Disusun Oleh:
1. Riska Sorayawati (22106020006)
2. Luthfiyyah Amalia S. R. H. (22106020016)
3. Lanang Haidar Zaky (22106020013)
Terdapat bebeberapa teori tentang masuknya agama Islam di China. Perbedaan pendapat
tersebut disebabkan oleh kurangnya data yang valid yang ditemukan dilapangan tentang kapan
dan dimana pertama kali Islam menyebar di negeri itu.Menurut Jean A. Berli dalam bukunya
Islam in China menjelaskan,masuknya Islam di China berlangsung pada abad ke-8.Sedangkan
apabila berdasarkan pada catatan Chen Yuen dan catatan resmi dari Dinasti Tang menunjukkan
bahwa Khalifah Utsman bin Affan sudahmengirim utusan ke China sejak abad ke-7, tepatnya
tahun 30 H/651 M. Kedatangan Islam lebih dari 10 abad yang lalu tentu sedikit banyak
memberikan dinamika tersendiri bagi perkembangan China. Meski sebagai minoritas, umat
Islam di China selalu melibatkan diri dalam proses dealektika sejarah berdirinya negeri
tersebut. Bahkan tokoh revolusionis yang membawa China dari pemerintahan tiran (Dinasti
Manchu) menuju negara Republik Demokratis adalah seorang tokoh Islam yang bernama Sun
Yat Sen. Hadirnya Sun Yat Sen dan tokoh-tokoh muslim penting lainya tidak lepas dari
kegigihan umat Islam dalam membangun peradaban mereka melalui kultur, sosial, budaya dan
pendidikan yang mereka perjuangkan selama berabad-abad. Di sadari atau tidak, kegigihan
umat Islam inilah yang secara tidak langsung juga ikutserta dalam menentukkan arah gerak
masa depan China yang sekarang ini.
Kata Kunci: Minoritas, Muslim China, Perkembangan, Sejarah dan Pendidikan
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.Selanjutnya sholawat serta salam kita curahkan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad
SAW. Yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman yang terang benderang ini
yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.
Harapan dari penulisan makalah ini semoga dapat memberikan materi bermanfaat dan
referensi kepada para pembaca, khususnya para mahasiswa Program Studi Fisika
FakultasSains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.
Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Beliau Frida Agung Rakhmadi, S.Si.,
M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah Peradaban islam, dan tak lupa pula kepada kakak
tingkat 2021 Muhammad Taqiuddin Faajru, Zain Bintang Pamungkas, Muhammad Zahrul
Anam selaku penulis makalah sebelumnya dan tak lupa pula kepada semua pihak dan kepada
keluarga besar UIN Sunan Kalijaga khususnya program Studi Fisika yang selalu mendukung
jalannya penulisan makalah ini. Penulis sadar bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
makalah ini. Diharapkan apabila terdapat kritik dan saran dapat disampaikan kepada penulis.
Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1
Iqbal. (2018). Islam Di Cina Dalam Tinjauan Historis. Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan,
2(2), 414-415.
kekaisaran Dinasti Sui dan awal Dinasti Tang (sekitar tahun 617 M). Teori ini
diperkuat oleh beberapa faktor:
1) Hubungan perdagangan antara bangsa Arab dan China yang telah terjadi sejak
abad ke-5 M. Bukti sejarah menunjukkan bahwa duta besar Persia pertama kali
datang ke China pada tahun 461 M.
2) Relasi perdagangan yang telah terjalin antara China dan Arab jauh sebelum
tahun 618 M membuka peluang bagi masuknya Islam ke Tiongkok.
Terkait dengan siapa yang pertama kali mengenalkan Islam ke China, terdapat
beberapa pendapat:
1) Pendapat tradisional: Islam dibawa oleh para pedagang Muslim dari Arab dan
Persia.
2) Pendapat lain dari Ibrahim Tien Ying Ma menyatakan bahwa Sa'ad ibn Lubaid,
sahabat Rasulullah SAW, adalah orang yang pertama kali membawa Islam ke
Tiongkok. Sa'ad berlayar ke Tiongkok karena kurang cocok dengan kehidupan
di Ethiopia.
3) China Islamic Association berpendapat bahwa Islam masuk ke China pada
permulaan masa Kekaisaran Dinasti Tang (617-907 M).
B. Teori Islam Masuk ke China Pada Dinasti Tang Tahun 651 M
Teori masuknya Islam ke China pada tahun 651 M merupakan teori yang
umum dan banyak dikutip oleh para sarjana karena didukung oleh bukti otentik.
Catatan resmi annals pada masa Kekaisaran Dinasti Tang (618-906 M) menyebutkan
bahwa pada tahun 651 M, terjadi kontak diplomatik pertama antara negara Islam
dengan pemerintahan China. Khalifah Utsman bin Affan mengirimkan delegasi
Sa'ad bin Abi Waqqas sebagai duta besar dari Kekhalifahan Islam untuk menghadap
Kaisar Yong Hui di China. Kedatangan Sa'ad bin Abi Waqqas disambut dengan
hormat di kota Sianfu dan sejak saat itu, persahabatan antara China dan negara Islam
terus berkembang melalui pertukaran duta besar. Islam masuk dan menyebar di
China melalui dua jalur:
1) Kontak perdagangan: Saudagar-saudagar Arab membawa Islam ke China
melalui dua jalur perdagangan, yaitu Jalur Darat dan Jalur Laut.
2) Perkawinan atau asimilasi budaya: Orang-orang Arab dan Persia yang telah
bermukim di China sebelum Islam lahir menikah dengan penduduk lokal dan
menyebarkan Islam secara perlahan.
Sebelum Islam masuk, hubungan ekonomi antara bangsa Arab, Persia, dan
China telah terjalin. Orang-orang Arab dan Persia telah bermukim di wilayah
Bandar Perdagangan ((Kanton, Fukkien, Chang Chow, dan Chuan Chow) di
pelabuhan China selatan sebelum Islam lahir di Mekah. Adapun kedua jalur
perdagangan tersebut yaitu:
2
Nasrudin. (2016). Islam Di Cina (Masa Dinasti Ming 1368-1644 M). Jurnal Rihlah, 4(1), 37-38.
a. Hui: Muslim yang tersebar di wilayah Han. Secara fisik dan bahasa mereka adalah
orang Tiongkok, tetapi tidak mengikuti tradisi Tiongkok seperti makan babi,
menyembah leluhur, judi, dan minum alkohol.
b. Non-Hui: Muslim yang tidak berasimilasi dengan Asia Tengah, termasuk Kazakh,
Uighur, Kirgistan, dan penutur bahasa Turki lainnya.
Kedua kelompok ini merupakan basis kekuatan Islam di Tiongkok dan dikenal sebagai
suku minoritas di Barat dan Barat Laut.
Sejak Dinasti Tang, Muslim Hui membangun masjid, salah satunya Masjid Xi'an
(742 M) yang tertua di China. Pada masa Dinasti Sung Utara, mereka membangun Masjid
Niujie di Beijing (996 M) yang masih terawat hingga kini. Di masa Dinasti Ming, sistem
pendidikan Islam "Mosque Education System" diperkenalkan. Hu Deng Zhou dan Imam
Hu mempelopori pendidikan ini, mengajarkan orang Tiongkok membaca Al-Qur'an.
Lama pendidikannya sekitar delapan tahun. Pada masa Dinasti Ming, Muslim Dongxian
membangun banyak masjid, termasuk Masjid Dongxi (1447 M) yang menjadi pusat
Islam di Beijing. Di sana terdapat asosiasi Islam, institut Islam, pendidikan guru Islam,
penerbitan Islam, dan universitas Islam. Pemerintah Tiongkok membantu pendanaan
sekolah-sekolah Islam dan merestorasi masjid. Kegiatan Muslim tidak hanya keagamaan,
tetapi juga keilmuan, menghasilkan buku-buku tentang sirah, hadis, aqidah, dan rukun
Islam. Selain uraian tersebut, dari hasil penelusuran berbagai sumber, diperoleh
gambaran tentang kemjuan perkembangan pendidikan Islam di Cina, sebagai berikut:
Sekitar 40.000 masjid di Tiongkok memiliki ahong (imam) dan rata-rata 20 siswa,
menunjukkan peran penting masjid dalam pendidikan Islam. Sistem pendidikan dan
pengajaran disesuaikan dengan kondisi sosial dan situasi Muslim di Tiongkok.
Pendidikan masjid terbuka untuk semua siswa Muslim, dengan akomodasi dan
biaya pendidikan gratis. Imam juga mengajar tanpa bayaran. Sekte-sekte pendidikan
dan model pembelajaran berkembang di masjid, seperti:
2. Pendidikan sekolah/madrasah
Pendidikan Islam di masjid Tiongkok berkembang pesat, dengan munculnya
madrasah swasta di wilayah seperti Xinjiang. Setiap masjid besar di Xinjiang
memiliki madrasah independen yang menerapkan sistem pendidikan Islam klasik
yang mirip dengan Asia Tengah. Secara historis, pendidikan masjid di Tiongkok
terbagi dua yaitu:
a. Pendidikan Dasar: Anak-anak Muslim mempelajari dasar-dasar Islam, bahasa
Arab untuk membaca Al-Qur'an, tauhid, hafalan ayat-ayat Al-Qur'an, dan doa.
Lama pendidikannya 3-4 tahun.
b. Pendidikan Modern: Pada tahun 1919, para cendekiawan dan aktivis Muslim
mempelopori sistem pendidikan Islam modern dengan mendirikan sekolah-
sekolah Islam di Beijing, Shanghai, Sichuan, Jinan, Yunnan, Ningxia, dan
wilayah lainnya. Pesantren juga didirikan, seperti di Shanghai dan Sichuan
Wanxian. Pada tahun 1930-an, alumni lembaga pendidikan Islam ini dikirim ke
luar negeri untuk memperdalam ilmu agama dan bahasa Arab.
3. Perguruan tinggi Islam
Pendidikan Islam di Tiongkok telah mengalami pasang surut sepanjang sejarahnya.
Pada masa lampau, pendidikan Islam berkembang pesat, dengan masjid sebagai
pusat pembelajaran dan madrasah yang didirikan di berbagai wilayah. Pada tahun
1955, Institut Islam Tiongkok didirikan sebagai perguruan tinggi Islam nasional.
Institusi ini bertujuan untuk mencetak pemimpin Islam yang berkualitas dengan
pengetahuan Islam, bahasa Arab, dan bahasa China yang mumpuni. Memasuki abad
ke-20, gerakan Islam di Beijing semakin berkembang. Perkumpulan umat Islam
didirikan dan menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Mandarin. Namun,
perkembangan pendidikan Islam mengalami kemunduran selama Revolusi
Kebudayaan (1966-1976). Masjid, klenteng, gereja, dan wihara dihancurkan. Pada
tahun 1980, Islam di Tiongkok mengalami kebangkitan kembali. Kebebasan
beragama dijamin dan pemerintah memperkenankan kembali pendidikan Islam. Saat
ini, terdapat 9 perguruan tinggi Islam di Beijing dan hampir semua masjid di
Tiongkok berfungsi sebagai pusat pembinaan umat Islam. Universitas Islam di Xi'an
didirikan pada tahun 1989 dan institut-institut Islam di masjid Niujie berusaha
mencetak kembali para ahli ilmu agama. Tokoh-tokoh Islam dilibatkan dalam
pemerintahan dan intelektual Muslim mencari terobosan baru untuk
mengembangkan Islam di Tiongkok. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah
menjalin kontak dengan masyarakat Islam di luar Tiongkok.3
1.Kebijakan pemerintah yang toleran: Pemerintah China secara umum toleran terhadap
agama, termasuk Islam. Hal ini memungkinkan umat Islam untuk menjalankan ibadah
mereka dengan bebas.
2. Hubungan perdagangan: Hubungan perdagangan yang erat antara China dan negara-
negara Muslim di Timur Tengah dan Asia Tenggara telah membantu menyebarkan
Islam ke China.
3. Kegiatan dakwah: Para ulama dan mubaligh Islam telah memainkan peran penting
dalam menyebarkan Islam ke China. Mereka membangun masjid, menerjemahkan
3
St. Aisyah Abbas. (2021). Perkembangan Pendidikan Islam Di China. Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam,
7(1), 56-59.
teks-teks Islam ke dalam bahasa China, dan mengajar Islam kepada masyarakat
setempat.
4. Peran komunitas Muslim: Komunitas Muslim di China telah memainkan peran
penting dalam menjaga identitas dan tradisi Islam. Mereka membangun masjid,
sekolah Islam, dan organisasi-organisasi Islam.
4
Broomhall, Marshall, Islam in China: A Negletged Problem (New York: Paragoon Book
Reprint Corp, 1966)
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Setidaknya terdapat dua pendapat tentang sejarah awal masuknya Islam di China. A.
Berlie berpendapat Islam pertama kali masuk ke China pada abad ke-8 melalui jalur
perdagangan. Namun pendapat yang lebih kuat menyebutkan bahwa Islam pertama kali masuk
ke China sekitar abad ke-7. Berdasarkan catatan resmi dari Dinasti Tang dan tulisan Chen Yuen,
Khalifah Utsman bin Affan pernah mengirim utusanya ke China pada tahun 30 H/651 M
tepatnya pada pemerintahan Kaisar Yong Hui. Sementara itu berdasarkan teori model
penyebaran dan tahapan masuknya Islam ke China, semua teori menunjukan bahwa Masuknya
Islam ke China tidak melalui jalur peperangan (invasi) melainkan melalui jalur perdagangan
dan perkawinan. Corak penyebaran Islam yang seperti ini berpengaruh terhadap karakteristik
umat Islam di China yang lebih mudah menerima dan beradaptasi dengan budaya setempat
(fleksibel).
Pada perkembangan selanjutnya, umat Islam mengalami tekanan yang luar biasa hebat
pada masa kekaisaran Dinas Manchu/Qing (1644-1912 M) dan ketika China di kuasai oleh
kaum komunis pada akhir tahun 1940-an. Hanya dalam kurun waktu 12 tahun, pemerintah tiran
Manchu telah membunuh tidak kurang dari 2 juta umat Islam. Tekanan demi tekanan yang
dialami Umat Islam memaksa tokoh Muslim Sun Yat Sen untuk menggaungkan revolusi guna
menjatuhkan Dinasti Manchu. Keberhasilan Sun Yat Sen dalam meruntuhkan dominasi Dinasti
Manchu tidak hanya memberikan harapan kepada umat Islamnamun juga bagi seluruh rakyat
China. Karena atas jasa besarnya, China berubah menjadi negara republik yang demokratis
sebelum kaum komunismenguasai China di akhir tahun 1940-an. Sedangkan pada masa
kepemimpinan kaum komunis, pemerintah menghapusseluruh tanah waqaf masjid dan biaya
sekolah untuk umat Islam yang sebelumnya sudah dianggarkan.
Sementara itu untuk kulturbudaya dan sosial, umat Islam di China berusaha untuk
mengintegrasikan antara kebudayaan pribumi dengan tuntutan kehidupan beragama yang
sesuai dengan syariat Islam. Mereka sangat menjaga norma-norma agama Islam seperti tidak
minum arak, makan daging babi dan menikah dengan orang no-muslim. Meski demikian,
mereka sangat menjunjung tinggi budaya pribumi. Tercatat, hanya Muslim dari Uyghur dan
Khazak yang memiliki cara berpkaian yang berbeda dengan penduduk asli pribumi. Sementara
itu dalam bidang pendidikan, umat Islam di China mampu mengembangkan pendidikan hingga
mampu mendirikan perguruan tinggi. Imbas dari langkah progresif itu adalah banyak para
cendekiawan muslim China yang lahirkan dari lembaga-lembaga tersebut, serta memberikan
kontribusinya bagi negeri China. Perkembangan Islam di China didorong oleh beberapa faktor,
seperti kebijakan pemerintah yang toleran, hubungan perdagangan, kegiatan dakwah, dan
peran komunitas Muslim. Namun, Islam juga menghadapi beberapa hambatan, seperti
dominasi budaya Konfusianisme, sentimen anti-asing, diskriminasi, dan kurangnya pendidikan
Isl
DAFTAR PUSTAKA