Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Peradaban Islam


Dosen Pengampu: Frida Agung Rahmadi, S.Si., M.Sc.

PERKEMBANGAN ISLAM DI CHINA DALAM BERBAGAI ASPEK

Disusun Oleh:
1. Riska Sorayawati (22106020006)
2. Luthfiyyah Amalia S. R. H. (22106020016)
3. Lanang Haidar Zaky (22106020013)

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2024
ABSTRAK

Terdapat bebeberapa teori tentang masuknya agama Islam di China. Perbedaan pendapat
tersebut disebabkan oleh kurangnya data yang valid yang ditemukan dilapangan tentang kapan
dan dimana pertama kali Islam menyebar di negeri itu.Menurut Jean A. Berli dalam bukunya
Islam in China menjelaskan,masuknya Islam di China berlangsung pada abad ke-8.Sedangkan
apabila berdasarkan pada catatan Chen Yuen dan catatan resmi dari Dinasti Tang menunjukkan
bahwa Khalifah Utsman bin Affan sudahmengirim utusan ke China sejak abad ke-7, tepatnya
tahun 30 H/651 M. Kedatangan Islam lebih dari 10 abad yang lalu tentu sedikit banyak
memberikan dinamika tersendiri bagi perkembangan China. Meski sebagai minoritas, umat
Islam di China selalu melibatkan diri dalam proses dealektika sejarah berdirinya negeri
tersebut. Bahkan tokoh revolusionis yang membawa China dari pemerintahan tiran (Dinasti
Manchu) menuju negara Republik Demokratis adalah seorang tokoh Islam yang bernama Sun
Yat Sen. Hadirnya Sun Yat Sen dan tokoh-tokoh muslim penting lainya tidak lepas dari
kegigihan umat Islam dalam membangun peradaban mereka melalui kultur, sosial, budaya dan
pendidikan yang mereka perjuangkan selama berabad-abad. Di sadari atau tidak, kegigihan
umat Islam inilah yang secara tidak langsung juga ikutserta dalam menentukkan arah gerak
masa depan China yang sekarang ini.
Kata Kunci: Minoritas, Muslim China, Perkembangan, Sejarah dan Pendidikan
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.Selanjutnya sholawat serta salam kita curahkan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad
SAW. Yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman yang terang benderang ini
yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.
Harapan dari penulisan makalah ini semoga dapat memberikan materi bermanfaat dan
referensi kepada para pembaca, khususnya para mahasiswa Program Studi Fisika
FakultasSains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.
Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Beliau Frida Agung Rakhmadi, S.Si.,
M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah Peradaban islam, dan tak lupa pula kepada kakak
tingkat 2021 Muhammad Taqiuddin Faajru, Zain Bintang Pamungkas, Muhammad Zahrul
Anam selaku penulis makalah sebelumnya dan tak lupa pula kepada semua pihak dan kepada
keluarga besar UIN Sunan Kalijaga khususnya program Studi Fisika yang selalu mendukung
jalannya penulisan makalah ini. Penulis sadar bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
makalah ini. Diharapkan apabila terdapat kritik dan saran dapat disampaikan kepada penulis.

