Anda di halaman 1dari 24
ove Cm) exse BPJSKesehatan JASA RAHARJA adn Pega ina So ) NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DITLANTAS POLDA JAWA TIMUR, DENGAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR, PT. JASA RAHARJA CABANG UTAMA JAWA TIMUR DAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH JAWA TIMUR NOMOR: B / 10 / VI / HUK.8.1.2. / 2020 / DITLANTAS NOMOR: 440 / 8732 / 102.4 / 2020 / DINKES NOMOR: P/ 35 / SP / 2020 / JASA RAHARJA NOMOR: 29 / KTR / Wil-VII / 0620 / BPJS TENTANG PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN MELALUI APLIKASI “TACS” ( TRAFFIC ACCIDENT CLAIM SYSTEM ) ‘Surabaya, Juni 2020 7x @use Sar JASARAHARJA 21S Kesehatan NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DITLANTAS POLDA JAWA TIMUR DENGAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR, PT. JASA RAHARJA CABANG UTAMA JAWA TIMUR DAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH JAWA TIMUR NOMOR: B / 10 / VI / HUK.8.1.2. / 2020 / DITLANTAS NOMOR: 440 / 8732 / 102.4 / 2020 / DINKES NOMOR: P/ 35 / SP / 2020 / JASA RAHARJA NOMOR: 29 / KTR / Wil-VII / 0620 / BPJS TENTANG PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN MELALUI APLIKASI “TACS” (TRAFFIC ACCIDENT CLAIM SYSTEM) Pada hari ini selasa tanggal 30 bulan juni tahun dua ribu dua puluh, yang bertanda tangan di bawah ini: 1, KOMISARIS BESAR POLISI BUDI INDRA DERMAWAN, S.LK., M.M., selaku DIREKTUR LALU LINTAS KEPOLISIAN DAERAH JAWA TIMUR, sesuai surat perintah Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur = Nomor: Sprin/1137/TUK.7.2.3./2020 tanggal 29 Juni 2020, dalam hal ini bertindak dan atas nama KEPOLISIAN DAERAH JAWA TIMUR, yang berkedudukan di Jalan Ahmad Yani nomor 116 Surabaya, selanjutnya disebut PIHAK 2. PEMBINA . *ARAF PIHAK | PIHAKAIL PEMBINA UTAMA MUDA dr. HERL| 2. . IN FERLIANA, M.Kes, KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA Tate TIMUR, dalam hal ini bertindak dan atas nama DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR dan Seluruh Rumah Sakit atau Fasilitas Kesehatan di Provinsi Jawa Timur, berkedudukan di Jalan Achmad Yani 118A Surabaya 60231, selanjutnya di isebut PIHAK KEDUA. 3, SUHADI, S.E., AAAI-K-CRGP, selaku KEPALA CABANG UTAMA PT. JASA RAHARJA JAWA TIMUR, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. JASA RAHARJA CABANG JAWA TIMUR, yang berkedudukan di JL. DIPONEGORO 96-98 Tegalsari Surabaya 60264, , selanjutnya disebut PIHAK KETIGA. 4, dr. T MADE PUJA YASA, AAK selaku DEPUTI DIREKSI BPJS KESEHATAN WILAYAH JAWA TIMUR, dalam hal ini bertindak dan atas nama BPJS KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH JAWA TIMUR, yang berkedudukan di Jalan Raya Jemursari 234 Surabaya, selanjutnya disebut PIHAK KEEMPAT. PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA, PIHAK KEEMPAT, selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK secara sendiri-sendiri disebut sebagai “ PIHAK “ terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut: 1. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri di lingkungan Kepolisian Daerah Jawa Timur; 2. bahwa PIHAK KEDUA selaku Instansi Pemerintah di bidang kesehatan yang mempunyai fungsi perumus kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanan evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan administrasi Dinas, dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya; 3. bahwa PIHAK KETIGAmerupakan Perseroan yang menyelenggarakan program jaminanperlindungandasarberupaDana —_PertanggunganWajib —_Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan berdasarkan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 1964 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964besertaperaturanpelaksananya; 4. bahwa PIHAK KEEMPAT merupakan Badan Hukum Publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial Kesehatan sebagiamana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Dengan..... PARAF PIHAKT | PIHAKI | PIHAK IN | PIHAK IV -3- pengan memperhatikan peraturan Perundang-undangan sebagai berikut : a undang-Undang Republik Indonesi Pertanggungan Wajib Kecelakaan Pe: Undang-Undang Republik Indones: Pertanggungan Wajib Kecelakaan Undang-Undang Nomor 2 Tahu: Indonesia; Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Undang-undang Jaminan Sosial Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang; Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan; Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 2013 tentang Tata Cara Hubungan Antar lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan; Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 15/PMK.10/2017 tanggal 13 Februari 2018 tentang Perubahan Besar Santunan dan iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat, Sungai/Danau, Feri/Penyeberangan, Laut dan Udara; Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 16/PMK.10/2017 tanggal 13 Februari 2018 tentang Perubahan Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi Antara Penyelenggara Jaminan Dalam Pemberian Manfaat Pelayanan Kesehatan; Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas; Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2014 tentang Panduan Penyusunan Kerjasama Kepolisian Negara Republik Indonesia; Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan Peraturan Kepolisian; ia Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana numpang; ia Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Lalu Lintas Jalan; in 2002 tentang Kepolisian Negara Republik : tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan; omor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Bedasarkan hal tersebut diatas PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Nota Kesepahaman dalam rangka penanganan korban kecelakaan lalu lintas jalan Menyelesaikan... monyolesaikan santunan kecel melalui Aptikas! TAC (Traffte Ace gigebut : Nota Kesepahaman # palam Nota Kesepahaman i ss che Talavan tatu tintas dan anglutan jalan seca ‘Terpadu tdent Claim System), yang selanjutnya dengan menyatakan beberapa hal sebagai berikut: BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 i yang dimaksud dengan: Keeelaknan angkutan penumpang umum dan lalu lintas jalan yang selanjutnya disebut “ Kecelakaan Lalu Lintas “ adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan yang mengakibatkan korban manusia; VER (Visum Ef Repertum) adalah laporan tertulis untuk kepentingan peradilan atas permintaan yang berwenang, yang dibuat oleh dokter, terhadap segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan barang bukti, berdasarkan sumpah jabatan, serta berdasarkan pengetahuannya yang sebaik- baiknya; Resume Medis adalah ringkasan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, khususnya dokter selama masa perawatan hingga pasien keluar dari rumah sakit baik dalam keadaan hidup maupun meninggal dunia; Korban adalah orang yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan yang mengakibatkan hilangnya nyawa, luka-luka atau cacat pada anggota tubuh yang bersangkutan; Laporan Polisi yang selanjutnya disebut LP adalah laporan tertulis yang dibuat oleh Petugas Polri tentang adanya pemberitahuan yang disampaikan seseoramg karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang bahwa akan, sedang, atau telah terjadi peristiwa pidana; Surat Keterangan TKP yang selanjutnya disebut sketsa TKP adalah gambaran yang dibuat oleh Penyidik Polri dengan maksud menggambarkan TKP seteliti mungkin dan sebagai bahan untuk menggambarkan kondisi TKP pada saat dilakukan olah TKP; 7. Kendaraan..... a | PARAF PIHAK T PIHAK I PIHAK Il 5. Kendaraan adalah suatu sarana angkut dijalan yang terdiri atas kendaraan permotor dan kendaraan tidak bermotor: be . ‘ Kendaraan tmotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel; 9, TA.CS (Traffic Accident Claim System) adalah Aplikasi berbasis WEB yang terintegrasi antara Sat Lantas Polres, Rumah Sakit dan Jasa Raharja, dengan tujuan memangkas birokrasi pembuatan Laporan LKLL dan LP di Sat Lantas, serta surat Penjaminan dari Jasa Raharja dengan sistim yang cukup diinput dari Rumah Sakit dan secara real time akan masuk ke sistem di Satlantas untuk diverivikasi kejadian kecelakaannya; 10. Pelayanan Kesehatan (kecelakaan lalu lintas) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit yang telah mempunyai ijin operasional dari PIHAK KEDUA kepada korban, untuk tindakan yang meliputi antara lain pertolongan pertama, perawatan, penunjuang dan pengobatan di Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, dan Instalasi Rawat Jalan serta Rawat Khusus; 11, Pelayanan Farmasi adalah pemberian obat sesuai kebutuhan medis bagi peserta baik pelayanan obat, Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan, pelayanan obat Rawat Jalan Lanjutan dan Rawat Inap ‘Tingkat Lanjutan; 12, Rawat Jalan Tingkat Lanjutan adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan rawat inap di ruang perawatan Khusus; 13. Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah kematian, keparahan dan atau kecacatan, sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan; 14, Sistim rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik vertikal maupun horizontal; 15, Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah terbayar iuran dan dibuktikan dengan menunjukkan Kartu BPJS Kesehatan; a 16. 