Anda di halaman 1dari 4

JENIS-JENIS LAPANGAN HUKUM

Pembagian Aturan Hukum :


1. Menurut Luas berlakunya :
a. Hukum Umum : Aturan Hukum yang berlaku pada umumnya. Mis : Aturan
tentang sewa-menyewa.
b. Hukum Khusus : Aturan Hukum yang berlaku untuk hal-hal khusus. Mis :
Aturan tentang sewa-menyewa rumah

2. Menurut Sifat/Daya Kerjanya :


a. Hukum Pemaksa : Aturan yang tidak boleh tidak harus harus
dilaksanakan atau diikiti oleh para pihak. Mis : Ps. 147 KUH Perdata :
Syarat perkawinan harus dibuat dengan akta notaris sebelum perkawinan
berlangsung.; pendaftaran perkawinan, larangan berkawin,perwalian,dll.
b. Hukum pelengkap : Aturan yang dalam keadaan konkrit dapat
dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Mis : ps
1477 KUH Perdata : Penyerahan barang harus terjadi ditempat dimana
barang yang terjual berada pada waktu penjualan, jika tentang itu tidak
telah diadakan perjanjian lain.

3. Menurut Fungsinya :
a. Hukum Materiil : aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara
orang-orang; Yang menentukan hak hak-hak dan kewajiban,
memerintahkan dan melarang perbagai perbuatan kepada orang dan
masyarakat. Mis :Hukum peradat, Hukum Pidana, Hukum tata Negara, …
b. Hukum Formil : Aturan hukum yang mengatur cara bagaimana
melaksanakan hukum Materiil.
Melaksanakan Hukum materiil dengan jalan Beracara. Didalam beracara
terdapat aturan hukum yaitu : Hukum acara. Hukum acara merupakan
bagian dari hukum formil.
Jalan lain Melaksanakan hukum acara : Arbitrage (Mis : Konflik
Perburuhan), Acte Notaris,…

4. Menurut Isinya :
a. Hukum Publik : Aturan Hukum yang mengatur kepentingan Umum.;
Aturan Hukum yang mengatur hubungan hukum antara Negara dengan
perseorangan atau hubungan negara dengan alat perlengkapan negara.
Mis : Hukum Pidana, Hukum Tata negara.
b. Hukum Privat : Aturan hukum yang mengatur hubungan hukum
/kepentingan perseorangan/ antara orang satu dengan yang
lainnya.Mis :Hk perdata, Hk. Dagang
Pembedaan hukum publik dan privat : Kepentingan
Jenis Lapangan Hukum
Pasal 102 UUDs
1. Hukum Perdata
2. Hukum Dagang
3. Hukum Pidana Sipil
4. Hukum Pidana Militer
5. Hukum Acara perdata
6. Hukum Acara Pidana
Pasal 108 UUDs menyebutkan lagi 1 lapangan hukum : Hk. Tata Usaha.

HUKUM PIDANA :
Macam-macam Hukum Pidana :
1. Hukum Pidana Umum : Disebut Hukum pidana Umum karena berlaku utk
umum . Sering disebut hukum pidana sipil. Berlaku untuk umum karena
disamping berlaku utk sipil juga berlaku utk militer, disamping bagi militer
juga berlaku khusus Hukum Pidana Militer.
2. Hukum Pidana Militer : Berlaku bagi anggota TNI
3. Hukum Pidana Fiskal : Berupa aturan mengenai ketentuan pidana
mengenai penghasilan dan persewan negara. Hukum pidana ini punya
sistem tersendiri.

Sistem Pidana Menurut KUH Pidana ( ps. 10 KUH Pidana)


1) Pidana pokok
a) Pidana Mati
b) Pidana Penjara
c) Pidana Kurungan
d) Pidana Denda
2) Pidana Tambahan
a) Pencabutan Hak-hak tertentu
b) Perampasan barang tertentu
c) Pengumuman putusan Hakim

Pidana Pokok :
Pidana pokok dapat dijatuhkan sendiri atau dijatuhkan bersama-sama
dengan pidana tambahan. Anata pidana pokok tidak dapat dijatuhkan
bersama, karena sistem pidana menurut KUH pidana menganut asas “tidak
ada penggabungan dari pidana pokok.”

Pidana tambahan :
Pidana ini tidak dapat dijatuhkan sendiri, ia harus bersama-sama dengan
pidana pokok
 Pencabutan hak-hak tertentu : Pencabutan hak-hak tertentu sesuai dg
kejahatan yang dilakukan, mis : Tidak boleh memilih/dipilih (dlm pemilu),
Tidak boleh memasuki angkatan bersenjata, hilangnya hak perwalian, …
 Perampasan barang tertentu : Perampasan terhadap barang yang
relevan dengan kejahatan yang dilakukan.

Pidana Bersyarat :
Putusan hakim tetap dijatuhkan pada pada seseorang yang bersalah
tetapi execusinya ditunda , yaitu digantungkan pada suatu syarat. Artinya
seseorang yang dijatuhi hukuman pidana bersyarat tidak perlu menjalani
putusan tersebut, asal ia tidak melanggar syarat-syarat yang ditentukan
dalam waktu tertentu.

Sistematika Kitab Undang-undang Hukum Pidana


Buku 1 : Aturan Umum: berisi ketentuan umum tentang hukuman,
berlakunya peraturan, pengecualian pengurangan dan
penambahan sifat dapat dihukum, percobaan, turut melakukan,
pengajuan, penarikan delik,..
Buku ll : Tentang Kejahatan : peristiwa-peristiwa yang bukan saja berarti
perkosaan terhadap hukum yang berlaku bagi negara tetapi
dirasakan pula oleh masyarakat sebagai perbuatan yang harus
dinyatakan dapat dihukum. Oleh sebab itu disebut sebagai :
Kejahatan Hukum, Mis: pencurian, pembunuhan,pemerkosaan.
Buku III : Tentang Pelanggaran, peristiwa yang menurut rasa keadilan tidak
harus dinyatakan dapat dihukum, tetapi sifat dapat dihukum itu
hanyalah karena ditetapkan oleh pemerintah dalam suatu
peraturan perundangan sebagai perbuatan yang dapat dihukum.
Disebut sebagai Kejahatan Undang-undang. Mis : pengemisan,
pelanggaran lampu lalu lintas.

Perbedaan Kejahatan dan Pelanggaran :

Kejahatan Pelanggaran
Proses beracara Lebih sulit Lebih Mudah
Dibedakan antara Dolus (kesengajaan) Tidak dibedakan
dan Culpa(Khilaf)
Hukuman relatif lebih berat Lebih ringan
Ancaman hukuman tidak dapat dibayar Dapat
dengan denda
Kadaluwarsa penuntutan dan gugurnya Lebih pendek
menjalani hukuman lebih lama
Adanya delik aduan Tidak ada
Percobaan kejahatan dihukum Percobaan pelanggaran tidak
HUKUM ACARA PIDANA

: Keseluruhan aturan-aturan hukum mengenai cara pelaksanaan ketentuan-


ketentuan hukum pidana

Sifat Hukum Acara pidana :


1. Sikap hakim dalam acara pidana bersifat aktif.
2. Inisiatif beracara datangnya dari jaksa
3. Setelah dimulai pemeriksaan dalam peradilan,
tuntutan tidak dapat ditarik lagi
4. Wewenang hakim pidana lebih luas dari hakim perdata. Hakim pidana
dapat memaksa tersangka hadir dan melakukan perintah penahanan
tersangka.

Jalannya Acara Pidana :


1. Pemeriksaan permulaan/Pendahuluan
2. Pemeriksaan dalam sidang pengadilan
3. Menjalankan putusan hakim.

Ad1. Pemeriksaan permulaan


 = pengusutan: Tindakan pengumpulan fakta peristiwa, bahan yang dapat
dijadikan buklti dari peristiwa pidana.
 Pada tahap ini orang yang disangka melakukan perbuatan pidana disebut
sebagai tersangka.
 Yang berwenang melakukan penuntutan adalah pegawai penuntut umum
(jaksa penuntut umum)
 Asas Opportuniteit : Jaksa dapat tidak penuntutan karena pertimbangan
kepentingan umum/masyarakat/negara

Ad.2. Penuntutan
 : Perbuatan hukum yang dengan itu suatu perkara pidana diperiksakan
kepada hakim yang berwenang.
 Pada taraf ini tersangka dinamakan/ menjadi tertuduh.
 Jika perkaranya diangkat dalam sidang pengadilan tertuduh menjadi
terdakwa.
 Guna pembelaanya terdakwa berhak utk mendapatkan bantuan seorang
penasehat/pembela.

Ad.3. Putusan Hakim


Putusan hakim dapat berupa :
1. Dijatuhkan hukuman
2. Pembebasan dari tuduhan (vrijspraak
3. Dilepas dari tuntutan (Ontslag)
Yang ditugaskan menjalankan keputusan adalah pegawai penuntut umum
juga.

Anda mungkin juga menyukai