Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KRIAN
Jl. Setiabudi No. 7 – 9, Krian Kode Pos 61262
Telp. 031-8971244, 8985886, 8987768 Fax. 031-8971244
Email : puskesmaskrian@yahoo.co.id ; Blog : puskesmaskrian.blogspot.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


MONITORING GARAM YODIUM

I. PENDAHULUAN
Defisiensi yodium menyebabkan produksi hormone tiroid (tiroksin, triodotironin)
oleh kelenjar tiroid berkurang. Kekurangan hormon tiroid menggaanggu proses yang
bergantung pada hormone tiroid termasuk proses metabolic dan proses fisiologik.
Periode kritis kebutuhan yodium adalah trimester kedua karena janin sangat
membutuhkan hormone tiroid untuk pertumbuhan otak. Dengan demikian defisiensi
yodium pada periode ini menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembang otak.
Manifestasi kliniknya adalah gangguan syaraf, kececrdasan tidak optimal, kegugvuran
dan kelahiran premature, hipotiroidisme congenital, retardasi mental sampai yang
terberat kretin endemik. Manifestasi ini dikenal GAKY.
BPS setiap tahun melakukan Survey Garam Beryodium didaerah kabupaten, agar
para pengelola program dapat merencanakan penanggulangan secara tepat.
Pelaksanaan pemantauan ditingkat masyarakat akan memanfaatkan Sekolah dasar /MI
didasarkan pada pertimbangan positif yaitu :
1. Menurut UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 45 ayat 1 ditegaskan
bahwa ‘Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara
harmonis dan optimal’.
2. Sambutan Dirjen Dikdasmen Depdikbud dalam rangka lokakarya Nasional
Pembudayaan Sadar Gizi dan Hidup Sehat di Jakarta 17 Februari 1997
menyampaikan bahwa : Gerakan pembudayaan hidup sehat dan sadar gizi melalui
Jalur pendidikan sekolah dengan sasaran utama peserta didik sesungguhnya dapat
dijadikan sarana untuk’ mendidik masyarakat dan orang tua melalui anaknya’.
3. Berdasarkan kerjasama antara Kemenkes dan Depdikbud melalui tim UKS serta
PGRI peran aktif guru SD/MI sebagai pelaksana operasional pemantauan merupakan
bagian dari pembudayaan sadar gizi dan hidup sehat dilapangan.
4. Peserta didik di SD/MI adalah kelompok masyarakat yang mudah dijangkau dan
berperan aktif dalam penentuan endemisitas suatu wilayah melalui pemantauan
palpasi kelenjar gondok oleh petugas kesehatan dari penjaringan kesehatan dalam
program UKS.
5. Keikutsertaan peserta didik dalam pemantauan garam beryodium sebagai bagian
kegiatan pencegahan dini sebelum tumbuh penyakit akan memberikan tembahan
pengetahuan peserta didik beserta keluarganya tent6ang perlunya garam beryodium.
6. Melalui garam yang dibawa pserta didik dari rumah, sampel garam dapat terkumpul
dalam waktu singkat.
Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring garam untuk mengetahui desa tersebut
sudah menggunakan garam beryodium atau tidak. Sesuai dengan tujuan UPT
Puskesmas Krian yang selalu berupaya dalam pembangunan bidang kesehatan dengan
menerapkan Visi, Misi dan Tata Nilai Puskesmas Krian. Visi Puskesmas Krian yaitu
Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan yang Profesional dan Inovatif dalam Mewujudkan
Masyarakat yang Sehat dan Mandiri. Dan Misi Puskesmas Krian yaitu Meningkatkan
Tata Kelola Manajemen Puskesmas, Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu
dan Terjangkau, Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang Professional
dan Ramah, Meningkatkan Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Bidang
Kesehatan. Serta Tata Nilainya yaitu Komunikatif, Ramah, Inovatif, Akuntabel, Nyaman.
II. LATAR BELAKANG
Dalam SNI kadar yodium dalam garam ditentukan sebesar 30-80 ppm dalam
bentuk KIO3. Hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang perhari
adalah 6-10 gr, sedangkan kebutuhan garam orang per hari 100-150 mkrogram. SNI
diterapkan secara wajib terhadap produsen, distributor/pedagang sesuai Keppres No 69
tahun 1994 tentang pengadaan garam beryodium untuk melindungi kesehatan
masyarakat. Untuk itu perlu dipantau agar konsumsi yang beredar tetap terjamin
keamanannya.
III. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pemantauan garam beryodium untuk memperoleh gambaran berkala
tentang akses masyarakat terhadap garam beryodium.
2. TUJUAN KHUSUS
- Mengetahui informasi tentang akses masyarakat desa terhadap garam beryodium
- Mengetahui informasi tentang bentuk garam yang digunakan di masyarakat
- Mengetahui informasi tentang tempat pembelian garam yang digunakan
masyarakat.
- Mengetahui informasi tentang merk dagang garam yang dikonsumsi masyarakat
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pemeriksaan garam beryodium dilakukan di semua SD/MI wilayah kerja UPT Puskesmas
Krian
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Menetesi garam dengan iodine test jika garam berwarna ungu berarti mengandung
yodium jika tidak berwarna ungu atau kurang ungu berarti tidak mengandung yodium
VI. SASARAN
Anak sekolah dasar atau MI
VII. PERAN
1. Lintas Program
Promkes : sebagai melakukan penyuluhan.
2. Lintas Sektor
Kepala Sekolah : Memfasilitasi kegiatan tersebut.
VIII. PEMBIAYAAN
-
IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Waktu Pelaksanaan : Bulan Pebruari dan Agustus 2017
Tempat : Di SD/MI
X. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanakan kegiatan ini dimonitoring oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo pada bulan Pebruari dan Agustus 2017. Hasil kegiatan dicatat dalam rekapan
monitoring garam beryodium dan diprosentase.
Pelaporan kegiatan ini adalah dengan cara rekapitulasi Vitamin A 15 Desa. Yang
membuat laporan adalah penanggungjawab program gizi puskemas kemudian
ditujukan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Sidoarjo
XI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Penanggung jawab program harus membuat laporan tiap kegiatan paling lambat 1
minggu setelah pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Puskesmas dan evaluasi akhir
kegiatan paling lambat 2 minggu setelah keseluruhan kegiatan selesai dilakukan.

Krian, 4 Januari 2017


Mengetahui, Penanggungjawab Program Gizi
Kepala UPT Puskesmas Krian

CHOIRIYAH, A.Md.Gz
dr. Maulana Moch. Fathir NIP. 19680601 1989 03 2011
NIP. 196209191989011002

Anda mungkin juga menyukai