22. , Santunan adalah sejumlah u; . Surat Jaminan Jasa Rah: -6- Kelas Perawatan adalah kelas kamar Tawat inap yang ditentukan oleh korban. kecelakaan lalu lintas jalan dan angkutan umum dan atau korban dekatnya (orang tua), suami/istri dan anak-anaknya) dalam hal korban adalah peserta BPUS Keschatan atau peserta jaminan Kesehatan lainnya maka penempatan ruang rawat sesuai dengan hak kelas perawatannya; ‘ang atau dana yang diberikan oleh PIHAK 'u _ahli warisnya berupa penggantian biaya tambahan, santunan meninggal dunia, dan atau nguburan korban yang tidak memiliki ahli waris; KETIGA kepada korban ata perawatan beserta manfaan cacat tetap, adapun biaya pe: ‘arja selanjutnya disebut dengan Surat Jaminan atas biaya perawatan dan pengobatan, biaya pertolongan pertama pada kecelakaan dan atau biaya ambulans/kendaraan yang membawa korban kecelakaan lalu lintas yang dikeluarkan oleh PIHAK KETIGA berdasarkan keterangan Laporan Polisi yang diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA; adalah surat jaminan . Penjamin Pertama (Primary Payer| adalah PIHAK KETIGA yang memberikan jaminan terhadap korban kecelakaan lalu lintas sampai dengan batas maksimal biaya yang ditanggung sesuai ketentuan yang berlaku; . Penjamin kedua (Secondary Payer) adalah PIHAK KEEMPAT yang berkewajiban untuk memberikan jaminan atas biaya perawatan korban yang telah melebihi batas nilai pertanggungan dari PIHAK KETIGA; - Koordinasi Manfaat adalah suatu proses dimana PIHAK KETIGA sebagai Penjamin Pertama (Primary Payer) dan Penjamin kedua (Secondari payer) menanggung orang yang sama untuk manfaat asuransi yang sama dengan tidak melebuhi jumlah pelayanan kesehatan yang dibiayakan; Aplikasi T.A.C.S (Traffic Accident Claim System) adalah Aplikasi berbasis WEB yang terintegrasi antara Sat Lantas Polres, Rumah Sakit dan Jasa Raharja, dengan tujuan memangkas birokrasi pembuatan Laporan LKLL dan LP di Sat Lantas, sereta surat penjaminan dari Jasa Raharja dengan sistim yang cukup diinput dari Rumah Sakit dan secara real time akan masuk ke sistem di Satlantas untuk diverivikasi kejadian kecelakaannya. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 PARAF PIHAKI | Pil IV. (1) Maksud..... -7- Maksud Nota Kesepahaman ini adalah sebagai pedoman PARA PIHAK dalam rangka kerjasama untuk melaksanakan kewajiban tugasnya gun mempermudah pelayanan Korban Kecelakaan Lalu Lintas untuk mendapatkan hak-haknya; Q) (2) Tujuan dari Nota Kesepahaman ini adalah guna meningkatkan koordinasi dan kerjasama PARA PIHAK dalam rangka penyelenggaraan pelayanan Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang sedang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit di seluruh wilayah Jawa Timur. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 guang Lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi: a PIRAKT | PIHAKI | PIHAK Il iad Pemanfaatan Aplikasi T.A.C.S (Traffic Accident Claim System) yang memberikan pelayanan terintegrasi terhadap penanganan dan pendataan korban Kecelakaan Lalu Lintas dalam rangka pelayanan penyelesaian santunan kecelakaan lalu lintas; Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit yang sudah mempunyai ijin operasional dari PIHAK KEDUA kepada korban meliputi : Pelayanan instalasi gawat darurat (IGD); 2. Pelayanan instalasi rawat inap; 3, Pelayanan instalasi rawat jalan; 4. Pelayanan perawatan khusus; 5, 6. Pelayanan penunjang medis dan; Tindakan medis operatif. raffle Accident Claim System) sebagaimana dimaksud pada fa di masing-masing Sat Lantas, Rumah Sakit yang sudah ‘antor Perwakilan PIHAK KETIGA; TAGS ( huruf a berad: melaksanakan MoU dan masing-masing Ki Mekanisme penjamin oleh PIHAK KETIGA dan PIHAK KEEMPAT sebagai berikut : 1, PIHAK KETIGA bertindak sebagai Penjamin Pertama bagi korban yang terjamin oleh PIHAK KEEMPAT sampai dengan batas nilai pertanggungan yang ditetapkan oleh PIHAK KETIGA; ree 2.PIHAK..... -8- 2. Tana bertindak sebagai Penjamin Kedua bagi peserta BPJS yang menjadi korban akibat mengalami kecelakaan lalu lintas dan angkutan Jalan yang terjamin oleh PIHAK KETIGA atas nilai selebihnya yang tidak ditanggung oleh PIHAK KETIGA sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 3, PIHAK KEEMPAT berindak sebagai Penjamin Pertama bagi peserta BPJS Kesehatan yang menjadi korban akibat mengalami kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan yang tidak terjamin oleh PIHAK KETIGA dan memenuhi kriteria Ppenjaminan PIHAK KEEMPAT. BAB IV PELAKSANAAN Pasal 4 Wewenang dan Tanggung Jawab (1) PIHAK PERTAMA berwenang dan bertanggung jawab: a, Membuat petunjuk dan arahan kepada jajaran satuan lalu lintas tentang kecepatan penanganan korban dengan menginformasikan perihal kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan tersebut kepada Rumah Sakit yang sudah mempunyai ijin operasional dari PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA pada kesempatan pertama; b. Membuat petunjuk dan arahan kepada jajaran satuan lalu lintas