Anda di halaman 1dari 2

KISAH ORANG YANG MENGAMALKAN AL-QUR’AN DAN HADIST

Cerita ini terjadi pada tetangga saya, yakni Bapak Asril dan istrinya. Pada saat itu
keadaan keluarga mereka bisa dikatakan sangat tidak baik. Mereka selalu bertengkar, tak kenal
waktu dan tempat. Hal itu terjadi akibat kurangnya perhatian satu sama lain dan pada akhirnya
terjadilah suatu kesalahpahaman.

Suatu hari, istrinya, Yulia memberi kabar bahwa iya sedang mengandung. Bapak Asril
sangat terkejut dan pada saat itu ia langsung berkata “Apa kau yakin itu anakku?”. Yulia yang
mendengar hal itu langsung merasakan sakit hati. Ia berpikir bagaimana bisa suaminya tak
mempercayai bahwa anak yang ada dalam kandungannya adalah anaknya sendiri?. Setelah
kejadian itu, yulia tak pernah menjaga dirinya dan bayi yang dikandungnya. Ia selalu kelayapan
diluar dan pergi dengan kecepatan kendaraan yang melebihi batas standar. Bahkan ia pernah
mengancam akan bunuh diri, akan tetapi hal tersebut langsung diketahui oleh warga.

Memasuki usia Sembilan bulan kandungannya, akhirnya ia melahirkan seorang anak


lelaki. Namun bukannya bersenang hati, yulia selalu memaki anak itu. Ia tak pernah ingin
merawatnya sehingga akhirnya anak tersebut dirawat oleh pembantu. Gilang, nama anak itu, ia
tak pernah merasakan akan kasih sayang orang tua. Setiap hari, Ayahnya hanya pulang sebentar
untuk mengambil berkas-berkas kantor, kemudian pergi lagi untuk melanjutkan berkerja.
Sedangkan ibunya tak pernah keluar dari kamar kecuali untuk makan.

Sampailah ketika itu umurnya 6 tahun. Pada saat itu dia hanya ditemani oleh pembantu
dan mainan. Hingga ia menemukan sebuah buku dengan tulisan yang aneh. “buku apa ini, bi?”
tanyanya pada sang pembantu. “itu Al-Qur’an, kitab yang diturunkan oleh Allah untuk umatnya
yang beriman” jawab pembantunya. “Allah itu tuhan kita kan, Bi?” tanyanya lagi dan dijawab
anggukan oleh pembantu itu. Dan akhirnya ia meminta untuk diajarkan membaca Al-quran.

Tak luput seharipun Gilang membaca Alquran. Ia sampai meminta pembantunya untuk
membelikannya kaset kaset pembelajaran alqur’an dengan uang yang diberikan ayahnya.
Subhanallah, pada usianya ke 7 tahun, Gilang sudah menghapal lebih dari 5 Jus alquran dengan
15 irama-irama imam terbesar di dunia secara otodidak. Pembantunya yang saat itu
terkejutpun segera memberi tahukan hal itu pada Asril dan Yulia. Asril dan yulia pun segera
menghampiri Gilang dan begitu terkejutnya mereka ketika melihat gilang berlari kesana kemari
dengan sapu berada ditangannya. Gilang yang menyadari keberadaan orang tuanya pun segera
berteriak “ALLAHUAKBAR! ALLAHUAKBAR!! AYAH, BUNDA, PERANG BADAR”

Melihat hal itu, yulia merasakan keanehan, ia berpikir apakah anaknya memiliki penyakit
psikis? pembantunya hanya memberitahu jika gilang berlari seperti itu setelah membaca ayat
alquran tentang perang Badar. Hingga suatu saat Gilang melihat ajang perlombaan tahfiz Al-
Qur’an di TV dan meminta ayahnya membiayainya untuk mengikuti lomba tersebut.

Dan pada saat itu, gilang berhasil menjuarai 5 besar pada perlombaan itu dan mendapat
hadiah uang dalam jumlah yang cukup banyak. Tanpa berpikir panjang, ia segera memesan tiket
umroh untuknya dan kedua orangtuanya. Melihat kesungguhan gilang, yulia menangis. Ia
seakan teringat ketika ia berusaha membunuh dirinya dan anak yang ada dikandungannya. Asril
dan Yulia pun sadar, bahwa gilang adalah anugerah yang diberikan Allah SWT. Kepada mereka.
Walaupun tak bisa melanjutkan pernikahan mereka, mereka tetap meyayangi Gilang melebihi
diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai