DA F TA R I S I
1 Pendahuluan ................................................................................................................ 9
2 Tujuan .............................................................................................................. 10
3 Metodologi ...............................................................................................................11
4 Hasil ........................................................................................................... 41
2015-2020........................................................................................................ 41
2015-2020........................................................................................................ 41
4.4 Total jumlah ODHA, infeksi baru dan kematian terkait AIDS.......................... 44
5 Keterbatasan ........................................................................................................... 49
8 Lampiran ........................................................................................................... 52
Tabel 3.1: Estimasi Jumlah Populasi Ponci yang Telah Diperbarui, 2016.................14
Tabel 3.2: WPS secara Umum 2007-2015 – non-Papua...........................................16
Tabel 3.3: WPS Umum 2007-2015 – Papua..............................................................16
Tabel 3.4: WPS Kelompok 1 & Kelompok 2 – non-Papua........................................17
Tabel 3.5: WPS Kelompok 1 & Kelompok 2 – Papua................................................18
Tabel 3.6: Pelanggan WPS – non-Papua...................................................................20
Tabel 3.7: Pelanggan WPS – Papua..........................................................................20
Tabel 3.8: Populasi yang melakukan seks kasual – non-Papua...............................21
Tabel 3.9: Populasi yang melakukan seks kasual – Papua.......................................21
Tabel 3.10: Pasangan dalam pernikahan atau Pasangan tetap – non-Papua............22
Tabel 3.11: Perilaku menyuntik Penasun laki-laki – non-Papua..................................24
Tabel 3.12: Perilaku seksual Penasun laki-laki – non-Papua......................................25
Tabel 3.13: Lelaki Seks dengan Lelaki Umum – non-Papua.......................................26
Tabel 3.14: Lelaki Seks dengan Lelaki Kelompok 1 & 2 – non-Papua.......................28
Tabel 3.15: Lelaki Seks dengan Lelaki mengunjungi pekerja seks – non-Papua.......29
Tabel 3.16: Pria Pekerja Seks – non-Papua................................................................30
Tabel 3.17: Waria Umum – non-Papua........................................................................32
Tabel 3.18: Waria Perilaku Seksual – non-Papua........................................................33
Tabel 3.19: Waria – Jenis Pelanggan – non-Papua.....................................................33
Tabel 3.20: Waria yang melakukan seks kasual - Perilaku Seksual – non-Papua.....34
Tabel 3.21: Jenis Pasangan Waria Pekerja Seks untuk Waria dengan
pasangan kasual – non-Papua..................................................................35
Tabel 3.22: Waria dengan Pasangan tetap - Perilaku Seksual – non-Papua.............36
Tabel 3.23: Waria Pekerja Seks – Jenis Pasangan tetap – non-Papua......................37
Tabel 3.24: Prevalensi HIV di Kalangan Ponci – non-Papua......................................38
Tabel 3.25: Prevalensi HIV di Kalangan Ponci dan Populasi umum – Papua............38
Tabel 3.26: Jumlah orang dewasa yang menerima ART – non-Papua.......................39
Tabel 3.27: Jumlah orang dewasa yang menerima ART – Papua..............................39
Tabel 4.1: Estimasi dan Proyeksi ODHA berdasarkan Populasi Kunci di Indonesia,
Tahun 2015-2020 (Hasil AEM)...................................................................42
Tabel 4.2: Estimasi dan Proyeksi Infeksi HIV baru Berdasarkan Populasi Kunci
di Indonesia, Tahun 2015-2020 (Hasil AEM).............................................43
Tabel 4.3: Rangkuman perbedaan hasil-hasil utama pemodelan 2014 versus 2016.....48
Estimasi dan proyeksi epidemi HIV / AIDS diperlukan untuk menggambarkan kebutuhan
layanan untuk program pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan serta menilai
potensi infeksi HIV baru yang dapat dicegah, dan saat melakukan analisis terhadap
biaya yang telah ada dan yang akan diinvestasikan dalam respon untuk mengendalikan
HIV dan AIDS.
Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2015-2020 merupakan
kelanjutan dari laporan Estimasi dan Proyeksi HIV / AIDS 2011-2016 yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2014. Buku ini menjelaskan situasi yang
komprehensif dan dapat dipahami dalam hubungan Jumlah penderita HIV AIDS ke
tingkat kabupaten/kota.
Hasil pemodelan tahun 2011-2016 yang ditunjukkan di sini adalah sekitar 559.894
orang yang hidup dengan HIV untuk tahun 2011 dan 812.798 orang untuk tahun 2016,
sedangkan perkiraan jumlah infeksi baru di tahun 2011 adalah 72.294 dan 96.480 untuk
tahun 2016. Adapun hasil pemodelan pada tahun 2015 - 2020 menunjukan perkiraan
sebanyak 630.147 orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2015 dan 652.349 pada
tahun 2020, sedangkan perkiraan jumlah infeksi baru mengalami penurunan sebesar
53.460 tahun 2015 menjadi 48.529 tahun 2020.
Laporan tertulis estimasi dan proyeksi laporan tertulis HIV/AIDS ini telah mendapat
masukan dari berbagai pihak. Metodologi estimasi dan hasilnya telah ditinjau oleh
sekelompok ahli dan dipresentasikan kepada pemangku kepentingan. Dengan
keterbatasan yang ada dalam perhitungan estimasi dan proyeksi ini merupakan hasil
terbaik yang bisa didapat dengan data yang tersedia pada saat perhitungan dilakukan.
Kami menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada semua pihak atas perhatian,
bantuan dan kontribusi dalam persiapan, implementasi, dan peningkatan estimasi dan
proyeksi kegiatan.
Semoga buku ini bermanfaat dalam program pengendalian HIV/AIDS, tidak hanya untuk
Kementerian Kesehatan, tetapi juga untuk semua mitra kerja pengendalian HIV/AIDS.
Tim Kerja
Ari Wulan Sari – Kementerian Kesehatan
Asep Eka Nur Hidayat – Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
Dwi Rahmadini - Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
Fatien Hamamah – Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
Fetty Wijayanti – WHO Indonesia
Lely Wahyuniar – UNAIDS Indonesia
Rizky Hasby – Kementerian Kesehatan
Viny Sutriani – Kementerian Kesehatan
Yori Novrianto – FHI 360
Konsultan/Penulis
Wiwath Peerapanatapokin
Robert Magnani
Leonita Agustine
Kontributor
Siti Nadia Tarmizi – Kementerian Kesehatan
Endang Budi Hastuti – Kementerian Kesehatan
Triya Novita Dinihari – Kementerian Kesehatan
Irawati Panca – Kementerian Kesehatan
Sarikasih Herefa – Kementerian Kesehatan
Victoria Indrawati – Kementerian Kesehatan
Fabio De Mesquita – WHO Indonesia
Beatricia Iswari – WHO Indonesia
Tiara Nisa – WHO Indonesia
Kin Chou – UNAIDS Regional Office
Pentingnya suatu negara “mengenal epidemi mereka” sebagai prasyarat untuk dapat
menanggulangi HIV dengan sukses telah diterima secara luas dan jelas diakui oleh
Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara berkala memperbarui proyeksi
epidemi HIV dan AIDS dengan dua tujuan, yaitu untuk mendukung perencanaan program
dan menilai kemajuan dalam menekan dan, pada akhirnya, mengakhiri keberadaan HIV
dan AIDS di Indonesia. Pembaruan atau update proyeksi ini telah dilaksanakan pada tahun
2008, 2012 dan 2014 (laporannya diterbitkan pada bulan Februari 2015). Dokumen ini
disusun untuk memaparkan situasi epidemi terbaru dengan mempertimbangkan data-data
terkini yang telah tersedia sejak tahun 2014, terutama data dari Survei Terpadu Biologis
dan Perilaku (STBP) 2015 pada Populasi Kunci HIV (Ponci) dan data terkait pembaruan
estimasi populasi kunci HIV yang disusun oleh Kemenkes pada pertengahan tahun 2016.
Tujuan kegiatan pemodelan epidemi HIV di Indonesia tahun 2016 ini adalah untuk
memberikan gambaran menyeluruh terhadap situasi epidemi HIV saat ini dan proyeksi
yang dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan untuk merencanakan program
pengendalian HIV dan AIDS yang lebih baik dan terfokus di Indonesia. Selain itu, model
epidemi juga berperan sebagai rujukan untuk mengevaluasi efektifitas berbagai program
pengendalian HIV dan AIDS yang saat ini telah berjalan serta memperkuat program
advokasi dan membangun komitmen yang lebih kuat di kalangan para pemangku
kepentingan yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam program tersebut.
Tujuan dari laporan ini adalah (1) memberikan dokumentasi rinci terkait metode yang
digunakan dalam memperbarui data epidemiologi 2016 dan (2) mensosialisasikan hasil
dari pembaruan data tersebut.
Sebuah Kelompok Kerja Teknis dibentuk oleh Sub-Direktorat HIV AIDS & IMS Kemenkes
yang bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPAN) pada bulan September
2016 untuk melakukan pemodelan epidemiologi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
proyeksi epidemiologi baru. Kelompok kerja ini bertugas memperbarui pemodelan HIV/
AIDS sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2014 dengan memasukkan data-data
baru dan menjalankan ulang proses proyeksi epidemiologinya. Anggota kelompok kerja
ini terdiri dari staf Kemenkes, KPAN, UNAIDS, WHO, dan FHI360.
STRUKTUR
Tabel 3.1: Estimasi Jumlah Populasi Kunci yang Telah Diperbarui, 2016
Wanita Pekerja Seks - Umum 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase perempuan berusia 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33%
15-49 yang menjual seks
Persentase Wanita Pekerja 54,4% 54,4% 54,4% 54,4% 50,1% 45,8% 41,5% 37,2% 32,9%
Seks di kelompok 1
Perpindahan dari kelompok 1 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0%
ke kelompok 2 setiap tahun
Wanita Pekerja Seks - Umum 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase perempuan berusia 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19%
15-49 yang menjual seks
Persentase Wanita Pekerja 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7%
Seks di kelompok 1
Perpindahan dari kelompok 1 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0%
ke kelompok 2 setiap tahun
Tiga parameter berikut ini ditetapkan berdasarkan tingkat dan tren yang teramati dalam
rangkaian STBP dari tahun 2007 sampai tahun 2015. Dua parameter pertama dibiarkan
tidak diubah dari pembaruan epidemi sebelumnya untuk WPS “Intensitas Tinggi”,
sementara tren yang sedikit menurun yang ditemui dalam STBP terbaru di kalangan
WPS “Intensitas Rendah” di-input ke dalam AEM. Tren yang sedikit meningkat dalam
rata-rata durasi menjual seks ditemui di kedua kelompok WPS tersebut dan di-input
Pelanggan WPS
• Persentase laki-laki dan perempuan yang melakukan seks kasual pada tahun
terakhir
• Persentase pemakaian kondom pada seks kasual
• Jumlah rata-rata kontak seks pada tahun terakhir
Nilai-nilai yang di-input ke dalam AEM didokumentasikan dalam Tabel 3.8 dan 3.9 di
bawah ini.
Hubungan seks dengan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
pasangan dalam pernikahan
atau pasangan tetap (PT)
Jumlah kontak seksual dengan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
pasangan dalam pernikahan
atau PT (per minggu)
Persentase pemakaian 1,3% 1,3% 1,3% 1,3% 1,3% 1,3% 1,3% 1,3% 1,3%
kondom dengan pasangan
dalam pernikahan atau
pasangan tetap
Prevalensi IMS pada populasi 0,8% 0,8% 0,8% 0,8% 0,8% 0,8% 0,8% 0,8% 0,8%
dewasa
• Persentase Penasun yang sering dan selalu berbagi napza dalam minggu
terakhir
Parameter ini diperbarui berdasarkan data dari STBP 2015. Lihat Tabel 3.11 untuk
estimasi tahun 2015 dan estimasi parameter yang “dihaluskan” dari tahun 2007
sampai tahun 2015.
Pengguna napza Suntik 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Laki-laki - Perilaku Seksual
Persentase Penasun laki-laki 40,9% 36,7% 32,5% 28,3% 24,2% 22,0% 19,8% 17,7% 15,5%
yang mengunjungi Wanita
Pekerja Seks
Persentase pemakaian kondom 67,0% 66,7% 66,5% 66,2% 65,9% 65,9% 65,9% 65,9% 65,9%
dengan wanita pekerja seks
kelompok 1
Persentase pemakaian kondom 68,0% 64,7% 61,5% 58,2% 54,9% 54,9% 54,9% 54,9% 54,9%
dengan wanita pekerja seks
Kelompok 2
Persentase pemakaian 14,0% 21,1% 28,2% 35,3% 42,4% 42,4% 42,4% 42,4% 42,4%
kondom dengan pasangan
dalam pernikahan atau
pasangan tetap
Jumlah kontak dengan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
pasangan tetap (per minggu)
LSL Umum
• Persentase laki-laki dewasa yang terlibat dalam perilaku seks
sesama jenis
Parameter ini diestimasi dari pembaruan estimasi jumlah populasi kunci 2016,
yang menjadi numerator parameter, dibagi estimasi jumlah laki-laki berusia 15-19
tahun dari proyeksi dan estimasi populasi resmi BPS. Estimasi 2016 sebesar 1,1%
diterapkan secara retrospektif.
Lelaki Seks dengan Lelaki 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Umum
Persentase laki-laki berusia 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1%
15-49 yang terlibat dalam
perilaku seks sesama jenis
Persentase LSL in kelompok 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7%
berisiko 1
Pergeseran dari LSL 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
kelompok 1 ke kelompok 2
Tabel 3.15: Lelaki Seks dengan Lelaki mengunjungi pekerja seks – non-Papua
LSL yang mengunjungi 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pekerja seks (laki-laki
dan perempuan)
Persentase LSL1 yang 19,8% 19,5% 19,2% 18,8% 18,5% 18,5% 18,5% 18,5% 18,5%
mengunjungi Pria
Pekerja Seks
Persentase LSL2 yang 6,2% 6,2% 6,2% 6,2% 6,2% 6,2% 6,2% 6,2% 6,2%
mengunjungi Pria Pekerja
Seks
Rasio frekuensi mengunjungi 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
PPS (Kelompok 2 / kelompok 1)
Persentase LSL1 yang 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2%
mengunjungi Wanita Pekerja
Seks
Persentase LSL2 yang 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2% 10,2%
mengunjungi Wanita Pekerja
Seks
Persentase pemakaian 53,0% 53,5% 54,0% 57,8% 61,7% 61,7% 61,7% 61,7% 61,7%
kondom pada seks anal dengan
Pria Pekerja Seks
Persentase pemakaian kondom 60,3% 61,7% 63,1% 64,5% 65,9% 65,9% 65,9% 65,9% 65,9%
dengan wanita pekerja seks
kelompok 1 (WPS1)
Persentase pemakaian kondom 61,2% 59,6% 58,1% 56,5% 54,9% 54,9% 54,9% 54,9% 54,9%
dengan wanita pekerja seks
Kelompok 2 (WPS2)
Berdasarkan data STBP 2015 yang menunjukkan peningkatan pemakaian kondom pada
kurang lebih pada semua kelompok ini dibandingkan dengan putaran STBP sebelumnya,
nilai-nilai untuk ketiga parameter ditetapkan untuk merefleksikan tren ini (meskipun tren
ini hanya sedikit naik):
Pria Pekerja Seks 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase laki-laki berusia 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03%
15-49 yang menjual seks
Rata-rata durasi menjual seks 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7
(dalam tahun)
Pergeseran dari LSL1 25.0% 25.0% 25.0% 25.0% 25.0% 25.0% 25.0% 25.0% 25.0%
menjadi PPS
Pergeseran dari LSL2 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
menjadi PPS
Persentase PPS reporting 82.0% 82.0% 82.0% 82.0% 82.0% 82.0% 82.0% 82.0% 82.0%
seks anal dengan pelanggan
pada tahun terakhir
Jumlah kontak seks anal 2.52 2.52 2.52 2.52 2.52 2.52 2.52 2.52 2.52
minggu terakhir (untuk PPS
yang melakukan seks anal)
Prevalensi IMS di kalangan 13.4% 15.2% 17.1% 20.5% 24.0% 24.4% 24.8% 25.6% 26.5%
Pria Pekerja Seks
Persen PPS yang 23.2% 23.2% 23.2% 23.2% 23.2% 23.2% 23.2% 23.2% 23.2%
mengunjungi Wanita Pekerja
Seks pada tahun terakhir
Persen PPS dengan pasangan 72.5% 68.9% 65.2% 56.9% 48.6% 44.4% 40.2% 40.7% 41.2%
tetap perempuan pada tahun
terakhir
Waria dan Populasi Umun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase laki-laki berusia 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03%
15-49 yang menjual seks 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06%
Persentase Waria yang 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9%
menjual seks
Persentase Waria yang 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
terlibat seks kasual tapi
bukan pekerja seks
Persentase Waria yang hanya 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1%
punya pasangan tetap
• Persentase Waria Pekerja Seks yang terlibat dalam seks anal dengan
pelanggan
• Jumlah kontak seks anal minggu terakhir dengan pelanggan (bagi
mereka yang melakukan seks anal)
• Persentase kontak seks anal dengan pelanggan yang bersifat reseptif
• Rata-rata durasi menjual seks (dalam tahun)
• Persentase pemakaian kondom pada seks anal dengan pelanggan
• IMS Anal (%) pada waria yang menjual seks
Prevalensi IMS (gonore) di kalangan Waria pada tahun 2015 diestimasi dari STBP
2015 sebagai rata-rata angka prevalensi teramati di kota/kabupaten yang memiliki
data tersebut. Prosedur ini menghasilkan estimasi untuk tahun 2015 sebesar
13,9%, meneruskan penurunan yang mulai terlihat setelah tahun 2011. Angka
estimasi prevalensi Waria dihaluskan untuk lebih dapat menangkap tren yang jelas
ini dengan lebih dapat diandalkan.
Waria Pekerja Seks - Perilaku 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Seksual
Persentase Waria Pekerja 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0%
Seks yang terlibat dalam
seks anal dengan pelanggan
Jumlah kontak seks anal 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
minggu terakhir dengan
pelanggan (bagi mereka yang
melakukan seks anal)
Persentase kontak seks anal 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0%
dengan pelanggan yang
bersifat reseptif
Rata-rata durasi menjual seks 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8
(dalam tahun)
Persentase pemakaian 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0%
kondom pada seks anal
dengan pelanggan
IMS anal (%) di kalangan 26,8% 26,8% 26,8% 26,8% 26,8% 23,4% 20,1% 17,0% 13,9%
waria yang menjual seks
Waria Pekerja Seks - Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pelanggan
Persentase Klien waria 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0%
yang laki-laki heteroseksual
berisiko rendah
Persentase Klien waria yang 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
juga pelanggan Wanita
Pekerja Seks
Persentase Klien waria 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
yang LSL
Persentase Klien waria yang 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
Penasun Laki-Laki
• Persentase Waria dengan pasangan seks kasual yang terlibat seks anal
• Jumlah kontak seks anal minggu terakhir (untuk Waria berhubungan
seks anal dengan pasangan kasual)
• Persentase kontak seks anal yang bersifat reseptif
• Persentase pemakaian kondom pada seks anal untuk yang memiliki
pasangan kasual
• IMS anal (%) di kalangan waria yang memiliki pasangan kasual
• Persentase pergeseran tahunan dari Waria yang melakukan seks
kasual menjadi waria yang hanya memiliki PT
Tabel 3.20: Waria yang melakukan seks kasual - Perilaku Seksual – non-Papua
Waria yang melakukan seks 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
kasual - Perilaku Seksual
Persentase Waria dengan 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0%
pasangan seks kasual yang
terlibat seks anal
Jumlah kontak seks anal 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34
minggu terakhir (untuk Waria
berhubungan seks anal
dengan pasangan kasual)
Persentase kontak seks anal 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0%
yang bersifat reseptif
Persentase pemakaian 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3%
kondom pada seks anal untuk
yang memiliki pasangan kasual
IMS anal (%) di kalangan waria 10,42% 10,08% 9,75% 9,41% 9,07% 9,07% 9,07% 9,07% 9,07%
yang memiliki pasangan kasual
Persentase pergeseran tahunan 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0%
dari Waria yang melakukan
seks kasual menjadi waria
yang hanya memiliki PT
Tabel 3.21: Jenis Pasangan Waria Pekerja Seks untuk Waria dengan
pasangan kasual – non-Papua
Jenis Pasangan Waria Pekerja 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Seks untuk Waria dengan
pasangan kasual
Persentase pasangan seks anal 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0%
yang laki-laki heteroseksual
berisiko rendah
Persentase pasangan seks anal 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
yang juga pelanggan Wanita
Pekerja Seks
Persentase pasangan seks 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
anal yang LSL
Persentase pasangan seks 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
anal yang Penasun Laki-Laki
Waria dengan Pasangan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
tetap (PT)- Perilaku Seksual
Persentase Waria dengan 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0%
Pasangan tetap yang terlibat
seks anal
Jumlah kontak seks anal 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
dengan pasangan tetap minggu
terakhir (untuk Waria
berhubungan seks anal dengan
pasangan tetap)
Persentase kontak seks anal 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0%
dengan pasangan tetap yang
bersifat reseptif
Persentase pemakaian kondom 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8%
pada seks anal dengan
Pasangan tetap
IMS anal (%) di kalangan waria 5,21% 5,04% 4,87% 4,70% 4,54% 4,54% 4,54% 4,54% 4,54%
yang hanya punya pasangan
tetap
Waria Pekerja Seks - Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
pasangan tetap
Persentase pasangan seks 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0%
anal yang laki-laki heteroseksual
berisiko rendah
Persentase pasangan seks anal 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
yang juga pelanggan Wanita
Pekerja Seks
Persentase pasangan seks anal 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
yang LSL
Persentase pasangan seks anal 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
yang Penasun Laki-Laki
Jumlah orang
dewasa yang 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
menerima ART
Laki-laki 388 3.385 5.059 6.834 10.154 12.421 14.956 18.266 21.721 27.513 34.536
Perempuan 153 1.391 2.174 3.077 4.785 6.112 7.663 9.779 11.628 16.288 20.446
TOTAL 542 4.776 7.234 9.912 14.939 18.533 22.619 28.044 33.349 43.801 54.982
Jumlah orang
dewasa yang 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
menerima ART
Laki-laki 20 50 100 161 267 417 693 978 1.279 2.005 2.484
Perempuan 20 50 100 161 267 417 714 1.113 1.539 2.441 3.025
TOTAL 40 100 200 322 534 834 1.407 2.091 2.818 4.446 5.509
Gambar 4.1: Estimasi dan Proyeksi Prevalensi HIV pada Populasi Berusia ≥ 15 tahun
di Indonesia, Tahun 2015-2020 (Hasil AEM)
1.00
0.80
Prevalensi HIV (%)
0.60
0.20
0.00
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
4.2 Jumlah anggota populasi kunci hidup dengan HIV-AIDS (ODHA), 2015-2020
Tabel 4.1 memperlihatkan estimasi dan proyeksi AEM 2015 hingga tahun 2020 untuk
jumlah orang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA) di kalangan populasi kunci. Proyeksi
hingga tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah total LSL yang hidup dengan HIV akan
meningkat dari 87.275 pada tahun 2015 menjadi 111.902. Kelompok-kelompok lain yang
diproyeksikan akan meningkat dalam hal jumlah ODHA-nya adalah Pria Pekerja Seks
(dari 6.200 menjadi 7.664) dan Perempuan non-populasi kunci (dari 206.586 menjadi
222.076). Jumlah ODHA di kalangan populasi kunci lain diproyeksikan untuk tetap
sama atau sedikit menurun pada tahun 2020. Secara keseluruhan, jumlah populasi
kunci yang hidup dengan HIV akan meningkat dari 613.435 pada tahun 2015 menjadi
631.635 pada tahun 2018, dan diproyeksikan akan memuncak menjadi 632.480 pada
tahun 2019 sebelum mulai menurun.
• Merupakan bagian dari lembar kerja LSL, namun diestimasi dan diproyeksikan terpisah dengan
pertimbangan PPS memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan LSL lain.
• Merupakan bagian dari lembar kerja LSL, namun diestimasi dan diproyeksikan terpisah dengan
pertimbangan PPS memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan LSL lain.
Gambar 4.2 membandingkan tingkat dan distribusi infeksi HIV baru berdasarkan populasi
kunci pada pembaruan epidemiologi 2014 dan 2016. Seperti yang mungkin teramati,
pembaruan 2016 memperlihatkan profil yang cukup berbeda dengan yang ditemukan
pada pembaruan 2014, khususnya dalam hal proyeksi ke depan. Pembaruan 2014
menunjukkan bahwa epidemi HIV sebagian besar telah dapat distabilkan dalam hal jumlah
infeksi HIV baru untuk semua kelompok kecuali LSL. Namun, pada tingkat cakupan
dan efektivitas intervensi saat ini, diproyeksikan bahwa jumlah infeksi baru akan terus
meningkat hingga tahun 2030, dengan LSL menyumbang jumlah peningkatan infeksi baru
setiap tahun. Di sisi lain, pembaruan 2016 menunjukkan bahwa epidemi telah memuncak
untuk semua kelompok kecuali LSL, yang diproyeksikan tetap mengalami peningkatan
jumlah infeksi baru tetapi dalam tingkat yang lebih lambat dibandingkan dengan yang
diproyeksikan pada tahun 2014. Faktor-faktor utama yang mendasari revisi perubahan
dalam epidemi ini adalah (1) estimasi jumlah populasi kunci yang lebih rendah untuk LSL
dan Pelanggan WPS, (2) peningkatan pemakaian kondom hampir di seluruh populasi
kunci, (3) prevalensi IMS yang lebih rendah pada sebagian besar populasi kunci, dan
(4) peningkatan Cakupan ART.
100.000 100.000
80.000 80.000
60.000 60.000
40.000 40.000
20.000 20.000
0 0
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
Pelanggan PPS LSL TG WPS Non-PK Laki-laki Non-PK Perempuan Penasun Pelanggan PPS LSL TG WPS Non-PK Laki-laki Non-PK Perempuan Penasun
4.4 Total jumlah ODHA, infeksi baru dan kematian terkait AIDS
Gambar 4.3 memperlihatkan proyeksi AEM untuk jumlah ODHA, infeksi baru dan
kematian terkait AIDS dari tahun 2015 sampai 2020 dalam satu gambar tunggal. Jumlah
total jumlah ODHA berusia 15+ tahun diproyeksikan meningkat menjadi 632.480 pada
tahun 2019, lalu turun menjadi 631,524 pada tahun 2020. Jumlah infeksi HIV baru
tahunan diproyeksikan akan menurun secara menetap dari 49.199 pada tahun 2015
menjadi 44.604 pada tahun 2020. Sebaliknya, jika terus terjadi penundaan peningkatan
cakupan dan kepatuhan terhadap ART maka jumlah kematian terkait AIDS pada populasi
dewasa diproyeksikan akan meningkat dari 36.936 pada tahun 2015 menjadi 45.560
pada tahun 2020.
Gambar 4.3: Estimasi dan Proyeksi ODHA, Kematian Akibat AIDS dan Infeksi HIV Baru
pada Populasi Berusia ≥ 15 tahun di Indonesia, 2015-2020 (Hasil AEM)
750.000 90.000
600.000
Infeksi HIV Baru
60.000
ODHIV
450.000 49199
46905 46357 45729 45147 45560 44604
42586 44302 45.000
40468
36936 37737
300.000
30.000
150.000
15.000
0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Kematian akibat AIDS Infeksi HIV Baru ODHA
Gambar 4.4: Estimasi dan Proyeksi ODHA dan Kebutuhan ART pada Populasi
Berusia ≥ 15 Tahun di Indonesia, 2015-2020 (Hasil AEM)
750000 30
150000
60301 61544 64951 66514 67757 68719
0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
ODHA yang memerlukan ART ODHA yang menerima ART
ODHA % yang menerima ART
Catatan: * Denominator untuk cakupan HIV: ODHA yang memenuhi syarat untuk ART, berdasarkan kriteria SUFA.
25000 10000
20373 20825
18871 19718
0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Kematian Akibat AIDS Infeksi HIV Baru ODHA
Gambar 4.6: Estimasi dan Proyeksi ODHA dan Kebutuhan ART pada Anak
Berusia 0-14 Tahun di Indonesia, 2015-2020 (Hasil Spectrum)
25000 60
20373 20825
19718
18871
20000 17841
16712 45
% menerima ART
30
10000 21.0 20.3 19.8 19.7 19.9 20.2
15
5000
2708 2708 2708 2708 2708 2708
0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Year
ODHA perlu ART ODHA menerima ART ODHA % receiving ART
Gambar 4.7: Estimasi dan Proyeksi Prevalensi HIV pada Ibu Hamil
di Indonesia, 2015-2020 (Hasil Spectrum)
1.00
Prevalensi HIV (%)
0.80
0.60
0.20
0.00
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.8, jumlah ibu hamil yang HIV positif
diproyeksikan menurun dari 15.614 pada tahun 2015 menjadi 14.298 pada tahun 2020.
Jumlah kebutuhan ibu untuk menerima layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke
Anak diproyeksikan mencapai puncak menjadi 1.727 pada tahun 2016, tetapi menurun
menjadi 1.539 pada tahun 2020. Diestimasi bahwa 10,33% dari ibu telah menerima
PPIA pada tahun 2015. Gambar ini diproyeksikan sedikit meningkat menjadi 10,76%
pada tahun 2020.
30000 15
% Menerima PPIA
20000
15614 15638 15468 15176 9
14778 14298
15000
6
10000
5000 3
1613 1727 1674 1624 1579 1539
0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Ibu Hamil HIV Positif Ibu menerima PPIA % receiving PMTCT
Tabel 4.3: Rangkuman perbedaan hasil-hasil utama pemodelan 2014 versus 2016
• Penggunaan Strategis ARV sebagai Kebijakan Program mulai diimplementasikan pada tahun 2013.
Sebagian besar keterbatasan yang ditemui pada pemodelan 2016 adalah keterbatasan
yang dihadapi oleh sebagian besar, jika tidak dapat dikatakan semua, pemodelan
epidemi. Isu utamanya terkait dengan keterbatasan data sehubungan dengan data yang
diperlukan oleh AEM dan AIM Spectrum. Beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan
dipaparkan berikut ini:
• Kurang berfungsinya mekanisme surveilans sentinel yang mengakibatkan keharusan
untuk mengandalkan survei berkala berskala besar (yaitu STBP) untuk memperoleh
informasi-informasi penting. Kondisi ini mengakibatkan data yang tersedia hanya
terbatas pada beberapa kota dan kabupaten sehingga penghitungan estimasi di
tingkat nasional menjadi suatu tantangan. Fakta bahwa tidak semua data populasi
kunci tercakup di semua kota/kabupaten tempat STBP lebih memperumit upaya
untuk memperoleh estimasi yang akurat.
• Rangkaian data yang terbatas oleh waktu dari STBP membuat perhitungan tren
menjadi tantangan, bahkan di kota dan kabupaten yang memiliki data. Data pada
tiga titik waktu yang dicakup oleh STBP 2007, 2011 dan 2015 hanya tersedia di 12
kota dan kabupaten. Data pada dua titik waktu tersedia untuk 13 kota dan kabupaten
lainnya.
• Data populasi umum yang sangat terbatas.
• Data parameter-parameter kunci AEM yang spesifik untuk Indonesia, seperti halnya
di banyak negara, tidak tersedia seperti angka insidens HIV berdasarkan populasi
kunci atau sub kelompok populasi. Sebagai akibatnya, nilai “default” AEM yang
merupakan kompilasi nilai yang ada dari negara-negara Asia lain harus digunakan.
Hingga batas mana pola epidemi di Indonesia mirip dengan pola yang ditemui di
wilayah Asia secara keseluruhan tidak dapat dipastikan tetapi upaya riset yang
keras dilakukan untuk meneliti masalah ini selama pengembangan AEM.
Pembaruan epidemi 2016 mengambil keuntungan dari rangkaian data yang lebih panjang
dari kota/kabupaten kunci yang dihasilkan dari STBP 2015 untuk secara lebih formal
menilai kembali tren parameter kunci selama periode 2007-2015 (catatan: 2007 merupakan
STBP skala besar pertama yang dilakukan di Indonesia). Tren antara kedua titik waktu
ini “dihaluskan” secara matematis untuk mengurangi “noise” dalam data yang dihasilkan
karena jumlah sampel populasi kunci di kota/kabupaten pada putaran STBP kecil. Untuk
kota/kabupaten yang memiliki data STBP 2009 dan/atau 2013 (tetapi tidak untuk tahun
2015), tingkat dan tren dari 2007 hingga 2015 diestimasi dengan mengesktrapolasi dan
mengekstrapolasi balik data STBP yang tersedia dengan mempertimbangkan tren di
kota/kabupaten yang memiliki data STBP untuk ketiga putaran (2007, 2011 dan 2015).
Estimasi prevalensi HIV untuk provinsi yang tidak memiliki data STBP diasumsikan
sebagai mendekati tingkat dan tren pada kota/kabupaten lebih kecil yang memiliki
setidaknya sejumlah data.
Kategori
Wanita Pekerja Seks / populasi (ribuan)
- Baseline 2014:
Input AEM: 2007 = 208,7, 2009 = 215,2, 2011 = 221,6, 2013 = 227,8, dan 2015 = 234,1
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: Non-Papua = persentase perempuan berusia 15-49 yang
menjual seks → 0,33%; populasi perempuan berusia 15-49 pada tahun 2030
→ 73,730,400; Papua = persentase perempuan berusia 15-49 yang menjual
seks→0,19%; populasi perempuan berusia 15-49 pada tahun 2030→1.346.000
Perhitungan: Populasi WPS untuk Non-Papua = 0,33%*73.730.400/1000=243,4; untuk
Papua = 0,19%*1.346.000/1000=2,5
Input AEM: Non Papua menggunakan nilai pada tahun 2030 = 243,4; dan sisanya →
1975 – 2025 copy paste transpose dari lembar populasi AEM; dan 2030, 2035, 2040,
2045 & 2050 hanya copy paste satu demi satu; 2007 = 206,8, 2009 = 211,9, 2011 =
216,6, 2013 = 220,9, 2015 = 224,7, dan 2030 = 243,4; Papua menggunakan nilai 2030
= 2,5; dan sisanya →1975 – 2025 copy paste transpose dari lembar populasi AEM; dan
2030, 2035, 2040, 2045 & 2050 hanya copy paste satu demi satu; 2007 = 1,8, 2009 =
1,9, 2011 = 1,9, 2013 = 2,0, 2015 = 2,1, dan 2030 = 2,5;
Sumber Data: Sensus 2010; Data Demografi Spectrum (Indonesia Spectrum AEM
Sep16.PJNZ).
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: total populasi WPS Non-Papua 2015 → 224.691; populasi perempuan
berusia 15-49 2015 → 68.064.500; total populasi WPS Papua 2015→2.100; populasi
perempuan berusia 15-49 2015→1.130.900;
Perhitungan: persentase perempuan berusia 15-49 yang menjual seks Non-Papua =
224.691/68.064.500 = 0,33%; Papua = 2.100/1.130.900 = 0,19%;
Input AEM: Non-Papua = 0,33% (semua tahun); Papua = 0,19% (semua tahun),
Sumber Data: Estimasi Jumlah Populasi KUnci HIV, Kemenkes 2016; Data Populasi AEM.
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: total populasi WPS Non Papua 2015 → 224.691; Jumlah total
WPSL dari (total Estimasi Jumlah per Provinsi* bobot WPSL per Provinsi) Non Papua→
73.894; total populasi WPS Papua 2015→2.100; jumlah total WPSL dari (total Estimasi
Jumlah per Provinsi* bobot WPSL per Provinsi) Papua→793;
Perhitungan: 74.686/226.791 = 32,9%; 793/2.100 = 37,7%;
- Baseline 2016:
Diasumsikan: mempertahankan keseimbangan jumlah WPS
Input AEM = 1% (Semua tahun)
Wanita Pekerja Seks kelompok 1 (WPS1) / populasi (dalam ribuan)
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: total populasi WPS 2015 → 224,7; persen WPS di kelompok 1
2015 → 32,9%
Perhitungan: 2015 → 224,7*32,9% = 73,91
Jumlah pelanggan per hari - WPS kelompok 1
- Baseline 2014:Data yang diperoleh: SSP 2002 → 1,7; SSP 2004 → 1,9; STBP
2009 → 2,1 (pelanggan per minggu: 8; # hari kerja per minggu: 3,8. # pelanggan per
hari: 8/3,8 = 2,1, Rata-rata = (1,7+1,9+2,1)/3 = 1,9); STBP 2011 Papua →1,7 (pelanggan
per minggu:9 #hari kerja per minggu: (23/30*7) = 5,4 #pelanggan per hari: 9/5,4 =1,7,
Rata-rata = (1,7+1,9+2,1+1,7)/4 =1,9); STBP 2011 Non Papua → 1,7 (pelanggan per
minggu:9 #hari kerja per minggu: (23/30*7) = 5,4 #pelanggan per hari: 9/5,4 =1,7, Rata-
rata = (1,7+1,9+2,1+1,7)/4 =1,9),
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: 2007 = Non-Papua → 6,1 (mean), 6,25 (median); Papua →6,24
(mean), 6,5 (median); 2009 per bulan = Non-Papua → 24,61 (mean), 26 (median);
Papua → 24,44 (mean), 26 (median); 2011 = Non-Papua → 5,4; Papua → 5,5; 2013 =
Non Papua → 5,64 (mean), 5,75 (median); Papua → 5,93 (mean), 6,25 (median); 2015
= Non Papua → 5,42; Papua → 5,63,
Input AEM: 1986 = 5%; 1990 = 5%; 1993 = 13%; 1996 = 36%; 2000 = 41%; 2003 =
58%; 2007 = 67%; 2009 = 60%; 2011 = 73,6%; 2011 = 67,3%.
Sumber Data: SDKI 1985 (% Pemakaian Kondom untuk KB); Survei Rumah Tangga
(konsensus nasional pada bulan Agustus 2008); SSP 1996; SSP 2000 in 3 kota;
SSP 2002 & 2004 (Hubungan Seks Terakhir) di 13 kota; STBP 2007 (Hubungan Seks
Terakhir); STBP 2009 (Hubungan Seks Terakhir); STBP 2011 (Hubungan Seks Terakhir)
- Non-Papua; STBP 2011 (Hubungan Seks Terakhir) - Papua.
Input AEM: 2005 = 45,0%; 2007 = 53,7%; 2009 = 54,7%; 2011 = 55,8%; 2013 = 56,8%;
2015 = 57,9%
Sumber Data: Estimasi Jumlah Populasi Kunci, Kemenkes 2016; STBP 2007, 2009,
2011, 2013, 2015;
Rata-rata durasi menjual seks di kelompok 1 (tahun)
- Baseline 2014:
Data yang diperoleh: SSP 2004 = % WPS yang bekerja <12 bulan→27,75%; Durasi→
1/27,75% = 3,6; STBP 2009 = % WPS yang bekerja <12 bulan→35%; Durasi→1/35%
= 2,9; Durasi rata-rata → 3,6+2,9/2 = 3,25; STBP 2011 = % WPS yang bekerja <12
bulan→33,63%; Durasi→ 1/33,63% = 2,97; Durasi rata-rata→3,6+2,9+2,97/3=3,16; STBP
2011 Non-Papua → 1/34,29% = 2,92; STBP 2011 Papua →1/27,82% = 3,59,
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: menjual seks sampai saat wawancara di kelompok 1 (tahun)
(Median)*2 = 2007 Non-Papua→1*2 = 2; Papua→2*2 = 4; 2009 Non Papua→1*2 = 2;
Papua→2*2 = 4; 2011 Non Papua → 3*2 = 6; Papua →3*2 = 6; 2013 Non Papua→2*2
= 4; Papua→3*2 = 6; 2015 Non Papua→2*2 = 4; Papua→4*2 = 8,
Perhitungan: 2007 = 3,3 (baseline 2014) interpolasi sampai 2015 = 4 (2*2),
Input AEM: 2007 = 3,3; 2009 = 3,5; 2011 = 3,7; 2013 = 3,8; 2015 = 4,0
Sumber Data: STBP 2007, 2009, 2011, 2013, 2015,
Prevalensi IMS di kalangan WPS kelompok 1
- Baseline 2014:
Data yang diperoleh:
Perhitungan dari yang disesuaikan →% WPS terinfeksi NG dan/atau CT di wilayah survei
Pulau Jawa; Studi ISR 2003 & 2005 di 7 kota kecuali Papua (% WPS Langsung terinfeksi
NG dan/atau CT); Studi ISR di 12 kota, kecuali Papua (% WPS Langsung terinfeksi NG).
Input AEM: 2003 = 39%; 2007 = 32%; 2009 = 37%; 2011 = 51.13%; 2011 = 57.11%
Sumber Data: Survei di kalangan WPS; Konsensus Nasional pada Bulan Agustus 2008;
STBP 2009, 2011 Papua & Non-Papua.
Input AEM: 2000 = 60%; 2007 = 36,8%; 2009 = 36,8%; 2011 = 36,8%; 2013 = 32,4%;
2015 = 28,0%
Sumber Data: STBP 2007, 2009, 2011, 2013, 2015.
Wanita Pekerja Seks Kelompok 2 (WPS2) / populasi (dalam ribuan)
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: total populasi WPS 2015 → 224,7; persen WPS di Kelompok 2
2015 → 67,1%
Perhitungan: 2015 →224,7*67,1% = 150,8
Jumlah pelanggan per hari - WPS Kelompok 2
- Baseline 2014:
Data yang diperoleh: pelanggan per minggu
Perhitungan: Jumlah rata-rata pelanggan per hari dari 4 survei 2002, 2004, 2007 dan
2009 di kalangan WPS Tidak Langsung;
Catatan: hari kerja/bulan→ 22; bulan kerja/tahun→ 9; hari kerja/minggu → (9x22)/52
minggu = 3,8 hari/minggu,
- SSP 2002/2003 (3,5 pelanggan per minggu /3,8 hari per minggu) = 0,92
pelanggan/hari)
- SSP 2004/2005 (4,2 pelanggan per minggu /3,8 hari per minggu) = 1,11
pelanggan/hari)
- STBP 2007 (3,29 pelanggan per minggu /3,8 hari per minggu) = 1,84
pelanggan/hari)
- STBP 2009 (4 pelanggan per minggu/4,5 hari per minggu) = 0,88; Rata-
rata = (0,92+1,11+1,84+0,88)/4 = 1,19
- STBP 2011: #3 pelanggan per minggu #23 hari kerja per bulan, #hari
kerja per minggu (23/30*7) =5,37 #pelanggan per hari (3/5,37) =0,84; Rata
rata = (0,92+1,11+1,84+0,88+0,84)/5 = 1,12
- STBP 2011 (WPSTL Non-Papua): #3,3 pelanggan per minggu #23,21 hari
kerja per bulan, #hari kerja per minggu (23,21/30*7) = 5,42, #pelanggan per
hari (3,3/5,42) =0,61
- STBP 2011 (WPSTL Papua): #2,06 pelanggan per minggu #24,33 hari
kerja per bulan, #hari kerja per minggu (24,33/30*7) =5,67, #pelanggan per
hari (3,3/5,67) = 0,58; Rata-rata = (0,92+1,11+0,88+0,61)/4 = 0,88
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: jumlah pelanggan per minggu (Mean) / hari kerja per minggu,
Perhitungan: 2007→ 4,72/6,2 = 0,8; 2009 →4,166/6,5 = 0,6; 2011→3,3/5,8 = 0,6;
2013→3,81/5,5 = 0,7; 2015→3,95/5,7= 0,7
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: 2007 Non Papua (Mean) = 6,24; Papua (Mean) = 6,55; 2009 hari
kerja per bulan Non Papua (Mean) = 26,22; perhitungan: 26,22/jumlah per minggu →4
= 6,555; Papua (Mean) = 25,83; perhitungan: 25,83/jumlah per minggu→4 = 6,457; 2011
hari kerja per bulan padaNon Papua (Mean) = 23,21; perhitungan: 23,21/jumlah per
minggu →4 = 5,8025; Papua (Mean) = 24,33; perhitungan: 24,33/jumlah per minggu→4
= 6,0825; 2013 Non Papua (Mean) = 5,5; Papua (Mean) = 6,05; 2015 hari kerja per
bulan in Non Papua (Mean) = 23,19; perhitungan: 23,19/jumlah per minggu→4 = 5,7975;
Papua (Mean) = 25,09; perhitungan: 25,09/jumlah per minggu→4 = 6,2725,
Input AEM: 2007 = 6,24; 2009 = 6,6; 2011 = 5,8; 2013 = 5,5; 2015 = 5,8
Sumber Data: STBP 2007; STBP 2009; STBP 2011; STBP 2013; STBP 2015
Persentase pemakaian kondom dengan pelanggan - WPS Kelompok 2
- Baseline 2014:
Data yang diperoleh: SDKI 1985→% Pemakaian Kondom untuk KB; Peningkatan
pemakaian kondom sebagai dampak promosi kondom di tempat kerja →konsensus
nasional pada bulan Agustus 2008; survei rumah tangga→konsensus nasional pada
bulan Agustus 2008.
Input AEM: 1986 = 5%; 1990 = 5%; 1993 = 13%; 1996 = 36%; 2000 = 38%; 2003 =
55%; 2007 = 68%; 2009 = 63%; 2011 = 60,7%; 2011 = 62,3%; 2011 = 57,74%; 2011 =
37,37%; 2011 = 31,92%,
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: persentase pemakaian kondom dengan pelanggan WPS1→53,7%*0,8
= 42,96%; Catatan: semua tahun % Pemakaian Kondom WPS1* dengan 0,8
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: menjual seks sampai saat wawancara di kelompok 2 (tahun)
(Median)*2 = 2007 Non-Papua→1*2 = 2; Papua→1*2 = 2; 2009 Non Papua→1*2 = 2;
Papua→0*2; 2011 Non Papua → 2*2 = 4; Papua →2*2 = 4; 2013 Non Papua→2*2 =
4; Papua→1*2 = 2; 2015 Non Papua→2*2 = 4; Papua→2*2 = 4.
Perhitungan: 2007 = 2.666 (baseline 2014) interpolasi sampai 2015 = 4 (2*2).
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: menggunakan angka gonore besar pada tahun 2011 →18.65%;
jumlah Prevalensi IMS pada WPS kelompok 1 2013→ 32,4%; jumlah Prevalensi IMS
pada WPS kelompok 1 2011→ 36,8%; jumlah Prevalensi IMS pada WPS kelompok 1
2015→ 28,0%;
Perhitungan: pada 2007 menggunakan 2011 = 18,65%; 2009 menggunakan 2011
= 18,65%; 2011 menggunakan jumlah gonore besar STBP 2011 = 18.65%; 2013 =
32.4%*18,65%/36,8% = 16,4%; 2015 = 28,0%*18,65%/36,8% = 14.15%;
Input AEM: 2007 = 18,65%; 2009 = 18,65%; 2011 = 18,65%; 2013 = 16,4%; 2015 = 14.15%
Sumber Data: STBP 2007, 2009, 2011, 2013, 2015.
Pelanggan WPS
Pelanggan WPS / populasi (dalam ribuan)
Hasil dari Estimasi Jumlah Populasi Kunci 2016 digunakan sebagai input untuk parameter
ini. Perhitungan nasional menghasilkan 5.254.663 pelanggan (95% CI = 4.415.788 –
6.167.873)
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: Pelanggan WPS Non-Papua→6.264.328; populasi laki-laki berusia
15-49 (2015)→ 68.727.200
Perhitungan: 6.264.328/68.727.200 = 9,1%
- Baseline 2016:
Input AEM: menggunakan baseline 2014 = 80% (semua tahun)
Populasi yang melakukan seks kasual
Laki-laki yang melakukan seks kasual / populasi (ribuan)
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: persentase laki-laki yang melakukan seks kasual pada tahun
terakhir→6.8%; populasi laki-laki berusia 15-49 2030→ 75.411.300.
Perhitungan: populasi laki-laki yang melakukan seks kasual pada tahun 2030 =
6,8%*75.411.300/1000 = 5.158
Input AEM: menggunakan angka pada tahun 2030 = 5.158; dan sisanya → 1975 – 2025
copy paste transpose dari lembar kerja populasi AEM; dan 2030, 2035, 2040, 2045, &
2050 hanya copy paste satu demi satu. 2007 = 1.779, 2009 = 1.822, 2011 = 4.516, 2013
= 4.615, 2015 = 4.701 dan 2030 = 5.158
Sumber Data: Sensus 2010; Data Demografi Spektrum (Indonesia Spectrum AEM
Sep16.PJNZ).
Perempuan yang melakukan seks kasual / populasi (ribuan)
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: persentase perempuan yang melakukan seks kasual pada tahun
terakhir→2.0%; populasi perempuan berusia 15-49 2030→ 73.730.400.
Perhitungan: populasi perempuan yang melakukan seks kasual pada tahun 2030 =
2.0%*73.730.400/1000 = 1.475
Input AEM: menggunakan angka pada tahun 2030 = 1.475; dan sisanya → 1975 – 2025
copy paste transpose dari lembar populasi AEM; dan 2030, 2035, 2040, 2045, & 2050
hanya copy paste satu demi satu. 2007 = 626, 2009 = 642, 2011 = 1.312, 2013 = 1.338,
2015 = 1.361 dan 2030 = 1.475
Sumber Data: Sensus 2010; Data Demografi Spektrum (Indonesia Spectrum AEM
Sep16.PJNZ).
Persentase laki-laki yang melakukan seks kasual pada tahun terakhir
- Baseline 2014:
Data yang diperoleh:
Perhitungan: proporsi LBT yang mengunjungi pekerja seks disesuaikan dengan
proporsi LBT pada populasi Laki-laki 15-49→5%; % LBT yang melakukan seks kasual
→ 5% x 0,565 = 2,83%
Baseline 2016:
Data yang diperoleh: tidak ada perubahan yang dilakukan pada baseline 2014
Input AEM: 1975 – 2009 = 2,8%; 2010 = 4,8%; 2011 – 2050 = 6,8%
Persentase perempuan yang melakukan seks kasual pada tahun terakhir
- Baseline 2014:
Data yang diperoleh: data diperoleh dari pertemuan nasional pada bulan Agustus 2008
Input AEM: 2007 = 0,3%
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: tidak ada perubahan yang dilakukan pada baseline 2014
Input AEM: 1975 – 2009 = 1%; 2010 = 1,5%; 2011 – 2050 = 2,0%
Persentase pemakaian kondom pada seks kasual
- Baseline 2014:
Data yang diperoleh: 2002 = SSP di 13 kota→1%; 2004 = SSP di 13 kota→17%; 2007
= STBP 10 kota; tidak ada perluasan program kondom di Indonesia dan jumlahkondom
yang tersedia terbatas →18,2%;
Catatan: Data yang diperoleh adalah % Pemakaian Kondom pada seks kasual terakhir
pada laki-laki berisiko tinggi
Input AEM: 2002 = 1%; 2004 = 17%; 2007 = 18,2%
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: tidak ada perubahan yang dilakukan pada baseline 2014
Input AEM: 1975 – 2002 = 1%; 2003 = 9%; 2004 = 17%; 2005 = 17.4%; 2006 = 17.8%;
2007 – 2050 = 18.2%
Jumlah rata-rata kontak seks pada tahun terakhir (Laki-laki)
- Baseline 2014:
Data yang diperoleh: SSP 2004 di 13 kota (data diberikan oleh Kemenkes). Jumlah
rata-rata kontak seksual pekerja laki-laki = 2
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: tidak ada perubahan yang dilakukan pada baseline 2014
Input AEM: 12,0 (semua tahun)
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: tidak ada perubahan yang dilakukan pada baseline 2014
Input AEM: 1,0 (semua tahun)
Persentase pemakaian kondom dengan pasangan dalam pernikahan atau pasangan
tetap
- Baseline 2014:
Data yang diperoleh: SDKI 2003
- Baseline 2016:
Data yang diperoleh: diasumsikan bahwa Prevalensi IMS Gonore Penasun sama dengan
populasi umum
Input AEM: Penasun gonore besar = 0,8% (semua tahun)
Kategori
Lelaki Seks dengan Lelaki – Umum
Persentase laki-laki berusia 15-49 yang terlibat dalam perilaku seks
sesama jenis
2014 : Tidak ada input data
2016 : Pencocokan (fitting)→ #Estimasi jumlah : 754.310 #Data Spectrum untuk
Laki-laki berusia 15-49 pada tahun 2015 : 68.727.200 → Data yang diperoleh :
754.310/68.727.200 = 0,0109
Input AEM : 1,1%
Populasi Waria
Input perilaku ke AEM untuk Waria
Wanita Pekerja Seks - Umum 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase perempuan berusia 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33% 0,33%
15-49 yang menjual seks
Persentase Wanita Pekerja 50,1% 47,9% 45,8% 43,6% 41,5% 39,3% 37,2% 35,0% 32,9%
Seks di kelompok 1
Perpindahan dari kelompok 1 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0%
ke kelompok 2 setiap tahun
Wanita Pekerja Seks - Umum 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase perempuan berusia 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19%
15-49 yang menjual seks
Persentase Wanita Pekerja 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7% 37,7%
Seks di kelompok 1
Perpindahan dari kelompok 1 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0%
ke kelompok 2 setiap tahun
Pengguna napza Suntik 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Laki-Laki - Perilaku Seksual
Persentase Penasun laki-laki 40,9% 36,7% 32,5% 28,3% 24,2% 22,0% 19,8% 17,7% 15,5%
yang mengunjungi Wanita
Pekerja Seks
Persentase pemakaian kondom 53,7% 54,2% 54,7% 55,3% 55,8% 56,3% 56,8% 57,4% 57,9%
dengan wanita pekerja seks
kelompok 1
Persentase pemakaian kondom 42,9% 43,4% 43,8% 44,2% 44,6% 45,1% 45,5% 45,9% 46,3%
dengan wanita pekerja seks
Kelompok 2
Persentase pemakaian kondom 14,0% 21,1% 28,2% 35,3% 42,4% 42,4% 42,4% 42,4% 42,4%
dengan pasangan dalam
pernikahan atau pasangan tetap
Jumlah kontak dengan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
pasangan tetap (per minggu)
Lelaki Seks dengan Lelaki – 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Umum
Persentase laki-laki berusia 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1%
15-49 yang terlibat dalam
perilaku seks sesama jenis
Persentase LSL in kelompok 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7% 27,7%
berisiko 1
Pergeseran dari LSL 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
kelompok 1 ke kelompok 2
Pria Pekerja Seks 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase laki-laki berusia 0,03% 0,03% 0,03% 0,03% 0,03% 0,03% 0,03% 0,03% 0,03%
15-49 yang menjual seks
Rata-rata durasi menjual seks 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7
(pada tahun)
Pergeseran dari LSL1 25,0% 25,0% 25,0% 25,0% 25,0% 25,0% 25,0% 25,0% 25,0%
menjadi PPS
Pergeseran dari LSL2 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
menjadi PPS
Persentase PPS yang melakukan 82,0% 82,0% 82,0% 82,0% 82,0% 82,0% 82,0% 82,0% 82,0%
seks anal dengan pelanggan
pada tahun terakhir
Jumlah kontak seks anal 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52
minggu terakhir (untuk PPS
yang melakukan seks anal)
Prevalensi IMS di kalangan 13,4% 15,2% 17,1% 20,5% 24,0% 24,4% 24,8% 25,6% 26,5%
Pria Pekerja Seks
Persen PPS yang mengunjungi 23,2% 23,2% 23,2% 23,2% 23,2% 23,2% 23,2% 23,2% 23,2%
Wanita Pekerja Seks pada
tahun terakhir
Persen PPS dengan pasangan 72,5% 68,9% 65,2% 56,9% 48,6% 44,4% 40,2% 40,7% 41,2%
tetap perempuan pada tahun
terakhir
Waria populasi - Umum 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase laki-laki berusia 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06% 0,06%
15-49 yang merupakan waria
Persentase Waria yang 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9% 75,9%
menjual seks
Persentase Waria yang terlibat 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
seks kasual tapi bukan
pekerja seks
Persentase Waria yang hanya 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1% 14,1%
punya pasangan tetap
Waria Pekerja Seks - Perilaku 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Seksual
Persentase Waria Pekerja Seks 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0%
yang terlibat dalam seks anal
dengan pelanggan
Jumlah kontak seks anal 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
minggu terakhir dengan
pelanggan (bagi mereka yang
melakukan
seks anal)
Persentase kontak seks anal 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0%
dengan pelanggan yang
bersifat reseptif
Rata-rata durasi menjual seks 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8 20,8
(pada tahun)
Persentase pemakaian kondom
pada seks anal dengan 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0% 75,0%
pelanggan
IMS anal (%) di kalangan waria 26,8% 26,8% 26,8% 26,8% 26,8% 23,4% 20,1% 17,0% 13,9%
yang menjual seks
Waria Pekerja Seks - Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pelanggan
Persentase Klien waria yang 81,0% 81,5% 82,0% 82,5% 82,5% 82,5% 82,5% 82,5% 82,5%
laki-laki heteroseksual berisiko
rendah
Persentase Klien waria yang
juga pelanggan Wanita
Pekerja Seks 7,0% 8,0% 9,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
Persentase Klien waria yang
LSL 7,0% 5,5% 4,0% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
Persentase Klien waria yang 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
Penasun Laki-Laki
Waria yang melakukan seks 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
kasual - Perilaku Seksual
Persentase Waria dengan 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0%
pasangan seks kasual yang
terlibat seks anal
Jumlah kontak seks anal 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
minggu terakhir (untuk Waria
berhubungan seks anal
dengan pasangan kasual)
Persentase kontak seks anal 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0%
yang bersifat reseptif
Persentase pemakaian 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3% 56,3%
kondom pada seks anal untuk
yang memiliki pasangan kasual
IMS anal (%) di kalangan 8,92% 8,92% 8,92% 8,92% 8,92% 7,80% 6,69% 5,66% 4,63%
waria yang memiliki pasangan
kasual
Persentase pergeseran 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0% 20,0%
tahunan dari Waria yang
melakukan seks kasual menjadi
waria yang hanya memiliki PT
Tabel A3.20: Jenis Pasangan Waria Pekerja Seks untuk Waria dengan
pasangan kasual – non-Papua
Jenis Pasangan Waria Pekerja 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Seks untuk Waria dengan
pasangan kasual
Persentase pasangan seks anal 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0% 80,0%
yang laki-laki heteroseksual
berisiko rendah
Persentase pasangan seks anal 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
yang juga pelanggan Wanita
Pekerja Seks
Persentase pasangan seks 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
anal yang LSL
Persentase pasangan seks 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
anal yang Penasun Laki-Laki
Waria dengan Pasangan tetap 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
(PT) - Perilaku Seksual
Persentase Waria dengan 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0%
Pasangan tetap yang terlibat
seks anal
Jumlah kontak seks anal 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
dengan pasangan tetap
minggu terakhir (untuk Waria
berhubungan seks anal
dengan pasangan tetap)
Persentase kontak seks anal 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0%
dengan pasangan tetap yang
bersifat reseptif
Persentase pemakaian kondom 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8% 18,8%
pada seks anal dengan
Pasangan tetap
IMS anal (%) di kalangan 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 4,46% 3,90% 3,35% 2,83% 2,31%
waria yang hanya punya
pasangan tetap
Waria Pekerja Seks - Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
pasangan tetap
Persentase pasangan seks anal 81,0% 81,5% 82,0% 82,5% 82,5% 82,5% 82,5% 82,5% 82,5%
yang laki-laki heteroseksual
berisiko rendah
Persentase pasangan seks anal 7,0% 8,0% 9,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%
yang juga pelanggan Wanita
Pekerja Seks
Persentase pasangan seks anal 7,0% 5,5% 4,0% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
yang LSL
Persentase pasangan seks anal 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0% 5,0%
yang Penasun Laki-Laki
Estimasi dan Proyeksi Orang Hidup dengan HIV AIDS, Infeksi HIV Baru, Kematian
akibat AIDS, dan Kebutuhan ART pada Dewasa dan Anak berdasarkan Gender
di Indonesia, 2015-2020
ESTIMASI DAN PROYEKSI ORANG HIDUP DENGAN HIV AIDS, INFEKSI HIV BARU,
KEMATIAN AKIBAT AIDS DAN KEBUTUHAN ART PADA DEWASA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
BERDASARKAN GENDER DI INDONESIA, 2015-2020
Estimasi dan Proyeksi Orang Hidup dengan HIV AIDS, Infeksi HIV Baru,
Kematian akibat AIDS dan Kebutuhan ART pada Anak usia 0-14 tahun
berdasarkan Gender di Indonesia, 2015-2020
ESTIMASI dan Proyeksi Orang Hidup dengan HIV AIDS, Infeksi HIV Baru,
Kematian akibat AIDS dan Kebutuhan ART pada Dewasa Usia ≥ 15 tahun di
Papua dan Non-Papua, 2015-2020
100.000 100.000
80.000 80.000
60.000 60.000
40.000 40.000
20.000 20.000
0 0
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
Pelanggan PPS LSL TG WPS Non-PK Laki-laki Non-PK Perempuan Penasun Pelanggan PPS LSL TG
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
0
2020
2022
2024
2026
2028
2030
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
-PK Perempuan Penasun Pelanggan PPS LSL TG WPS Non-PK Laki-laki Non-PK Perempuan Penasun
Pemodelan 2014
9.000 9.000
8.000 8.000
7.000 7.000
6.000 6.000
5.000 5.000
4.000 4.000
3.000 3.000
2.000 2.000
1.000 1.000
0 0
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
Pelanggan PPS LSL TG WPS Non-PK Laki-laki Non-PK Perempuan Penasun Pelanggan PPS LSL T
14 Pemodelan 2016
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
-laki Non-PK Perempuan Penasun Pelanggan PPS LSL TG WPS Non-PK Laki-laki Non-PK Perempuan Penasun