tentang pengamanan Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan melakukan Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) Kecelakaan lalu lintas; c. Membuat petunjuk dan arahan kepada jajaran lalu lintas tentang penerbitkan Laporan Polisi dan BA TKP untuk semua jenis kecelakaan lalu lintas yang ditangani Polisi serta menyerahkan kepada PIHAK KETIGA dan PIHAK KEEMPAT dalam waktu makeimal 1 x 24 jam kecuali kasus kecelakaan yang tergolong sulit menurut PIHAK PERTAMA; d. Membuat evaluasi input data T.A.C.S (Traffic Accident Claim System) yang di input oleh Satlantas jajaran Polda Jatim; Membuat evaluasi terkait MoU yang telah dilaksanakan antara Satlantas Jajaran Polda Jatim dengan pihak RS yang sudah mempunyai ijin operasional dari PIHAK KEDUA dengan PIHAK KEEMPAT. KETIGA dan PIHAK (2) PIHAK KEDUA..... PARAF PIHAKI| PIHAKII | PIHAKJM | PIHAKIV -9- (2) PIHAK KEDUA berwenang dan bertanggung jawab : a. Membuat Surat Edaran kepada Rumah Sakit yang sudah mempunyai ijin operasional untuk segera membuat MoU dengan Satlantas, PT. Jasa Raharja Perwakilan, dan Perwakilan BPJS Kesehatan di masing-masing wilayah operasionalnya; b. Membuat Surat Edaran agar Rumah Sakit memberikan informasi awal terkait adanya korban kecelakaan lalu lintas ke Aplikasi T.A.C.S (Traffic Accident Claim System) maksimal 1 x 24 jam dengan format yang sudah ditentukan dalam Aplikasi; c. Melakukan assistensi dan evaluasi terhadap Rumah sakit yang sudah melaksanakan MoU atas penanganan korban melalui tidakan gawat darurat di Tempat Kejadian Perkara (TKP), pelayanan kesehatan dan rujukan selanjutnya; d. Melakukan assistensi dan evaluasi terhadap Rumah sakit dalam menerbitkan surat keterangan berupa Resume Medis terhadap korban luka-luka maupun meninggal dunia yang dirawat sebagai akibat kecelakaan lalu lintas; e. Melakukan assistensi dan evaluasi terhadap Rumah sakit dalam menerbitkan surat keterangan berupa VER (Visum Et Repertum) terhadap korban atas dasar permintaan PIHAK PERTAMA untuk kepentingan penyidikan. f. Mengajukan Klaim Asuransi Penjaminan kepada PIHAK KETIGA dan PIHAK KEEMPAT (3) PIHAK KETIGA berwenang dan bertanggung jawab : a. Menentukan kepastian jaminan korban dan bertindak sebagai Penjamin Pertama (Primary Payer) bagi Korban Kecelakaan lalu lintas, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas jalan beserta _peraturan pelaksanaannya; b. Memberikan..... PAR. AF PIHAKT | PIHAKH [ PIHAK }il_| PIHAK IV 7 Nemperkan kemudahan penyelesaian santunan kepada korban atau abli waris korban khususnya yang alamatnya lintas wilayah; Menerbitkan Surat Jaminan untuk dityjukan kepada Rumah nae dan ditombuskan kepada PIHAK KEEMPAT atau Pihak Penjamin lainnya bila diperlukan, d. Meminta Laporan Polisi kepada PIHAK PERTAMA sebagai dasar untuk pengurusan klaim Asuransi Jaminan. dan PIHAK a Lantas dan ° Melakukan koordinasi dengan PIHAK KEDUA KEEMPAT terkait administrasi penyelesaian Lak: penanganan lanjutan terhadap korban Kecelakaan Lalu Lintas yang memiliki Kartu Identitas Kepesortaan Jaminan Kesehatan Nasional dan atau Kartu Indonesia Sehat. (a) PIHAK KEEMPAT berwenang dan bertanggung jawab : a. Memberikan arahan terhadap Kantor Cabang BPJS Kesehatan di Wilayah Jawa ‘Timur tentang tata laksana pelaksanaan dan penerapan Nota Kesepahaman ini b. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap dan penerapan Nota Kesepahaman ini; ¢. Melakukan koordinasi dengan PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA terkait administrasi penyelesaian Laka Lantas dan penanganan ranjutan terhadap korban Kecelakaan Lalu Lintas yang memiliki Kartu Identitas Kepersetaan Jaminan Kesehatan Nasional dan/atau Kartu Indonesia Sehat; d, Sebagai Penjamin kedua (Secondary Payer) Kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan bagi peserta Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dak sebagai Penjamin Pertama (Primary Payer) bagi peserta korban akibat mengalami pelaksanaan terhadap kasus BPUS e. Bertin BPJS Kesehatan yang menjadi kecelakaan lalu lintas dan angkutan jal PIHAK KETIGA dan memenuhi kriteria EMPAT; £ Meminta Laporan Polisi tentang Kecelakaan Lalu Lintas terhadap korban yang tidak dijamin oleh PIHAK KETIGA; g. Menyelesaikan pembayaran administrsai kepada PIHAK KEDUA yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEEMPAT; Jan yang tidak terjamin oleh penjaminan PIHAK KE Bagian..... PARAF. PIHAKI | PIHAKJI_| PIHAKIV | aii} Bagian Kedua Hak dan Kewajiban Pasal 5 (1) Hak PIHAK PERTAMA yaitu : a. Menerima data laporan tentang jumlah laporan polisi_ mengenai kejadian kecelakaan lalu lintas yang diinput menggunakan aplikasi T.A.C.8 (Traffic Accident Claim System) dari Satlantas Jajaran Polda Jatim; Menerima informasi dan laporan terkait status