Anda di halaman 1dari 18
KEMENKOPUKM Yth, 1. Para Kepala Dinas yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian; 2. Para Kepala Dinas yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; di Provinsi dan Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia. SURAT EDARAN BERSAMA. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA DAN SEKRETARIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 4491/SE/RC.010/A/11/2021 NOMOR : 75.1 TAHUN 2021 TENTANG KEPESERTAAN AKTIF DALAM PROGRAM JAMINAN SOSIAL, KETENAGAKERJAAN BAGI KOPERASI YANG BERGERAK PADA SEKTOR PERTANIAN 1. LATAR BELAKANG Memperhatikan amanah Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan butir rencana aksi nasional tentang perlunya perluasan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pengurus koperasi yang bergerak pada sektor pertanian yang berasal dari kelembagaan petani (Kelompok Tani/Poktan, Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan, dan Kelompok Usaha Bersama/KUB). Untuk menciptakan sinergi dalam rangka optimalisasi pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan dan untuk menjamin perlindungan kepada koperasi yang bergerak pada sektor pertanian, diperlukan upaya bersama antara Kementerian Pertanian sebagai lembaga pembina teknis dinas yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang pertanian subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan/atau bidang pangan, bersama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebagai lembaga pembina teknis dinas yang menyelenggarakan fungsi pembinaan koperasi. MAKSUD DAN TUJUAN a. Melaksanakan rencana aksi Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan Mendorong kepesertaan aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Bagi Koperasi yang bergerak di sektor pertanian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. . RUANG LINGKUP Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan terhadap Koperasi meliputi pengurus, pengawas, anggota dan karyawan koperasi yang bergerak di sektor pertanian. a. . DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502); Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); Undang-UndangNomor 19 Tahun —.2013 ‘Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433); Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 154, Tambahan 5. ISI Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6427); Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggara Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 247); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 926). Sehubungan dengan pertimbangan di atas, bersama ini disampaikan beberapa hal untuk ditindaklanjuti sebagai berikut: a. Sebagai upaya perlindungan perangkat koperasi yang bergerak di sektor pertanian dalam menjalankan tugasnya menyangkut risiko kecelakaan kerja dan/atau kematian, agar didorong menjadi peserta aktif program jaminan sosial ketenagakerjaan. Badan Penyelengara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bersama dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melakukan sosialisasi perlindungan jaminan__sosial ketenagakerjaan bagi koperasi yang bergerak di sektor pertanian kepada dinas yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang pertanian dan dinas yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah. Kepala Kantor Cabang Badan Penyelengara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan berkoordinasi_ dengan kepala. dinas yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang pertanian dan kepala dinas dinas yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah untuk melakukan sosialisasi dan memfasilitasi kepesertaan pengurus koperasi yang bergerak di sektor pertanian. d. Berdasarkan rencana aksi nasional, koperasi yang bergerak di sektor pertanian mendorong: 1) pengurus dan pengawas koperasi yang berasal dari kelembagaan petani (Poktan, Gapoktan dan KUB), untuk menjadi peserta aktif program jaminan sosial ketenagakerjaan; dan 2) anggota dan karyawan koperasi untuk menjadi peserta aktif program jaminan sosial ketenagakerjaan. 6, PENUTUP Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal ditetapkan. Demikan untuk menjadi perhatian dan agar Surat Edaran Bersama ini dapat ditindaklanjuti dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 29November 2021 SEKRETARIS KEMENTERIAN SEKRETARIS JENDERAL KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN KEMENTERIAN PERTANIAN, MENENGAH, Tembusan: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Menteri Pertanian; Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Gubernur Seluruh Indonesia; Bupati/Walikota Seluruh Indonesia. gaepe * INSTRUKS! PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2021 TENTANG OPTIMALISAS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangke optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan untuk menjamin perlindungan kepada pekerja dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, dengan ini menginstruksikan: Kepada 1, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; ‘Menteri Koordinator Bidang Perelonomian; Menteri Ketenagakerjean; Menteri Dalam Negeri Menteri Luar Negeri Menteri Agama; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Menteri Keuangan; Menteri Perindustrian; 11, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 12, Menteri Perhubungan; 13, Menteri Pertanian; 14, Menteri| Untuk PERTAMA KEDUA a PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 14. Menteri Kelautan dan Perikanan; 18. Menteri Badan Usaha Milk Negara; 16. Menteri Komunikasi dan Informatika; 17. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 18. Menteri Sosial; 19, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan ‘Transmigrasi; 20. Kepala Badan Koordinasi Penanamen Modal; 21, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencena, 22. Jaksa Agung: 29, Direksi Badan Penyelenggara_ Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; 24, Para Gubernur; 25, Para Bupati/Weli 26. Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional, ‘ota; dan {Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk melakukan ‘optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan —Sosial Ketenagekerjaan, Khusus kepada: 1, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk: a. melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan. pengendalian pelaksanaan Instruksi Presiden ini; dan b, melaporkan * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a Db. melaporkan pelaksanaan Instruksi Presiden ini kepada Presiden secara berkala setiap 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan, ‘Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk: fa. melalcukan upaya agar peserta penerima Kredit Usaha Rakyat menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan b, melakukan penyempurnaan regulasi _terkait pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat dalam rangka op Ketenagakerjaan, jalisasi pelaksanaan Program Jaminan Sosial Menteri Ketenagakerjaan untuk: a. melakukan —evaluasi, —pengkajian, dan. penyempurnaan regulasi dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Program Jamminan—_Sosial Ketenagakerjaan; b.meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan kepatuhan kepada pemberi kerja selain Penyelenggara Negara terhadap Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; cc. memastikan pemohonpengurusanmaupun perpanjangan iin di bidang ketenagakerjaan merupakan peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; 4. melalcakan diseminasi dan pelayanan pendaftaran serta pembayaran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pekerja Migran Indonesia ‘yang berada di luar negeri; dan. ‘e, mendorong bs REPUBLIK INGONESIA 4 fe. mendorong peserta pelatihan program vokasi ‘menjadi peserta altif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Menteri Dalam Negeri untuk: a, melaicakan sinkronisasi regulasi terkait norma, stander, prosedur, dan kriteria pelayanan publik di daerah dalam rangka memastikan setiap orang terdaftar menjadi peserta aktif Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; b. mendorong Gubermur dan Bupati/Wali Kota agar seluruh pekerja termasuk pegawai pemerintah dengen status Non Aparatur Sipil Negara di wilayahnya menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; fc. menyediakan akses data penduduk berbasis Nomor Indule Kependudukan untuk dapat dimanfaatkan sebagai data kepesertaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; 4. mendorong Gubernur dan Bupati/Wali Kota untuk mengelokasikan anggaran dalam —_rangka optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan ¢. meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada Gubernur dan Bupati/Wali Kota terkait pelaksanaan Program Jaminan —_‘Sosial Ketenagekerjaan sesuai dengan —_ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Menteri * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA “8. Menteri Luar Negeri untul: ‘a, melakukan diseminasi Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada perwakilan negara asing dan organisasi internasional di Indonesia; b, memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakeriaan bagi Pekerja Migran Indonesia yang berada di luar negeri; dan c. mendorong seluruh pegawai pemerintah dengan status Non Aparatur Sipil Negara di kedutaan dan kkantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri ‘menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Menteri Agama untuk mengambil langkah-langkah ager pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga pendukung lainnya pada satuan pendidikan di bawah Kementerian, ‘Agama menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. ‘Menteri Hulum dan Hak Asasi Manusia untuk: ‘a. mengambil langksh-langkeh agar profesi notaris dan advokat menjadi peserta alctif dalam Program 1 Ketenagakerjaan; dan Jaminan So , menyediakan data badan usaha untuk dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kepesertaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. 8, Menteri 10. * PRESIDEN REPUBLIK: INDONESIA <6. Menteri Pendidiken dan Kebudayaan untuk mengambil langkah-langkah agar pendidik, tenaga kependidilan, dan tenaga pendukung leinnya pada satuan pendidikan baik formal maupun non formal menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Menteri Keuangan untuk menyinergiken pemanfaatan data perpajakan dengan data kepesertaan Badan Penyelenggara Jeminan Sosial Ketenagakerjaan untuie meningkatkan kepatuhan wajib pajai dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjazn sesuai- dengan —peraturan perundang-undangan. Menteri Perindustrian untuk: a. menyinergikan data perindustrian dengan data kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kepesertaan sekttor industri pada Program Jaminan Sosial Ketenagakerjasn b, mendorong pemberi Kerja yang beroperasi di ‘kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus untuk mendaftarkan pekerjanya dan menjadi peserta alctif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan . melaicukan pengawasan kepada pemberi kerja yang beroperasi di Kawasan industri dan kawasan ekonomi Khusus agar memberikan data serta informasi yang lengkap dan benar terkait pekerjanya dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Program VJaminan Sosial Ketenagakerjaan, 11, Menteri 4, 13, KX REPUBLIK INOONESIA “Ts ‘Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk a. meningkatkan kepatuhan pelaksana proyek dan para pekerja agar menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada proyek pembangunan infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang pembiaysannys bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, maupun swasta; dan b. mendorong pekerja pada proyek perumahan dan ‘kawasan permukiman (properti/real estate) menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjean, ‘Menteri Perhubungan untuk mendorong setiap pemberi kerja dan pekerja pada sektor perhubungan darat, laut, ddan udara, termasule transportasi dalam jaringan (ontine) ‘menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosiat Ketenagakerjaan, Menteri Pertanian untuk fa, mendorong tenaga penyuluh dan pendamping program pertanian menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan b. mendorong petani menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagekerjaan melalui ‘kelompok tani dan penyuluhan pertanian, 14, Menteri x REPUBLIK INDONESIA, “8 14, Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mendorong setiap pemberi kerja dan pekerja pada sektor kelautan dan perikanan menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. 