Yogyakarta, 18 Februari 2024

Penulis,
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Islam di China memiliki sejarah yang panjang dan kompleks.
Jejak awal Islam di China terukir sejak abad ke-7 Masehi, dibawa oleh para pedagang
Muslim yang menapaki rute Sutra yang legendaris. Sejak itu, Islam terus berkembang
dan berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan di China.
Di era Dinasti Tang, Islam diterima dengan hangat, bahkan mendapatkan
pengakuan resmi dari pemerintah. Periode ini menandai kejayaan Islam di China, dengan
berdirinya masjid-masjid megah dan berkembangnya komunitas Muslim yang dinamis.
Namun, di era-era berikutnya, Islam mengalami pasang surut. Pada masa pemerintahan
Dinasti Ming dan Qing, Islam sempat mengalami represi dan pembatasan. Umat Islam
dipaksa untuk menyembunyikan identitas mereka dan menjalankan ibadah secara diam-
diam.
Meskipun demikian, Islam tidak pernah padam di China. Semangat dakwah para
ulama dan kegigihan umat Islam dalam mempertahankan keyakinan mereka berhasil
menjaga api Islam tetap berkobar. Di era modern, Islam di China kembali mengalami
kebangkitan. Reformasi dan keterbukaan ekonomi di era Deng Xiaoping membuka ruang
bagi umat Islam untuk mengekspresikan keyakinan mereka dengan lebih bebas.
Saat ini, Islam di China berkembang pesat dengan jumlah pengikut yang
signifikan. Masjid-masjid baru berdiri dengan megah, pesantren dan lembaga pendidikan
Islam tumbuh subur, dan generasi muda Muslim semakin aktif dalam berbagai kegiatan
keagamaan dan sosial.
Perkembangan Islam di China tidak hanya terbatas pada aspek spiritual. Islam
juga telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam berbagai bidang, seperti budaya,
ekonomi, dan politik. Interaksi Islam dengan budaya Tionghoa menghasilkan perpaduan
unik yang memperkaya khazanah budaya China.
Dengan demikian, perkembangan Islam di China dalam berbagai aspek telah
memberikan kontribusi yang berharga bagi masyarakat China dan keberagaman budaya
negara tersebut. Dengan menganalisis sejarah, budaya, dan peran umat Islam dalam
masyarakat China, makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang perkembangan Islam di China dan dampaknya dalam aspek-aspek
yang berbeda.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengkaji perkembangan Islam di China dalam berbagai aspek, termasuk sejarah,
budaya, sosial, ekonomi, dan politik.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perkembangan
Islam di China.
1.3 Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah pada makalah ini.
1. Bagaimana perkembangan Islam di China dalam berbagai aspek?
2. Apa saja faktor yang mendorong dan menghambat perkembangan Islam di China?
BAB 2
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka (library research) untuk
mengumpulkan data. Teknik ini melibatkan studi mendalam terhadap sumber-sumber tertulis
seperti buku, jurnal, dan artikel yang relevan dengan topik penelitian. Pemilihan data
difokuskan pada informasi yang mampu membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis
ini dengan maksimal. Data yang diperoleh dapat berupa definisi, jenis, proses, langkah-langkah
pembuatan atau penggunaan, dan informasi lainnya yang menunjang pembahasan dan
menjawab rumusan masalah. Dengan metode ini, diharapkan karya tulis yang dihasilkan dapat
terpercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
BAB 3

PEMBAHASAN

1. Penyebaran Islam Di China


Negeri Tiongkok yang dalam bahasa China disebut “Zhuo Guo” yang memiliki
makna “Negara Tengah”. Julukan ini mencerminkan posisinya sebagai pusat peradaban
dan budaya di dunia selama berabad-abad. Saat ini, Tiongkok lebih dikenal dengan
sebutan China, sebuah nama yang berasal dari Dinasti Qin. Sebelum Islam hadir di
Tiongkok, masyarakat setempat telah menganut berbagai sistem kepercayaan. Di antara
yang paling menonjol adalah: Konfusianisme, sebuah filosofi yang berlandaskan pada
ajaran Kong Hu Cu (Konfusius). Ajaran ini lahir pada masa Dinasti Zhou (1027-256 SM)
dan mulai dikenal luas sekitar tahun 531 SM. Konfusianisme menekankan pentingnya
moralitas, tata krama, dan kesetiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Agama kedua
adalah Taoisme, sebuah kepercayaan asli Tiongkok yang diajarkan oleh Lao Tzu (Laozi).
Lahir pada tahun 640 SM, Lao Tzu menekankan keselarasan dengan alam dan
keseimbangan dalam kehidupan. Taoisme memiliki pengaruh besar pada seni, budaya,
dan pemikiran Tiongkok. Agama selanjutnya adalah Budha. Agama Budha
diperkenalkan ke Tiongkok pada masa Kaisar Ming Ti dari Dinasti Han (202 SM – 8 M)
sekitar tahun 65 SM. Ajaran ini berkembang pesat pada masa Dinasti Sui dan Dinasti
Tang, menjadi salah satu agama di Tiongkok.
Sedangkan kedatangan Islam di Tiongkok diselimuti berbagai pendapat yang
berbeda. Pendapat pertama menyatakan bahwa Islam masuk ke Tiongkok pada masa
akhir Dinasti Sui dan awal Dinasti Tang, sekitar tahun 618 M. Pendapat ini didasarkan
pada kisah Sa'ad bin Abi Waqqas, sahabat Nabi Muhammad SAW, yang diutus ke
Tiongkok pada masa tersebut. Teori kedua mengemukakan bahwa Islam baru masuk ke
daratan Tiongkok pada tahun 651 M pada masa pemerintahan Kaisar Yong Hui.1
Adapun teori-teori tentang masuknya Islam di China di antaranya:
A. Teori Islam Masuk ke China Pada Masa Akhir Dinasti Sui dan Awal Dinasti
Tang 617-907 M
Teori masuknya Islam ke China pada masa awal Islam merupakan
pendapat tradisional di kalangan masyarakat Tiongkok. Teori ini menyatakan bahwa
Islam masuk ke China pada masa Rasulullah SAW, tepatnya di penghujung akhir

1
Iqbal. (2018). Islam Di Cina Dalam Tinjauan Historis. Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan,
2(2), 414-415.
kekaisaran Dinasti Sui dan awal Dinasti Tang (sekitar tahun 617 M). Teori ini
diperkuat oleh beberapa faktor:
1) Hubungan perdagangan antara bangsa Arab dan China yang telah terjadi sejak
abad ke-5 M. Bukti sejarah menunjukkan bahwa duta besar Persia pertama kali
datang ke China pada tahun 461 M.
2) Relasi perdagangan yang telah terjalin antara China dan Arab jauh sebelum
tahun 618 M membuka peluang bagi masuknya Islam ke Tiongkok.

Terkait dengan siapa yang pertama kali mengenalkan Islam ke China, terdapat
beberapa pendapat:

1) Pendapat tradisional: Islam dibawa oleh para pedagang Muslim dari Arab dan
Persia.
2) Pendapat lain dari Ibrahim Tien Ying Ma menyatakan bahwa Sa'ad ibn Lubaid,
sahabat Rasulullah SAW, adalah orang yang pertama kali membawa Islam ke
Tiongkok. Sa'ad berlayar ke Tiongkok karena kurang cocok dengan kehidupan
di Ethiopia.
3) China Islamic Association berpendapat bahwa Islam masuk ke China pada
permulaan masa Kekaisaran Dinasti Tang (617-907 M).
B. Teori Islam Masuk ke China Pada Dinasti Tang Tahun 651 M
Teori masuknya Islam ke China pada tahun 651 M merupakan teori yang
umum dan banyak dikutip oleh para sarjana karena didukung oleh bukti otentik.
Catatan resmi annals pada masa Kekaisaran Dinasti Tang (618-906 M) menyebutkan
bahwa pada tahun 651 M, terjadi kontak diplomatik pertama antara negara Islam
dengan pemerintahan China. Khalifah Utsman bin Affan mengirimkan delegasi
Sa'ad bin Abi Waqqas sebagai duta besar dari Kekhalifahan Islam untuk menghadap
Kaisar Yong Hui di China. Kedatangan Sa'ad bin Abi Waqqas disambut dengan
hormat di kota Sianfu dan sejak saat itu, persahabatan antara China dan negara Islam
terus berkembang melalui pertukaran duta besar. Islam masuk dan menyebar di
China melalui dua jalur:
1) Kontak perdagangan: Saudagar-saudagar Arab membawa Islam ke China
melalui dua jalur perdagangan, yaitu Jalur Darat dan Jalur Laut.
2) Perkawinan atau asimilasi budaya: Orang-orang Arab dan Persia yang telah
bermukim di China sebelum Islam lahir menikah dengan penduduk lokal dan
menyebarkan Islam secara perlahan.
Sebelum Islam masuk, hubungan ekonomi antara bangsa Arab, Persia, dan
China telah terjalin. Orang-orang Arab dan Persia telah bermukim di wilayah
Bandar Perdagangan ((Kanton, Fukkien, Chang Chow, dan Chuan Chow) di
pelabuhan China selatan sebelum Islam lahir di Mekah. Adapun kedua jalur
perdagangan tersebut yaitu:

1) Jalur Laut/Jalur Lada


Aktivitas perdagangan dan identitas Islam para saudagar dapat dilihat
dari ciri-ciri khas Arab, seperti keberadaan masjid di Guangzhou dan
perkuburan dengan ukiran tulisan bahasa Arab. Jalur laut yang dilalui para
saudagar Muslim ini berakhir di wilayah pelabuhan China selatan, seperti
Bandar Perdagangan Kanton di Kwangtung, serta Bandar Chang Chow dan
Chuan Chow di Fukkien. Pada masa Kekaisaran Dinasti Tang (617-709 M),
Dinasti Sung (960-1279 M), Dinasti Yuan (1260-1368 M), dan masa terakhir
Dinasti Ming (1368-1644 M), orang-orang Arab dan Persia mendominasi
perdagangan di China. Para saudagar Arab dikenal sebagai saudagar kaya raya
dan dijuluki Ta 'sih, yang berkonotasi "gemar makan besar".
2) Jalur Darat/Silk Road (Jalur Sutera)
Jalur Sutra, jalur perdagangan tertua dan terkenal, menghubungkan
China, Asia Tengah, dan Asia Barat. Jalur ini menjadi terkenal melalui
pertukaran perdagangan dan budaya. Mayoritas penduduk Persia dan Asia
Tengah memeluk Islam, dan pengaruh Islam melalui Jalur Sutra telah mencapai
bagian Barat Laut China. Di Xinjiang, proses Islamisasi dimulai pada abad ke-
8 dan wilayah tersebut sepenuhnya memeluk Islam pada abad ke-15 hingga 16.
Penduduk dari berbagai latar belakang etnis di Xinjiang telah memeluk Islam,
menandakan kemajuan besar dalam sejarah Islam di China. Perkembangan
Islam di Xinjiang kemudian meluas ke daerah Qinghai dan Gansu. Jalur Sutra
memainkan peran penting dan memiliki pengaruh besar dalam menyebarkan
Islam di daratan China.2
3.2. Perkembangan Pendidikan lslam di China
Sejak Islam masuk ke China, umat Muslim terbagi menjadi dua kelompok besar
yaitu:

2
Nasrudin. (2016). Islam Di Cina (Masa Dinasti Ming 1368-1644 M). Jurnal Rihlah, 4(1), 37-38.
a. Hui: Muslim yang tersebar di wilayah Han. Secara fisik dan bahasa mereka adalah
orang Tiongkok, tetapi tidak mengikuti tradisi Tiongkok seperti makan babi,
menyembah leluhur, judi, dan minum alkohol.
b. Non-Hui: Muslim yang tidak berasimilasi dengan Asia Tengah, termasuk Kazakh,
Uighur, Kirgistan, dan penutur bahasa Turki lainnya.

Kedua kelompok ini merupakan basis kekuatan Islam di Tiongkok dan dikenal sebagai
suku minoritas di Barat dan Barat Laut.

Sejak Dinasti Tang, Muslim Hui membangun masjid, salah satunya Masjid Xi'an
(742 M) yang tertua di China. Pada masa Dinasti Sung Utara, mereka membangun Masjid
Niujie di Beijing (996 M) yang masih terawat hingga kini. Di masa Dinasti Ming, sistem
pendidikan Islam "Mosque Education System" diperkenalkan. Hu Deng Zhou dan Imam
Hu mempelopori pendidikan ini, mengajarkan orang Tiongkok membaca Al-Qur'an.
Lama pendidikannya sekitar delapan tahun. Pada masa Dinasti Ming, Muslim Dongxian
membangun banyak masjid, termasuk Masjid Dongxi (1447 M) yang menjadi pusat
Islam di Beijing. Di sana terdapat asosiasi Islam, institut Islam, pendidikan guru Islam,
penerbitan Islam, dan universitas Islam. Pemerintah Tiongkok membantu pendanaan
sekolah-sekolah Islam dan merestorasi masjid. Kegiatan Muslim tidak hanya keagamaan,
tetapi juga keilmuan, menghasilkan buku-buku tentang sirah, hadis, aqidah, dan rukun
Islam. Selain uraian tersebut, dari hasil penelusuran berbagai sumber, diperoleh
gambaran tentang kemjuan perkembangan pendidikan Islam di Cina, sebagai berikut:

1. Masjid sebagai pusat pendidikan Islam


Pendidikan Islam di Tiongkok memiliki sejarah panjang, dengan masjid sebagai
pusat pembelajaran sejak abad ke-16. Dua bentuk pendidikan utama muncul:
a. Pendidikan masjid (non-formal): Diprakarsai oleh Hu Dengzhou (1522-1579),
pendidikan ini dipimpin oleh imam (ahong) di masjid. Bahasa yang digunakan
adalah Arab, Persia, dan China, dengan fokus pada Al-Quran, keimanan, nilai,
etika, budaya Islam, dan pengetahuan umum.
b. Pendidikan sekolah/madrasah (formal): Muncul di zaman modern, menawarkan
pendidikan yang lebih terstruktur.