korban dari PIHAK KETIGA (luka ringan, luka berat dan meninggal dunia) pasca kecelakaan lalu lintas; Mengecek dan memverifikasi database TACS yang diinput oleh Satlantas Jajaran Polda Jatim. (2) Kewajiban PIHAK PERTAMA yaitu : a. Membuat petunjuk dan arahan kepada Satlantas Jajaran Polda Jatim tentang Laporan Polisi dan BA TKP untuk semua jenis kecelakaan lalu lintas yang ditangani polisi dan menyerahkan kepada PIHAK KETIGA dalam waktu maksimal 1 x 24 jam, kecuali kasus yang dianggal sulit oleh Satlantas jajaran; Membuat petunjuk dan arahan kepada Satlantas jajaran Polda Jatim terkait kasus laka lantas yang diangeap sulit wajib berkoordinasi dan bila diperlukan dilakukan survei bersama dengan PIHAK KETIGA dalam penerbitan Laporan Polisi; Melakukan pencocokan dan penelitian data laka lantas yang berbasis database TACS berkoordinasi dengan PIHAK KETIGA dan PIHAK KEEMPAT. (3) Hak PIHAK KEDUA yaitu : a. Menerima surat jaminan yang diterbitkan PIHAK KETIGA untuk korban yang telah ditetapkan terjamin oleh PIHAK KETIGA dan PIHAK KEEMPAT; b. Mengajukan biaya perawatan dan pengobatan yang dilakukan PIHAK KEDUA terhadap korban kecelakaan jalu lintas dan angkutan kepada PIHAK KETIGA dan/atau PIHAK KEEMPAT: PARAF c. Mendapatk: PIHAKT | PIHAK I | PIHAK I | PINAR IV peated -12- Mendapatkan pembayaran atas tagihan biaya perawatan dan pengobatan yang diajukan kepada PIHAK KETIGA dan PIHAK KEEMPAT sesuai_ ketentuan yang berlaku dan memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan; Menerima laporan mengenai pelayanan kesehatan dan penyelesaian santunan yang telah diberikan PIHAK KETIGA dan/atau PIHAK KEEMPAT kepada korban yang mengalami kecelakaan. (4) Kewajiban PIHAK KEDUA yaitu : a. Memberikan informasi awal secara lisan kepada PIHAK PERTAMA dan selanjutnya dibuat secara tertulis perihal kasus keselakaan laly lintas dan angkutan jalan bagi pasien yang masuk melalui Mengarahkan korban yang menjadi Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap kepada PIHAK KETIGA dan/atau PIHAK KEEMPAT untuk memperoleh informasi jaminan dan plafon pembiayaan atau keterangan tentang pembayaran maksimal; Melaksanakan ketentuan-ketentuan yang disepakati dalam memberikan pelayanan perawatan dan pengobatan kepada korban kecelakaan lalu lintas; Menanggapi saran, usulan, komplain dan keluhan yang disampaikan PARA PIHAK maupun para korban sehubungan dengan Nota Kesepahaman dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak berkas diterima; Menerbitkan surat keterangan medis atas pasien korban kecelakaan lalu lintas setelah ada permintaan dari pasien atau keluarga dalam waktu maksimal 7 (tujuh) hari kerja sejak berkas diterima; Atas permintaan penyidik menerbitkan VER (Visum Et Repertum) terhadap korban yang mengalami luka-luka maupun meninggal dunia dalam waktu maksimal 7 (tujuh) hari kerja sejak surat permintaan penyidik diterima dan setelah pasien pulang, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Jenazah : a) Pemeriksaan luar; b) Menerima permohonan tertulis VER (Visum Et Repertum) dari penyidik Polri; ©) Pemeriksaan klinis korban : (1) Untuk... PARAI PIHAK T F PIHAKI | PIHAK II oe -13- (1) Untuk korban rawat jalan (Iluka ringan, meninggal dunia di instansi rawat darurat); (2) Untuk korban rawat inap. (5) Hak PIHAK KETIGA yaitu : a. Menerima laporan awal perawatai i i korban dari PIHAK KEDUA; z See b. Menerima copy surat Laporan Polisi dari PIHAK PERTAMA; c, Menerima persyaratan administrasi yang diperlukan untuk merealisir pembayaran semua biaya yang diajukan dari PIHAK KEDUA meliputi : 1) Formulir pengajuan santunan; 2) Keterangan kesehatan korban akibat kecelakaan lalu lintas; 3) Laporan Polisi; 4) Identitas korban dan identitas penerima santunan; 5) Kuwitansi asli biaya perawatan dan rincian pemakaian obat/resep; 6) Surat Kuasa. d. Jika diperlukan PIHAK KETIGA berhak meminta penjelasan secara tertulis dari PIHAK KEDUA tentang status sifat cidera korban. (6) Kewajiban PIHAK KETIGA yaitu : a. Berkewajiban sebagai Penjamin Pertama (Prinary Payer) terhadap kasus kecelakaan lalu lintas sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. Berkewajiban menerbitkan surat jaminan kepada PIHAK KEDUA berdasarkan Laporan Polisi yang diterbitkan PIHAK PERTAMA dan ditembuskan kepada PIHAK KEEMPAT; ©. Apabila korban tidak terkamin sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada PIHAK KETIGA yang didasarkan atas keterangan kejadian/Laporan Kepolisian atas kejadian kecelakaan yang diterbitkan PIHAK PERTAMA maka PIHAK KETIGA perkewajiban menerbitkan surat Keterangan tidak terjamin yang ditembuskan. (7) (8) (1) -14- ditembuskan kepada PIHAK mi ja njarnin Kedua (Secondary Payer EEMPAT yang menjadi Penjarin ace kepada PIHAK KEDUA tagihan biaya per: n dan pengo atan akibat kecelakaan lalu lintas yang timbul atas diri ecient telah memenuhi syarat dan ketentuan sebagaimana ditentukan dalam Nota Kesepahaman ini, serta memberikan salinan ae Pembayaran yang telah dilegalisir kepada PIHAK Hak PIHAK KEEMPAT yaitu : a. Menerima informasi dan data yang berkaitan dengan Penanganan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, termasuk Kecelakaan Lal Tunggal, Jalan melalui Aplikasi T.A.C.S (Traffic Accident Clair System) di tingkat Kabupaten / Kota. Informasi dimaksud beru! salinan Laporan Kepolisian dari PIHAK PERTAMA dan Jaminan/Surat Keterangan Tidak dijamin dari PIHAK KETIGA: b. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pen Penanganan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan melalui T.A.C.S (Traffic Accident Claim System) secara mandiri. Mens Laporan status pasien korban kecelakaan lalu lintas (terjamin. terjamin) dan surat jaminan dari PIHAK KETIGA; eraen kasi Kewajiban PIHAK KEEMPAT yaitu : a. Memberikan arahan terhadap Kantor Cabang BPJS Kesel Wilayah Jawa Timur tentang tata laksana pelaksanaan den penerapan Nota Kesepahaman ini; b. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan dan penerapan Nota Kesepahaman ini. Bagian Ketiga Surat Jaminan Pasal 6 Setiap korban yang sedang dalam penanganan pengobatan daz perawatan oleh PIHAK KEDUA, dapat memperoleh penggantian atas biaya pengobatan dan perawatan, biaya pertolongan pertama pada PIRAKT ditembu: ARAF : PIHAKH | PIHAKIN | PIHAK IV (2) Q) (2) (3) @) -15- os dan/atau biaya ambulans/kendaraan yang membawa orban tersebut sejak diterbitkannya Surat Jaminan dari PIHAK KETIGA yang didasarkan pada La isi yang diterbitkan PIHAK 3 poran Polisi yang Surat Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan oleh PIHAK KETIGA kepada PIHAK KEDUA dan ditembuskan kepada PIHAK KEEMPAT pasca diterbitkannya Laporan Polisi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bagian Keempat Prosedur Pelayanan Pengobatan dan Perawatan Pasal 7 Korban dapat memperoleh pengantian biaya perawatan dan pengobatan sejak diterbitkannya Surat Jaminan oleh PIHAK KETIGA yang turut mencantumkan batas maksimal pertanggungan biaya perawatan dan pengobatan, surat jaminan tersebut akan diserahkan kepada PIHAK KEDUA dan ditembuskan kepada PIHAK KEEMPAT; Bagi Korban yang tidak terjamin oleh PIHAK KETIGA, maka PIHAK KETIGA wajib menyampaikan Surat Keterangan Tidak Dijamin kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEEMPAT; Dalam hal penerbitan Surat Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dipenuhi oleh PIHAK KETIGA dalam jangka waktu 3x24 jam (tiga kali duapuluh empat) hari kerja kecuali untuk kasus kecelakaan yang tergolong sulit menurut PIHAK PERTAMA dan tidak diterimanya konfirmasi secara tertulis oleh PIHAK KEDUA dari PIHAK KETIGA, maka PIHAK KEDUA berhak untuk membebankan semua biaya perawatan dan pengobatan menjadi kewajiban korban secara tunai, meskipun tercatat sebagai peserta BPJS Kesehatan; Penempatan Korban yang memerlukan perawatan dan pengobatan di rumah sakit adalah wewenang penuh dari PIHAK KEDUA dan dengan tetap merujuk pada batas maksimal biaya yang ditanggung oleh PIHAK KETIGA dan/atau PIHAK KEEMPAT atau peserta Jaminan kesehatan lainnya maka penempatan ruang rawat sesuai dengan hak kelas perawatannya. Bagian..... ———rraraF PIHAK I | PIHAK(Iil — -16- Bagian Kelima Pasal 8 Biaya Perawatan dan Pengobatan, biaya pertolongan pertama pada ecb dan/atau biaya ambulans/kendaraan yang membawa korban (1) Biaya/tarif perawatan dan pengobatan yang berlaku adalah biaya tarif pelayanan kesehatan yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA; (2) Biaya yang timbul akibat dari perawatan dan pengobatan korban akan mendapatkan penggantian dari PIHAK KETIGA sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada PIHAK KETIGA adalah sebagai berikut : a. Perawatan dan Pengobatan adalah biaya penanganan korban oleh Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan dilingkungan PIHAK KEDUA yang besar nilai manfaatnya sesuai degan ketentuan yang berlaku pada PIHAK PERTAMA; b. Biaya Ambulans/kendaraan yang membawa korban adalah biaya pemakaian ambulans atau kendaraan lain yang digunakan untuk mengangkut korban dari tempat kejadian kecelakaan ke Rumah Sakit; c. Biaya Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah biaya pelayanan kesehatan dari lokasi kejadian kecelakaan sampai dengan perawatan di ruang Gawat Darurat. (2) Biaya atas manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan dengan nilai sampai batas maksimum yang tercantum dalam Surat Jaminan yang dikeluarkan PIHAK KETIGA berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (4) Biaya perawatan dan pengobatan sebagaimana dmaksud pada ayat (2) huruf a meliputi biaya-biaya pertolongan pertama pada kecelakaan, jasa pelayanan, alatealat keschatan dan obat-obat atas resep dokter, perawatan dalam rumah sakit, foto rontgen, pembedahan dan lain-lain yang diperlukan menurut pendapat dokter untuk penyembuhan korban kecelakaan lalu lintas jalan; PARAF PIHAK I PIHAK Il -17- ©) PIHAK KEEMPAT akan menjamin selisih biaya perawatan dan pengobatan yang telah melebihi batas maksimal nilai pertanggungan yang ditetapkan PIHAK KETIGA dari korban yang merupakan peserta BPJS Kesehatan dengan nilai maksimal sesuai tarif INA CBG's berdasarkan hak kelas rawat dan tidak melebihi tagihan Rumah Sakit; (6) Korban kecelakaan lalu lintas yang tidak dijamin PIHAK KETIGA dan memenuhi kriteria dijamin PIHAK KEEMPAT, maka biaya perawatan dan pengobatan sesuai dengan tarif INA CBG's berdsarkan hak kelas rawat; (7) Biaya pelayanan dari PIHAK KEDUA bagi korban yang mengalami Deat On Arrival/meninggal dalam perjalanan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab keluarga bkorban, meskipun tercatat sebagai peserta BPJS Kesehatan; (8) Biaya pengobatan rawat jalan bagi korban yang masih dalam satu rangkaian perawatan pasca rawat inap menjadi tanggung jawab PIHAK KETIGA sepanjang belum melebihi batas nilai pertanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas; (9) PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menarik iuran biaya dari peserta BPUS Kesehatan selama biaya perawatan dan pengobatan baik itu rawat inap atau rawat jalan masih menjadi tanggung jawab PIHAK KETIGA dan PIHAK KEEMPAT. Bagian Keenam Penagihan Pasal 9 (1) Penagihan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KETIGA dan/atau PIHAK KEEMPAT atas biaya pelayanan perawatan dan pengobatan korban yang telah diberikan oleh PIHAK KEDUA dilengkapi dokumen penagihan berupa : a. Surat permintaan pembayaran dengan mencantumkan alamat transfer (alamat nama bank, nomor rekening) sebagaimana tersebut pada pasal ini ayat (3); b. Kuitansi rangkap 3 (tiga) yang dibubuhi materai cukup yang terdiri dari 1 (satu) lembar kuitansi asli dari 2 (dua) lembar fotocopy kuitansi, rincian kuitansi, rincian obat, surat pengantar berobat, F PIHAK IIL PIHAK IV dan..... -18- dan atau resume medis sesaui oa wi keterangan yang berlaku pada _ Surat penagihan dari PIHAK KI 7 : EDUA dalam ran; i dokumen lain yang dibutuhkan dan cizinia, Priam serio dan/atau PIHAK KEEMPAT antara surat kuasa dari korban kepada rumah sakit bermaterai dan surat tugas dari PIHAK KEDUA kepada petugas yang ditunjuk untuk pengajuam klaim. (2) Penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakuk oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan Surat Jaminan yang dikel an oleh PIHAK KETIGA dan/atau PIHAK KEEMPAT; seaman (9) Transfer atas pembayaran dimaksud pada ayat (2) dialamatkan kepada masing-masing Rumah Sakit yang sudah melaksanaken kerjasama dengan PIHAK KETIGA; (4) PIHAK KEDUA akan menginformasikan kepada PIHAK KETIGA dan/atau PIHAK KEEMPAT tagihan-tagihan yang telah dilakukan dengan mencantumkan nomor kuitansi pada bukti kuitansi transfer; (6) PIHAK KEEMPAT akan melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA setelah mendapat Surat Keterangan Tidak Terjamin dari PIHAK KETIGA bagi peserta BPUS Kesehatan yang mengalami kecelakaan lalu lintas sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. BABV SOSIALISASI Pasal 10 (1) Nota Kesepahaman ini disosialisasikan oleh PARA PIHAK guna diketahui dan untuk dilaksanakan. (2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat dilalkukan sendiri- sendiri/atau bersama-sama oleh PARA PIHAK. BAB VI ANALISA DAN EVALUASI Pasal 11 (1) PARA PIHAK sepakat melakukan analisis dan evaluasi atas pelaksanaan Nota Kesepahaman ini melalui pertemuan s sekurang- setahun. ecara berkala (2) Dalam..... y PARAF HART PIHAK II PIHAK IIL PIHAK IV. -19- (2) Dalam kondisi tertentu pembinaan dan evaluasi dimaksud pada ayat (1) dapat dilak: : sebagaimana dima sanakan sesuai kebutuhan PARA BAB VIL PEMBIAYAAN Pasal 12 Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan Nota Kesepahaman ini menjadi beban dan tanggung jawab masing-masing PIHAK secara proporsional sesuai prosedur penganggaran yang berlaku pada institusi PARA PIHAK, BAB VIII KETENTUAN LAIN Bagian Kesatu Perubahan/ Addendum Pasal 13 (1) Apabila menurut pertimbangan salah satu pihak terdapat hal-hal yang memerlukan perubahan atau penambahan klausul yang bersifat prinsif, maka salah satu pihak tersebut wajib memberitahukan secara tertulis untuk mendapatkan kesepahaman pihak lainnya untuk kemudian dituangkan di dalam Addendum; (2) Halhal yang tidak atau belum cukup diatur dalam dalam Nota Kesepahaman ini akan diselesaikan bersama melalui perundingan antara PARA PIHAK yang