Disusun Oleh:
Galih Prayoga (1811020023)
A. Latar Belakang
Cina merupakan tempat tinggal bagi peduduk muslim dalam jumlah yang
cukup besar. Menurut CIA World Factbook, kira-kira 1% - 2% dari total penduduk
Cina adalah muslim, sementara the US Department of State's International Religious
Freedom Report menunjukkan bahwa muslim di Cina berjumlah 1,5% dari total
penduduk Cina (atau 19.594.707 orang). Sumber sensus lain menyatakan bahwa
muslim di Cina diperkirakan sampai 20 juta orang. Maka dari itu kehadiran umat
Muslim di Cina tak lepas dari proses sejarah yang panjang pada masa lampau.
Cina merupakan salah satu negara dengan peradaban tertua di Dunia, juga tidak
bisa di pungkiri bahwa agama islam juga telah lama masuk dan berkembang di negara
tersebut sejak lama. Pada masa pemerintahan Dinasti Tang diperkirakan islam masuk
ke negeri tirai bambu tersebut, yaitu sekitar pada abad ke-7 M yang bertepatan pada
masa kepemimpinan Utsman bin Affan. Dalam proses perkembanganya, Islam di
Cina juga tak lepas dari proses dampak perdagangan Internasional yang mereka
bangun.
Cina sebagai negeri yang aktif dalam perdagangan internasional menyebabkan
pedagang-pedagang muslim dari Arab melakukan perdagangan ke Cina sambil
menyebarkan Islam di berbagai wilayah yang disinggahi. Adapun perjalanan yang
dilalui dalam persebaran Islam di Cina adalah dengan melalui perjalanan darat dan
laut. Perjalanan darat dimulai dari daratan Arab sampai ke bagian barat Laut
Tiongkok dengan melewati Persia dan Afganistan. Jalan ini terkenal dengan nama
jalan sutra atau silk road. (Badri, 1993: 55).
Pedagang-pedagang Cina yang berinteraksi dengan pedagang pedagang muslim
sedikit banyaknya menerima kehadiran Islam. Mereka memeluk Islam sebagai agama
mereka. Penyebaran Islam ini kemudian meluas hingga ke masyarakat Cina,
khususnya wilayah wilayah yang digunakan sebagai pusat perdagangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Masuknya Islam ke Cina?
2. Bagaimana Perkembangan Peradaban Islam di Cina?
1
PEMBAHASAN
1
Ibrahim Tien Ying Ma, Perkembangan Islam di Tiongkok (Jakarta : Bulan Bintang 1979)
Hal. 7.
2
2. Pada Masa Dinasti Tang (Ikatan Diplomatik)
Pada periode Dinasti Tang (618-907 M), orang-orang arab dan pedagang
persia datang ke Cina dengan jumlah yang meningkat. Sementara itu, rute Sutera
adalah rute utama untuk hubungan politik antara Cina dan dunia Muslim. Dan
pada pertengahan abad ke-7, tahun dimana dinasti Tang berjaya. Menurut teori ini
agama islam masuk ke daratan Cina yang bertepatan pada masa kepemimpinan
Utsman bin Affan.
Kaisar Dinasti Tang meminta bantuan Kerajaan Persia untuk mengutus
pengajar-pengajar Islam ke Cina. Namun, raja Persia yakni Raja Firus
menolaknya karena daratan Cina terlalu jauh untuk didatangi. Akibat dari
penolakan tersebut, Kaisar Cina lah yang mengutus orang-orang Cina untuk
belajar Islam di Madinah pada masa kekhalifahan Utsman Bin Affan setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Sebaliknya, pada masa itu Utsman ibn Affan mengirimkan delegasi Islam
ke Cina pada tahun 651 M yakni Saad Ibn Abu Waqqas dalam rangka hubungan
diplomatis dan juga untuk mengajarkan Agama Islam di Cina secara mendalam.