15, Menteri Badan Usaha Milik Negara untuk: a, mendorong Direksi Badan Usaha Milik Negara agar mendaftarkan seluruh anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, dan pegawai ‘menjadi peverta aki dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; b. meningkatkan Kepatuhan Direksi Badan Usaha Milik Negara agar mematuhi ketentuan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, —_termasule mengenai pembayaran juran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi seluruh anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris/Dewan. Pengawaa, dan pegawai; dan © memastiken Direksi Badan Usaha Milike Negara untuk menerapkan sebagaimana dimaksud pada hurufa dan hurufb kepada anak perusahaannya, 16, Menteri Komunikasi dan Informatika untuk: a. melakukan kampanye dan sosialisasi (public education) untuk — membangun —_kesadaran. masyarakat agar menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan b, memfasilitasi 17, 18 19, 20. x PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, <9. >. memfasilitasi jaringan komunikasi data pada sistem Teknologi informasi dalam rangka optimalisasi pelaksan: Ketenagakerjaan, 8 Program — Jaminan —Sosial Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk: fa. mclakukan sosialisasi kepada para pelaicu Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk membangun kesadaran menjadi peserta alstif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan b, menyediakan data koperasi serta badan usaha skale kkecil dan menengsh untuk dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kepesertaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Menteri Sosial untuk mendorong pekerja sosial dan tenaga pendamping menjadi peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan ingkah agar pendamping desa menjadi peserta alti dalam Program Transmigrasi untuk mengambil langkab- Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk menyempurekan sistem online single submission guna ‘memastikan kelancaran pendaftaran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dalam proses _permohonan perizinan berusaha, 21. Kepala, au 22. 22. 24, ° 9 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, -10- ‘Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menyiapkan kebijakan terkait perlindungan pekerja di bidang kebencanaan dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Jakes Agung untuk melakukan penegakan kepatuhan dan penegakan hukum terhadap Badan Usaha, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Pemerintah Daerah dalam rangka _optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Direksi Badan PenyelenggaraJaminan —Sosial Ketenagakerjaan untuk fa, meningkatkan kerja sama dengan Kementerian/ Lembaga atau pihak lain dalam rangka kampanye dan sosialisasi (public education) Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan b meningketkan kerja sama dengan pemangicu ‘kepentingan dalam —rangka —_-meningkatkan pelayanan, epatuhan, dan kermudahan. pembayaran iuran pada Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Para Gubernur untuk: fa, menyusun dan menetapkan regulasi sorta ‘mengalokasikan anggaran untuk mendukung pelaksanaan Program Jaminan—_Sosial Ketenagakerjean di wilayahnya; bb, mengambil * atte mengambil langkal-langkah agar seluruh pekerja baik penerima upah maupun bukan penerima upah termasuke pegawai pemerintah dengan status Non Aparatur Sipil Negara, dan penyelenggara pemilu di wil anya terdafter sebagai peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada Bupati dan Walikota dalam rangka meningkatkan kepatuhan pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; mendorong Komisaris/Pengawas, Direksi, dan pegawai dari Badan Usaha Milk Daerah beserta anal perusahaannya terdaftar sebagai peserta aktif dalam Program Jaminan Sosial Ketensgakerjaan; dan rmelakukan upaya agar seluruh Pelayanan Terpadu ‘Satu Pintu mensyaratkan kepesertaan aktif Program ‘Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sebagal salah satu xkelengkapan dokumen pengurusan izin. 25, Para Bupati/Wali Kota untuk: menyusun dan menetapkan regulasiserta mengalokasian anggaran untuk mendulcung, pelaksanaan Program = Jaminan —_Sosial Ketenagakerjaan di wilayahnya; b, mengambil. KETIGA KEEMPAT 26. x PRESIDEN -12- b.mengambil langkah-langkah ager seluruh pekerja bbaik penerima upah maupun bukan penerima upah termasuk pegawai pemerintah dengan status Non Aparatur Sipil Negara, dan penyelenggara pemilu di wilayahnya merupakan peserta aktif dalam Program ‘Yaminan Sosial Ketenagakerjaan; c. mendorong Komisaris/Pengawas, Direksi, dan pegewai dari Badan Usaha Milile Daerah beserta anak perusahaannya terdaftar sebagai peserta aktif Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan d, melalcukan upaya agar seluruh Pelayanan Terpadw Satu Pintu/Pelayanan Administrasi Terpadu Kabupaten mensyaratkan kepesertaan aktif Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sebagai salah satu kelengkapan dokumen pengurusan izin, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional untule ‘mengoptimalkan tugas, fungsi, dan wewenang dalam ‘melakukan kejian dan sinkronisasi regulasi Sistem Jaminan Sosial Nasional terhadap pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, + Pendanaan untuk optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran pendapatan dan bbelanja daerah, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, + Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab. Instruksi *, REPUBLIK INDONESIA, 13 Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan, Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2021 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ud. OKO WIDEDO Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Deputi Bidang Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai