MODUL 3
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
HAKI merupakan hak ekslusif yang diberikan negara kepada seseorang, sekelompok orang,
maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat dari
kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan.
HAKI merupakan terjemahaan dari Intellectual Property Right (IPR) sebagaimana diatur
dalam UU. NO. 7 tahun 1994 tentang pengesahan WTO ( World Agreement Establishing The
World Trade Organization) .
IPR adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual
manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi
manusia (HAM/human right)
Istilah HAKI pertama kali mempunyai singkatan Hak Milik Intelektual. Dalam
perkembangannya berubah menjadi Hak Atas Kekayaan Intelektual karena lebih
menggambarkan pengertian Intellectual Property Right (IPR).
Pada intinya HAKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas
intelektual.
Obyek yang diatur dalam HAKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir kerena
kemampuan intelektual manusia.
Tujuan penerapan HAKI adalah (1) antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak
lain, (2) meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan
intelektual, (3) sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian usaha dan
industry di Indonesia.
Apabila suatu karya milik seseorang tidak dilindungi maka pembajakan akan terjadi.
Perlindungan dan penegakkan hukum HAKi burtujuan untuk mendorong timbulnya inovasi,
pengalihan dan penyebaran teknologi dan diperolehnya manfaat bersama antara penghasil dan
pengguna pengetahuan teknologi, menciptakan kesejahteraan sosial dan ekonomi serta
keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Sejarah HAKI Global Sejarah HAKI Indonesia
• Pada tahun 1470, HAKI muncul Indonesia mengenal HAKI pada tahun 1912, pada
di Venesia (Italia) berkaitan masa Hindia Belanda; Pasal 131 dan 163 I.S., Asas
dengan hak paten. Konkordansi.
• Pada tahun 1500-an Kerajaan UU hak cipta yang berlaku saat itu adalah
Inggris mengadopsi konsep Auterswet 1912 yang berlaku hingga Indonesia
HAKI tersebut. merdeka (Ketentuan Pasal 11 Aturan Peralihan
• Pada tahun 1883, harmonisasi UUD 1945.
HAKI dengan lahirnya Paris Indonesia diikutkan dalam Konvensi Bern
Convention: paten, merek dagang (staatsblad 1914) -sebagai konsekuensi dari negara
dan desain. jajahan.
• Pada tahun 1886 dialksanakan Konvensi Bern ditinjua kembali di Roma pada
Bern Convention tentang tanggal 2 Juni 1928. Dinyatakan juga berlaku di
copyright atau hak cipta. Indonesia melalui staatsblad 1931 Nomor 325.
• Kedua konvensi melahirkan biro Pada tahun 1982 melahirkan undang-undang hak
adminsitratif (badan khusus di cipta melalui UU No. 6/1982 tentang Hak Cipta
bawah PBB) yang mengurusi
perjanjian multilateral mengenai (sebelumnya pernah diajukan pada tahun 1958,
HAKI: WIPO (World Intellectual 1966 dan 1971).
Property Organization). UU No. 6/1982 disempurnakan menjadi UU No.
7/1987.
UU No. 7/1987 disempurnakan menjadi UU N0.
12/1997.
Terakhir UU No. 12/1967 disempurnakan menjadi
UU No. 19/2002.