Anda di halaman 1dari 1

DASAR KONFIDENSIAL PASIEN

1. UU Kesehatan No 36 Tahun 2009


Pasal 57
Ayat 1 : Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah
dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
Ayat 2 : Ketentuan mengenai ha katas rahasia kondisi kesehatan pribadi
sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak berlaku dalam hal : Perintah UU, Perintah
Pengadilan, Izin yang bersangkutan, Kepentingan masyarakat, kepentingan orang
tersebut

2. UU no 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


Pasal 47 : Rahasia Kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,
memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum,
permintaan pasien sendiri, berdasarkan ketentuan perundang undangan

3. Permenkes 21 Tahun 2013


Pasal 21
Ayat 1 : Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan berdasarkan prinsip konfidensialitas,
persetujuan, konseling, pencatatan, pelaporan dan rujukan
Ayat 2 : Prinsip konfidensial berarti hasil pemeriksaan harus dirahasiakan dan hanya
dibuka kepada : Yang bersangkutan, Tenaga kesehatan yang menangani, Keluarga
terdekat, pasangan seksual dan pihak lain sesuai dengan peraturan perundang undangan.

4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :


KEP.68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS di
tempat Kerja
Pasal 5
Ayat 1 : Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes HIV untuk digunakan
sebagai prasyarat suatu proses rekrutmen atau kelanjutan status pekerja/buruh atau
kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
Ayat 2 : Tes HIV hanya dapat dilakukan terhadap pekerja/buruh atas dasar
kesukarelaan dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh yang bersangkutan, dengan
ketentuan bukan untuk digunakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 6
Informasi yang diperoleh dari kegiatan konseling, tes HIV, pengobatan, perawatan dan
kegiatan lainnya harus dijaga kerahasiaannya seperti yang berlaku bagi data rekan medis

Anda mungkin juga menyukai