DIREKTORATJENDERAL
Ja/an H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (021) 4247608 (Hunting) Faksimile (021) 4207807 GERMAS
Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia
2. Direktur RS Seluruh Indonesia
di tempat
Dalam rangka mencapai komitmen global eradikasi polio pada tahun 2026 dan
komitmen regional dalam memutus penularan penyakit campak-rubela/CRS pada tahun
2023 sebelum mencapai eliminasi campak-rubela/CRS pada tahun 2026, Indonesia telah
memperkuat surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) dan Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD31) disemua tingkatan dengan melibatkan fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk rumah sakit pemerintah maupun swasta. Untuk memastikan komitmen
global tersebut tercapai sesuai target, perlu dukungan dari petugas surveilans di seluruh lini
kesehatan termasuk rumah sakit. Oleh karena itu, sangat diperlukan dalam penemuan kasus
AFP dan PD31 lainnya di semua rumah sakit yang potensial dalam menemukan dan
melaporkan kasus AFP dan PD31.
Konfirmasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdri. Vivi Voronika ,M.kes (HplWA.
08111884811) . Atas perhatian dan kerjasamanya , kami ucapkan terima kasih.
h+:J,~-.dt:.it\Hi ne,
MKM
2122001
Tembusan :
1. Direktur Jenderal P2P
2. Sesditjen P2P
Agenda Pertemuan
2 September 2022
2 September
2022
13.00-13.15 Sambutan dan PIt. Direktur Pengelolaan
Pembukaan Imunisasi
13.15-14.00 Kebijakan dan startegi PIt. Direktur Pengelolaan
surveilans PD31 Imunisasi Ketua Tim
Imunisasi WUS,
14.00 - 14.30 Aspek Klinisi AFP dan Komite Ahli Surveilans PD31
PD31 Lainnya dan KIPI
INDONESIA 2022
I. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mencapai komitmen global eradikasi polio pada tahun 2023 dan komitmen
regional dalam memutus penularan penyakit campak-rubelajCRS pada tahun 2023 sebelum
mencapai eliminasi campak-rubelajCRS pada tahun 2026, Indonesia telah memperkuat
surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) di semua tingkatan dengan melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes),
organisasi profesi, Iintas program, Iintas sektor dan mitra. Program pengendalian PD3I harus
didukung oleh program surveilans untuk memverifikasi kapan penyakit telah dieradikasi atau
dieliminasi dari dunia. Untuk mencapai komitmen global tersebut, ada beberapa indikator
AFP dan PD3I yang harus dicapai setiap tahun. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya
untuk memperkuat sistem surveilans AFP & PD3I.
Mata rantai pertama dalam program surveilans adalah petugas surveilans di semua
fasyankes, termasuk di semua rumah sakit. Mereka harus segera melaporkan setiap kasus
AFP dan kasus PD3I yang ditemukan di rumah sakit. Selain itu, petugas surveilans rumah
sakit harus secara rutin menemukan kasus AFP dan PD3I setiap hari, yang mungkin
terlewatkan atau salah diagnosis, dan melapor setiap minggu ke petugas surveilans
kabupatenjkota setempat. Setiap kasus yang ditemukan harus dilakukan pengelolaan
spesimen yang tepat serta sistem pelaporan dan pencatatan yang lengkap tepat.
II. TUJUAN
Advokasi RS dalam memperkuat surveilans PD3I di seluruh rumah sakit dan pembentukan
tim surveilans rumah sakit yang ditetapkan dengan SK Direktur Rumah Sakit
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan manajemen rumah sakit dalam penemuan kasus PD3I
2. Meningkatkan pengetahuan manajemen rumah sakit dalam pengelolaan spesimen PD3I
3. Meningkatkan pengetahuan manajemen rumah sakit dalam pencatatan dan pelaporan
kasus PD3I
1
4. Meningkatkan koordinasi antara rumah sakit dan dinas kesehatan provinsi dalam
pelaksanaan surveilans PD3I
III.PESERTA
1. Manajemen rumah sakit dari perwakilan rumah sakit di Indonesia
2. Kepala Bidang atau Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi dari dinas kesehatan provinsi
seluruh Indonesia
3. Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)
4. Laboratorium Rujukan Nasional Campak-RubelajCRS
5. Direktorat Pengelolaan Imunisasi, Kemenkes
IV. NARASUMBER
1. PIt. Direktur Pengelolaan Imunisasi
2. Komite Ahli
3. WHO - EPI
V. WAKTU KEGIATAN
Pertemuan akan diselenggarakan secara virtual pada tanggal 2 September 2022.