keagamaan Arab.
Mereka berusaha untuk mensejajarkan bahasa Melayu dengan bahasa Inggris dan menyerap
bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu. Syekh Muhammad Tahir (1867-1957), yang telah belajar
di Mekkah dan menyerap pemikiran-pemikiran Abduh, menerbitkan majalah Al-Imam di
Singapura. Al-Imam mencoba membangkitkan umat Islam akan pentingnya pendidikan. Al-
Imam menekankan pentingnya pemakaian akal dalam persoalan-persoalan keagamaan dan
menantang keyakinan dan praktek-praktek adat. Orang-orang Arab, Jawi Peranakan dan orang-
orang Melayu, juga telah mensponsori rekonsiliasi reformisme Islam dan orde-orde
Naqsyabandiyah dan Qadiriyah dari Mekkah dan Kairo.

Dari Singapura pembaharuan Islam menyebar ke bagian-bagian lain Asia Tenggara


melalui perdagangan, haji dan gerakan para mahasiswa, para guru agama dan sufi. Peran
terkemuka Singapura dan Penang dengan demikian adalah sebagai perantaraperantara budaya;
menerjemahkan kemurnian baru, rasionalisme dan vitalitas Islam ke dalam bahasa Melayu dan
juga ke dalam istilah-istilah yang relevan dengan kerangka lokal, Nusantara-Melayu (Ira M.
Lapidus, 1991:764).

Perkembangan Jumlah Penduduk Muslim Singapura

penduduk Singapura relatif stabil semenjak pertengahan abad ke-19. Perubahan


demografik yang mengesankan terjadi pada awal abad ke-19, ketika penduduk Cina secara
perlahan mulai mengambil alih menjadi penduduk mayoritas yang menonjol dibanding yang
bersuku Melayu. Sejak tahun 1891 jumlah penduduk Cina Singapura adalah 67.1%, Melayu
19.7%, India 8.8% dan yang lain-lain, termasuk Eropa dan Arab, 4.3%. Sensus yang dilakukan
pada tahun 1990 menunjukkan keseluruhan penduduk Singapura berjumlah 2.7 juta orang.
Komposisi penduduknya terdiri dari mayoritas Cina dengan 77.7%, Melayu 14.1%, India 7.1 %
dan warga lainnya 1.1% (J.L. Esposito, 1995:76). Sementara itu kalau jumlah penduduk dilihat
dari komposisi keagamaannya pada sensus yang sama tahun 1990 adalah sebagai berikut:
pengikut Budhha 31.1%; Taoisme 22.4%; Islam 15.3%; Kristen 12.5%; Hindu 3.7% dan agama
lain 0.6% (Sharon Siddique, 1995:1). Dilihat dari komposisi keagamaan, etnis Melayu secara
mayoritas merupakan pemeluk agama Islam. Atau bahkan bisa dikatakan bahwa etnis Melayu
berarti Islam.
Komposisi penduduk Melayu yang 14.1% adalah sama dengan 380.600 orang. Dilihat
dari segi tingkat pendidikannya adalah: Pendidikan Non-Formal 15.1%; Pendidikan dasar 32.7%;
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama 47.3%; Pendidikan Sekolah Menengah Atas 3.5% dan
Pendidikan Tinggi 1.4%. Sedang apabila dilihat dari komposisi pekerjaannya adalah: Bidang
Teknik dan Professional 9.7%; Bidang Administrasi dan Managerial 1.1%; Ulama dan Guru
Agama/Profesi Keagamaan 15.4%; Sales dan Servis 14.0%: Pertanian dan Nelayan 0.3%;
Produksi dan Relasi 57% dan lain-lain 2.5%. Mengenai partisipasi kerja antara laki-laki dan
perempuan adalah: laki-laki pekerja 78.3% dan wanita pekerja 47.3% (Sharon Siddique, 1995:4).

Dalam dua puluh tahun, antara tahun 1970 sampai tahun 1990, menurut Sharon Siddique,
telah terjadi perubahan yang dramatis atas Muslim-Melayu Singapura. Telah terjadi peningkatan,
misalnya dalam bidang pendidikan: untuk pendidikan tingkat menengah pertama dari 36.4%
menjadi 47.3%; pada tingkat menengah atas dari 1.0% menjadi 3.5% dan pada pendidikan tinggi
dari 0.2% menjadi 1.4%. Dalam bidang pekerjaan, yang paling menarik adalah menurunnya
prosentase dalam bidang pertanian (dari 5.3% menjadi 0.3%); sales dan pelayan (dari 27%
menjadi14.%), dan menaiknya secara tajam pada bidang produksi (43% menjadi 57%).
Pergeseran juga terjadi pada kemampuan keahlian etnis Melayu untuk mengikuti perkembangan
teknologi tinggi. Karena upah yang lebih tinggi hanya mungkin diperoleh dengan tingkat
keahlian dan produktifitas yang tingi. Rata-rata pendapatan keluarga perbulan adalah S$ 2,246 %
(Sharon Siddique, 1995:4).

Lembaga dan Tokoh Islam Singapura

Mengenai lembaga islam di singapura, ada beberapa yang bisa di ketahui baik dari fungsi atapun
nilai – nilai yang ada dalam lembaga islam di singapura diantaranya :

1. Majlis Ugama Islam Dingapura (MUIS)


Majlis Ugama Islam Singapura (MUÍS), adalah suatu lembaga agama Islam
Singapura yang sudah ditetapkan oleh Undang-undang keanggotaannya pada tahun 1968
yang ketika itu penetapan hukum pemerintahan yang berkaitan dengan umat Islam
(AMLA) sedah berlaku.
Lembaga Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS), ini merupakan lembaga sebagai
penasehat presiden Singapura dalam mempersatukan pemerintah dengan komunitas
Muslim Singapura atau dengan kata lain merupakan kepanjangan tangán dari pemerintah
Singapura dalam menjalankan petnerintahan yang berkaitan dengan urusan kehidupan
komunitas Muslim Singapura, yang menyangkut berbagai aspek kehidupan baik dari segi
administrasi zakat, aktifitas dakwah, pembangunan masjid dan pengelolaannya
(Management), masalah pendidikan dan pendirian madrasah-madrasah, pengeluaran
fatwa-fatwa, masalah santunan keuangan bagi fakir miskin dan kebutuhan masyarakt
Islam lainnya, sampai kepada ketetapan bantuan dana pada sebuah organisasi.
Lembaga Majlis Ugama Islam Singapura rumusan-rumusan, kebijakan dan
rencana operasional dan dakwahnya diputuskan secara menyuluh oleh anggota-angotanya
yang terdiri dari Anggota MUIS, Mufti dari Singapura, Seorang yang direkomendasikan
oleh tokoh Muslim Affairs dan seorang lagi yang direkomendasikan oleh organisasi
Muslim anggota dewan yang diangkat oleh presiden. Kesemua aturanaturan, kebijakan
dan kegiatan-kegiatan (program) tersebut bertujuan untuk menjadikan komunitas Muslim
Singapura menjadi komunitas Muslim yang luar biasa dan cemerlang sesuai dengan
tujuan negara Singapura dan untuk meluaskan dan memperdalam komunitas Muslim
Singapura menjadi mengerti dan mempraktekkan ajaran agama Islam sehingga
menjadikan Singapura negara dan bangsa yang baik.
Pada dasarnya struktur organisasi Majlis Ugama Islam Singapura (MUÍS) berada
dibawah Ministery Of community Development, Youth And Sports, yang struktur secara
keseluruhannya adalah sebagai berikut :
1. Mohammad Alami Bin Musa , dalam jabatan sebagai Presiden MUÍS.
2. Syed Isa bin Mohd bin Semait, jabatan sebagai Mufti.
3. Syed Haroon bin Mohamed Al juneid, PBS, jabatan sebagai sekertaris.
4. Abdul Karim Bin Maidin, jabatan sebagai anggota.
5. Shafawi bin Ahmad, BBM,PBS, sebagai anggota.
6. Hj.Ali bin Hj.Mohamed, PBM, sebagai anngota.
7. Mohammed Faiz Edwin, sebagai anggota.
8. Mubarak bin Salim Abdat, sebagai anggota.
9. Moiz Tyebally, sebagai anggota.
10. Hj. Muhammad Fuad bin Md Aris, sebagai anggota.
11. Noor mohd s/o Abdul Aziz, sebagai anggota.
12. Hj. Pasuni bin Maulan, sebagai anggota.
13. Sallim bin Abdul Kadir, sebagai anggota.
14. Salim bin Abdul Kadir, sebagai anggota.
15. Shaik Alaudeen bin Osman, sebagai anggota.
16. Hj.Yahya bin Shaik, sebagai anggota.
Mahkamah Syari’ah Singapura didirikan pada tahun 1955 hasil dari kajian sebuah
badan kuasa yang dibentuk Pemerintah Singapura. Badan kuasa ini terdiri dari pakar
Undang-undang, kadi-kadi dan para ulama setempat, dari hasil kajiannya tercipta suatu
akte yang dikenal dengan Muslim Ordinance yang dijadikan undang-undang pada 30 Mei
1957 dan akta ini yang digunakan Mahkamah Syari’ah sampai tahun 1966. Kemudian
pada tahun 1966 Akta Pembukuan Undang-Undang Islam (AMIA) diperkenalkan dan
menggantikan Akta Muslim Ordinance, akta ini diubah untuk dibubukan lagi sistem
pembukuan Undang-undang Islam Singapura.
Pada tahun 1999, akta ini kemudian diperbaharui dan ditambah lagi dengan
beberapa klausul yang sesuai dengan tuntutan keadaan sekarang (masa kini). Dengan
pembaharuan ini, meningkatkan lagi kewenangan Mahkamah Syari’ah untuk
menyelesaikan kasus-kasus tuntutan cerai dan issu-issu yang berkaitan dengan perceraian
seperti masalah pengurusan anak, harta gono gini, masalah lainnya.
Mahkamah Syari’ah adalah sebagai tonggak yang berusaha memproses
penyelesaian pihak-pihak yang bersengketa dengan cara adii dan saksama, karenanya
yang menjadi falsafah dari Mahkamah Syari’ah ini adalah senantiasa menegakkan
keadilan dan berusaha menyelesaikan kasus-kasus dengan cara adii sesuai dengan ayat-
ayat Alqur’an surat An Nisa ayat 135 yang berbunyi :
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilab kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun íerbadap dirima sendiri atau ibu
bapa dan kaum kerabatmu. jika ia [361] Kay a ataupun miskin, Maka Allah lebih tabu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa najsu Karena ingin
menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan. “
2. Lembaga Pendidikan Al-Qur’an Singapura (LPQS)
Ide untuk pembentukan sebuah pusat tahfidz Alqur’an timbul pada awal tahu 90-
an, beberapa tahun kemudian terbentukan Lembaga Pendidikan Alqur’an Singapura
(LPQS). Antara tujuan utamanya ialah untuk menyediakan kemudahan bagi masyarakat
Islam Singapura mendalami dan menghafal Alqur’an. Pada tahun 1999, bangunan lama
Masjid kampung Siglap yang sudah terkenal sebagai pusat menghapal Al-Qur’an dipilih
sesuai dengan kondisi pemukimannya dan kesyahduan masjid yang jauh dari hiruk pikuk
kota, latar belakang ini amat sesuai untuk kegiatan menghafal AlQur’an.
Dengan visi dan misi, untuk melahirkan generasi huffaz dan untuk meningkatkan
lagi kesadaran tentang pentingnya menghafal Aìqur’an, maka pada akhir tahun
pendidikan telah meluluskan sebanyak 52 pelajar dalam ujian dan mendapatkan sertifikat
kelulusan dari Hj Maarof Salleh, disaksikan Presiden majlis Ugama Islam Singapura
Syed Isa Mohd Bin Semait, Mufti negara Singapura dan Hj Anis Tairan Ketua Lembaga
Pentadbir Masjid Kampung Siglap pada tanggal 27 Agustus 2000.
3. Pertemuan Tahunan Menteri-Menteri Agama (MABIMS)
MABIMS adalah sebuah bentuk kesepakatan di tingkat kawasan yang bergerak
atas dasar keagamaan bagi memelihara dan menjaga kebajikan masyarakat Islam dengan
tidak mencapuri urusan politik negara masingmasing. Nama lengkapnya adalah
Pertemuan Tahunan Tidak Resmi Mentri-Mentri Agama Negara Brunei Darussalam,
Republik Indonesia, Malaysia dan Republik Singapura.
Sejarah awal pembentukan MABIMS dimulai dari persidangan Mentri-mentri
Wakaf dan Hal Ikhwal Agama yang ke 4 yang berlangsung pada tanggal 12-14 syawal
1409 atau 17-19 Mei 1989 di Jedah Arab Saudi, sebanyak 41 negara Islam dan beberapa
organisasi serta badan-badan Islam menghadiri pertemuan tersebut. Turut hadir pada
persidangan tersebut ialah mentri-mentri dari negara Brunei Darussalam Raja Dato Seri
Utama Dr.Ustz Haji Mohd Zain Bin Haji Serudin, Mentri Agama Republik Indonesia,
Haji Munawir Syadzali, MA, Mentri Agama Malaysia Dato Dr.Mohamad Yusof bin Haji
Mohamed Noor.
Tujuan Singapura menjadi anggota MABIMS adalah untuk mewujudkan dan
mengukuhkan semangat persaudaraan yang sudah ada di kalangan umat Islam di kawasan
Asia Tenggara, sebagai wadah untuk muzakarah, bertukar aturan, pengetahuan, bahan
kajian dan kerjasama pengalaman dan kepakaran di kalangan umat Islam di kawasan Asia
tenggara dalam menangani masalah-masalah yang menyangkut kepentingan bersama
dalam meningkatkan dan memantapkan aqidah dan syariah, untuk mengangkat
kedaulatan umat Islam Asia Tenggara dalam pengembangan ekonomi, sosial dan
kebudayaan Islam, untuk menjadi model atau contoh kepada umat Islam sedunia tentang
satu budaya kerjasama sekawasan yang sukses dalam organisasi, mengatur dan mengurus
masalah Islam, dan untuk memahami sistem perundangan dasar dan peraturan
pembukuan masalah-masalah Islam di kalangan negara-negara anggota.

Kegiatan Umat Islam di Singapura

Kegiatan islam di singapura juga mengikuti dengan kegiatan dari MUIS diantaranya :

1. Islamic Development Cluster (Pengembangan Islam)


Dalam program untuk mengembangkan umat Islam ini, program-program yang akan
dilaksanakan adalah meliputi; pengembangan pendidikan guru-guru (asatizah);
pendidikan Islam, pembangunan madrasah, pembangunan masjid, pembinaan pengurus
masjid, pembinaan pengelolaan masjid, pembangunan kantor mufty, perencanaan
pembangunan masyarakat, penelitian dan pengembangan.
2. Assets Management Cluster (Pengelolaan Kepemilikan )
Pada program ini, hal-hal yang menjadi perhatian adalah bidang-bidang tentang
pengelolaan (ménagement) yang meliputi ; pengeluaran fatwa-fatwa dan aturan-aturan
Islam serta kewenangannya, penerbitan sertifikasi halal bagi roduk-produk makanan,
pengelolaan urusan haji, pengelolaan dan pengeluaran zakat dan wakaf.
3. Corporate Services Cluster (Kerjasama dalam Pelayanan)
Program ini adalah tentang kerjasama dalam pelayanan di segala bidang seperti bantuan-
bantuan yang meliputi; kerjasama bidang komunikasi, keuangan, sumber daya manusia,
sistem informasi, sistem organisasi yang baik (luar biasa).

Tantangan terhadap Umat Islam Singapura

Dalam konteks tantangan, secara umumnya ia bolehlah dikategorikan kepada dua yaitu
tantangan primer dan tantangan sekunder. Apa yang dimaksudkan dengan tantangan primer di
sini merujuk kepada tantangan yang paling mendasar, utama dan fundamental kepada Islam dan
kaum muslimin di Singapura manakala tantangan sekunder juga lebih kepada tantangan,
persoalan dan permasalahan yang timbul dari tantangan dan persoalan utama dan fundamental
tadi.

Dari segi tantangan fundamental ini, di antara yang terpenting adalah sebagai berikut:
Pertama, tantangan dalam usaha pengekalan dalam mempertahankan kedudukan Islamsebagai “a
way of life” bagi golongan Muslim Melayu di Republik Singapura yang merupakan golongan
minoritas.

Kedua, tantangan dalam usaha dan langkah untuk mengekalkan aliran pemikiran
madhhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah sebagai aliran pemikiran resmi dan ikutan utama
dalamsemua aspek kehidupan, meliputi usuluddin dan syariah, berhadapan dengan era
globalisasi dan dunia tanpa batasan dengan berbagai tantangan dari dalam dan luar. Dari dalam
merujuk kepada golongan Muslim Melayu Singapura itu sendiri manakala dari luar juga merujuk
kepada golongan-golongan muslim China, India, Arab dan lain-lain.

Ketiga, tantangan dalam usaha mengekalkan keotoritasan badan tertinggi berkaitan Islam
di Singapura yang diketuai MUIS, karena dari segi otoritas, ia tidak mempunyai kuasa untuk
membuat keputusan berkaitan Islam. Ia hanya memberikan nasehat dan pandangan kepada
kerajaan republik tersebut dalam isu-isu berkaitan Islam.

Keempat, tantangan dalam usaha mempertahankan Islam hanya boleh dilakukan menurut
perkara-perkara berkaitan “ketenteraman umum” dan “keselamatan dalam negeri” saja. Tindakan
hanya akan diambil oleh kerajaan republik tersebut sekiranya ia berkaitan dengan perkara di atas.
Isu-isu yang tidak berkaitan dianggap isu-isu biasa. Contoh: Isu Qadiani, walaupun tidak diakui
MUIS, namun mereka bebas dan ada dalam kelompok tersendiri dan tanpa tindakan. Isu ini tidak
mudah diselesaikan karena otoritas atau kuasa yang terbatas.

Kelima, tantangan dalam usaha untuk mengukuhkan Islam menurut pengukuhan akidah
dan pemikiran Islam menjadi suatu bebanan karena generasi pelapis lebih menjuruskan
pemikiran mereka kepada bidang syariah semata-mata karena permintaan masyarakat
MuslimMelayu Singapura.

Tantangan sekunder yang ditimbulkan lanjutan dan ekoran dari tantangan, persoalan dan
permasalahan fundamental juga adalah seperti berikut, di antaranya:
Pertama, isu perbedaan aliran pemikiran di Singapura, tidaklah seperti yang terjadi di
Malaysia. Keberagaman diterima dengan baik. Justeru, keadaan aliran Wahhabi, Syi’ah dan lain-
lain dapat diterima sebagaimana seadanya. Apa yang semua pihak secara umum bersepakat dan
bersependapat adalah untuk tidak bersikap ekstrim atau taksub terhadap sesuatu puak, pihak,
kumjugan sehingga melihat segala-galanya adalah mereka saja.

Kedua, isu berkaitan Islam lebih banyak menjurus kepada bidang syariah, berbanding
Usuluddin dan akidah. Fenomena ini sekiranya tidak ditangani secara bijaksana oleh pihak
pemerintah pada jangkamasa panjang mungkin akan menimbulkan masalah dan problem baru
yang lebih berakarumbi kepada persoalan kepercayaan dan keyakinan terhadap agama secara
umumnya, dan Islam secara khusus.

Ketiga, isu kemasyarakatan atau “social problems” yang ada adalah kecil walaupun
dampaknya besar kepada masyarakat Muslim Melayu di Singapura. Contoh: isu “gay”, “women
slaves”, Jemaah Islamiah, “racial harmony” dan lain-lain.

Peristiwa Penting Umat Islam di Singapura

Dikatakan sebagai peristiwa penting yang terjadi di singapura yaitu dimana singapura
memiliki Posisi strategis yang merupakan nilai lebih yang dimiliki Singapura menjadikannya
sebagai transit perdagangan dari berbagai kawasan. Pada sisi lain, selain sebagai transit
perdagangan letaknya yang strategis juga telah memungkinnya menjadi pusat informasi dan
komunikasi dakwah Islam, baik pada masa kesultanan Malaka (sebelum kedatangan kolonial
Eropa), maka kolonial, sampai pada awal abad ke-20. Peran penting tersebut segera berakhir
tatkala Singapura memisahkan diri dari negara federasi Malaysia, umat Islam menjadi minoritas,
selanjutnya komunitas muslim yang sebagian besar adalah bangsa melayu menempati posisi
kelas dua di bawah etnis Cina. Pada perkembangan selanjutnya, Islam di Singapura disebarkan
oleh para ulama dari berbagai belahan Asia Tenggara dan Anak Benua India, seperti Syaikh
Khatib al-Minangkabawi, Syaikh Ahmad Aminudin, Syaikh Habib Ali Habsi.

Peristiwa penting juga terdapat pada saat islam masuk pertama kali yang di bawah oleh
orang Arab pertama yang masuk ke Singapura adalah Sayyid Abdul Rahman Al-Sagoff, beserta
puteranya yang bernama Ahmed. Pada tahun 1848 ia mendirikan firma Al-Sagoff and Company.
Kesimpulan

Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan dari berbagai aspek seperti sejarah
perkembangan teori masuknya islam juga lembaga keislaman yang terjadi di singapura sebagai
berikut:

1. perkembangannya islam memasuki wilayah singapura dapat di jelaskan dengan


beberapa teori yang menguatkan bagaimana proses terjadinya perkembangan islam di
singapura. Masuknya islam di singapura juga tidak jauh berbeda dengan masuknya
islam di nusantara dan masih sama bisa di jelaskan dengan berbagai teori
2. Tercatat pada tahun 1824, orang Arab pertama yang masuk ke Singapura adalah
Sayyid Abdul Rahman Al-Sagoff, beserta puteranya yang bernama Ahmed. Pada
tahun 1848 ia mendirikan firma Al-Sagoff and Company
3. Mengenai lembaga islam di singapura, ada beberapa yang bisa di ketahui baik dari
fungsi atapun nilai – nilai yang ada dalam lembaga islam di singapura diantaranya :
Majlis Ugama Islam Dingapura (MUIS), Mahkamah Syari’ah Singapura, Lembaga
Pendidikan Al-Qur’an Singapura (LPQS), Pertemuan Tahunan Menteri-Menteri
Agama (MABIMS).
4. Kegiatan islam di singapura juga mengikuti dengan kegiatan dari MUIS diantaranya :
Islamic Development Cluster (Pengembangan Islam), Assets Management Cluster
(Pengelolaan Kepemilikan ), Corporate Services Cluster (Kerjasama dalam
Pelayanan).
5. Dalam konteks tantangan, secara umumnya ia bolehlah dikategorikan kepada dua
yaitu tantangan primer dan tantangan sekunder.
6. Peristiwa penting di singapura dimiliki Singapura menjadikannya sebagai transit
perdagangan dari berbagai kawasan. Pada sisi lain, selain sebagai transit perdagangan
letaknya yang strategis juga telah memungkinnya menjadi pusat informasi dan
komunikasi dakwah Islam, baik pada masa kesultanan Malaka (sebelum kedatangan
kolonial Eropa), maka kolonial, sampai pada awal abad ke-20.
penting juga terdapat pada saat islam masuk pertama kali yang di bawah oleh orang
Arab pertama yang masuk ke Singapura adalah Sayyid Abdul Rahman Al-Sagoff,
beserta puteranya yang bernama Ahmed. Pada tahun 1848 ia mendirikan firma Al-
Sagoff and Company.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal : Sudrajat, ajat. Perkembangan Islam di Singapura. Prodi Ilmu Sejarah,


Fakultas Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta.
Edi Masjudi, Realisasi Nilai-Nilai Asia di Singapura, Wacana, Republika 12 Agustus
2004.
Masykuroh, Nihayatul. Islam di Singapura, Penerbit : Media Karya
Aritikel :Ahmad Zuhdi , WZ Kamarudin. Masyarakat Muslim Melayu di Singapura:
Kajian Terhadap Isu dan Tantangan dalam Dakwah dan Pemikiran Islam Era
Globalisasi.
Saifullah Asep, Tumasik Sejarah Awal Islam di Singapura (1200-1511 M). Jurnal
Lektur Keagamaan, Vol. 14, No. 2, 2016: 419-456
MAKALAH

Muslim di Afro-Amerika

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Minoritas Muslim di Negara Non-
Muslim

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M.A


Disusun Oleh :

Aulya Widya Hasita (03040220079)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanallahu Wata’ala yang


Maha Pemberi Ilmu, sehingga dengan kekuasaan serta izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Muslim di Afro-Amerika” ini tepat
waktunya sebagai bahan informasi yang dapat diimplementasikan.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M.A pada bidang studi mata kuliah
Minoritas Muslim di Negara Non-Muslim. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan seputar kedatangan, perkembangan dan tantangan
yang dihadapi Muslim di Afro-Amerika bagi penyusun khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Demikian makalah ini telah disusun dengan harapan dapat menjadi bahan
acuan dan informasi bagi para pembaca. Apabila ada kekeliruan mohon
dimaklumi karena kemampuan penulis yang terbatas. Dan kami menyadari,
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala
kekurangan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Semoga makalah sederhana ini
bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 5 Juni 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................4

A. Latar Belakang .............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................................5

D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................6

1. Kedatangan Muslim Afrika di Amerika .........................................................................6

2. Perkembangan Organisasi dan Tokoh Muslim Afro-Amerika ......................................8

3. Tantangan yang Dihadapi Muslim Afro-Amerika .........................................................9

BAB III PENUTUP ................................................................ Error! Bookmark not defined.0

1. Kesimpulan................................................................. Error! Bookmark not defined.0

2. Saran ........................................................................... Error! Bookmark not defined.0

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ Error! Bookmark not defined.1

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amerika Serikat menjadi perhatian dunia tidak hanya dalam bidang politik
dan ekonomi tetapi juga bidang agama yang menampilkan wajah yang unik.
Segala agama dengan alirannya dapat hidup di bumi Amerika. Seluruh aliran
dalam Islam pun dapat hidup bebas di Amerika Serikat. Kehadiran Islam di
Amerika Serikat sudah berlangsung beberapa abad yang lalu, bahkan ada yang
berpendapat bahwa sebelum Christopher Columbus mendarat di Amerika pada
tahun 1492 orang Islam sudah ada di sana. Pendapat lain mengatakan bahwa Islam
masuk ke Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 seiring dengan kehadiran para
imigran dari Timur Tengah.

Pada pertengahan abad ke-19, Amerika Serikat mulai menarik banyak


pendatang asing. Seperti yang dicatat oleh seorang sejarawan “Apa yang semula
tidak begitu terlihat, romantisasi sesekali terhadap eksploitasi kolonial yang sudah
ketinggalan zaman, kini mendadak menjadi sebuah fenomena untuk ditelusuri,
menjadi sebuah eksperimen politk dan moral yang perlu dinilai.” Namun sebuah
persoalan ekonomi dan perbudakan semakin memperburuk perbedaan regional
dan ekonomi antara Utara dan Selatan. Amerika mendatangkan budak dari Afrika
yang berkulit hitam dan menjadikan mereka sebagai objek dalam menjalankan
roda perekonomian. Pada awalnya semua pekerjaan budak di Amerika di kelola
dan diawasi langsung oleh tuannya. Akan tetapi ketika produksi kapas merambah
luas, para tuan akhirnya mempekerjakan mandor untuk mengawasi mesin dan
budak yang bekerja. Pengawasan mandor ini sedikit banyak mengubah irama
perbudakan yang semula masih bernorma menjadi tidak berperikemanusiaan dan
sesuka hati mereka sendiri.1 Hal inilah yang membuat kaum negro atau Afrika di
Amerika mendapatkan diskriminasi. Tidak hanya sampai di bangsa kulit hitam
Amerika saja, label muslim kulit hitam juga turut menjadi sorotan belakangan ini.

1
Sejarah Amerika, Rineka Cipta, h. 168.

4
Hal ini lah yang menjadi latar belakang menariknya topik muslim Afro-Amerika
untuk dikaji lebih mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses kedatangan Muslim Afrika ke Amerika?
2. Bagaimana perkembangan organisasi dan tokoh Muslim Afro-Amerika?
3. Bagaimana tantangan yang dihadapi Muslim Afro-Amerika?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses kedatangan Muslim Afrika ke Amerika.
2. Untuk mengetahui perkembangan organisasi dan tokoh Muslim Afro-Amerika.
3. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi Muslim Afro-Amerika.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi penulis
Sebagai pembuat makalah ini, penulis mendapatkan banyak ilmu dari referensi
yang didapat dalam mencari sumber pilihan yang ada.
2. Manfaat bagi pembaca
Sebagai penikmat makalah ini, pembaca tentunya juga mendapat ilmu dan
wawasan baru terkait topik Muslim di Afro-Amerika.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kedatangan Muslim Afrika di Amerika

Masuk dan datangnya Islam ke Amerika memiliki teori dan spekulasi yang
mendasarinya. Hal ini dapat dilihat dari keberagaman latar belakang
masyarakatnya untuk meyakini Islam sebagai agamanya. Muslim di Amerika
sendiri terbagi menjadi beberapa kelompok atau komponen yang beragam seperti,
dari kalangan budak, muslim kulit hitam hingga muslim yang dibawa dari Afrika.
Kebenaran mengenai kapan datangnya Islam ke Amerika masih memerlukan
penelusuran yang lebih lanjut. Akan tetapi pada abad ke-16 hingga abad ke-18
terdapat keturunan Muslim Afrika di daerah Amerika bagian Utara.2 Kemudian
berkanjut pada peristiwa jatuhnya Andalusia ke tangan Eropa, yang
mengakibatkan ditawannya orang-orang Afrika oleh Spanyol. Yang pada tahapan
selanjutnya para tawanan ini sebagian dijual sebagai budak dan sebagian lainnya
difungsikan sebagai tenaga kerja.

Budak-budak itu secara biadab telah diburu di Afrika oleh bangsa-bangsa


Spanyol, Belanda, Perancis dan Inggris untuk diperjualbelikan di pasar-pasar
budak Amerika. Karena mayoritas penduduk Sinegal, Guinea, Gambia dan
Mauritania telah beragama islam pada menjelang akhir abad XV, hampir dapat
dipastikan bahwa budak-budak belian itu juga beragama Islam.

Steven Barboza menyebutkan: "Jika diamati siapa umat Islam Amerika, maka
akan segera diketahui bahwa mereka dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok:
Pertama, penduduk asli (indigenous) yang lahir dan dibesarkan di Amerika
Serikat. Biasanya kaum indigenous ini seringkali berkonotasi penduduk asli As
(bukan dalam arti orang Indian), yaitu orang AS yang bernenek moyang Eropa-
Amerika atau Kaukasia: orang-orang bule yang berpindah agama atau memeluk
Islam. akan tetapi, orang-orang Afro-Amerika pun sering juga dikategorikan

2
Aminullah Elhadi, Perkembangan Islam Di Amerika Sebelum dan Setelah Tragedi 11 September
2001, Jurnal Al Hikmah: Vol. 13, No. 1, Oktober 2015, 75.

6
sebagai indegenous. Kedua, orang-orang Muslim imigran yang berasal dari sekitar
enam puluh negara yang telah membentuk lebih dari seratus sub-kelompok.
Ketiga, orang-orang menetap sementara di AS, baik sebagai diplomat, mahasiswa,
pengusaha, atau yang mempunya urusan-urusan lainnya yang bisa disebut
sojournes” (Barboza, 1996).