Sekitar 40.000 masjid di Tiongkok memiliki ahong (imam) dan rata-rata 20 siswa,
menunjukkan peran penting masjid dalam pendidikan Islam. Sistem pendidikan dan
pengajaran disesuaikan dengan kondisi sosial dan situasi Muslim di Tiongkok.
Pendidikan masjid terbuka untuk semua siswa Muslim, dengan akomodasi dan
biaya pendidikan gratis. Imam juga mengajar tanpa bayaran. Sekte-sekte pendidikan
dan model pembelajaran berkembang di masjid, seperti:

a. Sekte Shanxi: Fokus pada “ilmu al-kalam” dan “ilm al-tafsir”.


b. Sekte Shandong: Fokus pada 13 tulisan suci dalam bahasa Arab dan Persia, dan
studi Suffism.
c. Sekte Yunnan: Mereformasi pendidikan masjid dan mengajarkan tulisan suci
dalam bahasa Arab dan China.
d. Sekte Hezhou: Berfokus pada “kitab Mishkat al-Masabih” dan “Ihya ulum al-
Masabih”.

Pendidikan Islam di masjid Tiongkok telah menghasilkan banyak cendekiawan dan


pemimpin Muslim. Masjid terus memainkan peran penting dalam menyebarkan
pengetahuan Islam dan memelihara identitas Muslim di Tiongkok.

2. Pendidikan sekolah/madrasah
Pendidikan Islam di masjid Tiongkok berkembang pesat, dengan munculnya
madrasah swasta di wilayah seperti Xinjiang. Setiap masjid besar di Xinjiang
memiliki madrasah independen yang menerapkan sistem pendidikan Islam klasik
yang mirip dengan Asia Tengah. Secara historis, pendidikan masjid di Tiongkok
terbagi dua yaitu:
a. Pendidikan Dasar: Anak-anak Muslim mempelajari dasar-dasar Islam, bahasa
Arab untuk membaca Al-Qur'an, tauhid, hafalan ayat-ayat Al-Qur'an, dan doa.
Lama pendidikannya 3-4 tahun.
b. Pendidikan Modern: Pada tahun 1919, para cendekiawan dan aktivis Muslim
mempelopori sistem pendidikan Islam modern dengan mendirikan sekolah-
sekolah Islam di Beijing, Shanghai, Sichuan, Jinan, Yunnan, Ningxia, dan
wilayah lainnya. Pesantren juga didirikan, seperti di Shanghai dan Sichuan
Wanxian. Pada tahun 1930-an, alumni lembaga pendidikan Islam ini dikirim ke
luar negeri untuk memperdalam ilmu agama dan bahasa Arab.
3. Perguruan tinggi Islam
Pendidikan Islam di Tiongkok telah mengalami pasang surut sepanjang sejarahnya.
Pada masa lampau, pendidikan Islam berkembang pesat, dengan masjid sebagai
pusat pembelajaran dan madrasah yang didirikan di berbagai wilayah. Pada tahun
1955, Institut Islam Tiongkok didirikan sebagai perguruan tinggi Islam nasional.
Institusi ini bertujuan untuk mencetak pemimpin Islam yang berkualitas dengan
pengetahuan Islam, bahasa Arab, dan bahasa China yang mumpuni. Memasuki abad
ke-20, gerakan Islam di Beijing semakin berkembang. Perkumpulan umat Islam
didirikan dan menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Mandarin. Namun,
perkembangan pendidikan Islam mengalami kemunduran selama Revolusi
Kebudayaan (1966-1976). Masjid, klenteng, gereja, dan wihara dihancurkan. Pada
tahun 1980, Islam di Tiongkok mengalami kebangkitan kembali. Kebebasan
beragama dijamin dan pemerintah memperkenankan kembali pendidikan Islam. Saat
ini, terdapat 9 perguruan tinggi Islam di Beijing dan hampir semua masjid di
Tiongkok berfungsi sebagai pusat pembinaan umat Islam. Universitas Islam di Xi'an
didirikan pada tahun 1989 dan institut-institut Islam di masjid Niujie berusaha
mencetak kembali para ahli ilmu agama. Tokoh-tokoh Islam dilibatkan dalam
pemerintahan dan intelektual Muslim mencari terobosan baru untuk
mengembangkan Islam di Tiongkok. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah
menjalin kontak dengan masyarakat Islam di luar Tiongkok.3

3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Islam di China


Islam telah hadir di China sejak abad ke-7 Masehi, dibawa oleh para pedagang Arab dan
Persia. Sejak saat itu, Islam telah berkembang pesat di China, meskipun mengalami pasang
surut. Berikut adalah beberapa faktor yang mendorong dan menghambat perkembangan
Islam di China:
• Faktor Pendukung Perkembangan Islam China

1.Kebijakan pemerintah yang toleran: Pemerintah China secara umum toleran terhadap
agama, termasuk Islam. Hal ini memungkinkan umat Islam untuk menjalankan ibadah
mereka dengan bebas.