Setelah tiba di Tiongkok, mereka memperkenalkan keadaan negerinya dan Islam
di hadapan Kaisar Yong Hui dari Dinasti Tang, dan Sejak saat itu Islam dikenal
dan mulai tersebar di berbagai wilayah di Cina. Tidak hanya itu, khalifah-khalifah
Islam lainnya juga sering mengirim delegasi ke Cina untuk mengajarkan Agama
Islam kepada orang-orang Islam Cina seperti halnya yang dilakukan Harun Al
Rosyid (A-Lun), Abu Abbas (Abo-Loba) dan Abu Dja’far (A-pu-cha-fo) dalam
riwayat Dinasti Tang.2 dan diantara beberapa Tokoh berpendapat mengenai islam
masuk ke Cina pada masa Khalifah Utsman Ibn Affan antara lain adalah Kong
Yuan Zhi3, Sachiko Murata, dan Marshall Bromhall.4
2
Okky Wisnu Widodo, Sejarah Masuknya Islam di China, Http:// OKKY-WISNU-
WIDODO.benteng-kemerdekaan.martil-perjuangan.html, Diakses pada 09 November 2021.
3
Kon Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho (Jakarta: Pustaka Populer Obor 2000), Hal. 277.
4
Sachiko Murata, Gemerlap Cahaya Sufi dari Cina (Jakarta : Pustaka Sufi 2003), Hal. 19.
3
Perkembangan Islam di Negeri Cina dapat dikatakan memiliki sejarah dan
periodisasi yang panjang. Hal ini dapat dilihat dengan silih bergantinya kekuasaan-
kekuasaan di Cina, dimulai dari Dinasti Tang, Sung, Yuan, Ming dan Manchu.
5
Hee Soo Lee, The Sprea of Islamic Culture to the East Asia Before the Era of Modern
European hegemony, Islam arastimalari Dergisi, (Sayi, Juli 2002), Hal. 60-61.
6
Dawoud C.M.Ting, Kebudayaan Islam di Cina, dalam kenneth W.Morgan, Islam Jalan
Lurus Terj. Abu Salamah dan Chaidir Anwar (Jakarta :Pustaka Jaya, 1980), Hal. 388.
4
3. Masa Dinasti Yuan (1279-1368 M)
Masa Dinasti Mongol-Yuan (1274-1368 M), jumlah umat Islam di Cina
semakin besar. Dinasti Yuan dibangun oleh Mongolia di tiongkok, mahir perang
tetapi kurang mahir dalam adminstrasi Negara. Bangsa China-Han yang
ditaklukan memiliki peradapan lebih maju, maka Dinasti Yuan mengangkat
turunan muslim sebagai pejabat negara karena faktor politik tidak memungkinkan
mengangkat orang non muslim. Sehingga pengaruh umat Islam di Cina semakin
kuat. Ratusan ribu Muslim di wilayah Barat dan Asia Tengah direkrut Dinasti
Mongol untuk membantu perluasan wilayah kekaisaran. Para Ilmuwan Muslim
mengkaji astronomi, menyusun kalender dan mendesain Khanbaluq sebagai ibu
kota Dinasti Yuan. Tetapi umat islam juga mengalami tekanan sebagai akibat
perbedaan budaya dan dikriminasi, sehingga umat muslim mempelopori
berdirinya dinasti ming dengan mengadakan perlawanan terhadap pihak dinasti
Yuan. 7
Pada masa dinasti Yuan, perkampungan awal muslim di Cina disebut
dengan Huihui, yang berarti tengah-tengah, dari sinilah akhirnya muncul etnis Hui
di Cina, etnis yang dominan beragama Islam yang puritan. Peran kaum muslim
semakin besar pada dinasti Yuan, nereka dipekerjakan sebagai pegawai
administrasi negara, perpajakan, astronomi, penanggalan dan arsitektur. Bahkan
pada masa itu peradaban Islam tumbuh pesat dan mewarnai kota-kota yang ada di
Cina, juga mewarnai gaya hidup orang Cina, dalam kungfu pun, di Cina dikenal
kungfu aliran muslim yang hanya diwariskan di pesantren-pesantren dan turun-
temurun. 8
7
Para pencari syafa’at, Sejarah dan Perkembangan Islam China Daratan, Http:///Sejarah-dan-
Perkembangan-Islam-China-Daratan-Para-Pencari-Syafa'at.html
8
Real mimers empower, perkembangan islam di negri tirai bambu, Http:/// Perkembangan-Islam-di-
negeri-Tirai-Bambu-China~REAL-MIMERS-EMPOWER.htm#
5
dari Cina ke berbagai belahan dunia. Pada masa Dinasti ming ini merupakan masa
gemilang orang-orang muslim di Cina, Karena pada masa yang penuh
kemakmuran dan keamanan ini telah memungkinkan berkembangnyakesenian,
kebudayaan dan kedudukan orang-orang muslim.9
Ibrahim Tien Ying Ma menyebutkan bahwa istri kaisar pertama dinasti
Ming adalah seorang Muslimah yang dikenal sebagai Ratu Ma, dan Empat dari
enam panglima yang mendukung proses revolusi yangmelahirkan Dinasti Ming
juga merupakan panglima-panglima Muslim. Ia juga beragumen bahwa kaisar
pertama Dinasti Ming, Chu Yuan Chang, dan kaisar-kaisar Ming berikutnya
menganut agama Islam, walaupun mereka tidak menjadikan Islam sebagai agama
resmi negara.10 Dan yang pasti, masyarakat Cina mencapai puncak kejayaannya
pada masa Dinasti ini dan pada masa ini pula Islam mencapai puncak
pengaruhnya di negeri tersebut.