Sedikit sekali informasi yang diketahui tentang mengapa Islam tidak


berkembang di kalangan orang-orang Negro selama periode ini. Ada dugaan kuat
bahwa iklim perbudakan sangat menghambat perkembangan agama Islam. Islam
mungkin tidak disukai oleh majikan-majikan budak itu, bahkan mereka
diharuskan menganut agama yang dianut majikannya.3 Dalam sumber lain
dijelaskan bahwa seperlima dari budak yang dibawa merupakan seorang muslim,
yang ketika sampai di Amerika mereka menjadi murtad dan berpindah ke agama
Kristen.4 Migrasi muslim ke Amerika terjadi dalam beberapa gelombang
diantaranya:

1. Migrasi 1875-1912, di mana dalam migrasi ini umumnya dilakukan oleh


para pemuda desa yang tidak mempunyai keterampilan dan tidak terpelajar
dari beberapa daerah seperti Syria, Jordania, Palestina dan Lebanon.
2. Migrasi 1918-1922, yang terjadi pasca terjadinya Perang Dunia I.. Di
mana pada gelombang ini para imigran rata-rata merupakan dari kalangan
intelektual atau orang terdidik yang umumnya memiliki saudara, kawan
dan kenalan yang juga seorang imigran Amerika pada periode
sebelumnya.
3. Migrasi 1930-1938 merupakan migrasi yang diatur oleh kebijakan
pemerintah mengenai imigrasi Amerika serikat. Di mana dalam
pelaksanaannya lebih memprioritaskan kepada orang-orang yang
keluarganya telah datang atau lebih dulu ada di Amerika serikat.
4. Migrasi 1947 - 1960. Kebanyakan mereka adalah anak para penguassa dari
berbagai negeri yang berlatar belakang perkotaan, terpelajar serta telah
terbaratkan.
3
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004),
319.
4
Subehan Khalik, Sejarah Perkembangan Islam Di Amerika, Jurnal Al-Daulah: Vol. 4, No. 2,
Desember 2015, 318

7
5. Migrasi 1967 hingga sekarang, di mana dalam migrasi ini fokus
kegiatannya adalah selain untuk membantu perekonomian juga digunakan
sebagai alasan politik atau diplomasi. Tercatat Fazlur Rahman dari Pakistan
yang kemudian menjadi Guru Besar ChicagoUniversity, Sayyid Husein Nasr
dari Iran yang kemudian menjadi Guru Besar George Washington University
dan Isma’il Al-Faruqi dari Palestina menjadi Guru Besar Harvard University.

Dari penjelasan di atas terdapat hubungan kuat mengenai Islam dengan


muslim Amerika kulit hitam (Budak Afrika di Amerika atau Afro- Amerika).
Dimana nantinya Islam Afro-Amerika menjadi salah satu pion bagi
perkembangan Islam di Amerika. Hal ini dikarenakan besarnya jumlah budak
yang dulu dibawa dari Afrika sehingga dari sini kemudian muncul organisasi
atau pergerakan Islam yang dipelopori oleh kepentingan orang kulit hitam atau
Afro-Amerika.5

2. Perkembangan Organisasi dan Tokoh Muslim di Afro-Amerika

Perkembangan organisasi dan tokoh muslim di Afro-Amerika terbilang cukup


massif dengan adanya Nation Of Islam. Black muslim dikenal juga dengan
sebutan Nation Of Islam (NOI), adalah sebuah organisasi Islam yang diprakarsai
oleh Wallace Fard Muhammad pada tahun 1931 M di Detroit. Pada tahun 1934
M, Wallace Fard Muhammad meninggalkan Amerika. Kemudian organisai Black
Muslim dipimpin oleh Elijah Muhammad (1897-1975 M). Dalam kepemipinan
Elijah Muhammad banyak tokoh-tokoh penting yang masuk Islam seperti Malcom
Little yang merupakan seorang orator ulung dan anak dari pendeta baptis yang
kemudian ia mengganti namanya menjadi Al-Hajj Malik Al-Shabaz. Demikian
pula dengan seorang petinju yang legendaris yakni Clasius Clay, yang kemudian
berganti nama menjadi Muhammad Ali. Pada masa kepemimpinan Elijah juga
telah terbit Muhammad Speaks yang kemudian berganti nama menjadi Bilalian
News.

5
Ibid, 321.

8
Elijah meninggal dunia pada 25 Februari 1975 dengan begitu banyak jasa-jasa
yang ia berikan termasuk pembangunan banyak masjid dan sekolah, ia juga
mewariskan uang kurang lebih 80 juta dolar yang ditanam diberbagai perusahaan
dan yang terpenting adalah melalui black muslim ia telah mengangkat martabat
kaum muslim khusunya kulit hitam dibidang sosial, pendidikan dan ekonomi.
Adapun yang menggantikan Elijah adalah putranya sendiri yakni Waris Deen
Muhammad atau Wrisuddin Muhammad. Dalam kepemimpinanya ia
memfokuskan pergerakan kepada peningkatan usaha dakwah yang tidak hanya
ditujukan kepada muslim kulit hitam saja namun seluruh manusia tanpa
memandang warna kulit.

Waris Deen Muhammad mulai meluruskan ajaran-ajaran yang keliru dengan


sepenuhnya kembali pada Al-Quran dan Hadis, ia juga mendorong anggotanya
agar turut mengambil bagian dalam kehidupan sosial politik yang lebih luas. Pada
tahun 1976 Wrisuddin mengubah Nations Of Muslim (NOI), menjadi Word
Community Of Islam in the West (WCI = Komunitas Dunia Islam dibarat) yang
dimaksudkan agar sasaran dakwah dapat lebih luas dan pada tanggal 30 April
berubah nama lagi menjadi “American Moeslem Mission (AMM)”, Perubahan ini
dimaksudkan sebagai penegasan bahwa tugas pokok organisasi ini adalah dakwah
yang bersifat nasional bahwa kaum muslim Amerika adalah bagian dari muslim
dunia.6

3. Tantangan yang Dihadapi Muslim Afro-Amerika

Perkembangan muslim Amerika khususnya Afro-Amerika memiliki tantangan


seperti halnya Islam sebagai minoritas di negara-negara non muslim lainnya.
Terlebih muslim di Amerika mayoritas penganutnya merupakan dari bangsa Afro-
Amerika, di mana Muslim keturunan Afrika di Amerika ini dipandang sebagai
komponen masyarakat menengah kebawah. Hal ini berdasarkan peristiwa masa
lalu di mana pada awal masuknya Islam ke Amerika, Afro- Amerika merupakan
tawanan perang yang kemudian dijual sebagai budak ke Amerika. Dari sini
kemudian terjadi kesenjangan sosial hingga deskriminasi terhadap orang-orang

6
https://hawasi.uii.ac.id/2016/10/07/blackmuslim-dinegeri-paman-sam/ Diakses pada 06/06/2022

9
kulit hitam oleh orang-orang kulit putih. Beberapa peristiwa yang mengatas
namakan Agama (Islam) juga turut menjadi pemicu adanya diskriminasi dan
mempengaruhi pertumbuhan Muslim di Amerika. Salah satunya yakni peristiwa
11 September 2001. Peristiwa pengeboman World Trade Center yang terjadi pada
11 September 2001, meninggalkan luka mendalam keluarga korban dan
memberikan stigma negatif bagi dunia.

Orang kulit hitam Amerika Serikat sejatinya belum bisa merasakan kehidupan
yang layak dan sejahtera sampai pada tahun 1960-an. Asal-usul kedatangan
mereka sebagai budak adalah salah satu faktor yang menyebabkan proses
asimilasi menjadi terhambat. Perkembangan selanjutnya meskipun sistem budak
dihapuskan, masyarakat kulit putih Amerika Serikat belum bisa menerima
kenyataan tersebut, mereka menerapkan sistem segregasi atau pemisahan dengan
orang kulit hitam salah satunya dengan dibentuknya undangundang Jim Crow dan
Plessy V. Ferguson. Dengan peraturan segregasi tersebut segala bentuk fasilitas
sosial dipisahkan antara orang kulit putih dan orang kulit hitam Amerika Serikat.
Kondisi tersebut membuat orang kulit hitam belum terlepas dari stereotipe budak.
Malcolm X dalam bukunya Authobiography of Malcom X; As Told to Alex Haley
menceritakan bagaimana kegelisahan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk
memperjuangkan hak-hak sipil orang kulit hitam Amerika Serikat. Upaya yang
dilakukan oleh Malcolm X untuk mendapatkan kesetaraan hak sipil orang kulit
hitam di Amerika ialah, bergabung dengan organisasi Nation of Islam yang
membawa ia kedalam dunia perjuangan hak sipil orang kulit hitam.7

7
Ari Kamal, Rekam Jejak Malcom X Dalam Penegakan Hak Sipil Orang Kulit Hitam Amerika
Serikat 1957-1965, (Jurnal Factum, 2017), h. 188.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kedatangan Muslim Afrika di Amerika berasal dari para budak yang
diperjualbelikan di pasar-pasar budak Amerika. Mereka itu sebagian besar
adalah bangsa Negro yang memeluk agama Islam. Akan tetapi mereka
tidak menampakkan Islam pada masa awal kedatangannya. Hal ini
dikarenakan mereka harus terpaksa mengikuti agama majikannya.
2. Perkembangan organisasi dan tokoh Afro-Amerika dimulai dari kiprah
sosok Wallace yang mendirikan Black Muslim atau Naton Of Islam (NOI)
yang menjadi wadah serta semangat dalam menunjukkan kiprah Islam
bukan hanya di Amerika tetapi juga di dunia. Setlah itu organisasi ini
berubah nama menjadi Word Community Of Islam in the West (WCI =
Komunitas Dunia Islam dibarat) yang dimaksudkan agar sasaran dakwah
dapat lebih luas dan pada tanggal 30 April berubah nama lagi menjadi
“American Moeslem Mission (AMM)”.
3. Tantangan yang dihadapi muslim Afro-Amerika berasal dari internal
pemerintahan Amerika yang sekulerisme. Selain itu faktor eksternal
seperti asal kedatangan bangsa Afrika sebagai budak dan stereotype kasta
bangsa kulit hitam yang selalu berada di bawah bangsa kulit putih. Selain
itu, gaya hidup westernisasi mulai dari gaya berpakaian, makanan dan
status ekonomi juga membuat umat Muslim Afro-Amerika harus bekerja
keras dalam mempertahankan hak sipil dan kehormatannya.
B. Saran

Setelah memahami mengenai muslim Afro-Amerika maka kita sudah


sepantasnya bersyukur terlahir dan hidup di Indonesia, dimana tidak ada
perbudakan yang kejam dan diskriminasi luar biasa seperti layaknya bangsa
Afrika di Amerika. Mengambil sisi baik dari sejarah dan saling menghormati
perbedaan adalah jalan terbaik dalam menjaga keharmonisan negara ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Cincotta, H. (1950). Garis Besar Sejarah Amerika Terj Yusi A. Pareanom. USA:
Jakarta: Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Elhadi, A. (2015). Perkembangan Islam di Amerika Sebelum dan Setelah Tragedi
11 September 2001. Jakarta: Jurnal Al-Hikmah.
Kamal, A. (2017). Rekam Jejak Malcom X Dalam Penegakan Hak Sipil Orang
Kulit Hitam Amerika Serikat. Jurnal Factum.
Khalik, S. (2015). Sejarah Perkembangan Islam di Amerika. Jurnal Al-Daulah.
Thohir, A. (2004). Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta:
Rajawali Pers.
https://hawasi.uii.ac.id/2016/10/07/blackmuslim-dinegeri-paman-sam/

12
MAKALAH
MINORITAS MUSLIM DI FILIPINA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Minoritas Muslim di Negara Non-Muslim

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M.A.

Disusun Oleh:
Tasya Riyadikah Okta Wardani A92219115

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puja dan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Minoritas Muslim
di Negara Non-Muslim dengan judul “Minoritas Muslim di Filipina” tepat pada
waktunya.
Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalah lain yang berkaitan pada makalah-makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surabaya, 13 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filipina adalah negara yang terletak di Asia Tenggara, Filipina berbentuk sebagai
Republik dan ibukotanya Manila. Negara Filipina menjadi otonom pada tanggal 4 Juli 1946.
Wilayahnya terletak antara 5 derajat dan 21 derajat Bujur Timur dan 117 derajat dan 126
derajat Bujur Timur. Batasannya ada di sebelah utara berbaris Samudera Cina dan Pulau
Formosa (Taiwan), kemudian di sebelah selatan berbaris wilayah samudera kepulauan
Indonesia, kemudian di sebelah timurnya berjajar di Laut Pasifik, dan di sebelah baratnya
berjajar di sebelah barat. Laut Cina Selatan. Filipina memiliki kira-kira 7.107 pulau besar
dan kecil, dengan luas diperkirakan sekitar 300.000 kilometer persegi.
Pulau-pulau terbesar di antara banyak pulau adalah sebagai berikut: Pulau Luzon, Pulau
Mindanao, Pulau Samar, Pulau Panay, Pulau Mindoro, Pulau Negros, Pulau Visayan, Pulau
Legends, Pulau Leyte, Pulau Bohol, dan Pulau Masbate1. Pulau Mindanao dan Sulu adalah
negara Muslim Filipina, terletak di bagian selatan dan meluas 100 mil ke utara khatulistiwa.
Wilayah ini memiliki posisi yang penting karena merupakan titik fokus lalu lintas laut
antara Timur Atas dan Melayu karena terletak di sebelah Utara Sulawesi dan Barat Provinsi
Sabah, Malaysia. Mindanao dan Sulu seluas 102.000 kilometer persegi dan terkenal karena
kematangan dan kekayaan aset Sayuran dan Mineralnya sebagian besar pulau Mindanao
adalah hutan belantara.
Kelompok Muslim Filipina sebagian besar terletak di sisi barat pulau Mindanao di
bawah kepulauan Sulu. Lebih tegasnya lagi, pemusatan masyarakat Muslim Filipina ada di
dua wilayah, tepatnya: Lanao dan Maguindanao. Islam memasuki wilayah Mindanao pada
abad keempat belas, namun uniknya sekitar abad keenam belas kesultanan Islam didirikan
di Sulu dan Maguindanao. Jika semua dikatakan sudah selesai, ada dua jenis masyarakat di
daerah yang sekarang disebut Filipina. Di selatan dikenal dengan kelompok orang Muslim

1
Syibromalisi arif, Problematika Integrasi Muslim Di Filipina Pasca Kolonial, puslitbang lektur
dan khazanah keagamaan, kota bukit indah plaza hotel, purwakarta, 2012 hal: 1
Manotheist2 dan individu-individu yang Animis3 atau pagan yang memiliki bagian-bagian
tengah dan Utara dari daerah tersebut. Tidak ada catatan perselisihan di antara Muslim dan
Animis atau pagan sebelum Spanyol masuk untuk menjajah pada abad keenam belas atau
tepatnya pada tahun 1565 masehi, setelah semua itu, dakwah Islam telah sampai di Manila,
yang terletak di bagian utara pulau.
Negara Islam masuk ke Utara tanpa perlawanan atau perang yang sebenarnya. Ada
beberapa kelompok orang Muslim yang tinggal di Manila yang beralih ke Islam sekitar
abad ke-15 sebelum Spanyol masuk ke wilayah tersebut. Minoritas Muslim adalah
masyarakat umum atau kumpulan individu yang memeluk Islam di suatu negara. Mereka
dikenal sebagai minoritas karena unik dalam kaitannya dengan kuantitas individu di suatu
negara. Mereka sering mendapat perlakuan berbeda dari orang-orang yang tidak percaya
pada Muslim. Kelompok Masyarakat Minoritas harus memperjuangkan kecenderungan
mereka. Komponen yang menyebabkan suatu daerah menjadi minoritas adalah kontras
kebangsaan, warna kulit, ras, agama, dan lain sebagainya, pada awalnya, umat Islam di
Filipina adalah sebagian besar kelompok masyarakat Muslim, Islam berubah menjadi
minoritas di Filipina setelah kolonialisme dari negara-negara barat seperti Spanyol dan
Amerika Serikat. Islam di Filipina juga menjadi minoritas karena pergerakan non-Muslim
dari Filipina Utara menuju Filipina Selatan4.
Islam berkembang melalui pedagang-pedagang Muslim Arab pada abad ke 10 masehi
sebelum agama katolik yang dibawa Spanyol menyebar di Filipina. Islam berkembang
pertama kali di Filipina bagian selatan yaitu Kepulauan Sulu dan Mindanao, pedagang
Muslim Arab sampai di Filipina saat mereka mulai melakukan aksi perdagangan di Pulau
Borneo, para Pedagang bergegas menuju Filipina selatan sebelum melanjutkan perjalanan
Menuju Cina. Kapal-kapal pedagang Arab kembali singgah di kota Mindoro setelah
berlayar ke Cina pada tahun 958 Masehi. Hal ini menjelaskan bahwa Islam telah
diperkenalkan di Filipina sekitar abad ke 10.

2
Monoteisadalah kepercayaan bahwa tuhan adalah satu/tunggal dan berkuasa penuh atas segala
sesuatu.
3
Animis adalah kepercayaan kepada mahluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama
yang mula-mula muncul di kalangan manusia purba.
4
Nissa budiarti, Muslim Moro Filipina Tragedi Jabidah Di Corregidor 1968, skripsi pada
program studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia depok, 2009, hal:
1
Permasalahan muslim Filipina diawali pada masa kolonial Spanyol, dan dilanjutkan
oleh Amerika Serikat, masa peralihan, pasca kemerdekaannya pada tahun 1946 dengan
institusi pemerintahan demokratis Yang mengikuti model Amerika Serikat: Seorang
Presiden, Senat, dan DPR. Sampai pada saat ini juga telah berkembang pemberontakan dari
kelompok Abu Sayyaf. Muslim Filipina harus berjuang dari penindasan pemerintah
Filipina dan melawan kelompok-kelompok Kristen yang lebih diakui pemerintah Filipina.
Beberapa tahun setelah kemerdekaan Republik Filipina, masyarakat Muslim Moro
menjalani hidup dengan keprihatinan akibat hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Awal Umat Islam di Filipina?
2. Bagaimana Perkembangan Jumlah Penganut Islam di Filipina?
3. Apa Saja Lembaga-Lembaga Islam di Filipina?
4. Siapa Tokoh-Tokoh Islam di Filipina?
5. Bagaimana Kegiatan Umat Islam di Filipina?
6. Bagaimana Tantangan yang dihadapi oleh Umat Islam di Filipina?
7. Apa Saja Peristiwa-Peristiwa Penting yang Berdampak Pada Umat Islam di
Filipina?

C. Tujuan
1. Untuk Memahami dan Menjelaskan Sejarah Perkembangan Awal Umat Islam di
Filipina.
2. Untuk Memahami dan Menjelaskan Perkembangan Jumlah Penganut Islam di
Filipina.
3. Untuk Memahami dan Menjelaskan Lembaga-Lembaga Islam di Filipina.
4. Untuk Memahami dan Menjelaskan Tokoh-Tokoh Islam di Filipina.
5. Untuk Memahami dan Menjelaskan Kegiatan Umat Islam di Filipina.
6. Untuk Memahami dan Menjelaskan Tantangan yang dihadapi oleh Umat Islam di
Filipina.
7. Untuk Memahami dan Menjelaskan Peristiwa-Peristiwa Penting yang Berdampak
Pada Umat Islam di Filipina.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Awal Umat Islam di Filipina


Kebangkitan Islam terus digaungkan oleh dua kelompok yang sama-sama
mengatasnamakan umat Islam Filipina. Kelompok pertama berpandangan radikal,
dipegang oleh para anggota Moro National Liberation Front (MNLF) yang merupakan
minoritas di kalangan penduduk muslim. Kelompok kedua berpandangan moderat,
dipegang oleh warga Muslim yang ingin memprakarsai berbagai perubahan dalam
masyarakat yang lebih luas. Kelompok moderat yang didukung oleh mayoritas penduduk
berusaha mempertahankan diri sebagai masyarakat Muslim.
Mereka mau masuk ke dalam sistem politik Filipina demi mencapai tujuan-tujuan
mereka, dengan menggunakan semua cara-cara legal dan konstitusional yang ada,
termasuk penyebarluasan ide-ide pemikiran, mengorganisir kelompok-kelompok penekan
dan berpartisipasi dalam usaha-usaha pemerintah untuk menemukan suatu penyelesaian
yang damai adil terhadap Moro. Moro National Liberation Front (MNLF) menggunakan
dua strategi yakni menarik perhatian internasional, khususnya negara-negara Islam
tentang nasib mereka yang tertindas; menjalankan perang gerilya untuk melemahkan
Pemerintah Filipina. Suasana dan posisi umat Islam di Filipina mempengaruhi strategi
dan keberlangsungan kegiatan dakwah.
Sebuah organisasi Islam yang berskala Filipina adalah CONVISLAM atau “Converst
to Islam”, yang didirikan pada tahun 1954 secara aktif bergerak untuk kegiatan dakwah.
Pada tahun 1981, Convislam mempelopori sebuah organisasi dakwah yang berskala
nasional yang disebut Islamic Da’wah Council of the Philippines, Inc (Majlis al-Da’wah
al-Islamiyyah al-Philipiniyyah) untuk menjadi payung semua gerakan dan kegiatan
dakwah. Kegiatan-kegiatannya antara lain penerbitan buku-buku Islam, kunjungan ke
cabang-cabang provinsi, menyelenggarakan serangkaian kuliah umum, membangun
masjid, menghadiri konferensi-konferensi internasional dan program-program pelatihan
untuk usaha dakwah Islam, menyelenggarakan sekolah minggu dan kursus-kursus bahasa
Arab. Di samping itu, terdapat banyak sekolah madrasah yang didirikan oleh organisasi-
organisasi Muslim terutama di provinsi-provinsi bagian selatan.
Kemudian seorang tokoh terkenal Muslim Filipina, Peter Gordon Gowing, juga
menyebutkan kelompok dakwah seperti tableegh Marawi City. Mereka ini adalah
Shubba’anol Muslimeen Tableegh of Philippenes, Jama’at Tableegh, dan Islamic
Tableegh of the Philippines. Organisasi-organisasi ini sedikit yang dapat diketahui karena
kurangnya informasi yang lebih jauh mengenai eksistensi dan kegiatannya, kendati dari
sisi distribusi keanggotaannya cukup luas. Hal yang tidak dapat dilewatkan mengenai
organisasi-organisasi yang erat kaitannya dengan kebangkitan Islam di Filipina walaupun
sangat terkait dengan posisi tawar menawar antara umat Islam secara umum dengan
pemerintah antara lain lahirnya Peranan Kementerian Urusan Muslim, yang antara lain
bertugas menyelenggarakan ibadat haji. Demikian pula Bank Amanah, sebuah bank
Muslim yang berhubungan dengan kementerian, dan secra khusus didirikan untuk
melaksanakan ketentuan Islam mengenai larangan riba, didirikannya bank semacam ini
sungguh merupakan suatu prestasi.
Secara umum gambaran masuknya Islam di Filipina melalui beberapa fase, dari
penjajahan sampai masa modern.

Masa Kolonial Spanyol


Proses Islamisasi di seluruh Filipina secara tiba-tiba terhenti akibat datangnya bangsa
Spanyol dari Utara sebagaimana yang disebutkan sebelumnya. Akibatnya, Islam tidak
dapat memiliki kesempatan untuk berkembang secara penuh dan mendapatkan akarnya di
bagian-bagian lain negara kecuali Filipina Selatan dan beberapa daerah pantai. Keadaan
ini terus berlanjut sampai Filipina merdeka, kekuasaan secara politik, ekonomi dan sosial
didominasi oleh kalangan Non-Muslim yang membuat warga muslim Filipina merasa
terancam di negara sendiri dengan kebijakan pemerintah yang mengecilkan arti
kelompok-kelompok minoritas. Kondisi ini tidak membuat warga muslim Filipina tinggal
berdiam diri, mereka menyadari keberadaannya sebagai bagian dari warga bangsa yang
mempunyai hak yang sama, maka mereka melakukan kegiatan atau aktifitas yang dapat
menyadarkan kaum muslim.
Sejak masuknya orang-orang Spanyol ke Filipina, pada 16 Maret 1521 M, penduduk
pribumi telah mencium adanya maksud lain di balik “ekspedisi ilmiah” Ferdinand de
Magellans. Ketika kolonial Spanyol menaklukan wilayah utara dengan mudah dan tanpa
perlawanan berarti, tidak demikian halnya dengan wilayah selatan. Mereka justru
menemukan penduduk wilayah selatan melakukan perlawanan sangat gigih, berani dan
pantang menyerah. Tentara kolonial Spanyol harus bertempur matimatian kilometer demi
kilometer untuk mencapai Mindanao-Sulu (kesultanan Sulu takluk pada tahun 1876 M).
Menghabiskan lebih dari 375 tahun masa kolonialisme dengan perang berkelanjutan
melawan kaum Muslimin. Walaupun demikian, kaum Muslimin tidak pernah dapat
ditundukan secara total. Selama masa kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and
rule (pecah belah dan kuasai) serta mision-sacre (misi suci Kristenisasi) terhadap orang-
orang Islam. Bahkan orang-orang Islam di-stigmatisasi (julukan terhadap hal-hal yang
buruk) sebagai “Moor” (Moro). Artinya orang yang buta huruf, jahat, tidak bertuhan dan
huramentados (tukang bunuh). Sejak saat itu julukan Moro melekat pada orang-orang
Islam yang mendiami kawasan Filipina Selatan tersebut.

Masa Imperialisme Amerika Serikat


Sekalipun Spanyol gagal menundukkan Mindanao dan Sulu, Spanyol tetap
menganggap kedua wilayah itu merupakan bagian dari teritorialnya. Secara tidak sah dan
tak bermoral, Spanyol kemudian menjual Filipina kepada Amerika Serikat seharga
US$ 20 juta pada tahun 1898 M melalui Traktat Paris. Amerika datang ke Mindanao
dengan menampilkan diri sebagai seorang sahabat yang baik dan dapat dipercaya. Inilah
karakter musuh-musuh Islam sebenarnya pada abad ini. Hal ini dibuktikan dengan
ditandatanganinya Traktat Bates (20 Agustus 1898 M) yang menjanjikan kebebasan
beragama, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan mendapatkan pendidikan
bagi Bangsa Moro.
Namun traktat tersebut hanya taktik mengambil hati orang-orang Islam agar tidak
memberontak, karena pada saat yang sama Amerika tengah disibukkan dengan
pemberontakan kaum revolusioner Filipina Utara pimpinan Emilio Aguinaldo. Terbukti
setelah kaum revolusioner kalah pada 1902 M, kebijakan AS di Mindanao dan Sulu
bergeser kepada sikap campur tangan langsung dan penjajahan terbuka. Setahun
kemudian (1903 M) Mindanao dan Sulu disatukan menjadi wilayah propinsi Moroland
dengan alasan untuk memberadabkan (civilizing) rakyat Mindanao dan Sulu. Periode
berikutnya tercatat pertempuran antara kedua belah pihak. Teofisto Guingona, Sr.
mencatat antara tahun 1914-1920 rata-rata terjadi 19 kali pertempuran. Tahun 1921-1923,
terjadi 21 kali pertempuran. Patut dicatat bahwa selama periode 1898-1902, AS ternyata
telah menggunakan waktu tersebut untuk membebaskan tanah serta hutan di wilayah
Moro untuk keperluan ekspansi para kapitalis.
Bahkan periode 1903-1913 dihabiskan AS untuk memerangi berbagai kelompok
perlawanan Bangsa Moro. Namun Amerika memandang peperangan tak cukup efektif
meredam perlawanan Bangsa Moro, Amerika akhirnya menerapkan strategi penjajahan
melalui kebijakan pendidikan dan bujukan. Kebijakan ini kemudian disempurnakan oleh
orang-orang Amerika sebagai ciri khas penjajahan mereka. Kebijakan pendidikan dan
bujukan yang diterapkan Amerika terbukti merupakan strategi yang sangat efektif dalam
meredam perlawanan Bangsa Moro. Sebagai hasilnya, kohesitas politik dan kesatuan
diantara masyarakat Muslim mulai berantakan dan basis budaya mulai diserang oleh
norma-norma Barat.

Masa Peralihan
Masa pra-kemerdekaan ditandai dengan masa peralihan kekuasaan dari penjajah
Amerika ke pemerintah Kristen Filipina di Utara. Untuk menggabungkan ekonomi
Moroland ke dalam sistem kapitalis, diberlakukanlah hukum-hukum tanah warisan
jajahan AS yang sangat kapitalistis seperti Land Registration Act No. 496 (November
1902) yang menyatakan keharusan pendaftaran tanah dalam bentuk tertulis,
ditandatangani dan di bawah sumpah. Kemudian Philippine Commission Act No. 718 (4
April 1903) yang menyatakan hibah tanah dari para Sultan, Datu, atau kepala Suku Non-
Kristen sebagai tidak sah, jika dilakukan tanpa ada wewenang atau izin dari pemerintah.
Demikian juga Public Land Act No. 296 (7 Oktober 1903) yang menyatakan semua
tanah yang tidak didaftarkan sesuai dengan Land Registration Act No. 496 sebagai tanah
negara, The Mining Law of 1905 yang menyatakan semua tanah negara di Filipina
sebagai tanah yang bebas, terbuka untuk eksplorasi, pemilikan dan pembelian oleh WN
Filipina dan AS, serta Cadastral Act of 1907 yang membolehkan penduduk setempat
(Filipina) yang berpendidikan, dan para spekulan tanah Amerika, yang lebih paham
dengan urusan birokrasi, untuk melegalisasi klaim-klaim atas tanah. Pada intinya
ketentuan tentang hukum tanah ini merupakan legalisasi penyitaan tanah-tanah kaum
Muslimin (tanah adat dan ulayat) oleh pemerintah kolonial AS dan pemerintah Filipina di
Utara yang menguntungkan para kapitalis.
Pemberlakukan Quino-Recto Colonialization Act No. 4197 pada 12 Februari 1935
menandai upaya pemerintah Filipina yang lebih agresif untuk membuka tanah dan
menjajah Mindanao. Pemerintah mula-mula berkonsentrasi pada pembangunan jalan dan
survei-survei tanah negara, sebelum membangun koloni-koloni pertanian yang baru.
NLSA National Land Settlement Administration didirikan berdasarkan Act No. 441 pada
1939.Di bawah NLSA, tiga pemukiman besar yang menampung ribuan pemukim dari
Utara dibangun di propinsi Cotabato Lama.Bahkan seorang senator Manuel L. Quezon
pada 1936-1944 gigih mengkampanyekan program pemukiman besar-besaran orang-
orang Utara dengan tujuan untuk menghancurkan keragaman (homogenity) dan
keunggulan jumlah Bangsa Moro di Mindanao serta berusaha mengintegrasikan mereka
ke dalam masyarakat Filipina secara umum.

Masa Pasca Kemerdekaan hingga Sekarang


Kemerdekaan yang didapatkan Filipina (1946 M) dari Amerika Serikat ternyata tidak
memiliki arti khusus bagi Bangsa Moro. Hengkangnya penjajah pertama (Amerika
Serikat) dari Filipina ternyata memunculkan penjajah lainnya (pemerintah Filipina).
Namun patut dicatat, pada masa ini perjuangan Bangsa Moro memasuki babak baru
dengan dibentuknya front perlawanan yang lebih terorganisir dan maju, seperti MIM,
Anshar-el-Islam, MNLF, MILF, MNLF-Reformis, BMIF. Namun pada saat yang sama
juga sebagai masa terpecahnya kekuatan Bangsa Moro menjadi faksi-faksi yang
melemahkan perjuangan mereka secara keseluruhan. Pada awal kemerdekaan, pemerintah
Filipina disibukkan dengan pemberontakan kaum komunis Hukbalahab dan Hukbong
Bayan Laban Sa Hapon, sehingga tekanan terhadap perlawanan Bangsa Moro dikurangi.
Gerombolan komunis Hukbalahab ini awalnya merupakan gerakan rakyat anti
penjajahan Jepang. Setelah Jepang menyerah, mereka mengarahkan perlawanannya ke
pemerintah Filipina. Pemberontakan ini baru bisa diatasi di masa Ramon Magsaysay,
menteri pertahanan pada masa pemerintahan Eipidio Qurino (1948-1953). Tekanan
semakin terasa hebat dan berat ketika Ferdinand Marcos berkuasa (1965-1986).
Dibandingkan dengan masa pemerintahan semua presiden Filipina dari Jose Rizal sampai
Fidel Ramos maka masa pemerintahan Ferdinand Marcos merupakan masa pemerintahan
paling represif bagi Bangsa Moro.
Pembentukan Muslim Independent Movement (MIM) pada 1968 dan Moro
Liberation Front (MLF) pada 1971 tak bisa dilepaskan dari sikap politik Marcos yang
lebih dikenal dengan Presidential Proclamation No. 1081 itu. Perkembangan berikutnya
kita semua tahu.MLF sebagai induk perjuangan Bangsa Moro akhirnya terpecah.
Pertama, Moro National Liberation Front (MNLF) pimpinan Nurulhaj Misuari yang
berideologikan nasionalis-sekuler. Kedua, Moro Islamic Liberation Front (MILF)
pimpinan Salamat Hashim, seorang ulama pejuang, yang murni berideologikan Islam dan
bercita-cita mendirikan negara Islam di Filipina Selatan. Namun dalam perjalanannya,
ternyata MNLF pimpinan Nur Misuari mengalami perpecahan kembali menjadi
kelompok MNLF-Reformis pimpinan Dimas Pundato (1981) dan kelompok Abu Sayyaf
pimpinan Abdurrazak Janjalani (1993).

B. Perkembangan Jumlah Penganut Islam di Filipina


Islam merupakan agama terbesar kedua di Filipina dengan pengikut 5.27.084 pada
2010 menurut Kantor Statistik Nasional (NSO) dalam kurun waktu 10 tahun, meningkat
hampir sepertiga atau 32.7% dari 3.862.409 pada tahun 2000 dan meningkat kembali
menjadi 6.064.744 pada tahun 2015 menurut otoritas statistic Filipina. Filipina adalah
sebuah negara Republik dengan luas wilayah 114.830 mil dengan jumlah penduduk
49.139.350 jiwa. Dilihat dari luas wilayahnya, maka Filipina tidaklah termasuk Negara
padat penduduk. Mayoritas penduduknya beragama Katolik yaitu, 85,8% dari
keseluruhan jumlah penduduk.
Islam 4%, Protestan 3,1%, Iglesiani Kristo 1,3%, Budhis 0,08%, dan lain-lain 20%.
Iklim daerah Filipina adalah tropis yang hampir sama dengan semua yang terjadi di Asia
Tenggara, namun Filipina mempunyai temperatur panas yang tinggi dan kurang berawan.
Dr. Hamid dalam bukunya “Islam Sebagai Kekuatan International”, mencantumkan
bahwa Islam di Filipina merupakan salah satu kelompok minoritas diantara negara-negara
yang lain dari statistik demografi pada tahun 1977, masyarakat Filipina berjumlah 44.
300.000 jiwa.
Sedangkan jumlah masyarakat Muslim 2.348.000 jiwa. Dengan prosentase 5,3%
dengan unsur dominan komunitas Mindanao dan Mogondinao. Kedaulatan Filipina
diperoleh pada tanggal 4 Juli 1946 didasarkan Undang-Undang 1935. Bahasa Nasional
Filipina adalah “Philipino” yang pada dasarnya diambil dari bahasa “Tagalog” yang
banyak digunakan oleh masyarakat di Manila dan sekitarnya ada 87 banyaknya dialek
bahasa, hal ini mencerminkan banyaknya suku dan etnis, mata uangnya adalah Peso
terdiri dari kertas dan logam.

C. Lembaga-Lembaga Islam di Filipina


Sejak tahun 1960-an sampai awal 1970-an terjadi perlawanan antara pendatang
kristen Filipina bagian utara Filipina dan penduduk asli masyarakat muslim Moro di
wilayah Mindanao bagian selatan Filipina. Perlawanan tersebut berawal dari adanya
perpindahan penduduk kristen ke tempat tinggal orang-orang Islam di Mindanao.
Dampak dari peristiwa tersebut banyak tanah-tanah milik orang Islam di Mindanao
diduduki dan dimiliki secara paksa oleh pendatang katolik. Permasalahan tanah tersebut
menandai semakin memuncaknya konflik antara Muslim Moro dan Katolik Filipina,
akibat dari konflik tersebut melahirkan organisasi-organisasi dari kelompok Katolik
pendatang dan penduduk asli Muslim Moro di Mindanao.
Organisasi Islam Moro yang muncul di Filipina Selatan ada 3, yaitu : pertama:
MNLF (Moro National Liberation Front) adalah organisasi Islam yang bertujuan untuk
kemerdekaan diri (Self-Determination), kedua: MILF kelompok pecahan dari MNLF
yang memisahkan diri dari MNLF pada tahun 1977 akan tetapi secara resmi baru
didirikan pada tahun 1984, dan ketiga: kelompok Abu Sayaf didirkan pada tahun 1991.
Sebelum terbentuknya MNLF, MILF dan Abu Sayyaf, pada 1968 telah terbentuk gerakan
perjuangan bangsa Moro yaitu Muslim Independent Movement (MIM) yang didirikan
politisi muslim Utdog Matalam dan pada 1971 Moro Liberation Front (MLF).
Munculnya organisasi-organisasi perlawanan di wilayah Mindanao Filipina Selatan,
memiliki tujuan untuk membebaskan masyarakat Moro dari pemerintahan pusat Filipina.
Mereka disebut sebagai kaum “Separatis” dari pemberontakan Moro. Pemerintah Filipina
membentuk suatu perdamaian. Perjanjian perdamaian dilakukan antara pemerintah
Filipina dan masyarakat Muslim Moro yang diwakili oleh gerakan MNLF (Moro
National Liberation Front). Akan tetapi, dari perdamaian tersebut tidak sepenuhnya
ditaati atau berjalan sesuai dengan keinginan keduanya.
Konflik massa yang terus mendidih dikawasan selatan akhirnya memuncak menjadi
perang saudara setelah residen Ferdinan Marcos menyatakan diberlakukannya keadaan
darurat militer pada September 1972. Perjanjian perdamaian Tripoli yang ditandatangani
Misuari pada 1976 bukannya menuntut kemedekaan melainkan otonomi dikawasan
selatan yang muslim. Ketika pemerintahan Ramos menandatangani perjanjian dengan
MNLF di Jakarta pada September 1996, terbersit harapan cukup besar tercapainya
perdamaian.
Tujuan perjanjian tersebut sebagai implementasi “akhir” dari kesepakatan Tripoli
tahun 1976 yang dipertentangkan berlandaskan wilayah otonom di Mindanao. Titik
penekanan penelitian ini adalah konflik yang terjadi di Filipina Selatan telah lama terjadi
namun konflik tersebut semakin memanas ketika penjajah datang di Negara Filipina
terutama di Filipina Selatan. Kemudian pemerintah Filipina melanjutkan kebijakan yang
dilakukan oleh penjajah. Setelah itu, terjadilah konflik internal antara pemerintah Filipina
dengan Etnis masyarakat Muslim Moro yang ada di Filipina Selatan.
Pada akhirnya berdirilah gerakan-gerakan separatis yang ingin memisahkan diri,
karena dari pihak pemerintah Filipina melakukan penekanan-penekanan terhadap
masyarakat Muslim Moro. Sehingga melihat dari konflik tersebut, pemerintah Filipina
dengan masyarakat Muslim Moro yang diwakili oleh gerakan MNLF melakukan
negosiasi-negosiasi atau perundingan-perundingan guna untuk menyelesaikan konflik.
Tujuan dari penulisan ini untuk menemukan faktor-faktor terjadinya konflik dan usaha-
usaha perdamaian dalam penyelesaian konflik.

D. Tokoh-Tokoh Islam di Filipina


Tokoh-tokoh pejuang Islam di Filipina
 Prof. Dr. H. Nur Misuari
Nur Misuari atau Nurallaj Misuari merupakan pengasas Pergerakan Pembebasan
Mindanao yang merupakan kumpulan anti kerajaan Filipina secara kekerasan, Nur
Misuari dipenjara atas tuduhan melakukan pemberontakan pada 2006. Nur Misuari
ditahan di Pulau Jampiras, Sabah 24 November 2001 karena memasuki Malaysia tanpa
dokumenn perjalanan sah.
Kerajaan Filipina mendesak Malaysia menyerahkan Nur Misuari tetapi Malaysia terus
melindungi Nur Misuari, Nur Misuari pernah berlindung di Libya awal tahun 1980 an.
Nur Misuari merupakan bekas Gabenor Wilayah Autonomi Islam Mindanao (ARMM)
beliau berusia 65 tahun dan menjadi buruan Manila karena mengetahui pemberontakan
19 November 2001 sebelum melarikan diri.

 Abu Sayyaf
Kelompok Abu Sayyaf juga dikenal sebagai Al Harakat Al Islamiyah adalah sebuah
kelompok separatis yang terdiri dari teroris Musli yang berbasis di sekitar Kepulauan
Selatan Filipina, antara lain Jolo, Basilan, dan Mindanao. Khadaffi Janjalani dinamakan
sebagai pemimpin kelompok ini oleh Angkatan Bersenjata Filipina, dilaporkan bahwa
akhir-akhir ini mereka sedang memperluaskan jaringannya ke Malaysia dan Indonesia.
Kelompok ini bertanggung jawab terhadap aksi-aksi pemboman, pembunuhan,
penculikan, dan pemerasan dalam upaya mendirikan Negara Muslim di sebelah Barat
Mindanao dan Kepulauan Sulu serta menciptakan suasana yang kondusif bagi terciptanya
Negara besar yang Pan-Islami di Semenanjung Melayu (Indonesia dan Malaysia) di Asia
Tenggara. Nama kelompok ini adalah Bahasa arab untuk Pemegang Abu Pedang Sayyaf,
Abu Sayyaf adalah salah satu kelompok separatis terkecil dan kemungkinan paling
berbahaya di Mindanao, beberapa anggotanya pernah belajar atau bekerja di Arab Saudi
dan mengembangkan hubungan dengan mujahidin ketika bertempur dan berlatih di
Afganistan dan Pakistan.

E. Kegiatan Umat Islam di Filipina


Kehadiran Islam di Filipina, tak bisa dilepaskan begitu saja dari konteks penyebaran
risalah Muhammad Sallahu Alaihi Wassallam ini di kawasan Asia Tenggara. Sejarah
mencatat, Islam masuk di wilayah ini secara masif pada abad ke-13 M, menurut sejumlah
catatan sejarah. Di Filipina, Islam lalu menyebar menjadi kekuatan politik dengan
terbentuknya kesultanan-kesultanan Islam.
Syarif Abu Bakar, adalah sultan pertama Kesultanan Islam Sulu dan Syarif
Kabungsuwan di Mindanao yang dijadikan pemimpin komunitas di kawasan tersebut,
dalam masyarakat Moro masa kini, sultan masih memiliki pengaruh dan gengsi sosial
yang besar. Selama berabad-abad lamanya, Islam telah mendarahdaging bagi masyarakat
Muslim Filipina. Bukti kuat terikatnya Islam dan masyarakat Filipina itu adalah asimilasi
Islam dan budaya setempat di antaranya dalam pernikahan, khitan, makanan, cara
berpakaian, dan lainnya.
Dalam tradisi pernikahan, Muslim Filipina melangsungkan pernikahan seperti
masyarakat pada umumnya di Filipina. Pernikahan menjadi penyatuan dua keluarga dan
menjadi satu kesatuan sehingga masih terikat dengan strata sosial. Pria Moro misalnya
harus memilih wanita yang berasal dari status sama dengan keluarganya. Seringkali
pernikahan yang diatur terutama karena prestise dan keinginan orang tua agar anak-anak
mereka menikmati kehidupan sosial dan ekonomi yang lebih baik. Hadiah pengantin
untuk keluarga wanita adalah bagian penting dari sebuah pernikahan. Ini dimaksudkan
untuk memberi kompensasi kepada keluarga mempelai atas hilangnya anggota keluarga
mereka dan mengganti biaya perawatan dan pendidikan sebelum mempelai wanita
menikah.
Sedangkan pada tradisi khitan, asimilasi itu juga tampak kental Umat Islam di
Filipina biasanya menyelenggarakan upacara adat bagi pria yang beranjak dewasa.
Upacara ini disebut sebagai pag Islam. Khitan dilakukan sesuai dengan aturan Islam.
Biasanya khitan dilakukan oleh imam atau tokoh agama di wilayahnya dengan diiringi
doa dan shalawat. Namun kini, proses khitan dapat dilakukan dengan alat medis modern.
Sehingga memudahkan keluarga untuk mengkhitan anak mereka oleh dokter di rumah
sakit. Sedangkan doa bersama dapat dilakukan di rumah masing-masing. Setelah anak
laki-laki di khitan, berarti mereka sudah dianggap dewasa dan sudah memikul tanggung
jawab di keluarga dan komunitas Islam di lingkungannya tak hanya pag Islam.
Di Filipina juga mengenal upacara pag tammat, Pag Tammat merupakan upacara
yang dilakukan sebagai tanda anak laki-laki yang telah mengkhatamkan Alquran. Namun
upacara ini lambat laun menghilang dari kebiasaan Muslim Filipina. Ini karena banyak
orang tua yang mengirim anak-anaknya belajar agama di madrasah. Asimilasi Islam dan
budaya lokal juga tergambar jelas dalam tata busana masyarakat Muslim Filipina.
Pakaian tradisional yang paling menonjol adalah kain tenun yang besar dan berwarna-
warni yang melilit tubuh, salah satu cara umum wanita memakainya adalah sekitar
pinggang dengan lipatannya menutupi lengan kiri. Pria membungkusnya di pinggang
seperti rok.
Malong memiliki banyak kegunaan tergantung pada kebutuhan pemakainya dapat
digunakan sebagai tanjung, mantel, selimut atau paying. Wanita Maranao atau
Maguindanao mengenakan malong di atas blus yang disebut arbita. Mereka juga
memakai sorban yang disebut kombong yang terbuat dari kain muslin. Sorban putih
digunakan sebagai kombong ketika pemakainya telah pergi berhaji atau umrah, di Sulu,
Muslimnya mengenakan patadyong yang merupakan jenis malong. Busana ini lebih kecil
dan menyerupai sarung yang dikenakan di Indonesia dan Malaysia. Sawal atau kantyu
adalah celana longgar yang terbuat dari kain lembut dan dipakai pria dan wanita. Pria
mengenakan sawal dengan kaos polo, sementara wanita memakainya dengan sambra,
blus leher V tanpa kerah dengan lengan pendek, wanita juga memakainya dengan sablay,
blus lengan panjang yang mencapai pinggul.
Wanita Tausug juga mengenakan biyatawi yang merupakan blus dengan korset ketat
yang melebar di pinggang. Memiliki garis leher yang dalam biasanya berjalan dengan
liontin. Biyatawi yang bergaya memiliki kancing emas di lengan, leher, dan bukaan
depan. Penutup kepala tradisional bagi pria Maguindanao dan Maranao disebut sebagai
tobao. Sedangkan di Tausug disebut ppis. Penutup kepala ini merupakan kain dengan
desain geometris atau bunga atau kaligrafi Arab. Tutup kepala umum lainnya disebut
kopiya, yang mirip dengan songkok yang digunakan di Indonesia dan Malaysia. Pria yang
pergi ke Makkah memakai topi putih yang disebut kadi.

F. Tantangan yang dihadapi oleh Umat Islam di Filipina


Pada abad ke 13 para pedagang dan da’i muslim mengunjungi Sulu. Setelah itu
petualang-petualang muslim dari wilayah melayu menyusul dan mendirikan kesultanan di
Sulu dan Mindanao. Minoritas muslim di Filipina menghadapi masalah yang sama
dengan minoritas muslim di Muangthai. Masalah yang dihadapi muslim Filipina dan
muslim Muangthai adalah masalah kelompok minoritas yang harus hidup berdampingan
dengan non-Muslim dalam negara yang sama. Mereka berada dalam dilema bagaimana
melakukan rekonsiliasi antara keyakinan Islam fundamental mereka dengan perlunya
menjadi warga Negara yang baik (full citizenship) di negara-negara yang didominasi oleh
non-Muslim. Dari segi perjuangan masyarakat Moro dapat dibagi menjadi 3 periode :
pertama, Moro berperang penjajah Spanyol pada tahun 1521-1898 selama 377 tahun,
pada awal abad ke-16. Kedua, Moro berusaha membebaskan diri dari penjajah Amerika
selama 47 tahun yang dimulai pada tahun 1898-1946. Ketiga, Moro melawan pemerintah
Filipina pada tahun 1970-sekarang.
Kedatangan orang-orang Spanyol di Filipina pada abad 16 bertujuan untuk
mendirikan daerah jajahan dan memasukkan penduduknya keagama kristen, terutama
pada orang-orang pribumi yang berada di Filipina. Ketika orang-orang Spanyol berhasil
memasukkan orang-orang pribumi ke dalam agamanya, kaum pribumi dijadikan sekutu
sebagai prajurit atau pelempar tombak dalam pertempuran untuk menyerang
perkampungan-perkampungan dan benteng-benteng Islam. Sejarah peperangan yang
panjang antara orang-orang Spanyol dan Islam dinamakan Perang Moro. Akibat dari
Perang Moro terjadi ketegangan dan konflik antara orang-orang Kristen dan Islam
Filipina. Spanyol melancarkan serangan terhadap umat Islam Filipina yang mereka sebut
dengan “Moro” dengan pertimbangan persaingan dan pertentangan agama dan politik
(Barangay).
Usaha ini dilakukan dengan berbagai cara; kekerasan, bujukan, maupun cara-cara
halus, seperti memberikan hadiah dan posisi sosial agar orang Islam bersedia memeluk
Kristen. Namun, tidak seluruh muslim Filipina dapat dikristenkan khususnya umat Islam
Sulu, Mindanao dan sekitarnya. Mereka tidak saja menolak untuk diKristenkan, tetapi
memberikan perlawanan yang tidak kenal menyerah. Akibatnya, terjadilah peperangan
yang abadi antara kolonial Spanyol kemudian colonial Amerika Serikat dan penguasa
Filipina merdeka dan bangsa Moro. Amerika datang ke Mindanao dengan menampilkan
diri mereka sebagai seorang sahabat baik dan dapat dipercaya. Hal ini dibuktikan dengan
ditandatanganinya Traktat Bates (20 Agustus 1989) yang menjanjikan kebebasan
beragama, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan mendapat pendidikan bagi
Bangsa Moro.
Namun traktat tersebut hanya taktik mengambil hati orang-orang Islam agar tidak
memberontak, karena pada saat yang sama Amerika tengah disibukkan dengan
pemberontakan kaum revolusioner Filipina Utara. Selama periode 1898-1902 AS telah
membebaskan tanah serta hutan di wilayah Moro untuk keperluan ekspansi para kapitalis.
Bahkan periode 1903-1913 AS memerangi berbagai kelompok perlawanan bangsa Moro.
Namun Amerika memandang peperangan tidak cukup efektif meredam perlawanan
Bangsa Moro, Amerika akhirnya menerapkan strategi penjajahan melalui kebijakan
pendidikan dan bujukan. Kebijakan pendidikan yang memberi kebebasan bersekolah bagi
muslim Moro dan bujukan kepada para Datu yang diterapkan Amerika terbukti
merupakan strategi yang sangat efektif dalam meredam perlawanan bangsa Moro.
Sebagai hasilnya, kohesitas politik dan kesatuan diantara masyarakat muslim mulai
berantakan dan basis budaya diserang oleh norma-norma barat.

G. Peristiwa-Peristiwa Penting yang Berdampak Pada Umat Islam di Filipina


Berbagai kekerasan antara Islam dengan Kristen dan militer pemerintah terus terjadi
kekerasan yang terjadi pada tahun 1968 adalah kekerasan antar masyarakat Kristen
dengan Muslim Moro yang terjadi di Filipina selatan. Kekerasan itu antara lain insiden
UPI, peristiwa Barrio, insiden buldon dan pemberontakan Marawi dimana keseluruhan
peristiwa itu terjadi di Cotabato, Filipina Selatan. Kekerasan ini memicu terjadinya
perang antara MNLF (Moro National Liberation Front)5 dengan pemerintah pada tahun
1972 M. kekerasan yang melanggar Hak Asasi Manusia ini dilatarbelakangi oleh sebuah
kejadian yang penting yaitu tragedi Jabidah.
Tragedi Jabidah adalah aksi kekerasan yang dilakukan oleh pasukan yang dibentuk
pemerintah Ferdinand Marcos dan dinamakan Operasi Merdeka. Pasukan tersebut
membunuh puluhan sukarelawan Muslim Moro beretnis Tausug dan Samal dari

5
MNLF adalah singkatan dari Moro National Liberation Front atau front pembebasan nasional
Moro. MNLF adalah organisasi Muslim Filipina yang amat menonjol perjuangannya dalam
membela kepentingan minoritas Muslim Moro di Filipina. MNLF dibentuk oleh tiga orang
keturunan Moro bernama Nur Misuari yang berasal dari kepulauan Sulu, Hashim Salamat dari
Cotabato dan Abdul Khair Alonto dari Lanao. Gerakan MNLF muncul akibat rasa
ketidaknyamanan komunitas Muslim Moro terhadap kolonialisme dan pemusnahan kebudayaan
Islam. Moro secara berangsur-angsur serta tindakan kriminal yang sering dilakukan pemerintahan
pusat sehingga membuat komunitas Muslim Moro menjadi komunitas yang terasing di
kebudayaan lingkungan mereka.
kepulauan Sulu tanpa alasan yang jelas. Peristiwa ini terjadi di sebuah kamp militer
Filipina di pulau Corregidor6. Semua peristiwa tersebut terjadi dikarenakan terjadi ambisi
kelompok non-muslim yang ingin menghilangkan masyarakat Muslim di Filipina dan
ambisi pemerintah Filipina untuk mengintegrasikan tanah Moro (Filipina selatan)
kedalam wilayah Filipina. Masyarakat Minoritas Muslim Moro memasuki babak baru
dengan dibentuknya Front perlawanan yang terorganisir dan maju, seperti:
 MIM (Muslim Independent Movement) dipimpin oleh Dato Ubtadog Matalam.
 MNLF (Moro National Liberation Front) dipimpin oleh Nurulhaj Misuari yang
ber ideologikan nasionalis.
 MILF (Moro Islamic Liberation Front) yang dipimpin Salamat Hashim, seorang
Ulama Pejuang yang ber-Ideologikan Islam dan bercita-cita mendirikan Negara
Islam di Filipina Selatan.
 MNLF-reformis pimpinan Dimas Pundato pada tahun 1981.
Pembentukan Muslim Independent Movement (NIM) pada 1968 dan Moro National
Liberation Front (MNLF) pada 1971 tidak bisa dilepaskan dari sikap politik Marcos.
Usaha Muslim Moro dalam memperjuangkan Islam begitu tangguh, berbagai tekanan
diperoleh Minoritas Muslim Moro dari kelompok-kelompok Kristen7. Moro Islamic
liberation front (MILF) secara resmi didirikan tahun 1984, berawal dari sebuah kelompok
yang dipimpin oleh Anggota komite sentral yaitu salamat hasyim yang keluar dari MNLF
tak lama setelah setelah gagalnya perjanjian Tripoli pada tahun 1977.
MILF mulanya disebut MNLF-New, kemudian tahun 1984 secara formal berganti
menjadi MILF. Moeflich hasbullah menerangkan bahwa MILF lebih menekankan pada
persoalan-persoalan Islam, dan kebanyakan pemimpinnya adalah para sarjana Islam yang
berlatar belakang Agama dan Aristokrat Tradisional. MILF mengakui memiliki 120.000
orang para pejuang bersenjata dan tak bersenjata serta jumlah besar simpatisan

6
Pulau Corregidor adalah pulau yang terletak di Filipina, sebelah barat daya Kota Manila.
Bentuk pulau ini unik karena mirip anak katak atau berudu dengan ekornya yang lancip. Pulau ini
terletak di sebelah barat pesisir teluk manila. Sejak masa pemerintahan Spanyol di Filipina, pulau
Corregidor adalah gerbang pertahanan dan pemeriksaan bea cukai. Pulau ini terkenal karena
menjadi saksi sejarah perang dunia kedua antara amerika serikat melawan kolonial jepang. Saat
ini, pulau Corregidor adalah salah satu tujuan wisata alam yang menyenangkan di Filipina.
7
Nissa budiarti, Muslim Moro Filipina Tragedi Jabidah Di Corregidor 1968, (skripsi) program
studi Arab depok, 2009, hlm. 5-6
kebanyakan anggotanya berasal dari Manguindanao dan kelompok entis Iranun, serta
sebagian kecil dari etnis Maranao.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebangkitan Islam terus digaungkan oleh dua kelompok yang sama-sama


mengatasnamakan umat Islam Filipina. Kelompok pertama berpandangan radikal,
dipegang oleh para anggota Moro National Liberation Front (MNLF) yang merupakan
minoritas di kalangan penduduk muslim. Kelompok kedua berpandangan moderat,
dipegang oleh warga Muslim yang ingin memprakarsai berbagai perubahan dalam
masyarakat yang lebih luas. Kelompok moderat yang didukung oleh mayoritas penduduk
berusaha mempertahankan diri sebagai masyarakat Muslim. Mereka mau masuk ke dalam
sistem politik Filipina demi mencapai tujuan-tujuan mereka, dengan menggunakan semua
cara-cara legal dan konstitusional yang ada, termasuk penyebarluasan ide-ide pemikiran,
mengorganisir kelompok-kelompok penekan dan berpartisipasi dalam usaha-usaha
pemerintah untuk menemukan suatu penyelesaian yang damai adil terhadap Moro. Moro
National Liberation Front (MNLF) menggunakan dua strategi yakni menarik perhatian
internasional, khususnya negara-negara Islam tentang nasib mereka yang tertindas;
menjalankan perang gerilya untuk melemahkan Pemerintah Filipina.
Islam merupakan agama terbesar kedua di Filipina dengan pengikut 5.27.084 pada
2010 menurut Kantor Statistik Nasional (NSO) dalam kurun waktu 10 tahun, meningkat
hampir sepertiga atau 32.7% dari 3.862.409 pada tahun 2000 dan meningkat kembali
menjadi 6.064.744 pada tahun 2015 menurut otoritas statistic Filipina. Filipina adalah
sebuah negara Republik dengan luas wilayah 114.830 mil dengan jumlah penduduk
49.139.350 jiwa. Dilihat dari luas wilayahnya, maka Filipina tidaklah termasuk Negara
padat penduduk. Mayoritas penduduknya beragama Katolik yaitu, 85,8% dari
keseluruhan jumlah penduduk.
Organisasi Islam Moro yang muncul di Filipina Selatan ada 3, yaitu : pertama:
MNLF (Moro National Liberation Front) adalah organisasi Islam yang bertujuan untuk
kemerdekaan diri (Self-Determination), kedua: MILF kelompok pecahan dari MNLF
yang memisahkan diri dari MNLF pada tahun 1977 akan tetapi secara resmi baru
didirikan pada tahun 1984, dan ketiga: kelompok Abu Sayaf didirkan pada tahun 1991.
Sebelum terbentuknya MNLF, MILF dan Abu Sayyaf, pada 1968 telah terbentuk gerakan
perjuangan bangsa Moro yaitu Muslim Independent Movement (MIM) yang didirikan
politisi muslim Utdog Matalam dan pada 1971 Moro Liberation Front (MLF).
Tokoh-tokoh pejuang Islam di Filipina antara lain yaitu yang pertama Prof. Dr. H. Nur
Misuari Nur Misuari atau Nurallaj Misuari merupakan pengasas Pergerakan Pembebasan
Mindanao yang merupakan kumpulan anti kerajaan Filipina secara kekerasan, Nur
Misuari dipenjara atas tuduhan melakukan pemberontakan pada 2006. Nur Misuari
ditahan di Pulau Jampiras, Sabah 24 November 2001 karena memasuki Malaysia tanpa
dokumenn perjalanan sah.
Yang kedua Abu Sayyaf Kelompok Abu Sayyaf juga dikenal sebagai Al Harakat Al
Islamiyah adalah sebuah kelompok separatis yang terdiri dari teroris Musli yang berbasis
di sekitar Kepulauan Selatan Filipina, antara lain Jolo, Basilan, dan Mindanao. Khadaffi
Janjalani dinamakan sebagai pemimpin kelompok ini oleh Angkatan Bersenjata Filipina,
dilaporkan bahwa akhir-akhir ini mereka sedang memperluaskan jaringannya ke Malaysia
dan Indonesia. Kelompok ini bertanggung jawab terhadap aksi-aksi pemboman,
pembunuhan, penculikan, dan pemerasan dalam upaya mendirikan Negara Muslim di
sebelah Barat Mindanao dan Kepulauan Sulu serta menciptakan suasana yang kondusif
bagi terciptanya Negara besar yang Pan-Islami di Semenanjung Melayu (Indonesia dan
Malaysia) di Asia Tenggara.
Kehadiran Islam di Filipina, tak bisa dilepaskan begitu saja dari konteks penyebaran
risalah Muhammad Sallahu Alaihi Wassallam ini di kawasan Asia Tenggara. Sejarah
mencatat, Islam masuk di wilayah ini secara masif pada abad ke-13 M, menurut sejumlah
catatan sejarah. Di Filipina, Islam lalu menyebar menjadi kekuatan politik dengan
terbentuknya kesultanan-kesultanan Islam. Syarif Abu Bakar, adalah sultan pertama
Kesultanan Islam Sulu dan Syarif Kabungsuwan di Mindanao yang dijadikan pemimpin
komunitas di kawasan tersebut, dalam masyarakat Moro masa kini, sultan masih memiliki
pengaruh dan gengsi sosial yang besar. Selama berabad-abad lamanya, Islam telah
mendarahdaging bagi masyarakat Muslim Filipina. Bukti kuat terikatnya Islam dan
masyarakat Filipina itu adalah asimilasi Islam dan budaya setempat di antaranya dalam
pernikahan, khitan, makanan, cara berpakaian, dan lainnya.
Pada abad ke 13 para pedagang dan da’i muslim mengunjungi Sulu. Setelah itu
petualang-petualang muslim dari wilayah melayu menyusul dan mendirikan kesultanan di
Sulu dan Mindanao. Minoritas muslim di Filipina menghadapi masalah yang sama
dengan minoritas muslim di Muangthai. Masalah yang dihadapi muslim Filipina dan
muslim Muangthai adalah masalah kelompok minoritas yang harus hidup berdampingan
dengan non-Muslim dalam negara yang sama. Mereka berada dalam dilema bagaimana
melakukan rekonsiliasi antara keyakinan Islam fundamental mereka dengan perlunya
menjadi warga Negara yang baik (full citizenship) di negara-negara yang didominasi oleh
non-Muslim.
Tragedi Jabidah adalah aksi kekerasan yang dilakukan oleh pasukan yang dibentuk
pemerintah Ferdinand Marcos dan dinamakan Operasi Merdeka. Pasukan tersebut
membunuh puluhan sukarelawan Muslim Moro beretnis Tausug dan Samal dari
kepulauan Sulu tanpa alasan yang jelas. Peristiwa ini terjadi di sebuah kamp militer
Filipina di pulau Corregidor. Semua peristiwa tersebut terjadi dikarenakan terjadi ambisi
kelompok non-muslim yang ingin menghilangkan masyarakat Muslim di Filipina dan
ambisi pemerintah Filipina untuk mengintegrasikan tanah Moro (Filipina selatan)
kedalam wilayah Filipina. Masyarakat Minoritas Muslim Moro memasuki babak baru
dengan dibentuknya Front perlawanan yang terorganisir dan maju, seperti:
 MIM (Muslim Independent Movement) dipimpin oleh Dato Ubtadog Matalam.
 MNLF (Moro National Liberation Front) dipimpin oleh Nurulhaj Misuari yang
ber ideologikan nasionalis.
 MILF (Moro Islamic Liberation Front) yang dipimpin Salamat Hashim, seorang
Ulama Pejuang yang ber-Ideologikan Islam dan bercita-cita mendirikan Negara
Islam di Filipina Selatan.
 MNLF-reformis pimpinan Dimas Pundato pada tahun 1981.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas
kritikan dan saran yang bersifat membangun, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
untuk kita semua dan khususnya bagi kami sebagai penulis.
Daftar Pustaka

Kettani M Ali, Minoritas Muslim di dewasa ini, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005

https://www.republika.co.id/berita/pgf3vd320/islam-dan-budaya-melekat-di-filipina

Dr. Hamid A. Rabie, Islam Sebagai Kekuatan International, CV. Rosda Bandung 1985

https://www.academia.edu/9493577/Islam_Kawasan_Islam_di_Filipina_Revisi_

Hamka, Sejarah Umat Islam, Pustaka Hidayah, 2001


MINORITAS MUSLIM DI NEGARA UKRAINA

Ghina Shafiyyah – A92219089

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

ghinashafiyyah03@gmail.com

Abstrak

Ukraina terletak di benua Eropa, Ukraina adalah negara pecahan Uni Soviet yang merdeka
pada 1991. Sebagai bekas negara Uni Soviet, luas negara Ukraina adalah yang terbesar kedua di
Eropa setelah Rusia. Posisinya terjepit antara blok barat dan blok timur. Kehidupan di Ukraina
secara politik terbagi menjadi dua kubu, bagian timur dan selatan yang mayoritas berbahasa Rusia,
serta wilayah barat yang berbahasa Ukraina. populasi etnis Ukraina di negara itu turun dari 77
persen pada 1959 menjadi 73 persen tahun 1991. Akan tetapi, setelah merdeka dari Uni Soviet,
jumlah etnis Ukraina berubah menjadi lebih dari tiga perempat populasi. Etnis Rusia menjadi
minoritas di sana bersama etnis Belarus, Moldova, Bulgaria, Polandia, Hongaria, Romania, Roma
(Gipsi), dan lain-lain. Sementara itu, bangsa Tatar Crimea yang secara paksa dideportasi ke
Uzbekistan dan republik Asia Tengah lainnya mulai kembali ke Crimea pada 1989, dan sejak awal
abad ke-21 menjadi salah satu kelompok minoritas non-Rusia terbesar di Ukraina.