2. Hubungan perdagangan: Hubungan perdagangan yang erat antara China dan negara-
negara Muslim di Timur Tengah dan Asia Tenggara telah membantu menyebarkan
Islam ke China.
3. Kegiatan dakwah: Para ulama dan mubaligh Islam telah memainkan peran penting
dalam menyebarkan Islam ke China. Mereka membangun masjid, menerjemahkan

3
St. Aisyah Abbas. (2021). Perkembangan Pendidikan Islam Di China. Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam,
7(1), 56-59.
teks-teks Islam ke dalam bahasa China, dan mengajar Islam kepada masyarakat
setempat.
4. Peran komunitas Muslim: Komunitas Muslim di China telah memainkan peran
penting dalam menjaga identitas dan tradisi Islam. Mereka membangun masjid,
sekolah Islam, dan organisasi-organisasi Islam.

• Faktor PenghambaT Perkembangan Islam di China :


1.Dominasi budaya Konfusianisme: Budaya Konfusianisme telah menjadi ideologi dominan di
China selama berabad-abad. Hal ini membuat Islam sulit untuk mendapatkan tempat di hati
masyarakat China.
2.Sentimen anti-asing: Sentimen anti-asing di China sometimes has been directed towards
Muslims. This has made it difficult for Muslims to integrate into Chinese society.
3.Diskriminasi: Umat Islam di China sometimes face discrimination in employment, education,
and other areas.
4.Kurangnya pendidikan Islam: Kurangnya pendidikan Islam di China telah membuat umat
Islam sulit untuk memahami ajaran Islam dengan benar..4

4
Broomhall, Marshall, Islam in China: A Negletged Problem (New York: Paragoon Book
Reprint Corp, 1966)
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Setidaknya terdapat dua pendapat tentang sejarah awal masuknya Islam di China. A.
Berlie berpendapat Islam pertama kali masuk ke China pada abad ke-8 melalui jalur
perdagangan. Namun pendapat yang lebih kuat menyebutkan bahwa Islam pertama kali masuk
ke China sekitar abad ke-7. Berdasarkan catatan resmi dari Dinasti Tang dan tulisan Chen Yuen,
Khalifah Utsman bin Affan pernah mengirim utusanya ke China pada tahun 30 H/651 M
tepatnya pada pemerintahan Kaisar Yong Hui. Sementara itu berdasarkan teori model
penyebaran dan tahapan masuknya Islam ke China, semua teori menunjukan bahwa Masuknya
Islam ke China tidak melalui jalur peperangan (invasi) melainkan melalui jalur perdagangan
dan perkawinan. Corak penyebaran Islam yang seperti ini berpengaruh terhadap karakteristik
umat Islam di China yang lebih mudah menerima dan beradaptasi dengan budaya setempat
(fleksibel).
Pada perkembangan selanjutnya, umat Islam mengalami tekanan yang luar biasa hebat
pada masa kekaisaran Dinas Manchu/Qing (1644-1912 M) dan ketika China di kuasai oleh
kaum komunis pada akhir tahun 1940-an. Hanya dalam kurun waktu 12 tahun, pemerintah tiran
Manchu telah membunuh tidak kurang dari 2 juta umat Islam. Tekanan demi tekanan yang
dialami Umat Islam memaksa tokoh Muslim Sun Yat Sen untuk menggaungkan revolusi guna
menjatuhkan Dinasti Manchu. Keberhasilan Sun Yat Sen dalam meruntuhkan dominasi Dinasti
Manchu tidak hanya memberikan harapan kepada umat Islamnamun juga bagi seluruh rakyat
China. Karena atas jasa besarnya, China berubah menjadi negara republik yang demokratis
sebelum kaum komunismenguasai China di akhir tahun 1940-an. Sedangkan pada masa
kepemimpinan kaum komunis, pemerintah menghapusseluruh tanah waqaf masjid dan biaya
sekolah untuk umat Islam yang sebelumnya sudah dianggarkan.
Sementara itu untuk kulturbudaya dan sosial, umat Islam di China berusaha untuk
mengintegrasikan antara kebudayaan pribumi dengan tuntutan kehidupan beragama yang
sesuai dengan syariat Islam. Mereka sangat menjaga norma-norma agama Islam seperti tidak
minum arak, makan daging babi dan menikah dengan orang no-muslim. Meski demikian,
mereka sangat menjunjung tinggi budaya pribumi. Tercatat, hanya Muslim dari Uyghur dan
Khazak yang memiliki cara berpkaian yang berbeda dengan penduduk asli pribumi. Sementara
itu dalam bidang pendidikan, umat Islam di China mampu mengembangkan pendidikan hingga
mampu mendirikan perguruan tinggi. Imbas dari langkah progresif itu adalah banyak para
cendekiawan muslim China yang lahirkan dari lembaga-lembaga tersebut, serta memberikan
kontribusinya bagi negeri China. Perkembangan Islam di China didorong oleh beberapa faktor,
seperti kebijakan pemerintah yang toleran, hubungan perdagangan, kegiatan dakwah, dan
peran komunitas Muslim. Namun, Islam juga menghadapi beberapa hambatan, seperti
dominasi budaya Konfusianisme, sentimen anti-asing, diskriminasi, dan kurangnya pendidikan
Isl
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, Thomas W, Sejarah Dakwah Islam (Jakarta: Widjaya, 1979)