dituangkan dalam bentuk Addendum yang merupakan satu kesatuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Nota Kesepahaman ini. Bagian..... Q -20- Bagian Kedua Penyelesaian Perselisihan Pasal 14 Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari Nota Kesepahaman ini, PARA PIHAK sepakat untuk terlebih dahulu menyelesaikan musyawarah mufakat; secara 2) Bilamana musyawarah mufakat sebagaimana ayat (1) di atas tidak menghasilkan kata sepakat tentang cara penyelesaian, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya di Pengadilan; (a) Selama perselisihan dalam proses penyelesaian PARA PIHAK wajib tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut Nota Kesepahaman ini. Bagian Ketiga Pelayanan Pengaduan Pasal 15 Nomor pengaduan yang ditunjuk PARA PIHAK untuk menangani dan menindak lanjuti permasalah, komplain dapat di keluhan tersebut PIHAK PERTAMA Nama; BUDI INDRA DERMAWAN,S.L.K.,M.M. Unit kerja : Bertindak selaku dan atas nama Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur No. Telp. : (031) - 8292333 No. Fax. : - PIHAK KEDUA Nama dr. HERLIN FERLIANA M.Kes Unit kerja: Bertindak selaku dan atas nama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur No. Telp. : (031)-8293520 No. Fax. : (031)-8290423 c. PIHAK.... PARAF BRAKT PIHAK I | PIHAK IM | PIHAK IV “de pIBAK KETIGA ema SUHADI, 8.18.,AAAL-K-CROP. Jit kerja : Bertindak velake dan atas nama PP, Jawa abaya Utama Jawa ‘Timur No. Telp. + (091)-5675102 Cabany, mail surabaya@jasaraharja.co.id piHAK KEEMPAT Nama: dr, LMADE PUJA YASA, AAK unit kerja: Bertindak selaku dan atas nama BPJS Kesehatan Wilayah Jawa timur No. Telp. ? (031)-8432541 No. Fax. : (031)-8515550 Bagian Keompat Masa Berlaku Pasal 17 (1) Nota Kesepahaman ini berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung wejak tanggal ditandatangani; (2) Nota Kesepahaman ini dapat diperpanjang sesuai kesepahaman PARA PIHAK dengan rancangan perpanjangan Nota Kesepahaman diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Nota Kesepahaman ini berakhir oleh PARA PIHAK Bagian Kelima Keadaan tak terduga/(force majeure) Pasal 16 (1) Yang dimaksudkan keadaan memaksa (Force Majeure) dalam Nota Kesepahaman ini adalah keadaan atau kejadian atau hal-hal lain yang berada di luar kekuasaan manusia, antara lain termasuk namun tidak terbatas pada: gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, angin topan, kebakaran, edidemi, pemogokan massal, perang, huru-hara, kebijakan pemerintah di bidang moneter dan politik yang kesemuanya berhubungan Jangsung dengan pelaksanaan Nota Kesepahaman ini; (2) Masing-masing... PARAF PIHAKT PIHAK II PIHAK IIL ve IV. (3) (2 ne Masing-masing, PIHAK tidak bertanggung jawab pada PYHAK lainnya bagi kegagalan dan/atau pelaksanaan Nota Kesepahaman ini, apabila kegagalan tersebut diakibatkan oleh adanya keadaan mermaksa (Force Majeure) tersebut; Dalam hal terjadinya keadaan memaksa (Force Majeure), PIHAK yang mengalami peristiwa yang dikategorikan keadaan memaksa (Force Majeure) wajib memberitahukan kepada PIMAK lainnya secara tertulis, selambat-lambatnya 7 x 24 jam sejak terjadinya keadaan memaksa (Force Majeure), apabila dalam waktu tersebut PIHAK yang bersangkutan tidak memberikan resmi kepada PIHAK lainnya, maka keadaan memaksa (Force Majeure) dianggal tidak pernah terjadi. Bagian Kelima Pemutusan Nota Kesepahaman Pasal 18 Pengakhiran Nota Kesepahaman dengan mengesampngkan ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUH Perdata; Dalam thal salah satu pihak mnghendaki pemutusan Nota Kesepahaman sebelum tanggal berakirnya Nota Kesepahaman ini, maka pihak yang menghendaki wajib memberitahukan kepada pihak-pihak yang lain secara tertulis selambat-lambatnya 1 (satu) bulan atau 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pemutusan yang dikehendakinya; Apabila Nota Kesepahaman ini berakhir atau diputuskan dengan alasan apapun, maka semua hak dan kewajiban yang timbul harus tetap dilaksanakan sampai terpenuhinya hak dan kewajiban PARA PIHAK. BAB IX PENUTUP Pasal 19 (0) Hal-hal yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini dapat diatur bersama secara lebih terperinci oleh PARA PIHAK. (2) Nota..... -23- 2) Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) asii bermeter t dan ditandatangani PARA PIHAK yang masing-masing mempunyai ‘ai cukup hukum yang sama. kekuatan Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK untuk dipergunakan sebagaimana mestinya aa in inna 5 SHIRERT URC X aut te fs PEMBINA UTAMLA MUDA NIP.19640621 199011 2 001 PIHAK KETIGA PIHAK KEEMPAT KEPALA PT.JASA RAHARJA CAB. UTAMA DEPUTI DIREKSI BPJS KESEHATAN JAWA TIMUR Ans JAWA TIMUR ae a TIMUR SUHADIL, S.E. I-K-CRGP PARAF a PIHAK Il | PIHAK TT | PIHAK IV | PIHAKT

Anda mungkin juga menyukai