Kata Kunci: Islam, Ukraina

Sejarah masuknya Islam di Ukraina

Sejarah islam di ukraina memiliki akar yang sangat dalam, penduduk setempat pertama kali
mendengar tentang Islam memlaului kunjungan bisnis oleh para pedagang tanah Arab dan negara-
negara timur di Ukraina selatan. Seiring berjalannya waktu, kedua negara mulai menjalani
hubungan perdagangan dan hubungan diplomatik yang erat. Menurut sejarah resmi, pemukiman
muslim pertama dikota kiev telah ada sejak abad ke 18.
Sampai tahun 1917 perkembangan Islam di Ukraina cukup stabil, namun dengan bangkitnya
rezim Soviet (1922-1991) Di Ukraina terjadi kesulitan yang luar biasa bagi penyelenggaraan
ibadah umum meskipun umat Islam Ukraina tetap menjalankan ibadah dan mempertahankan
agama yang diwarisinya. Dari generasi ke generasi dari para pendahulu mereka serta melestarikan
semua warisan Islam nya.

Perubahan dramatis terjadi pada awal 1990-an di komunitas Muslim Ukraina. Dikaitkan
dengan awal Transformasi demokrasi di Uni Soviet, disertai dengan perubahan mendasar terkait
dengan pengakuan negara terhadap hak hak sipil. Umat Islam dapat secara terbuka ber diskusi dan
melaksanakan nasehat Islam sepenuhnya dengan bebas. Ketika Ukraina merdeka, peluang untuk
membentuk lembaga pusat komunitas Muslim terbuka lebar untuk merancang koordinasi anggota
dalam proses kebangkitan kehidupan Islam di negara itu.

Pada 9 September 1992 dewan agama di bawah kabinet kementerian Ukraina menerima
pendaftaran badan urusan agama Islam Ukraina (DUMA) Yang menyatukan seluruh komunitas
Muslim di Ukraina. Pemimpin DUMA Yang mengorganisir antara komunitas Muslim Ukraina
dan luar negeri di bawah pemimpin Tamin Achmed Muhammed Mutach.

Tujuan utama DUMA adalah memberikan dukungan dan bimbingan terhadap kondisi yang
memungkinkan umat untuk mengamalkan syariat sesuai dengan nasehat Al-Quran dan sunnah.
Salah satu penekanan dari upaya DUMA adalah untuk memperkuat ikatan diantara muslim
Ukraina dari berbagai negara berdasarkan Pemahaman agama yang jelas tentang kesalahpahaman,
termasuk gerakan ekstrimis dan gerakan negatif lainnya.

DUMA berupaya untuk menyebarkan nasehat nasehat Islam yang efektif melawan ideologi
ekstremis yang saat ini sedang disematkan pada Islam oleh sebagian orang. DUMA adalah anggota
tetap dewan agama dan tempat ibadah seluruh Ukraina. DUMA berpartisipasi dalam berbagai
konferensi Simposium termasuk berpartisipasi dalam pembentukan diskusi lintas agama1.

1
Yakubovych, Mykhaylo, Islam dan muslim di ukrainan kontemporer: latar belakang umum, gambar berbeda.
Agama negara dan Masyarakat, 2010. H 291-304
Populasi Muslim di Ukraina

Berdasarkan agama, populasi Ukraina didominasi oleh Kristen Ortodoks. Orang Islam di
Ukraina berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan jumlah penduduknya. Kebanyakan mereka adalah
kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea.

Di Kota Kiev sendiri ada sekitar 50.000 warga muslim termasuk dari mereka merupakan
warga yang berasal dari luar negara. Mereka memiliki Masjid Ar-Rahma yang berada di jantung
kota. Masjid ini didirikan sebagai simbol persaudaraan dan perdamaian 2.

Tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh di Ukraina

1. Said Ismagilov
Sheikh Said Ismagilov merupakan salah satu pemimpin Muslim Ukraina yang lahir pada 9 Agustus
1978. Ia memulai karier di bidang keagamaannya sejak 2002, saat menjadi imam sebuah
komunitas Muslim di Donetsk bernama ‘Duslyk’. Mengutip World Bulletin, Said selalu
memberikan pesan damai kepada para Muslim di Ukraina. Ia kerap mengatakan bahwa umat
Muslim di negaranya tidak pernah merasakan hal-hal negatif seperti pembantaian dan sangat
diberikan kebebasan untuk menjalankan aktivitas keagamaan.

2. Mustafa Dzhemilev
Dzhemilev merupakan tokoh muslim terkenal yang lahir di Krimea. Ia juga aktif sebagai Wakil
Rakyat Ukraina sejak 1998. Pada 2014, Mustafa didapuk menjadi Komisaris Presiden Ukraina
untuk urusan rakyat Tatar Krimea hingga 2019.

Melansir Ukrinform, banyak pihak yang menginginkan Mustafa untuk dianugerahi Nobel
Perdamaian. Salah satunya adalah Wakil Marsekal Sejm Publik Polandia, Malgorzata Gosiewska.
Wanita 55 tahun itu mengatakan bahwa sudah banyak organisasi di Polandia yang bekerja sama
dengan Tatar Krimea sejak lama.

Mustafa banyak berjuang untuk orang-orang yang diasingkan. Ia memperjuangkan hal tersebut
tanpa kekerasan dan teror. Bahkan, Mustafa sudah berulang kali mendapat penganiayaan dan
dijebloskan ke dalam penjara.

2
https://internasional.kontan.co.id/news/dampak-invasi-rusia-terhadap-umat-islam-ukraina-pada-bulan-ramadan
3. Rinat Akhmetov

Rinat Akhmetov adalah seorang pengusaha kaya dan terkenal asal Ukraina yang turut menengahi
pertikaian di Ukraina Timur. Dia tidak ingin Ukraina hancur hanya karena adanya perbedaan
pandangan politik. Pada Februari 2022, miliarder Muslim tersebut akan membuka pusat investasi
di London, Inggris, di tengah krisis Rusia dan Ukraina. Rinat memiliki kekayaan sebesar USD7,1
miliar atau setara dengan Rp101,5 triliun. Rupanya, para pengusaha kaya di Ukraina, termasuk
Rinat telah melarikan diri sebelum perang Rusia-Ukraina pecah3.

Tantangan umat muslim di Ukraina

Masjid adalah tempat ibadah yang umumnya mudah ditemui di negara-negara Muslim
seperti halnya Indonesia. Namun, lain halnya dengan Muslim di Ukraina, mereka kekurangan
tempat ibadah untuk bisa dengan nyaman dan mudah menjalankan ibadahnya. Seorang mufti
Ukraina dari Administrasi Keagamaan Muslim, Said Ismagilov, mengatakan dalam sebuah
wawancara ekslusif dengan kantor berita Turki Anadolu Agency, Muslim di Ukraina sangat
kesulitan mendapatkan tanah untuk membangun masjid. Ia mengatakan, kurangnya tempat ibadah
tersebut terutama tampak di luar kota-kota besar. Bukan hanya terkait masjid, umat Muslim di
sana juga kesulitan untuk mendapatkan makanan halal.

"Muslim di kota-kota kecil dengan komunitas yang lebih kecil menghadapi lebih banyak
masalah karena mereka bahkan tidak memiliki tempat ibadah atau akses ke makanan halal," kata
Ismagilov, dilansir di Anadolu Agency. Selain itu, ulama Muslim tersebut mengatakan tidak ada
cukup pemakaman bagi Muslim di Ukraina. Di samping itu, wanita Muslim di sana juga harus
melepas jilbab saat hendak diambil foto untuk paspor mereka. Atas dasar inilah, Ismagilov
menyerukan organisasi Muslim internasional untuk memberikan dukungan dalam pembangunan
masjid dan pusat-pusat Islam di negara itu. Ia mengatakan, dukungan tersebut akan menjadi hal
yang penting bagi masa depan Islam di Ukraina 4.

3
https://news.okezone.com/read/2022/03/02/18/2555335/3-tokoh-muslim-asal-ukraina
4
https://www.republika.co.id/berita/p9usqz366/muslim-ukraina-di-tengah-tantangan-sebagai-minoritas
Kesimpulan

Sejarah islam di ukraina memiliki akar yang sangat dalam, penduduk setempat pertama kali
mendengar tentang Islam memlaului kunjungan bisnis oleh para pedagang tanah Arab dan negara-
negara timur di Ukraina selatan. Seiring berjalannya waktu, kedua negara mulai menjalani
hubungan perdagangan dan hubungan diplomatik yang erat. Menurut sejarah resmi, pemukiman
muslim pertama dikota kiev telah ada sejak abad ke 18. Berdasarkan agama, populasi Ukraina
didominasi oleh Kristen Ortodoks. Orang Islam di Ukraina berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan
jumlah penduduknya. Kebanyakan mereka adalah kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung
Krimea. Di Kota Kiev sendiri ada sekitar 50.000 warga muslim termasuk dari mereka merupakan
warga yang berasal dari luar negara.

Tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh di Ukraina: 1) Said Ismagilov, 2) Mustafa Dzhemilev,


3) Rinat Akhmetov. Tantangan umat muslim di Ukraina: Muslim di Ukraina, mereka kekurangan
tempat ibadah untuk bisa dengan nyaman dan mudah menjalankan ibadahnya, Muslim di kota-
kota kecil dengan komunitas yang lebih kecil menghadapi lebih banyak masalah karena mereka
bahkan tidak memiliki tempat ibadah atau akses ke makanan halal, wanita Muslim di sana juga
harus melepas jilbab saat hendak diambil foto untuk paspor mereka.

Daftar Pustaka:

Yakubovych, Mykhaylo, Islam dan muslim di ukrainan kontemporer: latar belakang umum,
gambar berbeda. Agama negara dan Masyarakat, 2010. H 291-304
https://internasional.kontan.co.id/news/dampak-invasi-rusia-terhadap-umat-islam-ukraina-pada-
bulan-ramadan
https://news.okezone.com/read/2022/03/02/18/2555335/3-tokoh-muslim-asal-ukraina
https://www.republika.co.id/berita/p9usqz366/muslim-ukraina-di-tengah-tantangan-sebagai-
minoritas
MINORITAS MUSLIM AMERIKA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Minoritas Muslim di Negara Non-Muslim

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M.A.

Disusun oleh:

Ayu Rena Fitriana (A02219009)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak ada catatan yang pasti tentang masuknya Islam ke Amerika Serikat ini,
banyak para sejarawan yang berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Islam
masuk ke Amerika Serikat sekitar abad ke 16, dan Estevanico dari Azamor
merupakan muslim pertama di Amerika. Sebagaian sejarawan juga berpendapat
bahwa para pelaut Muslim merupakan orang pertama yang menyebrangi Samudra
Atlantik tiba di daratan Amerika. Pendapat lain juga mengatakan bahwa setelah
hancurnya kekuasaan Islam di Spanyol, orang-orang Islam yang dipaksa keluar dari
Spanyol berhasil mendarat ke Amerika. Ada juga yang mengatakan Agama Islam
masuk ke Amrika terjadi dalam 5 gelombang. Gelombang pertama, terjadi tahun
1875-1912. Gelombang kedua, terjadi diakhir perang dunia l, setelah kekhalifahan
Turki Usmani runtuh. Gelombang ketiga, terjadi pada tahun 1930-1938. Gelombang
keempat, terjadi pada tahun 1947-1960. Dan Gelombang kelima, terjadi pada tahun
1967 sampai sekarang.
Pada tahun 1973, jumlah umat Islam mencapai 500.000.000, lalu 20 tahun
kemudian mencapai 1,5 miliar. Walaupun mayoritas penduduknya menganut agama
Kristen, Islam tetap eksis di Amerika. Namun setelah terjadinya peristiwa 11
September 2001 umat Islam menjadi sorotan perhatian dengan kecurigaan, sinisme,
kebencian, bahkan permusuhan. Perkembangan Islam di Amerika tidak bisa terlepas
dari organisasi-organisasinya. Diantara organisasi terebut seperti The Council on
American-Islamic Relations (CAIR), The Federation of Islamic Medical Associations
(FIMA), Muslim Students Association (MSA), dan Islamic Society of North America
(ISNA).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam ke Amerika ?
2. Bagaimana Perkembangan Islam di Amerika ?
3. Apa saja Lembaga-lembaga Islam di Amerika ?
4. Siapa Tokoh-tokoh yang Berjasa Menyebarkan Agama Islam ?
5. Bagaimana Tantangan Muslim di Amerika ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Masuknya Islam ke Amerika.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Perkembangan Islam di Amerika.
3. Untuk Mengetahui Apa saja Lembaga-lembaga Islam di Amerika.
4. Untuk Mengetahui Siapa Tokoh-tokoh yang Berjasa Menyebarkan Agama Islam.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Tantangan Muslim di Amerika.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Muslim Amerika


Tidak ada catatan yang pasti tentang masuknya Islam ke Amerika Serikat ini,
banyak para sejarawan yang berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Islam
masuk ke Amerika Serikat sekitar abad ke 16, dan Estevanico dari Azamor
merupakan muslim pertama di Amerika. Sebagaian sejarawan juga berpendapat
bahwa para pelaut Muslim merupakan orang pertama yang menyebrangi Samudra
Atlantik tiba di daratan Amerika. Oleh karena itu, sebagian para akademisi
berpendapat bahwa sekitar 2 abad sebelum pelayaran Christopher Columbus pada
tahun 1492, orang-orang Islam telah melakukan pelayaran dari Spanyol dam
sebagaian pesisir Barat Laut Afrika ke Amerika. Dan Christopher Columbus juga
dibimbing oleh para navigator Muslim sehingga bisa mendarat di benua Amerika.
Pendapat lain juga mengatakan, bahwa umat Islam datang ke Amerika setelah
pusat kekuasaannya di Spanyol jatuh ke tangan Raja Ferdinand dari Aragon, dan
Ratu Isabellah dari Seville. Pada tahun 1474, pasangan suami Istri yang bernama Raja
Ferdinan dan Aragon dan Ratu Isabellah dari Seville berhasil menyatukan dua
kerajaan Kristen yang terpisah. Kemudian mereka berhasil merampas wilayah
kekuasaan Islam di Granada pada tahun 1492. Akhir abad ke 15, orang-orang Muslim
liberia dipaksa untuk memilih salah satu pilihan. Pilihan tersebut seperti pindah
agama, imigrasi atau hukuman mati. Lalu orang-orang Muslim memilih pergi dan
mereka berhasil menuju kepulauan Karibia. Dan bahkan mereka juga berhasil
mencapai bagian selatan Amerika.
Pada abad ke 16-18 banyak budak-budak yang datang untuk dipekerjakan di
perkebunan tebu di Karibia. Budak-budak tersebut banyak yang berasal dari Afrika,
khususnya wilayah Sinegal, Guinea, Gambia, dan Mauritania, dan mereka menganut
agama Islam. Namun, informasi tentang mereka hanya sedikit. Setelah penghapusan
perbudakan dan terjadi kontak antara dunia Islam dan Amerika, Islam di negara
tersebut memasuki babak baru. Akhir abad ke 19, sejarah tentang kedatangan imigran
Muslim terdokumentasi dan eksistensi umat Islam sudah mulai nampak dan terus
mengalami perkembangan. Pada umumnya, para sejarawan sepakat tentang
kedatangan para imigran Muslim ini. Mereka juga mengatakan kedatangan imigran
Muslim ini terjadi sekurang-kurang nya terjadi dalam 5 gelombang.
Gelombang pertama, terjadi tahun 1875-1912. Yang berimigrasi pada
gelombang ini umumnya para pemuda desa yang tidak terpelajar dan tidak
berketrampilan. Mereka berasal dari negara Syiria, Yordania, Palestina dan Lebanon
yang ketika itu masih berada dibawah turki Utsmani. Tujuan mereka berimigrasi
karena faktor ekonomi, dan berharap memperoleh perubahan ekonominya di Amerika
Serikat. Tetapi karena pendidikan dan bahasa inggris nya kurang menguasai, akhirnya
mereka hanya bekerja di pabrik minuman dan toko-toko. Mereka tinggal di dekat
pusat industri dan kesulitan juga dalam beritegrasi dengan masyarakat Amerika,
sehingga mereka membuat ikatan yang cendrung ekslusif dengan saudara Muslimnya.
Gelombang kedua, terjadi diakhir perang dunia l, setelah kekhalifahan Turki
Usmani runtuh. Hal ini juga bertepatan dengan pemerintahan kolonial Barat di timur
tengah. Banyak orang yang datang ke Amerika Serikat, mereka datang dengan
mengikuti kerabat sesama Muslim nya yang telah ber imigrasi ke Amerika Serikat.
Undang-undang imigrasi Amerika Serikat yang ditetapkan tahun 1921 dan 1924
mengatur sistem kuota bagi bangsa-bangsa tertenth, sehingga sangat mengurangi
jumlah Muslim yang diperbolehkan memasuki negara tersebut. Selanjutnya
Gelombang ketiga, terjadi pada tahun 1930-1938. Di tahun tersebut terjadi kebijakan
imigrasi. Amerika Serikat memberikan prioritas kepada mereka yang keluargannya
terlebih dahulu menetap di Amerika.
Gelombang keempat, terjadi pada tahun 1947-1960, pada tahun itu terjadi
peningkatan jumlah imigran. Undang-undang kewarganegaraan tahun 1957,
memberikan kuota imigran setiap tahun untuk setiap negara. Kebanyakan imigran
yang boleh masuk ke negara tersebut berasal dari Eropa. Namun imigran Muslim
terus berdatangan, bukan hanya dari Timur Tengah, namun juga berasal dari seluruh
dunia seperti India, Pakistan, Eropa Timur dan Uni Soviet. Mereka yang datang
sebagian besar menetap di Chicago dan New York.
Gelombang kelima, terjadi pada tahun 1967 sampai sekarang. Mereka yang
datang ke Amerika selain karena faktor ekonomis namun juga faktor politis. Mereka
kebanyakan pada umumnya orang terpelajar dan profesional sehingga mereka
memperoleh pekerjaan yang layak. Selain itu ada beberapa intelektual Muslim yang
hijrah ke Amerika seperti Fazlur Rahma dari Pakistan, dia menjadi guru besar di
Universitas Chicago. Ada juga Sayyed Husein Nasr dari Iran, dia menjadi guru besar
di Universitas George Washington. Dan Ismail Al-faruqi dari Pakistan, dia menjadi
guru besar di Universitas Hardvard. Selanjutnya gelombang terakhir, pada tahun 1965
Presiden Lyndon Johnson menandatangani undang-undang imigrasi yang
membatalkan kuota berdasarkan keberagaman suku bangsa penduduk Amerika.
Untuk pertama kalinya sejak abad ke 20, hak untuk memasuki Amerika tidam
tergantung pada asal usul suku bangsanya.
Pada tahun 1967 terjadi hal besar, kekalahan pasukan Arab di tangan Israel
menyebabkan perpindahan besar-besaran orang Palestina ke Barat. Resolusi Islam
Iran dan Ayatullah Khomeni naik ke tampuk kekuasaan memaksa banyak orang Iran
meninggalkan negeri mereka, sehingga sebagaian besar dari mereka pindah ke
Amerika. Selanjutnya perang saudara yang terjadi di Pakistan yang membuat
terbentuknya negara Bangladesh, gerakan pembunuhan Muslim di India, kudeta
militer Afghanistan, dan Perang saudara di Libanon, membuat kebanyakan umat
Islam hijrah ke Amerika. Kebanyakan yang datang ke Amerika kali ini berasal dari
anak-anak Asia Selatan, termasuk orang India, Pakistan dan Bangladesh. Selain itu
orang-orang dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia datang ke
Amerika.
2. Perkembangan Jumlah Penganut Islam
Tahun 1520, budak-budak dari Afrika datang ke Amerika Utara, sekitar
500.000 jiwa dikirim atau 4,4% dari total 11.328.000 budak yang ada. Sekitar 50%
budak atau tidak kurang dari 200.000 budak didatangkan dari daerah-daerah Afrika
yang dipengaruhi oleh Islam. Pada tahun 1970 dan 1980, ketika terjadi perang di
Turki, Afghanistan, Levant dan anak benua India, para Imigran berdatangan, separuh
lebihnya adalah Muslim. 56% adalah perantau, dan sisanya lahir disana. Mayoritas
Islam di Amerika Utara beraliran Sunnah, dan sedikit aliran Syi’ah nya. Hal ini bisa
dilihat dari adanya organisasi Islamic Society of North America (ISNA). Alwi Shibab
berkomentar, ia mengatakan habwa jumlah pemeluk agama Islam terus bertambah
pesat. Masyarakat Amerika juga banyak melahirkan tokoh, diantaranya Elijah
Muhammad, Malcolm X, Imam Warith D. Mohammad (anak Elijah), Louis Farakhan,
anak didik Malcolm dan lainnya.
Pada tahun 1973, jumlah umat Islam mencapai 500.000.000, lalu 20 tahun
kemudian mencapai 1,5 miliar. Selanjutnya setelah peristiwa World Trade Center
pada tanggal 11-09-2001, Islam diakui oleh Imam Besar Islamic Center of New York
yakni M. Shamsi Ali. Hal ini karena, keingintahuannya tentang Islam. Orang-orang
dari agama lain banyak yang menjadi muallaf, salah satunya seperti George Green
yang berprofesi sebagai manajer arti-artis hip hop. Green memutuskan muallaf setelah
belajar 5 tahun tentang Islam.
3. Lembaga-lembaga Islam
Perkembangan Islam di Amerika tidak bisa terlepas dari organisasi-
organisasinya. Komunitas Islam di Amerika tidak hanya terdiri dari para imigran
Muslim, tetapi juga Muslim asli Amerika. Diantara organisasi tersebut adalah sebagai
berikut.1
a. The Council on American-Islamic Relations (CAIR). CAIR merupakan
organisasi Muslim yang terbesar di Amerika. Pusat organisasi ini berada di
Capitol Hill, Washington DC. Organisasi ini berdiri pada tahun 1994, dan
telah bekerja untuk mempromosikan citra positif Islam dan Muslim di
Amerika. Melalui media relations, government relations, pendidikan dan
advokasi, CAIR mengemukakan perspektif Islam untuk memastikan suara
Muslim diwakili. Dalam menawarkan perspektif ini, CAIR berupaya
memberdayakan komunitas Muslim Amerika dan mendorong partisipasi
mereka dalam aktivisme politik dan sosial.2
b. The Federation of Islamic Medical Associations (FIMA). FIMA adalah sebuah
organisasi yang terdiri dari 29 himpunan medis Islam dan 17 anggota asosiasi
di seluruh dunia, yang mewakili sekitar 50.000 Muslim profesional medis dan
kesehatan. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 31 Desember 1981. FIMA
didirikan di Indiana sebagai secara resmi pada 18 Januari 1982. Misi FIMA
adalah untuk menyediakan landasan bagi para dokter Muslim dalam bidang
pendidikan medis dan etika dan bantuan kemanusiaan. Organisasi ini adalah
organisasi non-profit, non-politik dan non-governmental.3
c. Muslim Students Association (MSA). MSA terdiri dari himpunan Muslim dari
Amerika Utara dan Kanada. MSA merupakan organisas nonprofit yang visi
dan misinya adalah untuk melayani jutaan siswa, seperti memfasilitasi relasi
atau networking, mendidik, dan memberdayakan mahasiswa untuk menjadi
warga masyarakat yang cerdas. MSA memberikan siswa Muslim informasi ,
pelatihan kepemimpinan dan layanan lainnya untuk memungkinkan mereka

1
Mohsen Saleh, American Foreign Policy and The Muslim World (Beirut : Al-Zaitune Centre, 2009), 178.
2
CAIR Official Site, Vission, Mission, and Core Principles, 01 Oktober 2015, https://www.cair.com/about-
us.html, diakses pada 30 Mei 2022.
3
FIMA Official Site, FIMA History, 01 Januari 2006, http://fimaweb.net/cms/index.php/about/fima-history,
diakses pada 30 Mei 2022.
mendapatkan pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan mereka,
sehingga dapat memberikan dampak positif pada kampus mereka masing-
masing.
MSA adalah organisasi mahasiswa independen yang beroperasi di
bawah aturan & peraturan dari kampus masing-masing. Untuk mencapai
tujuannya, MSA menyelenggarakan puluhan acara dan program setiap
tahunnya. Selain itu, MSA Nasional mengembangkan alat dan sumber daya
untuk memfasilitasi berbagi informasi dan menyatukan siswa di seluruh
Amerika Utara. Beberapa kampanye paling populer dari MSA meliputi Islam
Awareness Week, Ramadhan Fast-A-Thon, and Project Downtown; yang
gunanya membantu untuk menyoroti kontribusi sosial dari jutaan siswa
Muslim dalam perguruan tinggi & kampus universitas komunitas lokal
mereka.4
d. Islamic Society of North America (ISNA). ISNA dibentuk pada tahun 1982
yang merupakan wadah yang dibentuk oleh dewan alumni MSA dan
berkolaborasi dengan beberapa organisasi islam di seluruh negeri untuk
menciptakan Masyarakat Islam Amerika Utara. Organisasi dibuat untuk
mempertemukan masyarakat Muslim di Amerika sehingga mereka bisa
berbagi pengetahuan dan dukungan satu sama lain. Kantor pusat ISNA
bertempat di Plainfield, Indiana, bersama dengan sebuah masjid. Sekretariat
dan masjid ini dibangun dengan dana yang disumbangkan oleh Uni Emirat
Arab. Bangunannya dirancang oleh arsitek Muslim. Kantor pusat terdiri dari
sekretariat jenderal dijalankan oleh sekretaris jenderal yang bertanggung
jawab langsung kepada presiden terpilih ISNA.
Para anggota staf di sana bekerja di bawah direksi, yang mengawasi
unit berikut: Islamic Teaching Center, Islamic Schools Department,
Membership and Field Services Department, Convention and Audiovisual
Department, dan Publications Department. ISNA telah mengadakan
pertemuan tahunan setiap musim panas. Para pemimpin Muslim dari luar
negeri diundang untuk ikut dalam pertemuan tersebut.5

4
MSA Official site, About Us; Who We Are, http://msanational.org/about-us/who-we-are/, diakses pada 30
Mei 2022.
5
Sulayman S. Nyang, The Oxford Encyclopedia of The Islamic World,
http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t236/e0393, diakses pada 30 Mei 2022.
Komunitas-komunitas Muslim di atas menjadi wadah untuk
mengenalkan Islam dengan banyak mengambil peran positif yang bisa
dilakukan oleh Muslim di Amerika, melayani dengan memberikan makanan,
memberikan pelayanan media yang baik, membangun sarana ibadah dan
pendidikan, melakukan kerjasama dengan pemimpin non Muslim, dan
melakukan dialog antar umat beragama. Dengan tujuan perlahan-lahan Islam
tidak lagi dinilai sebagai agama yang buruk seperti selama ini.6
4. Tokoh-tokoh Islam
Kemajuan dari penyebaran agama Islam di Amerika tidak bisa terlepas dari
beberapa tokoh terkemuka. Beberapa dari mereka ada yang berhasil measui dalam
institusi politik, sehingga dapat memubnculkan beberapa mualaf. Serta mendorong
kaum imigran, khususnya Timur Tengah dan Asia untuk menetap atau berdomisili di
Amerika. Beberapa tokih penting tersebut seperti:
a. Fazlur Rahman Khan. Fazlur merupakan keturunan dari Bangladesh dan
Amerika. Dia dikenal sebagai “Einstein of structural engineering”. Dia
menjadi pelopor sistem struktur bingkai tabung untuk bangunan pencakar
langit. Sistem baru ini menghadirkan generasi baru dari gedung pencakar
langit. Baja dalam jumlah banyak yang diperlukan untuk membangun suatu
gedung dapat dikurangi dalam konstruksi. Inovasinya banyak digunakan pada
gedung-gedung ternama, juga hotel di berbagai kota di Amerika Serikat,
seperti World Trade Center, menara John Hancock dengan eksterior yang khas
X-bracing (dibuat oleh Khan) atau menara Sears yang mana adalah salah
menara tertinggi di dunia. Khan juga menjabat sebagai insinyur struktur pada
Bank Center AS di Milwaukee dan Hubert H Humphrey Metrodome di
Minneapolis. Dia juga bekerja di Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat
di Colorado dimana para petugas dilatih. Khan meninggal pada tahun 1982,
tetapi inovasi nya dalam bidang arsitektur telah membuktikan kunci untuk
gedung pencakar langit masa depan, termasuk Trump International Hotel
2009.
b. Ayub Ommaya. Ayub merupakan seorang ahli bedah saraf kelahiran Pakistan.
Pada tahun 1963, dia berhasil menemukan kateter intraventrikular yang dapat
6
Agung Sasongko,
Sejarah Perkembangan Islam, 12 Febuari 2017,
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/02/12/ol9nmf313-sejarahperkembangan-
islam-di-amerika-serikat, diakses pada 30 Mei 2022
digunakan untuk aspirasi cairan cerebrospinal atau transfer obat ke dalam
tubuh pada penderita kanker otak. Penemuan ini disebut Ommaya Reservoir
yang kemudian terhubung pada kateter yang ditempatkan ke dalam otak.
Sistem ini digunakan untuk memberikan kemoterapi langsung pada bagian
tumor otak. Dia juga mengembangkan skor koma pertama untuk klasifikasi
cedera otak traumatis.
c. Shahid Khan. Shahid adalah seorang pengusaha dan miliarder Muslim dalam
industri suku cadang mobil. Dia adalah lambang impian Amerika. Beliau
berimigrasi ke Amerika Serikat dari Pakistan pada tahun 1967 ketika ia baru
berusia 16 tahun untuk melanjutkan pendidikannya pada University of Illinois
di Urbana-Champaign. Dia adalah pemilik Jacksonville Jaguars dari National
Football League (NFL) dan pemilik produsen suku cadang automobile Flex-
N-Gate Corp di Urbana, Illinois. Pada 2012, kekayaan bersih Khan lebih dari
$ 2,5 miliar. Dia berada pada peringkat 179 dalam daftar Forbes 400 orang
Amerika terkaya dari jumlah keseluruhan orang 491 terkaya di dunia. Ia juga
orang terkaya asal Pakistan. Majalah Forbes menempatkan dia di sampul
sebagai wajah impian Amerika. Hal inilah yang membuatnya mejadi salah
satu panutan menuju sukses warga Amerika.7
d. Muhammad Ali adalah seorang mantan juara petinju kelas berat Amerika dan
salah satu tokoh olahraga terbesar abad ke-20. Peraih medali emas Olimpiade
dan pejuang pertama untuk gelar kelas berat sebanyak tiga kali. Ali menang 56
kali dalam karirnya. Ali menjadi tokoh yang kontroversial karena sering
mengungkapkan pendapatnya terhadap isu-isu ras, agama, dan politik. Beliau
terlahir dengan nama Cassius Clay Jr dan mengubah namanya pada tahun
1964 setelah bergabung dengan Nation of Islam dan menjadi seorang
Muslim.8
Alasan Ali memilih Islam sebagai agama labuhannya karena
menurutnya ajaran Islam merupakan hal yang paling rasional yang pernah ia
ketahui, terutama ketika ia membaca terjemahan Al-Qur’an. Ali mengaku
bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang tak mungkin dibuat oleh