Asmanidar, ‗Potret Tamaddun Islam Di Negeri Tirai Bambu:
Mulai Dari Masa Dinasti Tang Hingga Republik China‘, Jurnal Ilmiah Islam Futura,
14 (2015), 195
Broomhall, Marshall, Islam in China: A Negletged Problem (New York: Paragoon Book
Reprint Corp, 1966)
Ergenc, Ceren, ‗Chinese Nation-Building and Sun Yat Sen A Study on 1911 Revolution in
China‘ (Ankara: The Graduate of Social Sciences: Middle East Technical University,
2005)
Faridha, Riedha, and Nor Huda, ‗Islam Di Cina Pada Masa
Pemerintahan Republik Nasionalis, 1911-1949‘, Tamaddun, 14
(2015), 156
Hall, D.G.E, Sejarah Asia Tenggara (Surabaya: Usaha Nasional)
Israeli, Raphael, Islam China (United States of America: The Lexington Books, 2002)
‗Kacau Otoritas China Larang Umat Muslim Uighur Berpuasa‘
<https://news.okezone.com/read/2017/06/06/18/1708975
/kacau-otoritas-china-larang-umat-muslim-uighur-berpuasa>
Khan, M. Rafiq, Islam Di Tiongkok (Jakarta: Tintamas, 1967)
Ma, Ibrahim Tien Ying, Perkembangan Islam Di Tiongkok (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979)
S, Leo Agung, Sejarah Asia Timur 1 (Yogyakarta: Ombak, 2012)
———, Sejarah Asia Timur 2 (Yogyakarta: Ombak, 2012)
Seng, Aan Wang, Biar Orang China Pimpin Islam (Selangor: Kemilau Republika, 2011)
———, Rahasia Kegemilangan Islam Di China (Selangor: LA Khauf Marketing, 2007)
Ting, Dawoud C.M, Kebudayaan Islam Di China (Jakarta: Pustaka Jaya, 1980)
W, Baiq L.S, and Wardhani, ‗Respon China Atas Gerakan PanUyghuris Di Provinsi Xinjiang‘,
Masyarakat Kebudayaan Dan Politik, 24 (2011)
Wekke, Ismail Suardi, ‗Antara Tradisionalisme Dan Kemodernan: Pembelajaran Bahasa Arab
Madrasah Minoritas Muslim Papua Barat‘, Tsaqafah, 11 (2015), 313–32
———, ‗Religious Education and Empowerment: Study on Pesantren in Muslim Minority
West Papua‘, Miqot, XXXVII (2013), 374–95
Wekke, Ismail Suardi, and Sanusi Hamid, ‗Technology on Language Teaching and Learning:
A Research on Indonesian
Pesantren‘, Procedia - Social and Behavioral Sciences, 83 (2013), 585

Anda mungkin juga menyukai