Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA


Jalan Siliwangi No. A 31 Telp (0252) – 555 2058 Rangkasbitung

Rangkasbitung, 14 April 2022


Kepada
Yth. 1. Camat Se-Kabupaten Lebak
2. Kepala Desa Se- Kabupaten Lebak
Di-
Tempat

SURAT EDARAN
Nomor : 410/ 675 -DPMD/2022

Tentang :

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN


KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DI DESA
TAHUN ANGGARAN 2022

Dalam Rangka Memberikan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan Tahun

Anggaran 2022 yang bersumber dari Anggaran Pembelanjaan Belanja Desa bersama ini kami

sampaikan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan di Kabupaten Lebak.

Demikian kami sampaikan, untuk dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya.

Tembusan :
1. Yth. Bupati Lebak (sebagai Laporan);
2. Yth. Inspektur Inspektorat Daerah Kab. Lebak.

1
Lampiran I Surat Edaran Dinas PMD Kabupaten Lebak
Nomor : 410/ 675 -DPMD/2022
Tanggal : 14 April 2022
Perihal : Petunjuk Teknis Kegiatan Ketahanan Pangan Desa Tahun Anggaran 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ketahanan Pangan merupakan salah satu isu strategis dalam pembangunan suatu Negara

(Simatupang, 2007). Dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan , sektor pertanian merupakan

sektor yang sangat penting karena sektor ini menjadi penyedia pangan utama (Sumastuti, 2010), lebih-

lebih negara yang sedang berkembang, karena memiliki peran ganda yaitu sebagai salah satu sasaran

utama pembangunan dan salah satu instrumen utama pembangunan ekonomi. Fungsi Ketahanan

Pangan sebagai prasyarat untuk terjaminnya akses pangan determinan utama dari inovasi ilmu

pengetahuan, teknologi dan tenaga kerja produktif serta fungsi Ketahanan Pangan sebagai salah satu

determinan lingkungan perekonomian yang stabil dan kondusif bagi pembangunan.

Setiap negara senantiasa berusaha membangun sistem Ketahanan Pangan yang mantap. Oleh

sebab itu sangat rasional dan wajar kalau Indonesia menjadikan program pemantapan Ketahanan

Pangan nasional sebagai prioritas utama pembangunannya. Sebagai negara agraris yang mempunyai

potensi tinggi terhadap sektor pertanian, Indonesia masih mengalami masalah ketersediaan pangan,

menurut Jokolelono (2011). Hal itu terkait dengan masalah pembangunan pedesaan dan sektor

pertanian.

Tujuan program Ketahanan Pangan menurut Haryanto (2014), yaitu menjamin hak atas pangan,

menjadi basis pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas dan menjadi pilar ketahanan

nasional. Tujuan pembangunan Ketahanan Pangan itu sendiri adalah untuk menjamin ketersediaan dan

konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu dan gizi seimbang, baik pada tingkat nasional, daerah,

hingga rumah tangga. Pada era otonomi daerah Ketahanan Pangan menjadi bagian urusan setiap daerah

yang wajib dikelola dan diupayakan. Pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai sejak tahun 2001 telah

menghasilkan perubahan penting yang berkaitan dengan peran pemerintah pusat dan daerah. Peran

pemerintah pusat yang sebelumnya sangat dominan saat ini berubah menjadi fasilitator, stimulator atau

promotor pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian pada era otonomi daerah akan lebih

mengandalkan kreativitas rakyat di setiap daerah.

2
Selain itu, proses perumusan kebijakan juga telah berubah dari pola top down dan sentralistik menjadi

pola bottom up dan desentralistik.

Kebijakan Umum sesuai dengan peraturan presides 104 tahun 2021 tentang rincian anggaran

pendapatan dan belanja negara tahun 2022, pasal 5 ayat (4) huruf program Ketahanan Pangan paling

sedikit 20% (dua puluh persen). Kabupaten Lebak merupakan wilayah penting bagi produksi tanaman

pangan, terutama padi sebagai komoditas pangan strategis. Selain Kabupaten Lebak yang terkenal

sebagai lumbung pangan, Kabupaten Lebak juga memberikan sumbangan yang berarti bagi

ketersediaan pangan nasional. Provinsi ini tetap mampu menghasilkan padi seiring dengan terjadinya

peyusutan lahan sawah. Dalam beberapa dekade ini, Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu

penopang produksi beras nasional, disamping Jawa Barat dan Jawa Timur (Purwanto, 2010).

Pentingnya beras dalam hal kebutuhan pangan menurut Juanda (2012), yaitu beras sebagai komoditas

basis strategis. Pemerintah selalu berupaya meningkatkan Ketahanan Pangan nya dari produksi dalam

negeri (Darwanto, 2011). Sasaran indikatif produksi komoditas utama tanaman pangan dan cadangan

pangan pemerintah berbasis pada beras. Namun demikian, dengan semakin berkurangnya areal garapan

per-petani, keterbatasan pasokan air irigasi dan mahalnya harga input serta relatif rendahnya harga

produk dapat menjadi faktor-faktor pembatas atau kendala untuk program peningkatan kesejahteraan

dan kemandirian petani yang berbasis sumberdaya lokal tersebut. Selain itu penduduk yang semakin

membesar, dengan sebaran populasi yang menyebar dan cakupan geografis yang luas. Indonesia

memerlukan ketersediaan pangan dalam jumlah yang mencukupi, terdistribusi secara merata sepanjang

waktu dengan harga terjangkau serta memenuhi kriteria kecukupan konsumsi maupun persyaratan

operasional logistik, oleh karena itu program pengelolaan distribusi dan pasar pangan sangatlah

diperlukan.

1.2 . Dasar Hukum

1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanan Undang
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang sebagaimana telah diubah menjadi
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015; dirubah lagi menjadi Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2019:
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa, sebagaimana telah
diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Dana Desa;
4. Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara Tahun 2022;

3
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Dana Desa;
6. Peraturan Menteri Desa dan daerah tertinggal dan transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021
tentang Prioritas Dana Desa Tahun Anggaran 2022 ;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa;
8. Peraturan Bupati Lebak Nomor 8 Tahun 2020 tentang pengadaan barang/jasa di Desa;
9. Peraturan Bupati Lebak Nomor 88 Tahun 2020 tentang Daftar Kewenangan Desa
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Desa Di Kabupaten Lebak (Berita Daerah
Kabupaten Lebak Tahun 2020 Nomor 88);
10. Peraturan Bupati Nomor 64 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa Tahun Anggaran 2022; Sebagaimana telah dirubah menjadi
Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2022 tentang Perubahan Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan Belanja Desa Tahun Anggaran 2022.

1.3 TUJUAN
Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan di Kabupaten Lebak merupakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan :
1. Penciptaan lapangan kerja melalui kegiatan ekonomi produktif;
2. Meningkatkan pengembangan perekonomian masyarakat kearah yang lebih baik;
Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan di Kabupaten Lebak sangat strategis karena manfaat
yang didapat masyarakat antara lain :
1. Terciptanya lapangan kerja yang dapat menambah penghasilan masyarakat;
2. Meningkatnya pemanfaatan sumber-sumber ekonomi masyarakat;
3. Terbangunnya rasa solidaritas kegotongroyongan yang tinggi dimasyarakat;
4. Meningkatkan daya beli masyarakat dan terciptanya perputaran keuangan di Desa;
5. Mencegah masyarakat desa berurbanisasi ke kota–kota besar.

1.4 Sasaran
Sasaran kegiatan Ketahanan Pangan di Kabupaten Lebak meliputi 28 Kecamatan dan dengan
jumlah 340 Desa yang ada di Kabupaten Lebak.