7
4-traders Company, Bussiness Leader: Shahid Khan Biography, http://www.4-
traders.com/business-leaders/Shahid-Khan-1340/biography/, diakses pada 30 Mei 2022.
8
History.com Staff, Muhammad Ali, 10 Agustus 2009,
http://www.history.com/topics/blackhistory/muhammad-ali, diakses pada 30 Mei 2022.
manusia.9 Ali kemudian meninggalkan Nation of Islam pada tahun 1975 dan
menjadi seorang Muslim Sunni. Dia kemudian memeluk ajaran Universal
tasawuf. Bagi Ali, sangat tidak adil Islam dikecam sebagai teroris pasca
peristiwa 9/11.
Beliau menyebut kelompok tertentu yang menyebabkan kerusakan itu
bukanlah Muslim yang sebenarnya. Mereka hanya sekelompok orang fanatik
yang menyebut diri mereka Muslim. Pernah suatu kali saat Ali mengunjung
Ground Zero, ia mengatakan : “Saya seorang Muslim dan tidak ada dalam
ajaran Islam yang mengajarkan untuk membunuh orang yang tidak bersalah
seperti peristiwa di Paris, San Bernardino, atau di tempat mana pun di seluruh
dunia.” 10Salah satu bukti Muhammad Ali meninggalkan dampak yang begitu
besar bagi Amerika adalah nama Muhammad Ali terpampang sebagai nama
jalan di New York di bagian luar Madison Square Garden.
Walaupun sejauh ini tidak ada rencana untuk membuat nama jalan
Muhammad Ali menjadi permanen. Walikota Bill de Blasio mengumumkan
nama sementara Jalan West 33rd tersebut yang dekat dengan MSG arena,
untuk menghormati beliau yang mana melakukan pertandingan besar di
Madison Square Garden sebanyak delapan kali, termasuk pertarungan epiknya
melawan Joe Frazier di tahun 1971 yang dikenal dengan “Petarung Abad ini”.
Ali yang memiliki karir tinju luar biasa dan aktifitasnya dalam
memperjuangkan hak sipil, membuat dia menjadi figur yang tak terlupakan di
abad 20 oleh sebagian besar warga Amerika. Beliau meninggal di usianya
yang ke-74, setelah perjuangannya melawan penyakit Parkinson.11
e. Farah Pandith seorang wanita yang lahir di Kashmir dan dibesarkan di
Massachusetts. Dia menerima gelar sarjana Pemerintah dan Psikologi dari
Smith College di Northampton, Massachusetts, juga gelar master dari Fletcher
School of Law and Diplomacy di Tufts University di Medford, Massachusetts.
Farah Pandith dikenal sebagai Perwakilan Khusus Masyarakat Muslim untuk

9
Ahmad, Inilah Alasan Muhammad Ali Memeluk Islam, 4 Juni 2016, https://islamedia.id/inilahalasan-
muhammad-ali-memeluk-agama-islam/, diakses pada 30 Mei 2022.
10
Dave Burke, This was Muhammad Ali’s Powerful Message About Islam, 4 Juni 2016,
http://metro.co.uk/2016/06/04/this-was-muhammad-alis-powerful-message-about-islam-5923410/,
diakses pada 30 Mei 2022.
11
Abe, Sebagai Penghormatan, Muhammad Ali Akan dijadikan Nama Jalan di Amerika, 8 Juni
2016,
https://islamedia.id/sebagai-penghormatan-muhammad-ali-akan-dijadikan-nama-jalan-diamerika/, diakses
pada 30 Mei 2022.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang ditunjuk langsung oleh Hillary
Clinton saat ia masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Posisi ini adalah
baru dikarenakan tujuan pemerintahan Obama untuk lebih “terlibat penuh”
dan membina hubungan yang lebih baik dengan dunia Islam. Sebelumnya,
Farah bertugas di sektor publik sebagai penasihat senior untuk Asisten
Sekretaris Negara Eropa dan Eurasia, direktur Dewan Keamanan Nasional
kawasan Timur Tengah, dan sebagai kepala staf Biro Asia dan Timur Dekat
untuk US Agency of International Development (USAID).
Di ketiga dari posisi ini, Farah fokus melayani komunitas Muslim pada
umumnya, khususnya daerah mayoritas Muslim di Timur Tengah, Afrika
Utara, Asia Selatan, dan Eropa. Beliau membuktikan bahwa perempuan
khususnya Muslim bisa menjadi pemimpin aktif dalam masyarakat dan
memberikan kontribusi untuk negara mereka.12
5. Tantangan yang berdampak penting bagi umat Islam
Peristiwa serangan 11 September 2001 telah memberikan citra buruk kepada
umat Islam di Amerika. Tragedi 9 September 2001 atau disingkat 9/11 itu hingga
sekarang masih diliputi kontroversi mengenai misteri dan keganjilan-keganjilan di
balik kejadian tersebut. Hal tersebut muncul karena sasaran yang menjadi korban
serangan tersebut setidaknya ada 2 kawasan yang sangat strategis secara bersamaan,
yaitu pusat perdagangan termegah di dunia World Trade Center (WTC) di New York
dan markas besar militer AS di Pentagon. Gedung WTC adalah gedung yang sangat
kokoh dengan kekuatan baja seberat 200.000 ton. Sementara Pentagon adalah
kawasan yang tidak mungkin sembarang orang dapat menembusnya.
Peristiwa runtuhnya menara kembar WTC di New York adalah sebuah tragedi
yang memilukan bukan hanya bagi keluarga korban dan masyarakat Amerika
melainkan juga masyarakat dunia. Karena itu wajar apabila karena tragedi itu terlontar
kata-kata kemarahan dan kutukan terhadap pelakunya. Setelah peristiwa itu, kaum
Muslimin di Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan dampaknya,
mengalami kondisi tekanan psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang,
dilecehkan dan diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum
Muslim di Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Pemerintah

12
Farah Pandith Biography,
http://www.wisemuslimwomen.org/muslimwomen/bio/farah_pandith/, diakses pada 30 Mei 2022.
George Walker Bush segera mengetatkan aturan imigrasi dan mengawasi kaum
imigran Muslim secara berlebihan.
Penderitaan psikis kaum Muslim Amerika tercermin misalnya dalam survei
yang dilakukan oleh lembaga Pewforum pada tahun 2007, menyebutkan bahwa 53%
orang Muslim Amerika mengaku bahwa lebih sulit menjadi seorang Muslim setelah
serangan 9/11. Lebih dari 10 persen mengaku diperlakukan diskriminatif, sebanyak
15% dipandang sebagai teroris, sebanyak 13% menyebut ketidaktahuan publik
tentang Islam, dan stereotip sebanyak 12%. Ada pandangan bahwa kegiatan anti-
terorisme pemerintah AS hanya tertuju kepada kaum Muslim (54%). Hasil survei juga
menunjukkan bahwa 76% Muslim Amerika yang disurvei menyebutkan bahwa
mereka prihatin dengan munculnya ekstremisme Islam di seluruh dunia, sementara
61% menyatakan keprihatinan yang sama tentang kemungkinan ekstremisme Islam di
Amerika Serikat.13
Namun, tidak lama setelah peristiwa itu, justru ribuan orang berbondong-
bondong menyatakan diri masuk Islam dan mengaku menemukan kedamaian di
dalamnya. Dengan demikikan tragedi 9/11 telah berfungsi menjadi ikon yang
memproduksi arus sejarah yang tidak logis dan mengherankan. Selain 20.000 orang
Amerika masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa itu, di negara-negara non
Amerika (Eropa, Cina, Korea, Jepang, dst.) ribuan orang juga mengambil keputusan
yang sama masuk Islam.

13
Andrew Kohut, Muslim Americans Middle Class and Mostly Mainstream, (America: Pew Research Center,
2007), 4.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tidak ada catatan yang pasti tentang masuknya Islam ke Amerika Serikat ini,
banyak para sejarawan yang berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Islam
masuk ke Amerika Serikat sekitar abad ke 16, dan Estevanico dari Azamor
merupakan muslim pertama di Amerika. Sebagaian sejarawan juga berpendapat
bahwa para pelaut Muslim merupakan orang pertama yang menyebrangi Samudra
Atlantik tiba di daratan Amerika.
Pendapat lain juga mengatakan bahwa setelah hancurnya kekuasaan Islam di
Spanyol, orang-orang Islam yang dipaksa keluar dari Spanyol berhasil mendarat ke
Amerika. Ada juga yang mengatakan Agama Islam masuk ke Amrika terjadi dalam 5
gelombang. Gelombang pertama, terjadi tahun 1875-1912. Gelombang kedua, terjadi
diakhir perang dunia l, setelah kekhalifahan Turki Usmani runtuh. Gelombang ketiga,
terjadi pada tahun 1930-1938. Gelombang keempat, terjadi pada tahun 1947-1960.
Dan Gelombang kelima, terjadi pada tahun 1967 sampai sekarang.
Islam mengalami perkembangan di Amerika Serikat. Pada tahun 1973, jumlah
umat Islam mencapai 500.000.000, lalu 20 tahun kemudian mencapai 1,5 miliar.
Perkembagan tersebut tidak dapat terlepas dari peran para tokoh yang menyebarkan
serta lembaga-lembaganya. Pasca peristiwa pengeboman ada tahun 2001, umat Islam
mendapatkan diskriminasi dari pemerintah maupun penduduknya. Namun lambat laun
perlakuan tersebut berkurang dan agama Islam mengalami perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat. 2013. PERKEMBANGAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT. Jurnal Rihlah. 1(1)

Aminullah Elhady. 2015. PERKEMBANGAN ISLAM DI AMERIKA ”Sebelum dan Setelah


Tragedi 11 September 2001”. Jurnal Al-Hikmah. 13(1)

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/13529/BAB%20II.pdf?sequence=3&
isAllowed=y
MAKALAH

PERKEMBANGAN ISLAM DI AFRIKA SELATAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Minoritas Muslim di Negara Non-Muslim


Semester Genap 2021/2022

Disusun oleh:

Falasifa Ayu Wardhana A92219084

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M.A

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufiq hidayah serta inayah
kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat berhiaskan salam selalu tercurahkan kepada sang tokoh Revolusioner yakni Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita dambakan syafa’atnya di dunia maupun akhirat.

Tugas makalah ini berjudul “Perkembangan Islam di Afrika Selatan” selesainya


makalah ini tidaklah lepas dari bimbingan dosen pengampu serta kerjasama teman sekelompok
yang telah meluangkan waktunya untuk menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih sangat jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan serta kesalahan
didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk makalah
kami. Diharapkan agar makalah ini kedepannya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami sebagai pemakalah memohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Surabaya, 24 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benua Afrika memiliki luas mencapai 30,365 juta km persegi yang membuatnya jadi
terluas kedua di dunia setelah Asia. Benua ini membentang sejauh 8.000 km dari utara ke
selatan dan 7.400 km dari timur ke barat. Titik paling utara benua Afrika berada di Al-Ghiran,
Tunisia lalu titik paling selatan berada di Tanjung Agulhas, Afrika Selatan. Adapun titik paling
timur ada di Xaafuun (Hafun) Point, dekat Tanjung Gwardafuy (Guardafui), Somalia.
Sementara paling barat di Almadi Point, Tanjung Verde, Senegal. Masa-masa lalu pada zaman
imperialisme negara Eropa, benua Afrika mendapat julukan Benua Hitam. Sebutan ini selain
warna kulit penduduknya, juga karena benua ini dianggap masih misterius. Afrika saat itu
belum banyak dijelajahi dan dipetakan.
Afrika Selatan yang terletak di benua Afrika bagian selatan ini punya tiga ibu kota.
Pretoria adalah ibu kota untuk eksekutif, Bloemfontein untuk yudisial, dan Cape Town untuk
legislatif. Agama mayoritas di Afrika Selatan adalah Kristen, yang dianut oleh sekira 79,8
persen penduduknya. Sementara, jumlah pemeluk Islam hanya berkisar dua persen dari total
populasi negara itu. Meskipun Islam hanya agama minoritas, komunitas Muslim di Afrika
Selatan mencerminkan keragaman yang sama dengan corak sosial yang dimiliki penduduk
negeri itu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah masuknya Islam di Afrika Selatan?
2. Bagaimana tokoh-tokoh yang berpengaruh di Afrika Selatan?
3. Bagaimana perkembangan Islam di Afrika Selatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah masuknya Islam di Afrika Selatan.
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berpengaruh di Afrika Selatan.
3. Untuk mengetahui perkembangan Islam di Afrika Selatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Masuknya Islam di Afrika Selatan
Sejarah mencatat bahwa Islam pertama kali dikenalkan di wilayah Afrika Selatan pada
abad ketujuh belas yang dibawa oleh mujahidin asal Indonesia yang ditangkap dan dibuang
oleh penjajah Belanda ke wilayah selatan Benua Afrika untuk memberangus pergerakan jihad
melawan pendudukan. Antara sekitar tahun 1062 Hijriyah atau 1652 Masehi seorang raja di
tanah Jawa, Sheikh Yusuf Syaqiq beserta 49 mujahidin perjuangan dibawa oleh Belanda ke
Afrika Selatan sebagai tahanan. Dan berkat pengasingan tersebut, lebih dari 2 juta warga
Afrika Selatan kini memeluk agama Islam. Kedatangan umat Islam dari bumi Indonesia
pertama kali terjadi pada tahun 1658, dimana pemerintah penjajah Belanda mendatangkan
warga dari wilayah Ambon untuk di bawa ke Afsel yang digunakan untuk membantu penjajah
Kulit Putih menghadapi penduduk asli setempat. Membawa warga pribumi Indonesia ke Afsel
pertama kali dilakukan oleh penjajah Portugis, lalu kemudian di ikuti oleh Belanda setelahnya.

Jan van Riebeeck adalah sosok pejabat kolonial Belanda yang terkenal sebagai pendiri
kota Cape Town, kota ketiga terbesar di Afrika Selatan. Pejabat bengis ini meminta pihak
Belanda di Indonesia untuk mengirimkan warga Ambon ke Afsel yang akan digunakan
sebagai pekerja paksa. Tidak sampai disana, Jan van Riebeeck melarang warga Ambon yang
datang untuk menunjukan ataupun melakukan kegiatan ibadah secara terang-terangan.
Mereka yang melanggar segera dihukum mati oleh pejabat Belanda ini. Tahun 1667
gelombang kedua warga Indonesia datang kembali ke Afsel. Mereka yang datang adalah para
pejuang dan orang buangan politik, diantaranya adalah penguasa Sumatera dan Sheikh Abdul
Rahman Matab Shah serta Sheikh Mahmoud. Keduanya dimakamkan di Constantia di Cape
Town. Sheikh Abdul Rahman Shah Matab adalah ulama yang menyebarkan ajaran Islam di
kalangan para budak di Cape Town. Pengasingan politik Berikutnya adalah Syekh Yusuf dari
wilayah Makasar yang tiba di Afsel pada tanggal 2 April 1694 bersama dengan keluarganya
dan para pengikutnya. Mereka kemudian tinggal di sebuah peternakan di Zandflet, dekat
muara Sungai Aerst pinggiran kota Cape Town sejak tanggal 14 Juni 1694. Pihak penjajah
Belanda melakukan semua upaya untuk mengisolasi Syekh Yusuf di Zandflet. Akan tetapi ini
dimanfaatkan Syekh Yusuf untuk mendirikan masyarakat kohesif Muslim pertama di Afrika
Selatan, dimana Zandflet berubah menjadi titik kumpul bagi budak pelarian dan buangan lain
yang datang dari timur. Dan hingga saat ini wilayah Zandvliet dikenal sebagai Makassar. Dan
ditahun 1744 seorang ulama asal Yaman yang bernama Saeed Alawi atau dikenal sebagai
Tuan Said tiba di kota Cape Town dan dipenjara di Pulau Robben. Setelah bebas Saeed Alawi
bekerja sebagai penyidik polisi, sebuah posisi yang memberinya peluang besar untuk
mengunjungi tempat-tempat budak di malam hari dan mengajari mereka tentang Islam. Dan
Tuan Said dianggap sebagai imam resmi pertama dari umat Islam di Cape Town.

Sejarah Islam di Cape Town sangat menarik untuk disimak. Peninggalannya dapat
dilihat dari beberapa makam atau karamat dan masjid yang ada di sana. Cape Town berada di
sisi selatan Provinsi Western Cape, Afrika Selatan. Islam pertama kali masuk di kota ini pada
pertengahan 1600-1700-an melalui para politikus maupun ulama yang dibuang oleh Belanda
dari Indonesia dan Malaysia. Tak heran jika tempat ini juga dikenal sebagai Cape Malay.
Walau umat Islam di Afrika Selatan hanya 1,5 persen dari seluruh populasi, tapi Islam telah
memberikan warna tersendiri bagi negeri ini. Di Cape Town, komunitas Islam banyak tinggal
di daerah Bokaap dan Kampung Makassar. Di tempat ini terdapat beberapa makam penting
para ulama penyebar agama Islam yang disebut karamat. Dan, ada sekitar 23 karamat di
sekeliling Cape Town. Satu di antaranya yang sangat terkenal adalah makam Syekh Yusuf,
seorang ulama besar, keponakan Raja Gowa yang di buang Belanda dan mendirikan Kampung
Makassar. Ajaran yang disampaikan Syekh Yusuf bahkan diakui oleh Nelson Mandela,
sekaligus menginspirasinya untuk membebaskan Afrika Selatan dari Politik apartheid.

Politik Apartheid yaitu politik yang menyebabkan deskriminasi polotik dan ekonomi
dengan membedakan antara warga yang berkulit putih (campuran antara Afrika Selatan
dengan India) dengan yang berkulit hitam (bantu). Penyebabya yaitu ketika Afrika Selatan di
bawah kendali inggris, pada tahun 1910, orang-orang Eropa di Afrika Selatan membentuk
struktur politik negara baru, yaitu politik Apartheid. Melalui itu, minoritas kulit putih
menempatkan berbagai batasan pada mayoritas kulit hitam. Akhirnya segregasi tersebut
mempengaruhi warga kulit berwarna hitam dan putih juga. Seiring waktu, Apartheid terbagi
menjadi 2, yaitu Apartheid kecil dan megah. Apartheid kecil mengacu pada segregasi yang
terlihat di Afrika Selatan, sementara Apartheid grand atau megah digunakan untuk
menggambarkan hilangnya hak politik bagi warga berkulit hitam di Afrika Selatan.
3.2 Tokoh-Tokoh Berpengaruh di Afrika Selatan

a. Syeikh Yusuf al-Makassari

Syekh Yusuf dimulai sejak dilahirkan di Gowa, Sulawesi Selatan, 13 Juli 1627
dengan nama Muhammad Yusuf. Muhammad Yusuf muda diajari ilmu-ilmu keagamaan
di Cikoang, dan juga mengembara menimba ilmu diberbagai tempat termasuk berhaji di
umur 18 tahun dan menetap sementara di Timur Tengah memperdalam agama Islam.
Muhammad Yusuf banyak singgah di Nusantara sesuai rute perkapalan, dan salah satunya
adalah ke Banten sebagai kerajaan pesisir dan bersahabat dengan seorang pemuda, putera
mahkota Banten, yang kelak bergelar Sultan Ageng Tirtayasa. Perjalanan dakwah beliau
juga sampai ke Aceh dan Gujarat, India. Serta berguru di Yaman, Damaskus, dan Turki.
Begitu banyak ulama menjadi gurunya, dan di Aceh, beliau langsung menempa ilmu dari
Syekh Nuruddin Ar Raniri. Popularitas Yusuf dan lautan intelektualitas beliau dihargai
banyak masyarakat dengan sebutan Syekh Yusuf Al Makassari berdasarkan dari asalnya,
Makassar.

Karena pengaruhnya yang besar, Syekh Yusuf dibuang lagi ke Sri Lanka (Ceylon).
Di Sri Lanka, perjuangan Syekh Yusuf semakin menjadi-jadi. Karena Ceylon merupakan
tempat persinggahan jamaah haji, maka Syekh Yusuf masih dapat menjalin komunikasi
dengan Nusantara dan para pengikutnya. Para kafilah haji inilah yang membawa karya-
karya Syekh Yusuf ke Indonesia. Gabungan ulama intelektual dan pemimpin perang
dengan leadership tinggi, Syekh Yusuf dibuang ke negeri yang lebih jauh, agar
pengaruhnya hilang di Asia. Syeikh Yusuf beserta rombongan pengikutnya berjumlah
hampir lima puluh orang tiba di Tanjung Harapan tanggal 2 April 1694 dengan menumpang
kapal Voetboog, yang mana Kapten Kapal tersebut, Van Beuren, kebangsaan Belanda, pun
di-Islamkan oleh beliau dan ikut menetap di Afrika Selatan bersama keturunannya yang
muslim. Syekh Yusuf al-Makassari di tempatkan di Zandvliet, desa pertanian di muara
Eerste Rivier, dengan tujuan supaya tidak bisa berhubungan dengan orang-orang Indonesia
yang telah datang lebih dahulu. Disana, Syeikh Yusuf al-Makassari membangun
pemukiman di Cape Town yang sekarang dikenal sebagai Macassar.
b. Abdullah Haron

Abdullah Haron adalah seorang ulama Muslim di Afrika dan pemimpin Muslim
asal Cape Town yang memimpin perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang rasialis
pada 1960-an secara signifikan. Namun, ia secara khusus dipolitisasi oleh gerakan
pembantaian dari para pengunjuk rasa Kulit Hitam Afrika 69 di Sharpeville pada 1960.
Kegiatan anti-apartheid yang dipimpinnya membawanya ke seluruh dunia. Dia menjalin
hubungan dekat dengan tokoh anti-apartheid terkenal Canon John Collins, yang juga
Pendeta di Katedral St Paul di London, Inggris.Akan tetapi, kiprahnya dalam gerakan
menentang apartheid juga menempatkannya dalam bahaya besar. Haron ditahan tanpa
dakwaan dan menerima penyiksaan ketika kembali ke Cape Town.Hingga akhirnya, ia
wafat saat berada dalam tahanan polisi pada 1969 dalam keadaan yang masih misteri. Polisi
mengklaim Haron jatuh dari tangga. Penjelasan umum itu disampaikan saat kematian para
tahanan politik yang ada dalam penahanan polisi.

Imam Haron adalah imam termuda di Afrika Selatan. Pada usia 32 tahun, dia
ditunjuk sebagai imam di Masjid Stegmann Road di Cape Town pada 1955. Dia juga
merupakan sosok perintis dalam komunitas Muslim ras campuran yang konservatif di Cape
TownImam kelahiran 8 Februari 1924 itu tercatat pernah mengenyam pendidikan Islam di
Makkah di mana dia dibimbing oleh Syekh Abdurahman al-Alawi al-Maliki. Dia kemudian
melanjutkan studinya di bawah bimbingan Syekh Abdullah Taha Gamieldien dan Syekh
Ismail Ganief. Ketiga syekh ini memiliki pengaruh berarti dalam ide dan aktivitas imam
HaronHaron kemudian menjejakkan kiprahnya untuk mengajar di sekolah Muslim.
Pandangan sang imam dipengaruhi oleh kekuatan internal dan eksternal. Dia bergaul
dengan mereka yang mempersiapkan diri untuk membangun profesi mengajar dan
berdagang dan kerap menghadiri Liga Guru Afrika Selatan (TLSA) dan Gerakan Persatuan
Non Eropa (NEUM). Sementara itu, secara eksternal dia dipengaruhi oleh ide-ide Ikhwanul
Muslimin Mesir dan gerakan Arab-India lainnya.
3.3 Perkembangan Islam di Afrika Selatan

Kaum Muslim di Afrika Selatan terpusat di dua kota besar, yaitu Durban dan Cape
Town, selain di Johannesburg, Port Eliazabeth, Pretoria, dan Soweto. Cape Town,
khususnya, merupakan pusat keberadaan kaum Muslim di Afrika Selatan. Di sini, jumlah
Muslim sekitar 700 ribu orang atau 30 persen dari jumlah penduduknya. Jadi, suasana di
berbagai sudut Cape Town tak ubahnya seperti kota Muslim lain di mana pun penuh orang
berpakaian Muslim berlalu lalang, banyak restoran dan kedai halal, serta kubah dan menara
masjid tampak menjulang di seantero kota

Pesatnya perkembangan Islam di Afrika Selatan adalah lantaran kemiskinan. Islam


memberikan jawaban atas kemiskinan lewat zakat, sedekah, wakaf dan sejenisnya. Bagi
masyarakat Afrika, Islam memberikan jalan keluar untuk masalah sosial. Afrika adalah
negeri dengan mayoritas Kristen lantaran lama dijajah Eropa dan lantas menjadi koloni
Inggris. Namun klausul tentang zakat ternyata menarik penduduk asli untuk pindah agama.
Sementara bagi intelektual muda, reformasi sosial dan gaya hidup yang dianggap lebih suci
merupakan faktor penentu.

Sejak itu pertumbuhan Islam di Afrika Selatan sangat pesat. Sebagian besar
memang kalangan muda. Mereka tertarik karena kehidupan Islam bisa membuat mereka
meninggalkan kehidupan ala preman dan obat-obatan. Islam menjadi agama yang
pertumbuhannya tercepat di tanah hitam itu saat ini. Mereka percaya kembali ke Islam
dapat memperbaiki dekadensi moral yang melanda negerinya. Gerakan kembali ke Islam
fundamental bukan Cuma terjadi di Negeria tapi menyusup ke belahan bumi Afrika
lainnya. Tak terkecuali Afrika Selatan. Kemerosotan ekonomi adalah faktor utama yang
mendukung meruyaknya gerakan Islam fundamental di Afrika. Dengan segera gerakan
yang semula berkembang di Nigeria memiliki pengikut di Ghana, Kamerun, Benin. Para
pemuda menjadi pelopor kebangkitan Islam di tanah hitam. Ini sepintas mengingatkan kita
pada kebangkitan Islam di Mesir saat negeri itu dipimpin Anwar Sadat dengan munculnya
gerakan Ikhwanul Muslimun.
Di Afrika Selatan, gerakan radikal Islam menolak disebut sebagai fundamental.
Mereka lebih senang disebut Islam kaffah karena yang mereka tempuh adalah
mengedepankan nilai Islam keseluruhan. Afrika adalah bangsa yang pernah dekat dengan
Islam. Karena itu kembali kepada nilai-nilai spiritual yang lama hilang adalah keniscayaan.
Maka mereka mengoptimalkan masjid, imam, anak muda dan seluruh komponen
pendukung. Secara kuantitas, tak dapat dipastikan berapa persen pertumbuhan umat Islam
di negeri Nelson Mandela itu. Itu karena peng-Islaman biasanya dilakukan secara informal.
Bahkan juga tidak ada angka statistik yang jelas tentang jumlah Muslim Afrika Selatan.
Hanya ada angka perkiraan kasar yang menyatakan jumlah Muslim di Soweto mencapai
10 ribu orang. Jumlah yang sama juga tumbuh di kota-kota besar lain.

Di tahun 2022 jumlah populasi muslim di Afrika Selatan ada sekitar 1.050.000
orang. Menurut World Population Review, persentase populasi muslim dari total seluruh
penduduk di negara tersebut adalah 1,90 persen. Jumlah ini tidak terlalu besar dibanding
dengan wilayah-wilayah Afrika Timur, seperti Mozambik, Tanzania, Kenya, maupun
Uganda dengan persentase di atas 10 persen. Mayoritas komunitas muslim di Afrika
Selatan kini menempati wilayah Western Cape, Natal, dan Transvaal. Penduduk muslim di
wilayah tersebut beragam, mulai dari Melayu, Indonesia, India, hingga penduduk asli
Afrika Selatan.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Islam pertama kali dikenalkan di wilayah Afrika Selatan pada abad ketujuh belas yang
dibawa oleh mujahidin asal Indonesia yang ditangkap dan dibuang oleh penjajah Belanda ke
wilayah selatan Benua Afrika untuk memberangus pergerakan jihad melawan pendudukan.
Di Cape Town, komunitas Islam banyak tinggal di daerah Bokaap dan Kampung Makassar.
Di tempat ini terdapat beberapa makam penting para ulama penyebar agama Islam yang
disebut karamat. Satu di antaranya yang sangat terkenal adalah makam Syekh Yusuf. Dua
tokoh yang berpengaruh dalam penyebaran Islam di Afrika Selatan adalah Syaikh Yusuf al-
Makassari dan Abdullah Haron.

Di tahun 2022 jumlah populasi muslim di Afrika Selatan ada sekitar 1.050.000
orang. Menurut World Population Review, persentase populasi muslim dari total seluruh
penduduk di negara tersebut adalah 1,90 persen. Jumlah ini tidak terlalu besar dibanding
dengan wilayah-wilayah Afrika Timur, seperti Mozambik, Tanzania, Kenya, maupun
Uganda dengan persentase di atas 10 persen. Mayoritas komunitas muslim di Afrika
Selatan kini menempati wilayah Western Cape, Natal, dan Transvaal. Penduduk muslim di
wilayah tersebut beragam, mulai dari Melayu, Indonesia, India, hingga penduduk asli
Afrika Selatan.
Daftar Pustaka

Harahap, Faisal Amir dkk. " Proses Perjuangan Syekh Yusuf Dalam Menyebarkan Agama Islam
Di Afrika Selatan (Studi Biografi)." Jurnal JOM FKIP Volume 5 Edisi 1 Januari – Juni
2018.

Herman, Wicaksono. " Sejarah dan Penyebaran Islam di Asia dan Afrika." Jurnal Rihlah Vol. 8
No.1, 2020.

Thohir, Ajid. Studi Kawasan Dunia Islam: Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-Politik. Depok:
Rajawali Pers, 2019.
MINORITAS ISLAM DI AUSTRALIA

Fico Indra Prapta (A72219050)


ficoindra335@gmail.com

SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2022

Abstrak
Australia adalah salah satu negara yang dari segi geografi teletak berdekatan dengan Asia,
namun secara kebudayaan lebih dekat dengan Barat. Mayoritas penduduk Australia beragama
Kristen, meski demikian Islam dapat berkembang dengan baik di sana. Perkembangan Islam ini
tak lepas dari peran komunitas-komunitas Muslim yang ada di sana, komunitas ini adalah orang-
orang Islam yang melakukan migrasi ke Australia dengan bebagai latar belakang alasan, seperti
ekonomi, politik, dan sebagainya. Untuk dapat berbaur dan mempertahankan keislamannya,
Muslim dalam komunitas Muslimnya melakukan berbagai upaya. Dari latar belakang tersebut,
penelitian ini akan berpacu pada bentukan rumusan masalah sebagai berikut; pertama, bagaimana
sejarah masuknya Islam ke Australia, kedua, bagaimana perkembangan Islam dan komunitas
Muslim di Australia, dan ketiga, bagaimana peran komunitas Muslim Australia dalam
perkembangan Islam di Australia. Dalam menyusun penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan Library Reseach atau penelitian kepustakaan. Metode yang digunakan yakni metode
penelitian sejarah yang meliputi heuristik, interpretasi, verifikasi dan historiografi, sehingga
mampu menyajikan bentuk tulisan yang mudah dipahami.
Kata Kunci: Peran, Komunitas Muslim, Australia.

1
Pendahuluan

Islam msuk ke Australia terjadi dalam beberapa fase, yakni fase para nelayan pencari
teripang di abad 17 M, kemudian fase berikutnya muslim didatangkan dari Afghanistan untuk
ekspedisi Bourke dan Wills dalam melintasi padang pasir di pedalaman Australia tahun 1860 M.
Mereka didatangkan untuk mengoperasikan unta. Hal inilah yang menjadi gerbang awal masuknya
Muslim Afghanistan ke Australia. Sekitar 10.000 sampai 12.000 unta didatangkan ke Australia
dalam kurun waktu antara tahun 1860 M sampai 1907 M. Para penunggang unta ini menetap di
daerah dekat Alice Springs dan daerah lain di Northen Territory. Mereka inilah yang menghasilkan
komunitas muslim pertama di Australia.1

Namun komunitas muslim pertama ini diperlakukan layaknya seperti seorang budak oleh
orang-orang Inggris yang telah lebih dulu membuat pemukiman di Australia. Mereka tidak
diizinkan membawa kaum wanita ikut serta bersama mereka lantaran orang Inggris tidak ingin
komunitas muslim ini tumbuh dan berkembang di sana, hal ini menimbulkan masalah dalam
urusan perkawinan, mereka juga diperlakukan dengan hina dan dijadikan target pemurtadan orang
Kristen. Tidak hanya sampai di situ, perhatian terhadap pendidikan untuk keturunan merekapun
sangat sedikit, sehingga komunitas ini tidak berkembang dengan baik.2

Fase selanjutnya imigran muslim berdatangan dari negara-negara Eropa dan Timur
Tengah. Pada sekitar tahun 1960 M dan sekitar tahun 1970 M, dengan jumlah yang cukup besar
imigran Muslim yang datang ke Australia berasal dari Lebanon dan Turki secara bergelombang.
Pesatnya kedatangan muslim ke Australia yang pada awalnya dianggap sebagai faktor yang ikut
menggerakkan perekonomian Australia, pada akhirnya meresahkan kelangsungan kehidupan
bangsa kulit putih di Australia. Sebagai akibatnya, dikeluarkanlah White Australia Policy yang
tidak memperbolehkan orang selain kulit putih tinggal di Australia tahun 1901 M guna
membendung imigran muslim dari Timur Tengah dan Arab yang terus berdatangan ke Australia.
Namun kebijakan ini tidak bertahan cukup lama, karena pada tahun 1927 M kebijakan ini dihapus
dan dengan sendirinya mengundang kembali para imigran tersebut. Dari beberapa gelombang
migrasi muslim di atas, banyaknya jumlah muslim yang datang dan tinggal di Australia belum
menghasilkan satu komunitas yang mumpuni dari segi kualitas maupun kuantitas. Komunitas-

1
Ahmad Nurfuad, Minoritas Muslim di Negara-Negara non Muslim, (Surabaya: UINSA Press, 2014), 170.
2
M. Alli Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), 313.