9
Dawoud C.M.Ting, Kebudayaan Islam di Cina, Hal. 392.
10
Ibrahim Tien Ying ma, Perkembangan Islam di Tongkok (jakarta : Bulan Bintang, 1987),
hal. 122-135.
11
Mumuh Muhsin, Islam di antara arab, Cina dan Nusantara, Hal. 10.
12
Dawoud C.M.Ting, Kebudayaan Islam di Cina, Hal. 393.
6
Qing memusatkan usaha-usaha anti-Islamnya di daerah-daerah yang
sangat padat Islamnya, seperti Turkistan Timur, Khansu dan Yunnan. Karena itu
disana terjadi sederetan pemberontakan muslim yang tidak berhasil yang dipimpin
oleh Su Sei-San (1758 M) dan oleh Ma Man-Sein (1768 M) di Khansu:
pemberontakan yang dipimpin oleh Gingah di Turkestan Timur (1828-27 M),
peberontakan Sulayman Dwo-Nasyn di Yunnan (1837-55 M) dan pemberontakan
Yaqub di Shau-Si, di Khansu dan Turkistan Timur (1855-75 M).
13
LeoAgung S, Sejarah Asia Timur 2, (Ypgyakarta: Ombak, 2012), Hal. 1.
7
bangsa Cina terdiri dari lima komponen yang sama: Han (orang Budha Cina); Hui
(muslim Cina); Ming (Mongol); Man (Manchu); dan Tsang (orang Tibet).14
Namun penganiayaan Manchu selama tiga abad menyebabkan orang
muslim lebih miskin, jumlahnya berkurang dan terputus hubungan dengan dunia
muslim yang lain. Walaupun kesetiaan mereka terhadap Islam kuat, tetapi
pengamalan Islam mereka memerlukan banyak peningkatan. Setelah tahun 1911,
muslim Cina membangun kembali kontak-kontak dengan dunia muslim,
melakukan upaya perbaikan organisasai dan pendidikan dan membawa kembali
massa muslim kepada garis kejayaan.
Walau demikian, pemerintah Cina tidak berhenti dalam memojokkan umat
Islam di Cina. Pemerintah melakukan transformasi struktural negara Cina dan
menegakkan yuridiksi nasional di seluruh wilayah negara Cina. Yang menekankan
persamaan hak dan kedudukan warga negara tanpa memandang agama dan suku.
Namun dalam prakteknya, transformasi tersebut bertujuan membangun
nasionalisme Cina berbasis nasionalitas Han.15
Sehingga dalam perkembangannya, kaum muslim di Cina yang secara
etnis terkelompokkan ke dalam beberapa etnis minoritas di Cina, mengalami
benturan yang menyangkut identitas budaya, identitas agama maupun hubungan
sosial-ekonomi dengan kelompok lain di Cina. Namun imbas dari persoalan-
persoalan politis pada akhirnya memicu keretakan hubungan antar masyarakat.
Meskipun tidak terlalu muncul dipermukaan. Eskalasi konflik yang memuncak
khususnya di wilayah Xinjiang, lebih dipicu oleh persoalan politik dan
diskriminasi yang tidak tampak nyata. Walaupun pada dasarnya konsitusi negara
Cina mengakui bahwa seluruh kelompok etnis di Cina mempunyai posisi yang
sama, tetapi kenyataannya ada respon dan kecurigaan yang berlebihan dari
pemerintah Cina yang ditujukan kepada kelompok muslim di wilayah Xinjiang.
Konflik etnis Uighur dan Han adalah konsekuensi dari kebijakan nasional
yang ditanamkan oleh komunis Cina. Sejak lama, kebijakan terhadap etnis
minoritas Uighur bukan saja tidak dapat mengekang mereka, namun malah
membangkitkan kemarahan orang Han. Kebijakan Komunis Cina di Xinjiang
sejak dulu adalah untuk mempertahankan kekuasaannya.
14
Dhurorudin Mashad dkk, Minoritas Muslimd di India dan Cina (Jakarta: Pusat Penelitian
Politik LIPI, 2003), Hal. 96.
15
Dhurorudin Mashad dkk, Muslim di Cina (Jakarta: Pensil-324, 2006), Hal. 114.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masuknya Agama Islam di Cina tidak lepas dari peran atau proses
perdagangan internasional yang mereka bangun sebelum mengenal Islam, fasilitas
yang mereka bangun menjadi jalur masuknya para pendakwah dan imigran asal arab
9
dan iran yang tak lain dengan tujuan utama berdagang, yang kemudian dampak dari
adanya perdagangan tersebut menjadikan bangsa cina setidaknya mengerti sedikit
atau banyak mengenai Islam.
Kemudian pada periode selanjutnya proses masuk atau perkembangan Agama
islam didasari atas kemauan bangsa Cina sendiri, yang pada masa itu dipimpin oleh
Dinasti Tang, ikatan diplomatik yang mereka bangun dengan bangsa arab selain
dalam menjalin ikatan politik dan kekuasaan juga merupakan proses atau salah satu
langkah dinasti Tang dalam mengenal Agama Islam lebih lanjut. Hubungan ini
berlanjut seiring dengan pergantian utusan yang dikirim oleh khalifah Utsman Ibn
Affan hingga akhirnya umat Islam Cina terus bertambah dan berdirilah masjid
pertama di Cina.
Perkembangan agama Islam terus berlanjut seiring dengan bergantinya
kepemimpinan di Cina, mulai dari Dinasti Tang, Dinasti Sung, Dinasti Yuan, Dinasti
Ming, Dinasti Manchu hingga pada masa Revolusi Cina 1911 M, perkembangan
islam mengalami masa yang stabil dan gemilang hingga mencapai puncaknya pada
masa dinasti Ming, umat islam banyak mengisi Struktur di pemerintahan, dan tak lain
juga dalam bidang kemiliteran. Dan pada masa Dinasti Manchu umat Islam di Cina
mulai dipisahkan Satu-persatu, keperadaan mereka di pemerintahan bahkan di
kehidupan sehari-hari mereka selalu di usik. Orang-orang Muslim Cina, beberapa kali
mengadakan reaksi dengan membalas kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang
Mancuria, akan tetapi tiada hasilnya.
Pada masa ini perkembangan Islam di Cina mengalami masa surut dan
pergerakan muslim di Cina Terbatas. Orang-orang Mancuria melarang Muslim Cina
berada dalam ranah pemerintahan. Melarang Muslim Cina Mempelajari buku-buku
Han.
DAFTAR PUSTAKA
10
Dawoud C.M.Ting, Kebudayaan Islam di Cina, dalam kenneth W.Morgan, Islam
Jalan Lurus Terj. Abu Salamah dan Chaidir Anwar (Jakarta :Pustaka Jaya,
1980)
Dhurorudin Mashad dkk, Minoritas Muslimd di India dan Cina (Jakarta: Pusat
Penelitian Politik LIPI, 2003)
Hee Soo Lee, The Sprea of Islamic Culture to the East Asia Before the Era of
Modern European hegemony, Islam arastimalari Dergisi, (Sayi, Juli 2002)
Ibrahim Tien Ying ma, Perkembangan Islam di Tongkok (jakarta : Bulan Bintang,
1987)
Kon Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho (Jakarta: Pustaka Populer Obor 2000)
Sachiko Murata, Gemerlap Cahaya Sufi dari Cina (Jakarta : Pustaka Sufi 2003)
Ibrahim Tien Ying Ma, Perkembangan Islam di Tiongkok (Jakarta : Bulan Bintang
1979)
11