Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN HAM TERHADAP KELOMPOK LGBT DI KAWASAN ASIA TENGGARA (

Studi Kasus :Indonesia – Thailand )

Andi Norman Nyila Amanda

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bosowa
Makassar, 90231, Makassar, 085395006722, andinormanna@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian pada skripsi ini bertujuan untuk mengetahui : Bagaimana tinjauan terhadap hak
azasi manusia kelompok LGBT di kawasan Asia Tenggara. Dalam penelitian ini digunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah melalui
pengumpulan dengan cara mengadakan wawancara berupa wawancara langsung (direct Interview) dan
wawancara tidak langsung (indirect interview), serta laporan – laporan, jurnal, dan artikel yang
didapatkan dari tempat penelitian, dan buku – buku yang berkaitan dengan objek penelitian. Teknik
analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif yang diperoleh melalui penelitian lapangan di
Komunitas Sehati Makassar (LGBT). Hasil temuan dari penelitian ini adalah bahwa dinegara Thailand
kelompok LGBT menerima perlakuan yang cukup ramah dan bersahabat. Dalam kesehariannya
kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) cukup diberi ruang oleh masyarakat
Thailand untuk mendapatkan hak – haknya termasuk hak untuk menyalurkan orientasi seksual yang
dimiliki oleh setiap individunya. Sedangkan di negara Indonesia LGBT cukup sulit mendapat tempat
untuk menjadi bagian dari masyarakat dikarenakan adanya penolakan yang cukup keras kepada
mereka atas hak – hak untuk memnuhi orientasi seksualnya. perlakuan yang diterima oleh kelompok
LGBT baik berupa penolakan maupun penerimaan yang terjadi pada kelompok LGBT di setiap negara
disebabkan oleh adanya konstruksi sosial masyarakat atas LGBT mengenai hak azasi manusia (HAM)
dan kelompok LGBT sehingga melahirkan ide atau gagasan yang terbentuk dari lingkungan
masyarakat atas kelompok tersebut.

Kata Kunci : LGBT, Hak Azasi Manusia, Indonesia, Thailand, Konstruksi Sosial

PENDAHULUAN banyak menyebut fenomena LGBT ini sudah


mulai ada sekitar dekade 60-an. Lalu, ia
Maraknya fenomena kampanye berkembang pada dekade 80-an, 90-an, dan
Lesbian , Gay, Biseksual, dan Transgender meledak pada era milenium 2.000 hingga
(LGBT) membuat isu ini sempat sekarang. Jadi, secara kronologis,
menghebohkan dunia. Ini dikarenakan perkembangan LGBT ini sesungguhnya telah
kehadiran mereka (LGBT) di tengah tengah dimulai sejak era 1960-an. Jika sebelumnya
masyarakat modern ternyata mampu kelompok yang beranggotakan kaum homosek
mengundang pro dan kontra di banyak dan lesbian ini terkenal dengan istilah Sentul
kalangan. tak terkecuali di Indonesia sendiri. dan Kantil, kini sebutannya adalah Buci dan
Secara historis perkembangan kelompok Femme1. Buci adalah sebutan untuk penyuka
LGBT di Indonesia setidaknya sudah ada sejak
era 1960-an. 1
M Akbar. Menelisik Perjalanan LGBT di Indonesia
dari :http://m.republika.co.id/berita/jurnalisme-
Sebagian data memaparkan bahwa warga/wacana/16/01/28/o1n41d336-menelisik-
kemunculan kelompok ini dimulai pada perjalanan-lgbt-di-indonesia diakses tanggal
dekade 1920-an. Namun, pendapat paling 22Januari 2017. Pukul 16.34 wita

101
sesama jenis perempuan dengan Hingga pada lembaga terkait, dengan pihak – pihak
saat ini kaum lesbian dan homoseks kemudian terkait dan sumber-sumber lain yang
berkembang secara signifikan dan mendapat relevan.
dukungan dari lembaga tingkat dunia Teknik pengumpulan data
internasional seperti PBB lewat UNDP, yang akan penulis gunakan dalam
USAID hingga perjuangan mereka mulai penelitian ini yaitu penelitian lapangan
menampakkan hasil di era millenium 2000 – dan telaah pustaka dengan cara
an dengan atas dasar Hak Asazi Manusia mengumpulkan data dari sejumlah
(HAM) dan kebebasan berekspresi serta organisasi yang berhubungan atau
kesetaraan gender mereka mampu menjadi pendukung kelompok Lesbian,
membuktikan eksistensinya dengan adanya Gay, Biseksual, dan Transgender. dan
pelegalan kaum LGBT di beberapa negara di menelaah sejumlah literatur yang
Eropa dan Amerika Serikat. berhubungan degan masalah yang
diteliti berupa buku, surat kabar,
Khusus mengenai LGBT di Asia, majalah dan jurnal. serta mengadakan
memang sebagian besar menolak keberadaan kunjungan dari pihak atau lembaga
Kaum homoseks dan lesbian ini. Namun terkait. Adapun tempat yang penulis
seiring berjalannya waktu, mulai ada negara – kunjungi dalam pengumpulan data ini
negara Asia seperti Thailand, Vietnam, dan adalah :
Taiwan yang mulai mengambil kebijakan
untuk dilegalkan terkait keberadaan mereka. Komunitas Sehati Makassar (LGBT).
Oleh karena itu, melihat pro dan
kontra yang terjadi. Maka, penting untuk Teknik analisa data yang
melihat Bagaimana pandangan HAM di negara penulis akan gunakan dalam penelitian
Asia Tenggara Khususnya Indonesia dan ini adalah teknik analisa kualitatif,
Thailand terhadap kelompok LGBT agar dimana persoalan digambarkan
output yang didapatkan adalah masyarakat berdasarkan fakta-fakta yang ada.
dapat menerima keberadaan pelaku LGBT dan
akhirnya mereka dapat memperjuangkan hak
haknya untuk hidup sebagai manusia dan di HASIL DAN PEMBAHASAN
akui di kawasan Asia Tenggara.
A. Hak Azasi Manusia Kelompok
METODE PENELITIAN LGBT di Negara Thailand

Tipe Penelitian yang akan di Sejak kurun waktu millenium 2000-


pakai dalam penulisan ini adalah an hak azasi manusia kelompok LGBT
deskriptif. Yang dinilai akan dapat khususnya di negara gajah putih Thailand
menjelaskan tinjauan HAM terhadap sudah mulai di lirik. Untuk menghormati hak
Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, azasi mereka, banyak dilakukan upaya –
dan Transgender (LGBT) di kawasan upaya yang cukup serius. Mereka kemudian
Asia Tenggara, khususnya pada negara memandang ini adalah persoalan bersama
yang menjadi contoh kasus yakni yang perlu dicari solusinya demi
Negara Indonesia dan Thailand. kemerdekaan hak atas pengakuan bahwa
setiap manusia dianggap sama martabatnya
Dalam penelitian ini, penulis dihadapan hukum. Hal itu menurut
akan menggunakan jenis data primer. pemerintah Thailand merupakan sesuatu yang
Data sekunder adalah data yang berasal tidak perlu lagi diperdebatkan antara negara –
dari pengumpulan data melalui negara yang tergabung dalam organisasi
penelusuran dari berbagai, data olahan perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB).
hasil-hasil penelitian (jurnal)
sebelumnya yang diterbitkan oleh

102
Dalam hal ini pemerintah melihat
adanya ketidak setaraan antara hak kaum A.1 . Konstruksi Sosial Atas LGBT di
Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender ini negara Thailand
dengan kelompok atau organisasi lain yang
ada di negara Thailand tersebut. kelompok ini Sebagaimana yang telah dibahas
dianggap hama bagi sebagian orang, bahkan sebelumnya, bahwa Thailand merupakan
dianggap kaum yang tidak layak mendapat Negara yang ramah terhadap kaum pecinta
tempat dalam tatanan bermasyarakat. Sejak sesama jenis ini. Untuk menghormati hak –
saat itulah memasuki era tahun 2000 – an hak mereka pihak Negara Thailand telah
Thailand mengambil langkah serius terhadap banyak memberikan perhatian pada kelompok
masalah ini. Mengenai hak azasi manusia ini. Mereka dengan ramah bisa diterima tanpa
pemerintahan negara Thailand tetap perlu sungkan menunjukkan identitasnya lagi
memandang bahwa hal tersebbut merupakan sebagaimana yang bisa kita lihat bahwa orang
upaya yang ditempuh negara – negara agar orang kelompok LGBT lain di Negara Asia
semua orang di dunia terjamin haknya dan masih cenderung tertutup dengan
merdeka atas penindasan dan kesewenang- lingkungannya.
wenangan, dan sebaliknya harus mendapat
keadilan secara merata dan jaminan terhadap Perlu disadari bahwa, LGBT di negara
hak – hak individu yang setiap orang miliki. Thailand adalah kelompok yang paling
beruntung dibandingkan kelompok LGBT
Secara kultur, Thailand juga adalah lainnya di Asia, pasalnya mereka merupakan
negara yang masyarakatnya cenderung ramah kaum yang mendapat perhatian khusus dari
kepada pendatang di negaranya. Mereka juga pemerintah yang tetap masih peduli terhadap
adalah masyarakat yang cukup antusias persamaan hak – hak setiap orang. Dari tahun
kepada turis mancanegara, jadi jika suatu ke tahun dalam kurun waktu 10 terakhir, selalu
budaya masuk ke wilayah mereka, maka saja ada kebijakan yang dikeluarkan
selama hal tersebut dianggap tidak merugikan pemerintah untuk kelompok ini dalam masalah
orang lain maka, hal itu akan diterima secara perlindungan hak dan keadilan. Dan tentu hal
baik. ini menjadi keuntungan tersendiri bagi para
anggota Lesbian, Gay, Biseksual, dan
Hingga saat ini, pemerintah Thailand Transgender. Kebijakan – kebijakan tentang
telah banyak memberikan keramahan pada hak azasi manusia kelompok LGBT tersebut
kaum LGBT. Banyak kebijakan yang telah di atur oleh pemerintah sedemikian rupa
dikeluarkan oleh pemerintah untuk dengan maksud ingin menghilangkan
menyeimbangkan setiap hak warga negaranya. diskriminasi atas kaum tersebut.
Tercatat pada tahun 2002, pemerintah
Thailand mengeluarkan sebuah aturan tentang
homoseksualitas, dalam aturan ini dianggap  Pelegalan Homoseksual
bahwa hal tersebut (homoseksualitas)
bukanlah sebuah penyakit psikis atau penyakit Pertama, hak atas persamaan
lainnya. Thailand melalui kementrian kedudukan. Ini dapat dilihat dari masyarakat
kesehatannya kemudian menghilangkan atau yang ramah terhadap mereka serta tidak
menghapus homoseksualitas sebagai suatu adanya diskriminasi terhadap kaum LGBT di
gangguan kesehatan dan mulai menganggap negara Thailand terhadap keseharian mereka
hal ini adalah bawaan naluriah yang disifati serta pola tingkah laku mereka yang senantiasa
wajar. 2 dianggap biasa oleh kalangan umum.
Masyarakat Thailand menganggap LGBT
2
Report on Thailand regarding the human adalah kaum yang hanya berbeda dari segi
rights of LGBTI persons. Diakses dari : orientasi sexualnya bukan pada hal yang lain
www.sexualrightsinitiative.com Pada Tanggal 8
Agustus 2017 Pukul 13. 35 Wita

103
yang mana hal tersebut dianggap tidak pelegalan kelompok Lesbian, Gay, Biseksual,
merugikan orang lain disekitar mereka, selain dan Transgender (LGBT) secara resmi
dari itu, anggapan masyarakat terhadap kaum sebagaimana di negara – negara kawasan Eropa
pecinta sesama jenis ini adalah mereka juga (Barat).
merupakan manusia ciptaan Tuhan yang
berhak hidup dan mempertahankan hidup.  Pelegalan Hubungan Sesama Jenis
tetapi Tidak Mengakui Pernikahan
Dari segi kebijakan pemerintah lebih Sesama Jenis.
banyak lagi, seperti yang kita tahu
sebelumnya, bahwa pada tahun 2002, Sebagaimana dijelaskan di atas,
kementrian kesehatan telah menghapus bahwa meskipun Thailand telah memberikan
fenomena homoseksual sebagai sebuah keleluasaan terhadap kelompok LGBT bukan
penyakit yang menyipang. Menurut dunia berarti mereka dapat dengan begitu saja bebas
kesehatan di negara Thailand ras suka yang melakukan aktivitasnya untuk memenuhi
timbul pada sesama jenis adalah hal bawaan orientasi seksual. Sikap pemerintah terhadap
sejak lahir (given). Oleh karenanya hal ini LGBT yang cukup terbilang ramah karena
tidak dianggap lagi sebagai suatu masalah telah mengatur beberapa kebijakan – kebijakan
serius yang perlu diperdebatkan. yang membuat LGBT nyaman berada di
negara tersebut,
 Hak Sipil dan Militer
Memang pada dasarnya, pemerintah
Kedua, hak atas keamanan sipil dan negara Thailand tidak melarang pemenuhan
militer. Dalam hal ini pemerintah Thailand hak seksual mereka dengan membiarkan kaum
tidak membatasi kaum LGBT dalam bidang LGBT dengan mudah menyalurkan naluri
apapun termasuk bidang militer. Kelompok sekuanya kepada pasangan sejenisnya, namun
Lesbian, Gay atau biseksual maupun meernikahan meski begitu pemerintah
transgender merupakan manusia yang melarang adanya pernikahan sesama jenis, ini
dilindungi hak azasinya, oleh karena itu dikarenakanpemerintah menganggap hak
pemerintah Thailand tidak pernah membatasi biologis dan pernikahan adalah dua hal yang
hak keamanan sipil pada rakyatnya hanya berbeda. Pernikahan adalah tradisi sakral
karena memiliki perbedaan khusus dalam antara dua insan yang berbeda jenis kelamin
masalah orientasi seksualnya. Pihak militer dan itu merupakan sebuah upacara yang suci
Thailand juga tidah nsk pernah membatasi dan salah satu tujuannya adalah untuk
warga negaranya yang memilimki kelainan melahirkan generasi baru yang akan tumbuh
secara orientasi seksual untuk bergabung dan berkembang. Hal ini berbeda dengan
menjadi bagian dari mereka. Selain itu, masih sekedar menyalurkan naluri seksual kepada
banyak hal – hal dalm kebijakan yang diberikan orang lain.Selain itu, pemerintah juga
kepada pihak LGBT oleh pemerintah Thailand. melarang adanya kaum LGBT yang ingin
Intinya bahwa negara ini menginginkan mendonorkan darahnya kepada orang yang
pemenuhan hak – hak dasar seseorang bisa membutuhkan, ini dikarenakan alasan medis
tetap terpenuhi meskipun memiliki sedikit untuk keselamatan nyawa pasien ataun orang
perbedaan. yang menerima donor darah tersebut.

Meskipun begitu, tetap ada beberapa B. Hak Azasi Manusia Kelompok LGBT
hal yang tidak bisa dilakukan oleh kelompok di Negara Indonesia
LGBT di negara Thailand. Meskipun mereka
bebas melakukan aktivitas tanpa terganggu “Setiap orang berhak atas
pemerintah Thailand tetap masih belum pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
mengakui pernikahan sesama jenis di negara kepastian hukum yang adil serta perlakuan
tersebut. Oleh karena itu, keramahan negara
Thailand tidak bisa disama artikan dengan

104
yang sama dihadapan hukum”3. Pasal inilah sebagainya. Kadangkadang, berkat hasil
yang menjadi dasar bahwa siapapun bisa advokasi organisasi transgender atau layanan
mendapatkan hak dan perlakuan yang sama penanggulangan AIDS, pemerintah daerah
dihadapan hukum. Semua orang menurut bisa memberikan dispensasi, meskipun hal
pasal ini dapat mengekspresikan dirinya tersebut tidak selalu memungkinkan dan
dengan bebas dengan berlandaskan dapat berubah sewaktu-waktu.4
perlindungan hokum selama pengekspresian
diri tersebut tidak merugiksan orang lain
disekitarnya. B.1. Konstruksi Sosial Atas Kelompok
LGBT di Negara Indonesia.
Selama ini, memang terdapat
hambatan yang cukup keras untuk kaum Pada tahun 1983 Direktorat
LGBT di Indonesia untuk mengekspresikan Kesehatan Jiwa di Kementerian Kesehatan
hak – haknya. Terlebih lagi Indonesia mengubah klasifikasi homoseksualtias dalam
merupakan Negara yang cukup kuat dengan Pedoman Diagnosa dan Klasifikasi Gangguan
nilai – nilai religious bangsanya. Hal ini dapat Jiwa (PPDGJ) edisi kedua, menjadi
dilihat dari banyaknya organisasi masyarakat homoseksualitas ego-distonik dan
(ormas) islam yang jamak di negara tersebut. homosekualitas ego-sintonik. Hanya kondisi
Tentu saja hal ini menjadi tantangan terberat yang pertama saja, pada dasarnya dalam hal
bagi kaum LGBT untuk melegalkan orang yang menentang dan tidak menerima
komunitasnya di Indonesia. Sejak tahun seksualitasnya, yang digolongkan sebagai
1960-an ada banyak kelompok – kelompok gangguan jiwa. Pada Edisi Ketiga tahun
perhimpunan kaum lesbian, dan homoseks di 1993, tidak disebutkan homoseksualitas
Indonesia, namun mereka hanyalah sebuah kecuali dalam catatan singkat yang
kelompok kelompok kecil yang berlevel menyatakan sebagai bagian dari keragaman
komunitas dan organisasi perhimpunan, tidak seksualitas manusia. Walaupun demikian,
lebih dari itu. Dari sanalah perjuangan kaum kelainan identitas gender masih tercantum
LGBT bermula hingga saat ini. Kontroversi dalam Edisi Pedoman ketiga, yang terbaru. 5
mengenai hak azasi mereka tetap menjadi
perdebatan hangat di negeri ini. Hanya saja,  Hak Rehabilitasi
saat ini mereka terus mendapat dukungan
seiring perkembangannya. Dalam Peraturan Menteri Sosial
tahun 2012 (Permensos No. 8/2012) diatur
Terkait dengan LGBT dan haknya di tentang orang yang disebut sebagai
Negara Indonesia peraturan Undang-undang penyandang masalah kesejahteraan sosial. Di
Indonesia hanya menetapkan dua gender saja, antaranya adalah mereka yang karena perilaku
yaitu pria dan wanita. Hal ini dapat seksualnya menjadi terhalang dalam
ditafsirkan dari pencantuman tegas tentang kehidupan sosial, yaitu waria (pria transgender
pria dan wanita dalam Undang-undang tidak disebutkan), pria gay dan wanita lesbian.
Perkawinan (UU No. 1/1974) dan ketentuan Solusi untuk hal ini secara kurang jelas disebut
serupa mengenai isi kartu penduduk yang sebagai "rehabilitasi." Penyusunan peraturan
ditetapkan dalam Undang-undang ini tampaknya dilakukan tanpa berkonsultasi
Administrasi Kependudukan (UU No. dengan orang-orang yang dimaksudkan untuk
23/2006). Ketentuan ini bagi orang dibantu dalam ketentuan tersebut. Selain itu
transgender menjadi masalah, karena masih belum jelas pula tentang
perbedaan antara pernyataan gender dengan pelaksanaannya.
penampilan mereka dapat menyulitkan dalam
hal memperoleh layanan jasa, melakukan
perjalanan, mengurus izin usaha dan lain 4
USAID, Being LGBT in Asia: A Participatory
Review and Analysis of the Legal and Social
3
Pasal 28 D ayat satu (1) Undang-undang Dasar Environment for LGBT Civil Society. Hal. 2
5
1945 Ibid, Hal. 24

105
Yang sering terjadi di banyak tempat lainnya (GWL) pada tahun-tahun awal respons
adalah pelaksanaan razia terhadap orang-orang terhadap AIDS diacuhkan atau disangkal
seperti itu, yang kemudian dikirim ke pusat- eksistensinya, namun pada tahun 2007 Komisi
pusat rehabilitasi yang melakukan pembinaan Penanggulangan AIDS Nasional (KPA) secara
bagi mereka untuk "berintegrasi ke dalam resmi memberikan dukungan bagi jaringan
masyarakat." Seperti yang akan dijelaskan populasi utama, termasuk GWL-INA. GWL
kemudian, tindakan ini seringkali terkait diikutsertakan dalam Strategi AIDS Nasional
dengan praktek korupsi oleh aparat penegak 2007-2010 dan 2011-2014. Kelompok Kerja
hukum. GWL yang secara resmi didirikan di dalam
Komnas HAM dan Komnas KPA sampai sekarang belum pernah
Perempuan telah menyediakan ruang aman berfungsi. Juga belum ada Strategi GWL
bagi kalangan aktivis LGBT untuk Nasional yang spesifik yang pernah
menyelenggarakan acara seperti diskusi dan diratifikasi.7
festival. Rencana Tindakan Hak Asasi
Manusia Nasional tahun 2004 telah  Hak Untuk Berserikat, Berkumpul, dan
mencantumkan tentang advokasi bagi Mengeluarkan Pendapat
"kelompok populasi yang rentan." Walaupun
kelompok LGBT tidak secara tegas Meskipun LGBT memiliki
disebutkan, ada beberapa konsultasi yang penghalang keras yang yang menghalangi
diselenggarakan oleh Komnas HAM pada mereka mendapatkan hak – hak dasar mereka
tahun 2006. Namun setelah itu, tidak ada karena faktor lingkungan sosial dan budaya
kegiatan lagi yang menjadi program yang tidak cocok. Tetapi bukan berarti mereka
sistematis. Pada tahun 2010, Komnas tidak dapat sama sekali bergerak untuk
Perempuan menyatakan waria sebagai melakukan suatu upaya dalam
perempuan. Pada pertengahan tahun 2013, memperjuangkan hak mereka. Selama ini
Komnas HAM untuk pertama kali dalam pemerintah Indonesia tidak pernah sama sekali
sejarahnya selama sepuluh tahun, mengeluarkan kebijakan bahwa LGBT
mencantumkan hak-hak LGBT pada agenda dilarang untuk berorganisasi, berserikat,
sidang plenum.6 berkumpul, serta mengeluarkan pendapatnya
karena hal ini merupakan bagian dari mereka
Langkah ini sempat menimbulkan dan hal ini dilindungi oleh undang – undang
kontroversi antara para komisioner dan di dasar 1945. Kelompok LGBT tidak pernah
media massa. Kesepakatan yang tercapai dilarang untuk melakukan penyuluhan ,
adalah bahwa kelompok LGBT harus seminar – seminar dan kampanye untuk hak
mendapatkan perlindungan negara dari tindak azasi manusia mereka.
kekerasan dan diskriminasi. Yang menarik, hal
ini juga disetujui oleh Majelis Ulama Kebijakan – kebijakan yang
Indonesia (lihat sub-bagian di bawah, yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah kepada
terkait tentang agama). Komnas HAM dan LGBT bisa dibilang masih setengah –
Forum LGBTIQ Indonesia juga telah setengah dalam pelaksanaannya. Disamping
menandatangani Naskah Kesepakatan (MoU) tidak adanya tata cara teknis pelaksanaan
yang mengatur dukungan Komnas HAM bagi kebijakan, pemerintah juga belum mengambil
Forum karena fokusnya pada hak asasi sikap terhadap kelompok LGBT di negara
manusia. Indonesia apakah pihak negara mendukung
adanya kelompok tersebut atau menolak. yang
Walaupun pria gay, waria dan laki- jelas adalah pemerintah tidak melarang
laki yang berhubungan dengan laki-laki kelompok penyuka sesama jenis ini untuk

6
Hentikan Diskriminasi Terhadap Lgbtiq Di 7
Sejarah Gaya Warna Lentera. Diakses dari :
Kampus Oleh Menristek. Diakses dari : http://www.gwl-ina.or.id/sejarah/. Pada Tanggal 13
Agustus 2017 Pukul 19.07

106
berkumpul, dan berserikat serta mengeluarkan Diskriminasi mempengaruhi seluruh
pendapat, atas dasar menghargai hak sesame aspek dalam hidup kita. Bahkan ketika adanya
manusia yang harus adil di hadapan hukum. anggapan positif tentang kita sekalipun selalu
dianggap sebelah mata, hal ini sangat
Seperti yang dikemukakan oleh menyakitkan. Contohnya ketika kita kreatif
Alexamder Wendt dan Nicholas Onuf bahwa sering kali digiring kedalam profesi yang
konstruktivisme dibangun dari sebuah hanya berkaitan dengan entertainment,
hubungan dan interaksi anatra masyarkat fashion, dan kecantikan. Dimana kebanyakan
dengan lingkungannya. Terdapat hubungan dari kita berkecimpung sebagai piñata rambut,
yang saling berkaitan dalam proses interaksi designer, atau performer, padahal kita bisa
anatara aktor, agen dengan fenomena yang lebih dari itu.
terjadi di kehidupan dunia. Bagi Onuf
pengetahuan yang ada di dunia merupakan Tidak seharusnya kita dibatasi hanya
hasil dari konstruksi sosial. Baik Wendt dalam pekerjaan-pekerjaan itu saja. Sebagai
maupun Onuf keduanya menunjukan bahwa waria, kita menghadapi tantangan tersendiri
terdapat beberapa elemen penting dalam dalam hidup. Ketika berpergian ke luar negeri,
konstruktivisme sosial yakni diantaranya dalah di beberapa Negara, kita sering ditahan dan
identitas, agen, struktur serta aksi. Semuanya ditanyai kenapa jenis kelamin yang tertera di
saling berkaitan dalam pembentukan struktur passport tidak sesuai dengan penampilan kita.
sosial yang ada. Banyak Negara dewasa ini yang
memperbolehkan kita untuk mengubah nama
Berdasarkan teori tersebut, dapat dalam kartu identitas dan passport (melalui
dilihat bahwa terdapat konstruksi social antara proses pengadilan) untuk merefleksikan
LGBT sebagai aktor dan lingkungannya. bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari.8
Interaksi tersebut menghasilkan sebuah
gagasan tentang ide yang man aide tersebut Perilaku dan presepsi masyarakat
membentuk struktur sosial dalam sebuah akan keberadaan diri mereka merupakan
masyarakat. Bentuk – bentuk sikap yang sebuah hasil konstruksi dari sebuah gagasan
diterima oleh kelompok LGBT merupakan tentang diri mereka (kelompok LGBT).
hasil gagasan atau ide yang dikondtruksikan. Adanya gagasan ide tersebut dibentuk dari
Bentuk – bentuk penolakan maupun sebuah lingkungan disuatu masyarakat
penerimaan yang ada tersebut merupakan hasil terhadap sebuah fenomena. Perbedaan perilaku
dari adanya proses konstruksi sosial antara di dua negara yang menerima dan menolak
kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan kaum LGBT adalah sebuah hasil konstruksi
Transgender (LGBT) dengan lingkungan sosial yang ada di negara tersebut atas adanya
tempat ia bersosialisasi. faktor – faktor seperti nilai adat, nilai sosial,
budaya dan lain – lain sehingga membentuk
Contohnya, permasalahan sosial pemahaman tentang hak azasi manusia (HAM)
seperti stigma dan diskriminasi memainkan yang berbeda – beda tolok ukurnya. Semua
peranan penting dalam pembentukan konsep contoh penolakan di atas merupakan hasil
diri kita. Sejak masa kecil kita diledek, konstruksi ide tentang suatu gagasan yang
ditertawai, dianggap aneh dan membentuk perilaku kita terhadap sesuatu
didiskriminasikan di rumah, di sekolah, termasuk LGBT.
lingkungan dan bahkan dalam komunitas
beragama. Kita merasa kenyaman diri kita
terancam, kita tidak pernah merasa nyaman.
Kesempatan pendidikan dan pekerjaan kita
dibatasi. Permasalahan kesehatan kita
8
diremehkan. Kita ditolak berperan aktif dalam Gaya Warna Lentera Indonesia, Buku Panduan
bermasyarakat. Kesehatan Waria.hal. 73 Diakses dari :
http://www.gwl-ina.or.id. Pada tanggal 13 Agustus
2017. Pukul 17.26 wita

107
PENUTUP menerima dan melegalkan aktivitas organisasi
LGBT secra resmi. Penerimaan merekapun
Isu LGBT dalam perkembangannya serupa dengan kesepakatan PBB bahwa
memang snagat mendapat perhatian dunia penghormatan atas hak – hak setiap orang
tidak hanya pada internal mereka tetapi juga perlu dijamin dan dilindungi oleh undang –
semua hal yang berkaitan dengan kelompok undang disetiap negara. Namun di sisi lain,
ini dan lingkungan mereka tinggal juga ada juga negara – negara yang menolak
menyita perhatian. Bagaimana tidak, semua keberadaan mereka dan ini kebanyakan ada di
hal yang dilakukan oleh kelompok Lesbian, negara di benua Asia.
Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT)
dapat mengundang reaksi masyarakat yang Khusus dibenua Asia terutama
beragam tanggapannya. Penolakan dan dibagian tenggara kebanyakan dari negara –
penerimaan dari apa yang mereka lakukan negara yang ada amp menolak adanya
juga selalu menjadi sebuah hal yang cukup kelompok ini. Penolakan yang ada, bukanlah
kontoversial. tanpa alasan,tetapi banyak hal yang tidak
cocok dengan kearifan lokal di negara –
Dukungan ataupun penolakan negara Asia bagian tenggara dengan kelompok
tersebut, sedikit banyak dapat mempengaruhi LGBT itu sendiri. Mulai dari perilaku orientasi
tatanan sosial bermasyarakat akibat opini yang seksual mereka yang dianggap menyimpang
terbentuk di setiap orang sehingga sampai kepada nilai – nilai adat yang tidak
mempengaruhi perilaku sosial yang telah lama sesuai di kawasan Asia Tenggara.
ada. Opini ysng terbentuk tersebut, dapat
mempengaruhin pula Negara untuk bertindak Nilai religiusitas, dan norma – norma
mengambil sebuah keputusan berupa yang ada cenderung membuat kelompok ini
kebijakan untuk menanggapi opini yang ada di tidak diterima dikalangan negara – negara
masyarakat dan cara menyikapinya. Asia kecuali Thailand yang mengambil sikap
Pemerintah sebuah Negara berperan penting yang berbeda dari sebagian besar negara yang
dalam menyikapi sebuah fenomena sosial yang ada. Tetapi penerimaan tersebut bukanlah
ada atau timbul di masyarakat. penerimaan yang seperti dilakukan oleh negara
Eropa terhadap LGBT. Hingga saat ini
Permasalahan adanya diskriminasi meskipun kelompok Lesbian dan homoseks ini
terhadap hak azasi manusia pada kelompok mendapat beberapa kebijakan yang
tersebut membuat dukungan banyak datang meleluasakan gerak mereka di Thailand,
dari berbagai pihak dan kalangan internasional bukan berarti mereka sepenuhnya resmi
seperti lembaga – lembaga swadaya dilegalkan di negara tersebut. Disamping itu,
masyarakat terutama yang bergerak di bidang ada juga negara yang menolak seperti
penegakan HAM, serta organisasi dunia Indonesia, Brunei Darussalam dan negara
sekelas PBB melalui UNDP dan USAID. negara mayoritas islam lainnya. Dari
Alasan yang dikemukakan organisasi – penolakan dan penerimaan ini, LGBT menjadi
organisasi yang mendukung penegakan hak sebuah fenomena sosial yang akan terus
azasi manusia atas kaum LGBT pada intinya berkembang di masyrakat dunia di masa
dalah menginginkan kelompok pecinta sesama depan.
jenis ini dapat dipandang adil oleh masyarakat
dunia bahwa mereka (kelompok LGBT) DAFTAR PUSTAKA
adalah seorang manusia ciptaan Tuhan yang
juga sama seperti manusia lain pada Buku :
umumnya. Oleh karena itu seharusnya tidak Hermawan, Yulius P. (2007). Transformasi
perlu ada diskriminasi terhadap kelompok dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor,
ini.Tanggapan dari negara – negara di dunia Isu dan Metodologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
pun berbeda – beda. Di kawasan Eropa
contohnya, mereka cenderung mayoritasnya

108
Gaya Warna Lentera Indonesia, Buku Mgr Online, Quality of life. Diakses dari
Panduan Kesehatan Waria. Semarang : GWL- www.manager.co.th
Press.
Reggie, Sejarah LGBT di Dunia. Diakses dari
Jackson, Robert dan George Sorensen (terj. http://forum.liputan6.com/t/sejarah-lgbt-di-
Dadan Suryadipura). (2005). Pengantar Studi dunia/26502.
Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Sanders ,Douglas. Hubungan Sesama Jenis:
Menuju Pengakuan Di Vietnam Dan Thailand
Wendt, Alexander (1999). Social Theory of . Diakses dari : https://kyotoreview.org/issue-
International Politics. Cambridge University 18/hubungan-sesama-jenis-menuju-
Press, New York. pengakuan-di-vietnam-dan-thailand/#return-
note-9144-6Sejarah Gaya Warna Lentera.
Internet : Diakses dari:http://www.gwl-ina.or.id/sejarah/.
Akbar, M. Menelisik Perjalanan LGBT di
Indonesia diakses dari : Pramono, Sugiyarto & Purwono, Andi.
http://m.republika.co.id/berita/jurnalisme- Konstruktivisme Dalam Studi Hubungan
warga/wacana/16/01/28/o1n41d336- Internasional: Gagasan dan Posisi Teoritik.
menelisik-perjalanan-lgbt-di-indonesia DiaksesDari:https://www.publikasiilmiah.unw
ahas.ac.id
Dede Utomo, Memperjuangkan Hak Asasi
Manusia (HAM) Berdasarkan Identitas Yani, Yanyan Mochamad. Hak Asasi
Gender dan Seksualitas Di Indonesia. Diakses Manusia dan Hubungan Internasional.
dari : Diaksesdarihttp://repository.unpad.ac.id/4378/
http://www.academia.edu/8446541/Memperju 1/hak_asasi_manusia_dan_hubungan_internasi
angkan_Hak_Asasi_Manusia_Berdasarkan_G onal.pdf.
ender_dan_Seksualitas_di_Indonesia
Hentikan Diskriminasi Terhadap Lgbtiq Di Laporan:
Kampus Oleh Menristek. Diakses dari :
http://forumlgbtiqindonesia.org Gay Thailand News and Report. 2007. Diakses
dari :http://www.equaldex.com/region/thailand
Hartanto, Hegemoni dalam Emansipatory:
Studi Kasus Advokasi Legalisasi Lesbian, Gay, Gay Rights In Thailand 2008. Diakses dari :
Biseksual, dan Transgender (LGBT) di http://www.equaldex.com/region/thailand
Indonesia. Journal Indonesian Perspective,
Vol. 1, No. 2 (Juli-Desember 2016) diakses Idris, Fahira Propaganda LGBT di
dari : Indonesia. FGD Bahaya LGBT bagi Tatanan
http://journal.stainmetro.ac.id/index.php/jurnal Sosial Budaya – Bangsa Indonesia. Di akses
nizham/article/download/835/pdf_56 dari:http://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/
minangwan-Seminar-LGBT-bagi-Tatanan-
Iris Dian Susmita Konstruktivisme : Sosial-Budaya-Bangsa-Indonesia-
Pendekatan Berdasarkan Konstruksi Sosial. 1457434559.pdf
Di akses dari : sds-
fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-81546- Leach, Anna. Vietnam government scraps gay
SOH 201 Teori Hubungan Internasional-THI wedding fines , Gay StarNews, 12 April 2013
Individu 11 Konstruktivisme : Pendekatan
Berdasarkan Konstruksi Sosial .html. Report on Thailand, regarding the human
Konstruktivisme Dalam Kajian HI. Di akses rights of LGBTIQ persons. Diakses dari :
dari: http://www.portal-hi.net/konstruktivisme- www.sexualrightsinitiative.com
dalam-kajian-hi/

109
UNDP, Being LGBT in Asia: A Participatory
Review and Analysis of the Legal and Social
Environment for LGBT Civil Society 2013

United Nations,Deklarasi Universal Hak


Azasi Manusia tahun 1948. Diakses
dari:http://ppkn.org/wpcontent/uploads/2014/0
5/Regulasi-Perlindungan-HAM-Internas.pdf

United Nations, Kovenan Hak – Hak Sipil


dan Politik tahun 1966.
Dari:https://www.kontras.org/baru/Kovenan%
20Sipol.pdf.

Yayasan Pemantau Hak Anak, Deklarasi


Wina dan Program Aksi. Di akses dari
:http://www.ypha.or.id/web/wpcontent/upload
s/2010/06/Deklarasi-Wina-dan-Program-
Aksi.doc

110

Anda mungkin juga menyukai