2
komunitas yang berkembang juga masih bersifak ritualistik, sehingga belum ada upaya yang
menonjol dalam hal pengembangan Islam dan Muslim di sana, yang akhirnya menimbulkan
diskriminasi bagi para Muslim itu sendiri.

Kebangkitan Islam kemudian diprakarsai oleh para imigran yang datang di abad 20 M,
upaya menjaga dan mengembangkan keturunan muslim di sana dilakukan dengan mendirikan
masjid-masjid dan sekolah yang berbasis Islam. Sejak adanya upaya tersebut komunitas muslim
di Australia menjadi lebih terorganisir. Untuk kebangkitan serta perkembangan Islam yang
memang kini berada di tengah-tengah masyarakat non Islam membutuhkan peran dari komunitas
muslim. Tentunya ini bukanlah hal mudah yang dapat diwujudkan karena antara Muslim dan
masyarakat pribumi Australia itu sendiri hidup dalam misi dan tujuan yang berbeda.

Melihat latar belakang di atas, yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah peran
komunitas muslim dalam perkembangan Islam di Australia pada abad 20 M, hal ini dikarenakan
pada abad tersebut muslim mulai bangkit dan mengembangkan Islam secara signifikan di
Australia. Banyak upaya yang dilakukan untuk tetap mempertahankan eksistensi keislaman
mereka di sana seperti mendirikan beberapa organisasi. Dari organisasi ini pulalah masjid-masjid
didirikan, lembaga-lembaga keislaman dihidupkan dan upaya lainnya untuk kelangsungan hidup
mereka secara Islami. Sebenarnya pada masa gelombang migrasi muslim Afghanistan masuk ke
Australia juga sudah ada upaya untuk mendirikan komunitas sebagai wadah para muslim, hanya
saja upaya tersebut belum menuai hasil kecuali setelah revitalisasi oleh imigran berikutnya di abad
20 M.

Masuknya Islam Ke Australia Dan Komunitas Muslim

Australia merupakan benua yang terletak di Selatan dunia. Penduduknya terdiri dari
penduduk asli Australia atau Aborigin dan penduduk imigran. Penduduk asli Australia atau
Aborigin dan penduduk Kepulauan Selat Torres adalah penduduk yang telah berdiam di Australia
selama lebih dari 40.000 tahun dan mungkin hingga 60.000 tahun. Sedangkan penduduk imigran
adalah penduduk yang berasal dari gelombang migrasi atau keturunan imigran yang tiba di
Australia dari sekitar 200 negara sejak Inggris mendirikan pemukiman Eropa yang pertama di
Sydney Cove pada 1788 M.

3
Kontak secara fisik antara Muslim dan Aborigin dimulai dengan datangnya nelayan Makasar
yang mencari teripang di pesisir pantai Northen Teritory, Australia, pada abad 17 M. Kontak ini
terjadi lantaran para nelayan ini membangun industri teripang di sana. Mengenai perihal kapan
industri ini ada dan dibangun di Australia, penulis mengambil pendapat C. C. Macknight yang
menyebutkan bahwa industri teripang ini dimulai sekitar tahun 1700 M dan tetap bertahan di
Australia hingga tahun-tahun pertama abad ke 20 M. Bukti-bukti tertulis langsung dari kepulauan
Asia Tenggara mempertegas periode abad 17 sebagai masa perkembangan industri teripang di
wilayah tersebut. Bagi para pengamat seperti Dalrymple atau Forrest pada abad tersebut, teripang
merupakan jenis barang dagangan utama yang umum diperjualbelikan.3 Meski demikian kontak
muslim non fisik sudah terjadi jauh sebelum itu. Menurut pemaparan M. Ali Kettani dalam
bukunya Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa ini menyebutkan bahwa wilayah-wilayah Pasifik
Barat benar-benar dilintasi oleh para pedagang Arab dalam perjalanannya dari Arab ke China
sebelum abad 10 M. Namun orang-orang Arab tidak pernah menetap di pulau-pulau Pasifik seperti
yang mereka lakukan di Jawa dan Sumatra. Pada periode setelahnya, muslim datang dari para
imigran yang datang dari berbagai negara dengan latar belakang alasan dan tujuan. Di antaranya:

a. Migrasi Muslim dari Afghanistan, ini terjadi dalam dua gelombang; gelombang
pertama datang dari para pengendara unta, dan gelombang kedua datang setelah terjadi
invasi 1979 ke Afghanistan oleh Uni Soviet. Muslim Afghanistan yang dibawa oleh
Inggris ke Australia dengan unta mereka pada 1862 sampai 1930 ini sebenarnya berasal
dari beberapa daerah seperti India, Iran dan Afghanistan, namun karena mayoritas dari
mereka berbahasa Pusthu, maka oleh masyarakat setempat mereka disebut sebagai
orang-orang ‘Afghan’ atau bahkan dengan sebutan ‘Ghan’ saja. Orang-orang
Afghanistan ini cukup banyak membantu pembangunan ekonomi daerah padang pasir
Australia.4

Meski mereka memiliki peran yang cukup banyak dalam pembangunan Australia,
namun mereka diperlakukan layaknya budak oleh orang-orang Inggris. Ketika mereka
datang ke Australia, mereka tidak diizinkan membawa kaum wanita, suatu upaya untuk
mencegah komunitas Muslim hidup terus di Australia. Dengan tidak adanya kaum

3
Ibid., 15.
4
Abdullah Saeed. Islam in Australia, (South Australia: Griffin Press. 2003), 310.

4
wanita yang ikut ke Australia, maka para imigran Afghanistan ini mengalami kesulitan
dalam hal perkawinan. Akhirnya ada sebagian orang yang berusaha mengubah agama
wanita kulit putih untuk bisa dinikahi, ada juga yang menikahi sembarang wanita tanpa
banyak menghiraukan tentang masa depan keturunan mereka.

Imigran dari Afghan ini meninggalkan banyak keturunan yang kini masih hidup di
Australia terutama di Alice Spring. Namun kebanyakan keturunan Afghan ini tidak lagi
mempraktikan Islam. Nama, bahasa, makanan dan gaya hidup mereka sudah
terasimilasikan. Keadaan ini berbalik dari para awal imigran Afghan itu sendiri, mereka
para imigran awal memiliki kebiasaan shalat, memakai gamis dan sorban di kepala,
menghindari minuman keras, memisahkan diri dari wanita. Selain shalat, mereka juga
taat berpuasa meski mereka harus tetap bekerja.5

b. Gelombang migrasi selanjutnya datang dari orang-orang Melayu yang mulai pada
tahun 1850 M dan berlanjut sampai 1930 M. Gelombang migrasi ini membawa
orangorang Melayu Muslim ke Timur-laut, utara dan barat-laut pantai Australia.
Orangorang Melayu ini datang sebagai penyelam mutiara dan sebagai buruh-kontrak
di perkebunan tebu di Australia Barat. Menurut sensus koloni pada tahun 1871
mencatat bahwa ada sekitar 149 orang Melayu yang bekerja di Australia sebagai
penyelam mutiara di Australia.

Imigran dari Malaysia ini selain bekerja sebagai penyelam mutiara di pedalaman laut,
ada juga yang bekerja di pertambangan Australia Selatan, pertanian dan berkebun di
ladang tebu di Queensland. Meskipun permintaan tinggi untuk pekerja Melayu di
Australia, namun pengenalan Undang-undang Pembatasan Imigrasi pada tahun 1901
sangat membatasi pertumbuhan komunitas ini. Tahun 1901 ada 932 penyelam mutiara
Malaysia di Australia.

Setelah Undang-undang Pembatasan Imigrasi secara resmi berakhir pada 1973,


Australia menjadi tujuan yang lebih menguntungkan bagi imigran Malaysia. Jumlah
siswa terus meningkat, dan beberapa memilih untuk tinggal di Australia setelah
menyelesaikan studi mereka. Jumlah terbesar imigran kelahiran Malaysia tiba di

5
Deddy Mulyana. Islam dan Orang Indonesia di Australia. (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. 2000), 20.

5
Australia setelah tahun 1981, di bawah Program Family Reunion Program or as skilled
or business migrants. Pada tahun 2011 ada 39.778 imigran dari Malaysia di Victoria,
yang mayoritas tinggal di sekitar Glen Waverley, Balwyn, Doncaster dan

Melbourne bagian dalam.6

c. Pada sekitar tahun 1960 M dan sekitar tahun 1970 M dalam jumlah yang cukup besar
terjadi migrasi Muslim dari Lebanon ke Australia. Migrasi pertama bangsa Lebanon ke
Australia terjadi pada sekitar tahun 1880-an. Gelombang kedua migrasi Bangsa
Lebanon ke Australia terjadi antara tahun 1947 M sampai dengan 1975 M, terutama
setelah terjadi perang antara bangsa Arab dan Israel pada tahun 1967 M. Gelombang
ketiga terjadi pada tahun 1976 M setelah terjadi perang sipil di Lebanon.7 Para imigran
awal tersebut mayoritas bekerja sebagai pedagang asongan, mereka membeli barang-
barang di Melbourne dan menjualnya di daerah pedesaan. Beberapa di antaranya
kemudian mendirikan bisnis di bidang ritel, pergudangan, dan manufaktur. Pada awal
abad ke-20, generasi kedua Lebanon berkontribusi terhadap kehidupan publik di
Victoria. Imigran yang datang kemudian ini mayoritas berpendidikan dan bekerja pada
pekerjaan profesional. Sebagian lainnya menjadi makmur secara ekonomi melalui
usaha bisnis.

Saat ini lebih dari 15.869 orang Australia kelahiran Lebanon, sebagian besar masih
tinggal di daerah metropolitan Melbourne, dan sebagian bermukim di Victoria.
Orangorang Victoria keturunan Lebanon memberi kontribusi besar pada kehidupan di
Victoria, mereka aktif di bidang-bidang seperti politik, hukum dan perhotelan. Premier
Victoria dari 1999-2007, Steve Bracks, adalah keturunan Lebanon. Dari seluruh
imigran Lebanon yang tinggal di Australia sebagiannya adalah orang Kristen dan 47%
adalah Muslim.

d. Setelah Perang Dunia II, imigrasi Turki ke Australia tidak meningkat secara signifikan
seperti imigran dari Lebanon. Pada tahun 1966 ada kurang dari 1.000 orang kelahiran
Turki di Australia. Hal ini terjadi karena dampak persoalan White Australia Policy.
Namun, saat migrasi dari Eropa mengalami penurunan, maka pertimbangan untuk

6
Ibid., 232
7
Ibid., 243

6
menerima kembali imigran dari Turki tersebut dipertimbangkan oleh pemerintah. Pada
saat yang sama, Pemerintah Turki mendorong emigrasi untuk mengatasi pengangguran
dan kepadatan penduduk yang berlebihan.

e. Populasi Muslim yang berimigrasi ke Australia dari wilayah yang sekarang diakui
sebagai Bosnia-Herzegovina tergolong sedikit sampai setelah Perang Dunia II. Pada
tahun 1960-an dan 1970-an meningkatnya pengangguran di Republik Federal Sosialis
Yugoslavia kemudian menyebabkan pemerintah untuk meringankan pembatasan
emigrasi, yang memungkinkan peningkatan jumlah yang bermigrasi ke Australia. Para
imigran ini kemudian banyak yang menetap di Victoria.

Australia menerima beberapa ribu imigran dari Bosnia-Herzegovina yang dilanda


perang, sebagian besar di antaranya tiba di bawah Program Pengungsi dan
Kemanusiaan. Pada tahun 1996, setahun setelah perang saudara berakhir, hampir
14.000 migran dari Bosnia-Herzegovina tinggal di Australia. Sebagian besar pendatang
baru menetap di Victoria - Bosnia-Herzegovina adalah sumber imigran terbesar kelima
ke Australia pada 1995-1996.

Pada 2011, Victoria adalah rumah bagi 9.163 orang dari Bosnia-Herzegovina. Sebagian
besar hidup di daerah Dandenong, sebagian besar anggota komunitas ini adalah
Muslim, diikuti oleh Ortodoks Timur dan Katolik. Bahasa Bosnia adalah bahasa
dominan yang digunakan di rumah, diikuti oleh bahasa Serbia dan Kroasia. Saat ini
sebagian besar penduduk Victoria dari Bosnia-Herzegovina dipekerjakan sebagai
pedagang dan pekerja transportasi dan produksi. Meskipun banyak memiliki kualifikasi
profesional, kehidupan komunitas mereka didukung oleh berbagai organisasi budaya,
baik yang religius maupun yang sekuler.8

f. Hingga tahun 1947 M, Pakistan adalah negara bagian dari India yang diperintah oleh
penjajah Inggris. Imigran dari wilayah ini mulai berdatangan di Australia selama
pertengahan abad kesembilan belas, sebagian besar datang sebagai kamuflase disewa
untuk kontrak jangka pendek. Namun banyak juga yang akhirnya menetap secara
permanen di Australia. Seperti para penunggang unta 'Afghan', mereka memainkan

8
Ibid., 122.

7
peran penting dalam eksplorasi dan pengembangan area yang luas di Australia bagian
dalam.

Pada tahun 1901, ketika Undang-undang Pembatasan Imigrasi (dikenal sebagai White
Australia POlicy) diterapkan, populasi imigran dari Pakistan menjadi berkurang,
karena banyak dari mereka yang memutuskan meninggalkan Australia dan kembali ke
negara asal mereka.

Orang-orang Australia kelahiran Pakistan telah memainkan peran penting dalam


pengembangan organisasi-organisasi Muslim lokal yang ada di Australia, dan telah
berkontribusi pada pengembangan sekolah-sekolah Muslim independen dan
programprogram bahasa di seluruh Australia. Sejumlah asosiasi Pakistan juga
mendukung komunitas ini, yang tertua adalah Association Australia Pakistan yang
dibentuk pada tahun 1959.9

Peran Komunitas Muslim Australia Dalam Perkembangan Islam Australia

a. Pembentukan organisasi Islam

Sebagian besar umat Islam yang tinggal dan menetap di Australia merupakan kaum
imigran. Hal ini menunjukan bahwa Muslim di Australia memiliki keanekaragaman
suku dan budaya. Saat ini tidak hanya masjid yang menjadi simbol umum ke-islaman
di Australia, melainkan dapat dilihat juga dari organisasi Muslim yang ada di sana. Ada
beberapa organisasi-organisasi Islam yang didirikan oleh komunitas muslim
berdasarkan asal negaranya. Misalnya, umat Islam Turki lebih banyak berkelompok
dengan sesama Muslim Turki dan kemudian membangun masjid yang dikelola
berdasarkan adat istiadat Turki. Meski organisasi Islam telah banyak didirikan di
negara-negara bagian Australia, namun sampai awal tahun 1960-an, mereka tidak
melakukan pembentukan organisasi Muslim bersifat nasional yang mampu
menyatukan mereka, mengoordinasikan persoalan mereka, serta menggabungkan
mereka dalam satu komunitas muslim yang dinamis.

9
Ibid.

8
Hingga suatu peristiwa terjadi pada tahun 1961. Ketika pemimpin keagamaan
komunitas muslim Adelaide, Imam Ahmad Shaka mengajukan kepada pemerintah
Federal Australia untuk menjadi penyelenggara pernikahan bagi Muslim seperti
penyelenggaraan oleh para pendeta bagi pernikahan orang Kristen. Namun permintaan
itu ditolak oleh pemerintah Federal Australia dan ketua pengadilan menyatakan: “saya
tidak akan mengizinkan seorang Muslimpun untuk mengawini siapapun di negri ini.
Penolakan tersebut merupakan pukulan penghinaan yang sangat buruk bagi komunitas
muslim imigran baru. Saat kejadian ini di Australia sudah ada sekitar sepuluh
komunitas Muslim yang terorganisir di Adelaide, Melbourne, Shapperton, Sydney,
Brisbane, dan Mareeba. Mereka melakukan pertemuan umum pada April 1963 dengan
menghadirkan perwakilan dari setiap organisasi dalam rangka membahas penghinaan
yang tengah terjadi bagi komunitas Muslim. Dari pertemuan ini Federasi Perkumpulan
Islam Australia (AFIS) didirikan. AFIS merupakan oganisasi Federasi perkumpulan
Islam Australia yang pada tahun 1975 diubah menjadi Federasi Dewan Islam Australia
(AFIC). Jadi, setiap negara bagian dan teritori Australia sekarang membentuk dewan
Islam dan setiap dewan terbentuk dari sejumlah perkumpulam Muslim.10

1. AFIC (Australian Federation of Islamic Council)

Australian Federation of Islamic Council (AFIC) dibentuk pada tahun 1976. AFIC
merupakan bentuk organisasi Islam yang bertaraf nasional. Organisasi ini
membawahi Dewan Islam yang dibentuk di tiap negara bagian Australia, dan setiap
dewan terbentuk dari sejumlah perkumpulan Islam. Status mahasiswa asing Muslim
yang sedang belajar di universitas-universitas Australia membentuk Federasi
Asosiasi Mahasiswa Muslim Australia (AFMSA) yang mana federasi ini masuk ke
dalam status sebagai salah satu dewan Islam. Hal ini dikarenakan mahasiswa Muslim
ini dianggap istimewa dan sangat penting dalam perkembangan Islam itu sendiri.

Semua perkumpulan lokal, dewan negara bagian dan AFIC mempunyai Anggaran
Dasar yang menggambarkan kewajiban masing-masing. Presiden dan wakil presiden
AFIC dipilih setiap dua tahun oleh Dewan Islam. Baik Presiden dan wakil presiden

10
Ibid., 322.

9
tidak dapat dipilih lebih dari satu kali. Presiden pertama AFIC periode 1976-1978
adalah Dr. Abdul seorang yang berasal dari India. Presiden periode berikutnya 1978-
1982 adalah Mohammed Ali Wang seorang dokter medik yang berasal dari China.
Presiden di periode berikutnya di tahun 1982-1984 adalah Tn. Ibrahim Atallah
seorang guru sekolah menengah yang berasal dari Mesir. Dan di tahun 1984
organisasi ini dipimpin oleh Dr. El-Erian seorang profesor di salah satu Universitas
Australia, ia kelahiran Mesir.11

Tugas AFIC sebagai organisasi Islam adalah melaksanakan koordinasi, khususnya


dalam menyampaikan dakwah Islam di seluruh wilayah Benua Australia. AFIC
berkantor pusat di Sydney dan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti berikut.

a) Menyelenggarakan prosesi pernikahan sesuai dengan cara islami,


dengan mengambil tempat di Masjid atau Islamic Center.

b) Membentuk Islamic Council yang berkududukan di setiap teritori atau


negara bagian yang bertugas untuk mengurus berbagai kegiatan Islam
di wilayahnya.

c) Mengadakan kerjasama dengan Pemerintah Australia dalam proses


penyembelihan hewan-hewan yang dagingnya akan diekspor ke nagara-
negara Islam.

d) Mengangkat imam-imam masjid yang berada di Australia. Imam-imam


masjid yang diangkat oleh AFIC ini digaji oleh pemerintah Saudi
Arabia.

e) Mengusahakan dana dari negara-negara Arab, terutama dari Saudi


Arabia untuk pembangunan masjid-masjid dan Islamic Center.

f) Mengusahakan agar hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan


keluarga, seperti perceraian, perkawinan, kuburan Islam, hari libur, dan
hari-hari Islam diakui oleh pemerintah.

11
Ibid. Hlm 323.

10
2. Federation of Australia Muslim Student and Youth (FAMSY)

Selain organisasi AFIC yang dijadikan sebagai organisasi yang memayungi


organisasi-organisasi lainnya, ada pula federasi mahasiswa dan pemuda Muslim yang
disebut denga Federation of Australian Muslim Student and Youth (FAMSY) yang
mewakili berbagai himpunan Mahasiswa Muslim (the Muslim student Asociation
atau MSA) dan himpunan pemuda Muslim di Australia.

Moslem Student Association (Himpunan Mahasiswa Muslim). Organisasiorganisasi


ini mengeluarkan majalah Al-Manar (majalah berbahasa Arab) dan Australia
Minaret (berbahasa Inggris). Majalah itu pertama kali dikeluarkan oleh Federation
of Islamic Societies. Majalah itu bertebaran di New South Wales, Sydney, Victoria,
Melbourne, dan daerah-daerah lainnya.

3. Moslem Women’s Center (MWA)

Moslem Women’s Center (Pusat Wanita Islam) adalah organisasi Islam yang
didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelajaran keislaman bagi kaum Wanita.
Organisasi ini juga aktif dalam menyelenggarakan pertemuan Islam dan berbagai
kegiatan sosial yang konstruktif. Selain itu, organisasi ini juga menerbitkan majalah
bulanan yang isinya memuat tentang Islam itu sendiri, pengertian dan hakikatnya,
kisah tentang masuknya mu’allaf wanita Australia yang berlatar belakang Kristen
dan hal-hal yang berkaitan dengan Islam dan Muslim.

Selain memberikan pemahaman tentang Islam kepada kaum wanita, organisasi ini
juga membantu kaum wanita untuk belajar bahasa Inggris terutama bagi mereka yang
baru datang ke Australia dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang kurang.
Untuk memudahkan mereka hidup dan bergaul dengan warga Australia yang rata-
rata menggunakan bahasa Inggris dan terkadang untuk mempermudah saat mencari
pekerjaan.

11
b. Pembangunan Masjid

Untuk mempermudah dalam hal ibadah, komunitas Muslim mendirikan


beberapa Masjid di tiap daerah yang menjadi permukiman imigran Muslim. Masjid ini
tidak hanya saja berfungsi sebagai tempat ibadah, melainkan juga dijadikan tempat
untuk mengorganisir komunitas muslim yang ada. Masjid-masjid ini biasanya juga
dijadikan tempat untuk pengajian tentang keislaman, pendidikan Islam juga perayaan
hari besar Islam.

Pembangunan Masjid tergolang tidak mudah dilakukan di Australia, karena


setelah proposal perizinan pembuatan masjid disampaikan ke balaikota, mereka akan
meminta persetujuan dari masyarakat sekitar untuk menyampaikan keberatannya dalam
tempo waktu 21 hari.

Biasanya masyarakat selalu merasa keberatan ketika Masjid akan dibangun,


alasan mereka berkisar pada masalah parkir, dan kebisingan yang akan ditimbulkan
masjid dari suara adzan yang dilakukan 5 kali sehari. Jadi proses pembuatan masjid
tersebut lebih cepat bila proposalnya berbunyi sebagai proyek pembangunan rumah
ibadah, karena bisa berbentuk gereja, masjid dan sebagainya. Dan lebih mudah lagi jika
bangunan itu dulunya adalah gereja atau rumah yang sudah tidak dipakai kemudian
dibeli dan dialihfungsikan menjadi masjid.

Seperti halnya Masjid Lakemba, ia dibangun di atas tanah yang dulunya


merupakan sebuah rumah. Rumah itu dihancurkan pada awal tahun 1970 dan
pembangunan masjid berhasil terselesaikan pada tahun 1977. Masjid ini didirikan oleh
persatuan muslim Lebanon yang ada di Sydney dengan dana hasil dari penggalangan
muslim lokal maupun internasional, juga dibantu oleh sumbangan dari Timur Tengah
dan keluarga kerajaan Saudi.

Selain Muslim Lebanon, Komunitas Muslim Turki juga menggunakan strategi


yang sama dalam pembangunan masjid. Mereka membeli rumah yang kemudian
dibongkar dan dialihfungsikan sebagai masjid. Masjid ini mereka namakan dengan
Masjid Auburn Gallipoli dan mulai dibangun di tahun 1986.

12
c. Pembangunan pendidikan berbasis Islam

Komunitas ini tidak hanya berperan dalam upaya pembangunan sekolahsekolah yang
berbasis Islam, mereka juga berperan aktif dalam mengembangkannya. Dalam upaya
pengenalan dan perbaikan citra Islam di Australia, mereka tidak hanya
memperkenalkannya lewat sekolah, tetapi juga lewat hal-hal yang menarik seperti
pameran, seminar dan lain sebagainya.

Contoh dari pengembangan pendidikan berbasis Islami adalah seperti apa yang
dilakukan oleh komunitas CIDE, setiap hari Sabtu mereka menggelar pembelajaran
untuk anak-anak dan remaja. Jumlah murid-murid yang ada lebih kurang 100 murid,
tetapi murid yang aktif hadir secara regular lebih kurang 80 murid. Jadwal kegiatan
pendidikan dimulai dari jam 10.30 s/d jam 12.00 dengan materi membaca dan menulis
Al Qur’an, jam 12.00 s/d jam 12.30 disampaikan materi pengetahuan tentang Islam,
kemudian dilanjutkan dengan shalat dzuhur bersama. Setelah shalat dzuhur dilanjutkan
dengan ceramah umum, setelah itu ditutup dengan makan siang bersama. Materi
pengetahuan tentang Islam yang diberikan adalah masalah aqidah/tauhid, akhlak dan
sirah/sejarah. Untuk memudahkan proses belajar mengajar, murid-murid dibagi dalam
beberapa kelompok/kelas. Adapun untuk membaca dan menulis Al Qur’an dibagi dalam
beberapa kelompok/kelas yaitu:

1. Kelompok Iqra 1, 2, 3 dibimbing oleh 2 atau 3 guru

2. Kelompok Iqra 4, 5, 6 dibimbing oleh 2 atau 3 guru

3. Kelompok Al Qur’an dibimbing oleh 3 guru

Sedangkan untuk pengetahuan tentang Islam, murid-murid dibagi dalam delapan


kelompok/kelas. Untuk murid perempuan dikelompokkan dalam kelompok umur.

1. Kelompok 2 s/d 6 tahun,

2. Kelompok 7 s/d 9 tahun,

3. Kelompok 10 s/d 12 tahun,

4. Kelompok 13 s/d 14 tahun,

13
5. Kelompok lebih dari 15 tahun.

Sedangkan murid laki-laki dikelompokkan dalam kelompok umur :

1. Kelompok 5 – 8 tahun,

2. Kelompok 9 – 13 tahun,

3. Kelompok lebih dari 14 tahun.

Bukan hanya komunitas CIDE saja yang melakukan hal demikian, komunitas Muslim
lainnya juga melakukan hal serupa dalam menghidupkan Masjid.

Selama beberapa bulan dalam tahun 1991-1992, suatu pameran besar di beberapa kota
dilangsungkan untuk umum, muslim dan non-muslim, dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman akan budaya kaum Muslim terdahulu serta sumbangan
mereka terhadap kehidupan ekonomi dan profesi di Australia. Juga, untuk meluruskan
miskonsepsi antara warga Muslim dan non-Muslim yang menganggap bahwa Islam
sebagai agama dan budaya teror, seperti yang dijelaskan oleh media barat.

Pameran yang bertemakan An Australian Pilgrimage pertama kali diadakan di Museum


of Victoria atas usaha panitia gabungan antara Komunitas Muslim di Australia dengan
Universitas Melbourne yang melacak dan mengumpulkan segala Informasi mengenai
sejarah kedatangan Muslim serta kontribusinya bagi perkembangan Islam di Australia
serta peradaban Australia. Setelah sukses diadakan di Victoria, selanjutnya pameran itu
digelar di tiga kota lainnya : Geelong, Ballarat, dan Albury, hingga akhir Januari 1992
M.12

Khusus di Melbourne, selain pameran, berlangsung pula setiap dua minggu sekali
seminar dengan menghadirkan pembicara dari para tokoh Muslim Australia dan
pertunjukan budaya yang disuguhkan oleh beberapa komunitas Muslim yang dominan
seperti, Muslim Turki, Muslim Pakistan, Muslim Indonesia, Muslim Malaysia, dan
Muslim Bosnia. Dalam pameran tersebut Komunitas Muslim menyajikan berbagai foto,
catatan harian, buku sastra, lukisan, barang kerajinan tangan, perkakas rumah tangga,
alat beribadah, busana tradisional, artefak-artefak lainnya, termasuk pula dokumen-

12
Ibid.

14
dokumen yang menerangkan tentang imigrasi yang dilakukan oleh Muslim yang
terdahulu.

Di akhir abad 20 M, kaum Muslim yangg tinggal di Australia memperoleh perhatian


yang berarti dari Australia. Selama bulan Juli 1994 misalnya, Radio Nasional Australia
(ABC) setiap harinya menyiarkan acara yang mereka beri judul “perspectives on Islam”,
acara yang memuat tentang sejarah, seni, budaya dan agama Islam. Beberapa pejabat
penting seperti para mentri dan senator, juga kerap menghadiri acaraacara penting kaum
Muslim, seperti pada acara resepsi perayaan hari Idul Adha, yang diadakan di The
Islamic Council of Victoria (ICV).13

Tantangan dan Hambatan Minoritas Islam Australia

Salah satu tantangan Muslim terberat di Australia adalah bagaimana membangu paradigma
sosial positif tentang wajah Islam dalam pandangan non muslim. Perkembngan Islam di Australia
tidak terlepas dari bagaimana huubungan atau interaksi masyarakat muslim dan non muslim di
negara tersebut. Meski kedatangan imigran Arab dan Timur Tengah sangat signifikan dalam
perkembangan Islam di Australia, namun pesatnya perkembangan tersebut tidak hanya dianggap
sebagai penggerak perekonomian, melainkan sesuatu yang membahayakan lingkungan bagi
kelangsungan hidup komunitas kulit putih di Australia yang didominasi kultur Anglo Saxon.
Sebagai akibatnya, hal ini memunculkan kebijakan pemerintah White Australian Policy tahun
1901 yang membatasi perkembangan komunitas muslim. Pada tahun 1972, kebjakan White
Australia kemudian dihapus sehingga komunitas muslim menggeliat kembali. Hubugan muslim
dan non muslim di Australia mengalami pasang surut yang diakibatkan oleh banyak faktor
misalnya dari soal kesejarahan, perkembangan isu nasional-internasional, dan generalisasi
berlebihan atas eksistensi komunitas muslim di Australia. Hubungan memburuk manakala ada isu
internasional seperti tragedi pengeboman WTC Amerika hingga Bom London yang berdampak
pada stigma bahwa Islam dekat dengan terorisme, sehingga umat muslim di negara minoritas
tersebut tersudutkan hingga mengalami tindakan diskriminatif dan taka jarang pula berujung pada
kekerasan.14

13
Ibid.
14
Hidayat, Iman Nur. “Kontribusi Kaidah Fiqh dalam Produk Fatwa di Negara Minoritas Muslim”, Jurnal Ijtihad
Volume 7 No. 2 (2012), 11.

15
Faktor politik turut memberikan warna bagi komiunitas muslim di Australia. Kebijakan
pemerintah terhadap minorotas muslim terbagi kedalam dua kekuatan politik berbeda yaitu
gerakan konservatif (partai buruh) dan gerakan progresif (partai liberal). Kedua kekuatan politik
ini sama-sama sepakat untuk menegakkan nilai-nilai sekuler dalam masyarakat, dengan
memisahkan antara agama dengan politik. Konsekuensinya, semua materi perundang-undangan
yang merupakan warisan inggris tidak boleh mengambil rujukan keagamaan, tetapi lebih di
pandang sebagai bagaian dari koleksi budaya. Kekuatan politik di Australia memaksa komunitas
muslim uuuntuk melebur dalam liberalisasi dan kultur Barat. Baik kelompok konservatif maupun
progresif sama-sama melakukan pengawasan ketat terhadap kelompok-kelompok sosial Islam
yang dicurigai sebagai kelompok teroris. Undang-undang anti terorisme yang di terbitkan negara
Australia menjadi sebuah beban psikologis bagi masyarakat muslim karena selalu mmenjadi
sasaran dan target operasi intelijen dan polisi federal. Di satu sisi, meski perkembangan Islam
sangat pesat namun latar belakang muslim yang multi etnis tidak jarang mengakibatkan bentrok
internal muslim sendiri yang membuat mereka sulit untuk bersatu. Misalnya masalah sertifikasi
halal yang menjadi lahan rebutan bagi sejumlah organisasi. Ada sekitar 15 lembaga Islam yang
menerbitkan sertifikasi halal yang memunculkan kesan persaingan bisnis yang menimbulkan
kebingungan bagi konsumen muslim karena taidak adanya standar dan kriteria kehalalan yang
disepakati. 15

Pendirian masjid-masjid pun demikian, setiap etnis belomba-lomba untk membangun


masjid sehingga menimbulkan kkontroversi karena masjid menjadi milik etnis tertentu yang
membuat etnis lain tidak nyaman beribadah di masjid tersebut. Keberadaan etnis di Australia
akhirnya selalu dikaitkan dengan praktik keislaman. Mislanya di masjid Darra Brisbane, pemilihan
khatib, imam, hingga takmirnya semuanya berasal dari etnis Pakistan. Hambatan lainnya adalah
faktor bahasa. Beberapa tokoh Dakwah di Australia berasal dari negara yang tidak berbahasa
inggris sehingga menyulitkan diterimanya ajaran-ajaran Islam yang disebarkan oleh Da’i tersebut.
Mufti pertama di Australia bernama Syekh Hilaly sempat menjadi kontroversi karena
ketidakmampuannya berbahasa Inggris. Begitu pula Mufti generasi ketiga, Syekh Ibrahim yang
merupakan alumni Al Azhas Mesir namun ia tidak fasih berbbahsa inggris. Ketidakcakapan Mufti

15
Kartini, Indriani. “Minoritas Muslim di Australia dan Inggris”, Jurnal Penelitian Politik Vol. 3 No. 1 (2016), 7.

16
dalam berbahas Inggris menimbulkan stigma negatif bahwa umat Islam tidak ingin berintegrasi
dengan masyarakat Australia.16

Kesimpulan

Masuknya Islam ke Australia pertama kali dibawa oleh nelayan dari Sulawesi yang datang
ke perairan Australia Barat, Australia Utara dan Queensland pada abad 17 M. Selanjutnya, Islam
dibawa oleh penunggang unta dari Afghanistan yang didatangkan dalam ekspedisi ke padalaman
Australia di abad 18 M. Kemudian, Islam dibawa oleh para Imigran dari berbagai daerah seperti
Afghanistan, Malaysia, Le banon, Turki, Bosnia, Pakistan, dan Indonesia di abad 19 dan 20 M.

Dalam perkembangannya, Komunitas Muslim awal di Australia tidak bernasib cukup baik,
mereka masih mengalami tindak diskriminasi yang cukup banyak, hal ini terjadi lantaran
komunitas awal ini belum mampu mengorganisir komunitas mereka secara mandiri. Masjid yang
dibangunpun masih sekedar masjid yang berbentuk gubug yang sangat sederhana sehingga masjid
hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja.

Para Komunitas Muslim ini berperan dalam pembangunan masjid sebagai sarana beribadah
dan pusat kajian keislaman, berperan dalam mendirikan sekolah-sekolah yang berbasis Islam, serta
berperan dalam membangun organisasi nasional untuk menyatukan mereka, mengoordinasikan
persoalan mereka, serta menggabungkan mereka dalam satu komunitas muslim yang dinamis.

Salah satu tantangan Muslim terberat di Australia adalah bagaimana membangu paradigma
sosial positif tentang wajah Islam dalam pandangan non muslim. Perkembngan Islam di Australia
tidak terlepas dari bagaimana huubungan atau interaksi masyarakat muslim dan non muslim di
negara tersebut. Meski kedatangan imigran Arab dan Timur Tengah sangat signifikan dalam
perkembangan Islam di Australia, namun pesatnya perkembangan tersebut tidak hanya dianggap
sebagai penggerak perekonomian, melainkan sesuatu yang membahayakan lingkungan bagi
kelangsungan hidup komunitas kulit putih di Australia yang didominasi kultur Anglo Saxon.

16
Kartini, Indriani. “Minoritas Muslim di Australia dan Inggris”, Jurnal Penelitian Politik Vol. 3 No. 1 (2016), 9.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Saeed. Islam in Australia. South Australia: Griffin Press, 2003.


Ahmad Nurfuad, Minoritas Muslim di Negara-Negara non Muslim, Surabaya: UINSA Press,
2014.
Deddy Mulyana. Islam dan Orang Indonesia di Australia. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2000.
Iman Nur Hidayat. “Kontribusi Kaidah Fiqh dalam Produk Fatwa di Negara Minoritas Muslim”,
Jurnal Ijtihad Volume 7 No. 2 (2012).

Indriani Kartini. “Minoritas Muslim di Australia dan Inggris”. Jurnal Penelitian Politik Vol. 3
No. 1 (2016).

M. Alli Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017.

18
Minoritas Islam di Jerman
Khanabi Alwi (A02219020)
Sejarah Peradaban Islam
Abstrak

Islam merupakan agama yang tergolong baru dan terus berkembang hingga sekarang. Selama
perkembangannya islam juga tak luput dalam kontrofersi dan tantangan-tantangan di berbagai
tempat. Islam di Jerman telah ada semenjak masa Turki Utsmani namun, hingga saat ini
mereka masih berkembang dan dalam perkembangannya juga tak sedikit tantangan yang
mereka hadapi.

Kata kunci : Sejarah, Islam, Jerman

Sejarah

Jerman terkenal dengan tokoh-tokoh seperti Adolft Hitler maupun sejarah Nazi yang
masih kontroversial hingga sekarang. Pada makalah ini fokus pembahasan pada sejarah Islam
dan perkembangannya di negeri ini. Islam datang ke Jerman pada masa Turki Utsmani masih
menguasai dunia islam. Ketika abad ke 18. Ini terjadi ketika orang-orang tersebut
menginvansi area Austro-Hungaria tepatnya di Wina pada tahun 1683. Ini adalah kontak
pertama antara islam dengan orang-orang negeri Jerman. Di masa ini para tentara islam ada
yang dipenjara di Prusia dan diduga sudah ada komunitas islam di negeri ini. Gelombang
kedua datang pada masa kepemimpinan Raja Friedrich Wilhelm I di tahun 1732. Beliau, juga
membangun masjid guna kepentingan beribadah. Alasan Friedrich membangun masjid guna
kepentingan antara dua negara Jerman-Utsmani. Kerja sama ini berlanjut hingga masa
Friedrich II (1740-1786). Pada tahun 1945 Friedrich membangun unit muslim dalam tentara
Prussia dengan nama “Muslim Riders” yang terdiri dari 1000 orang islam. Dan tahun 1978
pemakaman orang islam dibangun pula di Berlin sebagai penghormatan bagi duta besar ke-3
Turki Ali Aziz Effendi. Dan 1980 disamping pemakaman itu dibangun masjid dengan nama
Sehitlik.

Pada abad ke 20 hubungan antara Jerman dan Turki semakin erat, Enver Pasha
melakukan diplomasi dengan cara mengirim perwira Jerman guna mengajari para tentara
Turki. Pada Perang Dunia I orang-orang Jerman menjadi sekutu dari orang-orang Utsmani.
Namun, mereka kalah dalam perang ini dan menjadikan banyak tentara islam yang tertahan
dan menjadi tawanan perang hingga harus menetap di Berlin sebelum pulang ke negaranya.
Pada 1922 komunitas islam di Berlin mencoba membuat masjid namun, gagal karena
terkendala finansial. Hingga tiga tahun kemudian orang-orang komunitas Ahmadiyah Lahore
berhasil membangun masjid di Berlin. Ketika perang dunia kedua pecah, sebagai negara
koalisi orang-orang Islam didatangkan lagi guna membantu Tentara Nazi. Meskipun pada
akhirnya mereka kalah dan berimbas pada kehancuran perekonomian Jerman. Angela Merkel
mantan kanselir Jerman mengatakan bahwa gelombang terakhir kedatangan islam pada tahun
2016. Gelombang akhir berasal dari negara-negara islam yang sedang terlibat konflik di
Timur Tengah. Dan saat ini tercatat 4,5 juta orang yang beragama islam di Jerman.

Lembaga dan Tokoh

Aliran-aliran islam di Jerman terdiri dari berbagai madzab dengan 65% beraliran
Sunni, 12% syiah-alawiyah, 7% Syiah-Zahidiyah, 2% Syiah-Turki, 1,7% Ahmadiyah, 0,3%
Ibadi, 0,1 % mistik dan 4,0% beraliran lainnya. Orang-orang Syiah di Jerman menjalankan
kegiatan keagamaannya di masjid Jamaah Khana dengan madrasah Baitul Ilmi sebagai pusat
pendidikan islam bagi anak-anak mereka. Sebagaimana di negara lainnya orang-orang salafi
juga berkembang di Jerman Pada February 2017, Asosiasi Masjid Berlin Fussilet (Berliner
Fussilet-Moscheeverein) telah dilarang karena salah satu anggotanya Anis Amri, adalah
pelaku serangan truk di Berlin pada 2016. Kasus yang sama juga terjadi, organisasi Muslim
Deutschsprachige Islamkreis Hildesheim juga dilarang karena beberapa anggotanya disinyalir
akan pergi ke wilayah konflik Syria.

Verband der Islamischen Kulturzentren (Persatuan Pusat Kebudayaan Islam, VIKZ).


VIKZ merupakan komunitas keagamaan tertua di Jerman yang berdiri pada tahun 1973.
Organisasi ini merupakan komunitas Sufi yang terdiri lebih dari 100.000 anggota, dengan
program pelatihan Imam, kursus baca Alquran, dan kursus Syariah. VIKZ memiliki 300
cabang di seluruh Jerman dan 160-250 tempat ibadah. Organisasi ini berhubungan erat
dengan gerakan tarekat Sufi Sulayman (1888-1959) dan menjadi gerakan terkemuka pada
dekade 1920-an dan 1930-an. Meski tidak berhubungan dengan partai atau gerakan Islam
tertentu dan pemerintahan, sejumlah masjid di bawah naungan VIKZ aktif berpartisipasi
dalam acara “Day of Open Mosque” di beberapa kota.

Diyanet I’leri Turk-Islam Birli’i (Turkish Islamic Union for Religious Affairs,
DITIB). DITIB merupakan organisasi Islam terbesar yang mewakili Muslim Turki di Jerman.
Organisasi ini tidak hanya ada di Jerman, tetapi juga di sejumlah negara Eropa yang terdapat
komunitas Muslim Turki. Cabang DITIB di Jerman berdiri pada tahun 1984 di kota Berlin.
Setelah dua tahun berdiri, yaitu pada 1986, lebih dari 250 organisasi Islam Massyarakat
Muslim Turki di Jerman bergabung di bawah payung organisasi ini. Saat ini lebih dari 300
organisasi Islam dan 800-900 tempat ibadah berada di bawah kontrol DITIB, termasuk
menyelenggarakan pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah publik. Beberapa tugas DITIB
yaitu melayani pengurusan visa, izin imam, izin konstruksi masjid, guru agama, dan pelatihan
bahasa Jerman. DITIB dikenal sebagai organisasi islam yang moderat. Ajaran Islam yang
dibawa organisasi ini merupakan islam pembaharuan Kemalis. DITIB sudah beberapa kali
mengajukan diri ke pemerintah Jerman agar diakui sebagai lembaga yang mewakili seluruh
komunitas Muslim di Jerman. Namun, hal itu belum diterima oleh pemerintah Jerman karena
keanggotaan organisasi ini hanya terbatas pada masyarakat Turki saja.

Islamische Gemeinschaft Milli Gorus (Komunitas Islam Milli Gorus, IGMG). IGMG
berdiri pada tahun 1985 dan merupakan kompetitor DITIB. Organisasi ini memiliki hubungan
yang dekat dengan partai Islamist di Turki. Anggota dari organisasi ini sekitar 26.500
anggota dan 400-600 tempat ibadah serta mendirikan sekolah-sekolah Alquran,
mengorganisir masjid, dan Haji.31 Secara umum, para pemimpin dan anggota IGMB
berintegrasi dengan baik dengan masyarakat Jerman. Mereka menggunakan bahasa Jerman
dan sadar akan hak-haknya, meski berusaha untuk menciptakan masyarakat yang islami. Di
Eropa organisasi ini memiliki 14 cabang dan mTurki. Organisasi ini diyakini melakukan cuci
otak kepada generasi muda Dengan memberi pemikiran Islamist dan anti Barat dengan
memberi pemikiran Islamist dan anti Barat.

Zentralrat der Muslime in Deutschland (Dewan Pusat Muslim, ZMD). ZMD


merupakan organisasi Islam di Jerman yang berdiri pada tahun 1994. ZMD dipimpin oleh
Ayyup Axel Kohler yang anggotanya berada di delapan negara bagian di Jerman. Dana
organisasi ini didapatkan dari Liga Muslim dari Saudi Arabia dan memiliki hubungan dengan
Ikhwanul Muslimin. Organisasi ini menaungi sekitar 400 tempat ibadah dan 18 organisasi
keagamaan. Adapun anggota dari ZMD berjumlah antara 12.000 sampai 20.000 anggota.

Tantangan

Secara konstitusi, hubungan agama dan negara di Jerman dijamin oleh Grundgesetz,
undang-undang dasar yang dibentuk tahun 1949. Dalam hal ini, Grundgesetz memiliki dua
fungsi: di satu sisi memberikan jaminan terhadap peran Agama dengan menghargai
keyakinan bagi pemeluknya sebagai warga negara, yaitu menjamin hak asasi individu untuk
mendapatkan perlakuan yang sama untuk tidak mendapatkan sikap diskriminasi berdasarkan
agama. Di sisi yang lain, aturan konstitusi dalam menentukan hubungan negara dengan
berbagai komunitas agama yang ada di negara Jerman. Salah satu bagian dari kebebasan
beragama ini menyangkut juga dengan kebebasan individu untuk tidak terikat dalam salah
satu agama tertentu atau tidak bertuhan. Kewarga Jerman saja, tetapi juga bagi semua orang
yang hidup di negara tersebut. Selain itu, masing-masing komunitas agama juga berhak
memberikan pendidikan agama sebagai salah satu hak dasar bagi warga negara sebagai salah
satu hak dasar bagi warga negara.

Meskipun Islam adalah agama dengan pengikut terbesar kedua setelah Kristen,
Muslim di Jerman masih banyak yang mendapatkan perlakuan diskriminatif Di berbagai
ranah sosial-budaya, media, hingga politik. Ini membuktikan bahwa Islamofobia masih cukup
berkembang di negara di mana kebebasan beragama Dilindungi oleh konstitusi dan Piagam
Hak-hak Fundamental (Charter of Fundamental Rights). Diskriminasi yang paling umum dan
banyak terjadi sebagaimana di negara-negara Uni Eropa lainnya adalah masalah jilbab. Isu
jilbab masih menjadi perdebatand di pemerintahan pusat Jerman. Separuh dari 16 negara-
negara bagian di Jerman melarang pemakaian simbol-simbol semua agama, yaitu Baden-
Württemberg, Bavaria, Berlin, Bremen, Hesse, Lower Saxony, North Rhine-Westphalia, and
Saarland. Sebagai contoh, negara bagian Berlin, Brandenburg, dan Hesse menerapkan
“hukum netral” dengan melarang guru dan pegawai di sekolah publik dan pengadilan
memakai simbol-simbol keagamaan.

Ide netral dari simbol-simbol keagamaan di ruang publik dan bebas di ruang privat ini
terlihat tidak masuk akal bagi muslimah yang menganggap jilbab sebagai kebutuhan di ruang
publik. Problem jilbab juga dialami oleh banyak muslimah di Jerman dan Uni Eropa secara
umum yang ingin mendapatkan pekerjaan atau menyewa apartemen selain itu, sejumlah isu
yang menjadi tantangan bagi Muslim di Jerman dan seringkali menyulitkan integrasi mereka
adalah pembatasan kewarganegaraan, tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan
kesulitan akses pekerjaan di sektor publik, kebijakan yang tidak seragam tentang pemakaian
simbol agama, jilbab, dan undang-Undang perlindungan binatang yang menghalangi Muslim
menyembelih hewan dan Qurban.

Di ranah politik, Islam belum diperlakukan setara dengan agama lain. Sampai saat ini,
semua negara bagian di Jerman masih belum memberi ijin Islam untuk menjadi badan
korporasi (public law corporate body), meskipun sudah beberapa kali engajukan diri.
Beberapa komunitas keagamaan seperti Protestan, Katolik, Kristen Yunani Ortodoks, dan
Yahudi telah menikmati status sebagai badan korporasi ini sehingga masing-masing dari
mereka berhak mendapatkan bantuan dari Pemerintah seperti pajak gereja (church tax),
membuka kelas-kelas agama di sekolah publik, dan bantuan dalam pembangunan tempat
ibadah. Belum diakuinya Islam sebagai bagian dari badan korporasi menjadi dilema tersendiri
bagi negara Jerman. Di satu sisi, Jerman menghendaki adanya integrasi muslim di negara
tersebut, namun di sisi yang lain pemerintah Jerman tidak atau belum mau mengakui Islam
sebagai bagian dari badan korporasi. Pengakuan ini sebenarnya menjadi salah satu hal yang
penting bagi Jerman untuk memudahkan proses integrasi tersebut. Dengan tidak diakuinya
Islam sebagai bagian dari badan korporasi, umat Islam di Jerman kurang mendapatkan
perhatian dari pemerintah.

Hal ini berbeda dengan Katolik, Protestan, dan Yahudi di mana masing-masing
komunitas ini mendapatkan pajak keagamaan (Religious Taxes/Kirchensteuer and
Kultussteuer respectively) setiap tahunnya. Gereja Katolik, sebagai contoh, mendapatkan
bantuan kurang lebih 5,5 Milyar Euro per tahun untuk pajak keagamaan saja. Adapun umat
Islam hanya mendapatkan seperlima dari jumlah tersebut atau sekitar 1 milyar Euro per
tahun. Artinya, sampai saat ini umat Islam di Jerman masih diperlakukan secara berbeda dan
tidak mendapatkan keistimewaan sebagaimana komunitas agama yang telah diakui sebagai
bagian dari badan korporasi. Meskipun secara teritis umat Islam di Jerman hidup di negara
sekuler, dalam praktiknya hanya lonceng gereja saja yang diperkenankan untuk didengarkan
di ruang publik. Umat Islam dilarang untuk mengumandangkan suara azan baik untuk salat
lima waktu, salat Jumat, maupun acara-acara pada hari besar umat Islam. Selain itu, umat
Islam juga tidak mendapatkan hak untuk tampil di media penyiaran seperti televisi dan radio
Jerman meskipun mereka membayar untuk penyiaran layanan publik (public-service
broadcasting).

Dalam bidang pendidikan, sekitar 700.000 Muslim Jerman belajar di sekolah dan
pendidikan Tinggi. Akan tetapi, berdasarkan penelitian terbaru, anak-anak migran Muslim
ditempatkan di sekolah yang lebih rendah karena tak sanggup mengikuti divisi sekolah yang
paling tinggi. Tingkat pendidikan Muslim di Jerman sendiri berskala tinggi sebanyak 5 %,
sedang 25 %, dan rendah 71 %.44 Berdasarkan data dari Badan Pusat Arsip Islam di Jerman
sebagaimana dikutip Euro Muslim diketahui bahwa kurang lebih 20% dari seluruh anak-anak
di sekolah Islam mengikuti pengajaran Al-Quran. Secara umum, para guru agama Islam di
Jerman kurang menguasai bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar dalam memberikan
materi keislaman, meskipun sudah berdiri beberapa lembaga pendidikan bagi para guru
agama dan imam.

Saat ini, beberapa universitas telah menetapkan program pelatihan guru Islam, meski
mendapatkan banyak kritikan. Pada tahun 2005 Universitas Munster mulai
menyelenggarakan pendidikan bagi guru-guru agama Islam. Hal serupa juga diselenggarakan
oleh Universitas Osnabruck pada tahun 2007 dengan memulai program pendidikan Imam,
disusul Universitas Erlangen-Nürnberg pada 2011. Munich dan Frankfurt juga sudah
menawarkan pendidikan kewarganegaraan bagi para Imam atau pemimpin agama Islam.
Dorongan lebih jauh terkait pendidikan Imam secara profesional terhalang masalah
pendanaan dan organisasi penyelenggara. Meski mendapat tantangan yang besar, komunitas
Muslim Alawiyah (Alevis) telah sukses menjalankan program pendidikan di Jerman bagi
kelompok mereka, disusul keberhasilan komunitas Muslim Turki meski dalam skala lebih
kecil.

Dalam bidang politik, partisipasi Muslim di parlemen Jerman cukup tinggi. Pada
masa jabatan 2009-2013 tercatat sekitar 20-an Muslim yang duduk di parlemen yang
sebagian besar dari mereka berasal dari keturunan Turki, Arab, dan Iran. Partai politik yang
menjadi kendaraan mereka untuk duduk di Parlemen di antaranya adalah Social Democratic
Party (SDP), Christian Union Party (CPU) dan Green Party. Namun demikian, kehadiran
mereka di parlemen tidak merepresentasikan aspirasi Muslim di Jerman. Bahkan, sebagian
besar dari mereka, meski berlatarbelakang keluargaMuslim, tidak mencerminkan sebagai
seorang Muslim. Mereka sudah terbiasa mengonsumsi alkohol, daging babi, dan kebiasaan
masyarakat Barat pada umumnya. Pada sektor rumah hunian, imigran muslim umumnya
tinggal di rumah sewa penuh sesak, miskin fasilitas, dan biaya sewa yang mahal. Segregasi
spasial ini menimbulkan konsentrasi-konsentrasi Muslim yang membentuk pusat-pusat etnik
di perkotaan. Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah Jerman untuk mengurangi
konsentrasi imigran Muslim di daerah-daerah tertentu. Akan tetapi, organisasi muslim
Türkische Gemeinde Deutschland (Komunitas Turki di Jerman, TGD), menyatakan kebijakan
tersebut harus diikuti relokasi yang lebih layak di bidang pendidikan, akomodasi, dan aspek
sosial lainnya. Perkembangan terakhir berubah lebih positif, bahwa pemerintah Jerman telah
menginstruksikan perbaikan peralatan dan renovasi apartemen.

Bentuk diskriminasi lain yang dihadapi Muslim di Jerman di hadapi di tempat kerja,
khususnya bagi pekerja buruh Muslim. Di sejumlah tempat kerja mereka kesulitan untuk
melaksanakan ibadah harian seperti salat Jumat, salat 5 waktu, dan juga di kantin yang tidak
menyediakan makanan berlabel halal bagi mereka. Para muslimah juga mendapatkan
perlakuan diskriminatif karena jilbab yang mereka kenakan.

Kesimpulan

Islam ada di Jerman ketika masa Turki utsmani, Umat islam juga terlibat dalam
perang dunia pertama kedua dalam rangka membantu Jerman. Banyak aliran yang
berkembang di islam jerman. Dan umat islam disana mendapat berbagai tantangan seperti
diskriminasi.

Daftar Pustaka

Islamy, P. R., & Andriyani, L. (2021). Islamophobia di Jerman dan Prancis. Independen:
Jurnal Politik Indonesia dan Global, 2 (2), 66-70.

Sumbulah, U. (2007). Analisis Historis Tradisi Studi Islam di Jerman: Telaah atas Karya
Josef van Ess. Studia Philosophica et Theologica, 7 (1), 77-81.

Wildan, M. (2019). Perkembangan Islam di Tengah Fenomena Islamofobia di Jerman.


Temali: Jurnal Pembangunan Sosial, 2 (2), 253-258.
MINORITAS MUSLIM DI NEGARA NEW ZEALAND

Farah Aimas Firinanda – A92219086

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

E-mail: farahnanda64@gmail.com

Abstrak

Selandia Baru adalah sebuah negara kepulauan di barat daya Samudera Pasifik; kira-kira 1.500
kilometer di tenggara Australia, di seberang Laut Tasman; dan kira-kira 1.000 kilometer di
selatan negara-negara kepulauan Pasifik, yakni Kaledonia Baru, Fiji, dan Tonga. Islam adalah
kelompok keagamaan terbesar setelah Ireligius, Kristen dan Hindu. Menurut sensus resmi
Selandia Baru pada tahun 2006, terdapat sekitar 37.000 muslim di Selandia Baru, membentuk
0.9% dari total populasi negara.

Kata kunci: Islam, New Zealand

Sejarah masuknya Islam ke New Zealand

Islam telah tiba di Selandia Baru pada tahun 1780-1784. Pada periode inilah Islam mulai diakui
sebagai agama resmi. Abdullah Drury menyebut bahwa kebanyakan muslim Selandia Baru
berasal dari India. Pada awal abad ke-19, Istilah Islam telah populer di beberapa bagian Eropa.
Namun di Selandia Baru, hal ini dianggap baru. Menurut FIANZ, pada tahun 1850, adalah
bagian awal dari bermukimnya keluarga muslim yang terkonsentrasi di Christchurch. Sebuah
majalah edisi 13 Maret 1858, memberitakan bahwa ia mencatat satu kasus di Pengadilan Tinggi
Lyttleton dengan dua orang saksi, yaitu sepasang suami istri yang disumpahi dengan
terjemahan Al-Qur’an dengan Bahasa Inggris. Pada tahun 1859 dan 1861, mereka melahirkan
4 anak. Populasi Muslim bertambah pada abad ke-20. Sejarah datangnya Islam dapat ditelusuri
kembali melalui kedatangan 3 laki-laki Gujarat yang tiba pada tahun 1906-1920. Islam mulai
berkembang pada tahun-tahun pini hingga sekarang. 1

Awal masuknya Islam dalam jumlah yang cukup signifikan adalah lewat imigrasi sebagian
orang Cina bagian selatan yang bekerja di tambang emas Otago, Selandia Baru. Lambat laun,

1https://theconversation.com/dari-mahometan-ke-muslim-kiwi-sejarah-populasi-muslim-selandia-baru-
114197
pekerja muslim di tambang itu meningkat hingga membentuk kelompok kecil muslim asal Cina
di Otago, Selandia Baru.

Beberapa waktu setelahnya, seiring populasi muslim yang bertambah, mereka kemudian
mendirikan kelompok bernama Asosiasi Muslim Selandia Baru di Auckland pada 1950.

Saat itu, tercatat sekitar 200 muslim di seluruh Selandia Baru. Sembilan tahun setelahnya,
mereka mendirikan Pusat Islam Selandia Baru di daerah Ponsonby, dengan Imam pertama dari
Gujarat bernama Maulana Ahmad Said Musa Patel (1937-2009).

Pada 1962, mereka pun membentuk Asosiasi Muslim Internasional Selandia Baru yang
berbasis di Wellington, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Asosiasi Muslim Canterbury
pada 1977.

Beberapa tahun setelahnya, pada 1979, umat Islam mengalami pertambahan hingga 2.000
muslim di seluruh Selandia Baru. Perwakilan dari tiga asosiasi di atas kemudian membentuk
Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru pada April 1979. Presiden pertama asosiasi itu adalah
Mazhar Krasniqi asal Kosovo.

Berkembangnya Islam di Selandia Baru tak lepas dari kehadiran asosiasi-asosiasi Islam di sana.
Selain sebagai wadah bertukar pikiran, mereka juga menjadi sarana bersilaturahmi,
mengeratkan persaudaraan, hingga memperjuangkan hak-hak muslim di tengah masyarakat
Selandia Baru.

Hingga sekarang, tak kurang dari 11 organisasi Islam hadir di Selandia Baru, meliputi Asosiasi
Muslim Selandia Baru, Asosiasi Muslim Auckland Selatan, Asosiasi Muslim Waikato,
Asosiasi Muslim Manawatu, Asosiasi Muslim Internasional Selandia Baru, Asosiasi Muslim
Canterbury, dan Asosiasi Muslim Otago, Fiji India Anjuman Himayat al-Islam, Asosiasi
Mahasiswa Muslim Universitas Otago, Jemaat Ahmadiyah Selandia Baru, dan Asosiasi
Muslim Southland.

Kebanyakan mereka beraliran Sunni dan Syiah. Terdapat pula Ahmadiyah yang berjumlah 400
orang.2 Saat ini, sekitar dua per tiga muslim Selandia Baru tinggal di Auckland. Selain itu,
Hamilton, Wellington, dan Christchurch juga merupakan kota-kota di mana umat Islam hidup
berat.3

2 http://i.stuff.co.nz/auckland/9341648/Prayers-for-opening
3"New Zealand Muslims". INSAMER English (dalam bahasa Inggris). 2021-02-23. Diarsipkan
dari versi asli.
Muslim adalah kelompok agama yang paling cepat berkembang di Selandia Baru dengan
populasi meningkat enam kali lipat antara tahun 1991 dan 2006. Muslim sekarang merupakan
sekitar 1% dari populasi. Mayoritas (77%) Muslim Selandia Baru lahir di luar negeri dengan
proporsi terbesar diidentifikasi sebagai India (29%) dan sebagai anggota kelompok Timur
Tengah (21%) seperti Arab, Iran dan Irak(Departemen Pembangunan Sosial, 2008). 4

Populasi Islam di New Zealand

n data sensus terbaru, populasi muslim di Selandia Baru berjumlah 57,276 penduduk, sekitar 1
persen dari total populasi keseluruhan Selandia Baru.

Berdasarkan data pemerintah Selandia Baru, perkembangan populasi muslim adalah


perkembangan kelompok paling pesat di Selandia Baru. Penambahannya adalah sekitar 6 kali
lipat sejak 1991 sampai dengan 2006.

Tujuh puluh tujuh persen populasi muslim di Selandia Baru merupakan kelahiran luar Selandia,
baik itu imigran atau keturunan imigran dari Cina, India, hingga Timur Tengah.

Kondisi Umat Islam di Selandia Baru

Meskipun sempat terjadi tragedi kelam bagi umat Islam di Selandia Baru pada 2019, negeri ini
tetap tergolong salah satu tempat paling kondusif bagi umat Islam di Barat.

Pada medio Maret 2019, terjadi penembakan brutal di dua masjid di kota Christchurch,
Selandia Baru. Penembakan itu menewaskan 30 warga sipil di Masjid Al-Noor dan 10 orang
di Masjid Linwood.

Akan tetapi, berdasarkan Islamcity Index pada 2019, Selandia Baru merupakan negara paling
kondusif bagi umat Islam peringkat pertama, diikuti dengan Swedia, Islandia, Belanda, Swiss,
Denmark, dan Irlandia.

Setelah kasus penembakan tersebut, jumlah umat Islam malah bertambah. Ketua Asosiasi
Muslim Internasional Selandia Baru Nizamul Haq Thanvi menyatakan bahwa pasca serangan
itu, 3-5 orang menjadi mualaf dan mengucapkan syahadat di masjid di Wellington.

Berdasarkan hal itu juga, jumlah penduduk muslim Selandia Baru diperkirakan meningkat
pesat lagi pada 2030 mencapai 100.000 jiwa, sebagaimana dikutip dari Journal of Muslim
Minority Affairs.

4 https://www.wgtn.ac.nz/cacr/research/identity/muslims-in-new-zealand.
Tantangan Umat Islam di New Zealand

Seiring meningkatnya situasi kekerasan di Barat baru-baru ini, radikalisasi Muslim telah
menjadi topik yang populer di Selandia Baru. Sejak akhir tahun lalu, parlemen telah
mengeluarkan undang-undang antiterorisme dalam upaya mencegah Kiwi bergabung dengan
organisasi teroris. Generasi muda Muslim dianggap paling rentan terhadap radikalisasi. Mereka
menjadi pihak yang sering dipersalahkan.

Untuk sebuah negara yang membanggakan multikulturalisme dan keragaman, akankah Muslim
menghadapi diskriminasi? Psikolog dan peneliti dari Victoria University, Dr. Jaimee Stuart,
mengiyakan hal itu. Stuart, dalam penelitian Victoria University 2009 yang belum
dipublikasikan, menemukan orang-orang Selandia Baru menilai Muslim lebih rendah daripada
kelompok agama lain.

Saat kebanyakan imigran usia tiga puluh ke atas bergulat dengan nilai-nilai budaya negara lama
dan negara baru, pemuda Muslim menghadapi lapisan kompleksitas tambahan; identitas etno-
religius. Hal itu diungkapkan Stuart setelah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk
meneliti dinamika pemuda Muslim negara itu.

Representasi media juga menjadi soal bagi generasi muda Muslim. Keberhasilan integrasi
pemuda Muslim di seluruh dunia bertentangan dengan gambar yang disajikan di media. Karena
itu, inisiatif pemuda Muslim untuk melakukan hal-hal positif diperlukan untuk menjembatani
kondisi ini. Cara terbaik untuk mengubah pandangan Islam adalah melalui aktivitas amal
membantu mereka.

Kesimpulan

Islam telah tiba di Selandia Baru pada tahun 1780-1784. Pada periode inilah Islam mulai diakui
sebagai agama resmi. Abdullah Drury menyebut bahwa kebanyakan muslim Selandia Baru
berasal dari India. Pada awal abad ke-19, Istilah Islam telah populer di beberapa bagian Eropa.
Namun di Selandia Baru, hal ini dianggap baru. Menurut FIANZ, pada tahun 1850, adalah
bagian awal dari bermukimnya keluarga muslim yang terkonsentrasi di Christchurch. Sebuah
majalah edisi 13 Maret 1858, memberitakan bahwa ia mencatat satu kasus di Pengadilan Tinggi
Lyttleton dengan dua orang saksi, yaitu sepasang suami istri yang disumpahi dengan
terjemahan Al-Qur’an dengan Bahasa Inggris. Pada tahun 1859 dan 1861, mereka melahirkan
4 anak. Populasi Muslim bertambah pada abad ke-20. Sejarah datangnya Islam dapat ditelusuri
kembali melalui kedatangan 3 laki-laki Gujarat yang tiba pada tahun 1906-1920. Islam mulai
berkembang pada tahun-tahun pini hingga sekarang.

Daftar Pustaka

Abdat, A.-U. A. (2007, November 02). Dalil tentang beranak banyak. Retrieved from Islam
Menganjurkan Umatnya Untuk Mempunyai Banyak Anak ...:
https://almanhaj.or.id/2258-islam-menganjurkan-umatnya-untuk-mempunyai-banyak-
anak.html

ALJAZEERA. (2019). New Zaelanderes hand over weapons after mosque killings.
Christrhurch : Aljazeer

Debora, Y. (2019, March 15). jumlah umat muslim new zealand. Retrieved from Sejarah Umat
di Selandia Baru - Tirto.ID: https://tirto.id/sejarah-umat-muslim-di-selandia baru-djBD

Harris, S. (2019, March 16). manifesto of brenton tarrant. Retrieved from The Great
Replacement: The Manifesto of Brenton Tarrant – The New ...:
https://www.europeanfreedom.com/2019/03/16/the-great-replacement-the manifesto-
of-brenton-tarrant-the-new-zealand-mosque-shooter/
MINORITAS MUSLIM AUSTRIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Minoritas Muslim di Negara Non-
Muslim

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M.A.

Disusun oleh:

Hamidah (A02219016)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedatangan Islam di Austria memiliki akar sejarah panjang. Islam
mulai dikenal di Austria pada 1525 ketika Turki Ottoman mencoba untuk
menyerang Kerajaan Austria. Meskipun upaya penyerangan ini gagal,
namun kedatangan Islam ternyata membawa dampak dan pengaruh di
Austria, sehingga banyak warga Austria yang masuk Islam pada dekade
berikutnya. Meski minoritas, Islam diakui secara konstitusional sebagai
agama di Austria sejak 1912. Pada 2001, terungkap jumlah Muslim di
Austria sebanyak 4, 22 persen dari total populasi atau sekitar 338 ribu jiwa.
Meski penganut Katolik Roma merupakan mayoritas, namun negara berdiri
dan berlandaskan paham sekularisme. Secara umum, Pemerintah Austria
memberikan kebebasan beragama bagi semua masyarakat.
Dalam IGGiÖ diterangkan, pada 1919, hak-hak dan hak istimewa
ditingkatkan dengan penandatanganan Perjanjian Saint-Germain
Pemerintah Austria berjanji memberikan perlindungan bagi kaum minoritas
dan menegaskan hak setiap warga negara tanpa memandang agama atau asal
etnis. Pada 1979, Undang-Undang Islam pertama disahkan. Pada tahun yang
sama juga diumumkan adanya Konstitusi Badan Agama Islam dan
pembentukan Agama Komunitas Wina Islam pertama. Menurut Pasal 1
Konstitusi semua Muslim di Austria milik Badan Keagamaan.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Muslim Austria?
2. Apa saja Lembaga-lembaga Islam di Austria?
3. Bagaimana Tantangan Muslim di Austria?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah dan Perkembangan Muslim Austria.
2. Untuk mengetahui Apa saja Lembaga-lembaga Islam di Austria.
3. Untuk mengetahui Bagaimana Tantangan Muslim di Austria.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Sejarah dan Perkembangan Muslim Austria
Kedatangan Islam di Austria memiliki akar sejarah panjang. Islam mulai
dikenal di Austria pada 1525 ketika Turki Ottoman mencoba untuk menyerang
Kerajaan Austria. Meskipun upaya penyerangan ini gagal, namun kedatangan Islam
ternyata membawa dampak dan pengaruh di Austria, sehingga banyak warga
Austria yang masuk Islam pada dekade berikutnya.
Selama Kongres Berlin tahun 1878, Austria memperoleh hak untuk
menduduki dan memerintah provinsi Ottoman di Bosnia–Herzegovina. Dengan
cara ini, Habsburg memiliki koloni yang berisi 60.000 Muslim. Setelah kekaisaran
runtuh pada akhir Perang Dunia Pertama, populasi Muslim Austria berkurang
menjadi beberapa ratus. Pada 1950-an, Austria adalah negara yang didominasi
Katolik Roma dengan hanya komunitas minoritas agama yang kecil. Pada saat
sensus 1951, 89% populasi menganggap diri mereka Katolik Roma, 6,2% Protestan
dan 3,8% non-denominasi.1
Selama tahun 1960-an dan 1970-an, jumlah Muslim mulai meningkat lagi
sebagai akibat dari Austria pasca Perang Dunia Kedua dan meningkatnya
permintaan akan tenaga kerja. Austria kemudian mengadakan perjanjian bilateral
dengan negara-negara Eropa selatan dan tenggara, termasuk Turki (1964) dan
Yugoslavia (1966), untuk merekrut pekerja asing. Seiring waktu, arus masuk ini
menyebabkan sejumlah besar pekerja ini dan keluarga mereka menetap di Austria.
Pada tahun 1969, jumlah pekerja asing dari Turki dan Yugoslavia mencapai sekitar
76.500; pada tahun 1973, jumlah ini hampir tiga kali lipat, menjadi sekitar 227.000.2
Dengan krisis minyak dan resesi berikutnya pada tahun 1973, permintaan
akan pekerja asing berkurang drastis. Setelah rekrutmen berakhir, akses ke
pekerjaan dibatasi dan pada tahun 1975, Undang-Undang Ketenagakerjaan Orang
Asing disahkan. Akibatnya, jumlah karyawan asing (dan penduduk) turun ke titik
di mana, pada tahun 1985, pekerjaan warga negara Yugoslavia dan Turki di Austria
berada di setengah tingkat yang telah ada pada tahun 1973. Meskipun perekrutan
tenaga kerja aktif dihentikan, lainnya bentuk migrasi, seperti reunifikasi keluarga,
mulai memainkan peran yang lebih penting. Selain itu, pada 1990-an, Austria
membuka perbatasannya untuk sekitar 110.000 pengungsi dari bekas Yugoslavia

1
Mattes, A., & Rosenberger, S, Islam and Muslims in Austria. In M. Burchardt & I. Michalowski
(Eds.), After Integration, Islam, Conviviality and Contentious Politics in Europe (Wiesbaden:
Springer Fachmedien, 2015), 130.
2
Kraler, A., & Stacher, I, “Migration dynamics in Austria: Patterns and policies in the 19th and
20th century,” International Migration, “Historische Sozialkunde. Geschichte-Fachdidaktik-
Politische Bildung” (Special Issue, 2002), 51–65.
(Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, dan Kosovo) yang telah melarikan diri atau
diusir dari negara asal mereka selama permusuhan yang dimulai pada tahun 1991.
Sebagian besar dari mereka pengungsi ini (sekitar 90.000) adalah Muslim
Bosnia (UNHCR nd). Pada tahun 2015, Austria sekali lagi menjadi salah satu dari
sepuluh tujuan utama pencari suaka di seluruh dunia dan menerima 88.340 aplikasi
suaka (UNHCR 2014). Sebagian besar pencari suaka ini berasal dari negara-negara
Muslim, termasuk Suriah, Afghanistan, Irak, Chechnya dan Somalia. 3 Di Austria,
Islam sebagai denominasi agama pertama kali dimasukkan sebagai kategori dalam
survei sensus 1971, yang mencatat 0,3% dari populasi sebagai Muslim. Pada sensus
1991, jumlah ini meningkat menjadi 2%, dan pada sensus 2001 menjadi 4,2%,
ketika sekitar 350.000 orang menyatakan Islam sebagai agama mereka. Namun,
setelah tanggal tersebut, denominasi agama tidak lagi disurvei, sehingga jumlah
populasi Muslim di Austria saat ini hanya dapat diperkirakan.
Menurut Dana Integrasi Austria (ÖIF), ada sekitar setengah juta Muslim
pada tahun 2009 di Austria, yang merupakan sekitar 6% dari populasi negara itu
sedangkan jumlah ini telah meningkat menjadi 700.000 Muslim pada tahun 2017,
mewakili sekitar 8 % dari populasi. Sebagian besar Muslim yang tinggal di Austria
adalah Sunni (85%), diikuti oleh Syiah (12%); dan Alevis (Aliviyah), Ahmadiyah
dan kelompok Islam lainnya memiliki persentase yang lebih kecil. Pada tahun 2009,
orang Turki merupakan kelompok terbesar di antara Muslim yang tinggal di Austria
(sekitar 109.000, atau 21% dari Muslim), diikuti oleh sekitar 52.000 dari Bosnia
dan Herzegovina (10%), sekitar 34.000 dari Serbia, Montenegro dan Kosovo (7%)
dan sekitar 18.000 warga negara Rusia (4%). Jumlah naturalisasi telah meningkat
secara signifikan, terutama dalam beberapa tahun terakhir di antara orang Turki dan
Bosnia. Per 15 Mei 2001, hanya 28% Muslim yang memiliki kewarganegaraan
Austria, sedangkan pada 2009, hampir separuh Muslim di Austria adalah warga
negara Austria.
II. Lembaga-lembaga Islam di Austria
a. Model Inklusif Tata Kelola Agama dan IGGiÖ
Seperti disebutkan sebelumnya, Islam adalah agama resmi dan
badan keagamaan terorganisir di Austria, membuat Austria unik di antara
negara-negara Eropa Barat dalam hal ini. Status Islam di Austria dapat
ditelusuri kembali ke awal pengakuan legislatif terhadap denominasi ini.
Pertama, Konstitusi tahun 1867 menjamin penghormatan terhadap semua
agama di seluruh Kekaisaran, memberikan hak kepada Muslim untuk
mendirikan masjid dan menjalankan agama mereka.4
Kedua, Undang-undang Pengakuan tahun 1874 memberi umat Islam
hak dan keistimewaan tambahan, termasuk hak untuk mengatur dan

3
Janda, A., & Vogl, M, Islam in Österreich (Wien: Österrische Integrationsfonds, 2010).
4
Schmied, M, Islam in Österreich. In W. Feichtinger & S. Wentker (Eds.), Islam, Islamismus und
islamischer Extremismus (Wien: Landesverteidigungsakademie, 2005), 189-206.
mengelola urusan komunitas mereka secara mandiri melalui dewan kota dan
untuk membentuk dana wakaf Islam. Hak-hak istimewa ini ditingkatkan
lebih lanjut dengan Perjanjian Saint-Germain-en-Laye tahun 1919, yang
menjamin perlindungan bagi minoritas di Kekaisaran Austro-Hongaria dan
menegaskan hak setiap warga negara untuk menduduki posisi nasional yang
penting tanpa memandang agama atau asal etnis.
Ketiga, Hukum Islam 1912 menempatkan umat Islam secara setara
dengan pengikut komunitas agama lain yang diakui secara resmi dan
membentuk dasar hukum untuk pengakuan komunitas Islam sebagai
korporasi hukum public. Secara khusus, ini menjamin hak Muslim untuk
mempraktikkan Islam di depan umum (misalnya pendidikan agama Islam
di sekolah umum), untuk mendirikan lembaga yang diakui (misalnya
sekolah) dan untuk menentukan sendiri masalah internal.
Pada tahun 1989, pemerintah Austria mengamandemen Hukum
Islam, yang semula terbatas pada Mazhab Hanafi, untuk mengakui semua
mazhab teologi Islam. Belakangan, konteks hukum ini diperkuat dengan
adanya Undang-Undang tentang Kedudukan Umat Beragama tahun 1998,
yang menawarkan tiga kemungkinan cara pengorganisasian bagi umat
beragama, yaitu (1) sebagai masyarakat terdaftar, (2) sebagai yayasan
(Stiftungen) dan (3) sebagai korporasi di bawah hukum publik Komunitas
agama, yang diakui sebagai korporasi di bawah hukum publik, diakreditasi
sebagai entitas publik legal dengan posisi istimewa dalam sistem politik
Austria. Akibatnya, beberapa hak diberikan kepada komunitas-komunitas
ini dan kepada anggota individu mereka.5 Terlepas dari kenyamanan
konteks hukum historis ini bagi komunitas Islam, tidak ada upaya yang
dilakukan untuk mendirikan korporasi hukum publik Islam sampai tahun
1960-an. Selama Perang Dunia Pertama dan dengan berakhirnya Monarki
Habsburg, upaya untuk melembagakan Islam di Austria terhenti. Mulai
tahun 1932, Islam tampak berkembang kembali, terutama dengan berdirinya
dan berkembangnya Liga Kebudayaan Islam, sebuah organisasi non-
pemerintah (LSM) Islam.
Namun, setelah Austria dianeksasi oleh Nazi Jerman, organisasi ini
dihentikan sementara. Selama periode singkat 1943-1948, LSM Islam
lainnya, Komunitas Islam, muncul dan, dengan berakhirnya Perang Dunia
Kedua, Asosiasi Muslim di Austria didirikan. Namun, kedua organisasi ini
berfokus terutama pada isu-isu keagamaan dan amal, dan tidak memainkan
peran aktif dalam Wina melembagakan Islam.
Langkah penting pertama menuju pendirian perusahaan hukum
publik Islam diambil pada tahun 1962 dengan pendirian Asosiasi Layanan
5
Rosenberger, S., & Mourao Permoser, J, Religious citizenship versus politics of migrant
integration: The case of Austria. In P. Bramadat & M. Köenig (Eds.), International migration and
the governance of religious diversity (Kingston: School of Policy Studies, Queen’sUniversity,
2009), 263.
Sosial Muslim (Muslimischer Sozialdienst, MSD) oleh Muslim dari
Bosnia–Herzegovina. MSD mendukung dan berkonsultasi dengan Muslim
tentang masalah agama dan menyediakan infrastruktur Islam (ruang sholat,
perpustakaan, dll.). Organisasi ini juga yang pertama mengajukan
pengakuan korporasi hukum publik pada tahun 1971, tetapi tidak berhasil.
Setelah permohonan kedua pada Mei 1979, Kementerian Pendidikan, Seni
dan Budaya Federal Austria (Bundesministerium für Unterricht, Kunst und
Kultur) memberikan izin untuk mendirikan 'Komunitas Islam Wina' dan
'Komunitas Islam Austria'.6 Komunitas Muslim Percaya di Austria (IGGI)'
didirikan sebagai hasil dari izin ini pada tahun 1979 dan berstatus badan
hukum publik. Secara teoritis, IGGiÖ diakui sebagai perwakilan sah dari
semua Muslim di Austria, dan negara Austria menganggap semua Muslim
sebagai anggota IGGi. Namun dalam praktiknya, ada dua jenis
keanggotaan: aktif dan pasif. Semua Muslim dianggap sebagai anggota
pasif dan berhak menggunakan layanan yang disediakan oleh IGGi.
Anggota aktif setiap tahun membayar biaya keanggotaan €40. Hanya 0,3%
Muslim di Austria yang membayar jumlah ini, dan mereka yang tidak
membayar biaya ini dikeluarkan dari proses pengambilan keputusan
organisasi dan tidak dapat memberikan suara dalam pemilihan IGGiÖ.
Tanggung jawab utama IGGi adalah menyediakan pendidikan agama Islam
yang didanai negara di sekolah negeri dan swasta Austria.
IGGi juga berhak melatih, mengangkat dan mengawasi para imam dan
ustadz, meskipun mereka adalah pegawai negeri dan digaji oleh negara.
Selain itu, IGGi menyediakan semua layanan yang terkait dengan tradisi
perawatan Islam (misalnya di rumah sakit, dinas militer, penjara,
pernikahan, dan pemakaman di pemakaman Muslim). IGGIÖ
diperbolehkan untuk memungut 'pajak gereja', tetapi IGGIÖ belum
melaksanakan hak istimewa ini. Hak-hak organisasi tersebut juga meluas ke
arena politik. Ketika undang-undang yang mempertimbangkan praktik
keagamaan dirancang, pemerintah harus berkonsultasi dengan komunitas
agama yang diakui secara hukum, memberi mereka kesempatan untuk
berkontribusi dalam proses legislative.
Hak dan keistimewaan Muslim melampaui hak korporat IGGi. Undang-
undang Pembatasan Kerja (Arbeitsruhegesetz), misalnya, mengizinkan
pekerja mengambil cuti untuk salat, asalkan tidak mengganggu orang lain.
Selain itu, Pasal 14 Konstitusi Austria dan Pasal 9 Konvensi Hak Asasi
Manusia melindungi hak pelajar Muslim untuk mengenakan jilbab. Pelajar
Muslim di Austria tidak harus menghadiri kelas selama hari raya keagamaan
mereka dan juga memiliki hak atas pendidikan agama Islam di sekolah
umum, asalkan jumlah mereka menjaminnya.

6
Strobl, Islam in Österreich: eine religionssoziologische Untersuchung (Frankfurt: Lang, 1997), 37.
Pelajar Muslim dibebaskan dari mengikuti pendidikan agama jika jumlah
mereka sedikit dan tidak membenarkan kelas yang terpisah.
b. Keberlangsungan Kegiatan Asosiatif Muslim
Pendirian sebuah lembaga yang diakui secara resmi (IGGI) yang
menawarkan hak istimewa yang diuraikan dalam bagian sebelumnya tidak
menghalangi pembentukan banyak organisasi Islam di Austria. Sejumlah
besar Muslim tidak berpartisipasi dalam kegiatan IGGi dan lebih memilih
untuk mendukung organisasi sosial, ekonomi, agama dan/atau politik
alternatif. Misalnya, Alevis tidak mengasosiasikan diri dengan IGGi dan
menjadi bagian dari organisasi mereka sendiri (Alevitische
Glaubensgemeinschaft di sterreich, ALEVI), yang diakui sebagai
perusahaan di bawah hukum publik pada 2013. Persatuan Islam Turki untuk
Kolaborasi Budaya dan Sosial di Austria (Türkisch Islamische Union für
kulturelle und soziale Zusammenarbeit di sterreich, ATIB), organisasi
Muslim terkuat di Austria dalam hal keanggotaan, didirikan pada tahun
1990 dan menyediakan layanan keagamaan bagi warga Turki di Austria. Di
masa lalu, ATIB sering mengkritik IGGi karena memiliki struktur anti-
demokrasi yang tidak mengizinkan ATIB untuk secara resmi diwakili di
IGGi. Ia juga mengkritik Akademi Islam, yang menyediakan pendidikan
agama, karena didominasi oleh orang-orang Arab, tidak seperti Turki,
merupakan minoritas dalam komunitas Muslim di Austria dan yang
pendidikannya, menurut ATIB, secara sepihak dipengaruhi oleh Al-
Universitas Azhar di Kairo. Ketegangan ini dan ketegangan lainnya antara
ATIB dan IGGiÖ sebagian telah mereda dalam beberapa tahun terakhir.
Terutama pada masa pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan yang
konservatif (Adalet ve Kalkınma Partisi, AKP), berbagai kerjasama telah
terjalin antara kedua organisasi, mendorong keterlibatan anggota ATIB
dalam IGGiÖ. Sebagai hasil dari proses ini, Ibrahim Olgun, yang
merupakan anggota ATIB dan bertindak sebagai komisaris integrasi
organisasi ini antara 2013 dan 2014, memenangkan pemilihan presiden
IGGi pada 2016.
Organisasi Muslim di Austria berkisar dari klub swasta lokal hingga
supra-organisasi regional, dari organisasi keagamaan hingga pendidikan
dan organisasi berorientasi politik yang menjangkau seluruh spektrum
politik, dan dari ekstrem kanan hingga ekstrem kiri. Sementara beberapa
organisasi Muslim dibubarkan tak lama setelah pembentukannya, yang lain
mengalami proses perkembangan yang dinamis. Banyak organisasi Muslim
dimulai sebagai pertemuan sosial informal, seperti jaringan Muslim dan
tempat berdoa (Masjid atau Mushala) pada 1960-an. Selama tahun 1970-an
dan 1980-an, beberapa jaringan Muslim ini, yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan keagamaan para migran, berkembang menjadi
organisasi dengan struktur vertikal dan horizontal yang bertahan lama, stabil
dan terlihat. Pada 1990-an dan 2000-an, mereka memformalkan status
mereka sebagai unit non-pemerintah yang profesional, dan terkadang sangat
dipolitisasi, dengan tujuan, fungsi, dan struktur organisasi yang berbeda.
III. Tantangan yang Dihadapi Muslim Austria
a. Melawan Hak-Hak Beragama Muslim
Berkenaan dengan konflik tentang Islam di Austria, penting untuk
dicatat bahwa konflik hukum dan kontestasi politik di tingkat pemerintahan
jarang terjadi. Namun, sentimen anti-imigran tersebar luas di kalangan
penduduk dan sikap anti-Islam juga dimunculkan oleh FPO, yang telah
menjalankan slogan-slogan seperti “Rumah ini Bukan untuk Islam” dengan
keberhasilan elektoral yang cukup besar. Oleh karena itu, politisasi Islam
meski serupa dengan negara-negara Eropa lainnya dengan partai populis
yang kuat sangat tinggi. Studi berdasarkan Studi Nilai Eropa menunjukkan
bahwa proporsi yang agak tinggi dari responden Austria mengungkapkan
kebencian terhadap tinggal di sebelah Muslim migran dan orang-orang dari
warna kulit yang berbeda. Umat Islam khususnya perempuan berjilbab
mengalami diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja.
Pada bagian berikut kita membahas beberapa isu kontroversial.
b. Mengenakan Jilbab
Untuk melarang segala bentuk jilbab Muslim di depan umum tidak
pernah menjadi perdebatan serius di tingkat pemerintah. Sementara partai-
partai sayap kanan Austria, khususnya FPÖ, berulang kali menyerukan
pelarangan pemakaian jilbab di depan umum, dua partai politik besar, Partai
Rakyat Austria Kristen-Konservatif dan Partai Sosial-Demokrat Austria
bersikeras bahwa masalah ini adalah masalah, bukan masalah negosiasi
karena tradisi hukum hubungan negara- agama. Aktor politik arus utama
serta perwakilan agama, misalnya mantan presiden IGGIO Anas Schakfeh,
menekankan dan memuji model tata kelola inklusif keragaman agama
dalam konteks ini.7 Dalam beberapa kasus hak untuk memakai jilbab di
tempat kerja dipertanyakan. Kasus yang disengketakan dikenal karena
sistem kesehatan masyarakat dan asosiasi transportasi umum Wina.
Asosiasi Rumah Sakit Wina (Verbund der Wiener Krankenanstalten)
mengeluarkan keputusan mengikat internal pada tahun 2006 yang
menganjurkan kebijakan non-larangan. IGGIO telah mengeluarkan
berbagai pernyataan tentang masalah jilbab, dengan jelas menyatakan
bahwa hak itu adalah hak, mengenakan jilbab di depan umum dipandang
sebagai hal yang tidak dapat dinegosiasikan bagi komunitas Muslim. Secara
umum, masalah jilbab tampaknya tidak dapat dinegosiasikan di kedua sisi:
baik IGGIO maupun partai politik arus utama tidak mau mengizinkan
pembatasan hukum apa pun dalam mengenakan jilbab.
c. Sunat

7
Schakfeh, Islam in Austria, in G. Bischof, A. Pelinka, & H. Denz (Eds), Religion in Austria
(New Brunswick: Transaction, 2005), 152.
Pada bulan Juni 2012 keputusan pengadilan di Cologne tentang
sunat memicu perdebatan, yang juga menyebar ke Austria. Pengadilan telah
memutuskan bahwa sunat laki-laki pada anak-anak merugikan hak mereka
atas integritas fisik. Keputusan pengadilan yang tidak mengikat ini
membuka debat intensif tentang situasi hukum di Jerman. Di Austria, debat
ini dibuka juga dan terutama didorong oleh organisasi ateis, dengan aktor
politik bergabung di akhir. Sementara individu-individu dari FP dan sayap
mereka yang terpisah, Partai Kebebasan Carinthia menyerukan larangan
sunat, aktor-aktor pemerintah mengupayakan de-eskalasi. Pada waktunya,
koalisi agama terbentuk. Komunitas agama yang bersangkutan Yahudi dan
Muslim Austria didukung oleh pendeta terkemuka dari gereja Katolik dan
Protestan. Selama fase perdebatan yang paling intens, undang-undang
tentang bedah kosmetik disahkan di parlemen. Tambahan pada RUU
tersebut menyatakan bahwa sunat laki-laki tidak diklasifikasikan sebagai
operasi kosmetik, tetapi sebagai perusakan tubuh menurut KUHP. Namun,
sebagai ritus keagamaan komunitas agama yang diakui, hal itu tidak
melanggar kesusilaan umum dan karenanya tidak terlarang. Meskipun
tambahan tersebut tidak memiliki status yang mengikat secara hukum, dapat
dikatakan bahwa pemerintah mengirim sinyal yang mendukung ritual
keagamaan ini. Kementerian Kehakiman Federal juga mengacu pada
undang-undang ini ketika memberikan pendapat hukum tentang masalah
tersebut, yang telah diminta oleh Gubernur Vorarlberg.
d. Membangun Mesjid dan Tempat Sholat.
Upaya pertama untuk membangun mesjid di Wina dimulai pada
awal abad ke-20, ketika Kaisar Franz Joseph I mendukung rencana
pembangunan mesjid di Wina dan menyediakan sumber dana untuk itu.
Pecahnya Perang Dunia Pertama mencegah realisasi proyek ini dan butuh
70 tahun lagi sampai masjid pertama dibangun di Wina. Dalam beberapa
tahun terakhir Austria telah mengalami beberapa konflik atas pembangunan
gedung-gedung Islam. Pembangunan masjid di Bad Vöslau sering disebut-
sebut sebagai model praktik terbaik walaupun ATIB, asosiasi Islam yang
terlibat harus menerima serangkaian persyaratan, yang kemudian diajukan
sebagai kompromi. Dalam proses mediasi selama 2 tahun, para pihak dalam
proyek ini menyepakati perubahan luas dalam rencana arsitek, terutama
mengenai ukuran menara yang direncanakan. Namun, kasus ini dapat dilihat
sebagai proses mediasi yang berhasil, karena terdapat kerangka diskusi yang
luas yang memungkinkan perdebatan di tingkat lokal dan sebagian besar
konflik telah mereda pada saat pembukaan tahun 2009.
Konflik seputar perluasan pusat kebudayaan Islam di distrik Wina
ke 20, sekali lagi diprakarsai oleh asosiasi Turki ATIB, berkembang dengan
cara yang sama sekali berbeda. Di sini, inisiatif warga dibentuk untuk
mencegah pembangunan dengan menggunakan kekhawatiran polusi suara
dan kekurangan ruang parkir. Argumen tersebut terkenal dari konflik serupa
di negara-negara Eropa lainnya. Konflik lokal ini menjadi lebih intens
ketika politisi konservatif dan sayap kanan mulai mendukung inisiatif warga
dan kelompok anti-Islam lainnya bergabung dalam protes. Perselisihan itu
menarik perhatian nasional ketika ketua Partai Kebebasan Austria (FPÖ)
mengambil bagian dalam pawai protes pada Mei 2009,8 mengangkat salib
selama pidatonya. Ini dikritik keras oleh perwakilan gereja Kristen.
Ketika pekerjaan konstruksi dimulai pada musim semi 2013, pihak-
pihak yang berkonflik belum mencapai kesepakatan. Pada tahun 2008,
parlemen negara bagian Carinthia dan Vorarlberg mengesahkan
amandemen peraturan pembangunan yang secara de facto menghambat
pembangunan masjid. Peraturan- peraturan ini tidak mengacu pada situs-
situs Islam secara khusus tetapi mewajibkan persetujuan dari sebuah komite
khusus untuk bangunan-bangunan yang “tidak biasa”. Namun, niat
pelarangan khususnya masjid dan menara (masjid) secara terbuka
diungkapkan oleh para politisi yang berwenang. Selain tantangan-tangan di
atas terdapat tantangan baru yang dihadapi Muslim di Austria dengan
mempertimbangkan IGGIO serta gambaran kehidupan Mslim yang lebih
luas, misalnya, berkaitan dengan wacana HAM dan Islam, hubungan IGGIO
dengan politik, dan keberlangsungan generasi penerus Muslim di Austria

BAB III

8
Furlinger, the politics of non-recognition: Mosque construction in Austria, In Allevi (Ed), Mosque
in Europe: Why a solution has become a problem. Ethnobarometer programme (London: Alliance
Pub, Trust, 2010), 185.
PENUTUP
Kesimpulan
Kedatangan Islam di Austria memiliki akar sejarah panjang. Islam mulai
dikenal di Austria pada 1525 ketika Turki Ottoman mencoba untuk menyerang
Kerajaan Austria. Meskipun upaya penyerangan ini gagal, namun kedatangan Islam
ternyata membawa dampak dan pengaruh di Austria, sehingga banyak warga
Austria yang masuk Islam pada dekade berikutnya. Meski minoritas, Islam diakui
secara konstitusional sebagai agama di Austria sejak 1912.

Muslim di Austria secara resmi diwakili oleh Dewan Komunitas Islam


(Islamische Glaubensgemeinschaft) dari Austria (IGGIO). Lembaga ini mengelola
hubungan komunitas Muslim dengan negara. Konferensi dewan ini pertama kali
digelar pada Juni 2003. Dilansir dari Euro-Islam, setelah pengakuan Islam secara
nasional, muncul berbagai Lembaga Muslim. Organisasi-organisasi ini bersifat
swasta dan berada di wilayah tertentu. Kadang-kadang beroperasi di beberapa
masjid, dan terdaftar sebagai asosiasi. Selaian IGGIO ada juga Lembaga Österreich
(ATIB) sebagai perwakilan kelompok Islam Turki.

Orang-orang Muslim menghadapi berbagai macam diskriminasi konkret


dalam kehidupan sehari-hari juga. Dengan demikian, wanita dengan jilbab
mengalami kesulitan mencari pekerjaan, dan penerimaan sosial terhadap jilbab
telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terjadi sampai pada tingkat
dimana kantor ketenagakerjaan terkadang menganggap jilbab sebagai cacat dalam
pencarian pekerjaan.

Daftar Pustaka
Kraler, A., & Stacher, I. “Migration dynamics in Austria: Patterns and policies in
the 19th and 20th century,” International Migration, “Historische Sozialkunde.
Geschichte-Fachdidaktik- Politische Bildung”. Special Issue, 2002

Mattes, A., & Rosenberger, S. Islam and Muslims in Austria. In M. Burchardt & I.
Michalowski (Eds.) After Integration, Islam, Conviviality and Contentious Politics
in Europe. Wiesbaden: Springer Fachmedien, 2015.

Schmied, M. Islam in Österreich. In W. Feichtinger & S. Wentker (Eds.) Islam,


Islamismus und islamischer Extremismus. Wien: Landesverteidigungsakademie,
2005.

Rosenberger, S., & Mourao Permoser, J. Religious citizenship versus politics of


migrant integration: The case of Austria. In P. Bramadat & M. Köenig (Eds.)
International migration and the governance of religious diversity. Kingston: School
of Policy Studies, Queen’sUniversity, 2009.

Strobl. Islam in Österreich: eine religionssoziologische Untersuchung. Frankfurt:


Lang, 1997.

Schakfeh. Islam in Austria. in G. Bischof, A. Pelinka, & H. Denz (Eds), Religion


in Austria. New Brunswick: Transaction, 2005.

Furlinger, The politics of non-recognition: Mosque construction in Austria, In


Allevi (Ed), Mosque in Europe: Why a solution has become a problem.
Ethnobarometer programme. London: Alliance Pub, Trust, 2010.

Anda mungkin juga menyukai