Anda di halaman 1dari 5

Analisi Isu Kontemporer Instansi

Kelompok IV Angkatan VI mix Golongan 2 dan 3


Tutor Agenda I : Dra. Hariyati, S. H., M.M.
Ketua Kelompok : apt. Winda Utami, S. Farm
Anggota : 1. Indes Rienera Novitasari, S. TP.
2. Sumihar Roberto Gultom, S. K. L.

A. Identifikasi isu
Penulis menentukan identifikasi isu dengan cara observasi pada isu isu strategis , berikut
ini identifikasi isu yang telah di rumuskan:
1. Fenomena Hate Speech di Indonesia, narasi ujaran kebencian dan implikasinya
terhadap hidup toleransi
2. Dugaan korupsi oleh Surya Darmadi dan eks Bupati Indaragiri Hulu
3. Fenomena Judi Online di Indonesia

B. Pemilihan isu
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan
isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL).
Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan
suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga
masa sekarang
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat
menjadi isu yang prioritas.

Berikut di bawah ini merupakan hasil penetapan isu dengan metode AKPL
Tabel Analisis Isu berdasarkan AKPL
No Isu A K P L Jumlah Nilai Prioritas

1 Fenomena Hate Speech di 5 4 5 4 18 I


Indonesia, narasi ujaran
kebencian dan implikasinya
terhadap hidup toleransi
2 Dugaan korupsi oleh Surya 4 4 4 4 16 III
Darmadi dan eks Bupati
Indaragiri Hulu

3 Fenomena Judi Online di 5 4 4 4 17 II


Indonesia

Sesuai dengan analisis diatas, maka dipilihlah isu melalui tingkat prioritas berdasarkan jumlah
nilai yang didapat adalah Fenomena Hate Speech di Indonesia, narasi ujaran kebencian dan
implikasinya terhadap hidup toleransi

C. Penyebab Terjadinya Isu


1. Faktor Internal
a. Psikologis
Kejiwaan individu, hal ini menyebabkan kejahatan seperti rasa emosional, rendahnya
mental, sakit hati dengan korban, dendam, dan lainnya.
b. Pengetahuan
Kurangnya pengetahuan beretika digital. Dimana keterbatasan pegetahuan atau
ketidaktahuan masyarakat juga merupakan penyebab terjadinya tindak kejahatan ujaran
kebencian (hate speech). Kurangnya sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat inilah
yang menyebabkan kejahatan ini terjadi di masyarakat yangt ergolong tidak tahu akan
adanya aturan mengenai kejahatan ujaran kebencian (hate speech) khsuusnya
penghinaan.
c. Fanatik berlebihan
Fanatik berlebihan bisa menimbulkan hate speech dan ujaran kebencian terhadap
agama atau kepercayaan orang lain.

2. Faktor Eksternal
a. Sarana dan Fasilitas
Faktor sarana dan fasilitas juga berpengaruh pada era globalisasi seperti sekarang ini,
hal itu juga berpengaruh pada tumbuh pesatnya media elektronik khususnya media
internet sehingga penyebaran informasi semakin mudah, cepat, dan efektif untuk
didapatkan. Sehingga makin memudahkan seseorang yang kurang bijak menggunakan
sarana media internet ataupun komunikasi. Selain itu juga, tidak ada batasan dalam
penggunaan alat komunikasi
b. Kurangnya kontrol sosial masyarakat
Faktor kurangnya kontrol sosial masyarakat yaitu kurangnya kontrol internal yang
wajar dari pihak atau lingkungan dalam keluarga yang seringkali tidak mau tahu akan
kondisi anggota keluarganya tersebut.
c. Faktor ekonomi dan kemiskinan
Ekonomi sangat mempengaruhi pula terjadinya kejahatan ujaran kebencian (hate
speech). Faktor ekonomi yang dapat memicu terjadinya kejahatan biasanya bermula
dari keadaan ekonomi pelaku yang tergolong rendah, pengangguran, dan tidak
berpenghasilan serta terdesak atas suatu kebutuhan sehinggga mendorong pelaku
melakukan kejahatan ujaran kebencian.
d. Faktor kepentingan masyarakat
Masyarakat cenderung tidak memikirkan dampak apa yang akan terjadi dikemudian
hari dengan melakukan ujaran kebencian di media sosial. Banyak yang melakukan
ujaran kebencian karena memiliki tujuan tertentu diantaranya mengenai hal pribadi,
politik, SARA maupun hanya sekedar ingin dikenal banyak orang
e. Gejolak politik
Salah satu penyebab hate speech timbul dari adanya perbedaan politik. Hal ini yang
menimbulkan perpecahan kerukunan.