4
BAB II
PENDAMPINGAN DAN PEMBINAAN
KETAHANAN PANGAN

2.1. Pelaksana Ketahanan Pangan


Kegiatan Ketahanan Pangan dalam hal teknis pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Desa
mengacu kepada Peraturan Bupati nomor 8 tahun 2020, Ketahanan Pangan di tingkat Desa adalah
pelaksana yang berkedudukan dan berperan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan Ketahanan
Pangan di tingkat Desa, meliputi :
1. Kepala Desa
Peran Kepala Desa dalam pelaksanaan Ketahanan Pangan adalah sebagai pembina,
penanggung jawab anggaran dan pengendali kelancaran serta keberhasilan kegiatan
Ketahanan Pangan di Desa yang bertugas :
a. Menetapkan TPK berdasarkan hasil rapat;
b. Mengumumkan Perencanaan Pengadaan yang ada di dalam RKP Desa sebelum
dimulainya proses Pengadaan pada tahun anggaran berjalan; dan
c. Menyelesaikan perselisihan antara Kasi/Kaur dengan TPK, dalam hal terjadi perbedaan
pendapat
d. Melaporkan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan Kepada Bupati melalui
Camat
2. Perangkat Desa
Peran Perangkat Desa dalam kegiatan Ketahanan Pangan adalah sebagai pelaksana teknis
yang mempunyai tugas antara lain :
a. Melakukan koordinasi dengan Dinas yang membidangi sesuai dengan usulan kegiatan
b. Menetapkan dokumen persiapan Pengadaan;
c. Menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan kepada TPK;
d. Melakukan Pengadaan sesuai dengan ambang batas nilai yang ditetapkan rapat
persiapan untuk kegiatan Ketahanan Pangan ;
e. Menandatangani bukti transaksi Pengadaan;
f. Mengendalikan pelaksanaan Pengadaan;
g. Menerima hasil Pengadaan;
h. Melaporkan pengelolaan Pengadaan sesuai bidang tugasnya kepada Kepala Desa
melalui Sekretaris Desa; dan
i. Menyerahkan hasil Pengadaan pada kegiatan sesuai bidang tugasnya kepada Kepala
Desa.
3. Tim Pelaksana Kegiatan (TPK)
Adapun Tugas TPK Ketahan Pangan adalah :
a. Melaksanakan Swakelola;
b. Menyusun dokumen Lelang;
c. Mengumumkan dan melaksanakan Lelang untuk Pengadaan melalui Penyedia;
d. Memilih dan menetapkan Penyedia;

5
e. Memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada Kasi/Kaur; dan
f. Mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.
4. Badan Usaha Milik Desa
Peran serta Badan Usaha Milik Desa sebagai Pengelola yang mempunyai tugas sebagai
berikut :
a. Dapat memfasilitasi kegiatan Ketahanan Pangan di Desa pasca panen;
b. Membina kelompok Masyarakat pada kegiatan Ketahanan Pangan;
c. Menerima dan memfasilitasi pelaporan Hasil kegiatan dan keuangan Ketahanan Pangan
dari Kelompok Masyarakat;
d. Melaporkan hasil kegiatan Ketahanan Pangan Kepada Pemerintah Desa.
5. Kelompok Masyarakat
Peran kelompok masyarakat dalam kegiatan Ketahan Pangan sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan Ketahanan Pangan;
b. Melaporkan hasil kegiatan Ketahanan Pengan kepada Badan Usaha Milik Desa.
6. Penyedia
Penyedia adalah perusahaan atau perorangan yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki tempat/lokasi usaha dan Keterangan Usaha / sejenisnya yang masih berlaku
b. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan
dalam Pengadaan;
c. Memiliki kemampuan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan.

2.2. Pendampingan Desa


Pelaksanaan kegiatan Ketahanan Pangan yang menggunakan Sumber Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), sesuai Keputusan Menteri Desa No. 40 tahun 2021
tentang petunjuk teknis pendampingan masyaakat bahwa Desa mendapatkan pendampingan dari
tenaga pendamping profesional yang ditunjuk oleh pemerintah dalam hal Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun Anggaran 2022, antara lain :
1. Koordinator Tenaga Pendamping Profesional.
2. Pada tingkat Kabupaten terdapat Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat mendampingi
Desa di masing-masing cluster di Kabupaten Lebak;
3. Pendamping Desa dengan yang bertugas di Kecamatan untuk mendampingi Desa dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pelaporan, mendampingi Desa dalam melaksanakan
kegiatan administrasi seperti sosialisasi, pembentukan TPK dll;
4. Pendamping Lokal Desa (PLD) yang bertugas di Desa untuk mendampingi Desa dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pelaporan, mendampingi Desa dalam melaksanakan
kegiatan administrasi seperti sosialisasi, pembentukan TPK dll.

6
2.3. Pembina Desa
Pembina Kegiatan Ketahanan Pangan adalah :
1. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa;
2. Dinas Pertanian;
3. Dinas Perikanan;
4. Dinas Peternakan;
5. Dinas Ketahanan Pangan;
6. Camat selaku pembina pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan yang dibantu oleh Kasi
Ekonomi Pembangunanan Kesejahteraan Sosial yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai
berikut :
a. Memberikan pembinaan kepada TPK, agar pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan di
Desa sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan;
b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan di Desa;
c. Membantu dalam penyelesaian masalah yang terjadi terkait dengan pelaksanaan
Kegiatan Ketahanan Pangan di Desa di wilayah tugasnya;
d. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa serta instansi terkait di tingkat
Kecamatan dan tingkat Kabupaten;
e. Melaporkan hasil pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan kepada Bupati Lebak
melalui Kepala Dinas PMD Kabupaten Lebak.

7
BAB III
Kriteria dan Jenis Kegiatan, Mekanisme Pencairan Ketahanan Pangan di Kabupaten Lebak

Ketentuan dasar Kegiatan Ketahanan Pangan di Kabupaten Lebak dimaksudkan untuk


mencapai tujuan secara lebih terarah sebagai acuan bagi kelompok masyarakat dan pelaku lainnya
dalam melaksanakan kegiatan yang meliputi :
3.1 Kriteria Penerima dan Jenis Kegiatan
Kriteria penerima Kegiatan Ketahanan Pangan yaitu kelompok masyarakat yang memenuhi
syarat-syarat antara lain : memiliki lahan, sarana prasarana, siap untuk memenuhi hak dan
kewajiban yang di tentukan oleh pemerintah desa.
Untuk Kegiatan Ketahanan Pangan diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi kriteria:
1. Lebih bermanfaat bagi masyarakat/kelompok;
2. Berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan;
3. Dapat dikerjakan oleh masyarakat/kelompok;
4. Didukung oleh sumber daya yang ada;
5. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan;
6. Adanya swadaya dari masyarakat penerima.
Tabel :
Jenis Kegiatan Ketahanan Pangan, Stimulan dan Syarat yang harus dipenuhi

No Kegiatan Jenis Kegiatan Pelaksanaan


1. Peternakan, Perikanan, Hewani dan Nabati Bibit, pupuk, obat-obatan, pakan,
Pertanian. Mesin Air, traktor, sumur bor,
genset dll
2. Sarana Prasarana Infrastruktur Desa Jalan Usaha Tani dan Irigasi

3.2 Mekanisme Penyerapan Kegiatan Ketahanan Pangan


3.2.1 Mekanisme penyerapan anggaran :
Tahapan dan persyaratan pengajuan anggaran kegiatan Ketahanan Pangan dilakukan oleh TPK
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Dari rekening kas Desa sesuai dengan pengajuan berupa Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) dokumen pengadaan dan dokumen lainnya. Selanjutnya Anggaran tersebut
dipindahbukukan kepada :
a. Rekening Penyedia barang/jasa;
b. Rekening ketua/anggota TPK (untuk Operasional TPK).
2. Pengajuan anggaran kegiatan Ketahanan Pangan yang dilakukan oleh TPK maksimal 100%
(disesuaikan dengan anggaran yang ada di kas desa, khusus untuk kegiatan hewani dan
nabati) sedangkan untuk kegiatan sarana prasarana tetap mengacu pada PTO bangsarpras
untuk pencairannya 40% 40% 20% dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Berita Acara rapat Sosialisasi & Persiapan pelaksanaan Ketapang dan Hewan
2. SK TPK dari Kepala Desa

8
3. Surat Pengantar Permohonan Bantuan dan Daftar Penerima Manfaat dari TPK
4. RAB kegiatan Ketahanan Pangan yang dibuat dan ditandatangani oleh TPK;
5. Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa
6. Perkades kegiatan Ketahanan Pangan (tata cara pengelolaan);
7. SK Masyarakat/Kelompok;
8. Lembar verifikasi kelengkapan dokumen pengajuan dana oleh Kasi Ekbangsos
Kecamatan dan diketahui oleh Camat.
3.2.2 Tim Pelaksana Kegiatan
1. TPK terdiri dari unsur :
a. Perangkat Desa;
b. Lembaga Kemasyarakatan Desa/LPM; dan
c. Masyarakat.
2. TPK ditetapkan dengan jumlah personel minimal 3 (tiga) orang.
3. Berdasarkan pertimbangkan kompleksitas Pengadaan, personel TPK dapat ditambah sepanjang
berjumlah gasal.
4. Organisasi TPK terdiri atas :
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Anggota.
5. Tugas TPK dalam Pengadaan adalah :
a. Melaksanakan proses pengadaan barang / jasa;
b. Membuat RAB Ketahanan Pangan
c. Menyusun dokumen Lelang;
d. Mengumumkan dan melaksanakan Lelang untuk Pengadaan melalui Penyedia;
e. Memilih dan menetapkan Penyedia berdasarkan hasil negosiasi;
f. Memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada Kasi/Kaur; dan
g. Mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.
6. Dalam melaksanakan Kegiatan Ketahanan Pangan TPK diberikan Operasional maksimal 5%
(lima persen) dari jumlah anggaran pengadaan dengan rincian penggunaan meliputi :
d. Honor TPK 2%
e. Bintek Mandiri 1%
f. Verifikasi Dokumen oleh Kecamatan 0,5%
g. Sertifikasi Kegiatan 0,5%
h. Pembuatan Dokumen 1%
1. Rapat-rapat
2. Perkades kegiatan Ketahanan Pangan (tata cara pengelolaan);
3. SK Masyarakat/Kelompok;
4. Dokumen SPJ.
5. RAB kegiatan Ketahanan Pangan
6. ATK

9
BAB IV
TAHAPAN PELAKSANAAN,
PEGENDALIAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KETAHANAN PANGAN DESA

4.1. Perencanaan Kegiatan Ketahanan Pangan


Perencanaan Pelaksanaan Ketahanan Pangan Desa dilakukan melalui tahapan antara lain
:
1. Rapat Sosialisasi dan Persiapan Pelaksanaan
Merupakan pertemuan untuk sosialisasi kegiatan pelaksanaan Ketahanan Pangan di tingkat
Desa tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan Ketahanan Pangan serta untuk menentukan kesepakatan-kesepakatan dalam
melaksanakan kegiatan. Hasil yang diharapkan dalam sosialisasi ditingkat Desa adalah
sebagai berikut :
e. Terbentuknya Pengurus TPK
f. Dipahaminya informasi pokok pelaksanaan Ketahanan Pangan di Kecamatan meliputi
tujuan, kebijakan, pendanaan, pelaku, proses, dan prosedur; dan
g. Dipahaminya cara proses di tingkat Desa utamanya menyangkut pelaku, mekanisme
kegiatan dan penyaluran dana.
h. Diketahuinya Potensi Desa untuk kegiatan Ketahanan Pangan
i. Disepakatinya Kelompok Masyarakat Penerima Manfaat Ketahanan Pangan
j. Disepakati Peraturan Kepala Desa Tentang Pengelolaan Ketahanan Pangan
2. RAB Kegiatan Ketahanan Pangan
TPK dalam melaksanakan kegiatan Ketahanan Pangan dapat dibimbing oleh
Pendamping Desa, proses penyusunan dan penetapan RAB yang dihitung dengan
menggunakan harga pasar di tetapkan oleh Kasi/Kaur.

3. Ketentuan Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan


Pelaksanaan kegiatan Ketahanan Pangan mengacu pada dokumen Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa dan wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kelompok Masyarakat sebagai penerima manfaat;
b. Kelompok Masyarakat di Desa berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan.
4. Sertifikasi
Sertifikasi adalah penerimaan hasil pekerjaan dan kegiatan dilakukan Dinas Terkait
didampingi oleh Pendamping Desa dengan Kasi Ekbangsos. Tujuan sertifikasi adalah untuk
mengetahui apakah sudah sesuai dengan RAB.

10
4.2 PENGENDALIAN PELAPORAN DAN EVALUASI
a. PENGENDALIAN
Pengendalian pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan Desa dilakukan melalui kegiatan
pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan serta tindak lanjutnya.
Pengendalian terhadap pelaksanaan seluruh proses dan kegiatan bertujuan :
1. Menjaga setiap proses pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan selalu sesuai dengan aturan,
prinsip dan kebijakan;
2. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan;
3. Menjaga kualitas dari setiap kegiatan yang dilaksanakan agar memuaskan dan memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan;
4. Mengendalikan pemanfaatan dana Kegiatan Ketahanan Pangan agar sesuai dengan yang
direncanakan dan dikelola secara transparan;
5. Mengendalikan agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara baik
sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Strategi dasar dalam pengendalian pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan adalah :


1. Semua pihak terkait melakukan pemantauan secara obyektif dan mampu memberikan umpan
balik terhadap setiap proses dan kegiatan yang dilaksanakan;
2. Pelaku pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan di semua tingkatan menjalankan mekanisme
pelaporan baik formal maupun informal dengan akurat, efektif termasuk temuan kendala dan
masalah;
3. Pengawasan yang ketat dan tegas terhadap setiap proses dan kegiatan pada setiap tahapan yang
dilaksanakan;
4. Setiap saat dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja.

b. PELAPORAN

Pelaporan merupakan proses penyampaian data dan atau informasi mengenai perkembangan atau

kemajuan setiap tahapan dari pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan , kendala atau permasalahan

yang terjadi dalam pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan .

Agar dapat diperoleh laporan yang lengkap dan informatif, maka materi yang disajikan minimal

harus memperlihatkan 6 (enam) hal penting, yaitu :

1. Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan;

2. Pencapaian sasaran dan atau target dari kegiatan yang sedang dilaksanakan;

3. Gambaran kemajuan dari pelaksanaan kegiatan;

4. Target dan realisasi biaya dari kegiatan yang sedang dilaksanakan;

5. Kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk tindak lanjutnya;

6. Gambaran dan atau tingkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program

11
c. EVALUASI

Evaluasi dalam pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan dapat dilakukan pada saat selesainya

suatu tahapan kegiatan atau pada saat berakhirnya satu fase program. Tujuan evaluasi adalah untuk

menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan berikut kualitasnya, termasuk di dalamnya

adalah kinerja para pelaku. Sedangkan pada akhir kegiatan, evaluasi lebih ditujukan untuk melihat

dampak program. Hasil dari pemantauan, pemeriksaan dan pengawasan dapat dijadikan

dasar dalam evaluasi pelaksanaan program di Desa maupun di Kecamatan. Hasil evaluasi dapat

dijadikan sebagai dasar upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan yang terjadi.

Apabila dari hasil penilaian isi laporan dinyatakan terjadi penyimpangan dari rencana, kriteria, atau

standar yang ditentukan, maka dilakukan pengecekan ke lapangan, melalui berbagai sumber yang dapat

dipercaya.

12
BAB V

PENUTUP

Petunjuk Teknis ini merupakan acuan bagi pelaksana Ketahanan Pangan di tingkat Desa,
Kecamatan dan Kabupaten dalam melaksanakan kegiatan Ketahanan Pangan Desa di Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran 2022 untuk dijabarkan oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder) dan dapat
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab, sehingga keseluruhan pelaksanaan kegiatan
Ketahanan Pangan Desa di Kabupaten Lebak tahun 2022 dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses
sebagaimana yang diharapkan.

Rangkasbitung, 14 April 2022

13

Anda mungkin juga menyukai