D. Analisis isu
1. Kondisi saat ini
Ujaran kebencian atau hate speech menjadi salah satu tantangan serius bagi proses
demokratisasi di Indonesia sejak tahun 1998. Kebebasan berpendapat memungkinkan
berbagai bentuk ceramah dan tulisan dengan pesan yang beragam termasuk narasi-narasi
yang mendorong permusuhan terhadap kelompok lain yang berbeda. Meskipun demikian,
regulasi yang membatasi ujaran kebencian masih bersifat kontroversial karena dianggap
membatasi kebebasan berbicara yang merupakan aspek fundamental dalam demokrasi.
Demokrasi komunikasi yang dibangun di Indonesia sudah diluar batas kewajaran seiring
dengan meningkatnya kasus hate speech. Kasus-kasus yang terjadi di Indonesia yaitu :
pencemaran nama baik, provakasi atau ancaman terhadap individu dan/ atau kelompok,
pelarangan beribadah pada kelompok minoritas, dan fitnah. Contoh kasus yang pernah
terjadi di Indonesia yaitu Basuki Tjahaja Purnama terkait ujaran kebencian karena isi
pidatonya yang bermuatan SARA yaitu mengandung penistaan agama sehingga dijerat
dengan pasal 28 ayat (2) UU ITE. Roy Suryo juga pernah terjerat kasus hate speech tentang
kalimat yang menyinggung simbol agama Budha.

2. Dampak jika masalah tidak diselesaikan


Mengakibatkan kemunduran bagi bangsa Indonesia karena menjadi pemicu hilangnya rasa
toleransi dan rasa saling menghargai
3. Gagasan Pemecahan Isu
Diagram Fish Bone

Lingkungan Individu

Kurangnya kontrol sosial Keadaan psikologis /


kejiwaan
Kepentingan kelompok Fenomena Hate Speech di
tertentu
Indonesia, narasi ujaran
kebencian dan implikasinya
Kurangnya kontrol pemerintah Kemudahan akses terhadap hidup toleransi
terhadap penggunaan media sosial media sosial

Pemerintah Sarana/ Fasilitas


Untuk mengatasi isu tersebut agar dapat teratasi dan tidak menimbulkan dampak yang tidak
diharapkan di kemudian hari, maka penulis mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu tersebut
diantaranya :
1. Bagi Pemerintah
Sebenarnya pemerintah selaku pembuat kebijakan tentu telah mengambil keputusan dengan
mengeluarkan aturan hate speech tentang SARA seperti pasal 16 UU No 40 tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis serta pasal 28 ayat 2 dan pasal 45a ayat 2 UU ITE
atau pasal 156a KUHP. Tujuan pemberian pasal tersebut adalah mencegah terjadinya
permusuhan, kerusuhan atau bahkan perpecahan yang didasarkan pada SARA akibat informasi
negatif yang bersifat provokatif. Dalam kehidupan bermasyarakat, isu SARA merupakan isu
yang cukup sensitif. Maka dari itu pemerintah perlu memperketat dan meberikan sosialisasi
tentang pengetahuan hukum mengani UU ITE.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai salah satu pihak yang harus menjalankan aturan diatas, masyarakat juga harus dituntut
untuk upgrade pengetahuan sehingga hate speech tentang SARA dapat diminimalisir. Adapun
hal-hal yang yang mesti dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mendekatkan diri pada Tuhan
b. Memahami adanya perlindungan hukum bagi warga negara
c. Saling menghargai dan menghormati keberagaman
d. Tidak menyimpan prasangka buruk pada orang lain yang berbeda keyakinan
e. Mengamalkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan
3. Bagi ASN
Sebagai garda terdepan, ASN dapat melaksanakan pemantauan, pengawasan, pelaksana, dan
penyelenggara untuk menjadikan masyarakat Indonesia lebih baik dalam segala hal salah
satunya menjadi pribadi yang menjauhi hate speech. Di era digital ini, hampir seluruh kegiatan
atau aktivitas ASN harus dipublikasikan di Media Sosial, termasuk pada saat proses pelayanan
kepada masyarakat. Hal tersebut dapat menjadi langkah awal untuk melakukan edukasi dan
bimbingan tentang hate speech. Selain mengedukasi secara langsung, ASN dituntut untuk
menjadi contoh yang baik.

Anda mungkin juga menyukai